Anda di halaman 1dari 3

FILOSIFI PENDIDIKAN INDONESIA

NAMA : MUHAMAD RISAL HIRPINDI


KELAS : PGSD D PPG PRAJAB GELOMBANG 2 2023
TUGAS : 01. 01.2-T1-3
TUGAS 1.4 : ARGUMENTASI KRITIS

Sosok yang kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara merupakan seseorang yang memiliki nama
asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat yang mana berubah menjadi Suwardi Suryailingrat dan kini
kita kenal sebagai bapak pelopor pendidikan nasional.

Ki Hadjar Dewantara dengan prinsipnya yang kita kenal Tut Wuri Handayani yang menjadi
landasan perihal pengajaran dan pendidikan. Sungguh perjuangan yang tidak mudah sampai di titik
dapat membangun taman siswa yang merupakan gerbang menuju kemerdekaan baik aspek
pendidikan maupun aspek kebudayaan yang tentunya sangat terkait dengan aspek politik sebagai
pagar atau pondasi utama untuk menjaga pembangunan pendidikan ini. Gerakan transpormasi Ki
Hadjar Dewantara merupakan Gerakan untuk memerdekakan diri dari jeratan penjajah dengan
meluasnya pendidikan kepada generasi muda juga generasi penerus bangsa. Pada zaman kolonial
kala itu dengan didirikannya taman siswa di Yogyakarta bertujuan agar bangsa dan anak-anak
Indonesia serta rakyat dapat terbebas dari polusi dan menemukan kemerdekaannya sendiri.

Yogyakarta merupakan tempat pertama diselenggarakannya pendidikan nasional yaitu


perguruan taman siswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922. Sejak
didirikannya perguruan tersebut, nama Ki Hadjar Dewantara disebut sebagai Bapak taman siswa,
Bapak pendidikan nasional. Usaha Ki Hadjar Dewantara menyelenggarakan perguruan nasional
merupakan perjuangan yang sangat berani, karena pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
Belanda adalah pendidikan kolonial.

Taman Siswa yang Didirikan pada tahun 1922 tidak dimaksudkan untuk mendidik golongan
tertentu, tetapi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Tujuan pokok yang hendak dicapai adalah
terlaksananya pendidikan dan pengajaran secara merata, sekaligus menanamkan nilai-nilai persatuan
di atas perbedaan (bhinnelea tunggal ilea). Salah satu alasan mengapa Taman Siswa didirikan adalah
kenyataan bahwa pemerintah kolonial sangat kikir dan sama sekali mengabaikan bidang pendidikan.

Bukan hanya mendirikannya Taman siswa tetapi Usaha-usaha yang dilakukan oleh Ki Hadjar
Dewantara dalam melaksanakan cita-cita pendidkannya yaitu dengan mendirikan Perguruan
Kebangsaan "Taman Siswa" pada tanggal 3 Juli 1922 di Jogyakarta. Di sekolah-sekolah Taman Siswa
diadakan Pembaagian-Pembagian Sebagai Berikut; 1). Taman Indriya (Taman Kanak-Kanak Taman
Siswa) bagi anak-anak yang berumur 5-6 Tahun. 2). Taman Anak (kelas I-III) bagi anak-anak
berumur 6-7 Tahun dan 9-10. 3). Taman Muda (IVVI) bagi anak-anak yang berumur 10-11 tahun -
12-13 tahun. 4). Taman Dewasa (SMP). 5). Taman Madya (SMA). 6). Taman Guru

Berawal dari perjuangan Gerakan transformasi dalam perkembangan pendidikan sebelum


kemerdekaan terlebih dahulu berjuang dalam aspek politik yakni terlibat dalam Indisce Partij yang
didalamnya terdaapat Ki Hadjar Dewantara, Dr Cipto dan Dr Douwes Dekker. Lalu pada tahun 1912
mulai terjadi pergerakan dalam tujuan pendidikan yaitu membangun bumi putera dimana sekolah
yang didirikan pada bupati tetapi hanya untuk calon-calon pegawai saja yang di didik disana. Lalu
kemudian mengenai prinsip ingin meluaskannya pendidikan mulai semakin diperjuangkan yakni
Tanggal 3 Juli 1922 babak baru perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam bidang pendidikan di mulai
yaitu dengan mendirikan Taman Siswa yang mula-mula bernama "National Onderwijs Instituut
Taman Siswa" yang pertama di Jogjakarta, sekolah ini kelak di ubah menjadi Perguruan Kebangsaan
Taman Siswa" sekolah ini awalnya di peruntukan hanya untuk taman anak dan kursus guru.

Selain hal tersebut, Ki Hadjar Dewantara memiliki dua pandangan tentang


pendidikan. pertama, tri pusat pendidikan, yang mengatakan bahwa pendidikan yang diterima oleh
peserta didik terjadi dalam tiga ruang lingkup, yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan
lingkungan masyarakat. Ketiga, lingkungan tersebut memiliki pengaruh edukatif dalam pembentukan
kepribadian peserta didik.

Kedua, sistem Among, yaitu suatu sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan bersendikan
kodrat alam dan kemandirian (Zuriatin, Nurhasanah, & Nurlaila, 2021, p. 50). Prinsip Ki Hadjar
Dewantara yang selalu tersimpan adalah Tut wuri handayani yang dianggap semboyan, moto, bahkan
jiwa dan roh dalam mengembangkan modem pendidikan. Berbeda dengan pendidikan Barat, yang
seolah-olah memaksa agar anak didik memiliki kadar intelektualitas yang tinggi, Taman Siswa
mendidik dengan eara membimbing dan mengarahkan dari belakang, sambi! memberikan petunjuk-
petunjuk yang sesuai dengan kemampuannya.

Konsep dan prinsip dari Bapak Pendidikan Nasional ini dengan tujuan meluasnya pendidikan
dan keluar dari hal penghematan untuk dapat memerdekan bangsa, pendidikan dan memerdekakan
kebudayannya tentunya selalu dan akan tetap menjadi acuan perkembangan pendidikan di Indonesia
ini sesuai dengan contoh nyatanya yang Bapak Menteri Pendidikan cetuskan yaitu merdeka
belajar . Harapannya semoga dengan penerapan prinsip leluhur menjadi bagian integral dalam
pendidikan agar mengingat perjuangan akan Namanya pendidikan di bangsa Indonesia ini.

Anda mungkin juga menyukai