Anda di halaman 1dari 32

DUA “ALIRAN”

POKOK
PENDIDIKAN DI
INDONESIA
Anggota Kelompok :
1. Afif Krisnawan Aruyanto (160311604667)
2. Intania Wahidatun Azizah (170311611568)
3. Muhammad Amirul Muttaqin (170311611572)
DUA “ALIRAN” POKOK PENDIDIKAN
DI INDONESIA

Perguruan
Ruang Pendidikan
Kebangsaan Taman
INS Kayu Tanam
Siswa
Penjelasan

Perguruan Kebangsaan Taman Siswa


Asas 1992

Dasar Dasar 1947

Tujuan

Upaya-Upaya Pendidikan yang


Dilakukan Taman Siswa

Hasil-Hasil yang Dicapai


Perguruan Kebangsaan Taman
Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki
Hadjar Dewantara (lahir 2 Mei 1889 dengan nama
Suwardi Suryaningrat) pada tanggal 3 Juli 1932 di
Yogyakarta dalam bentuk yayasan, selanjutnya didirikan
Taman Indria (Taman Kanak-Kanak) dan Kursus Guru,
selanjutnya Taman Muda (SD), disusul Taman Dewasa
merangkap Taman Guru (Mulo-Kweekschool). Sekarang
ini, telah dikembangkan sehingga meliputi pula Taman
Madya, Prasarjana, dan Sarjana Wiyata. Dengan demikian
Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan
Asas 1922
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa mempunyai
tujuh asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah
kolonial Belanda serta sekaligus untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bersifat
nasional, dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut yang
secara singkat disebut “asas 1922”.
1. Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri (zelf
beschikkingsrecht) dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri
kehidupan umum. Dari asas yang pertama ini jelas bahwa tujuan yang
hendak dicapai oleh Taman Siswa adalah kehidupan yang tertib dan
damai. Dari asas ini pulalah lahir “sistem pamong”, dalam cara mana
guru memperoleh sebutan “pamong” yaitu sebagai pemimpin yang
berdiri di belakang dengan bersemboyan “Tut Wuri Handayani”, yaitu
tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik
untuk berjalan sendiri, dan tidak terus menerus dicampuri, diperintah atau
dipaksa.
2. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang
dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. Siswa jangan selalu
dicekoki atau disuruh menerima buah fikiran saja, melainkan para siswa
hendaknya dibiasakan mencari/menemukan sendiri berbagai nilai
pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan fikiran dan
kemampuannya sendiri.
4. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan
kebangsaan sendiri.
5. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau
kepada seluruh rakyat.
6. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya
lahir maupun batin hendaknya diusahakan dengan kekuatan
sendiri, dan menolak bantuan apa pun dan dari siapa pun yang
mengikat, baik berupa ikatan lahir maupun ikatan batin.
7. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri
maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang
dilakukan (zelfbegrotings-system).
8. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan
lahir dan batin untuk mengorabankan segala kepentingan
pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak. Asas ini
disebut sebagai “asas berhamba kepada anak didik” dan di kenal
dengan istilah “pamong” atau istilah sekarang pahlawan tanpa
tanda jasa.
Ketujuh asas tersebut diumumkan pada tanggal 3 Juli 1922,
bertepatan dengan berdirinya Taman Siswa, dan disyahkan oleh
Kongres Taman Siswa yang pertama di Yogyakarta pada tanggal
7 Agustus 1930. Ketujuh asas itu akan tetap hidup sebagai sifat-
sifat yang hakiki dari Taman Siswa yang tak dapat diubah,
dikurangi atau ditambah selama nama (Taman Siswa) dipakai,
meskipun bentuk, isi, dan cara melaksanakannya harus selalu
disesuaikan dengan alam dan zamannya (Ki Hadjar Dewantara,
1952: 54-58; Wawasan Kependidikan Guru, 1982:91-93).
Dasar-Dasar 1947
Dalam pekembangan selanjutnya Taman Siswa melengkapi
“Asas 1922” tersebut dengan “Dasar-Dasar 1947” yang disebut
pula “Panca Dharma”. (Pasal 7, dan nomor pasal-pasal dalam
bagian ini, diambil dari peraturan dasar persatuan Taman Siswa).
Kelima dasar Taman Siswa tersebut (Ki Mangunsarkoro, 1952,
dari Wawasan Kependidikan Guru. 1982: 153-154)

