Anda di halaman 1dari 25

DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN

TOKOH PENDIDIKAN YANG BERPENGARUH DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
ANGGOTA KELOMPOK :
1. ANNISA NILAM SARI (18029101)
2. ARISA JUNIA (18231104)
3. RIVALDO PUTRA (18052064)
4. ZELVIRA NOVRINA (18029029)

DOSEN MATA KULIAH :


Dra. ZUWIRNA, M.Pd

MATA KULIAH UMUM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat kesulitan dan
hambatan akan tetapi dengan kerjasama dari anggota kelompokkesulitan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Dra, Zuwirna, M.Pd. selaku dosen Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan atas
bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam
pengerjaan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah


ini.Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari
pembaca sekalian.Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang membacanya.

Padang, 13 April 2020

Penulis.

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pentingnya pendidikan yang kita rasakan dari dulu hingga sekarang


melahirkan beberapa peneliti pendidikan serta pemikir-pemikir pendidikan.
Kita sebagai generasi penerus bangsa, perlu mengetahui perkembangan
pendidikan, termasuk pada sejarah tokoh-tokoh pendidikan. Begitu bnyak ide
yang mereka gagaskan untuk mengungkapkan pentingnya pendidikan bagi
kehidupan sehingga mereka ikut berkontribusi membangun pendidikan di
Indonesia. Jadi kita harus memahami bagaimana pengaruh tokoh-tokoh
pendidikan terhadap pengembangan pendidikan di Indonesia.

Pemahaman tentang pemikiran pendidikan yang telah kita pelajari


pada sebelumnya akan membekali pembaca dengan wawasan kesejarahan,
yakni : kemampuan memahami kaitan antara pengalaman-pengalaman masa
lampau, tuntutan dan kebuthan masa kini, serta antisipasi masa yang akan
datang. Disamping itu memberi arah bagi pembaca dalam menjalankan
pendidikan.Beberapa lembaga pendidikan di Indonesia yang lahir sebelum
zaman kemerdekaan akan dapat memberikan pemahaman historis bagi
pendidik maupun pembaca dan dapat mendorong semangat untuk
meningkatkan kegiatan pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Siapa tokoh-tokohyang berpengaruh dalam pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana pengaruhnya terhadap pendidikan di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan
2. Untuk mengetahui sejarah berdirinya sekolah yang didirikan oleh tokoh
pendidikan di Indonesia.

1
3. Agar kita dapat memahami pengaruh adanya tokoh tokoh pendidikan
tersebut.
4. Agar kita mengetahui peran pendidikan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh
pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara merupakan pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu


organisasi pendidikan yang memberikan kesempatan untuk para pribumi agar
bisa mendapatkan hak pendidikan yang setara seperti kaum priyayi dan juga
orang-orang Belanda. Ki Hajar Dewantara yang lahir pada tanggal 2 Mei kini
diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar
Dewantara punya tiga semboyan yang terkenal yaitu Ing Ngarso Sung Tuloho
yang berarti di depan memberi contoh, Ing Madya Mangun Karso yang
berarti di tengah memberikan semangat dan Tut Wuri Handayani yang berarti
di belakang memberikan dorongan.

Salah satu bagian dari tiga semboyan buatan Ki Hajar Dewantara yaitu tut
wuri handayani menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia
hingga saat ini. Atas jasanya, namanya juga diabadikan di sebuah nama kapal
perang Indonesia yaitu KRI Ki Hajar Dewantara. Potret Ki Hajar Dewantara
juga  diabadikan di uang kertas pecahan dua puluh ribu rupiah pada tahun
1998. Tujuh bulan setelah meninggal, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi
pahlawan nasional yang kedua oleh Presiden RI yang pertama, Sukarno, pada
tanggal 28 November 1959 menurut Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 305 Tahun 1959.
a. Azas-azas Taman Siswa 1922
1. Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat
tertibnya persatuan dalam prikehidupan umum. Ketertiban tidak akan

3
tercapai jika tidak ada kedamaian. Sebaliknya,seseorang tidak akan
merasakan hidup damai jika tidak diberi kemerdekaan.
2. Pendidikan yang diberikan kepada anak hendaklah dapat menjadikan
manusia yang merdeka batinnya, pikirannya, dan merdeka tenaganya,
dan bermanfaat untuk kepentingan bersama. Guru jangan hanya
memberikan pengetahuan yang siap pakai tetapi juga harus mendidik
anak agar dapat mencari sendiri pengetahuan itu dan dapat
menerapkannya untuk kepentingan bersama.

3. Pendidikan hendaklah didasarkan atas keadaan dan budaya Indonesia


yang selaras dengan kodrat kita dan akan memberi kedamaian dalam
kehidupan sehingga tidak mudah terpengaruh oleh kebudayaan yang
datang dari luar.

4. Pendidikan harus diberikan kepada seluruh rakyat tanpa terkecuali.

5. Untuk dapat mencapai asas kemerdekaan,maka kita harus bekerja


sesuai dengan kemampuan sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang
lain.

6. Oleh karena itu kita bersandar pada kekuatan sendiri, maka haruslah
kita memikul semua beban belanja dengan uang sendiri.

7. Pendidik hendaklah mendidik anak dengan sepenuh hati, tulus, dan


ikhlas, tidak meminta sesuatu hak tetapi menyerahkan diri untuk
berhamba kepada sang anak.

b. Dasar-dasar Taman Siswa 1947


Pada 1947, asas Taman Siswa disesuaikan dengan kondisi bangsa yang
telah merdeka, sehingga kata-kata “asas” diganti dengan kata “dasar”.
Dasar ini disebut dengan “Panca Darma” yang terdiri dari :
1. Kodratalam mengandung arti  bahwa pada hakekatnya manusia itu
sebagai makhluk adalah satu dengan kodrat alam semesta ini, karena
manusia tidak dapat terlepas dari kehendak hukum-hukum kodrat alam.

4
Sebaliknya, manusia akan mengalami kebahagiaan jika ia dapat mesra
menyatukan diri dengan kodrat alam yang mengandung segala hukum
kemajuan.
2. Kemerdekaan mengandung arti bahwa kemerdekaan adalah karunia
kodrat alam kepada semua maklhuk manusia yang memberikan
kepadanya “hak swa wasesa” dengan selalu meengingat syarat-syarat
tertib damainya hidup bersama.
3. Kebudayaan mengandung arti keharusan untuk memelihara nilai-nilai
dan bentuk-bentuik kebujdayaan nasional. Dalam memelihara
kebudyaan nasional itu ke arah kemajuan yang sesuai dengan
kecerdasan jaman, kemajuan dunia guna epentingan hidup rakyat lahir
dan batin  dalam tiap-tiap jaman dan keadaannya.
4. Kebangsaan mengandung arti adanya rasa satu dengan bangsa sendiri
dalam suka dan duka  dan dalam kehendak untuk mencapai
kebahagiaan hidup lahir dan batin  seluruh bangsa.  Azas Kebangsaan
tidak boleh bertentangan dengan Azas Kemanusiaan, malahan harus
menjadi sifat, bentuk, dan laku kemanusiaan yang nata dan karena itu
tidak mengandung arti permusuhan terhadap bangsa-bangsa lain.
5. Kemansuiaan mengandung arti wujud kemansuiaan itu adalah darma
tiap-tiap manusia yang timbul dari akal dan budinya. Keluhuran akal
dan budi itu menimblkan rasa dan laku cinta kasih terhadap sesama
manusia dan terhadap makhluk kodrat alam seluruhnya yang bersifat
keyakinan akan adanya hukum kemajuan yang meliputi alam semesta.
karena itu, rasa dan laku cinta kasih itu harsu tampak pula sebagai
kesimpulan untuk ebrjuang melawan segala sesuatu yang merintani
kemajuan yang selaras dengan kehendak alam.

c. Tujuan Taman Siswa


Sebagai yang dinyatalan dalam “keterangan Azas Taman Siswa 1922″
pasal 1, tujuan Taman siswa sebagai lembaga pendidkan dan kebudayaan
ialah terwujudnya masyarakat tertib dan damai.Tertib yang sebenarnya itu
tidak akan ada jika tidak ada damai. Dan, damai antara manusia itu hanya
mungkin ada dalam keadilan sosial sebagai wujud berlakunya kedaulatan

5
adab kemanusiaan yang menghilangkan segala rintangan oleh manusia
terhadap sesamanya dalam syarat-syarat hidupnya serta menjamin
terbaginya sarat hidup lahir dan batin secara sama rata, sama rasa.

d. Semboyan Taman Siswa


1. Suci Tata Ngesti Tunggal, artinya dengan kesucian batin dan teraturnya
hidup lahiriah kita mengejar kesempurnaan.
2. Bibit, Bebet, Bobot, artinya menganjurkan pemilihan yang saksama
dalam menentukan calon anak menantu, anak menyehatkan keturunan.
3. Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani.
4. Lebih baik mati terhormat daripada hidup nista, artinya tingkah laku
dan budi luhur harus ditumbuhkan.
5. Rawe-rawe Rantas Malang-malang putung, artinya segala sesuatu yang
merintangi akan hancur jika mempunyai kemauan yang teguh.
6. Neng-Ning-Nung-Nang, artinya ketenangan menimbulkan pikiran
jernih yang menuju kepuasan batin dan membawa kemenangan.

e. Jenis-jenis Pendidikan Taman Siswa


Adapun jenjang dan jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh Taman
Siswa adalah meliputi :
1. Taman Indriya, yaitu Taman Kanak-kanak Taman Siswa untuk anak
yang berumur antara 5 – 6 tahun,

2. Taman Anak, yaitu setingkat dengan anak SD kelas I – III sekitar 6 atau
7 – 9 atau 10 tahun. Jenjang pendidikan ini terutama untuk jaman
wiraga,

3. Taman Muda, yaitu setingkat dengan kelas IV – VI SD untuk anak


sekitar umur 10 – 11 sampai dengan 12 – 13 tahun. Jenjang pendidikan
ini terutama untuk jaman wicipta,

4. Taman Dewasa, yaitu semacam sekolah Menengah Tingkat Pertama


yang lamanyta 3 tahun,

6
5. Taman Madya atau Taman Dewasa Raya, yaitu merupakan sekolah
Menengah Tingkat Atas, tetapi lamanya hanya 2 tahun. Pada jenjang
Taman Madya ini terdapat beberapa jurusan yang disediakan, meliputi
jurusan : pendidikan, sosial ekonomi, kesusastraan, dan jurusan ilmu
pasti alam,

6. Taman Guru, yaitu sekolah untuk menyiapkan calon guru pada Taman
Indriya, Taman Muda dan Taman Dewasa. Taman Guru ini meliputi :

7. Taman Guru B I, untuk menyiapkan calon guru Taman Anak dan


Taman Muda dan Taman Dewasa,

8. Taman Guru B II, untuk menyiapkan calon guru sebagaimana pada


Taman Guru B I, tetapi bukan untuk kelas rendah (I tahun sesudah
Taman Guru B I),

9. Taman Guru B III, untuk menyiapkan calon guru Taman Dewasa (1


tahun sesudah Taman Guru B II).

f. Hasil yang Dicapai Taman Siswa


Perguruan Taman Siswa sejak didirikan sampai sekarang telah
mencapai berbagai hal di antaranya:
1) Gagasan/pemikiran tentang pendidikan nasional (kebangsaan).
2) Lembaga-lembaga pendidikan dari Taman Indriya sampai Sarjana
Wiyata.
3) Sejemlah alumni perguruan yang telah menjadi tokoh nasional seperti:
Ki Hajar Dewantara, Ki Mangunsarkoro,dan Ki Suratman.

2.2 Mohammad Syafei

Mohammad Sjafei Lahir di mantan, Kalimantan Barat tahun 1893 dan


meninggal pada tanggal 5 Maret 1969 dalam usia 74 tahun di Jakarta dan
dikebumikan ditengah-tengah kampus INS Kayutanam Kabupaten Padang
Pariaman Propinsi Sumatera Barat. Ibunya Sjafiah, seorang pembuat
sekaligus penjaja kue keliling dan ayahnya sudah meninggal sejak dia masih

7
bayi. Mohammad Syafei diangkat jadi anak oleh Ibarahim Marah Sutan dan
ibunya Andung Chalijah, kemudian dibawah pindah ke Sumatra Barat dan
menetap Bukit Tinggi.Marah Sutan adalah seorang pendidik dan intelektual
ternama.Dia sudah mengajar di berbagai daerah di nusantara, pindah ke
Batavia pada tahun 1912 dan aktif dalam Indische Partij.

Mohamad Syafei mendirikan sebuah sekolah yang diberi nama


Indonesische Nederland School (INS) pada tanggal 31 oktober 1926. Di Kayu
Tanam, sekitar 60 km di sebelah Utara Kota Padang. Sekolah ini didirikan di
atas lahan seluas 18 hektar dan dipinggir jalan raya Padang Bukit Tinggi.Ia
menolak subsidi untuk sekolahnya, seperti halnya Thawalib dan Diniyah, tapi
ia membiaya sekolah itu dengan menerbitkan buku-buku kependidikan yang
ditulisnya. Sumber keuangan juga berasal dari sumbangan-sumbangan yang
diberikan ayahnya dan simpatisan-simpatisan serta dari berbagai acara
pengumpulan dana seperti mengadakan pertunjukan teater, pertandingan
sepak bola, menerbitkan lotere dan menjual hasil karya seni buatan murid-
muridnya. Pengajaran di dalam kelas menggunanakan bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris sebagai pelajaran bahasa asing yang pokok, ditekan pada
pelajaran-pelajaran yang akan terpakai oleh murid-murid apabila mereka
kelak kembali.

a. Asas Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam


1. Berfikir logis dan rasional
2. Kaaktifan atau kegiatan
3. Pendidikan masyarakat
4. Memperlihatkan pembawaan anak
5. Menentang intelektualisme

b. Tujuan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam


1. Mendidik rakyat kearahkemerdekaan.
2. Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3. Mendidik pemuda-pemuda supaya berguna bagi masyarakat.
4. Menanamkan kepercayaan pada diri sendiri dan berani

8
bertanggungjawab.
5. Tidak mau menerima bantuan yang mengikat.

