Sosok yang kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara merupakan seseorang yang memiliki nama
asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat yang mana berubah menjadi Suwardi Suryailingrat dan kini
kita kenal sebagai bapak pelopor pendidikan nasional.
Ki Hadjar Dewantara dengan prinsipnya yang kita kenal Tut Wuri Handayani yang menjadi
landasan perihal pengajaran dan pendidikan. Sungguh perjuangan yang tidak mudah sampai di titik
dapat membangun taman siswa yang merupakan gerbang menuju kemerdekaan baik aspek
pendidikan maupun aspek kebudayaan yang tentunya sangat terkait dengan aspek politik sebagai
pagar atau pondasi utama untuk menjaga pembangunan pendidikan ini. Gerakan transpormasi Ki
Hadjar Dewantara merupakan Gerakan untuk memerdekakan diri dari jeratan penjajah dengan
meluasnya pendidikan kepada generasi muda juga generasi penerus bangsa. Pada zaman kolonial
kala itu dengan didirikannya taman siswa di Yogyakarta bertujuan agar bangsa dan anak-anak
Indonesia serta rakyat dapat terbebas dari polusi dan menemukan kemerdekaannya sendiri.
Taman Siswa yang Didirikan pada tahun 1922 tidak dimaksudkan untuk mendidik golongan
tertentu, tetapi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Tujuan pokok yang hendak dicapai adalah
terlaksananya pendidikan dan pengajaran secara merata, sekaligus menanamkan nilai-nilai persatuan
di atas perbedaan (bhinnelea tunggal ilea). Salah satu alasan mengapa Taman Siswa didirikan adalah
kenyataan bahwa pemerintah kolonial sangat kikir dan sama sekali mengabaikan bidang pendidikan.
Bukan hanya mendirikannya Taman siswa tetapi Usaha-usaha yang dilakukan oleh Ki Hadjar
Dewantara dalam melaksanakan cita-cita pendidkannya yaitu dengan mendirikan Perguruan
Kebangsaan "Taman Siswa" pada tanggal 3 Juli 1922 di Jogyakarta. Di sekolah-sekolah Taman Siswa
diadakan Pembaagian-Pembagian Sebagai Berikut; 1). Taman Indriya (Taman Kanak-Kanak Taman
Siswa) bagi anak-anak yang berumur 5-6 Tahun. 2). Taman Anak (kelas I-III) bagi anak-anak
berumur 6-7 Tahun dan 9-10. 3). Taman Muda (IVVI) bagi anak-anak yang berumur 10-11 tahun -
12-13 tahun. 4). Taman Dewasa (SMP). 5). Taman Madya (SMA). 6). Taman Guru
Kedua, sistem Among, yaitu suatu sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan bersendikan
kodrat alam dan kemandirian (Zuriatin, Nurhasanah, & Nurlaila, 2021, p. 50). Prinsip Ki Hadjar
Dewantara yang selalu tersimpan adalah Tut wuri handayani yang dianggap semboyan, moto, bahkan
jiwa dan roh dalam mengembangkan modem pendidikan. Berbeda dengan pendidikan Barat, yang
seolah-olah memaksa agar anak didik memiliki kadar intelektualitas yang tinggi, Taman Siswa
mendidik dengan eara membimbing dan mengarahkan dari belakang, sambi! memberikan petunjuk-
petunjuk yang sesuai dengan kemampuannya.
Konsep dan prinsip dari Bapak Pendidikan Nasional ini dengan tujuan meluasnya pendidikan
dan keluar dari hal penghematan untuk dapat memerdekan bangsa, pendidikan dan memerdekakan
kebudayannya tentunya selalu dan akan tetap menjadi acuan perkembangan pendidikan di Indonesia
ini sesuai dengan contoh nyatanya yang Bapak Menteri Pendidikan cetuskan yaitu merdeka
belajar . Harapannya semoga dengan penerapan prinsip leluhur menjadi bagian integral dalam
pendidikan agar mengingat perjuangan akan Namanya pendidikan di bangsa Indonesia ini.