Anda di halaman 1dari 16

MAJAS PERBANDINGAN

DOSEN PEMBIMBING
Winda S. Meliala, S.Sos., MSP

DISUSUN OLEH

Nama : ALIYA
Prodi : ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
NPM : 2203100075
Kelas : B-1 PAGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wata΄ala, karena


berkat rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Majas
Perbandingan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Medan, November 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2
A. Pengertian Majas ................................................................................................2
B. Fungsi Majas ......................................................................................................4
C. Majas Perbandingan ...........................................................................................5
D. Jenis-Jenis Majas Perbandingan .........................................................................5
1) Majas Simile .................................................................................................5
2) Majas Metafora ............................................................................................6
3) Majas Alegori ...............................................................................................7
4) Majas Personifikasi ......................................................................................8
5) Majas Antitesis .............................................................................................9
6) Majas Eufemisme .........................................................................................11
BAB III PENUTUP ..................................................................................................12
A. Kesimpulan .........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara
dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca. Kata
retorik berasal dari bahasa Yunani rhetor yang berarti orator atau ahli pidato. Pada
masa Yunani kuno, retorik memang merupakan bagian penting dari suatu pendidikan
dan oleh karena itu aneka ragam majas sangat penting serta harus dikuasai benar-benar
oleh orang-orang Yunani dan Romawi yang telah memberi nama bagi aneka seni
persuasi ini.
Majas, kiasan atau “figure of speech” adalah bahasa kias, bahasa indah yang
dipergunakan untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan jalan
memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau
hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan majas tertentu dapat merubah serta
menimbulkan nilai rasa atau konotasi tertentu. Majas dapat dijadikan sebagai cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan
kepribadian penulis dengan pilihan kata, frase, klausa, dan kalimatnya.
Dalam mengungkapkan kata yang berhubungan dengan majas, tidak sembarang
kita mengucap, namun setiap apa yang ingin kita ucapkan, memiliki maksud tersendiri,
karena di dalam majas itu sendiri terdapat banyak macam-macamnya. Berkenaan
dengan hal tersebut, perlu disusun sebuah makalah yang mampu menjadi wahana para
pelajar, mahasiswa, penulis baik novel ataupun penulis puisi untuk memperoleh
wawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan berkenaan tentang majas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami uraikan sebelumnya, maka dalam
penulisan makalah ini dapat kami rumuskan sebagai berikut:
1. Apa itu majas perbandingan ?
2. Apa saja macam-macam majas perbandingan ?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini selain digunakan untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia, juga
memiliki tujuan yang ditujukan kepada pembaca :
1. Menjelaskan apa itu majas perbandingan.
2. Menjelaskan jenis-jenis majas perbandingan beserta contohnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1

A. Pengertian Majas
Majas adalah bahasa kiasan atau gaya bahasa yang penggunaanya bertujuan
membentuk kesan imajinatif bagi yang mendengar sehingga menimbulkan efek-efek
tertentu.
Majas adalah sebuah karya sastra yang memiliki nilai tinggi. Majas biasanya
mengambarkan sesuatu yang datang dari sebuah refleksi seseorang yang memiliki
pemikiran yang mendalam terhadap sebuah keadaan.
Berikut ini merupakan beberapa pengertian majas menurut para ahli :
1) Dale dan Warriner
Pengertian majas adalah sebuah kiasan yang bisa mempengaruhi banyak efek.
Pengaruh yang dimaksud mereka adalah pengaruh yang bisa dilakukan dengan
cara membandingkan maupun mengenalkan secara umum. Majas umumnya
digunakan dalam bentuk kalimat yang pendek. Namun meskipun begitu, majas
mempunyai nilai dan juga rasa yang mampu melahirkan konotasi tertentu. Selain
itu, majas juga seringkali disebut sebagai kata imajinatif.
2) Keraf
Pengertian majas menurut Keraf (1988) yaitu usaha dari seseorang yang
mewakilkan pikirannya dengan menggunakan bahasa yang khas. Dimana bahasa
tersebut dapat menunjukkan kepribadian orang tersebut. Keraf juga mengatakan
bahwa terdapat tiga unsur dalam bahasa supaya terkesan lebih baik. Unsur
tersebut antara lain, kejujuran, sopan santun, dan menarik.
3) Moeliono
Majas menurut Moeliono dibedakan berdasarkan gayanya. Dimana hal tersebut
bertujuan untuk menghidupkan sebuah karangan. Majas juga disebut sebagai
denotasi yang digunakan untuk mengungkapkan sebuah kata yang dialihkan.
Tak hanya itu saja, majas juga kerap kali digunakan untuk membangkitkan indra
pembaca seseorang.
4) Ratna
Sementara itu, Ratna (2009) mengungkapkan bahwa majas mempunyai sebuah
tujuan yaitu untuk menciptakan aspek keindahan di dalam sebuah karya sastra.