Asas kemerdekaan
Asas kodrat alam
Asas kebudayaan
Asas kebangsaan
Asas kemanusiaan
Asas Kemerdekaan
Asas kemerdekaan harus diartikan disiplin pada
diri sendiri oleh diri sendiri atas dasar nilai hidup
yang tinggi, baik hidup sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat. Maka itu kemerdekaan
menjadi alat mengembangkan pribadi yang kuat dan
sadar dalam suatu perimbangan dan keselarasan
dengan masyarakat tertib damai tempat
keanggotaannya.
Asas Kodrat Alam
Asas kodrat alam berarti bahwa pada hakikatnya manusia
itu sebagai makhluk adalah satu dengan kodrat alam ini. Ia
tidak bisa lepas dari kehendaknya, tetapi akan mengalami
bahagia jika bisa menyatukan diri dengan kodrat alam yang
mengandung kemajuan yang dapat kita gambarkan sebagai
bertumbuhnya tiap-tiap benih sesuatu pohon yang kemudian
berkembang menjadi besar dan akhirnya berbuah dan setelah
menyebarkan benih biji yang baru pohon tersebut mengakhiri
hidupnya, dengan keyakinan bahwa darmanya akan dibawa
terus dengan tumbuhnya lagi benih-benih yang disebarkan.
Asas Kebudayaan
Asas kebudayaan Taman Siswa tidak berarti asal
memelihara kebudayaan kebangsaan itu ke arah
kemajuan yang sesuai dengan kecerdasan zaman,
kemajuan dunia, dan kepentingan hidup rakyat lahir
dan batin tiap-tiap zaman dan keadaan.
Asas Kebangsaan
Asas kebangsaan Taman Siswa tidak boleh
bertentangan dengan kemanusiaan, malahan harus
menjadi bentuk dan fiil kemanusiaan yang nyata dan
oleh karena itu tidak mengandung arti permusuhan
dengan bangsa lain, melainkan mengandung rasa satu
dengan bangsa sendiri, rasa satu dalam suka dan
duka, rasa satu dalam kehendak menuju kepada
kebahagiaan hidup lahir dan batin seluruh bangsa.
Asas Kemanusiaan
Asas kemanusiaan menyatakan bahwa darma tiap-tiap
manusia itu adalah mewujudkan kemanusiaan, yang berarti
kemajuan manusia lahir dan batin yang setinggi-tingginya, dan
juga bahwa kemajuan kemanusiaan yang tinggi itu dapat dilihat
pada kesucian hati orang dan adanya rasa-kasih terhadap sesama
manusia dan terhadap makhluk Tuhan seluruhnya, tetapi cinta-
kasih yang tidak bersifat kelembekan hati, melainkan bersifat
keyakinan adanya hukum kemajuan yang meliputi alam
semesta. Karena dasar cinta-kasih kemanusiaan itu harus tampak
pula sebagai kesimpulan untuk berjuang melawan segala sesuatu
yang merintangi kemajuan selaras dengan kehendak alam.
Tujuan

1. Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan


pembangunan masyarakat tertib dan damai.
2. Membangun anak didik menjadi manusia yang
merdeka lahir batin, luhur akal budinya, serta
sehat jasmaninya untuk menjadi anggota
masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab
atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia
pada umumnya.
Upaya-Upaya Pendidikan yang
Dilakukan Taman Siswa
Di lingkungan Perguruan :
Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan
dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi, baik yang bersifat
umum maupun yang bersifat kujuruan, serta memberi
pendidikan itu serba isi yang baik dan berguna untuk
keperluan hidup dan penghidupan masyarakat sesuai dengan
asas, dasar, dan tujuan pendidikan Taman Siswa dengan selalu
mengingat/menyesuaikan dengan kecerdasan zaman dan
kemajuan dunia.
Mengikuti, mempelajari perkembangan dunia di luar Taman
Siswa yang ada hubungannya dengan bidang-bidang kegiatan-
kegiatan Taman Siswa, untuk diambil faedah sebaik-baiknya.
 Menumbuhkan dan memasakkan lingkungan hidup
keluarga Taman Siswa, sehingga dapat tampak benar
wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan.
 Meluaskan kehidupan ke-Taman Siswa-an di luar
lingkungan masyarakat perguruan, sehingga dapat
terbentuk wadah yang nyata bagi jiwa Taman Siswa,
agar dengan demikian ada pengaruh timbal balik
antara perguruan/keluarga dan masyarakat sekitarnya
pada khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya.
Di luar lingkungan perguruan :
 Menjalankan kerja pendidikan untuk masyarakat umum
dengan dasar-dasar dan hidup Taman Siswa, baik yang bersifat
umum untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat maupun
pendidikan karya untuk meningkatkan kecakapan dan
kemampuan hidupnya.
 Menyelenggarakan usaha-usaha kemasyarakatan dalam
masyarakat dalam bentuk-bentuk badan sosial ekonomi yang
dapat memberi bimbingan dan dorongan kegiatan masyarakat
dalam perjuangannya menuju masyarakat bahagia tertib-
damai.
 Bersama-sama dengan instansi-instansi pemerintahan
menyelenggarakan usaha-usaha pembentukan kesatuan
hidup kekeluargaan sebagai pola masyarakat baru
Indonesia.
 Menyelenggarakan usaha pendidikan kader
pembangunan yang tenaganya dapat disumbangkan
kepada masyarakat untuk pembangunan.
 Mengusahakan terbentuknya pusat-pusat kegiatan
kemasyarakatan dalam berbagai bidang kehidupan dan
penghidupan masyarakat dengan inti-inti kejiwaan
Taman Siswa.
Hasil-Hasil yang Dicapai
Gagasan/pemikiran tentang pendidikan nasional,
lembaga-lembaga pendidikan dari Taman Indria
sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar
alumni perguruan (banyak yang menjadi tokoh
nasional, antara lain Ki Hadjar Dewantara, Ki
Mangunsarkoro, dan Ki Suratman)
Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam
Penjelasan