c. Model Sekolah Yang di atur M.Syafe’i


1. Sekolah itu berbentuk asrama, anak-anak hidup bersama-sama melalui
bekerja nyata atau belajar melalui bekerja.
2. Belajarnya diatur menjadi sebagian belajar teori dan sebagian lagi
belajar praktek.
3. Ada bermacam-macam perlengkapan belajar, seperti tanah dan alat-alat
tukang kayu, alat bercocok tanam, alat-alat menganyam, alat-alat
mengolah karet, koperasi, lapangan olahraga, dan tempat pentas seni.
4. Disamping bekerja anak-anak juga berupaya mencari uang sendiri
dengan cara antara lain ,menjual barang-barang hasil karya sendiri,
berkoperasi, mengadakan pentas seni berkeliling.
d. Aspek-aspek yang diajarkan Muhammad Syafe’I
Adapun aspek - aspek yang diajarkan di mulai dari :
1. Pendidikan dan Pengajaran
Apakah yang dimaksud pendidikan dan pengajaran?.Secara ringkas
dapat dijawab :  " Untuk membawa si anak kepada kesempurnaan lahir
dan batin ".
2. Pendidikan dan Pengajaran untuk Anak - Anak
Mengapa pendidikan dan pengajaran dimulai dari bawah benar?
mengapa tidak dari masyarakat dewasa? jawab  atas pertanyaan ini
banyak ragamnya. Boleh disendikan kepada ilmu jiwa atau sendi ilmu
ekonomi atau ilmu tubuh dan sebagainya. Jawab yang mudah adalah "di
masa-masa manusia kecil itulah mudah mengubahnya, kalau ia telah
dewasa sulit !".Indonesia saat ini memilki kepentingan yang hebat
dalam menaruh anak - anak Indonesia :
a) Sebanyak Mungkin orang - orang pandai.
b) Selekas mungkin karena kita sudah tertinggal.
3.Sedikit Ilmu Jiwa
Prof. Dr. Van Houte berkata :

9
" Dalam tahun - tahun terakhir sudah dibuktikan dengan jelas oleh ahli
ilmu jiwa, bahwa pembentukan tinjauan, pandangan, dan alam pikiran
semata-mata dapat dibangunkan jika ada kerja sama yang serapat-
rapatnya antara bagian - bagian tubuh yang melakukan, sehingga
terbentuklah kemudian suatu alam keinsyafan".
 4. Pengalaman, Kebiasaan, Pengertian
Pengalaman - pengalaman ini memberikan kepada otak dua macam
pekerjaan, antara lain  :
a) Pengalaman berulang sehingga otak mendapat istirahat (tidak
berfikir)
b) Pengalaman berulang yang memaksa otak bekerja terus-menerus.
5. Bermain
Semua anak biasanya suka bermain. Bermain bebas atau bermain
merdeka merupakan salah satu alat yang banyak mengandung emosi
dan spontanitiet . Kalau ada anak - anka yang tidak suka bermain, ia
masuk ke bilangan meluar daripada biasa. Tentu ada suatu sebab yang
menjadikan dia menjadi demikian.Kewajiban guru atau otang tua untuk
menyelidiki hal itu dan berusaha membantu supaya kembali kepada
keadaan biasa.

2.3 Kiai Haji Ahmad Dahlan

Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang pemuka agama dan sekaligus
Pahlawan Nasional Indonesia. Lahir dengan nama Muhammad Darwis di
Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1868 dan meninggal di Yogyakarta pada
tanggal 23 Februari 1923 tepat pada umur 54 tahun. Ahmad Dahlan adalah
anak keempat dari tujuh bersaudara yang ada di keluarga KH Abu Bakar.KH
Abu Bakar sendiri adalah seorang tokoh agama yang terkemuka dan sekaligus
khatib di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta di era Hindia
Belanda.Sedangkan ibu dari KH Ahmad Dahlan merupakan puteri dari Haji
Ibrahim yang waktu itu menjabat sebagai penghulu di Kesultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa lalu.