2
Bagaimanapun juga, keindahan gaya dalam sebuah bahasa pada karya sastra
adalah sebuah unsur pokok. Sebab, karya sastra bisa digunakan sebagai genre
yang dihasilkan dari peradaban manusia dan terbentuk karena aktivitas dan juga
kreativitas seorang pengarang.
5) Aminudin
Menurut Aminudin (1995), majas merupakan salah satu gaya bahasa yang
digunakan sebagai teknik dalam merangkai sebuah kalimat. Dimana nantinya
kalimat yang tersusun bisa digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan
gagasan sesuai dengan ide serta norma yang sudah ada. Ia juga mengatakan
bahwa majas dikemukakan sebagai wawasan retorika klasik yang dinilai sebagai
perhiasan lahir.
Sedangkan tradisi Jawa menganggap sebaliknya, dimana majas adalah sejenis
basa rinengga atau pemakaian bahasa yang disusun menjadi indah. Tapi seiring
berjalannya waktu, majas tidak lagi digunakan untuk sekedar bergaya, namun
mempunyai peruntukan yang lebih luas lagi. Dimana majas dapat memberikan
kesadaran bagi para penikmatnya.
6) Nurgiyantoro
Nurgiyantoro berpendapat bahwa majas merupakan gaya bahasa yang
mempunyai caranya sendiri dalam pengaplikasiannya. Contohnya bahasa di
dalam sebuah prosa, dimana majas digunakan untuk menyampaikan sebuah
gagasan dan juga pikiran penulisnya.
7) Pradopo
Hampir sama dengan pendapat yang lain, Pradopo menilai majas sebagai bahasa
yang memiliki cara khusus dalam penggunaannya. Dimana cara tersebut
bertujuan untuk memperoleh efek-efek tertentu di dalam karya sastra. Salah satu
caranya adalah dengan memasukkan majas.
8) Kridalaksana
Secara lebih spesifik, Kridalaksana (2001) mengungkapkan bahwa gaya bahasa
bisa digunakan untuk memanfaatkan kekayaan bahasa yang dimiliki seseorang
dalam berbicara atau menulis karya sastra. Selain itu, majas juga bisa digunakan
untuk hal-hal tertentu guna mendapatkan efek tertentu juga. Kridalaksana juga
mengatakan bahwa ciri-ciri majas secara umum mempunyai ciri bahasa dari
sekelompok penulis sastra.

3
Dari penjelasan pengertian majas di atas, dapat kita simpulkan bahwa
pengertian majas yaitu gaya bahasa yang bisa digunakan untuk mempengaruhi atau
meyakinkan para pembaca atau pendengarnya. Itu artinya, majas bisa digunakan
baik itu dalam bentuk tertulis maupun lisan.

B. Fungsi Majas
1) Membangun Sebuah Kesenangan
Salah satu fungsi dari majas adalah membangun sebuah kesenangan. Ketika kita
menggunakan majas, maka kata-kata yang umumnya biasa saja akan menjadi
lebih indah dan menarik serta lebih berkesan. Itu artinya, terdapat nilai yang
sentimental pada setiap kalimat yang menggunakan majas di dalamnya. Apabila,
kata, kalimat, dan juga sebuah karangan tersebut ditujukan untuk orang lain
secara khusus atau mungkin ditujukan untuk para pembaca. Maka majas akan
menciptakan rasa kesenangan tersendiri dibandingkan kalimat yang biasa saja.
Tentunya, rasa senang disini memiliki bentuk yang bermacam-macam. Hal
tersebut bergantung dengan orang yang menerimanya.
2) Menciptakan Sebuah Imajinasi
Selain membangun kesenangan, majas juga berfungsi untuk menciptakan sebuah
imajinasi. Sebab, majas mampu mendorong seseorang untuk melahirkan
imajinasi. Adanya majas di dalam sebuah karya tulis memang mempunyai
makna yang dapat diartikan berbeda dari satu orang dengan orang lainnya.
Makna majas dapat berbeda-beda bergantung dengan cara berpikir, pengetahuan,
dan wawasan orang tersebut.
Tentu hal tersebut akan berpengaruh pada kualitas imajinasi ataupun
pembentukan perspektif para pembaca atau penikmatnya. Tak hanya itu saja,
majas juga memiliki fungsi untuk mendekatkan antara pembaca dengan
penulisnya.
3) Mendekatkan Pembaca dengan Pengarang
Seperti yang sudah disebutkan diatas, majas juga bisa digunakan untuk
mendekatkan secara emosi antara pembaca dan pengarang. Sebab, ada banyak
sekali macam-macam majas. Dimana dari banyaknya majas yang ada semakin
memberikan tekanan nilai yang lebih esensial.

