Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS KESESUAIAN MATERI AJAR MATA

PELAJARAN IPS SD DENGAN KOMPETENSI DASAR 3.1


DAN 4.1 KURIKULUM 2013

(Studi Dokumentasi Pada Buku Tema 6 Kelas IV “Cita-citaku” Sub Tema 3


Terbitan KEMENDIKBUD 2016 )

PROPOSAL SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh
Nadya Nur Afiffah
NIM 1704919

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT,
karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi yang berjudul “Analisis Kesesuaian Materi Ajar Mata Pelajaran
IPS SD KELAS IV Dengan Kompetensi Dasar 3.1 Dan 4.1 Kurikulum 2013”
yang diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
Penulis menyadari, karya yang penulis susun ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai pihak. Sehingga
di kemudian hari penulis dapat menyempurnakan proposal skripsi ini dan penulis
dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah penulis lakukan.
Akhirnya penulis berharap semoga Proposal Skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bandung, Februari 2021

Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS KESESUAIAN MATERI AJAR MATA PELAJARAN IPS SD
DENGAN KOMPETENSI DASAR 3.1 DAN 4.1 KURIKULUM 2013

Diajukan oleh,
Peneliti,

Nadya Nur Afiffah


NIM. 1704919

Disetujui oleh DosenWali,

Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd


NIP. 19820426 201012 005

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dwi Heryanto, M.Pd


NIP. 197708272008121001
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Keterkaitan antara materi ajar dengan standar yang telah ditentukan
oleh pemerintah menjadi hal yang penting untuk tercapainya tujuan
pembelajaran yang diharapkan, mengoptimalisasikan pendidikan yang ada
di Indonesia. Pada satu dekade ke belakang terjadi perubahan kurikulum di
Indonesia dari KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006 menjadi
Kurtilas (Kurikulum 2013).
Perubahan tujuan akhir pendidikan di Indonesia ini pun diwadahi
dengan diberlakukannya kurikulum baru. Kurikulum baru tersebut dikenal
dengan istilah kurikulum 2013. Berdasarkan kurikulum ini standar
kompetensi lulusan siswa yang selama ini hanya ditekankan pada aspek
pengetahuan dikembangkan hingga menjadi tiga yakni aspek pengetahuan,
aspek sikap, dan aspek keterampilan. Hal ini berarti bahwa siswa di
Indonesia dapat menyelesaikan satu jenjang pendidikan tertentu jika ia telah
memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dipersyaratkan oleh
kurikulum.
Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dikatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri,
dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.
Buku pelajaran merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi para
peserta didik, meskipun masih banyak yang tidak memilikinya, terutama bagi
sekolah-sekolah yang berada di luar kota, di pedesaan, dan di daerah-daerah
terpencil. Dalam implementasi Kurikulum 2013 pemerintah sudah
menyiapkan sebagian besar buku-buku wajib yang harus dipelajari oleh
peserta didik. Oleh karena itu, pemilihan buku pelajaran hendaknya
mengutamakan buku wajib, yang langsung berkaitan dengan pencapaian
kompetensi tertentu. (E. Mulyasa, 2013: 50)
“Buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar
pada mata pelajaran tertentu” (Akbar 2013:33). Sebagai sumber rujukan,
buku ajar memuat informasi penting terkait materi pada setiap tingkat
pendidikan untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. Oleh karena itu,
keberadaan buku ajar atau buku teks pelajaran sangat penting dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 Bab I Pasal 2 Ayat 1 tentang
Buku Teks Pelajaran yang menyatakan “Buku teks pelajaran digunakan
sebagai acuan wajib oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran”.
IPS adalah bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan,
adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep
dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan
ekonomi. Studi yang memperhatikan pada bagaimana orang membangun
kehidupan yang lebih baik bagi dirinya dan anggota keluarganya, bagaimana
memecahkan masalah, bagaimana orang hidup bersama, bagaimana orang
mengubah dan diubah oleh lingkungannya (Muriel Crosby).
Tujuan pendidikan IPS ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan dasar siswa yang berguna untuk kehidupan sehari-harinya.
IPS sangat erat kaitannya dengan persiapan anak didik untuk berperan aktif
atau berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam
pergaulan masyarakat dunia (global society). IPS harus dilihat sebagai suatu
komponen penting dari keseluruhan pendidikan kepada anak. IPS
memerankan peranan yang signifikan dalam mengarahkan dan membimbing
anak didik pada nilai-nilai dan perilaku yang demokratis, memahami dirinya
dalam konteks kehidupan masa kini, memahami tanggung jawabnya sebagai
bagian dari masyarakat global yang interdependen (Etty Ratnawati).
Isi buku teks pelajaran merupakan penjabaran lebih terperinci dari
kurikulum pendidikan. Komponen-komponen dalam kurikulum, seperti
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, dan
materi pokok harus terlihat secara jelas dalam buku teks pelajaran.
Kesesuaian pembelajaran di sekolah bergantung pada sejauh mana buku teks
itu dapat memenuhi tuntutan kurikulum dalam pencapaian kompetensi,
kesesuaian bahan pelajaran, dan materi penyajiannya (Sitepu, 2012:6).
Materi ajar memiliki posisi amat penting dalam pembelajaran. Posisi
pentingnya adalah sebagai representasi (wakil) dari penjelasan guru didepan