10
Pembentukan ide-ide dan aktivitas baru pada diri Ahmad Dahlan tidak
dapat dipisahkan dari proses sosialisasi dirinya sebagai pedagang dan ulama
serta dengan alur pergerakan sosial keagamaan, kultural, dan kebangsaan
yang sedang berlangsung di indonesia pada abad ke XX. Sebagai seorang
pedagang sekaligus ulama, Ahmad Dahlan sering melakukan perjalanan ke
berbagai tempat di Residensi Yogyakarta maupun daerah lainya seperti
Periangan, Jakarta, Jombang, Banyuwangi, Pasuruan, Surabaya, Gresik,
Rembang, Semarang, Kudus, Pekalongan, Purwokerto, dan Surakarta. Di
tempat-tempat itu ia bertemu dengan para ulama, pemimpin lokal, maupun
kaum cerdik cendekia lainya yang sama-sama menjaadi pedagang ataupun
bukan.
Dalam pertemuan-pertemuan itu, mereka berbicara tentang agama islam,
masalah umum yang terjadi dalam masyarakat, terutama yang secara
langsung berhubungan dengan kemunculan, kstatisaan, atau keterbelakangan
penduduk muslim pribumi di tengah-tengah masyarakat kolonial. Dalam
konteks pergerakan sosial keagamaan, budaya, dan kebangsaan, hal ii
diungkap dengan adanya interaksi personal maupun formal antara Ahmad
Dahlan dengan orgaisasi, seperti: Budi Utomo, Sarikat Islam, dan Jamiat
Khair, maupun hubungan formal antara organisasi yang ia cirikan kemudian,
terutama dengan Budi Utomo.
Secara personal, Ahmad Daahlan mengenal organisasi Budi Utomo
melalui pembicaraan atau diskusi dengan Joyosumarto, seorang anggota Budi
Utomo di Yogyakarta yang mempunyai hubungan dekat dengan dr. Wahidin
Sudirohusodo seorang pemimpin budi utomo yang tinggal di Ketandan
Yogyakarta. Melalui Joyosumarto ini kemudian Ahmad Dahlan berkenalan
dengan dr. Wahidin Sudirohusodo secara pribadi dan sering menghadiri rapat
anggota maupun pengurus yang diselenggarakan oleh Budi Utomo walaupun
secara resmi ia belum menjadi anggota organisasi ini. Setelah banyak
mendegar aktivitas dan organisasi Budi Utomo melalui pembicaraan pribadi
dan kehadiranya dalam pertemuan-pertemuan resmi, Ahmad Dahlan
kemudian secara resmi menjadi anggota Budi Utomo pada tahun 1909.

11
K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh Islam yang giat
memperjuangkan umat Islam melalui bidang pendidikan. Dia adalah tokoh
pendiri organisasi Muhammadiyah pada tahun 1912 di Yogyakarta. Ada
beberapa hal yang melatar belakangi beliau mendirikan Muhammadiyah ini,
diantaranya adalah:
1. Umat islam tidak memegang teguh Alquran dan Hadis Nabi sehingga
menyebabkan perbuatan syirik semakin merajalela.
2. Keadaan umat Islam sangat menyedihkan akibat dari penjajahan
3. Persatuan umat islam semakin menurun
Organisasi Muhammadiyah aktif menyelenggarakan lembaga pendidikan
sekolah pada semua jenjang pendidikan dan tersebar ke berbagai pelosok
tanah air. Tujuannya adalah terwujudnya manusia muslim, berakhlak, cakap,
percaya kepada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat dan negara.
K.H. Ahmad Dahlan meninggal dunia pada tanggal 25 februari 1923,
dalam usia 55 tahun.1
Atas jasa-jasa KH. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran
bangsa Indonesia melalui pembaharuan Islam dan pendidikan, maka
Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional
dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961.

a. Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut :


1. KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat Islam untuk
menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar
dan berbuat;
2. Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak
memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang
menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan
umat, dengan dasar iman dan Islam;
3. Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha
sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan
kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam; dan

12
4. Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah
mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap
pendidikan dan berfungsi sosial,
Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada tahun1912 sebagai
organisasi pendidikan untuk mewujudkan pemikiran
reformisnya.Muhammadiyah pun segera ramai setelah dibentuk karena
para pedagang dan pengrajin ramai bergabung.Pada tahun 1917,
Muhammadiyah mendirikan organisasi cabang khusus untuk anggota
wanita yang bernama Aisyiyah, yang memiliki peran besar untuk
memajukan kehidupan wanita Indonesia. Kemudian Muhammadiyag
menyebar ke pulau lain dan mendirikan kekuatan yang besar di Sulawesi
sepuluh tahun setelah didirikan.  Muhammadiyah adalah salah satu
organisasi besar yang didirikan di tiga dekade pertama di masa
kebangkitan nasional.Selain itu juga memiliki kesadaran nasionalisme
Indonesia dan kemerdekaan. Sekarang, dengan dua puluh juta anggota,
Muhammadiyah menjadi organisasi muslim kedua terbesar setelah
Nahdatul Ulama.

b. Ada 5 butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu:


1. Perubahan cara berpikir, ialah kesediaan jiwa berdasarkan pemikiran
untuk mengubah cara berpikir dan bertindak dari kebiasaan lama yang
kurang tepat, untuk mencapai tujuan pendidikan.
2. Kemasyarakatan, artinya janganlah hanya mengembangkan aspek
individu saja, melainkan juga aspek kemasyarakatan, agar
pengembangan individu dan kemasyarakatan berimbang.
3. Aktivitas, anak harus menggunakan aktiviotasnya sendiri untuk
memperoleh pengetahuan. Dan harus pula melaksanakan serta
mengamalkan semua hal yang telah diketahuinya.
4. Kreativitas ialah untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan kiat
guna menghadapi situasi baru secara tepat dan cepat.
5. Optimisme, anak-anak diberi keyakinan bahwa melalui pendidikan cita-
cita mereka akan tercapai, asal dengan semangat dan berdedikasi
mengerjakannya sesuai dengan yang digariskan oleh Tuhan.

13
c. Fungsi lembaga pendidikan ciptaan Ahmad Dahlan adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai alat dakwah, baik kedalam maupun keluar anggota organisasi
Muhammadyah.
2. Tempat pembibitan dan pembinaan kader, yang dilaksanakan secara
sistematis dan selektif sesuai dengan kebutuhan.
3. Merupakan wahana untuk melaksanakan amal para anggota organisasi.
4. Mensyukuri nikmat Tuhan, artinya apa pun kemampuan anak-anak,
pendidik harus memberi kesempatan berkembang, menjaga, dan
merawatnya dengan sebaik-baiknya.

2.4 Rahmah El Yunusiyah

Satu lagi ulama perempuan yang patut menjadi contoh untuk kita semua.
323Dialah Syekhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah (lahir di Nagari
Bukit Surungan, Padang Panjang, Hindia Belanda, 26 Oktober 1900). Beliau
adalah seorang reformator pendidikan Islam dan pejuang kemerdekaan
Indonesia.Ia merupakan pendiri Diniyah Putri, perguruan yang saat ini
meliputi taman kanak-kanak hingga sekolah tinggi dan memelopori
pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Padangpanjang, untuk
menjamin seluruh perbekalan dan membantu pengadaan alat senjata mereka
sewaktu Revolusi Nasional Indonesia.

Rahmah sempat belajar di Diniyah School yang dipimpin abangnya,


Zainuddin Labay El Yunusy.Tidak puas dengan sistem koedukasi yang
mencampurkan pelajar putra dan putri, Rahmah secara inisiatif menemui
beberapa ulama Minangkabau untuk mendalami agama, hal tidak lazim bagi
seorang perempuan pada awal abad ke-20 di Minangkabau.Ia mempelajari
berbagai ilmu praktis secara privat yang kelak ia ajarkan kepada murid-
muridnya. Dengan dukungan abangnya, ia merintis Diniyah Putri pada 1
November 1923 yang tercatat sebagai sekolah agama Islam perempuan
pertama di Indonesia.

a. Pendidikan Rahmah El Yunusiaah

14
1. Pendidikan infomal dari kakak beliau Zainuddin Labay dan Muhammad
Rasyad.
2. Pendidikan di Diniyyah School yang didirikan oleh Zainuddin Labay.
3. Berguru agama islam kepada, Syekh Abdul Karim Amrullah (ayah
buya HAMKA), Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim, Syekh
MuhammadDjamil Djambek, dan Syekh Daud Rasyidi.
4. Kursus kebidanan di RS. Kayu Tanam tahun 1931-1935 dan mendapat
izin praktek bidan

b. Perjalanan Karir Perjuangan


1. Masa Penjajahan Belanda
1) Tahun 1923 mendirikan Perguruan Diniyyah Puteri di Padang
Panjang.
2) Tahun 1928 memberikan dukungan penuh pada kongres pemuda
yang melahirkan sumpah pemuda dan segera menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar di Perguruan Diniyyah Puteri.
3) Tahun 1932 memimpin gerakan menentang dua peraturan Belanda
yaitu Ordonantie Kawin Bercatat (yang melecehkan fungsi Kadhi
dan syri’at islam) dan Ordonantie Sekolah Liar (yang hendak
mengatur sekolah-sekolah agama menurut keinginan Belanda).
2. Masa Penjajahan Jepang
1) Menerima Ir. Soekarno di Diniyyah Puteri membicarakan tentang
perjuangan kemerdekaan Indonesia.
2) Tahun 1943 mempersiapkan santri-santri Diniyyah Puteri pengikti
pelatihan P3K dan Palang Merah sebagai tenaga sukarela dalam
pertempuran.
3) Tahun 1944 memberikan dukungan penuh dalam pasukan Gyugun
yang menurut beliau sangat strategis sebagai alat mencapai
kemerdekaan Indonesia.
4) Keterlibatan dalam organisasi pada masa penjajahan Jepang:
a) Pengurus ADI (anggota daerah ibu) tingkat Sumatera Tengah
yang berjuang menentang menentang Jepang.
b) Ketua Ha Ha No Kai dari Gyugun Ko En Kai.

15
c) Anggota Ho Ko Kai.
d) Anggota peninjau Sumatera Cuo Sangi In yang diketuai M.
Syafei.
e) Anggota Mahkamah Syari’ah Bukittinggi.
f) Ketua Majelis Islam Tinggi bagian kaum ibu di Padang Panjang
Batipuh X Koto.
3. Masa Kemerdekaan
1) Tahun 1945 mendirikan TKR dan menjadikan Perguruan Diniyyah
Puteri sebagai dapur umum bagi pejuang sampai terbentuknya
Balalyon Infanteri, juga membantu Laskar Sabilillah, Sabil Muslimat
dan tentara yang melawan NICA.
2) 17 Agustus 1945 Rahmah sebagai orang pertama yang mengibarkan
bendera merah putih di Kota Padang Panjang.

c. Jenjang dan Jenis Pendidikan di Perguruan Diniyyah Puteri

1. Taman Kanak-kanak Islam Rahmah El Yunsiyyah.


Taman Kanak-kanak Rahmah El Yunusiyyah adalah pendidikan
pra sekolah yang didirikan pada tanggal 5 Agustus 1982 dengan tujuan
membantu mengemangkan potensi yang ada dan menanamkan
kepribadian islami sedini mungkin untuk anak usia taman Kanak-kanak.

