Komunikatif
Pada masa modern seperti sekarang ini, manusia tidak dapat dihindarkan dari proses
komunikasi. Proses ini menyangkut bagaimana cara kita menyampaikan pengetahuan atau informasi
ke orang lain, begitu pun sebaliknya. Masalahnya adalah apakah kedua belah pihak dapat memahami
maksud pemberian dan penyampaian informasi tersebut. Apabila penyampaian informasi ini gagal
diterima oleh orang lain, maka akan ada perbedaan perspektif dan dapat menimbulkan suatu
permasalahan. Oleh karena itu, kita perlu memiliki karakter komunikatif.
Komunikasi dan komunikatif memiliki pengertian yang berbeda. Komunikatif merupakan cara
atau sikap seseorang untuk menyampaikan informasi agar dapat diterima lawan bicara. Sedangkan
komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi ke lawan bicara. Proses komunikasi
yang sesuai dengan maksud dan tujuan haruslah disampaikan dengan memperhatikan pemilihan kata
(diksi) yang sesuai dengan KBBI, agar informasi yang diberikan dapat dengan mudah dipahami dan
tidak menimbulkan kesan ambigu. Setelah itu, diksi yang dipilih harus dirangkai menjadi sebuah
kalimat komunikatif yang sesuai dengan EBI.
Suatu kalimat dapat dikatakan komunikatif dengan memperhatikan keefektifan struktur
katanya. Kalimat yang komunikatif biasanya dapat dengan mudah ditangkap oleh lawan bicara dan
sesuai dengan maksud penyampaian informasi tersebut. Kalimat yang tidak efektif disampaikan
kurang mendetail karena pemberi informasi menganggap lawan bicara dapat memahami apa yang
diaksudkan. Penggunaan kata yang berbelit – belit dan dilebih – lebihkan juga menjadi salah satu
faktor penyebab penyampaian informasi yang tidak efektif. Keberhasilan suatu komunikasi juga
ditentukan dari bagaimana pemberi informasi dapat memahami keadaan, karakteristik, dan kapasitas
topik bahasan dari lawan bicaranya.
Standar komunikatif juga mencakup tentang mimik wajah dan gerak tubuh si pemberi
informasi. Standar ini diklasifikasikan kedalam 4 komponen, antara lain kompetensi gramatikal,
kompetensi sosiolinguistik, kompetensi wacana, dan kompetensi strategis. Kompetensi gramatikal
menyangkut tentang pengetahuan dan cara mengimplementasikan penulisan, pemilihan kosakata,
ilmu bunyi, pembentukkan kata, dan kalimat. Komponen sosiolinguistik hampir sama dengan
kompetensi gramatikal tetapi lebih memperhatikan sisi budaya seperti norma, tujuan dan fungsi
pemberian informasi, interaksi antara kedua belah pihak, dan aturan – aturan yang mengikat.
Sedangkan komponen wacana akan menentukan kemampuan menginterpretasikan suatu paragraph,
dengan kata lain komponen wacana memberikan perspektif, pendapat, dan pandangan dari topik yang
Gabriela Possenti Aurelia Natasya Sanvica
Kelompok 6 (Albertus Soegijapranata)
tersebut di masa yang akan datang. Terutama dalam menjalankan dan mencapai visi serta misi yang
dibawanya. Bagaimana cara pemimpin itu dapat menjaga semangat dan memotivasi anak buahnya
dalam setiap program kerja yang dikerjakan.
Daftar Pustaka :
Astriani, Eva. 2018. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Kompetensi
Komunikatif). UNISDA.