Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

DIKSI DAN EJAAN BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampuh:
Nina Fadilah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
ABRICH H (2216000102)
APRIANI SIHOTANG (2216000259)
CUT RAMADHAN ALISYAHBANA (2216000262)
Kelas:
Reguler 2 I Malam B

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS SAINS SOSIAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini yang berjudul " DIKSI dan EJAAN" tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Medan, 31 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHANSAN..............................................................................................2
A. Diksi.......................................................................................................................2
1. Pengertian Diksi..................................................................................................2
2. Syarat Ketepatan Kata........................................................................................2
3. Klasifikasi Kata Berdasarkan Diksi....................................................................3
4. Pedoman Diksi....................................................................................................6
B. Ejaan.......................................................................................................................8
1. Pengertian Ejaan.................................................................................................8
2. Tujuan Ejaan.......................................................................................................8
3. Jenis Ejaan..........................................................................................................8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................11
A. Kesimpulan...........................................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini, karena
dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan
sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat. Adapun bahasa dapat digunakan apabila
saling memahami atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber
daya bahasa yang kita miliki. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain
berbahasa/berbicara apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang diakatakan.
Untuk itu keseragaman berbahasa sangatlah penting, supaya komunikasi berjalan lancar.
Maka dari pada itu bangsa Indonesia pada tahun 1945 menetapkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945,
dan sampai sekarang pemakaian bahasa Indonesia makin meluas dan menyangkut
berbagai bidang kehidupan.
Kita sebagai generasi muda, marilah kita pelihara bahasa Indonesia ini,
memgingat akan arti pentingya bahasa untuk mengarungi kehidupan masa globalisasi,
yang menuntuk akan kecerdasan berbahasa, berbicara, keterampilan menggunakan
bahasa dan memegang teguh bahasa Indonesia, demi memajukan bangsa ini, supaya
bangasa kita tidak dipandang sebelah mata oleh bangsa lain. Maka dari itu disini penulis
akan mencoba menguraikan tentang “Diksi dan Ejaan”

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian diksi dan ejaan ?
2. Apa Tujuan diksi dan ejaan ?
3. Apa saja jenis-jenis diksi dan ejaan ?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia.
2. Untuk menambah wawasan penulis serta pembaca tentang diksi dan ejaan.
3. Untuk memahami cara-cara pengunaan kata yang baik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Diksi
1. Pengertian Diksi
Dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi
oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan
dengan seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami kerumitan
dan arti kata tersebut.
            Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran kata formal atau informal dalam
konteks sosial  adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana
satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata
yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara
penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang
introspektif.Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.

2. Syarat Ketepatan Kata


a) Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat.
b) Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim,
misalnya: adalah, ialah,
c) yaitu, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-beda.
d) Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya, misalnya:
infrensi
e) (kesimpulan) dan iterefrensi (saling mempengaruhi).
f) Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri.
g) Menggunakan imbuhan asing. (jika diperlukan)
h) Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar.
i) Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat.
j) Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat.

2
3. Klasifikasi Kata Berdasarkan Diksi
a) Denotatif dan Konotatif
Makna Denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar
ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian
yang dikandung sebuah kata secara objektif.Sering juga makna denotatif disebut makna
konseptual.
          Kata makan, misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah,
dan ditelan.Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna denotatif
disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual,
makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional.
            Disebut makna denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena
makna itu mengacu pada referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu referensi.Disebut
makna kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadaran, pengetahuan dan
menyangkut rasio manusia.
          Makna Konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.Makna
konotatif atau sering disebut juga makna kiasan, makna konotasional, makna emotif,
atau makna evaluatif. Kata-kta yang bermakna konotatif atau kiasan biasanya dipakai
pada pembicaraaan atau karangan nonilmiah, seperti: berbalas pantun, peribahasa,
lawakan, drama, prosa, puisi, dan lain-lain. Karangan nonilmiah sangat mementingan
nilai-nilai estetika.Nilai estetika dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan
kata-kata konotatif agar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah.
            Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman.Ia tidak tetap. Kata kamar kecil
mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti juga jamban
(konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata itu adalah
makna denotatif atau konotaif. Kata rumah monyet mengandung makna konotatif. Akan
tetapi, makna konotatif itu tidak dapat diganti dengan kata lain, sebab nama lain untuk
kata itu tidak ada yang yang tepat. Begitu juga dengan istilah rumah asap.
            Makna konotatif dan makna denotatif berhubungan erat dengan kebutuhan
pemakaian bahasa.Makan denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada satu makna
yang menyertainya, sedangkan makna konotatif adalah makna kata yang mempunyai