Asas-Asas

Tujuan

Upaya-Upaya Pendidikan yang


Dilakukan Taman Siswa

Hasil-Hasil yang Dicapai


Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh
Mohammad Sjafei (lahir di Matan, Kalbar tahun 1895) pada tanggal 31
Oktober 1926 di Kayu Tanam (Sumatra Barat). INS pada mulanya
dipimpin oleh bapaknya, kemudian diambil alih oleh Moh. Sjafei. Dimulai
dengan 75 orang murid, dibagi dalam dua kelas, serta masuk sekolah
bergantian karena gurunya hanya satu, yakni Moh. Sjafei sendiri. Sekolah
ini mengalami pasang surut sesuai dengan keadaan Indonesia saat itu,
bahkan pada bulan Desember 1948 sewaktu Belanda menyerang ke Kayu
Tanam, seluruh gedung INS dibumihanguskan, termasuk ruang pendidikan,
pengajaran, dan kebudayaan (RPPK) di Padang Panjang. Baru pda bulan
Mei 1950 Ruang Pendidik INS Kayu Tanam bangkit kembali dan Moh.
Sjafei mulai lagi dengan 30 orang siswa. Pada tahun 1952, INS mendirikan
percetakan Sridharma yang menerbitkan majalah bulanan Sendi dengan
sasaran khalayak adalah anak-anak.
Asas-Asas
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS
mempunyai asas-asas sebagai berikut:
1. Berpikir logis dan rasional
2. Keaktifan atau kegiatan
3. Pendidikan masyarakat
4. Memperhatikan pembawaan anak
5. Menentang intelektualisme
Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh. Sjafei
mengembangkan asas-asas pendidikan INS menjadi dasar-dasar
pendidikan Republik Indonesia. Dasar-dasar tersebut
dikembangkan dengan mengintegrasikan asas-asas Ruang
Pendidik INS, sila-sila dari Pancasila, dan hasil analisis alam dan
masyarakat Indonesia, serta pengalaman sebagai guru sekolah
Kartini di Jakarta (1914-1922), dan sebagai pimpinan INS.
Dasar-dasar pendidikan tersebut (Mohammad Sjafei, 1979: 31-
86; dan Said, 1981: 57-69) sebagai berikut:
1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan
3. Kesusilaan
4. Kerakyatan
5. Kebangsaan
6. Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan
7. Percaya pada diri sendiri juga pada Tuhan
8. Berakhlak (bersusila) setinggi mungkin
9. Bertanggung jawab akan keselamatan nusa dan bangsa
10. Berjiwa aktif positif dan aktif negatif
11. Mempunyai daya cipta
12. Cerdas, logis, dan rasional
13. Berperasaan tajam, halus, dan estetis
14. Gigih atau ulet yang sehat
15. Correct atau tepat
16. Emosional atau terharu
17. Jasmani sehat dan kuat
18. Cakap berbahasa Indonesia, Inggris, dan Arab
19. Sanggup hidup sederhana dan bersusah payah
20. Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan alat serba kurang
21. Sebanyak mungkin memakai kebudayaan nasional waktu mendidik
22. Waktu mengajar para guru sebanyak mungkin menjadi objek, dan murid-
murid menjadi subjek. Bila hal ini tidak mungkin barulah para guru
menjadi subjek dan murid menjadi objek
23. Sebanyak mungkin para guru mencontohkan pelajaran-pelajarannya,
tidak hanya pandai menyuruh saja
24. Diusahakan supaya pelajar mempunyai darah ksatria; berani karena benar
25. Mempunyai jiwa konsentrasi
26. Pemeliharaan (perawatan) sesuatu usaha
27. Menepati janji
a. Sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan menimbangnya dulu sebaik-
baiknya
b.Kewajiban harus dipenuhi
28. Hemat.
Tujuan
1. Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
2. Memberi pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
3. Mendidik para pemuda agar berguna untuk
masyarakat
4. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri
dan berani bertanggung jawab
5. Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan
Upaya-Upaya Ruang Pendidikan
INS Kayu Tanam
1)      Dalam bidang kelembagaan.
a)      Menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan
b)      Program khusus untuk menjadi guru yakni
tambahan satu tahun setelah ruang dewasa untuk pembekalan
kemampuan mengajar dan praktek mengajar.
2)      Usaha mandiri
a)      Penerbitan sendi (majalah anak-anak)
b)      Buku bacaan dalam rangka pemberantasan buta
huruf/aksara dan angka dengan judul “Kunci 13”
c)      Mencetak buku pelajaran
Hasil-Hasil yang Dicapai
Bebrapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS
Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai
pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan
penerbitan majalah anak-anak sendi, serta buku-buku
pelajaran. Dan usaha yang dilakukan antara lain ;
1)      Mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan
nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan)
2)      Mengupayakan beberapa ruang pendidik (jenjang
persekolahan) dan sejumlah alumni. Dan bebrapa alumni telah
berhasil menerbitkan salah satu tulisan Moh. Sjafi’i yakni
Dasar-Dasar Pendidikan (1976)
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai