Anda di halaman 1dari 14

Persepsi Guru tentang IPAS pada Kurikulum Merdeka

PERSEPSI GURU SEKOLAH DASAR TENTANG MATA PELAJARAN IPAS PADA


KURIKULUM MERDEKA

Delina Andreani
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
delinaandreani.19048@mhs.unesa.ac.id

Ganes Gunansyah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
ganes.dikdas@gmail.com

Abstrak
Salah satu hal esensial pada Kurikulum Merdeka dalam rangka memperkuat kompetensi yang mendasar
dan holistik siswa sekolah dasar adalah penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS menjadi Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). Kemunculan IPAS ini tentu saja menimbulkan banyak persepsi di
kalangan guru. Oleh karena itu, penelitian ini dirasa perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
persepsi guru sekolah dasar terhadap pemahaman, implementasi, dan refleksi pembelajaran IPAS pada
Kurikulum Merdeka. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi
kasus. Informan dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang yang terdiri dari guru kelas IV, kepala sekolah,
dan pengawas sekolah yang berasal dari SD Negeri Guyangan, SD Negeri 1 Bagorkulon, dan SD Negeri 1
Banaranwetan, Kec Bagor, Nganjuk. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi,
dan dokumentasi.Teknik analisis data menggunakan teknik analisis Miles & Huberman, meliputi reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian penelitian menunjukkan bahwa guru
memiliki pemahaman yang beragam tentang IPAS pada Kurikulum Merdeka. Selain itu, guru juga
mengimplementasikan pembelajaran IPAS dengan bervariasi sesuai dengan gambaran Kurikulum Merdeka
yang dibuktikan dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi yang disusun cukup matang.
Hasil penelitian juga menunjukkan refleksi guru selama menghadapi beragam hambatan, perasaan, dan
harapan ke depannya tentang pembelajaran IPAS.
Kata Kunci: persepsi, IPAS, Kurikulum Merdeka

Abstract
One of the essential things in the Merdeka Curriculum, to strengthen the fundamental and holistic
competencies of elementary school students, is the combination of science and social studies subjects to
become IPAS. The emergence of this IPAS certainly raises a lot of perceptions among teachers. Therefore,
this research is deemed necessary to be carried out to know the perceptions of elementary school teachers
on understanding, implementing, and reflecting on IPAS in the Merdeka Curriculum. This study uses a
qualitative research approach with a case study method. There were seven informants in this study
consisting of grade IV teachers, school principals, and school supervisors from SDN Guyangan, SDN 1
Bagorkulon, and SDN 1 Banaranwetan, Bagor District, Nganjuk. Data collection techniques were carried
out through interviews, observation, and documentation. Data analysis techniques used Miles &
Huberman analysis techniques, including data reduction, data presentation, and conclusion. The results of
research studies show that teachers have diverse understandings of IPAS in the Merdeka Curriculum. In
addition, the teacher also implements IPAS learning in a variety of ways according to the description of
the Merdeka Curriculum as evidenced by the planning, implementation, evaluation, and reflection that are
prepared quite well. The results of the study also show the teacher's reflections while facing various
obstacles, feelings, and hopes for the future regarding IPAS learning.
Keywords: perceptions, IPAS, Kurikulum Merdeka.

cepat. Menurut Suhandi & Robi'ah (2022) sebanyak 1,7


PENDAHULUAN
milyar siswa ketika wabah Covid-19 merebak terdesak
Pandemi Covid-19 menjadi ancaman besar bagi tidak melakukan pembelajaran secara langsung sehingga
seluruh negara di dunia tanpa terkecuali Indonesia. mengalami beragam kesukaran dalam proses
Pandemi ini berpengaruh pada banyak bidang kehidupan pembelajaran. Muslim (2022) menyatakan bahwa untuk
manusia. Pendidikan menjadi salah satu bidang yang mengatasi masalah tersebut dibutuhkan sebuah kurikulum
terdampak dan diharapkan dapat beradaptasi dengan yang sesuai dengan kondisi yang ada, karena kurikulum

