Kelompok 4
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “ Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan” Pada
makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penyusun mengucapkan
terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang
membaca.
Kelompok 4
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
sarana pendukung ramah lingkungan merupakan wadah dari komponen
adiwiyata yang lainnya. Komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh
dalam mencapai sekolah Adiwiyata, yaitu a) Pengembangan kebijakan
berwawasan lingkungan, b) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, c)
Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, d) Pengelolaan sarana pendukung ramah
lingkungan.
B. Tujuan
Memberikan informasi mengenai implementasi, standar, kriteria dan contoh
dari Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan dalam pengelolaan kegiatan
adiwiyata sekolah.
C. Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah untuk memberikan peran serta
yang dapat dilakukan oleh warga sekolah dalam menyukseskan program
Adiwiyata di daerahnya masing-masing.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui sistem
perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan saksama, sehingga sekolah
memiliki sarana dan prasarana yang baik, yang sesuai dengan kebutuhan
sekolah, dan dengan dana yang efisien.
Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan
efisien.
Mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sehingga
keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh
semua personel sekolah.
4
a. Pengadaan
Eka Prihatin (2011: 59) mengemukakan hal yang sama mengenai caracara
pengadaan yaitu misalnya untuk pengadaan tanah bisa dilakukan dengan cara
membeli, menerima hibah, menerima hak pakai, menukar dan sebagainya. Dalam
pengadaan gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun baru,
membeli, menyewa, menerima hibah dan menukar bangunan. Untuk pengadaan
perlengkapan atau perabot dapat dilakukan dengan jalan membeli. Perabot yang
akan dibeli dapat berbentuk yang sudah jadi, atau yang belum jadi. Dalam
pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan membuat sendiri
atau menerima bantuan dari instansi pemerintah, badan-badan swasta, masyarakat,
perorangan, dan sebagainya. Dari pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa
kegiatan pengadaan dapat dilakukakan dengan berbgai cara, antara lain:
pembelian (baik dari dana pemerintah atau SPP), membuat sendiri, hibah ,
menyewa dan menukar.
5
b. Pendistribusian
6
d. Pemeliharaan
e. Inventarisasi
7
inventaris milik Negara menurut urutan tanggal, sedangkan buku golongan barang
inventaris mencatat barang inventaris menurut golongan barang yang telah
ditentukan (Eka Prihatin, 2011: 59).
f. Penghapusan
8
barang-barang milik Negara/kekayaan Negara dari daftar inventarisasi
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana sarana dan
prasarana yang sudah tidak sesuai lagi bagi pelaksanaan pembelajaran, yang
kemudian untuk diganti atau disingkirkan.
Ibrahim Bafadal (2004: 63) mengemukakan langkah-langkah penghapusan
perlengkapan pendidikan disekolah adalah:
1) mengelompokkan perlengkapan yang akan dihapus,
2) menginventarisasi perlengkapan yang akan dihapus,
3) mengajukan usulan penghapusan barang dan panitia penghapusan,
4) panitia pengahapusan memeriksa kembali barang yang rusak Berat
dengan membuat berita acara pemeriksaan,
5) panitia mengusulkan penghapusan barang-barang yang terdaftar
dalam berita acara pemeriksaan, dan
6) begitu surat penghapusan datang, bisa segera dilakukan
penghapusan terhadap baranng-barang tersebut.
9
4) Prinsip Kekohesifan, Manajemen perlengkapan pendidikan sekolah sebaiknya
terealisasi dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak. Sehingga
antara satu dengan yang lain harus selalu bekerja sama dengan baik.
10
adanya:
1) Lokasi kantin yang memenuhi syarat kebersihan dan ramah lingkungan
2) Pemeriksa berkala minimal 1 kali setahun terhadap kualitas makanan
kantin
3) Pemantauan terhadap jenis, kemasan makan dan kebersihan kantin secara
rutin minimal 1 kali sebulan
4) Penggunaan kemasan ramah lingkungan
5) Pemberian penyuluhan secara rutin kepada pedagang minimal 1 kali
setahun
6) Guru penanggung jawab kantin atau pengelola/penyedia makanan.
11
C. Implementasi Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
"Contoh pencapaian di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta"
13
2 Peningkatan kualitas a. Memelihara sarana dan Terpeliharanya 3 sarana dan
pengelolaan dan prasarana sekolah yang ramah prasarana yang ramah
pemanfaatan sarana lingkungan dan ramah anak lingkungan dan ramah anak
dan prasarana yang sesuai fungsinyas, antara
ramah lingkungan dan lain;
ramah anak 1. Ruang memiliki
pengaturan cahaya dan
pentilasi udara secara alami;
2. Pemeliharaan dan
pengaturan pohon peneduh
dan penghijauan
3. Menggunakan paving
block
b. Meningkatkan pengelolaan Tersedianya 4 unsur dalam
dan pemeliharaan fasilitas pengelolaan dan
sanitasi sekolah pemeliharaan fasilitas
sanitasi sekolah, antara lain;
a. Penanggung jawab
b. Pelaksana
c. Pengawas
d. Tata tertib.
c. Memanfaatkan listrik, air, 20% efisiensi pemanfaatan
dan alat tulis kantor secara listrik, air dan alat tulis
efesien kantor
14
d. Meningkatkan kualitas Kantin melakukan 3 upaya
pelayanan kantin sehat, jujur dalam rangka meningkatkan
dan ramah lingkungan serta kualitas pelayanan kantin
ramah anak sehat dan jujur dan ramah
lingkungan serta ramah
anak, meliputi;
a. Kantin tidak menjual
makanan/ minuman yang
mengandung bahan
pengawet/ pengenyal,
pewarna, perasa yang tidak
sesuai dengan standar
kesehatan
b. Kantin tidak menjual
makanan yang tercemar /
terkontaminasi, kadaluarsa
c. Kantin tidak menjual
makana n yang dikemas
tidak ramah lingkungan
seperti; plastic, strofoam,
dan aluminium foil
15
Kep.Men.Kes 416 tahun 1990, tentang syarat- syarat dan pengawasan
kualitas air. Syarat- syarat tersebut meliputi air tidak keruh atau jernih, tidak
berbau, tidak berasa.
b) Jarak sumur/ sarana air bersih dengan sumber pencemaran (pembuangan
air limbah, tangki septic, pembuangan sampah akhir) minimal 10 m.
16
Selain pemeliharaan terhadap jamban, mekanisme yang bertugas juga harus
memelihara wastafel untuk warga sekolah. Menurut Pedoman Teknis Pengelolaan
Kebersihan Lingkungan Madrasah (2012: 7) cara membersihkan westafel, lantai
marmer, kaca, dan kaca cermin adalah sebagai berikut:
a) Membersihkan saringan pada westafel dengan cara menyemprotkan cairan
pembersih ke dalam mangkok westafel secara merata.
b) Menggosok mangkok westafel dengan busa pembersih secara
menyeluruh sampai kotoran hilang.
c) Membersihkan kaca cermin dan kaca biasa dengan cairan pembersih kaca,
lalu mengelap dengan kain atau menggunakan sweeper kaca.
d) Mencuci lap tangan setian hari.
e) Memeriksa kerusakan dan memperbaikinya.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan dapat
dilakukan dengan memaksimalkan pengelolaan atau pengembangan sarana
pendukung agar meningkatkan keberhasilan dalam melakukan kegiatan adiwiyata
serta peningkatan kualitans pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana
yang ramah lingkungan di sekolah setiap waktu
19
DAFTAR PUSTAKA
20