Anda di halaman 1dari 4

SKB

Pert 8
SUKIRMAN
Mohon dijelaskan tentang hubungan timbal-balik antara lingkungan luar bisnis dan bisnis (Aspek Sosial).

Perusahaan berperan pentting juga dalam hal perekonomian dan merupakan salah satu pengerak ekonomi.
Sebagai lembaga ekonomi yang memiliki fungsi multyplayer, eksistensi perusahaan juga menjadi salah satu
sendi utama dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara karena dengan adanya kegiatan usaha
yang dilakukan perusahaan tadi, maka kebutuhan masyarakat akan dapat dipenuhi, aktivitas masyarakat di
bidang ekonomipun dapat berjalan, termasuk adanya penyerapan tenaga kerja melalui perusahaan tersebut.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya perusahaan selalu berdampingan dengan masyarakat karena
perusahaan memiliki peran ganda, yaitu sebagai produsen yang memerlukan masyarakat sebagai konsumen
dan pendukung kelancaran usahanya, perusahaan juga memiliki peran sebagai konsumen.

Oleh karena itu tercipta hubungan timbal balik dan saling pengaruh-mempengaruhi antara perusahaan,
masyarakat dan juga pemerintah. Dalam hal ini perusahaan melakukan kegiatan usahanya guna meraih
keuntungan atas barang maupun jasa yang diperdagangkannya, kebutuhan masyarakat akan barang atau jasa
akan terpenuhi, sedangkan pemerintah akan memperoleh pendapatan dari sektor pajak.

Manajemen Strategi
Pert 7
Keunggulan kompetitif merupakan konsep kunci dalam manajemen stratejik, Keunggulan kompetitif adalah
strategi bersaing terhadap sesuatu yang dirancang untuk dieksploitasi oleh suatu organisasi. Keunggulan
kompetitif bersifat sementara sehingga muncul hiperkompetisi, yaitu situasi dengan tingkat kompetisi yang
intensif dan terus-menerus meningkat.
Menurut Anda,!
Sebagai seorang CEO sebuah perusahaan yang cukup besar, 
strategi bisnis apa yang dapat dijalankan pada masa darurat virus corona saat ini? Sebutkan,!

Strategi bisnis apa yang dapat dijalankan pada masa darurat virus corona saat ini :

1. Terhubung dengan Mitra


Untuk mengalihkan semua perhatian ke bisnis internal, kini saatnya untuk menjangkau mitra bisnis. Biarkan
mereka tahu bahwa kita terbuka untuk bisnis khususnya bisnis baru.

2. Memaksimalkan Sistem Bisnis dengan Teknologi


Mulai gunakan alat kerja digital ke dalam bisnis yang kita miliki. Misalnya seperti penggunaan software
akuntansi dan keuangan. Dimana kita dapat mengetahui laporan keuangan, laba rugi, arus kas, penjualan,
pembelian hingga ketersediaan stok barang secara real time sehingga memudahkan segala komunikasi tentang
bisnis dengan mitra bisnis.

3. Investasikan Teknologi pada Mitra Anda


Inventarisasi teknologi dan sumber daya yang mungkin berguna bagi mitra. Jangan hanya bisnis yang
menggunakan teknologi, berikan inventarisasi teknologi baru juga pada mitra bisnis.

4. Jelajahi Kemampuan Pasar


Lakukan riset pasar secara real time. Mitra dan pelanggan adalah peluang pasar terbaik di luar sana. Jangan
menunggu laporan triwulan berikutnya.
5. Pikirkan Kembali Masalah Pelanggan
Berpikir berbeda. Sebelum adanya Covid-19, perilaku pelanggan akan berbeda dengan setelah adanya Covid-
19. Jadi, kita pikirkan kembali masalah pelanggan apa yang perlu dipecahkan dan mulailah mempersiapkannya
hari ini.
6. Bunuh Rasa Not-Invented-Here
Berhentilah mengandalkan do-it-yourself. Sekarang saatnya untuk memaksimalkan sumber daya apa pun baik
dari dalam maupun luar bisnis. Dari luar bisnis, bermitralah untuk memberikan solusi yang baru ke pasaran.

Pert 8
Strategi Korporate merupakan strategi yang menitikberatkan pada pertanyaan jangka panjang dan luas
mengenai bisnis apa yang akan dimasuki oleh suatu organisasi dan apa yang diinginkan dalam bisnis tersebut.
Suatu cara bagaimana perusahaan menciptakan nilai melalui konfigurasi dan koordinasi dari aktivitas
multipasarnya.

Menurut Anda,
Bagaimana strategi pengelolaan BUMN di Indonesia, agar tidak merugi dan dapat memberikan kontribusi
terhadap pendapatan negara? Sebutkan! 

BUMNisasi adalah usaha pemerintah mencari uang, hal ini merupakan bisnis gaya pemerintahan ala-ala
sosialis yang umum dilakukan. Misalnya China Thiongkok, untuk jalannya BUMN yang efektif pemerintah
harus sedikit otoriter. Dan apakah pemerintah Indonesia mau menjadi kearah sana? Pemerintah
otoriter? Pemerintah pemaksa kehendak? Nah kalau otoritarian baru BUMN jalan dengan bagus.

Secara pembangunan memang terlihat cepat pakai BUMN, tapi mutu dan kesadaran “service” nya
sangat rendah. Yang lebih tidak pas lagi manajemennya dengan gaya kerajaan atau menak, bukan
seperti entrepreneur spiritnya. Organisasinya gemuk, pengambil keputusannya top down. Yang dibawah
lambat bergerak. Pesan dri bawah sulit sampai keatas. Kuno banget deh menjalankan bisnisnya. Ceo dan
direksinya bekerja hanya lima tahunan. Hal seperti ini sulit bisa membesarkan organisasi sebesar BUMN.
Tidak bisalah menjalankan bisnis yang setiap lima tahun berubah policy nya. Pimpinan diganti, chemistry
organisasinya ikut berganti juga. Sangat sulit bergerak lincah, yang ada hanya cari aman. Misalnya
BUMN BPJS, contohnya ganti pemimpin ganti gaya, ganti style laporan, ganti corporate action. Tidak
bisa bisnis seperti itu dan berdarah-darah tuh BPJS. Juga Garuda, juga Pertamina.

Lalu pertanyaannya share holder BUMN diwakili siapa? Kepemilikan itu menentukan “sence of
belonging”. Kalau jawabannya rakyat Indonesia, rakyat sebelah mana? Orang BUMN sekarang
mengganggap rakyat Indonesia adalah pasar. Dikuras asetnya, dikeduk tenaganya. Terus misalnya dari
116 BUMN ditambah dengan anak usahanya semuanya kira-kira ada 800 itu asetnya hanya 3500 triliun
rupiah dan kini senilai kira-kira $ 250 billion. Dibandingkan dengan satu eprusahaan GE General Electric
sudah jauh ketinggalan asset GE dan capitalizationnya. GE sekitar $ 500 billion. Dibandingkan dengan
Apple Inc mencapai $ 1000 billion atau 1 triliun dolar. Dan mereka hanya dipimpin oleh seorang ceo,
bukan menteri dengan perangkat departemennya yang begitu banyak. Bingung juga sih kalau ngurusin
beginian. BUMN Indonesia dibandung akulimulasi beberapa group misalnya Sinarmas Group, Salim
Group, Djarum Group itu hampir sama kapitalisasi pasarnya. Ini sisi lokal loh, bukan sisi swasta negara
lain, masih jauh banget.

Untuk itu, membesarkan ekonomi sebuah Negara kuncinya dengan distribusi kekayaan ke swasta. Saat
ini swasta nasional banyak kok yang siap untuk dikembangkan. Hanya saja butuh dukungan regulasi.
Karena swasta tidak manja seperti kaum tua-tua konglongmerat yang kaya sejak jaman Suharto sampai
sekarang. Yang pandai memanupulasi banker, mereka tidak perlu kaya dan banker yang dikerjai mereka,
itu bank plat merah lagi yang dikerjain oleh para konglongmerat tua itu. Masih begitu aja cara mengola
perusahaannya. Sudah kuno gaya seperti itu.

Beri regulasi yang memihak pada bisnis swasta, dan buukan swasta saja yang beruntung semua stake
holder warga Negara akan diuntungkan dengan strategi ini. Solusi ini tidak realistis, tidak segmentasi,
tidak pilih pilih, namanya swastanisasi.
Bahasa Indonesia
Pert 8

Bacalah sebuah buku berkaitan dengan bidang ilmu yang sedang anda tekuni!
2.       Tulislah hasil laporan buku pada kolom dibawah ini
3.       Sertakan foto Anda dan bukunya.

LAPORAN BUKU :
1. Pendahuluan
2. Ringkasan
3. Pembahasan
4. Simpulan
5. Daftar Refrensi
6. Hartono Rudi, SE.,Ak.,BKP; 2014; Business Partner Pada KAP Yuwono H & Rekan; Bina Fiscal Indonesia

 
 

Anda mungkin juga menyukai