4
4) Esensial
Sesuatu yang memiliki nilai esensial memang akan terkesan lebih dalam.
Misalnya, ketika ada satu kalimat yang ditulis menggunakan dua teknik yang
berbeda. Satu kalimat ditulis dengan kata-kata yang umum dan apa adanya.
Kemudian kalimat satunya ditulis dengan menggunakan majas. Tentu kalimat
yang ada majasnya akan lebih terkesan berbeda dan lebih bermakna.
5) Meningkatkan Daya Tarik Pembaca Terhadap Karya Sastra
Kehadiran majas sebenarnya bertujuan untuk menarik perhatian para penikmat
karya sastra. Dimana penggunaan majas mampu meningkatkan nilai yang ada di
dalam sebuah karya sastra. Kemudian majas juga juga bisa memberikan ruh
pada karya tersebut. Sekaligus membantu dalam menjelaskan makna dan
gambaran dari si penulis.
6) Menciptakan Sugestif
Salah satu fungsi dari adanya majas adalah menciptakan sebuah sugestif dari
penulis untuk pembaca. Selain itu, sebenarnya majas juga juga dapat
menciptakan efek informasi yang padat, kaya, menarik dan efektif bagi para
pembaca. Sehingga para pembaca akan merasa terhibur dan tetap memperoleh
informasi dari karya sastra tersebut.

C. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah gaya bahasa atau majas yang diungkapkan dengan
cara membandingkan atau menyandingkan antara satu objek dengan objek lainnya
secara eksplisit maupun implisit. Majas perbandingan dapat dibentuk dengan tujuan
membandingkan dua hal yang dianggap mirip atau dua objek yang memiliki persamaan
sifat atau memiliki bentuk yang dianggap sama.
Ciri dari majas perbandingan biasanya menggunakan kata-kata pembanding
seperti; bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, seumpama, laksana, ataupun kata-kata
pembanding lainnya. Contohnya seperti “bibirnya seperti delima merekah”.

D. Jenis-Jenis Majas Perbandingan


1) Majas Simile
Majas simile atau perumpamaan merupakan majas yang memiliki makna
‘seperti” atau “bagai (kan)”. Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat
eksplisit. Artinya langsung menyatakan sesuatu yang bermakna sama dengan hal
yang lain, agar lawan bicara dapat langsung menangkap maksud yang diucapkan

5
tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Biasanya dijelaskan secara eksplisit
menggunakan kata, seperti bak, bagai (kan), laksana, ibarat, dan
umpama. Berikut ini contoh Majas Simile :
- Ibarat mencerca air.
- Ibarat air di daun talas.
- Dua sejoli itu bak merpati.
- Sikapnya dingin seperti es.
- Sifatnya keras seperti batu.
- Bekerja keras bagaikan kuda. 
- Wajahnya bersinar laksana rembulan.
- Mukanya merah laksana kepiting rebus.
- Jalanmu sangat lambat seperti kura-kura.
- Kakak cerewet sekali seperti burung beo.
- Pergi begitu saja bagai pesawat tempur.
- Wajah Widya sangat cantik laksana bunga.
- Azis tidak bisa diam seperti cacing kepanasan.
- Teguh pendiriannya ibarat tembok yang kokoh.
- Tatapannya teduh bagai embun pagi hari.
- Mereka susah dipersatukan seperti air dan minyak. 
- Sifatku dengan dia sangat bertolak belakang bagaikan langit dan bumi.
- Meskipun ucapannya setajam silet, tapi Sophia adalah orang yang baik.
- Seharian ini Sinta menangis terus, air matanya terus mengalir bak air terjun.
- Tayangan acara rapat wakil rakyat hari ini sangat lucu sekali seperti atraksi
badut.