1841
JPGSD. Volume 11 Nomor 9 Tahun 2023, 1841-1854

berperan penting dalam menyukseskan arah, isi, proses, penggabungan tersebut didasarkan atas pertimbangan
dan tujuan pendidikan. Hal ini sejalan dengan UU No. 20 bahwa siswa pada jenjang sekolah dasar cenderung
Tahun 2003 menjelaskan bahwa kurikulum ialah melihat segala sesuatu secara utuh dan terpadu. Selain itu,
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, mereka masih ada dalam tahap berpikir sederhana/konkret
bahan pengajaran, serta pedoman untuk menyelesaikan dan menyeluruh namun tidak detail, sehingga
kegiatan belajar mengajar guna mencapai tujuan penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS tersebut
pendidikan nasional. diharapkan dapat memicu siswa untuk dapat mengelola
Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan. Menurut
Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) untuk mengubah Susilowati (2023) realita yang ditemui di kelas ketika
kurikulum diharapkan mampu memberi inovasi dalam pembelajaran IPAS, yakni guru bersifat dominan dengan
dunia pendidikan. Perubahan tersebut dilaksanakan guna mengajarkan IPAS secara terpisah antara IPA dan IPS,
menemukan sistem yang paling efektif untuk mewujudkan serta materi yang disampaikan hanya bersifat informatif
tujuan pendidikan nasional. Indarta dkk. (2022) dan menghafal. Pembelajaran IPAS yang dilakukan guru
menyatakan kurikulum yang berubah diharapkan mampu hanya menghafal konsep, istilah, dan teori sehingga
menghasilkan generasi yang dapat memahami ilmu pelajaran yang seharusnya secara terpadu dalam satu
dengan cepat dan tepat. Perubahan kurikulum jika ditelaah kesatuan sebagai proses, sikap, dan aplikasi menjadi
berefek positif dan negatif pada kualitas pendidikan. terabaikan. Cakupan mata pelajaran IPAS di jenjang
Menurut Asnawi dkk. (2022) bahwa efek positif yang sekolah dasar ada disetiap fase A, B, dan C dengan
timbul yakni siswa mampu belajar sesuai perkembangan sebaran, sebagai berikut fase A kelas 1 dan 2 IPAS dilebur
zaman dan iptek yang disokong oleh kepala sekolah, guru, dengan mata pelajaran lain, sedangkan untuk fase B kelas
siswa lain, serta lembaga pendidikan. Sedangkan, efek 3 dan 4, serta fase C kelas 5 dan 6 capaian pembelajaran
negatif yang timbul yakni siswa akan kesulitan secara IPAS dipisah dan disajikan dalam mata pelajaran bernama
cepat beradaptasi dengan perubahan sistem kurikulum IPAS.
baru dan akan berakibat pada kualitas pendidikan yang Guru sebagai pelaksana pendidikan mempunyai andil
buruk. besar atas keberhasilan implementasi kurikulum yang
Kurikulum yang digunakan sebelum wabah Covid-19 berlaku. Menurut Eliza dkk. (2022) bahwa guru dengan
menyerang ialah Kurikulum 2013 (K13). Selanjutnya, kompetensi pendidik yang baik memiliki peran penting
sebagai langkah pemulihan pasca pandemi dalam mencapai tujuan pendidikan nasional dan
Kemdikbudristek mengenalkan Kurikulum Merdeka yang diharapkan pembelajaran berlangsung secara optimal
sebelumnya dikenal dengan nama Kurikulum Prototipe. sehingga mampu merangsang perkembangan anak di
Menurut Angga dkk. (2022) Kurikulum Merdeka menjadi sekolah dan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan.
ide transformasi dalam sektor pendidikan Indonesia Indarta dkk. (2022) menjelaskan bahwa guru diberikan
sehingga dapat menghasilkan generasi yang unggul kebebasan untuk menerjemahkan dan mengembangkan
dimana pembelajaran intrakurikuler yang beragam konten kurikulum sebelum proses belajar mengajar dimulai dan
akan lebih optimal, siswa memiliki cukup waktu untuk dijabarkan pada siswa sehingga guru dapat mengetahui
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal kebutuhan siswa ketika proses belajar mengajar
tersebut sejalan dengan karakteristik utama dari berlangsung. Bouckaert & Kools (2018) menyatakan
Kurikulum Merdeka yang dijelaskan Safitri dkk. (2022) bahwa kesiapan guru sebagai pendidik diharapkan untuk
bahwa kurikulum ini diimplementasikan dengan selalu berkembang secara profesional yakni berkolaborasi
mengembangkan profil siswa yang memiliki nilai dan dengan guru lain dalam melakukan praktik berbagi
jiwa sesuai dengan muatan sila Pancasila sebagai bekal pengetahuan, pengajaran, dan penelitian. Pengetahuan
dalam hidupnya, serta fokus terhadap materi esensial. tersebut termasuk pemahaman tentang kurikulum yang
Lestaningrum (2022) juga berpendapat bahwa digunakan di sekolah.
implementasi pembelajaran dengan menerapkan Nurwahida (2020) menjelaskan bahwa pengetahuan
Kurikulum Merdeka diarahkan pada kebutuhan dan minat dan pemahaman guru akan membentuk sebuah persepsi
siswa sehingga mampu menjadi pembelajar sepanjang sehingga mampu mengembangkan dan melaksanakan
hayat. kurikulum dengan profesional. Satriana dkk. (2022)
Salah satu hal esensial pada Kurikulum Merdeka menjelaskan persepsi ialah kemampuan manusia untuk
dalam rangka membenahi sistem pendidikan dasar di membedakan, mengelompokkan lalu memfokuskan
Indonesia ialah adanya penggabungan mata pelajaran pikiran pada sesuatu hal, dan bagaimana
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan menginterpretasikannya. Singkatnya, persepsi dapat
Sosial (IPS) menjadi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial dinyatakan sebagai respon seseorang pada suatu objek
(IPAS). Purnawanto (2022) menjelaskan bahwa