3
tautan pikiran, perasaan, dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan
kata lain, makna denotatif adalah makna yang bersifat umum, sedankan makna konotatif
lebih bersifat pribadi dan khusus.
Contoh:
Dia adalah wanita cantik (denotatif)
Dia adalah wanita manis (konotatif)
            Kata cantik lebih umum dari pada kata manis. Kata cantik akan memberikan
gambaran umum tentang seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung
suatu maksud yang lebih bersifat memukau perasaan kita.
            Nilai kata-kata itu dapat bersifat baik dan dapat pula besifat jelek. Kata-kata
yang berkonotasi jelek dapat kita sebutkan seperti kata tolol (lebih jelek dari pada
bodoh), mampus (lebih jelek dari pada mati), dan gubuk (lebih jelek dari pada rumah).
Di pihak lain, kata-kata itu dapat pula mengandung arti kiasan yang terjadi dari makna
denotatif referen lain. Makna yang dikenakan kepada kata itu dengan sendirinya akan
ganda sehingga kontekslah yang lebih banyak berperan dalam hal ini.
Contoh lain : Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh
kepercayaaan masyarakat.
            Kata membanting tulang (makna denotatif adalah pekerjaan membanting sebuah
tulang) mengandung makna “berkerja keras” yang merupakan sebuah kata kiasan.Kata
membanting tulang dapat kita masukan ke dalam golongan kata yang bermakna
konotatif.
           Kata-kata yang dipakai secara kiasan pada suatu kesempatan penyampaian
seperti ini disebut idiom atau ungkapan.Semua bentuk idiom atau ungkapan tergolong
dalam kata yang bermakna konotatif.
Kata-kata idiom atau ungkapan adalah sebagai berikut: Keras kepala Panjang
tangan, sakit hati, dan sebagainya.
b) Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang
sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada
kesamaan atau kemiripan. Sinonim ini dipergunakan untuk mengalihkan pemakaian
kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaianya
bentuk-bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan

4
mengonkritkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi (lewat bahasa itu) akan
terwujud. Dalam hal ini pemakai bahasa dapat memilih bentuk kata mana yang paling
tepat untuk dipergunakannya sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapinya.
Contoh:
agung, besar, raya.
mati, mangkat, wafat, meninggal.
cahaya, sinar.
ilmu, pengetahuan.
penelitian, penyelidikan.

c) Antonim
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim
disebut juga dengan lawan kata.
Contoh: keras, lembek. naik, turun. kaya, miskin. surga, neraka. laki-laki, perempuan.
atas, bawah

d) Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang
sama, dan ejaannya sama.
Contoh: Bu Andi bisa membuat program perangkat lunak komputer dengan berbagai
bahasa pemrograman (bisa = mampu).
Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun).

e) Homofon
Homofon adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang
sama, dan ejaannya berbeda.
Contoh:
Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat
umum)

5
f) Homograf
            Homograf adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang
beda, dan ejaannya sama.
Contoh:
Bapak dia seorang pejabat teras pemerintahan yang menjadi tersangka korupsi (teras=
pejabat tinggi).
Kami tidur di teras karena kunci rumah dibawa oleh Andi (teras = bagian rumah).

g) Polisemi
            Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak pengertian.
Contoh: Kepala desa, Kepala surat

h) Hiponim
            Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim.
Contoh hiponim: Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung,
tuyul, genderuwo, dan lain-lain.

Fungsi dan yang mempengaruhi Diksi :


Hal-hal yang mempengaruhi diksi berdasar kemampuan pengguna bahasa :
- Serangkaian kalimat harus jelas dan efektif sehingga sesuai dengan gagasan utama.
- Cara dari mengimplementasikan sesuatu kedalam sebuah situasi .
- Sejumlah kosakata yang didengar oleh masyarakat harus benar-benar dikuasai.