2) Majas Metafora
Majas metafora merupakan majas yang menggunakan analogi atau
perumpamaan terhadap dua hal yang memiliki sifat yang sama, tetapi dalam
bentuk yang berbeda. Jadi, kata yang digunakan pada majas ini bukan arti yang
sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasar persamaan atau
perbandingan. 
Majas metafora mengungkapkan sesuatu secara langsung berupa analogi dengan
menghilangkan kata, seperti layaknya, bagai (kan), dan sebagainya. Contohnya,
Ayah adalah tulang punggung keluarga. Kata tulang punggung memiliki makna

6
seseorang atau suatu hal yang menjadi satu-satunya harapan keluarga dalam
berbagai hal termasuk ekonomi. Berikut contoh Majas Metafora :
- Pria itu seorang hidung belang.
- Ada banyak tikus berdasi di kota ini.
- Bocah itu berotak udang.
- Sekarang artis itu jadi sampah masyarakat.
- Adik berkecil hati karena tidak lulus ujian.
- Ibunya seorang kembang desa.
- Jangan cari muka dengan atasan.
- Kakak membawa cinderamata dari Yogyakarta.
- Ayah dan ibu harus menjaga buah hati mereka.
- Sejak kecil, dia sudah menjadi tulang punggung keluarga.
- Perahu itu menggergaji ombak.
- Kita semua ini adalah tiang di negeri ini.
- Bahkan cemara pun akan gugur daunnya.
- Dewi malam barusan pulang dari peraduan
- Wanita itu adalah bunga desa di daerahku.
- Dasar kamu buaya darat.
- Usahanya bangkrut karena memiliki utang dengan lintah darat.
- Azka dikenal sebagai kutu buku di kelasnya.
- Sang Raja Siang bersinar dan membawa kehangatan.
- Malas baca jadi otak udang.

3) Majas Alegori
Alegori  berasal dari bahasa Yunani, yaitu allegorein yang artinya berbicara
secara kias. Majas alegori adalah gaya bahasa yang menyandingkan sebuah
objek dengan menggunakan beberapa kiasan. Satu kiasan dengan kiasan lainnya
ini saling berhubungan, sehingga mengandung sebuah kesatuan makna. Majas
alegori ini biasanya berisi nilai moral untuk tujuan mendidik. Berikut contoh
Majas Alegori :
- Bayi yang baru lahir seperti salju putih yang tidak ada nodanya.
- Hidup ini bagaikan roda yang berputar. Terkadang kita berada di bawah,
kadang berada di atas.

7
- Otak manusia layaknya sebuah pisau, semakin diasah, maka akan semakin
tajam pula.
- Emosi seseorang itu seperti api, semakin disulut maka akan semakin besar
kemarahannya.
- Hidup itu ibarat sebuah kotak berisi berbagai jenis cokelat, kita takkan
pernah tahu apa yang ada di dalamnya.
- Perpisahan adalah perayaan menyambut hari-hari penuh rindu.
- Suami adalah nahkoda dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
- Segala kenikmatan di dunia ini merupakan fatamorgana yang semu.
- Ibu bagaikan malaikat bagi anak-anaknya. Ia memberi kasih sayang yang
tulus dan suci.
- Buku ibarat jendela ke dunia.
- Dunia ini seperti sebuah panggung sandiwara, setiap orang menjalankan
perannya masing-masing.
- Mencari wanita yang sempurna seperti mencari jarum dalam tumpukan
jerami.
- Hidup itu seperti roda berputar, kadang di atas, kadang pula di bawah.
- Kasih sayang laksana embun pagi yang membasahi tanah kering. Siapa pun
yang mendapatkannya, maka ia mendapatkan kesejukan.
- Mencintai seseorang ibarat menangkap air, jika terlalu keras akan hilang dan
jika dibiarkan maka tak akan didapatkan.
- Kebencian adalah pencuri yang paling hebat. Tanpa disadari, ia akan
mengambil satu persatu kebahagiaan yang kita miliki.
- Usia seseorang bagaikan batang pohon yang akan selalu tumbuh tinggi.
Namun ketika telah tiba masanya, ia akan kering dan mati.
- Lidah manusia bagaikan pisau yang tajam. Ia bisa menyakiti orang lain lewat
tutur kata.
- Usia kita adalah kumpulan hari.
- Menjaga cinta adalah menjaga kepercayaan, kesetiaan, pengorbanan, dan
kasih sayang.

