Anda di halaman 1dari 3

Gabriela Possenti Aurelia Natasya Sanvica

Kelompok 6 (Albertus Soegijapranata)

Komunikatif

Pada masa modern seperti sekarang ini, manusia tidak dapat dihindarkan dari proses
komunikasi. Proses ini menyangkut bagaimana cara kita menyampaikan pengetahuan atau informasi
ke orang lain, begitu pun sebaliknya. Masalahnya adalah apakah kedua belah pihak dapat memahami
maksud pemberian dan penyampaian informasi tersebut. Apabila penyampaian informasi ini gagal
diterima oleh orang lain, maka akan ada perbedaan perspektif dan dapat menimbulkan suatu
permasalahan. Oleh karena itu, kita perlu memiliki karakter komunikatif.
Komunikasi dan komunikatif memiliki pengertian yang berbeda. Komunikatif merupakan cara
atau sikap seseorang untuk menyampaikan informasi agar dapat diterima lawan bicara. Sedangkan
komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi ke lawan bicara. Proses komunikasi
yang sesuai dengan maksud dan tujuan haruslah disampaikan dengan memperhatikan pemilihan kata
(diksi) yang sesuai dengan KBBI, agar informasi yang diberikan dapat dengan mudah dipahami dan
tidak menimbulkan kesan ambigu. Setelah itu, diksi yang dipilih harus dirangkai menjadi sebuah
kalimat komunikatif yang sesuai dengan EBI.
Suatu kalimat dapat dikatakan komunikatif dengan memperhatikan keefektifan struktur
katanya. Kalimat yang komunikatif biasanya dapat dengan mudah ditangkap oleh lawan bicara dan
sesuai dengan maksud penyampaian informasi tersebut. Kalimat yang tidak efektif disampaikan
kurang mendetail karena pemberi informasi menganggap lawan bicara dapat memahami apa yang
diaksudkan. Penggunaan kata yang berbelit – belit dan dilebih – lebihkan juga menjadi salah satu
faktor penyebab penyampaian informasi yang tidak efektif. Keberhasilan suatu komunikasi juga
ditentukan dari bagaimana pemberi informasi dapat memahami keadaan, karakteristik, dan kapasitas
topik bahasan dari lawan bicaranya.
Standar komunikatif juga mencakup tentang mimik wajah dan gerak tubuh si pemberi
informasi. Standar ini diklasifikasikan kedalam 4 komponen, antara lain kompetensi gramatikal,
kompetensi sosiolinguistik, kompetensi wacana, dan kompetensi strategis. Kompetensi gramatikal
menyangkut tentang pengetahuan dan cara mengimplementasikan penulisan, pemilihan kosakata,
ilmu bunyi, pembentukkan kata, dan kalimat. Komponen sosiolinguistik hampir sama dengan
kompetensi gramatikal tetapi lebih memperhatikan sisi budaya seperti norma, tujuan dan fungsi
pemberian informasi, interaksi antara kedua belah pihak, dan aturan – aturan yang mengikat.
Sedangkan komponen wacana akan menentukan kemampuan menginterpretasikan suatu paragraph,
dengan kata lain komponen wacana memberikan perspektif, pendapat, dan pandangan dari topik yang
Gabriela Possenti Aurelia Natasya Sanvica
Kelompok 6 (Albertus Soegijapranata)

dikomunikasikan. Kompetensi strategis digunakan untuk mengontrol keefektifan suatu komunikasi


agar komunikasi tersebut tetap berjalan lancar dan tidak sampai di titik buntu.
Karakteristik Komunikatif ditandai dengan adanya sifat dinamis, konseptual, menyesuaikan
dengan penggunaannya tergantung pada situasi dan kondisi, serta bersifat relatif dilihat dari jumlah
partisipan dalam suatu kegiatan komunikasi. Pendekatan Komunikatif merupakan pendekatan yang
bertujuan untuk dapat menggunakan kompetensi komunikatif sebagai standar kemampuan berbahasa
dan dapat memenuhi 4 keterampilan berbahasa. Keterampilan ini yaitu mendengarkan, membaca,
berbicara, dan menulis. Pendekatan komunikatif biasanya berhubungan dengan proses belajar
mengajar berbahasa hingga memperlancar proses pembelajaran agar dapat ditangkap oleh audience
karena berhubungan dengan komunikasi antara dua pihak.
Kelebihan pendekatan komunikatif yaitu penerima informasi memiliki motivasi lebih untuk
berpartisipasi karena proses komunikasi yang menarik dan mudah dipahami. Kelebihan lainnya yaitu
pemberi informasi dapat dengan lancar berkomunikasi dengan lawan bicara menggunakan berbagai
variasi kosa kata. Namun, pendekatan komunikatif memiliki beberapa kelemahan antara lain
kurangnya kemampuan membaca karena tidak menjadi fokus utama, karena lebih banyak perhatian
terarah pada keterampilan berbicara dan menulis. Pendekatan komunikatif kebanyakan digunakan
para pemberi informasi kepada penerima informasi dalam konteks bahasa, sehingga banyak
ditemukan bahasan komunikatif yang dikaitkan dengan berbagai bahasa di belahan dunia.
Banyak manfaat dari karakter komunikatif yang berguna bagi keberlangsungan proses
komunikasi antar individu. Kemampuan komunikasi juga menjadi tolok ukur wawasan seseorang
untuk bisa bersaing dengan dunia luat terutama bagi seorang pemimpin. Bagaimana sikap atau cara
\yang dilakukan oleh pemimpin/pembicara/penulis, agar dapat ditangkap maksudnya oleh penerima
informasi. Komunikatif berkaitan erat dengan tata bahasa, sehingga tidak lepas dari patokan berupa
aturan yang berlaku dalam negara, contohnya Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dan Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Komunikatif juga perlu didukung oleh kalimat yang komunikatif, syarat kalimat
yang komunikatif yakni sesuai aturan bahasa, logis, efektif, struktur kalimatnya jelas, tidak berbelit
– belit, menggunakan berbagai kosakata, dan penggunaan ekspresi yang tepat.
Keberhasilan seseorang dapat dilihat melalui caranya berbicara dan memengaruhi orang
banyak. Contoh pemimpin komunikatif di dunia seperti Barrack Obama, Soekarno, John F. Kennedy,
Jack Welch serta masih banyak di luar sana yang mampu menyampaikan dan mengomunikasikan ide-
ide dan pendapat mereka kepada orang banyak dengan mudah dipahami. Seorang pemimpin didorong
untuk memiliki kemampuan komunikatif yang bagus dalam memimpin sebuah organisasi
dikarenakan mempunyai tanggung jawab yang besar sebagai kunci sukses keberjalanan organisasi
Gabriela Possenti Aurelia Natasya Sanvica
Kelompok 6 (Albertus Soegijapranata)

tersebut di masa yang akan datang. Terutama dalam menjalankan dan mencapai visi serta misi yang
dibawanya. Bagaimana cara pemimpin itu dapat menjaga semangat dan memotivasi anak buahnya
dalam setiap program kerja yang dikerjakan.

Daftar Pustaka :

Astriani, Eva. 2018. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Kompetensi
Komunikatif). UNISDA.

Kurniawan, K. (2002). Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Pendekatan


Komunikatif. Jurnal Ilmu Pendidikan, 9(4), 293–306.

Anonim. (2016, July 31). Retrieved from Edutafsi: http://www.edutafsi.com/2016/07/ciri-


dan-syarat-kalimat-komunikatif.html

Anda mungkin juga menyukai