“ SINONIMI ”
DISUSUN OLEH :
1951041021
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada.
Materi – materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua sebagai calon pendidik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Sinonimi...............................................................................................3
B. Kemunculan Sinonimi............................................................................................3
C. Faktor Penyebab Ketidakmungkinan Menukar Sebuah Kata yang Bersinonim......6
D. Perbedaan antara Makna Sinonimi.........................................................................8
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum hubungan antara satu makna dan makna yang lain secara
leksikal dibedakan atas sinonim/sinonimi, antonym/antonimi, penjaminan
makna, hipernimi dan hiponim, homonimi, dan polisemi . Selama ini
pembahasan dan analisis tentang makna kurang dikaitkan dengan perpikiran
dan pemikiran manusia pemakai bahasa. Bahasa merupakan sarana
perpikiran manusia secara empiris. Kaitan antara perpikiran dan perbahasaan
atau berbahasa dan berpikir sangat erat atau sama sekali tidak dapat
dilepaskan (Parera 1991). Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia,
sering kali kita temui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik
antara sebuah kata atau satuan bahasa lainya dengan kata atau satuan bahasa
lainnya lagi (Chaer, 2009: 83). Dalam makalah ini akan dibicarakan
mengenai hubungan atau relasi makna yang menyangkut hal kesamaan
makna (sinonimi) dengan tujuan dapat mendiskripsikan hubungan relasi
makna dalam hal kesamaan makna (sinonimi).
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat kita rumuskan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud sinonimi?
2. Bagaimanakah kemunculan sinonimi dalam analisis semantik?
3. Apa sajakah faktor penyebab ketidakmungkinan menukar sebuah kata
yang bersinonim?
4. Bagaimana perbedaan antara makna sinonimi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Semantik, mengenai salah satu materi relasi makna yaitu sinonimi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sinonimi
Istilah sinonimi (Inggris: synonomy berasal dari bahasa Yunani Kuno ;
onoma = nama dan syn = dengan). Makna harfiahnya adalah nama lain utuk
benda yang sama. Untuk mendefinisikan sinonim, ada tiga batasan yang dapat
di kemukakan (Masduki 2013). Batasan atau definisi itu ialah: (i) kata-kata
dengan acuan ekstra linguistik yang sama, misalnya
kata mati dan mampus; (ii) kata-kata yang mengandung makna yang sama,
misalnya kata memberitahukan dan kata menyampaikan; dan (iii) kata-kata
yang dapat disubtitusikan dalam konteks yang sama misalnya
“kami berusaha agar pembangunan berjalan terus.“, “kami berupaya agar
pembangunan berjalan terus.” Kata berupaya bersinonim dengan
kata berusaha (Pateda, 2010: 222-223). Sering dikatakan bahwa kata-kata
yang sinonim memiliki makna yang “sama”, dengan hanya bentuk-bentuk
yang berbeda (Verhaar, 2010 : 394). Sinonim adalah kata-kata yang
mengandung makna pusat yang sama tetapi berbeda dalam nilai rasa. Atau
secara singkat sinonim adalah kata-kata yang mempunyai denotasi yang sama
tetapi berbeda dalam konotasi . Sinonim tidak hanya menolong kita untuk
menyampaikan gagasan-gagasan umum tetapi juga membantu kita untuk
membuat pembedaan-pembedaan yang tajam dan tepat antara makna kata-kata
itu ( Tarigan,1993:17).
B. Kemunculan Sinonimi
Bagaimanapun juga kehadiran sinonimi perlu diakui dalam analisis
semantik. Ini berarti tidak terdapat dua kata yang maknanya memang merujuk
kepada ide atau referen yang sama persis. Akan teteapi dalam pemakaian
bahasa sering dijumpai pula keinginan pemakai bahasa untuk mengganti satu
kata yang lain yang maknanya kurang lebih mirip sama sebagai variasi atau
3
juga sebagai ciri kebebasan berbahasa. Pertanyaan yang masih perlu dijawab
ialah mengapa muncul sinonimi?
Salah satu ciri serapan ialah serapan kata yang bermakna sama dengan kata
bahasa penyerap. Bahasa Indonesia mengalami proses serapan dengan ciri
sinonimi. Misalnya kata serapan aktifitas bersinonim dengan kegiatan, kata
serapan kompetensi bersinonim dengan kemampuan. Kata-kata serapan
tersebut dipakai secara bergantian dengan kata-kata asli tanpa membawa
perbedaan makna bergantung kepada selera dan pengetahuan pemakai bahasa.
Secara semantik kata-kata tersebut tidak berbeda.
Serapan intrabahasa terjadi antara dialek dan bahasa-bahasa umum dan bahasa
standar. Bahasa Indonesia yang mengenal beberapa dialek mengalami
penyerapan makna sinonimi intrabahasa. Misalnya, sinonimi
antara cabe dan lombok, kayak dan seperti.
4
Untuk kerahasiaan dapat saja dimunculkan kata-kata rahasia untuk instansi
pengamanan tertentu (intel), dalam profesi, antargeng, dan antar
remaja.Misalnya kata bokap, nyokap, bersinonim dengan kata ayah, ibu.
Sinonimi muncul karena kolokasi yang terbatas. Suara yang dikeluarkan oleh
binatang dikatakan dengan kata yang berbeda untuk merujuk “bersuara….”.
Misalnya kuda meringkik, kucing mengeong. Kata indah dan cantik bahasa
Indonesia sinonimi, tetapi dibatasi kolokasinya. Kata indah sudah
dihubungkan dengan keadaan alam. Sedangkan kata cantik dihubungkan
dengan manusia perempuan (Parera,2004 : 66-67).