4) Majas Personifikasi
Personifikasi berasal dari bahasa latin, persona yang artinya orang, pelaku, aktor
atau topeng yang digunakan dalam drama dan fic, yang artinya membuat. Majas

8
personifikasi adalah majas yang menggambarkan benda mati atau barang yang
tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Misalnya, pohon
melambai-lambai diterpa angin. Kata melambai-lambai memiliki arti bergerak-
gerak ke kanan ke kiri bahkah sampai seperti akan roboh. Berikut ini contoh
Majas Personifikasi :
- CCTV itu menyelamatkannya dia dari tuduhan perkara.
- Suara gemuruh pagi tadi membangunkan semua orang yang ada di rumah
ini.
- Siaran televisi telah merusak banyak moral anak anak.
- Semangatnya berkobar untuk mendapat promosi tahun ini.
- Bendera negaraku berkibar dengan gagah berani di angkasa raya.
- Makanan pedas itu membakar lidahnya.
- Nyawanya hampir melayang tersengat kabel listrik yang menggantung di
dahan pohon.
- Dedaunan kering di jalanan itu melayang layang tertiup angin kencang.
- Cacing di dalam perutku berteriak meminta makanan.
- Bangku sekolahnya masih setia menemaninya jika ia gagal lagi ujian
kelulusan tahun ini.
- Jari jemarinya berlompatan lincah di atas keyboard komputer.
- Tiang listrik berbaris rapi di sepanjang jalan protokol ibukota.
- Pesta kembang api berkilauan menyambut pergantian tahun.
- Rimbunan pohon mangga di taman itu memayungi setiap orang yang
kepanasan.
- Album kenangan itu mengingatkan Pak Raffi akan  kisah masa mudanya.
- Dahan pohon itu berayun ayun terbawa arus sungai.
- Rumput liar di depan rumahku menghalangi pandangan ke jalanan.
- Sarung tinju usang itu telah membawa Gusti menjadi juara.
- Bus antar jemput setiap hari mengantar Andi ke sekolah.
- Iklan rokok memperingati para perokok akan bahaya merokok.

5) Majas Antitesis
Secara ilmiah, antitesis artinya lawan yang tepat. Antitesis adalah jenis
gaya bahasa yang berisi perbandingan antara dua antonim,  yaitu kata-kata
yang memiliki makna bertentangan. Kedua hal kata tersebut tidak hanya