1842
Persepsi Guru tentang IPAS pada Kurikulum Merdeka

yang membentuk cara pandang, pemahaman, dan perilaku implementasi Kurikulum Merdeka telah dikaji dan
terhadap objek tersebut. disimpulkan oleh para peneliti. Namun, penelitian dengan
Sumarsih dkk. (2022) menjelaskan bahwa kajian topik Kurikulum Merdeka belum secara
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pada 2022- komprehensif dilakukan karena keberadaannya yang dapat
2023 secara bertahap dilaksanakan dan memerlukan dikatakan baru. Salah satu topik penelitian yang masih
pendampingan secara terstruktur pada sekolah yang sudah jarang dikaji adalah berkaitan dengan IPAS sebagai mata
dinyatakan lulus untuk menjadi sekolah penggerak. pelajaran baru dalam Kurikulum Merdeka. Berdasarkan
Berdasarkan Surat Keputusan No. 6555/C/HK.00/2021 penelitian terdahulu diketahui jika penelitian tentang
dan No. 0301/C/HK.00/2022 tentang Penetapan Satuan persepsi guru sekolah dasar terhadap IPAS pernah
Pendidikan Pelaksana Program Sekolah Penggerak, dilakukan di Kota Jakarta Timur dan Kota Bekasi. Hal
Kecamatan Bagor merupakan salah satu kecamatan di tersebut menunjukkan jika penelitian yang dilakukan
Kabupaten Nganjuk yang sekolah dasar negeri tercatat masih terbatas pada guru sekolah dasar yang berada di
paling banyak sudah mengimplementasikan Kurikulum sekolah kota. Berdasarkan uraian yang sudah disampaikan
Merdeka dengan jalur yang bervariasi yaitu Program di atas, kajian mengenai persepsi guru sekolah dasar
Sekolah Penggerak (PSP) dan jalur Mandiri Berubah. terhadap mata pelajaran IPAS diyakini penting untuk
Secara keseluruhan ada 5 sekolah dasar negeri di diteliti di tempat lain, seperti sekolah di desa untuk
Kecamatan Bagor yang sudah mengimplementasikan mengetahui persepsi lain dari guru sekolah dasar yang
Kurikulum Merdeka. Berdasarkan studi pendahuluan yang berada di tempat tersebut. Hal ini dilakukan untuk
dilakukan ke-5 sekolah tersebut, yaitu SD Negeri 1 menggali penerimaan, pemahaman, implementasi, dan
Banaranwetan melalui PSP Angkatan 1; SD Negeri refleksi guru sekolah dasar di desa tentang mata pelajaran
Guyangan, SD Negeri 3 Banaranwetan, SD Negeri 2 IPAS guna memastikan bahwa adanya mata pelajaran
Bagorkulon melalui PSP Angkatan 2; dan SD Negeri 1 IPAS ini mampu memenuhi kebutuhan siswa. Anwar
Bagorkulon melalui jalur Mandiri Berubah. Diketahui jika (2020) menjelaskan bahwa pada dasarnya berjalan
ke-5 sekolah tersebut sudah mengetahui tentang tidaknya kurikulum ditentukan oleh kemampuan dan
Kurikulum Merdeka karena sudah kecakapan guru dalam memahami kurikulum yang
mengimplementasikannya secara bertahap. Selanjutnya, berlaku.