kelas. Keterangan-keterangan guru, uraian-uraian yang harus disampaikan
guru dan informasi yang harus disajikan guru dihimpun didalam bahan ajar.
Materi ajar juga harus memiliki kriteria yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah.
Hal penting yang harus dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran. Materi ajar yang tepat
adalah materi ajar yang dapat membantu siswa dalam mencapai kompetensi.
Dalam kurikulum dan silabus, materi/bahan ajar hanya akan dituliskan secara
garis besar saja dalam bentuk “materi pokok”. Adapun tugas guru adalah
menjabarkan materi pokok tersebut, sehingga menjadi bahan ajar yang
lengkap.
Mengacu pada studi pendahuluan, peneliti melakukan pengamatan pada
kompetensi dasar kelas IV IPS 3.3 dan 4.3 yang terdapat pada buku Tema 6
sub tema 3, terdapat beberapa kekurangan. Bahan ajar dan simulasi-simulasi
perlu dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui apakah sesuai dengan
kompetensi dasar 3.3 dan 4.3.
Kompetensi dasar merupakan acuan guru untuk menentukan tujuan,
metode pembelajaran dan komponen-komponen lain untuk merancang
rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada kurikulum 2013, siswa dituntut
untuk dapat memenuhi tiga kompetensi pada pembelajaran IPS, yaitu
pengetahuan, sikap dan nilai dan kemampuan. Mengetahui apakah
kompetensi dasar yang ditentukan dalam Permendikbud no. 37 tahun 2018
dalam materi ajar sudah dapat tercapai khususnya dalam pembelajaran IPS
adalah hal yang sangat penting, mengingat pembelajaran IPS juga sangat
penting untuk siswa karena IPS tidak akan terlepas dari kehidupan siswa baik
di masa kini maupun masa depan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dituliskan, maka rumusan masalah
penelitian adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kesesuaian antara materi ajar pada buku Tema 6 Kelas IV
“Cita-citaku” sub tema 3 terbitan Kemendikbud 2016 dengan aspek
pengetahuan kompetensi dasar 3.1 dan 4.1 mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial?
2. Bagaimana kesesuaian antara materi ajar pada buku Tema 6 Kelas IV
“Cita-citaku” sub tema 3 terbitan Kemendikbud 2016 dengan aspek
keterampilan kompetensi dasar 3.1 dan 4.1 mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial?
3. Bagaimana kesesuaian antara materi ajar pada buku Tema 6 Kelas IV
“Cita-citaku” sub tema 3 terbitan Kemendikbud 2016 dengan aspek sikap
kompetensi dasar 3.1 dan 4.1 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dituliskan, maka tujuan
penelitian adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kesesuaian antara materi ajar pada buku Tema 6 Kelas
IV “Cita-citaku” sub tema 3 terbitan Kemendikbud 2016 dengan aspek
pengetahuan kompetensi dasar 3.1 dan 4.1 mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial.
2. Untuk mengetahui kesesuaian antara materi ajar pada buku Tema 6 Kelas
IV “Cita-citaku” sub tema 3 terbitan Kemendikbud 2016 dengan aspek
keterampilan kompetensi dasar 3.1 dan 4.1 mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial.
3. Untuk mengetahui kesesuaian antara materi ajar pada buku Tema 6 Kelas
IV “Cita-citaku” sub tema 3 terbitan Kemendikbud 2016 dengan aspek
sikap kompetensi dasar 3.1 dan 4.1 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
Sebagai rujukan atau referensi bagi para pembaca dan peneliti dalam
penyesuaian materi ajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV
secara analitis, khususnya pada kompetensi dasar 3.1 dan 4.1 dengan
aspek-aspek yang harus ada pada kurikulum 2013.
2. Secara praktis
a) Bagi peneliti, manfaat dari penelitian ini adalah menjadi sebuah
pengetahuan yang bisa digunakan di berbagai kesempatan khususnya
ketika mengajar.
b) Bagi sekolah dan guru, hasil penelitian dapat dijadikan rujukan sebagai
bahan evaluasi dalam memberikan materi ajar khususnya pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. MATERI AJAR/BUKU AJAR
1. Pengertian Materi Pembelajaran
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran
(instructional material) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan. Menurut National Center for Vocational Education
Research Ltd ada tiga pengertian materi pembelajaran yaitu: 1) merupakan
informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/ instruktur untuk perencanaan
dan penelaah inplementasi pembelajaran; 2) segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas; 3) seperangkat substansi pembelajaran yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok yang utuh dari kompetensi yang akan dikuasai
siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Tirtarahardja, materi pembelajaran adalah materi yang diramu
didalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan,
yang meliputi materi inti dan muatan local. Materi inti bersifat nasional yang
mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan
local misinya adalah mengembangkan kebinekaan kekayaan budaya sesuai
dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian, jiwa dan semangat Bhineka
Tunggal Ika dapat ditumbuhkembangkan.1
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari
keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan
pembelajaran dapat mencapai sasaran yang sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Artinya materi yang ditentukan untuk
kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator yang
harus dicapai oleh peserta didik. Ini mengisyaratkan bahwa, materi yang
ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar

1
Tirtarahardja dan Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) hlm. 56
menunjang tercapainya kompetensi inti dan kompetensi dasar, serta
tercapainya indikator kompetensi yang diharapkan (Kurniasih dan Sani,
2014:10).
Materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi: pengetahuan
(knowkedge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Pengetahuan
menunjuk pada informasi yang disimpan dalam pikiran (mind) peserta
didik,dengan demikian pengetahuan berhubungan dengan berbagai informasi
yang harus dihafal dan dikuasai oleh peserta didik, sehingga manakala
diperlukan peserta didik dapat mengungkapkan kembali. Keterampilan (skill)
menunjukkan pada tindakan-tindakan (fisik dan non fisik) yang dilakukan
seseorang dengan cara yang kompeten untuk mencapai tujuan tertentu. Sikap
menunjuk pada kecendrungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai
dan norma yang diyakini kebenarannya oleh peserta didik.
2. Pengertian Buku Ajar
Sumber belajar adalah sesuatu yang tersedia di lingkungan belajar yang
berfungsi untuk membantu proses pembelajaran baik untuk dosen maupun
mahasiswa.Sumber belajar terdiri dari bahan-bahan yang dimanfaatkan dan
diperlukan dalam proses pembelajaran seperti buku ajar/cetak, media cetak,
media elektronik, narasumber dan lingkungan sekitar yang dapat
meningkatkan keaktivan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Salah satu
sumber belajar yang sering digunakan guru dan siswa adalah buku ajar/cetak.
Peranan buku teks dalam kepentingan pendidikan sangat besar sekali,
sebab anak-anak bukan hanya dapat memproduksi ingatan sebagaimana
terdapat dalam bentuk penyampaian secara lisan, tetapi dengan membaca
buku-buku ajar ini memerlukan kecakapan, menarik kesimpulan sendiri dari
fakta-fakta yang diteliti, membandingkan, dan menilai isi secara kritis.
Menurut Depdiknas (2006: 4) bahan ajar merupakan seperangkat materi
yang disusun secara sistematis yang memungkinkan siswa untuk belajar dan
disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Menurut Sungkono, dkk (2003: 1)
bahan ajar adalah suatu perangkat bahan yangmemuat materi atau isi
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suatu bahan ajar memuat
materi atau isi pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah, atau
teori yang mencangkup dalam mata pelajaran sesuai disiplin ilmunya serta
informasi lainnya dalam pembelajaran. Menurut Ika Lestari (2013: 2) bahan
ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang mengacu pada kurikulum yang
digunakan dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah ditentukan.
Menurut Depdiknas (2008: 10), suatu bahan ajar disusun dengan tujuan
sebagai berikut:
1)Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yag sesuai
dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
2)Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di
samping buku –buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3)Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
B. Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Numan Somantri (2001: 182) Pendidikan IPS adalah suatu
penyederhaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu
lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah.
Menurut Hidayati (2002: 13) bahwa untuk sekolah dasar, Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan mata pelajaran sejarah, geografi
dan ekonomi.Dengan demikian, Ilmu Pengetahuan Sosialbukanlah ilmu-ilmu
sosial itu sendiri yang diartikannya sebagai semua bidang ilmu pengetahuan
mengenai manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat.
2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Diah Harianti (2006:9) mengatakan bahwa tujuan utama Ilmu
Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap
mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang
menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan
bakat, minat kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Etin Solehatin
dan Raharjo,2009:15).
3. Pentingnya Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri
sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu social,
humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah social kehidupan.Materi
IPS untuk jenjang Sekolah Dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena
yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogic dan psikologis serta
karakteristik kemampuan berfikir peserta didik yang bersifat holistic.
(Sapriya, dkk, 2008:2-3).
Berkaitan dengan materi IPS, bahwa kajian yang dibahas di dalamnya
tidak terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari, maka pengetahuan sosial
ini secara alamiah sudah melekat pada diri setiap orang. Akan tetapi IPS ini
harus tetap dipelajari dan diajarkan kepada anak didik, mengingat kehidupan
masyarakat dengan segala permasalahannya makin berkembang. Untuk
menghadapi keadaan demikian, pengetahuan sosial yang diperoleh secara
alamiah saja tidak cukup. Maka disinilah perlunya pendidikan formal,
khususnya pendidikan IPS (Etty Ratnawati).
C. KURIKULUM 2013
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum
biasanya dibedakan antara kurikulum sebagai rencana dengan kurikulum
yang fungsional. Rencana tertulis merupakan dokumen kurikulum, sedangkan
kurikulumyang dioperasikan di dalam kelas merupakan kurikulum fungsional
(NanaSyaodih, 2009: 5). Kurikulum 2013 dikembangkan dari kurikulum
2006 (KTSP)yang dilandasi pemikiran tentang tantangan masa depan,
persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, kompetensi
masa depan, dan fenomena negatif yang mengemuka(Pedoman Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013, 2013: 4).
Seperti yang dikemukakan diberbagai media massa, bahwa melalui
pengembangan kurikulum 2013 kita akan menghasilakn insan Indonesia
yang: produktif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum
difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa
paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan
peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya
secara kontekstual.
D. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti.2 Kompetensi dasar
adalah kompetensi yang terdiri atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik
dengan memperhatikan karakter dan kemampuan awal peserta didik serta ciri
dari suatu mata pelajaran.
Kompetensi dasar dikembangkan dari kompetensi inti, sedangkan
pengembangan kompetensi inti mengacu pada struktur kurikulum. Dalam
mengembangkan kompetensi tersebut perlu memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Kompetensi dasar 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi dasar 4
(Keterampilan) yang dirumuskan dalam Permendikbud No 24 Tahun 2016
Tentang KI dan KD (2016: 1) untuk mata pelajaran IPS kelas 4 dijelaskan
melalui tabel sebagai berikut:
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Kelas 4 Semester 1
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dan menanya dalam bahasa yang jelas, sistematis