Fungsi dari diksi :


- Untuk mencegah kesalah pahaman.
- Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
- Untuk Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
- Supaya suasana yang tepat bisa tercipta.
- Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi)
sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

6
4. Pedoman Diksi
Ketepatan diksi adalah : kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-
gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan
atau dirasakan oleh penulis atau pembicara.
a. Mambedakan secara cermat makna denotasi dan makna konotasi
Jika pengertian dasar yang dperlukan, penulis atau pembicara harus memilih
kata denotasi. Sebaliknya jika menghendaki reaksi emosional tertentu, penuls
atau pembaca harus memilih kata konotatif.
b. Membedakan kata-kata bersinonim
Contoh: Habib suka (menonton, melihat, memandang, mengawasi) film Dora
c. Pemakaian kata yang bernilai rasa
Contoh : Bapaknya (gugur, meninggal, wafat, tutup usia) pada hari raya Idul
Fitri
d. Pemakaian kata / istilah asing
Kata / istilah asing yang boleh dipakai dengan pertimbangan sebagai berikut:
Lebih cocok karena konotasinya, misalnya:
Kritik         = kecaman
Lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahannya, misalnya:
Eksekusi    =  pelaksanaan hukuman mati
Bersifat internasonal, misalnya:
Hidrogen   = zat air
e. Pemakaian kata-kata kongkret dan abstrak
Kata kongkret ialah : kata yang menunjuk kepada objek yang dapat dilihat,
didengar, dirasakan, diraba, atau dibau, misalnya : meja
Kata abstrak ialah : kata yang menunjukkan kepada sifat, konsep, atau gagasan,
misalnya : cantik
f. Pemakaian kata-kata umum dan khusus
Contoh:      umum khusus
                melihat  memandang (gunung, sawah, laut)
g. Kata yang dipilih harus tepat benar terutama kata-kata mirip ejaan atau
pelafalannya
Misalnya :        syarat,  sarat

7
B. Ejaan
1. Pengertian Ejaan
            Ejaan adalah suatu keseluruhan system penulisan bunyi-bunyi bahasa yang
meliputi:
a) Perlambangan fonem dengan huruf (tata bunyi)
b) Ketetapan penulisan satuan-satuanbentuk kata misalnya kata dasar, kata ulang, kata
majemuk dan lain sebagainya.
c) Ketetapan cara menulis kalimat dan bagian-bagian dengan menggunakan tanda
baca.
Adapun ejaan yang pernah berlaku di Indonesia adalah :
 Ejaan Van Ophusyen
 Ejaan Republik / Ejaan Suwandi
 Ejaan Malindo
 Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

2. Tujuan Ejaan
Tujuan dari penulisan ini adalah memahami dan mencermati ejaan dalam bahasa
tulis. Apakah tanpa ejaan yang baik tuliasan dapat dimengerti dan menteliti sejauh mana
peranan ejaan dalam bahasa tulis.

3. Jenis Ejaan
 Ejaan Van Ophusyen
Ejaan Van Ophusyen disebut juga ejaan balai pustaka. Masyarakat pengguna bahasa
menerapkannya sejak tahun 1901 sampai dengan 1947. ejaan ini merupakan karyaCh.A.
Van Ophusyen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe (1901).
Ciri khusus ejaan Van Ophusyen adalah :
a. huruf /u/ ditulis /oe/
b. koma hamzah /k/ ditulis dengan tanda /’/ pada akhir kata, misalnya bapa’, ta’