berdasarkan data yang telah didapatkan dari wawancara Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti
dengan pertanyaan “Apakah guru pernah mencari berharap dengan adanya penelitian ini dapat membagikan
informasi atau mengikuti pelatihan dan seminar tentang informasi lebih dalam berkaitan persepsi guru sekolah
IKM?” kepada 5 guru sekolah dasar tersebut pada 16 dasar tentang mata pelajaran IPAS. Persepsi guru ini
Februari 2023 didapatkan hasil, yaitu guru yang mewakili nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
sekolah masing-masing dari SD Negeri Guyangan, SD pertimbangan evaluasi pihak yang berkepentingan untuk
Negeri 1 Banaranwetan, dan SD Negeri 1 Bagorkulon meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu,
sudah mengikuti seminar atau pelatihan tentang IKM. penelitian ini dirasa perlu dilakukan untuk menggali
Pertimbangan tersebut diperlukan peneliti untuk persepsi guru sekolah dasar tentang mata pelajaran IPAS
mendapatkan data yang maksimal karena guru sudah pada Kurikulum Merdeka guna mengetahui pemahaman,
mengikuti pelatihan atau seminar terkait IKM. implementasi, dan refleksi yang dilaksanakan guru
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh sekolah dasar ketika melakukan pembelajaran IPAS.
Marwa dkk. (2023) menyimpulkan bahwa guru sekolah
dasar memberikan respon positif terhadap mata pelajaran METODE
IPAS pada Kurikulum Merdeka. IPAS dipandang Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
memiliki dampak positif karena dapat mengurangi beban ini adalah metode studi kasus. Creswell (2014)
guru dalam mengejar materi sehingga guru mempunyai menjelaskan bahwa metode penelitian studi kasus ialah
waktu yang banyak untuk mengeksplorasi beragam model penelitian yang dilakukan secara terinci, intensif, dan
dan metode pembelajaran yang menarik perhatian siswa. mendalam untuk menguraikan tentang orang, fenomena,
Selain itu, penelitian terdahulu juga dilakukan oleh atau kelompok yang terjadi dengan cara mendeskripsikan
Sunarni & Karyono (2023) dan Saputra & Hadi (2022) kasusnya. Penelitian studi kasus ini mencakup data yang
dengan fokus penelitian pada persepsi guru terhadap sempit dapat berupa kehidupan sehari-hari yang secara
implementasi Kurikulum Merdeka yang menunjukkan konteks spesifik yang melibatkan proses pengumpulan
hasil berupa persepsi positif terhadap implementasi data dan analisis yang kompleks untuk mendeskripsikan
Kurikulum Merdeka di sekolah dasar. secara mendalam kebenarannya. Tujuan dari penelitian
Berdasarkan tiga penelitian terdahulu tersebut dapat adalah untuk mengetahui persepsi guru sekolah dasar
diketahui jika berbagai persepsi berkaitan dengan

