Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN HASIL OBSERVASI

SMP N 10 SEMARANG

Disusun untuk memenuhi tugas :


Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya

Dosen pengampu :
Dr. Mugiyo Hartono, M.Pd

Disusun oleh :
Abdul Khofit
6101022509

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


PPG PRAJAB GELOMBANG 2 2022
UNIVERISTAS NEGERI SEMARANG
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Identitas Peserta Didik .......................................................................................................... 1
1.2 Perencanaan Observasi .......................................................................................................... 2
1.1.1 Ruang Lingkup Observasi .............................................................................................. 2
1.2.2 Panduan Observasi ......................................................................................................... 3
BAB II HASIL ANALISIS DATA .............................................................................................. 5
2.1 Perkembangan Fisiologis ...................................................................................................... 5
2.2 Perkembangan Kognitif......................................................................................................... 6
2.3 Perkembangan Emosi ............................................................................................................ 7
2.4 Perkembangan Sosial ............................................................................................................ 8
2.5 Perkembangan Moral ............................................................................................................ 9
2.6 Perkembangan Motivasi Belajar ........................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 11
LAMPIRAN................................................................................................................................. 12
DOKUMENTASI ........................................................................................................................ 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Identitas Peserta Didik
Karakteristik peserta didik dapat diartikan sebagai keseluruhan pola tingkah laku atau
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dari dalam dirinya maupun lingkungan sekitar,
untuk menentukan aktivitas dalam mencapai sebuah tujuan akhir. Pentingnya mengidentifikasi
karakteristik peserta didik digunakan sebagai acuan pendidik dalam membuat perancangan
pembelajaran, hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ardhana dalam
Budiningsih (2015, p. 166) bahwa karakteristik peserta didik merupakan salah satu variabel
dalam desain pembelajaran yang diartikan sebagai latar belakang pengalaman yang dimiliki
olehpeserta didik termasuk aspek lain yang ada pada diri mereka seperti kemampuan umum,
ekspektasi terhadap pembelajaran dan ciri-ciri jasmani serta emosional peserta didik yang
memberikan dampak terhadap keefektifan belajar.
Adapun karakteristik yang perlu diidentifikasi adalah dengan mengacu pada beberapa
aspek, diantaranya yaitu : etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif,
kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial,
perkembangan moral, dan perkembangan motorik. Berikut merupakan identitas peserta didik
yang dijadikan sample dalam identifikasi karakteristik peserta didik dan didapat melalui
kegiatan observasi.
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Semarang
Kelas : IX E
1) Biodata Peserta Didik 1
No. Identitas peserta didik Deskripsi
1 Nama Flea Eka Savitri
2 Kelas IX E (Sembilan E)
3 No.Absen 12
4 Usia 15
5 Jenis Kelamin Perempuan
6 Alamat Jln. Kartanegara Selatan V Rt 6 Rw 5
7 Anak ke- Pertama
8 Dirumah tinggal dengan Keluarga

1
2

9 Agama Islam
10 Tb/Bb 163/36

2) Biodata Peserta Didik 2

No. Identitas peserta didik Deskripsi


1 Nama Fahri Adit E
2 Kelas IX E (Sembilan E)
3 No.Absen 10
4 Usia 15
5 Jenis Kelamin Laki-laki
6 Alamat Randu Sari Spaen 01
7 Anak ke- Ke-dua
8 Dirumah tinggal dengan Orang Tua dan Kakak
9 Agama Islam
10 Tb/Bb 165/45

1.2 Perencanaan Observasi


1.1.1 Ruang Lingkup Observasi

2.1 Perkembangan fisiologis peserta didik

2.2 Perkembangan kognitif

2.3 Perkembangan emosi

2.4 perkembangan sosial

2.5 Perkembangan moral

2.6 Perkembangan motivasi belajar peserta didik


3

1.2.2 Panduan Observasi

No Pertanyaan Observasi Hasil Observasi

Perkembangan Fisiologis

1 Tinggi badan sesuai umurnya

2 Berat badan sesuai umurnya

3 Proporsi tubuh yang baik

4 Memiliki pendengaran yang baik

5 Memiliki penglihatan yang baik

6 Keaktifan dalam bergerak


Perkembangan Kognitif
Berpikir logis tentang gagasan yang
7
konkret
Berpikir logis tentang gagasan yang
8
abstrak
Berani berpendapat, bertanya, atau
9
menjawab pertanyaan
Berani untuk mempresentasikan hasil
10
kerjanya
11 Daya ingat yang baik
Dapat melakukan perhitungan dengan
12
baik
Dapat menyelesaikan suatu masalah
13
dengan baik
14 Melaksanakan refleksi atas pekerjaannya

Memiliki perencanaan perihal masa


15
depan
Perkembangan Emosional
Perasaan yang paling dominan dalam
16
sehari
Dapat mengendalikan emosi dengan
17
baik
18 Menunjukkan empati kepada orang lain
4

19 Memiliki rasa bersalah yang tinggi

Memiliki tingkat kepercayaan diri yang


20
tinggi
Dapat menghargai diri sendiri dan orang
21
lain

22 Berpikir optimis
Perkembangan Sosial
Memiliki interaksi yang baik dengan
23
anggota keluarga
Gaya pengasuhan yang dilakukan orang
24
tuanya
Memiliki interaksi yang baik dengan
25
guru
Memiliki interaksi yang baik dengan
26
teman sebaya
Mendapatkan label dari teman sebaya
27
misal : “anak cantik”, “anak popular”
Perkembangan Moral
28 Bertutur kata dengan baik
Menghormati kepada orang yang lebih
29 tua dan menghargai kepada orang yang
lebih muda
Mampu membedakan yang baik dan
30
buruk dalam kehidupan sehari-hari
Bersikap sportif dalam menghadapi
31
kekalahan
32 Bersikap jujur dalam keadaan apapun

33 Menaati peraturan karena terpaksa


Perkembangan Motivasi Belajar

34 Kesiapan peserta didik menjelang ujian

35 Hasil ujian peserta didik

36 Tingkat kepercayaan diri siswa

37 Perasaan siswa terhadap materi yang di


peroleh
38 Perasaan siswa mengenai waktu yang di
berikan dalam ujian
BAB II
HASIL ANALISIS DATA

Pada dunia pendidikan dan pengajaran, peserta didik merupakan fokus perhatian yang

utama. Sebagai seorang guru atau pengelola pendidikan, tentunya perlu mempelajari dan

memahami dengan baik tentang pertumbuhan dan perkembangan setiap peserta didik.

Perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi

kematangan dan interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan secara keseluruhan mengikuti

periodisasi yang sistematis, dimulai dari masa pra-natal, masa bayi, masa kanak-kanak, masa

remaja dan masa dewasa yang diikuti tahun perkembangan kemampuan fungsi fisik sebagai akibat

dari proses kematangan. Kematangan sendiri mengacu pada runtutan pertumbuhan secara alamiah

atau pertumbuhan jasmani yang relatif terbebas dari faktor lingkungan. Terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi kematangan antara lain adalah faktor biologis yang berkaitan dengan

kematangan fisik atau keturunan, dan faktor sosial kultural yang berkaitan dengan situasi

lingkungan sosial, nilai-nilai serta norma.

2.1 Perkembangan Fisiologis


Perkembangan fisiologis berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada tubuh manusia,

seperti menjadi lebih tinggi atau menjadi lebih besar. Perkembangan fisiologis individu mencakup

beberapa aspek, diantaranya: 1) sistem saraf yang sangat mempengaruhi perkembangan

kecerdasan dan emosi, 2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan

motorik, dan 3) kelenjar endokrin yang menimbulkan munculnya pola perilaku baru.

Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan pada peserta didik yang menjadi sampel

penelitian, diperoleh bahwa peserta didik 1 (Eka) yang merupakan anak remaja perempuan berusia

15 tahun dan peserta didik 2 (Fahri) yang merupakan anak remaja laki-laki berusia 15 tahun telah

5
6

sesuai dengan taraf perkembangan fisiologisnya. Peserta didik 1 (Eka) memiliki berat badan 36 kg

dan tinggi badan163 cm, sedangkan peserta didik 2 (Fahri) memiliki berat badan 45 kg dan tinggi

badan 165 cm. Berat badan dan tinggi badan sudah mengalami pertumbuhanfisiologis peserta

didik sesuai dengan usianya meskipun belum dikatakan ideal.

Berdasarkan hasil observasi, kedua peserta didik tersebut dapat dikatakan sehat secara

jasmani, tidak mengalami gangguan penglihatan, pendengaran dan tidak memiliki riwayat

penyakit berat. Selain itu, perkembangan hormon dalam tubuh kedua peserta didik juga sudah

mulai terlihat. Perubahan fisik pada peserta didik laki-laki yang dapat diamati adalah dada menjadi

bidang, mulai terlihat jakun, suara semakin dalam. Perubahan fisik pada peserta didik perempuan

yang dapat diamati adalah pinggul semakin besar, tumbuhnya payudara, dan suara semakin

nyaring.

2.2 Perkembangan Kognitif


Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari masa bayi hingga dewasa,

menurut Piaget dalam Sagala (2005, pp. 27–28) perkembangan konitif dilihat dari

perkembangan usia yang berlangsung melalui empat tahap, yaitu:

1) Tahap sensori motor (0.0-2.0 tahun), yaitu mengenal lingkungan dengan kemampuan

sensorik berdasarkan penglihatan, penciuman, pendengaran dan penggerakan.

2) Tahap pra-operasional (2.0-7.0 tahun), yaitu anak telah mengadalkan diri pada persepsi

tentang realitas. Ia telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana,

berpartisipasi, membuat gambar dan menggolong-golongkan.

3) Tahap operasional konkrit (7.0-11 tahun), anak telah mengembangkan pikirannya secara

logis meskipun kadang-kadang memecakan masalah secara trial and error.

4) Tahap operasional formal (11-seterusnya), anak telah dapat berpikir secara abstrak. Pada

tahap ini, telah menggunakan operasi konkret untuk membentuk operasi yang kompleks.
7

Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan pada peserta didik yang menjadi sampel

penelitian, Peserta didik 1 (Eka) dan Peserta didik 2 (Fahri) telah mampu berpikir logis

mengenai gagasan abstrak dan konkret, kedua peserta didik tersebut juga telah memiliki rasa

percaya diri dalam memberikan pendapat, bertanya maupun menjawab pertanyaan. Namun,

rasa kurang percaya diri sering timbul dengan hasil pekerjaannya seperti saat mengerjakan

tugas dan soal-soal penilaian lainnya, hal ini terjadi karena kedua peserta didik memiliki daya

ingat yang lemah dalam mengingat materi pembelajaran yang telah didapat, sehingga peserta

didik 2 (Fahri) sering sekali mendapat nilai ujian yang tidak sesuai dengan apa yang ia

harapkan. Lain halnya dengan peserta didik 1 (Eka), hampir tidak pernah mendapat nilai yang

tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Kedua peserta didik telah mampu melakukan refleksi

diri terhadap pembelajaran yang mereka dapatkan melalui diskusi dengan teman maupun guru.

2.3 Perkembangan Emosi


Emosi meruapakan perasaan mendalam yang ditunjukkan oleh seseorang atas suatu

kejadian atau peristiwa. Perkembangan emosi menjadi sebuah kegentingan dalam perkembangan

anak. Karena pada dasarnya, emosi merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi tingkah

laku individu, termasuk pola perilaku peserta didik. perkembangan emosi mengacu pada

kemampuan anak untuk memiliki pengetahuan dalam mengelola dan mengekspresikan emosi

dengan baik seperti ungkapan emosi positif maupun emosi negatif sehingga anak mampu menjalin

hubungan dengan anak anak lain dan orang dewasa (Tusyana et al dalam (Basit & Gumiandari,

2022, p. 82). Dengan demikian dapat disimulkan bahwa perkembangan emosi anak berkaitan

dengan reaksi anak terhadap berbagai perasaan berbeda yang mereka alami. Perkembangan emosi

ini nantinya akan berpengaruh terhadap bagaimana sikap dan cara anak dalam mengambil

keputusandan bagaimana cara anak menikmati kehidupannya.


8

Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan pada peserta didik yang menjadi sampel

penelitian, diperoleh bahwa peserta didik 1 (Eka) dan peserta didik 2 (Fahri) telah sesuai dengan

taraf perkembangan emosinya. Kedua peserta didik telah mampu mengekspresikan perasaan,

memiliki rasa percaya diri, dapat mengambil keputusan sendiri, menerima kritik dan saran, serta

berani bertanya dan menjawab.

2.4 Perkembangan Sosial


Perkembangan emosional adalah proses belajar menyesuaikan diri untuk memahami

keadaan serta perasaan ketika berinteraksi dengan orang-orang di lingkungannya baik orang tua,

saudara, teman sebaya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan

oleh Dewi dkk dalam Pravia (2022) bahwa perkembangan sosial dapat digambarkan sebagai suatu

kesempatan bagi individu untuk mampu mengembangkan kemampuannya didalam melakukan

suatu interaksi dan hidup berdampingan dengan sesama dan dalam rentang waktu tertentu. Hal ini

akan banyak dipengaruhi oleh sifat pribadi setiap individu, yaitu sifat introvert atau ekstrovert.

Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan pada peserta didik yang menjadi sampel

penelitian diperoleh bahwa peserta didik 1 (Eka) dan peserta didik 2 (Fahri) telah sesuai dengan

taraf perkembangan sosialya. Peserta didik 2 (Eka) telah mampu berkomunikasi dengan teman

atau guru ketika mengalami kesulitan, bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok,

berinteraksi bersama teman sekelas tanpa membeda-bedakan, menerima kritik dan saran dari guru

teman maupun guru, serta mengemukakan pendapat dalam forum diskusi dan presentasi. Pada

peserta didik 1 (Eka) mengalami perkembangan yang hampir sama dengan pesertadidik 2 (Bayu).

Berdasarkan hasil wawancara, kedua peserta didik mengungkapkan sudah mengalami

perkembangan sosial yang baik. Hal ini dilakukan oleh kedua peserta didik dengan menghargai

teman atau guru yang sedang berbicara, memperhatikan dan mendengarkan seksama apa yang

disampaikan.
9

2.5 Perkembangan Moral


Penanaman karakter yang diterapkan di Sekolah pada dasarnya merupakan suatu upaya

pendidik dalam melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didikke arah yang lebih baik,

tidak hanya sekedar bekal pembelajaran yang bersifat kognitif saja namun juga pembelajaran

dalam segi moral dan spiritualnya. Proses pendidikan dan pembelajaran moralditeladankan orang

tua dan dilakukan secara terpadu (integrated) pada tiap peluang dalam semua kegiatan sekolah

dengan memberikan pelajaran keteraturan hidup, disiplin serta melatih dan membiasakan peserta

didik bermoral dalam perilaku dankegiatannya (Maharani, 2014, p. 97).

Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan pada peserta didik yang menjadi sampel

penelitian diperoleh bahwa kedua peserta didik telah sesuai dengan taraf perkembangan moralnya.

Karena kedua peserta didik merasa sangat gelisah kertika berbohong, sangat tidak bangga saat

menggar aturan, merasa belajar merupakan hal penting, sangat menghargai pendapat, serta tidak

terpengaruh orang lain melakukantindakan tidak jujur.

2.6 Perkembangan Motivasi Belajar


Motivasi merupakan salah satu aspek yang berpengaruh pada hasil belajar peserta didik.

Selain itu, aspek motivasi bagi peserta didik lebih dimaknai sebagai salah satu faktor yang mampu

mendorong peserta didikagar memiliki keinginan untuk belajar. Dengan demikian dapat dipahami

bahwa motivasi dalam belajar dapat dipandang sebagai suatu dorongan mental yang mampu

menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk dalam perilaku belajar peserta didik

di sekolah.

Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan pada peserta didik yang menjadi sampel

penelitian diperoleh bahwa peserta didik 1 (Eka) dan peserta didik 2 (Fahri) menunjukkan motivasi

belajar mereka kurang baik. Mereka harus lebih di beri dorongan lagi agar hasil belajar mereka

dapat lenih baik.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi, angket dan wawancara yang didapat untuk mengidentifiksi
profilling terhada dua peserta didik kelas IX E di SMP Negeri 10 Semarang didapatkan hasil
bahwa berdasarkan perkembangan yang menjadi subjek penelitian pada kedua peserta didik
tersebut secara gasris besar sudah sejalan dengan usia mereka saat ini. Keduanya telah
menunjukkan bahwa perkembangan mereka terdapat persamaan, meskipun tidak begitu
mencolok dan tentunya memiliki perbedaan. Namun perbedaan tersebut bersifat seimbang, hal
ini dikarenakan latar belakang etnik dan status sosial mereka yang berasal dari keluarga yang
sederhana. Pada kesempatan selanjutnya, hasil identifikasi profilling peserta didik ini akan
dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan perangkat pembelajaran di mana dalam merancang
strategi pembelajaran yang sesuai bagi setiap peserta didik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Basit, A., & Gumiandari, S. (2022). Perkembangan Emosi Peserta Didik. Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia
Pravia, S. (2022). Analisis Perkembangan Sosial dan Perkembangan Emosi Siswa Kelas VI SD
150 Kota Jambi Pada Pembelajaran IPA Selama Masa Pandemi Covid-19. Universitas
Jambi.
Maharani, L. (2014). Perkembangan Moral Pada Anak. KONSELI : Jurnal Bimbingan Dan
Konseling (E-Journal), 1(2), 93–98. https://doi.org/10.24042/kons.v1i2.1483
Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pwmbelajaran (2nd ed.). CV Alfabeta.

11
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

12
13
14
15

Lampiran 2
16
17
DOKUMENTASI

18

Anda mungkin juga menyukai