manusia
Allah
dan
ada
Hari
yang
mengatakan:
kemudian,
pada
Kami
hal
beriman
mereka
itu
hati
mereka
ada
penyakit,
lalu
ditambah
Allah
Jalan kebaikan.
melepaskan
budak
dari
perbudakan,atau
memberi
kamu
mengantarkan
jujur,
kamu
karena
pada
sesungguhnya
kebaikan
dan
jujur
itu
kebaikan
itu
Khilafah takwiniah (al-taklif al-syariah) dalam kaitannya dengan hablun min allah
dan hablun min al-nas.
Dalam ajaran Al-Quran manusia adalah makhluk yang memikul beban (mukallaf).
Pembebanan (taklif) meliputi hak dan kewajiban. Setiap beban yang diterima manusia
harus dilaksanakan sebagai amanah.
Amanah mempunyai akar kata yang sama dengan kata iman dan aman, sehingga
mumin berarti yang beriman, yang mendatangkan keamanan, juga yang memberi dan
menerima amanah. Orang yang beriman disebut juga al-mumin, karena orang yang
beriman menerima rasa aman, iman dan amanah.
Bila orang tidak menjalankan amanah berarti tidak beriman dan tidak akan memberikan
rasa aman baik untuk dirinya dan sesama masyarakat lingkungan sosialnya. Dalam
sebuah hadis dinyatakan Tidak ada iman bagi orang yang tidak berlaku
amanah.
Dalam kontek hablun min allah, amanah yang dibebankan Allah kepada manusia adalah
Tauhid artinya pengakuan bahwa hanya Allah yang harus disembah, hanya Allah yang
berhak mengatur kehidupan manusia dan hanya Allah yang harus menjadi akhir tujuan
hidup manusia, sehingga pelanggaran terhadap tauhid adalah syirik dan orang musyrik
adalah orang khianat kepada Allah.
Termasuk dalam kontek ini pula adalah mengimani seluruh aspek yang termuat dalam
rukun iman dan melaksanakan ubudiyah yang termaktub dalam rukun islam.
Manusia
diperintah
Allah
untuk
menyampaikan
amanah
kepada
yang
berhak
menerimanya (QS. 4 : 58), hal ini berkaitan dengan tatanan berinteraksi sosial
(muamalah) atau hablun min al-nas.
Sesungguhnya
Allah
menyuruh
kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan [menyuruh kamu] apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah
Maha
Mendengar
lagi
Maha
Melihat. (QS. An-Nisa :58)
Sifat dan sikap amanah harus menjadi kepribadian atau sikap mental setiap individu
dalam komunitas masyarakat agar tercipta harmonisasi hubungan dalam setiap gerak
langkah kehidupan.
Dengan memiliki sikap mental yang amanah akan terjalin sikap saling percaya, positif
thinking, jujur dan transparan dalam seluruh aktifitas kehidupan yang pada akhirnya
akan terbentuk model masyarakat yang ideal yaitu masyarakat aman, damai dan
sejahtera.
Pengertian Amanah
menurut
pengertian
terminologi
(istilah)
terdapat
beberapa
pendapat,
diantaranya menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Amanah adalah sesuatu yang harus
dipelihara dan dijaga agar sampai kepada yang berhak memilikinya.
Sedangkan menurut Ibn Al-Araby, amanah adalah segala sesuatu yang diambil dengan
izin pemiliknya atau sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya untuk diambil
manfaatnya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa amanah
adalah menyampaikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil sesuatu
melebihi haknya dan tidak mengurangi hak orang lain, baik berupa harga maupun jasa.
Amanah merupakan hak bagi mukallaf yang berkaitan dengan hak orang lain untuk
menunaikan
nya
karena
menyampaikan
amanah
kepada
orang
yang
berhak
merupakan
kewajiban
terhadap
keluarga,
keseluruhan.
Termasuk pada jenis amanah ini adalah
kerabat
dan
manusia
secara
Ulama berlaku adil terhadap orang-orang awam dengan memberi petunjuk kepada
mereka untuk memiliki itikad yang benar,
Memberi motivasi untuk beramal yang memberi manfaat kepada mereka di dunia
dan akhirat,
Memberikan pendidikan yang baik, menyuruh berusaha yang halal serta memberikan
nasihat-nasihat yang dapat memperkokoh keimanan agar terhindar dari segala
kejelekan dan dosa serta mencintai kebenaran dan kebaikan.
Amanah dalam katagori ini juga adalah seorang suami berlaku adil terhadap istrinya
berupa salah satu pihak pasangan suami-istri tidak menyebarkan rahasia pasangannya,
terutama rahasia yang bersifat khusus yaitu hubungan suami istri.
3.
Amanah manusia terhadap dirinya sendiri, yaitu berbuat sesuatu yang terbaik dan
bermanfaat bagi dirinya baik dalam urusan agama maupun dunia, tidak pernah
melakukan yang membahayakan dirinya di dunia dan akhirat.
Amanah merupakan faktor utama terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran suatu
bangsa, sebab dengan sikap amanah semua komponen bangsa akan berlaku jujur,
tanggung jawab dan disiplin dalam setiap aktifitas kehidupan.
Mewabahnya korupsi, monopoli dan oligapoli dalam berbagai lapangan kerja dan sektor
ekonomi baik ekonomi mikro maupun ekonomi makro, baik yang dikelola pemerintah
maupun swasta, hilangnya saling percaya, tumbuhnya saling mencurigai (negative
thinking), menjamurnya mental hipokrit, apriori terhadap tugas dan kewajiban dan sifatsifat tercela lainnya sebagai akibat dari hilangnya amanah.
|
Amanah adalah akhlak dari para Nabi dan Rasul. Mereka adalah orang-orang yang
paling baik dalam menjaga amanah. Tidak heran bila Rasulullah dikenal sebagi orang
yang paling terpercaya, terutama dalam menjalankan amanah.
Ada empat elemen penting dalam konsep amanah, yaitu:
Menjauhkan dari sifat abai dan berlebihan, artinya amanah memang harus
disampaikan dalam kondisi tepat, tidak ditambahi atau dikurangi
Perlu dicatat, amanah sangat berkaitan dengan akhlak yang lain, seperti kejujuran,
kesabaran, atau keberanian. Karena untuk menjalankan amanah, perlu keberanian yang
tegas. Amanah sebagai salah satu unsur dalam Islam, membuktikan bawah salah satu
fungsi agama adalah memberikan nilai pada kehidupan. Apalagi, amanah dititipkan
pada hal-hal kecil, bukan hanya hal-hal besar saja.
Islam mengajarkan bahwa tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah dan tak ada
agama bagi orang yang tak berjanji. Ini berarti amanah adalah bagian dari iman.
Sehingga mereka yang tidak menjaga amanah, termasuk pada golongan orang-orang
yang tidak beriman. Selain itu, agama juga mengajarkan kita untuk berjanji dan
menepatinya karena itu bagian dari kehidupan.
Lebih lanjut, berbicara amanah juga merujuk pada golongan manusia yang termasuk
para pemimpin. Bagaimanapun juga, kita semua merupakan pemimpin, setidaknya bagi
diri sendiri dan keluarga. Sehingga, nanti kita pasti akan ditanya dan dimintai
pertanggungjawaban tentang kepempinan kita. Hal ini tercantum dalam Alquran surat
Al Anfaal ayat 27:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu,
sedang kamu mengetahui.
Dari ayat di atas, kita bisa lihat bahwa Allah benar-benar dengan tegas melarang sifat
khianat. Rasulullah pun dengan tegas mendidik orang untuk menjalankan amanah,
bahkan sedari kecil.
Misalnya, ada satu kisah tentang seorang anak kecil bernama Abdullah. Pada suatu hari,
dia disuruh ibunya menyampaikan setandan anggur kepda Rasulullah. Tapi di jalan,
mungkin karena kehausan, beberapa anggur dimakan oleh Abdullah.
Ketika anggur itu diberikan, Rasulullah mengetahui hal itu dan seketika itu juga
Rasulullah
menjewer
telinga
Abdullah
sambil
mengucapkan
kalimat, Hai
memikul
amanat
itu
dan
mereka
khawatir
akan
dititipi
amanah
itu
dan
nantinya
akan
ditanya
tentang
pertanggungjawabannya.
Disarikan dari ceramah Jumat 4 Desember 2009 oleh Dr. TA Sanny
Demikian yang dapat saya sampaikan lebih dan kurang saya mohon maaf wabilahi
taufiq wal hidayah wasalaamu alaikum warahmatullahi wabarokaatuh.