1843
JPGSD. Volume 11 Nomor 9 Tahun 2023, 1841-1854

terhadap pemahaman, implementasi, dan refleksi “… digabungkan IPA dan IPS soalnya kan
pembelajaran IPAS pada Kurikulum Merdeka. materinya berkaitan dengan kehidupan manusia.”
Penelitian ini dilaksanakan di tiga sekolah dasar di (W.KS2.SBK.12-05-23)
Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, yaitu SD Negeri IPAS adalah adopsi dari pembelajaran IPA dan
Guyangan, SD Negeri 1 Bagorkulon, dan SD Negeri 1 IPS yang digabungkan dalam satu mata pelajaran
Banaranwetan. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas seperti K13. Digabungkannnya IPA dan IPS ini karena
pertimbangan bahwa berdasarkan hasil studi pendahuluan materi keduannya yang saling berkaitan dengan
didapatkan temuan jika di tiga sekolah tersebut sudah kehidupan manusia. Guru 3 dan Kepala Sekolah juga
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka melalui jalur menyampaikan:
yang bervariasi yaitu PSP Angkatan 1, 2, dan Mandiri “Kalau IPAS itu sebenarnya hanya IPA dan IPS ..”
Berubah, serta guru kelas IV di ketiga sekolah dasar (W.G3.SBW.13-05-23)
tersebut telah mengikuti pelatihan/seminar terkait “IPAS itu itu kalau menurut saya pribadi itu
Kurikulum Merdeka. Teknik pengumpulan data dilakukan sebenarnya 2 mata pelajaran yang digabung IPA
dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.Teknik IPS, tetapi pada kenyataannya kita
analisis data menggunakan teknik analisis Miles & menyampaikannya terpisah.” (W.KS1.SGY.09-05-
Huberman, meliputi reduksi data, penyajian data, dan 23)
penarikan kesimpulan. IPAS adalah hanya IPA dan IPS dalam satu mata
pelajaran yang pada kenyataannya disampaikan secara
HASIL DAN PEMBAHASAN terpisah. Kepala Sekolah 3 menyatakan:
Hasil “IPAS itu IPA dan IPS itu sudah saya aturkan ke
Penelitian ini memaparkan persepsi guru dari Kementerian. Kebetulan saya di telpon oleh pihak
tiga sekolah dasar Kec. Bagor yaitu SD Negeri Guyangan, Kementerian diwawancarai bagaimana seluk
SD Negeri 1 Bagorkulon, SD Negeri 1 Banaranwetan beluk Kurikulum Merdeka. yang saya aturkan ya
terhadap pemahaman, implementasi, dan refleksi tentang termasuk IPAS itu. Untuk IPAS itu kalau dijadikan
mata pelajaran IPAS pada Kurikulum Merdeka. Tiga guru satu sepertinya kesulitan karena memang yang
kelas IV, tiga kepala sekolah, dan satu pengawas sekolah materinya memang yang satu mempelajari benda
memberikan persepsinya sebagai hasil temuan sebagai hidup, yang satu mempelajari sejarah.”
berikut. (W.KS3.SBW.16-05-23)
1. Pemahaman tentang Mata Pelajaran IPAS IPA dan IPS yang dijadikan satu mata pelajaran
Dalam Kurikulum Merdeka salah satu hal esensial dalam Kurikulum Merdeka akan menimbulkan
sebagai penguatan kompetensi siswa dalam memahami kesulitan karena keduannya dianggap memiliki ciri
lingkungan sekitar adalah adanya mata pelajaran IPAS. materi yang berbeda yakni mempelajari tentang benda
IPAS dapat dimaknai secara beragam karena setiap guru hidup dan sejarah.
berhak menjelaskan konsep IPAS dengan hasil Berdasarkan hasil wawancara di atas didapatkan
pemikirannya sendiri. IPAS merupakan gabungan dari bahwa pemahaman guru tentang konsep IPAS cukup
IPA dan IPS. Guru 1 dan Pengawas Sekolah menjelaskan: beragam, yakni pertama, IPAS sebagai gabungan dari
“Itu IPAS itu IPA dan IPS digabung jadi satu IPA dan IPS sehingga didalamnya terdapat materi IPA
mapel. Materinya ada materi IPA ada juga materi dan IPS. Kedua, IPAS adalah adopsi dari
IPSnya.” (W.G1.SGY.06-05-23) pembelajaran K13 yang menggabungkan materi IPA
“Itu kalau gabungan mata pelajaran dari IPA dan
dan IPS dalam satu mata pelajaran karena keduannya
IPS. Jadi, ada materi IPA dan IPS di situ.”
(W.PS.KBG.17-05-23) memiliki materi yang saling berkaitan dengan
Konsep IPAS yang dapat ditangkap dari penjelasan kehidupan manusia. Ketiga, IPAS adalah hanya IPA
Guru 1 dan Pengawas Sekolah adalah gabungan dari dan IPS dalam satu mata pelajaran yang pada
mata pelajaran IPA dan IPS dalam satu mata pelajaran, kenyataannya disampaikan secara terpisah. Keempat,
sehingga di dalamnnya ada materi IPA dan IPS. Guru IPA dan IPS akan menimbulkan kesulitan jika
2 dan Kepala Sekolah 2 juga menyampaikan: digabungkan karena keduannya dianggap memiliki ciri
“Itu pelajaran sebenarnya sama mbak seperti K13 materi yang berbeda yakni mempelajari tentang benda
gimana kalau IPAS ini cuma ngambil adopsi dari hidup dan sejarah.
pembelajaran IPA dan IPS digabungkan menjadi 1 IPAS memiliki karakteristik yang cukup berbeda
ya seperti K13 dulu.” (W.G2.SBK.10-05-23) dengan mata pelajaran lainnya. Karakteristik IPAS
yang paling dapat dirasakan, yakni adanya kegiatan
praktek dalam proses pembelajaran sebagai

1844
Persepsi Guru tentang IPAS pada Kurikulum Merdeka

keterampilan proses yang dilakukan siswa. Guru 2 karena siswa tidak hanya belajar materi, tetapi juga
menjelaskan: melakukan banyak kegiatan praktek.
“Hanya saja untuk IPAS ini pengetahuannya siswa Berdasarkan hasil wawancara di atas didapatkan
itu lebih banyak diprakteknya ada keterampilan bahwa pemahaman guru tentang tujuan IPAS cukup
prosesnya. Iya, jadi seperti pelajaran IPAS itu beragam, yakni pertama untuk menambah wawasan
anak-anak itu banyak pelajaran prakteknya.” dan keingintahuan siswa tentang lingkungan
(W.GBG.GPT3.1.10523) sekitarnya karena siswa tidak hanya belajar dari buku,
Dalam pembelajaran IPAS lebih banyak kegiatan tetapi juga dari lingkungan sekitar. Kedua, dapat
praktek sebagai keterampilan proses yang dimiliki mengembangkan bakat dalam diri siswa karena siswa
siswa. Selain itu, terdapat juga pemahaman IPAS yang tidak hanya belajar materi, tetapi juga melakukan
harus dimiliki siswa. Guru 1 dan 3 menjelaskan: kegiatan praktek.
“… anak-anak kan itu belajar tentang Rasionalisasi IPAS yang dilakukan guru akan
pengetahuan alam dan sosial di lingkungan menjelaskan alasan memilih mengimplementasikan
sekitarnya.” (W.G1.SGY.06-05-23) pembelajaran IPAS dengan terpisah atau terpadu.
“… adanya materi pengetahuan alam dari IPA Guru 1 dan 3 menjelaskan rasionalisasinya
dan pengetahuan sosial IPS ...” (W.G3.SBW.13- mengimplementasikan pembelajaran IPAS secara
05-23) terpisah:
Dalam pembelajaran IPAS siswa juga belajar “Iya, dipisah begitu itu IPA ada di semester 1, IPS
tentang pengetahuan alam dan sosial yang ada di di semester 2. Tapi, sebenarnya juga bisa IPA IPS
lingkungan sekitarnya atau bisa disebut juga sebagai di semester 1 dan 2, tapi itu terlalu ribet soalnya di
pemahaman IPAS. CP nya itu sudah berurutan IPA dulu baru IPS.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas didapatkan (W.G1.SGY.08-05-23)
bahwa pemahaman guru tentang karakteristik IPAS “Selama ini selama 2 tahun ini saya mengajarnya
cukup beragam, yakni adanya keterampilan proses IPA dulu, semester satu IPA untuk yang semester 2
berupa kegiatan praktek dan proses pembelajarannya ke IPS jadi gimana ya anak anak anu? Kalau saya
dan pemahaman IPAS mengenai pengetahuan alam untuk pembelajaran kan bingung dari IPA satu CP
dan sosial yang ada di lingkungan sekitar siswa. terus kembali ke IPS satu CP kok malah bingung.
Pembelajaran IPAS dirancang pasti memiliki Kalau nanti IPA saja, biasanya kan ada
tujuan yang ingin dicapai. Adanya pembelajaran IPAS runutannya seperti lingkungan terus untuk awal
dapat membantu siswa untuk memahami peristiwa gaya dengan benda nanti kan ada hubungannya
yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Guru 1 dan 3 tadi seperti tahu materi kemarin. IPS juga begitu
menjelaskan: juga ada hubungannya. Jadi, biar sinkron
“Iya, benar biar wawasan mereka tentang ngajarnya biar enak.” (W.G3.SBW.13-05-23)
lingkungan sekitarnya banyak soalnya tidak hanya Pembelajaran IPAS yang diimplementasikan
belajar dari buku bisa juga dari luar kelas” secara terpisah dilaksanakan dengan mengajarkan
(W.G1.SGY.08-05-23) materi IPA di semester 1 dan materi IPS di semester 2.
“Untuk itu biar siswa lebih tau tentang lingkungan Hal tersebut dikarenakan guru berpatokan pada
sekitarnya karena sering belajar juga di luar capaian pembelajaran IPAS yang secara berurutan
kelas.” (W.G3.SBW.13-05-23) tersusun dari materi IPA yang kemudian baru IPS.
Pembelajaran IPAS bertujuan untuk menambah Dengan begitu, kegiatan pembelajaran akan lebih
wawasan dan keingintahuan siswa tentang lingkungan mudah dan sesuai dengan capaian pembelajaran.
sekitarnya. Hal ini karena siswa tidak hanya belajar Dalam pembelajaran IPAS materinya terpisah ada
dari buku, tetapi juga dari lingkungan sekitar IPA dan IPS, sehingga dalam mengajarkannya secara
utamanya di luar kelas, sehingga siswa juga dapat terpisah IPA dulu, baru kemudian IPS. Rasionalisasi
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya lain juga dijelaskan oleh Guru 2 yang
dengan mengeksplor dunia luar. Guru 2 menjelaskan: mengimplementasikan IPAS secara terpadu:
“Jadi di sini anak tidak hanya anak untuk materi “… kalau saya langsung, langsung saya
saja, tapi lebih banyak prakteknya gitu. Jadi, anak- gabungkan. Pelajarannya sesuai dengan aplikasi
anak dituntut berimajinasi ya mengembangkan diri Kemdikbud, buku paket dan buku penunjang LKS
gitu. Jadi, pengembangan bakatnya siswa.” kita langsung saya buat terintegrasi tadi langsung
(W.G2.SBK.10-05-23) digabungkan. Tapi, tetap saya juga menganalisis
Dalam pembelajaran IPAS juga memiliki tujuan CP dan melihat materi yang ada yang cocok jika
untuk dapat mengembangkan bakat dalam diri siswa digabung. Soalnya sama-sama pengetahuan

