Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul .......................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................... ii
DaftarIsi .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah ................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Kerajaan Sriwijaya ............................................................................................ 2
2.2. Catatan Kerajaan Sriwijaya ............................................................................... 2
2.3. Sejarah Kerajaan ................................................................................................. 3
2.4. Pemerintah dan Ekonomi .................................................................................. 6

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ............................................................................ 9

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara
dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca.Kata
retorik berasal dari bahasa yunani rhetor yang berarti orator atau ahli pidato.
Pada masa yunani kuno, retorik memang merupakan bagian penting dari suatu
pendidikan dan oleh karena itu aneka ragam majas sangat penting serta harus
dikuasai benar-benar oleh orang-orang yunani dan romawi yang telah memberi
nama bagi aneka seni persuasi ini.
Majas, kiasan atau “figure of speech” adalah bahasa kias, bahasa indah yang
dipergunakan untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan jalan
memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan
benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan majas tertentu
dapat merubah serta menimbulkan nilai rasa atau konotasi tertentu. Majas dapat
dijadikan sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis dengan pilihan kata, frase, klausa,
dan kalimatnya.
Dalam mengungkapkan kata yang berhubungan dengan majas, tidak
sembarang kita mengucap, namun setiap apa yang ingin kita ucapkan, memiliki
maksud tersendiri, karena di dalam majas itu sendiri terdapat banyak macam-
macamnya. Berkenaan dengan hal tersebut, perlu disusun sebuah Keliping yang
mampu menjadi wahana para pelajar, mahasiswa, penulis baik novel ataupun
penulis puisi untuk memperoleh wawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan
berkenaan tentang majas.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami uraikan sebelumnya, maka
dalam penulisan Keliping ini dapat kami rumuskan sebagai berikut:
1. Apa itu majas
2. Apa saja macam-macam majas
3. Apa kegunaan majas itu sendiri

1.3.Tujuan Penulisan
Keliping ini selain digunakan untuk menyelesaikan tugas Bahasa
Indonesia, juga memiliki tujuan yang ditujukan kepada pembaca :
1. Menjelaskan apa itu majas
2. Menjelaskan macam-macam majas beserta contohnya

1
BAB II
PEMBHASAN

2.1. Definisi Majas/ Gaya Bahasa


Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian
ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa
sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik
secara lisan maupun tertulis. Majas adalah cara menampilkan diri dalam bahasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gaya bahasa atau majas adalah
pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh
efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara
khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun
tertulis. Dengan kata lain, gaya bahasa atau majas adalah cara khas dalam
menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari
gaya bahasa ini terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung
menyatakan makna yang sebenarnya. Sedangkan menurut Prof.Dr.H.G.Tarigan
bahwa majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas
yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.
Unsur kebahasaan antara lain: pilihan kata, frase, klausa, dan kalimat.Menurut Goris
Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu:
kejujuran,sopan santun, dan menarik.

2.2. Jenis-Jenis Majas


1. Majas Perbandingan
a. Personifikasi
Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat
manusia kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat
seperti manusia/benda hidup.
Contoh : Baru tiga km berjalan mobilnya sudah batuk-batuk.
b. Depersonifikasi
Majas yang menampilkan manusia sebagai binatang, benda-benda
alam, atau benda lainnya.
Contoh: Hari, tokoh partai X tidak disukai karena ia sering menjadi
bunglon.

c. Metafora
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung.
Contoh :
• Raja siang telah pergi ke peraduannya.
• Dewi malam telah keluar dari balik awan.

2
d. Simile
Perbandingan dua hal yang sengaja dianggap sama. Perbandingan itu
secara eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata seperti, sebagai, ibarat,
umpama, bak, laksana.
Contoh: Wajah ibu dan anak itu bagaikan pinang dibelah dua.

e. Alegori
Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan utuh.
Perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh.
Contoh: Berhati-hatilah dalam mengemudikan bahtera hidup keluargamu
sebab lautan kehidupan ini penuh badai, topan yang ganas, batu karang,
dan gelombang yang setiap saat dapat menghancurkan. Oleh karena itu,
nahkoda dan para awaknya harus selalu seia sekata dan satu tujuan agar
dapat mencapai pantai bahagia dengan selamat.

2. Majas Pertentangan
a. Hiperbola
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang berlebih-lebihan jumlahnya,
ukurannya, atau sifatnya.
Contoh: Tiga tahun telah berlalu sejak meninggalnya kekasihku,
namun tak sedetik pun wajahnya hilang dari ingatanku.

b. Litotes
Majas yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan
artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
Contoh: Perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudra luas.

c. Antitesis
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan
kata yang berlawanan arti.
Contoh: Gadis yang secantik si Ida dipersunting oleh si Dedi yang
jelek itu.

d. Paradoks
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu solah-olah bertentangan,
padahal maksud sesungguhnya tidak.
Contoh: Hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai.

e. Okupasi
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan. Namun
bantahan tersebut kemudian diberi penjelasan/diakhiri dengan
kesimpulan.

3
Contoh: Merokok itu merusak kesehatan, akan tetapi si perokok tak
dapat menghentikan kebiasaannya. Maka muncullah pabrik-pabrik
rokok karena untung banyak.

f. Kontradiksi Internimis
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa
yang sudah dikatakan sebelumnya.
Contoh: Semua murid di kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang
ikut jambore.