9
bertentangan, tetapi juga bertolak belakang dari sisi maknanya. Ciri khas majas
antitesis adalah pasangan makna yang bertentangan atau berlawanan ini
biasanya diletakkan secara berurutan. Adapun contoh Majas Antitesis yaitu :
- Setiap perempuan itu cantik, tak jadi soal kurus atau gemuk.
- Pak guru bahasa Indonesia itu sangat disiplin, ia memperlakukan murid laki-
laki dan perempuan sama rata tanpa adanya pilih kasih. 
- Dia bergembira-ria atas kegagalanku dalam ujian itu.
- Kecantikannya itulah yang justru mencelakakannya.
- Semua kebaikan ayahnya dibalas dengan keburukan yang menyakitkan.
- Baik buruknya rupa tidak menjadi ukuran sifat dan karakter seseorang.
- Naik turunnya harga BBM sangat berpengaruh pada harga kebutuhan pokok.
- Mulai sekarang beban keluargamu baik berat maupun ringan harus selalu
dijalani dengan ikhlas.
- Urusan hidup dan mati serahkan saja kepada Tuhan, kita hanya perlu
berusaha.
- Disiplin atau tidaknya seorang pegawai dapat dilihat dari daftar kehadiran
dan waktu masuk kantor.
- Tinggi rendahnya derajat suatu kaum di mata Tuhan dinilai dari
ketaqwaannya, bukan kekayaannya.
- Jangan mencari sahabat berdasarkan kaya atau tidaknya orangtuanya.
- Perempuan itu mendaftarkan diri di acara reality show untuk menguji setia
tidaknya pasangan hidupnya.
- Bukankah sudah kukatakan, psikopat itu tidak peduli dengan benar atau
salah perbuatannya.
- Mencari calon pendamping jangan hanya dilihat dari cantik tidaknya wajah
tapi juga dari kepribadiannya sehari-hari.
- Bersih kotornya kelas tergantung dari kedisiplinan siswa dalam menjaga
kebersihannya, salah satunya dengan mengadakan piket.
- Ikuti saja saran nenekmu. Dia telah banyak mengecap manis pahitnya
kehidupan selama 60 tahun usianya.
- Kualitas kain dan kerumitan pola baju menentukan mahal murahnya baju
yang kami jual.
- Aku ingin mengetahui jujur tidaknya dia selama ini kepadaku.
- Sukses atau gagal ujian tidak menjadi acuan kesuksesan dalam hidup
seseorang.
6) Majas Eufemisme
Eufemisme atau euphemizein yang berasal dari bahasa Yunani artinya kata-kata
10
yang baik. Majas eufemisme merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk
mengungkapkan sesuatu dengan ungkapan yang lebih halus. Eufemisme berguna
untuk menggantikan kata-kata yang dirasa kasar atau dianggap nggak pantas
jadi lebih halus, tujuannya agar tidak menyakiti hati orang lain atau menjaga
nama baik orang lain. Berikut ini merupakan contoh Majas Eufemisme :
- Nenek berpulang ke rahmat Tuhan. (berpulang = meninggal)
- Mulai hari ini Bu Nia menjadi asisten rumah tangga di rumah kami. (asisten
rumah tangga = pembantu) 
- Ibuku mengajar di kelas tuna rungu. (tuna rungu = tuli) 
- Jember masih menduduki angka tuna aksara tertinggi di Jawa Timur. (tuna
aksara = tidak bisa membaca) 
- Lapisan masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah sulit bertahan
hidup selama pandemi. (ekonomi menengah ke bawah = miskin) 
- Untuk menjaga kestabilan ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan
penyesuaian harga BBM. (maksudnya: kenaikan harga)
- Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu merumahkan sebagian
karyawannya. (maksudnya: memecat atau mem-PHK)
- Dia agak sedikit mengalami gangguan kejiwaan. (maksudnya: Dia gila)
- Aji saya lihat agak lambat dalam memahami pelajaran (maksudnya: Tono
orangnya bodoh)
- Selama kelas berlangsung saya sudah izin buang air sebanyak lima kali.
(buang air = kencing) 
- Banyak buruh dirumahkan gara-gara perusahaan bangkrut. (dirumahkan =
dipecat) 
- Ratusan mahasiswa diamankan ke kantor polisi secara paksa tanpa bukti
jelas. (diamankan = ditangkap) 
- Ayah dibebastugaskan setelah mengabdi selama lebih dari 40 tahun.
(dibebastugaskan = dipecat) 
- Dinas Sosial memberi bantuan pada tunawisma. (tunawisma = gelandangan) 
- Pramusaji menyodorkan menu makanan laut pada kami. (pramusaji =
pelayan) 
- Tuna sosial kota Medan bersatu melawan penggusuran. (tuna sosial=
pelacur) 
BAB III
11
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam proses berbahasa, baik itu dalam penggunaan komunikasi lisan maupun
tulisan, adanya hal yang disebut dengan gaya bahasa, gaya bahasa dapat kita gunakan
untuk memperindah kata atau komunikasi kita dengan orang lain.
Majas, kiasan, atau figure of speech adalah bahasa kias, bahasa indah yang
dipergunakan untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan jalan
memperkenalkan atau memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda
atau hal lain yang lebih umum. Peribahasa adalah kalimat atau beberapa kalimat yang
tetap susunannya tetapi mempunyai makna/maksud tertentu.
Majas merupakan bahasa yang kias sebagaimana telah banyak diketahui
penggunanya. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang
dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari
pengarang. Selain untuk mewakili suatu ungkapan perasaan, selebihnya kita juga perlu
mengetahui dan memahami betul apa itu majas dan makna majas itu sendiri. Oleh
karena itu majas perlu juga dipelajari lebih lanjut dan dipahami sebelum
menggunakannya ke dalam gaya bahasa suatu kalimat, baik itu ke dalam karya sastra,
novel, puisi atau pantun.
DAFTAR PUSTAKA

12
Parera, J.D. 1998/1999. Pintar Berbahasa Indonesia. Gunung Sahari Raya: PT. Balai
Pustaka.
Poerdamarwinta; W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN. Balai
Pustaka.
Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Semantik. Bandung : Penerbit Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Pengajaran Kosakata. Bandung : Penerbit Angkasa.
Setyana, dkk. 1999. Buku Pintar Bahasa dan Sastra Indonesia. Semarang: Aneka Ilmu.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/06/090000869/majas--pengertian-fungsi-
jenis-dan-contohnya?page=all
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-majas/
https://kids.grid.id/read/473561956/8-jenis-majas-perbandingan-serta-pengertian-dan-
contohnya-apa-saja?page=all#:~:text=Majas%20perbandingan%20ialah
%20gaya%20bahasa,objek%20secara%20eksplisit%20dan%20implisit.
https://www.sonora.id/read/423517831/majas-perbandingan-pengertian-jenis-dan-
contoh-contohnya

Anda mungkin juga menyukai