2
Kemendikbud, Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar SD/MI, (2013), hlm. 8
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dan logis, dalam karya yang estetis,
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan dalam gerakan yang mencerminkan
kegiatannya, dan benda-benda anak sehat, dan dalam tindakan
yangdijumpainya di rumah, di yang mencerminkan perilaku anak
sekolah dantempat bermain. beriman dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3.1 Mengidentifikasi karakteristik 4.1 Menyajikan hasil identifikasi
ruang dan pemanfaatan sumber daya karakteristik ruang dan
alam untuk kesejahteraan masyarakat pemanfaatan sumber daya alam
dari tingkat kota/kabupaten sampai untuk kesejahteraan masyarakat
tingkat provinsi. dari tingkat kota/ kabupaten sampai
tingkat provinsi.
3.2 Mengidentifikasi keragaman .2 Menyajikan hasil identifikasi
sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan mengenai keragaman sosial,
agama di provinsi setempat sebagai ekonomi, budaya, etnis, dan
identitas bangsa Indonesia; serta provinsi setempat sebagiai identitas
hubungannya dengan karakteristik bangsa Indonesia; serta
ruang. hubungannya dengan karakteristik
ruang.
3.3 Mengidentifikasi kegiatan 4.3 Menyajikan hasil identifikasi
ekonomi dan hubungannya dengan kegiatan ekonomi dan
berbagai bidang pekerjaan, serta hubungannya dengan berbagai
kehidupan sosial dan budaya di bidang pekerjaan, serta kehidupan
lingkungan sekitar sampai provinsi. sosial dan budaya dilingkungan
sekitar sampai provinsi.
3.1 Mengidentifikasi kerajaan Hindu/ 4.1 Menyajikan hasil identifikasi
dan/atau Budha dan/atau Islam di kerajaan Hindu dan/atau Budha
lingkungan daerah setempat, serta dan/atau Islam di lingkungan
pengaruhnya pada kehidupan daerah setempat, serta pengaruhnya
masyarakat masa kini. pada kehidupan masyarakat masa
kini.
Sumber : Permendikbudnomor 24 tahun 2016 tentang Standar Isi untuk
Pendidikan Dasar dan Menengah Lampiran 10: 2016:1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Menyesuaikan dengan judul, maka penulis menggunakan desain
penelitian kualitatif deskriptif. Studi dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-
dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek.
Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti
kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjekmelalui
suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung
oleh subjekyang bersangkutan (Herdiyansyah, dalam Haris, 2009;143)
Adapun cirri-ciri penelitian deskriptif kualitatif menurut Moleong dalam
bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif ada 11 mavam, yaitu : 3 a) latar
ilmiah, b) manusia sebagai alat atau instrument, c) Metode kualitatif,
d)Analisa data secara induktif, e) teori dari dasar, f) Deskriptif, g) lebih
mementingkanproses dari pada hasil, h) adanya “batas” yang ditemukan olh
“focus”, i) adanya criteria khusus untuk keabsahan data, j) desain yang
bersifat sementara, k) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Pendekatan deskriptif kualitatif, dalam pelaksanaannya adalah dengan
mengumpulkan data tersebut, menganalisa kemudian menginterpretasikanya.
Dan metode deskriptif ini dapat dikategorikan dalam bentuk 1. Penelitian
Survey, 2. Penelitian Studi Kasus, 3. Penelitian Perkembangan, 4. Penelitian
tindak lanjut, 5. Penelitian dokumen, 6. Penelitian korelasi.4
Sebagaimana yang dikatakan oleh Moleong bahwasannya dokumen
sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam
banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.5

