PADA ANAK
MARIA PRIESKA PPA
KEKERASAN PADA ANAK
• Kekerasan: penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau
tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang
(masyarakat) yang mengakibatkan atau kemungkinan besar
mengakibatkan memar atau trauma, kematian, kerugian psikologis,
kelainan perkembangan, atau perampasan hak (WHO)
3
JENIS KEKERASAN MENURUT WHO
1. Penganiayaan: melibatkan kekerasan fisik, sesksual, psikologis/ emosional dan
pengabaian thd bayi, anak2 dan remaja oleh orag tua/ pengasuh/ otiritas lain
2. Penindasan/ bullying: perilaku agresif yang negative yang dilakukan oleh anak lain/
kelompok anak2 yang bukan saudara kandung atau yang mempunyai hubungan
dengan korban
3. Kekerasan remaja: tjd pada anak-anak dan dewasa muda (10-29 th), terjadi paling
sering dalam aturan perkenalan komunitas dengan anak baru (plonco), termasuk
bullying dan serangan fisik dengan atau tanpa senjata dan mungkin melibatkan
kekerasan antar kelompok/ geng
4. Kekerasan pasangan intim: melibatkan kekerasan fisik, sesksual dan emosional oleh
pasangan intim/ mantan pasangan
4
LANJUTAN
5. Kekerasan seksual: hubungan seksual atau hubungan seksual non konsensual
(tindakan seksual yang tidak melibatkan kontak, seperti pelecehan seksual), tindakan
perdagangan seksual yang dilakukan terhadap seseorang yang tidak dapat menyetujui
atau menolaj, dan eksploitasi melalui media sosial
6. Kekerasan emosional/ psikologis: membatasi gerakan anak, pencemaran nama baik,
cemoohan, ancaman dan intimidasi, diskriminasi, penolakan dan bentuk-bentuk non
fisik dari perlakuan tidak bersahabat lainnya
5
DAMPAK KEKERASAN PADA ANAK
Pada perempuan:
Berdampak terhadap perilaku negative yang diterapkan anak yaitu:
Merokok, mabuk, menggunakan narkoba, menyakiti diri sendiri,
terpikir bunuh diri
Pada laki-laki:
Berdampak terhadap perilaku negative yang diterapkan anak yaitu:
Merokok, mabuk, dan perilaku destruktif lainnya
6
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN BAGI KORBAN
KEKERASAN PADA ANAK DAN PEREMPUAN
7
ALUR PENANGANAN KASUS KEKERAN TERHADAP ANAK DI
PUSKESMAS
8
ALUR PENANGANAN KASUS KEKERASAN PADA ANAK DI
RUMAH SAKIT
9
PENGKAJIAN
1
0
ANAMNESA
12
LANJUTAN
6. Periksa adanya tanda2 kehilangan kesadaran karena pemberian NAPZA
Pertanyaan terkait kekerasan seksual:
• Waktu dan lokasi kejadian, ada tidaknya kekerasan sebelum kejadian, segala bentuk
kegiatan seksual yang terjadi, termasuk bagian-bagian tubuh yang mengalami
kekerasan, ada tidaknya penetrasi, dengan apa penetrasi dilakukan.
• Adanya rasa nyeri, perdarahan dan atau keluarnya cairan dari vagina.
• Adanya rasa nyeri dan gangguan pengendalian BAB BAK
• Apa yang dilakukan korban setelah kejadian kekerasan seksual tersebut, apakah korban
mengganti pakaian, buang air kecil, membersihkan bagian kelamin dan dubur, mandi
atau gosok gigi.
• Khusus untuk kasus kekerasan seksual pada remaja, tanyakan kemungkinan adanya
hubungan seksual dua minggu sebelumnya.
13
OBSERVASI SELAMA ANAMNESIS
16
LANJUTAN
Pemeriksaan selaput dara:
• Temukan ada tidaknya robekan. Apabila ada identifikasi robekan termasuk robekan lama
atau baru. Periksa dengan teliti apakah sampai ke dasar atau tidak
• Apabila tidak ada robekan, lakukan pemeriksaan besarnya lingkaran lubang. Pada Pada
balita diameter hymen (selaput dara) tidak lebih dari 5 mm, dan dengan bertambahnya
usia akan bertambah 1 mm. Bila ditemukan diameter sama atau lebih dari 10 mm, patut
dicurigai sudah terjadi penetrasi oleh benda tumpul misalnya jari. Pada remaja
pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan satu jari kelingking.
• Bila kelingking dapat masuk tanpa hambatan dan rasa nyeri, lanjutkan pemeriksaan
dengan satu jari telunjuk, bila tanpa hambatan, teruskan dengan jari telunjuk dan jari
tengah (2 jari). Bila dengan 2 jari tanpa hambatan, dicurigai telah terjadi penetrasi.
17
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
1. Ketakutan
a) Takutakan reaksi keluarga/ teman2
b) Takut orang lain tidak emmpercayai keterangannya
c) Takut diperiksa oleh nakes pria
d) Takut melaporkan kejadian yang dialami
e) Takut terhadap pelaku
f) Takut ditinggal sendirian
g) Reaksi emosional lain: syok, rasa tidak percaya, marah, malu, menyalahkan diri sendiri,
kacau, bingung, histeris yang menyebabkan sulit tidur (insomnia),
2. Siaga berlebihan (mudah kaget terkejut, curiga)
3. Panik
4. Berduka (perasaan sedih terus menerus)
18
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Rontgen dan USG
• Darah dan urine rutin
• Pada kasus kekerasan seksual dapat ditambah dengan:
a. Screening penyakit kelamin
b. Test kehamilan
c. Pemeriksaan mikroskop adanya sperma dengan menggunakan NaCl
d. Tes NAPZA
e. Swab rugae untuk pemeriksaan adanya sperma
19
THANK YOU !