Anda di halaman 1dari 3

PILIHAN KATA

(DIKSI)

1. Pendahuluan

Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai
dalam suatu tuturan bahasa. Pemilihan kata bukanlah sekadar memilih kata mana yang tepat,
melainkan juga kata mana yang cocok. Dengan demikian, dalam memilih kata ada dua persyaratan
pokok yang harus diperhatikan, yaitu ketepatan dan kesesuaian. Persyaratan ketepatan menyangkut
makna, aspek logika kata-kata; kata-kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang
ingin diungkapkan. Selanjutnya persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokkan antara kata-kata
yang dipakai dengan kesempatan/situasi dan keadaan pembaca/pendengar.

2. Ketepatan Pemilihan Kata

Ketepatan adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi
pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka
setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya untuk
mencapai maksud tersebut. Agar dapat menjadi pemilih kata yang akurat, seseorang harus
menguasai sejumlah persyaratan, antara lain:

1) Dapat membedakan kata-kata yang bersinonim, berhomofon, dan berhomograf


Ada beberapa kata yang mempunyai makna yang sama atau mirip, seperti kata: muka,
paras, wajah, dan tampang. Ada pula kata-kata yang sama bunyi atau tulisannya ( homofon
= sama bunyi; homograf = sama tulisan) yang mempunyai arti yang sama sekali tidak
berhubungan. Seperti sedan = tangis dan sedan = mobil; buku = kitab dan buku = bagian di
antara dua ruas.
2) Dapat membedakan antara makna denotasi dan makna konotasi
Satu kata kerap kali tidak hanya mendukung satu konsep, melainkan juga menimbulkan
asosiasi dengan sesuatu, misalnya : pelayan toko dengan pramuniaga.
3) Dapat membedakan kata abstrak dan kata konkret
Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, sedangkan kata konkret
adalah kata yang mempunyai referen berupa objek yang dapat diamati, misalnya
kemanusiaan dan manusia.
4) Dapat membedakan kata umum dan kata khusus
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan rung lingkupnys. Makin luas ruang
lingkup suatu kata, makin umum sifatnya. Sebaliknya, makin sempit ruang lingkupnya makin
khusus sifatnya. Misalnya: Keadaan -> Kesehatan -> penyakit -> penyakit darah -> Leukemia.
5) Dapat membedakan kata popular dan kata kajian
Kata popular adalah kata-kata tang dipergunakan pada berbagai kesempatan dalam
komunikasi sehari-hari di kalangan semua lapisan masuarakat, sedangkan kata kajian adalah
kata-kata yang hanya dikenal dan dipergunakan secara terbatas dalam kesempatan-
kesempatan tertentu. Misalnya: besar, pindah, kecil, batu -> transfer, minor, batuan.
6) Dapat mengenal kata yang mengalami perubahan makna
Makna kata itu kerap kali berubah atau bergeser. Perubahan ini dapat: Meluas atau
menyempit, kadang-kadang berubah sama sekali, misalnya: ibu, kakak, berlayar, dan sarjana.
Amelioratif (makna baru dirasakan lebih baik nilainya, misalnya istri dan nyonya. Peyoratif
(kebalikan dari amelioratif), misalnya oknum. Sinestesia (pertukaran tanggapan dua indera
yang berbeda), misalnya Kata-katanya manis; Pidatonya hambar. Asosiasi (karena
persamaan sifat), misalnya amplop dalam kalimat Beri dia amplop agar urusan cepat selesai.
7) Dapat membedakan kata asing dan kata serapan, serta cermat dalam penggunaan akhiran
asing.
Kata asing adalah unsur-nsur yang berasal dari bahasa asing yang masih dipertahankan
bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa Indonesia, misalnya: option dan stem,
sedangkan kata serapan adalah unsur-unsur bahasa asing yang telah disesuaikan dengan
struktur bahasa Indonesia. Dalam proses morfologi, kata serapan diperlakukan sebagai kata
asli. Misalnya: pelopor, dongkrak, dan ilmu. Kata yang mengandung akhiran asing, misalnya
kultur – kultural, progress – progresif, dan idiom – idiomatik.
8) Dapat mengenal kata-kata baru
Bahasa berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu dan bidang kehidupan lainnya. Kata-kata
baru dapat digunakan, asal kita tahu dengan tepat makna dan pemakainnya. Jika kata itu
sudah dibakukan, dapat digunakan tanpa tanda khusus; tetapi jika belum dibakukan atau
belum dikenal secara luas kita perlu menggarisbawahi atau memberikan padanannya dalam
bahasa asing atau dalam bahasa Indonesia.
9) Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tetap
Contoh kata penghubung yang berpasangan secara tetap: antara … dan …., tidak … tetapi…,
dan bukan … melainkan….
- Antara hak dan kewajiban mana yang lebih penting?
- Kami tidak menuntut bonus, tetapi pesangon.
- Bukan dia yang mengambil, melainkan saya.
10) Makna kata dalam kalimat
Suatu kata dapat memiliki makna yang berbeda apabila dipergunakan dalam konteks yang
berbeda, misalnya:
- Ambillah seberapa kamu suka. ( menyuruh/mengizinkan)
- Ambillah, kalau kamu berani! (mengancam/tidak mengizinkan)
11) Dapat memakai pasangan kata yang selalu muncul bersama sebagai frasa, misalnya
berjumpa dengan, dibacakan oleh, sehubungan dengan, bergantung pada, dan terdiri
dari/atas.

3. Kesesuaian dalam Pemilihan Kata

Agar dapat memenuhi persyaratan kesesuaian dalam memilih kata-kata, perlu diperhatikan hal-
hal berikut ini:

1) Nilai-nilai sosial
Dalam memilih kata-kata yang akan dipergunakan harus diperhatikan nilai-nlai yang berlaku
dala masyarakat pembaca. Apakah ada kata-kata tabu atau kata-kata yang mempunyai
konotasi lain yang mungkin akan menyinggung rasa sopan santun atau kepercayaan mereka.
2) Kata-kata baku dan nonbaku
Ragam bahasa baku dapat dikenali dari kata-kata maupun struktur kalimat yang digunakan.
Kata-kata baku dan nonbaku dapat dikenali dari pilihan kata, ejaan atau bentuknya,
misalnya: kaidah - kaedah, membuat - bikin, tidak - enggak, dan memikirkan - mikirin.
3) Sasaran tulisan
Setiap tulisan ada sasarannya, yaitu kelompok masyarakat kepada siapa tulisan itu ditujukan.
Sasaran tulisan akan menentukan ragam bahasa, kalimat, serta kata-kata yang digunakan.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh setiap penulis atau pembicara agar kata-
kata yang dipergunakan tidak mengganggu suasana dan tidak menimbulkan ketegangan antara
penulis atau pembicara dengan para hadirin dan pembaca. Syarat-syarat tersebut antara lain:

1) Gunakanlah kata-kata baku – nonbaku dan ilmiah – popular sesuai dengan situasinya.
2) Hindarilah pemakaian kata-kata jargon dan kata-kata slang dalam tulisan untuk pembaca
umum.
3) Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
4) Hindarilah ungkapan-ungkapan usang.
5) Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artifisial.

Berdasarkan uraian singkat di atas, dapat diturunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi.
Pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat atau
menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam
suatu situasi. kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk
yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengar/pembaca. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.

Anda mungkin juga menyukai