Disusun oleh :
COVER
DAFTAR ISI ................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 3
A. Latar Belakang .................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................ 4
D. Identitas Peserta Didik........................................................................ 4
E. Perencanaan Observasi....................................................................... 5
BAB II HASIL ANALISIS DATA ............................................................. 9
A. Hasil Observasi .................................................................................. 9
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 18
A. Penutup .............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 19
LAMPIRAN ................................................................................................. 20
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu komponen dalam unsur pendidikan ialah adanya peserta didik.
Karena seorang tidak akan bisa disebut sebagai pendidik jika tidak ada
peserta didik yang dididiknya. Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya sebagai seorang peserta didik, pastinya ia memiliki sebuah
potensi yang akan berkembang suatu saat nanti, baik potensi secara akademik
(pelajaran) maupun potensi non-akademik (bukan pelajaran)(Hasanah, 2020).
Keanekaragaman sifat (karakter), golongan, lingkungan dan kekuatan
berfikir dari individu tersebut (sebagai peserta didik) kadang dapat menjadi
suatu hambatan bagi pendidik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
oleh peserta didiknya (Mauliya, 2019). Dimana sebagai seorang pengajar
harus mampu mengarahkan dan mengembangkan potensi anak didiknya, baik
secara akademik maupun membekalinya dengan moral/akhlak yang baik, agar
potensinya tidak disalahgunakan oleh peserta didik tersebut saat dia besar
kelak.
Disinilah peran penting seorang pendidik, dimana ia harus bisa
mengembangkan potensi anak didiknya yang memiliki karakter-karakter yang
berbeda, mungkin dengan cara ia masuk pada dunia anak didiknya demi
mengetahui bagaimana karakter setiap individu yang diajarnya (Palunga &
Marzuki, 2017). Sehingga nantinya anak didik diharapkan tersebut menjadi
generasi yang maju, ulet, juara, rajin dan berbudi luhur demi memajukan
perkembangan kehidupan bangsa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang disebutkan sebelumnya, maka
dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :
3
C. Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang yang disebutkan sebelumnya, maka
dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perkembangan fisiologis peserta didik.
2. Mengetahui perkembangan psikologis yang terdiri dari psikologi,
kognitif, emosional, psikososial moral.
3. Mengetahui motivasi belajar siswa.
4
23 Muhammad Noval Zakaria
24 Nanita Destrilia
25 Niatus Sholihah
26 Nizefo Dimas Zafriansyah
27 Popy Delia Ayu Novitasari
28 Raka Maulana Rahmat Nasution
29 Reina Ahmida Zulfa
30 Riska Salsabila Ramadhani
31 Wahyu Dewi Anggraeni
E. Perencanaan Observasi
1. Waktu dan Lokasi
Observasi dilakukan di SMPN 13 Malang di kelas 9A dengan jumlah
siswa sebanyak 31 siswa berikut adalah waktu pelaksanaan observasi
Tabel 2. Waktu Pelaksanaan
No Waktu Pelaksanaan Tahap Observasi
1 28 Oktober 2022 Persiapan
2 31 Oktober 2022 Pelaksanaan
3 7 November 2022 Pelaporan
2. Panduan Observasi
5
Budaya sekolah Hasil observasi:
6
mengamati atau mengecek kesiapan peserta
didik? Baik secara kondisi maupun secara
materi yang akan diajarkan Interpretasi:
● Apa yang dilakukan oleh guru saat
mengetahui bahwa kompetensi awal peserta
didik beragam?
● Bagaimana guru mendampingi setiap peserta
didik agar mencapai tujuan pembelajaran?
Interpretasi:
7
BAB II
HASIL ANALISA DATA
A. HASIL OBSERVASI
1. Observasi Karakteristik Peserta Didik
8
Observasi karakteristik peserta didik dilakukan untuk mengetahui karakter
peserta didik SMPN 13 Malang, dan selanjutnya data hasil observasi dijadikan
bahan untuk menyusun rencana pembelajaran. Materi observasi karakteristik
peserta didik yang dilakukan mencakup sisi budaya, status sosial, minat,
perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi,
perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual,
dan perkembangan motorik. Hasil Observasi karakteristik peserta didik dapat
dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 3. Hasil Observasi Karakteristik Peserta Didik
Budaya sekolah
● Apakah suasana sekolah Ya, suasana sekolah mendukung pembelajaran dan
mendukung pembelajaran dan interaksi yang optimal, setiap kelas di lengkapi
interaksi yang optimal? dengan CCTV untuk memantau setiap kelas
● Secara umum, apakah profil Ya, profil pelajar pancasila dihidupkan di sekolah,
pelajar Pancasila dihidupkan ada kegiatan kerohanian di setiap pagi, ada kebiasaan
dalam sekolah? 5S di sekolah, sholat berjamaah.
Budaya kelas
● Bagaimana guru dan peserta ● Di awal pembelajaran guru membuat kesepakatan
didik melakukan kesepakatan kemudian peserta didik menyetujuinya, misalnya
kelas? guru membuat kesepakatan bahwa yang tidak berniat
● Bagaimana guru menekankan belajar boleh keluar kelas, yang di dalam kelas hanya
nilai-nilai profil pelajar bagi yang berniat belajar.
Pancasila kepada peserta ● Guru menekankan nilai-nilai profil pelajar pancasila
didik, di dalam kelas contohnya kegiatan rohani dan berdoa
sebelum belajar sebagai bentuk takwa kepada Tuhan
YME penanaman nilai gotong royong saat kegiatan
membersihkan kelas dan praktikum, kreatif saat
mengerjakan projek, berpikir kritis saat memecahkan
masalah terkait materi dan menafsirkan hasil
percobaan.
9
berlangsung? Dalam bentuk saat proses kegiatan praktikum dan tanya jawab.
apa saja keterlibatan peserta ● Peserta didik aktif merespon pertanyaan guru selama
didik dalam pembelajaran ini? pembelajaran berlangsung meskipun jawabannya
● Apakah peserta didik aktif kurang tepat, peserta didik tidak takut menyampaikan
merespon pertanyaan guru pendapatnya (berani berpendapat).
selama pembelajaran
berlangsung?
Motivasi belajar
● Bagaimana guru memotivasi ● Guru memberikan poin tambahan bagi peserta didik
peserta didik untuk belajar? untuk aktif bertanya dan berpendapat. Guru
● Apakah Anda menangkap mendatangi ke tempat duduk peserta didik yang
antusiasme belajar dari para masih kurang termotivasi supaya ikut aktif dalam
peserta didik? pembelajaran.
● Apakah peserta didik memiliki ● Saya menangkap antusiasme belajar peserta didik,
motivasi yang tinggi untuk peserta didik yang memiliki gaya belajar cenderung
belajar? antusias jika belajar melalui praktikum.
● Jika tidak, mengapa peserta ● Peserta didik memiliki motivasi untuk belajar, aktif
didik tidak termotivasi dalam bertanya dan berendapat saat berdisuksi, namun ada
pembelajaran? beberapa peserta didik yang kurang termotivasi
untuk belajar.
● Kurangnya motivasi peserta didik dalam
pembelajaran bisa dipengaruhi oleh faktor seperti,
peserta didik tidak menyukai pembelajaran IPA atau
metode pembelajaran tidak sesuai dengan gaya
belajar peserta didik tersebut.
10
beragam?
● Bagaimana guru mendampingi
setiap peserta didik agar
mencapai tujuan
pembelajaran?
Perkembangan emosi
● Sejauh mana kelas dan ruang Kelas dan ruang pembelajaran menjadi ruang ekspresi
pembelajaran lainnya menjadi diri yang sehat untuk peserta didik, kelas bisa menjadi
ruang ekspresi diri yang sehat ruang menaruh/menuangkan kreativitas siswa dalam
untuk peserta didik? mengekspresikan diri. Hal ini dibuktikan dengan
● Bagaimana guru merespons banyaknya karya siswa di kelas. Selain itu terdapat
peserta didik yang belum bisa kelas dan ruang pembelajaran lain seperti ruang lab
mengekspresikan diri dengan biologi, fisika dan TIK untuk menjadi ruang ekspresi
tepat? diri.
Guru merespon peserta didik yang belum bisa
mengekspresikan diri dengan cara melakukan
pendekatan pribadi, guru memberikan perhatian
khusus kepada peserta didik yang belum
mengekspresikan diri.
Perkembangan sosial
● Secara umum, bagaimana guru Guru mengembangkan kemampuan bersosialisasi
membangun atmosfer yang peserta didik dengan cara membentuk peserta didik
mendukung peserta didik dalam kegiatan kelompok sehingga secara langsung
untuk mengembangkan peserta didik akan berinteraksi dan berkomunikasi
kemampuan bersosialisasi? antara teman, bekerja sama, peka terhadap situasi, dan
misalnya peka terhadap situasi saling menghargai. Selain itu melatih kecakapan
sekitar, berempati, saling komunikasi peserta didik saat presentasi.
menghargai, serta berinteraksi Guru memfasilitasi peserta didik dengan menyediakan
dan berkomunikasi? LKPD yang mengharuskan peserta didik bekerja sama
● Bagaimana guru memfasilitasi dalam mengerjakan kegiatan dengan kelompok.
peserta didik dalam
mengembangkan keterampilan
sosial peserta didik dalam
kegiatan belajar (contoh, kerja
kelompok, mengerjakan
proyek bersama)?
11
Perkembangan moral/spiritual
● Apa saja yang dilakukan guru Guru membiasakan peserta didik untuk berdoa dan
dalam membangun nilai-nilai mengarahkan peserta didik untuk bersyukur kepada
integritas dan spiritual peserta Tuhan YME dalam pembelajaran. Selain itu ada
didik? kegiatan kerohanian setiap pagi yaitu asmaul husna
dan berdoa bersama, ada kegiatan sholat dzuhur
berjamaah dan sholat jumat setiap jumat, dan bagi non
islam berdoa di ruangan ibadah masing-masing. Dalam
mengembangkan moral peserta didik, guru
membiasakan 5S baik di kelas maupun di luar kelas.
12
terhadap pertanyaan guru selama pembelajaran sedang berlangsung. Hasilnya
yaitu peserta didik terlibat aktif selama pembelajaran. Keterlibatan aktif peserta
didik misalnya aktif diskusi saat proses kegiatan praktikum dan tanya jawab.
Peserta didik aktif merespon pertanyaan guru selama pembelajaran berlangsung
meskipun jawabannya kurang tepat, peserta didik tidak takut menyampaikan
pendapatnya (berani berpendapat).
Aspek yang keempat yaitu motivasi belajar. Indikator yang diamati yaitu
motivasi belajar dan antusiasme dari peserta didik. Hasilnya yaitu dalam
memotivasi peserta didik guru memberikan poin tambahan bagi peserta didik
untuk aktif bertanya dan berpendapat. Guru mendatangi ke tempat duduk peserta
didik yang masih kurang termotivasi supaya ikut aktif dalam pembelajaran.
Antusiasme peserta didik ditunjukkan dengan cara misalnya peserta didik yang
memiliki gaya belajar kinestetik mereka akan cenderung antusias jika
pembelajaran dilaksanakan dengan kegiatan praktikum. Peserta didik memiliki
motivasi untuk belajar, aktif bertanya dan berpendapat saat berdiskusi, namun
ada beberapa peserta didik yang kurang termotivasi untuk belajar. Kurangnya
motivasi peserta didik dalam pembelajaran bisa dipengaruhi oleh faktor seperti,
peserta didik tidak menyukai pembelajaran IPA atau metode pembelajaran tidak
sesuai dengan gaya belajar peserta didik tersebut.
Aspek yang kelima yaitu identifikasi kesiapan peserta didik. Indikator yang
diamati yaitu kesiapan peserta didik dalam belajar, bagaimana guru mengatasi
keberagaman kompetensi awal peserta didik, dan bagaimana guru mendampingi
peserta didik agar mencapai tujuan pembelajaran. Hasilnya yaitu guru mengecek
kesiapan peserta didik dengan menanyakan kabar peserta didik dan perasaan
peserta didik hari ini, kemudian mereview kembali materi sebelumnya, dan
memeriksa kelengkapan bahan praktikum yang dibawa oleh peserta didik. Guru
juga membenarkan konsep awal peserta didik yang masih keliru. Serta guru
mengarahkan peserta didik untuk memahami dan mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran guru belum terlihat melakukan pembelajaran berdifernsiasi.
Aspek keenam yaitu perkembangan emosi. Indikator yang diamati yaitu
sejauh mana ruang kelas menjadi tempat bagi peserta didik untuk
mengekspresikan diri dan bagaimana guru merespon peserta didik yang belum
13
bisa mengekspresikan diri dengan tepat. Hasilnya yaitu kelas dan ruang
pembelajaran menjadi ruang ekspresi diri yang sehat untuk peserta didik, kelas
bisa menjadi ruang menaruh/menuangkan kreativitas siswa dalam
mengekspresikan diri. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya karya siswa di
kelas. Selain itu terdapat kelas dan ruang pembelajaran lain seperti ruang lab
biologi, fisika dan TIK untuk menjadi ruang ekspresi diri. Guru merespon
peserta didik yang belum bisa mengekspresikan diri dengan cara melakukan
pendekatan pribadi, guru memberikan perhatian khusus kepada peserta didik
yang belum mengekspresikan diri.
Aspek ketujuh yaitu perkembangan sosial. Indikator yang diamati yaitu
kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan bersosialisasi peserta
didik dan kemampuan guru dalam memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan sosialnya. Hasilnya yaitu guru mengembangkan
kemampuan bersosialisasi peserta didik dengan cara membentuk peserta didik
dalam kegiatan kelompok sehingga secara langsung peserta didik akan
berinteraksi dan berkomunikasi antara teman, bekerja sama, peka terhadap
situasi, dan saling menghargai. Selain itu melatih kecakapan komunikasi peserta
didik saat presentasi. Guru juga memfasilitasi peserta didik dengan menyediakan
LKPD yang mengharuskan peserta didik bekerja sama dalam mengerjakan
kegiatan dengan kelompok.
Aspek yang terakhir yaitu perkembangan moral atau spiritual. Indikator
yang diamati yaitu upaya guru dalam membangun nilai-nilai integritas dan
spiritual peserta didik. Hasilnya yaitu guru membiasakan peserta didik untuk
berdoa dan mengarahkan peserta didik untuk bersyukur kepada Tuhan YME
dalam pembelajaran. Selain itu ada kegiatan kerohanian setiap pagi yaitu asmaul
husna dan berdoa bersama, ada kegiatan sholat dzuhur berjamaah dan sholat
jumat setiap jumat, dan bagi non islam berdoa di ruangan ibadah masing-masing.
Dalam mengambangkan moral peserta didik, guru membiasakan 5S baik di kelas
maupun diluar kelas.
2. Analisis Hasil Observasi
Karakteristik anak masing-masing berbeda-beda, guru perlu memahami
karakteristik awal anak didik sehingga ia dapat dengan mudah untuk mengelola
14
segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran termasuk juga pemilihan
strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran
(Kazumaretha et al., 2020). Guru harus mengenal karakteristik peserta didik,
karena dengan mengenal karakteristik peserta didik membantu guru dalam
mengantarkan mereka untuk mengejar cita-cita yang diinginkan.
Guru harus mampu memahami karakter peserta didik. Memahami karakter
peserta didik butuh kesungguhan dan keterlibatan hati dan pikiran guru sehingga
dia dapat memahami karakternya dengan baik dan benar. Tujuan yang
diinginkan dari memahami karakteristik awal siswa adalah untuk
mengkondisikan apa yang harus diajarkan, bagaimana mengkondisikan siswa
belajar sesuai dengan karakteristiknya masing-masing (Agasi et al., 2022;
Mauliya, 2019). Untuk itu seorang guru harus secara seksama dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik dalam setiap aktivitas
pendidikan. Ada beberapa contoh karakteristik peserta didik diantaranya:
1. Senang bermain
2. Selalu ingin tahu
3. Mudah Terpengaruh
4. Suka Meniru
5. Manja
6. Berani
7. Kreatif
8. Keras Kepala
9. Suka berkhayal
10. Emosi
11. Senang dipuji
12. Ingin bebas
13. Suka Mengganggu
14. Mendambakan kasih sayang dan rasa aman
15. Selalu ingin mencoba
16. Ingin diperhatikan
17. Punya sipat polos
18. Suka menentang
15
19. Egois
Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa SMPN 13 memiliki beberapa
sifat yang disebutkan diatas. Bila di kaji lebih dalam melalui buku “Childhood
and Society”, Erikson menyatakan bahwa siswa pada usia ini termasuk level
(Indentity vs role confusion) (Usia 12-18 tahun) dimana seseorang mulai
dihadapkan pada kondisi pencarian identitas diri dalam kehidupannya (Erikson,
1963). Dalam mencari identitas peserta didik dapat terfasilitasi di SMPN 13
dengan baik.
Teori Erikson menekankan peran lingkungan dalam menyebabkan krisis
maupun dalam menentukan cara mengatasi krisis psikososial tersebut. Jika
lingkungan sosial siswa memberikan respon positif terhadap perilaku seseorang,
maka krisis psikososial dapat teratasi dengan baik sehingga perkembangan
sosialnya akan bergerak ke arah positif. Sebaliknya, jika lingkungan sosial
seseorang memberikan respon negatif, maka seseorang tidak mampu mengatasi
krisis psiko-sosial yang dihadapinya, sehingga perkembangan sosialnya akan
bergerak ke arah negatif (Erikson, 1968).
Sedangkan bila di pandang dari sudut pandang perkembangan kognitif siswa,
menurut Piaget perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu
organisasi dan adaptasi. Organisasi memberikan pada organisme kemampuan
untuk mengestimasikan atau mengorganisasi proses-proses fisik atau psikologis
menjadi sistem-sistem yang teratur dan berhubungan. Adaptasi Tahap
operasional formal, yakni perkembangan intelektual yang terjadi pada usia 11-15
tahun. Pada tahap ini kondisi berfikir anak, yaitu: 1) bekerja secara efektif dan
inovatif, 2) menganalisis secara kombinasi, 3) berfikir secara proporsional, dan
4) menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi. terhadap
lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.
Adanya karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru
diharapkan untuk :
1. Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita
ketika membahas topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan
fisiologi.
16
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan
minatnya melalui kegiatan-kegiatan yang positif.
3. Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan
individual atau kelompok kecil.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
17
Berdasarkan observasi karakteristik peserta didik maka diperoleh bahwa
terdapat keberagaman karakter namun sebagian besar siswa memiliki
motivasi yang tinggi untuk belajar. Peserta didik dapat aktif dalam
pembelajaran dan disiplin dalam mengerjakan tugas. Secara fisiologis siswa
mulai mengalami perubahan mulai dari postur tubuh, suara dan hormonal.
Hal ini didukung oleh beberapa teori perkembangan peserta didik yang
menyatakan pada tahap usia 12-15 mereka sudah mulai mampu berpikir ke
arah yang lebih abstrak dan belajar mengelola emosional mereka. Cara
melatih kemampuan kognitif dan sosio emosional telah diupayakan maksimal
oleh guru baik di dalam kelas dan di luar kelas. Karakteristik anak masing-
masing berbeda-beda, guru perlu memahami karakteristik awal anak didik
sehingga ia dapat dengan mudah untuk mengelola segala sesuatu yang
berkaitan dengan pembelajaran termasuk juga pemilihan strategi pengelolaan,
yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran
DAFTAR PUSTAKA
Agasi, D., Oktarina, R., Desyandri, D., & Murni, I. (2022). Pengaruh Pemakaian
18
Gadget pada Peserta Didik Sekolah Dasar Berkaitan dengan Perkembangan
Psikologinya. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6, 10763–10768.
https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/4133%0Ahttps://
www.jptam.org/index.php/jptam/article/download/4133/3467
Erikson, E. . (1963). Childhood and Society (2nd ed.). Norton.
Erikson, E. . (1968). Identity and Society. New York : Norton.
Hasanah, A. (2020). Perbedaan perkembangan moral anak laki-laki dan anak
perempuan pada usia Sekolah Dasar. Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender
Dan Anak, 15(1), 41–58. https://doi.org/10.24090/yinyang.v15i1.3442
Kazumaretha, T., Arisanti, Y., & Fitria, Y. (2020). IMPLEMENTASI
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN
TEMATIK DI SEKOLAH DASAR. SEJ (School Education Journal, 10(2).
Mauliya, A. (2019). Perkembangan Kognitif pada Peserta Didik SMP (Sekolah
Menengah Pertama) Menurut Jean Piaget. ScienceEdu, II(2), 86.
https://doi.org/10.19184/se.v2i2.15059
Palunga, R., & Marzuki, M. (2017). Peran Guru Dalam Pengembangan Karakter
Peserta Didik Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Depok Sleman.
Jurnal Pendidikan Karakter, 8(1), 109–123.
https://doi.org/10.21831/jpk.v7i1.20858
19
LAMPIRAN
Gambar 1. Kegiatan observasi siswa Gambar 2. Kegiatan upacara setiap hari senin
20