Penelantaran (neglect)
Didefinisikan sebagai jenis penganiayaan yang mengacu pada kegagalan
oleh pengasuh untuk memberikan yang diperlukan, perawatan yang
sesuai dengan usia meski secara finansial mampu melakukannya atau
ditawarkan berarti keuangan atau lainnya untuk melakukannya.
KLASIFIKASI
SEXUAL ABUSE NEGLECT
•Kekerasan seksual terhadap •Penelantaran Fisik (Physical
anak-anak. Neglect)
•Pemerkosaan •Penelantaran pendidikan
•Kekerasan seksual terhadap ( Educational Neglect)
pasangan •Penelantaran Psikologi
Emosional (Psychological
Neglect Emotional )
•Penelantaran Medis (Medical
Neglect)
ETIOLOGI
SEXUAL ABUSE NEGLECT
1. Aktivitas atau istirahat : Masalah tidur (misalnya tidak padat tidur atau tidur
berlebihan, mimpi buruk, berjalan saat tidur, tidur di tempat yang asing,
keletihan.
2. Integritas ego
a. Pencapaian diri negatif, menyalahkan diri sendiri/meminta ampun karena
tindakannya terhadap orang tua.
b. Harga diri rendah (pelaku/korban penganiayaan seksual yang selamat.)
c. Perasaan bersalah, marah, takut dan malu, putus asa dan atau tidak berdaya
d. Minimisasi atau penyangkalan signifikasi perilaku (mekanisme pertahanan
yang paling dominan/menonjol)
e. Penghindaran atau takut pada orang, tempat, objek tertentu, sikap
menunduk, takut (terutama jika ada pelaku)
f. Melaporkan faktor stres (misalnya keluarga tidak bekerja, perubahan
finansial, pola hidup, perselisihan dalam pernikahan)
g. Permusuhan terhadap/objek/tidak percaya pada orang lain
Lanjutan...
6. Neurosensori
a. Perilaku ekstrem (tingkah laku sangat agresif/menuntut), sangat amuk atau
pasivitas dan menarik diri, perilaku tidak sesuai dengan usia
b. Status mental : memori tidak sadar, periode amnesia, laporan adanya
pengingatan kembali. Pikiran tidak terorganisasi, kesulitan
konsentrasi/membuat keputusan. Afek tidak sesuai, mungkin sangat waspada,
cemas dan depresi.
c. Perubahan alam perasaan, kepribadian ganda, cinta, kebaikan dan
penyesalan yang dalam setelah penganiayaan seksual terjadi.
d. Kecemburuan patologis, pengendalian impuls yang buruk, ketrampilan
koping terbatas, kurang empati terhadap orang lain.
e. Membantung. Menghisap jempol atau perilaku kebiasaan lain : gelisah
(korban selamat).
f. Manifestasi psikiatrik (misal : fenomena disosiatif meliputi kepribadian
ganda (penganiayaan seksual), gangguan kepribadian ambang (korban inses
dewasa)
g. Adanya defisit neurologis/kerusakaan SSP tanpa tanda-tanda cedera
eksternal
DIAGNOSA KEPERAWATAN
•Sindrom trauma perkosaan berhubungan dengan menjadi korban perkosaan
seksual yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan dan berlawanan
dengan keinginan dan persetujuan pribadi seseorang.
•Ketidakberdayaan berhubungan dengan harga diri rendah.
•Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
pengasuhan yang tidak adekuat dan penderitaan oleh pengasuh dari nyeri
fisik atau cidera dengan tujuan untuk menyebabkan bahaya, biasanya terjadi
dalam waktu lama.
•Ansietas (sedang sampai berat) berhubungan dengan ancaman konsep diri,
rasa takut terhadap kegagalan, disfungsi system keluarga dan hubungan
antara orang tua dan anak yang tidak memuaskan
• Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak
efektif.
INTERVENSI
•Sindrom trauma perkosaan berhubungan dengan menjadi korban perkosaan seksual yang
dilakukan dengan menggunakan kekuatan dan berlawanan dengan keinginan dan persetujuan
pribadi seseorang.
-Pastikan bahwa anak memiliki privasi yang adekuat untuk semua intervensi-intervensi segera
pasca krisis. Cobaan sedikit mungkin orang yang memberikan perawatan segera atau
mengumpulkan bukti segera. Atau mengumpulkan bukti segera.
-Dorong anak untuk menghitung jumlah serangan kekerasan seksual. Dengarkan, tetapi tidak
menyelidiki.
-Diskusikan dengan anak siapa yang dapat dihubung untuk memberikan dukungan atau
bantuan. Berikan informasi tentang rujukan setelah perawatan.
b. Aspek psikologis/ afektif: beberapa hal yang perlu dikaji antara lain:
1) Respon emosi yang dialami klien: tanyakan bagaimana perasaan yang dialami
klien dengan menguraikan data objektif dan subjektif tentang respon berikut ini:
rasa tidak tidak berguna, rasa bersalah, kesepian, depresi, dan mengisolasi diri
dari orang lain.Klien dengan pengabaian emosional biasanya akan merasa tidak
berdaya dan kesepian akibat tidak adanya anak atau sanak saudara yang datang
menjenguk dan merawatnya.
LANJUT...
c. Aspek sosial budaya dan spiritual
Masyarakat lain dan keluarga tentunya memiliki pandangan yang
sama dalam memberikan perawatan pada lansia. Sebagian besar
dari mereka mengatakan malas merawat lansia.
Namun,berdasarkan kepercayaan masyarakat yang didominasi
oleh agama Islam, perawatan lansia diyakini sebagai suatu
kewajiban anak kepada orangtuanya.