3
Ibid. hlm 13.
4
Arif Furchon,Penganter Penelitian Dalam Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 2011), hlm
447
5
Lexy.J.Moleong, Op.Cit, hlm 237
B. PENGUMPULAN DATA
Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, penulis menggunakan
studi dokumentasi, yaitu telaah dokumen yang menyesuaikan dengan judul
yaitu menelaah buku ajar sebagai bahan untuk mengumpulkan data.
Menurut Suharsimi Arikunto metode dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya.6
C. ANALISIS DATA
Mengacu pada penelitian analisis materi ajar oleh Awi Tamara dari
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, pada penelitian ini pun
menggunakan analisis isi (content analysis). Fraenkel dan Wallen (2007 :
483) menyatakan analisis isi adalah teknik yang dapat digunakan peneliti
untuk mengkaji perilaku manusia secara tidak langsung melalui analisis
terhadap komunikasi mereka seperti : buku teks, esay, Koran, novel, artikel
majalah, lagu, gambar iklan dan semua jenis komunikasi yang dapat
dianalisis. Analisis isi adalah sebuah alat penelitian yang difokuskan pada
konten aktual dan fitur internal media. Hal ini digunakan untuk menentukan
keberadaan kata-kata tertentu, konsep, tema, frase, karakter, atau kalimat
dalam teks-teks atau serangkaian teks. Teks dapat didefinisikan secara luas
sebagai buku, bab buku, esai, wawancara, diskusi, tajuk berita dan artikel
surat kabar, dokumen sejarah, pidato, percakapan, iklan, atau dalam bentuk
dokumen. Untuk melakukan analisis isi teks dikodekan terlebih dahulu.
Weber (Satori dan Komariah, 2009: 157) menyatakan bahwa kajian isi adalah
metodologi yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik
kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen.

6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2013), hlm.236
D. JADWAL PENELITIAN

Bulan
No Kegiatan
Februari Maret April Mei

1. Persiapan

2. Pembuatan proposal
dan seminar
proposal

3. Analisis data

4. Penyusunan hasil
analisis

5. Penyusunan skripsi
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved from

http://etheses.uin-malang.ac.id/1503/7/09410166_Bab_3.pdf

(n.d.).Retrieved from

http://digilib.unimed.ac.id/31417/6/10%20NIM.%208156174022%20BAB%20II.
pdf

AlGhifari, F. (n.d.). Retrieved from http://fauzanfari.blogs.uny.ac.id/wp-


content/uploads/sites/2017/2015/12/resume-10-FAUZAN-Materi-
Pembelajaran.pdf

Daud, S. S. (2019). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA PADA


MATERI SEGIEMPAT. Gorontalo: JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

Gurnito, D. (2014). PENGEMBANGAN MODUL “HIDROSFER SEBAGAI


SUMBER KEHIDUPAN” DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK
PEMBELAJARAN GEOGRAFI SMA. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta.

Mahsunah, A. (2011). Hubungan Pendekatan Prosedural Dalam Mengoptimalkan


Bahan Ajar Dengan Peningkatan Kompetensi Belajar Mata Pelajaran IPA
Kelas VII di MTs Sunan Gunung Jati Katemas Kudu Jombang Tahun
2010/2011. Mojokerto: STIT Raden Wijaya Mojokerto.

Mufida, S. (2015). Kebermaknaan hidup pemain sepak bola Arema. Malang:


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Ratnawat, E. (2013). Pentingnya Pembelajaran IPS Terpadu. vol 2, No 1.

Sari, F. R. (2017). ANALISIS KESESUAIAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA


KELAS IV SD/MI TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI DENGAN
KURIKULUM 2013. SEMARANG: JURUSAN PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG.

Setiana, N. (2014). PEMBELAJARAN IPS TERINTEGRASI DALAM


KONTEKS KURIKULUM 2013. EduHumaniora , 95-96.

Sukarnoto, B. (2011). IMPLIKATUR DALAM PENGGUNAAN BAHASA


INDONESIA OLEH SISWA SMA MUHAMMADIYAH 4 JAKARTA PADA
JEJARING FACEBOOK DAN PERANCANGANNYA SEBAGAI BAHAN
AJAR KETRAMPILAN MENULIS. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.

Tamara, A. (2018). ANALISIS KESESUAIAN MATERI AJAR DENGAN


KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PADA KURIKULUM
2013. Lampung: FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG.

Tawadlu'un, F. (2014). Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS SD/MI


Kurikulum 2013 Di lihat dari Taksonomi Bloom. Semarang: Universitas
Islam Negeri Walisongo Semarang.

Zahra Atika Mappiara, M. A. (2020). ANALISIS BAHANAJAR DALAM BUKU


TEKS SISWA MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII. JURNAL
PENDAIS VOLUME 2 , 2.

Anda mungkin juga menyukai