PROPOSAL SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Nadya Nur Afiffah
NIM 1704919
Segala puji dan syukur senantiasa saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT,
karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi yang berjudul “Analisis Kesesuaian Materi Ajar Mata Pelajaran
IPS SD KELAS IV Dengan Kompetensi Dasar 3.1 Dan 4.1 Kurikulum 2013”
yang diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
Penulis menyadari, karya yang penulis susun ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai pihak. Sehingga
di kemudian hari penulis dapat menyempurnakan proposal skripsi ini dan penulis
dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah penulis lakukan.
Akhirnya penulis berharap semoga Proposal Skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS KESESUAIAN MATERI AJAR MATA PELAJARAN IPS SD
DENGAN KOMPETENSI DASAR 3.1 DAN 4.1 KURIKULUM 2013
Diajukan oleh,
Peneliti,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
1
Tirtarahardja dan Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) hlm. 56
menunjang tercapainya kompetensi inti dan kompetensi dasar, serta
tercapainya indikator kompetensi yang diharapkan (Kurniasih dan Sani,
2014:10).
Materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi: pengetahuan
(knowkedge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Pengetahuan
menunjuk pada informasi yang disimpan dalam pikiran (mind) peserta
didik,dengan demikian pengetahuan berhubungan dengan berbagai informasi
yang harus dihafal dan dikuasai oleh peserta didik, sehingga manakala
diperlukan peserta didik dapat mengungkapkan kembali. Keterampilan (skill)
menunjukkan pada tindakan-tindakan (fisik dan non fisik) yang dilakukan
seseorang dengan cara yang kompeten untuk mencapai tujuan tertentu. Sikap
menunjuk pada kecendrungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai
dan norma yang diyakini kebenarannya oleh peserta didik.
2. Pengertian Buku Ajar
Sumber belajar adalah sesuatu yang tersedia di lingkungan belajar yang
berfungsi untuk membantu proses pembelajaran baik untuk dosen maupun
mahasiswa.Sumber belajar terdiri dari bahan-bahan yang dimanfaatkan dan
diperlukan dalam proses pembelajaran seperti buku ajar/cetak, media cetak,
media elektronik, narasumber dan lingkungan sekitar yang dapat
meningkatkan keaktivan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Salah satu
sumber belajar yang sering digunakan guru dan siswa adalah buku ajar/cetak.
Peranan buku teks dalam kepentingan pendidikan sangat besar sekali,
sebab anak-anak bukan hanya dapat memproduksi ingatan sebagaimana
terdapat dalam bentuk penyampaian secara lisan, tetapi dengan membaca
buku-buku ajar ini memerlukan kecakapan, menarik kesimpulan sendiri dari
fakta-fakta yang diteliti, membandingkan, dan menilai isi secara kritis.
Menurut Depdiknas (2006: 4) bahan ajar merupakan seperangkat materi
yang disusun secara sistematis yang memungkinkan siswa untuk belajar dan
disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Menurut Sungkono, dkk (2003: 1)
bahan ajar adalah suatu perangkat bahan yangmemuat materi atau isi
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suatu bahan ajar memuat
materi atau isi pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah, atau
teori yang mencangkup dalam mata pelajaran sesuai disiplin ilmunya serta
informasi lainnya dalam pembelajaran. Menurut Ika Lestari (2013: 2) bahan
ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang mengacu pada kurikulum yang
digunakan dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah ditentukan.
Menurut Depdiknas (2008: 10), suatu bahan ajar disusun dengan tujuan
sebagai berikut:
1)Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yag sesuai
dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
2)Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di
samping buku –buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3)Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
B. Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Numan Somantri (2001: 182) Pendidikan IPS adalah suatu
penyederhaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu
lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah.
Menurut Hidayati (2002: 13) bahwa untuk sekolah dasar, Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan mata pelajaran sejarah, geografi
dan ekonomi.Dengan demikian, Ilmu Pengetahuan Sosialbukanlah ilmu-ilmu
sosial itu sendiri yang diartikannya sebagai semua bidang ilmu pengetahuan
mengenai manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai masyarakat.
2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Diah Harianti (2006:9) mengatakan bahwa tujuan utama Ilmu
Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap
mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang
menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan
bakat, minat kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Etin Solehatin
dan Raharjo,2009:15).
3. Pentingnya Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri
sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu social,
humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah social kehidupan.Materi
IPS untuk jenjang Sekolah Dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena
yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogic dan psikologis serta
karakteristik kemampuan berfikir peserta didik yang bersifat holistic.
(Sapriya, dkk, 2008:2-3).
Berkaitan dengan materi IPS, bahwa kajian yang dibahas di dalamnya
tidak terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari, maka pengetahuan sosial
ini secara alamiah sudah melekat pada diri setiap orang. Akan tetapi IPS ini
harus tetap dipelajari dan diajarkan kepada anak didik, mengingat kehidupan
masyarakat dengan segala permasalahannya makin berkembang. Untuk
menghadapi keadaan demikian, pengetahuan sosial yang diperoleh secara
alamiah saja tidak cukup. Maka disinilah perlunya pendidikan formal,
khususnya pendidikan IPS (Etty Ratnawati).
C. KURIKULUM 2013
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum
biasanya dibedakan antara kurikulum sebagai rencana dengan kurikulum
yang fungsional. Rencana tertulis merupakan dokumen kurikulum, sedangkan
kurikulumyang dioperasikan di dalam kelas merupakan kurikulum fungsional
(NanaSyaodih, 2009: 5). Kurikulum 2013 dikembangkan dari kurikulum
2006 (KTSP)yang dilandasi pemikiran tentang tantangan masa depan,
persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, kompetensi
masa depan, dan fenomena negatif yang mengemuka(Pedoman Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013, 2013: 4).
Seperti yang dikemukakan diberbagai media massa, bahwa melalui
pengembangan kurikulum 2013 kita akan menghasilakn insan Indonesia
yang: produktif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum
difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa
paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan
peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya
secara kontekstual.
D. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti.2 Kompetensi dasar
adalah kompetensi yang terdiri atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik
dengan memperhatikan karakter dan kemampuan awal peserta didik serta ciri
dari suatu mata pelajaran.
Kompetensi dasar dikembangkan dari kompetensi inti, sedangkan
pengembangan kompetensi inti mengacu pada struktur kurikulum. Dalam
mengembangkan kompetensi tersebut perlu memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Kompetensi dasar 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi dasar 4
(Keterampilan) yang dirumuskan dalam Permendikbud No 24 Tahun 2016
Tentang KI dan KD (2016: 1) untuk mata pelajaran IPS kelas 4 dijelaskan
melalui tabel sebagai berikut:
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Kelas 4 Semester 1
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dan menanya dalam bahasa yang jelas, sistematis
2
Kemendikbud, Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar SD/MI, (2013), hlm. 8
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dan logis, dalam karya yang estetis,
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan dalam gerakan yang mencerminkan
kegiatannya, dan benda-benda anak sehat, dan dalam tindakan
yangdijumpainya di rumah, di yang mencerminkan perilaku anak
sekolah dantempat bermain. beriman dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3.1 Mengidentifikasi karakteristik 4.1 Menyajikan hasil identifikasi
ruang dan pemanfaatan sumber daya karakteristik ruang dan
alam untuk kesejahteraan masyarakat pemanfaatan sumber daya alam
dari tingkat kota/kabupaten sampai untuk kesejahteraan masyarakat
tingkat provinsi. dari tingkat kota/ kabupaten sampai
tingkat provinsi.
3.2 Mengidentifikasi keragaman .2 Menyajikan hasil identifikasi
sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan mengenai keragaman sosial,
agama di provinsi setempat sebagai ekonomi, budaya, etnis, dan
identitas bangsa Indonesia; serta provinsi setempat sebagiai identitas
hubungannya dengan karakteristik bangsa Indonesia; serta
ruang. hubungannya dengan karakteristik
ruang.
3.3 Mengidentifikasi kegiatan 4.3 Menyajikan hasil identifikasi
ekonomi dan hubungannya dengan kegiatan ekonomi dan
berbagai bidang pekerjaan, serta hubungannya dengan berbagai
kehidupan sosial dan budaya di bidang pekerjaan, serta kehidupan
lingkungan sekitar sampai provinsi. sosial dan budaya dilingkungan
sekitar sampai provinsi.
3.1 Mengidentifikasi kerajaan Hindu/ 4.1 Menyajikan hasil identifikasi
dan/atau Budha dan/atau Islam di kerajaan Hindu dan/atau Budha
lingkungan daerah setempat, serta dan/atau Islam di lingkungan
pengaruhnya pada kehidupan daerah setempat, serta pengaruhnya
masyarakat masa kini. pada kehidupan masyarakat masa
kini.
Sumber : Permendikbudnomor 24 tahun 2016 tentang Standar Isi untuk
Pendidikan Dasar dan Menengah Lampiran 10: 2016:1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Menyesuaikan dengan judul, maka penulis menggunakan desain
penelitian kualitatif deskriptif. Studi dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-
dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek.
Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti
kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjekmelalui
suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung
oleh subjekyang bersangkutan (Herdiyansyah, dalam Haris, 2009;143)
Adapun cirri-ciri penelitian deskriptif kualitatif menurut Moleong dalam
bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif ada 11 mavam, yaitu : 3 a) latar
ilmiah, b) manusia sebagai alat atau instrument, c) Metode kualitatif,
d)Analisa data secara induktif, e) teori dari dasar, f) Deskriptif, g) lebih
mementingkanproses dari pada hasil, h) adanya “batas” yang ditemukan olh
“focus”, i) adanya criteria khusus untuk keabsahan data, j) desain yang
bersifat sementara, k) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Pendekatan deskriptif kualitatif, dalam pelaksanaannya adalah dengan
mengumpulkan data tersebut, menganalisa kemudian menginterpretasikanya.
Dan metode deskriptif ini dapat dikategorikan dalam bentuk 1. Penelitian
Survey, 2. Penelitian Studi Kasus, 3. Penelitian Perkembangan, 4. Penelitian
tindak lanjut, 5. Penelitian dokumen, 6. Penelitian korelasi.4
Sebagaimana yang dikatakan oleh Moleong bahwasannya dokumen
sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam
banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.5
3
Ibid. hlm 13.
4
Arif Furchon,Penganter Penelitian Dalam Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 2011), hlm
447
5
Lexy.J.Moleong, Op.Cit, hlm 237
B. PENGUMPULAN DATA
Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, penulis menggunakan
studi dokumentasi, yaitu telaah dokumen yang menyesuaikan dengan judul
yaitu menelaah buku ajar sebagai bahan untuk mengumpulkan data.
Menurut Suharsimi Arikunto metode dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya.6
C. ANALISIS DATA
Mengacu pada penelitian analisis materi ajar oleh Awi Tamara dari
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, pada penelitian ini pun
menggunakan analisis isi (content analysis). Fraenkel dan Wallen (2007 :
483) menyatakan analisis isi adalah teknik yang dapat digunakan peneliti
untuk mengkaji perilaku manusia secara tidak langsung melalui analisis
terhadap komunikasi mereka seperti : buku teks, esay, Koran, novel, artikel
majalah, lagu, gambar iklan dan semua jenis komunikasi yang dapat
dianalisis. Analisis isi adalah sebuah alat penelitian yang difokuskan pada
konten aktual dan fitur internal media. Hal ini digunakan untuk menentukan
keberadaan kata-kata tertentu, konsep, tema, frase, karakter, atau kalimat
dalam teks-teks atau serangkaian teks. Teks dapat didefinisikan secara luas
sebagai buku, bab buku, esai, wawancara, diskusi, tajuk berita dan artikel
surat kabar, dokumen sejarah, pidato, percakapan, iklan, atau dalam bentuk
dokumen. Untuk melakukan analisis isi teks dikodekan terlebih dahulu.
Weber (Satori dan Komariah, 2009: 157) menyatakan bahwa kajian isi adalah
metodologi yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik
kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen.
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2013), hlm.236
D. JADWAL PENELITIAN
Bulan
No Kegiatan
Februari Maret April Mei
1. Persiapan
2. Pembuatan proposal
dan seminar
proposal
3. Analisis data
4. Penyusunan hasil
analisis
5. Penyusunan skripsi
DAFTAR PUSTAKA
http://etheses.uin-malang.ac.id/1503/7/09410166_Bab_3.pdf
(n.d.).Retrieved from
http://digilib.unimed.ac.id/31417/6/10%20NIM.%208156174022%20BAB%20II.
pdf