8
c. jika pada suatu kata berakhiran huruf /a/ mendapat akhiran /i/ maka diatas akhiran
itu diberi tanda trema /”/
d. huruf /e/ yang pelafalannya keras diberi tanda /’/ di atasnya. Contoh pada kata
/emek/ ditulis /ema’/
e. kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2 (dibaca: janda-janda)
f. Kata majemuk ditulis dengan tiga cara :
 dirangkai menjadi satu, misalnya /hoeloebalang, apabila/, dsb
  dengan menggunakan tanda penghubung misalnya
/rumah-sakit/,/anak-      negeri/
 dipisahkan, misalnya /anak negeri/ , .rumah sakit/
·  
 Ejaan Repulik/Ejaan Suwandi
Ejaan Republik dimuat dalam suratkeutusan Menteri P dan K Mr. Soewandi No.
264/Bhs. A tanggal 19 Maret 1947 oleh sebab itu ejaan ini disebut Ejaan Suwandi.
System ejaan Suwandi merupakan system ejaan latin untuk Bahasa Indonesia.
Pada dasarnya ejaan ini sama dengan Van Ophusyen, hanya saja ada beberapa
penyederhanaan dan perubahan.
Ciri khusus ejaan Republik / Suwandi dalah sebagai berikut :
a) Huruf /oe/ dalam ejaan Van Ophusyen berubah menanda /u/
b) Tanda trema pada huruf a dan I dihilangkan.
c) Koma ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan /k/
misalnya kata’ menjadi katak.
d) Huruf /e/ keras dan /e/ lemah ditulis tidak menggunakan tanda, misalnya ejaan,
seekor, dsb.
e) Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara. Contohnya :
Tata laksana :
- Tata-laksana
- Tatalaksana
f) Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan /e/ lemah (pepet)
dalam bahasa indoneia ditulis tidak menggunakan /e/ lemah. Misalnya : /putra/
bukan /putera/, /praktek/ bukan /peraktek/

9
 Ejaan Malindo
Ejaan Malindo (melayu-indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu
dan Indonesia. Perumusan ini berangkat dari konggres bahasa Indonesia II tahun 1954
diMedan, Sumatra Utara. Kemudian pada tahun 1959 dirumuskan Ejaan Malindo
tersebut. Sayangnya, Ejaan Malindo belum sempat diterapkan dalam kegiatan sehari-
hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia.

 Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD )


Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan penyempurnaan dari ejaan-ejaan
sebelumnya. EYD diresmikan pada saat pidato kenegaraan memperingati HUT
Kemerdekaan RI XXVII, 17 Agustus 1972. kemudian dikukuhkan dalam Surat
Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. EYD ini hasil kerja panitia ejaan Bahasa
Indonesia yang dibentuk pada tahun 1966. 
a.    Gabungan kata yang sudah dianggap senyawa (satu kata) ditulis serangkai.
Contohnya : Akhirulkalam, Assamualaikum, hulubalang, matahari, dsb.
b.    Kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang dimiliki.
Contohnya : kumiliki, dipukul, barangmu, pacarku, pacarnya, dsb.
c.     Kata depan di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh :
Bentuk benar Bentuk salah
Di medan Dimedan
Ke medan Kemedan
Ke sini Kesini
Ke sana Kesana

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
            Pada dasarnya kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia
yang baik dan benar, akan tetapi ketika kita berbicara seringkali kita tidak mengikuti
kaidah/aturan dari tata bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi
sehari-hari. kita sering menggunakan tata bahasa yang salah, sehingga bermula dari
kesalahan-kesalahan tersebut dapat menjadi sebuah kebiasaan dan hal tersebut menjadi
membudaya dan dibenarkan penggunaan dalam keseharian. Untuk itu sudah menjadi
kewajiban kita bersama untuk saling mengingatkan agar menggunakan kaidah tata
bahasa yang baik dan benar.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan baik
dari Dosen Mata Kuliah ini maupun dari Mahasiswa. Selain itu kami harapkan kepada
pembaca agar bisa menjadikan makalah ini sebagai bahan bacaan yang tujuannya ingin
memahami Tata Bahasa Indonesia.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.docstoc.com/docs/82773044/MAKALAH-EJAAN-BAHASA-INDONESIA
https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan
http://wwwiluvislamcom-tamtim.blogspot.com/2009/11/makalah-bahasa-indonesia-
diksi-dan.html
http://nuningasnuning.blogspot.com/2012/01/makalah-bahasa-indonesia.html
http://kesmas-fkm.blogspot.com/2012/12/contoh-makalah-ejaan.html

12

Anda mungkin juga menyukai