2. Madrasah Ibtidaiyyah Rahmah El Yunusiyyah.


Madrasah Ibtidaiyyah Rahmah El Yunusiyyah Padang Panjang
adalah salah satu jenjang pendidikan setingkat sekolah dasar yang
dikelola oleh Yayasan Rahmah El Yunusiyyah Perguruan Diniyyah
Puteri Padang Panjang. Melalui sistem pendidikan interaktif yakni
pendidikan yang berdasarkan kepada keterpaduan yang utuh antara ilmu
pengetahuan umum dan agama akan dapat melahirkan generasi muda
dambaan umat.
Oleh karena itu Madrasah Ibtidaiyyah Rahmah El Yunusiyyah
menerapkan dua kurikulum formal Kementerian Agama RI tingkat
Madrasah Ibtidaiyyah Negeri (MIN) dan kurikulum tingkat Sekolah

16
Dasar oleh Kementerian Pendidikan serta kegiatan ekstra kurikuler
yang diarahkan untuk tafaqquh fiddin (memperdalam ilmu agama).
Murid MI pada saat ini berjumlah 344 orang dan guru 30 orang dengan
kepala Muhammmad Syafi’i, S.Pd.I.

3. Madrasah Tsanawiyyah Diniyyah Menengah Pertama (DMP).


Madrasah Tsanawiyah Diniyyah Pertama (DMP) merupakan
jenjang pendidikan pertama yang didirikan oleh Rahmah El
Yunusiyyah di Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang pada
tahun1923. Pendidikan di DMP dengan sistem boarding school yang
berrstatus “disamakan” ditujukan untuk mendidik puteri-puteri lulusan
SD menjadi kader-kader muslimah sejati yang memiliki kecerdasa
intelektual, emosional, dan spiritual sejakdini sehingga mampu menjadi
generasi islam yang tangguhdegan keprbadian mulia.
Kurukilum yang diajarkan merupakan kombinasi dari tiga
kurikulum yaitu kurikulum Kementerian Pendidikan, kurikulum
Kementerian Agama dan kurikulum khusus Diniyah Puteri. Selama
mengkuti proses pendidikan siswi akan dibekali dengan kegiatan
ekstrakurikuler meliputi keterampilan wanita, keterampilan
berorganisasi serta keterampilan dakwah. Konsep pengajaran yang
teradu antara lain agama dan keilmuan modern terkini darahkan agar
siswi memiliki kecintaan yang tinggi kepada Allah SWT dan rasul-Nya
serta kepada ilmu pengtahua. Saat ini santri DMP yang telah
terakreditasi A oleh Badan Akreditasi Nasional Kemendiknas RI ini
berjumlah 391 orang dengan majelis guru sebanyak 54 orang.

4. Kulliyatul Mu’allimat El Islamiyah (KMI).


Madrasah Aliyah KMI Diniyyah Puteri dengan boarding school
setara dengan pendidikan aliyah atau SMA/SMK dengan status
“disamakan”. Para lulusan Madrasah Tsanawiyah Diniyyah Menengah
Pertama (DMP) Perguruan Diniyyah Puteri dapat langung meneruskan
pada Madrasah Aliyah KMI secara langsung tanpa harus mengikuti
kelas persiapan KMI (PKMI).

17
Jenjang pendidikan KMI ini didirikan pada tahun 1937, 14 tahun
setelah Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang berdiri. Pendidikan
di KMI difokuskan untuk menghasilkan kader-kader muslimah sejati
yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual sehingga
mampu menjadi geerasi islam yang tangguh dengan kepribadian mulia.
Sampai saat ini, KMI telah menghasilkan lulusan yang mampu
melanjutkan pendidikan ke brrbagai perguruan tinggi bergengsi di
dalam danluar negeri, diantaranya, ITB, IPB, UNPAD, UI, UNAND,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IAIN Imam Bonjol Padang, Al Azhar
University Kairo, serta berbagai Universitas lainnya di Timur Tengah.

5. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyyah (STIT) Diniyyah Puteri Rahmah El


Yunusiyyah
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyyah (STIT) Diniyyah Puteri Rahmah El
Yunusiyyah adalah perguruan tinggi khusus puteri berkiprah di bidang
pendidikan mencetak calon sarjana dan diploma yang memiliki
wawasan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dasar sebagai guru
sekolah menengah, staf personalia di berbagai industri trainer dan
konsultan pendidikan
a. Visi dan Misi
Visi Terwujudnya perguruan tinggi islam khusus puteri sebagai
pusat keunggulan di bidang pendidikan agama dan pengembangan
sumber daya manusia yang melahirkan lulusan pendidik berjiwa
emas dan berkompetensi global.
b. Misi Membangun perguruan tinggi islam yang mampu mandiri dan
memberi kontribusi untuk dunia pendidikan dan masyarakat global.
Menyelenggarakan pendidikan bagi calon sarjana yang menguasai
penddikan islam berjiwa entrepreneur.
c. Tujuan Pendidikan
1. Menyiapkan pendidik berjiwa emas yang mampu berdiri pada dua
kaki: di lembaga pendidikan tempatnya mengabdi dan ditengah
masyarakat dunia tempat berkarya tanpa henti.

18
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap dasar sebagai: guru, trainer,
konsultan pendidikan, dan tim sumber daya manusia yang handal
di berbagai industri.
d. Program Pendidikan
STIT Diniyyah Puteri Rahmah El Yunusiyyah yang dipimpin
langsung oleh pimpinan Yayasan Rahmah El Yunusiyyah ini yakni
generasi keempat dari Rahmah El Yunusiyyah, Fauziah Fauzan El
M., SE.Akt, M.Si.memiliki empat program studi, yaitu:
1. Program Studi Pendidikan Agama Islam S1/Konsentrasi
Manajemen Pendidikan Islam
2. Program Studi Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak
(PGTK)/Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) S1
3. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Islam (PGSDI)/Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI) S1
4. D2 Program Diploma Hafiz Alquran 30 Juz.
e. Fasilitas
1. Gedung/ruang kuliah sendiri.
2. Staf pengajar dari Al Azhar University Cairo, Madinah Universty,
UI, UGM, UIN, IAIN, dan lain-lain.
3. Laboratorium bahasa.
4. Laboratorium komputer/internet.
5. Ruang Micro Teaching.
6. Asrama.
7. Perpustakaan dan Audiovisual.
8. Sarana Ibadah.
9. Gedung Pertemuan.

d. Program Perguruan Diniyyah Puteri:


Perguruan Diniyyah Puteri Padang panjang memiliki beberapa program
untuk masa yang akan datang, yaitu diantaranya:
1. Meningkatkan status Perguruan Diniyyah Puteri dari Sekolah Standar
nasional (SSN) menjadi Sekolah Berstandar Internasional (SBI).

19
2. Meningkatkan daya tampung dan meningkatkan sarana dan prasarana.

3. Melaksanakan seminar dan training rutin untuk keluarga Perguruan


Diniyyah Puteri dan untuk umum.

4. Mengembangkan usaha yang telah ada dan menambah badan usaha


baru.

5. Selalu konsinten meningkatkan kualitas pendidikan yang berbasis islam


dan teknologi informasi.

6. Mengusulkan kepada pemerintah untuk mengangkat Rahmah El


Yunusiyyah menjadi pahlawan nasional

Rahmah meninggal mendadak dalam usia 71 tahun dalam keadaan


berwudu hendak salat Magrib pada 26 Februari 1969. Jenazahnya
dimakamkan di pekuburan keluarga yang terletak di samping rumahnya.
Sehari sebelum ia wafat, Rahmah sempat menemui Gubernur Sumatra
Barat saat itu, Harun Zain, mengharapkan pemerintah memperhatikan
sekolahnya.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan diatas maka penulis memperoleh beberapa kesimpulan


sebagai berikut.

Tokoh-tokoh di Indonesia dengan ditampilkannya beberapa tokoh dalam


pendidikan, kita dapat mengetahui bagaimana para tokoh berjuang untuk
mencerdaskan anak bangsa, salah satunya dengan mendirikan sekolah-
sekolah di berbagai penjuru tanah air.

3.2 Saran

Semoga dengan tersusunya makalah ini dapat member dan menambah


wawasan kita tentang mata kulya islam disiplin ilmu mengenai pembahasan 
masalah “tokoh-tokoh diindonesia”
Dari pembahasan materi ini, kami mengalami kendala dalam penyusun
makalah  ini, maka ada beberapa kesalahan atau kekurangan dari kami, oleh
karena itu kami juga membutuhkan saran  dan mengkritik dari pembaca untuk
pembuatan makalah berikutnya

21
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Defindo. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri


Padang.

Hasbullah. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta: Rajawali Pers.

Ki Hadajar Dewantara, Azas-Azas dan dasar-Dasar Taman Siswa, Majelis


Luhur Taman Siswa Yogyakarta, Cetakan ke tiga, 1964.

Mohammad, Herry. 2006.Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad


20.Jakarta: Gema Insani Press.

Rasyad, Aminuddin. 1991. Hj. Rahmah El Yunusiyah dan Zainuddin Labay


El Yunusy, Dua Bersaudara Tokoh Pembaharu Pendidikan Islam. Jakarta.

Salman, iskandar.2009.99 Tokoh Muslim Indonesia.Bandung :PT.Mizan


Pustaka.

Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta.

22

Anda mungkin juga menyukai