3. Majas Pertautan
a. Metonimia
Gaya bahasa yang menggunakan nama barang/merk dagang sebagai
pengganti barang itu sendiri.
Contoh: Kemarin ia memakai Xenia

b. Sinekdoke
Dapat dibedakan atas:
1. Pars Pro Toto
Majas sinekdoke yang melukiskan sebagian tetapi yang dimaksud
seluruhnya.
Contoh : Dia mempunyai lima ekor kuda.
2. Totem Pro Parte
Majas sinekdoke yang melukiskan keseluruhan tetapi yang
dimaksud sebagian.
Contoh : Kaum wanita memperingati hari Kartini.

c. Eufinisme (ungkapan pelembut)


Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan
kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
Contoh: Para tuna karya perlu perhatian yang serius dari pemerintah

d. Alusi
Gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa
atau tokoh yang telah umum dikenal/diketahui orang.
Contoh: Tugu ini mengenangkan kita kembali ke peristiwa Bandung
Selatan.

e. Elipsis
Gaya bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan atau
penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dari suatu
konstruksi sintaksis.
Contoh: Dia dan istrinya ke Jakarta minggu lalu.

4
f. Autonomasia
Majas perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap
seseorang berdasarkan ciri atau sifat menonjol yang dimilikinnya.
Contoh: Si pincang itu ternyata adalah seorang pengusaha kuliner.

4. Majas Perulangan
a. Repetisi
Merupakan majas yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata
atau beberapa kata berkali-kali, yang biasanya digunakan dalam
pidato.
Contoh: Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai
pelindung rakyat, kita junjung dia sebagai pembebas kita.

b. Pararelisme
Majas seperti repetisi tetapi dipakai dalam puisi. Pararelisme dibagi
menjadi:
1. Anafora
Jika kata yang diulang terletak di awal baris.
Contoh:
Kalaulah diam malam yang kelam
Kalaulah tenang sawang dan lapang
Kalaulah lelap orang di lawang

2. Epifora
Jika kata yang diulang terletak diakhir baris.
Contoh:
Kalau kau mau, aku akan datang
Jika kau kehendaki, aku akan datang
Bila kau minta, aku akan datang

3. Simploke
Jika kata yang diulang terletak di awal dan akhir baris.
Contoh :
Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku
Kau bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku

4. Mesodiplosis
Jika kata yang diulang terletak di tengah baris.
Contoh:
Pendidik harus meningkatkan kecerdasan bangsa
Para dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat

5
5. Epanalepsis
Jika kata pertama diulang pada akhir.
Contoh : Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.

c. Kiasmus
Gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus merupakan
inversi atau pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat.
Contoh: Yang kaya merasa dirinya miskin, sedang yang miskin
mengaku dirinya kaya.

d. Aliterasi
Sejenis majas yang memanfaatkan purwakanti atau pemakaian kata-
kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh:
- Dara damba daku
- Datang dari danau

e. Antanaklasis
Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang
berbeda.
Contoh: Saya selalu membawa buah tangan kepada buah hati saya.

5. Majas Sindiran
a. Ironi
Majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud
untuk menyindir.
Contoh:
- O... kamu baru bangun, baru pukul sepuluh pagi.
- Bersihnya kamar ini, puntung rokok dimana-mana.

b. Sinisme
Majas sindiran yang agak kasar dibandingkan dengan majas ironi.
Contoh: Dengan sifatmu yang malas berusaha semoga kamu
mendapatkan pekerjaan yang bagus.

c. Sarkasme
Majas sindiran yang paling kasar dibandingkan majas ironi dan
sinisme.
Contoh: Otakmu itu memang sudah bukan otak manusia lagi. Otakmu
itu sudah menjadi otak udang.

6
6. Majas Penegasan
a. Pleonasme
Majas yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu
dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata
yang diterangkan.
Contoh: Salju sudah mulai turun ke bawah.

b. Klimaks
Majas yang menyatakan beberapa hal berturt-turut dengan
menggunakan urutan kata-kata yang semakin lama semakin memuncak
pengertiannya.
Contoh: Semua usia dari anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua
memenuhi arena pasar malam itu.

c. Antiklimaks
Majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan menyatakan
beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata-kata
yang semakin lama semakin menurun pengertiannya.
Contoh: Jangankan seribu, seratus, serupiah pun tak ada.

d. Retoris
Majas penegasan dengan menggunakan kalimat tanya yang
jawabannya sudah diketahui.
Contoh: Mana mungkin orang mati hidup kembali?

7
BAB III
KESIMPULAN

3.1.Kesimpulan
Majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas untuk
memperoleh efek-efek tertentu. Majas dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Majas perbandingan yang terdiri dari personifikasi, depersonifikasi,
metafora, simile, alegori.
2. Majas pertentangan yang terdiri dari hiperbola,litotes, antitesis, paradoks,
okupasi, kontradiksi internimis
3. Majas pertautan yang terdiri dari metonimia, sinekdoke, eufinisme, alusi,
elipsis, autonomasia; majas perulangan yang terdiri dari repetisi,
pararelisme, kiasmus, aliterasi, antanaklasis; majas sindiran yang terdiri
dari ironi, sinisme, sarkasme.
4. Majas penegasan yang terdiri dari pleonasme, klimaks, antiklimaks,
retoris.

3.2.Saran
Majas merupakan bahasa yang kias sebagaimana telah banyak diketahui
penggunanya. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan
yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan
pikiran dari pengarang. Jadi, selain untuk mewakili suatu ungkapan perasaan,
selebihnya kita juga perlu mengetahui dan memahami betul apa itu majas dan
makna majas itu sendiri. Oleh karena itu majas perlu juga dipelajari lebih lanjut
dan dipahami sebelum menggunakannya ke dalam gaya bahasa suatu kalimat,
baik itu ke dalam karya sastra, novel, puisi atau pantun.

Anda mungkin juga menyukai