5
3) Suatu kata, apabila ditinjau berdasarkan makna kognitif, makna
emotif, maupun makna evaluatif, mungkin aja akhirnya menunjukkan
adaya karakteristik tersendiri meskipun dalam pemakaian sehari-hari
semula dianggap memiliki kesinoniman dengan kata lainnya. Bentuk
demikian misalnya dapat ditemukan dalam pasangan
kata ilmu dan pengetahuan, menamati, meneliti serta
antara mengusap dengan membelai. Apabila hal itu terjadi, maka kata-
kata yang semula dianggap sinonim itu harus dianggap sebagai kata
yang berdiri sendiri-sendiri.
4) Suatu kata yang semula memiliki kolokasi sangat ketat, misalnya
antara kopi dengan minuman, kencup dengan kembang,
maupun pohon dengan batang, seringkali dipakai secara tumpang
tindih karena masing-masingya dianggap memiliki kesinoniman. Hal
itu tentu saja tidak benar karena masing-masing kata tersebut jelas
masih memiliki ciri makna sendiri-sendiri. Sebab itu, pemakaian yang
tumpang tindih dapat mengakibatkan adanya salah pengertian.
5) Akibat kekurangtahuan terhadap nilai makna suatu kata maupun
kelompok kata, seringkali bentuk kebahasaan yang berbeda-beda
begitu saja dianggap sinonim, misalnya antara bentuk kembali ke
pangkuan iahi dengan meninggalkan dunia kehidupan
,antara merencanakan dengan menginginkan, serta
antara gambaran dengan bayangan.
6
C. Faktor Penyebab Ketidakmungkinan Menukar Sebuah Kata yang
Bersinonim
Kesinoniman makna atau kesinoniman simetris memang tidak ada dalam
pembendaharaan kata bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kata-kata yang dapat
dipertukarkan begitu saja pun jarang ada. Pada suatu tempat kita mungkin
dapat menukar kata kata mati dan kata meninggal; tetapi ditempat lain tidak
dapat.
Ketidakmungkinan kita untuk menukar sebuah kata dengan kata lain yang
bersinonim adalah banyak sebabnya. Antara lain, karena ;
1. Faktor waktu
3. Faktor sosial
7
5. Faktor nuansa makna
8
c. Perbedaan antara Makna Sinonimi Didasarkan pada Kelebihluasan
Cakupan Makna yang Satu dari yang Lain (Webster, dalam buku Parera,
2004:69)
Ciri perbedaan antara dua atau lebih kata yang bersinonimi yang didasarkan
pada asosiasi konotatif terletak pada ciri konotasi posotif dan negatif. Makna
kata rekam, merekam, rekaman, dan sadap, menyadap, sadapan (pengambilan
suara atau bunyi dengan bantuan pita dan alat elektronik) terletak pada
konotasi positif dan negatif. Rekam, merekam, rekaman bersifat positif dan
lebih netral, sedangkan sadap, menyadap, sadapan cenderung bersifat negatif.
9
a. Sinonim antara morfem (bebas) dengan morfem (terikat), seperti
antara dia dengan nya, antara saya dengan ku dalam kalimat
1. Minta bantuan dia
Minta bantuannya
2. Bukan teman saya
Bukan temanku
10
menjemur ada sinonimnya, yaitu mengeringkan; dan berjemur bersinonim
dengan panas. Keempat, ada kata-kata yang dalam arti “sebenarnya” tidak
mempunyai sinonim, tetapi dalam, arti “kiasan” justu mempunyai sinonim.
Misalnya kata hitam dalam makna “sebenarnya” tidak ada sinonimnya, tapi
dalam arti “kiasan” ada sinonimnya, yaitu gelap, mesum, buruk, jahat, dan
tidak menentu (Chaer, 2009: 88).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sering dikatakan bahwa kata-kata yang sinonim memiliki makna yang
“sama”, dengan hanya bentuk-bentuk yang berbeda (Verhaar,2010 : 394).
Munculnya sinonimi disebabkan oleh beberapa hal yaitu sinonimi muncul
antara kata asli dan kata serapan,sinonimi muncul antara bahasa umum dan
dialek,sinonimi muncul untuk membedakan kata umum dan kata
ilmiah,sinonim muncul antara bahasa kekanak-kanakan dan bahasa orang
dewasa., sinonimi muncul untuk kerahasiaan, sinonim muncul karena kolokasi
(Parera,2004 : 66-67).
11
antara kopi dengan minuman, kencup dengan kembang,
maupun pohon dengan batang, seringkali dipakai secara tumpang tindih
karena masing-masingya dianggap memiliki kesinoniman, (5) Akibat
kekurangtahuan terhadap nilai makna suatu kata maupun kelompok kata,
seringkali bentuk kebahasaan yang berbeda-beda begitu saja dianggap sinonim
(Kurniawati 2010).
Ketidakmungkinan kita untuk menukar sebuah kata dengan kata lain yang
bersinonim adalah banyak sebabnya. Antara lain, karena faktor waktu,faktor
tempat atau daerah, faktor sosial, faktor bidang kegiatan, faktor nuansa
makna (Chaer, 2009: 86-87). Ada beberapa perbedaan yang dapat
diidentifikasi antara kata-kata yang bersinonimi yaitu Perbedaan Makna
Sinonimi Diakibatkan oleh Perbedaan Implikasi , Perbedaan Makna Sinonimi
Diakibatkan oleh Perbedaan Aplikasi , Perbedaan antara Makna Sinonimi
Didasarkan pada Kelebihluasan Cakupan Makna yang Satu dari yang Lain,
Perbedaan antara Makna Sinonimi Didasarkan pada Asosiasi yang Bersifat
Konotasi , dan Perbedaan antara Sinonimi Berdasarkan Sudut Pandang
(Webster, dalam buku Parera, 2004 :68-69).
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA