Anda di halaman 1dari 2

Nama : Soimahfajri Oktaviana

Kelas : XII IP 1
Absen : 35

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan
limpahan nikmat, berkah kepada kita sekalian.
Tak lupa sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
sebagai penutup para Nabi dan Rasul, serta sebagai tauladan bagi umat Islam.
Pada kesempatan kali ini, izinkan saya berceramah tentang kejujuran. Betapa kejujuran menjadi
hal yang penting dalam meraih berkah dunia dan akhirat.
Nabi Muhammad saw., memiliki sifat yang begitu bersinar dan patut kita teladani. Sifat tersebut
adalah amanah dan jujur. Kejujuran merupakan pondasi iman, sedangkan kebohongan adalah
benih kemunafikan.
Sifat jujur dan bohong jika bertemu, maka salah satunya akan hilang. Seperti dijelaskan dalam
firman Allah Surat Al-Ahzab ayat 24 berikut ini:
‫ص ْدقِ ِه ْم َويُ َع ِّذبَ ْال ُمنَافِقِينَِإن َشا َء‬
ِ ِ‫ي اللَّـهُالصَّا ِدقِينَب‬
َ ‫يَجْ ِز‬
Artinya: “Agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan balasan kepada orang yang jujur,
kepada orang-orang yang benar, yaitu orang-orang Mukmin. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengadzab orang-orang munafiq apabila Allah menghendakinya”.
Allah Swt. bahkan mengidentikan sifat jujur adalah salah satu sifat yang melekat pada diri
seorang mukmin. Kejujuran menjadi kunci kebaikan, kunci untuk meraih akhlak yang mulia.
Jika sahabat muslim sekalian ingin memperbaiki akhlak, mulailah dengan bersikap jujur.
Seorang muslim yang jujur, maka hatinya akan merasa lapang. Mereka tidak merasakan
tekanan, hatinya cenderung bersih dan tulus. Banyak kemudahan yang diterima dalam
melakukan segala bentuk kebaikan.
Kebaikan apapun, baik habluminallah maupun habluminannas adalah jalan untuk membawa
pada kebaikan dan mendatangkan ridha Allah. Ridha inilah yang akan mengantarkan para
sahabat muslim sekalian menuju surga.
Sahabat muslim sekalian, jika Anda pernah melakukan kebohongan, pasti untuk selanjutnya
akan memikirkan cara bagaimana menutup kebohongan tersebut.
Ada rasa takut ketahuan, ingin menyelamatkan diri. Kebohongan pasti akan ditutupi dengan
kebohongan lain.
Kadang kala orang yang sudah terbiasa berbohong, walaupun tidak ada dorongan untuk
melakukan dusta, dia akan mencari kesempatan untuk berbohong. Sebuah kebiasaan ini hingga
ditulis oleh Allah Swt. sebagai seorang pendusta.
Pendapat Al Harits Al Muhasibi menyatakan bahwa pondasi dari segala perkara adalah jujur
dan ikhlas. Dari sifat jujur akan lahir sikap yang ramah, ridha, sabar, qanaah, dan zuhud.
Sedangkan ikhlas akan melahirkan sikap cinta, toleran, malu, yakin, dan menghormati orang
lain.
Inti dari kejujuran adalah hati sebagai pelaksana iman, niat pada saat beramal, dan lisan pada
saat berbicara. Jika ketiga hal tersebut mampu dilakukan bersama dengan kejujuran, maka
sempurnalah imannya.
Kejujuran juga merupakan bidang pemisah yang membedakan antara orang mukmin dan orang
munafik. Antara penduduk surga dan penghuni neraka.
Kejujuran diibaratkan seperti pedang Allah di bumi. Ketika kita meletakkan sesuatu maka akan
patah, jika ada kebatilan maka akan menumbangkannya.
Para sahabat muslim, jika Anda mencari kebenaran atas dasar kejujuran dari hati, maka Allah
akan menyampaikan kebenarannya. Dengan demikian akan muncul jalan yang sangat lurus
terbentang di depan Anda. Begitulah jujur membawa kita semua pada kebaikan.
Demikian sedikit ilmu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga para
sahabat muslim sekalian dapat menjaga kejujuran dalam setiap langkahnya, semoga Allah
senantiasa melindungi dan memberikan kebaikan pada kita semua.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai