Disusun Oleh:
Kelompok IV/PAI-6/Semester V
Miftahurrahmah (030118)
TA 2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pemakalah ucapkan kehadirat Allah Swt. Atas limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan tugas
kelompok mata kuliah Telaah Kurikulum dengan judul “Menelaah Silabus PAI SMP
Kelas 1, Kelas 2, Kelas 3 Dan Silabus SMA Kelas 1, Kelas 2 Dan Kelas 3 dalam
Kurikulum 2013". Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan
alam semesta, nabi Muhammad SAW. “Allahumma sholli wasallim wabarik ‘alaih”.
Semoga dengan bersholawat kepadanya, kita mendapatkan kebahagiaan fiddunya wal
akhiroh.
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena, itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, pemakalah
sampaikan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pemakala
h
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
1
Saylor dan Alexander dalam Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2010), hlm. 176.
2
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009), hlm. 31.
4
kepentingan, khususnya pengembangan buku dan guru. Oleh karena itu diusulkan
untuk merevisi silabus tersebut mulai dari komponen, materi pokok dan kegiatan
pembelajaran. Revisi tersebut bersifat mendesak karena harus digunakan untuk tahun
pelajaran yang akan datang. Berangkat dari masalah tersebut, dalam tulisan ini
pemakalah akan mencoba melakukan analisis terhadap kurikulum 2013 mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA).
5
BAB II
PEMBAHASAN
3
Mardianto, Pembelajaran Tematik, ( Medan: Perdana Publishing, 2011), h.81
4
Andi prastowo, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu, (Jakarta:Prenadamedia Grup,2019), h.171
5
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, ( Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 40.
6
Andi prastowo, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu, h.201.
6
b. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
c. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
d. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
e. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
f. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizingelements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar danproses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
g. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal)
1. Komponen Tujuan
Dalam kurikulum 2013, Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi
berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang:
7
mulia, dan berkepribadian luhur
b. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
Melihat rumusan tujuan pendidikan yang ada dalam Kurikulum 2013 sejalan
8
Balitbang Kemdikbud, Kurikulum 2013; Kompetensi Dasar,www.kemendikbud.go.id., Diakses pada
29 Desember 2020 pukul 23.30 WIB.
9
Deden Cahaya Kusuma, Analisis Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 pada Bahan
Uji Publik Kurikulum 2013, http://berita.upi.edu Diakses pada 29 Desember 2020 pukul 23.30 WIB.
8
dan tidak bertentangan dengan tujuan yang dirumuskan dalam UU Sisdiknas diatas,
bahkan dalam kurikulum 2013 nampak memperluas pada ranah afektif/ sikap
(berkepribadian luhur, kritis, inovatif, toleran dan peka sosial).
a. Materi al-Qur’an dan Hadis bukan sekedar dibaca dan dihafal tapi harus
diamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya.
b. Materi akhlak mendapat porsi yang sangat besar dan tidak diajarkan
tersendiri namun tergabung dalam materi al-Qur’an. Hal ini menggambarkan
bahwa akhlak tidak hanya bersifat teori tapi bersifat praxis, ada kemauan
secara sadar untuk mengaplikasikan dan membiasakan dalam kehidupan
sehari-hari. Proporsi materi akhlak yang besar menunjukkan bahwa tujuan
PAI adalah terbentuknya akhlak mulia setiap siswa setelah mengikuti
program ini.
c. Materi zakat tidak ada. Seharusnya materi ini diajarkan karena merupakan
salah satu pilar ajaran Islam. Banyak ayat al-Qur’an yang menggandengkan
kewajiban shalat dengan zakat, hal ini menunjukkan betapa pentingnya
masalah zakat. Pembelajaran zakat sangat erat kaitannya dengan infaq dan
shadaqah. Jika siswa dianggap belum berkewajiban mengeluarkan zakat,
maka dilatih untuk berinfaq/ bershadaqah sesuai dengan kemampuannya dan
menambah wawasan dengan membiasakan berbagi antar sesama siswa.
3. Komponen Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang semula menggunakan eksplorasi, elaborasi dan
9
konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengolah dan mengkomunikasikan. Belajar tidak hanya dalam ruang kelas, tetapi
juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. guru bukan satu-satunya sumber belajar,
sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi melalui contoh/ teladan.
Para ahli meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik, siswa menjadi lebih
aktif mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga mendorong siswa
untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena
atau kejadian. Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, siswa dibiasakan
untuk menemukan kebenaran ilmiah dalam melihat suatu fenomena, mereka dilatih
untuk berfikir logis dan sistematis.
4. Komponen Penilaian
Pada komponen penilaian di kurikulum 2013 ini, guru dituntut ekstra kerja
keras karena penilaian yang dilakukan harus komprehensif dan kompleks (model
penilaian otentik). Guru harus menilai sikap spiritual (KI 1) dan sosial (KI 2) secara
terukur disamping penilaian psikomotor (KI 4) dan kognitif (KI 3). Permasalahan
berikutnya adalah format penilaian KI 1 dan 2 yang cukup rumit dan butuh
kecermatan yang tinggi dan berkelanjutan. Teknik penilaian sikap yang mengacu
pada penilaian otentik dapat dilakukan dengan cara: observasi (pengamatan),
penilaian diri, laporan pribadi (buku laporan ibadah), Penilaian sejawat dan jurnal
(catatan). Namun penilaian ini membtuthkan keseriusan, kecermatan, pengawasan
dan kerja sama antara siswa, guru, pihak sekolah dan orang tua siswa, sehingga
penilaian yang dilakukan tidak sekedar formalitas sekedar diisi, dikumpulkan tanpa
tindak lanjut, tidak bermakna dan berimplikasi apapun.
10
ada integrasi sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Kompetensi pengetahuan,
ketrampilan dan sistem nilai menentukan terhadap aktualisasi sikap/ watak islami.
Sikap itu tahu mengapa, ketrampilan itu tahu bagaimana, pengetahuan itu tahu apa.
Contoh KI: menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya; siswa
harus membaca al-Quran dengan tartil, beriman kepada Allah, beriman kepada
malaikat, melaksanakan thaharah, melaksanakan shalat wajib dan lain-lain yang
didalamnya ada ranah pengetahuan dan pengamalan melalui pentradisian.
Pendekatan holistik digunakan dalam kurikulum ini, jadi tidak lagi berbicara
tentang Al-Quran, hadits, shalat, akhlak dan sebagainya, tetapi terintegrasi dalam
suatu tema. Sumber kompetensi adalah mata pelajaran per kelas, lalu dijadikan
sebagai kompetensi inti dan dituangkan dalam kompetensi dasar.
Di sisi lain, yang lebih urgen adalah integratif eksternal, dimana mata
pelajaran agama diintegrasikan dalam mata pelajaran lain dalam suatu tema yang
dibicarakan. Misalnya, ketika berbicara tentang tema “indahnya kebersamaan”, maka
mata pelajaran lain bisa terintegrasi, seperti IPA, IPS, kewarganegaraan, seni budaya
dan sebagainya. Seharusnya PAI bisa diintegrasikan sedemikian rupa mengingat
bahwa agama sangat sarat dengan tema indahnya kebersamaan. Dengan cara seperti
ini, maka integrasi tuntas akan dapat terjadi, bukan hanya integrasi parsial.
Di dalam silabus , ada 13 bab yang dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik
sesuai KI dan KD Materi PAI pada tingkat SMP dengan kurikulum k13 ini siswa
lebih diajak merenungkan dan mengamati kemudian siswa diminta untuk
memberikan tanggapan. Dalam satu tahun proses pembelajaran terdapat tiga belas
(13) bab pokok yang diberikan kepada murid, tiga belas bab tersebut diberikan
dalam jangka waktu dua semester. Pada semerter pertama ada 6 bab yang diberikan
dan dalam setiap bab akan dijabarkan pada tiap-tiap sub bab, yang bertujuan agar
11
mudah dalam penyampaian dan dalam kegiatan materi ada batasan-batasannya.
semester dua, terdapat 7 bab utama yang dijelaskan dalam sub bab-sub bab yang
lebih rinci. Pembahasan semester dua Materi PAI kelas VII ini sudah sesuai dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasarnya, sehingga guru dapat menjelaskan dengan
mudah sesuai urutan-urutannya, yang pertama guru harus memahamkan materi,
menjelaskan mulai dari pengertian sampai hikmah dari apa yang telah dipelajari.
Dalam hal ini diharapkan siswa tidak hanya sekedar mengetahui melainkan siswa
diharapkan siswa dapat mempraktikkannya. Adapun model pembelajaran atau
penyampaian materi, guru dapat menggunakan teknik yang berbeda-beda sesuai
dengan materi, sehingga materi bisa langsung dan mudah dipahami. Untuk
menguasai kompetensi ini salah satu model pembelajaran yang cocok adalah model
cooperative learning mencakup suatu kelompok kecil peserta didik yang bekerja
sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu
tugas, atau untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.