1845
JPGSD. Volume 11 Nomor 9 Tahun 2023, 1841-1854

utama, alam dan sosial. Jadi, kalau sendiri-sendiri “Perencanaannya tentu ada ya persiapan itu kita
nanti malah ribet waktunya malah enggak cukup.” menyiapkan bahan materi yang akan
(W.G2.SBK.10-05-23) disampaikanlah itu. Jangan janya terpaku pada
Dalam mengimplementasikan IPAS secara terpadu materi di buku, bisa eksplor google.”
dilakukan guru dengan menganalisis CP dan (W.G2.SBK.10-05-23)
memetakan materi yang sekiranya cocok dan dapat Guru melakukan perencanaan berupa persiapan
digabung. Hal ini karena karakteristik materi IPA dan bahan materi yang akan disampaikan. Guru dapat
IPS sebagai pengetahuan utama dianggap yang saling mengeskplor bahan materi tidak hanya berasal dari
berkaitan. Pembelajaran yang dilakukan juga buku. Perencanaan lain disampaikan Guru 3 bahwa:
menyesuaikan dari platform Merdeka Mengajar, buku, “Untuk pembelajaran IPAS biasanya kan kalau
dan LKS. Guru yang bersangkutan merasa jika saya itu saya lihat dari CPnya terus CPnya tuh
terpisah akan lebih menyulitkan karena akan apa saya pelajari dulu terus kira-kira nanti bahan
membutuhkan waktu lebih. Kepala Sekolah 1 yang saya butuhkan apa kan anak-anak sudah
menegaskan: saya, saya adakan assesmen di awal pembelajaran
“Sebenarnya kalau digabung pun bisa dipisah pun biasanya itu hanya lisan …” (W.G3.SBW.13-05-
bisa seperti di Kurikulum 13. Materi IPA dan IPS 23)
nya diintegrasikan tetapi juga disesuaikan Guru sebelum melakukan pembelajaran terlebih
kebutuhan siswa dan kondisi guru juga mampu dahulu mempelajari capaian pembelajaran dan
atau tidak.” (W.KS1.SGY.09-05-23) menentukan bahan yang dibutuhkan untuk asesmen
Pembelajaran IPAS dapat dilaksanakan secara siswa di awal pembelajaran.
terpisah maupun terpadu dengan kembali Berdasarkan hasil wawancara di atas didapatkan
menyesuaikan pada kebutuhan siswa dan kemampuan bahwa beragam perencanaan pembelajaran dalam
guru yang melaksanakannya. implementasi pembelajaran IPAS dilakukan guru,
Berdasarkan hasil wawancara di atas didapatkan diantarannya membuat perangkat modul ajar,
bahwa pemahaman guru tentang rasionalisasi IPAS mempersiapkan bahan materi, mempelajari capaian
cukup beragam, yakni pertama pembelajaran IPAS pembelajaran, dan menentukan bahan yang
dilaksanakan secara terpisah dengan mengajar dibutuhkan untuk melakukan asesmen siswa di awal
semester 1 materi IPA dan semester 2 materi IPS. pembelajaran.
Kedua, pembelajaran IPAS dilaksanakan secara Pembelajaran dilaksanakan oleh guru dengan
terpadu dengan menganalisis CP dan memetakan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi..
materi yang dianggap cocok dan dapat digabungkan. Pelaksanaan pembelajaran ini bertujuan untuk
Ketiga, pembelajaran IPAS dapat dilaksanakan secara mengkonfirmasi perencanaan yang sudah
bebas baik terpisah maupun tergabung dengan kembali direncanakan sudah mampu mencapai tujuan atau
menyesuaikan pada kebutuhan siswa dan kemampuan tidak. Pelaksanaan pembelajaran IPAS secara umum
guru yang melaksanakannya. sama dengan mata pelajaran. Guru 1 dan Kepala
2. Implementasi Pembelajaran IPAS pada Sekolah 1 menjelaskan:
Kurikulum Merdeka “Pembelajaran yang saya lakukan di kelas ya saya
Perencanaan pembelajaran dilakukan oleh guru beri murid saya ceramah sedikit, terus diberi soal.
untuk mewujudkan pembelajaran yang sistematis Kalau kemarin pernah saya suruh keluar kelas
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Beragam mengamati. Itu bentuk tulang daun terus saya
kegiatan perencanaan pembelajaran IPAS dilakukan minta dicatat di bukunya.” (W.G1.SGY.08-05-23)
guru tidak memiliki berbeda dengan mata pelajaran Pelaksanaan pembelajaran IPAS yang dilakukan
lainnya. Guru 1 menjelaskan: guru tersebut berupa ceramah penyampaian materi,
“Itu pertama saya buat perencanaan perangkat siswa diminta membaca, diberi soal, terkadang diajak
pembelajaran modul ajar dari Kemndikbud tetap keluar kelas, dan mengulas. Sebenarnya untuk
buat dimintakan ttd ke Kepsek …” pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat lebih
(W.G1.SGY.08-05-23) bervariasi, tetapi kembali lagi pada kreativitas guru.
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru Guru 2 dan Kepala Sekolah 2 menyampaikan
yaitu membuat perangkat pembelajaran berupa modul pelaksanaan pembelajaran dengan kegiatan lain yang
ajar yang mengadopsi dari Kemendikbud yang lebih beragam:
ditandatangani oleh kepala sekolah. Perencanaan lain “Anak-anak pada saat pembelajaran praktek
disampaikan Guru 2 bahwa: secara langsung ya mengambil apa contoh-contoh
daun. Kemarin itu, anak-anak yang itu mencari