Model cooperative learning menekankan pada kehadiran teman sebaya yang
berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau
membahas suatu masalah atau tugas. ,karena di usia murid SMP materi pada silabus
yang diberikan cukup sederhana, dengan cara merenungkan, mencermati barulah kita
ajak kepada materi inti, supaya mereka tertarik. karena diusia tersebut daya pikir
mereka tidak seperti di SD, mereka lebih mudah memahami dan lebih sedikit
dewasa. Mereka bisa menganalisa suatu masalah, mereka juga lebih mudah untuk
diarahkan agar dapat mempraktikkan suatu tema (shalat jama’ qasar) sehingga
mempermudah proses belajar mengajar
Dan materi yang diberikan untuk usia kelas VII SMP ini tidak terlalu sulit, dalam
hal ini materi kelas VII SMP ini mulai bab pertama hingga terakhir merupakan materi
yang harus diterapkan atau diamalkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka
tidak akan asing dalam mempraktikkannya Dalam praktiknya, guru bisa membuat
cara dalam penyampaian materi, tergantung bagaimana tekniknya,yang penting materi
dapat tersampaikan secara utuh dan hasilnya maksimal.
10
Bila dianalisis pada standar kompetensi lulusan
10
Mansur, Analisis dan Telaah Kurikulum PAI, http://menzour.blogspot.com/2018/05/makalah-analisis-
dan-telaah-kurikulum.html , Diakses pada 31 Desember 2020 pukul 15.30 WIB.
12
Dalam aspek sikap siswa di tingkat SMP dituntut memiliki sikap kepribadian yang
baik serta dapat menerapkan pada lingkungan pergaulannya dimanapun ia berada
maupun pada aspek keterampilan siswa dituntut memiliki ketrampilan dapat
mempelajari sesuatu yang tidak hanya berasal dari satu sumber saja, melainkan dari
sumber lain juga dituntut untuk dipelajari. Dan dalam aspek pengetahuan jenis
pengetahuan yang dititikberatkan untuk dimiliki adalah faktual, konseptual, dan
prosedural, serta ruang lingkup objek masih berada di lingkungan sekitar maupun di
tempat yang berbeda. Sedangkan dalam KTSP SKL-nya diturunkan dari standar isi.
Jadi dalam KTSP, pemerintah menyusun standar isi dulu baru merumuskan SKL.
Karena itu dalam SKL KTSP langsung termuat seperti materi PAI.
13
dalam melakukan kegiatan inti sedang di KTSP menggunakan eksplorasi, elaborasi
dan konfirmasi.
Tidak hanya itu bila dianalisis pada Standar Penilaian
Dalam kurikulum 13 penilaiannya lebih terformat dalam ranah kompetensi sikap,
keterampilan dan pengetahuan. Dalam kurikulum 13 juga ditambah penilaian teman
sejawat. Sebenarnya hampir sama dengan KTSP mungkin pengaplikasian dalam
penilainnya yang berbeda.
dalam penilian proses pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
penilaian otentik (authentic assesment)yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau bahkan mampu
menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring
(nurturant effect) dari pembelajaran.
Hasil penilaian yang otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.bisa dikatakan
penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.
karena cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata
pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses. Tekhnik dan
instrumen yang digunakan yaitu:
a. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,
penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen
yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik
adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan
pada jurnal berupa catatan pendidik.
b. Penilaian kompetensi pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.
c. Penilaian kompetensi keterampilan
14
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu
dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi
rubrik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Kurikulum 2013 lahir dengan berbagai alasan, antara lain: kondisi pendidikan
yang belum sesuai dengan standar nasional, usia produktif yang melimpah, arus
globalisasi, berbagai isu lingkungan hidup, perkembangan ilmu dan teknologi,
pola pikir dalam pembelajaran yang harus selalu diperbaiki dan ditingkatkan.
2. Sebagai dokumen panduan pelaksanaan pembelajaran, kurikulum 2013 mata
pelajaran PAI SMP, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
kurikulum sebelumnya, antara lain: KI dan KD yang mengintegrasikan ketiga
ranah yaitu afektif, psikomotor dan kognitif sehingga pembelajaran tidak sendiri-
sendiri. Al- Qur’an dan Hadis tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Materi akhlak yang selama ini
cenderung teoritis, dalam kurikulum ini diberikan porsi yang lebih besar dan
bersifat praxis tidak lagi diajarkan secara verbal.
3. Suatu keniscayaan perubahan dan perkembangan suatu kurikulum agar selalu
sesuai dengan perkembangan zaman. Hanya saja dalam tradisi kita biasanya
berhenti pada aspekcurriculum plan (kurikulum sebagai dokumen), sedangkan
pada aspek actual curriculumsering terlupakan. Apa artinya kurikulum sebagai
dokumen jika tidak ditindak lanjuti dengan actual curriculum, sebaik apapun
dokumen yang dimiliki tidak akan bermakna jika tidak diimplementasikan
dengan baik, dalam hal ini guru sebagai pelaksanan di tingkat satuan Pendidikan
15
memiliki peranan yang sangat penting agar terwujud tujuan yang dicita-citakan.
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka
Setia.
Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.
dan Kebudayaan.
16