1846
Persepsi Guru tentang IPAS pada Kurikulum Merdeka

daun bermacam macam daun. Ada macam-macam untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
daun. Ada yang menjari, ada yang menyirip, ada pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan.
yang sejajar itu nanti masing masing anak itu Ketiga guru menjelaskan:
prakteknya itu daunnya diamati.. Awalnya tadi “Seringnya saya beri soal kadang lisan/tulis.”
dilihat perbedaannya ya perbedaannya daun. (W.G1.SGY.08-05-23)
Selama proses mengamati itu, anak mencatat “Untuk evalusi yang biasanya yang saya lakukan
perbedaannya ya. Untuk pengetahuan sosialnya di sini saya buat kadang lisan, kadang tulis.”
praktek tersebut kemudian dikaitkan dengan upaya (W.G3.SBW.13-05-23)
menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Laporan “Nah, evaluasinya juga nanti kita sesuaikan
hasil akhirnya perbedaannya apa seperti itu mbak. dengan materinya saat itu. Tapi sering saya beri
Untuk contoh prakteknya pelajaran IPASnya.” minta mengerjakan soal”
(W.G2.SBK.11-05-23) (W.G2.SBK.10-05-23)
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan Berdasarkan hasil wawancara di atas didapatkan
melakukan kegiatan praktek. Siswa diminta untuk bahwa evaluasi pembelajaran dalam implementasi
mengamati dan melihat perbedaannya, kemudian pembelajaran IPAS dilakukan guru sama, yaitu berupa
mengaitkannya dengan upaya menjaga kelestarian pemberian soal baik tulis maupun lisan.
lingkungan sekitar dan dicatat menjadi sebuat laporan Refleksi pembelajaran merupakan salah satu
tertulis. Pembelajaran yang dilakukan guru sudah proses penting yang harus dilakukam guru untuk
cukup maksimal dan mengembangkan juga dari menilai kekurangan dan kelebihan dari kegiatan
platform Merdeka Mengajar. Guru 3 dan Kepala pembelajaran yang sudah dilakukan. Refleksi
Sekolah 3 menyampaikan pelaksanaan pembelajaran pembelajaran dapat dilakukan dengan beragam cara.
dengan kegiatan lain yang lebih menarik: Guru 1 menjelaskan:
“IPA yang kemarin saya jelaskan prakteknya. “Anak-anak saya suruh memberi pendapat mereka
Kalau IPS kemarin saya ajak anak-anak itu ke tentang kegiatan belajar hari ini, seperti hari ini
Museum Anjuk Ladang memperkenalkan tadi pembelajaran IPAS menyenangkan atau tidak.
peninggalan budaya sejarah di Kabupaten Itu saya suruh menulis di kertas. Biasanya anak-
Nganjuk. Ternyata anak-anak juga belum tahu. anak juga menulis maunya gimana.”
Sama orang tua tidak pernah diajak ke Candi Lor (W.G1.SGY.08-05-23)
ke Candi Ngetos. Saya ajak kesana kemarin naik Kegiatan refleksi yang dilakukan yakni berupa
merpati (kendaraan umum). Jadi, untuk meminta siswa untuk menyampaikan pendapat
pembelajaran di luar kelas IPS kemarin ada juga menyenangkan atau tidak kegiatan pembelajaran IPAS
memperkenalkan budaya diajak ke Masjid Al yang sudah dilakukan. Siswa dapat menuliskan
Mubarok, masjid peninggalan pertama juga di kemauannya untuk pembelajaran IPAS selanjutnya
Kabupaten Nganjuk. Biar tahu di situ ada seperti apa. Guru 2 juga menyampaikan:
makamnya bupati pertama di nganjuk. Jadi biar “Jadi, itu setelah pelajaran anak-anak praktek,
mengenal diatahu. Jadi kalau aja itu juga ada nanti anak-anak merangkum refleksinya untuk
peninggalan sejarahnya.” (W.G3.SBW.15-06-23) penyempurnaan kesimpulannya seperti itu.”
Pelaksanaan pembelajaran IPAS dilakukan dengan (W.G2.SBK.10-05-23)
terpisah dimana saat semester 1 mengajarkan IPA Refleksi dapat dilakukan setelah siswa melakukan
dengan banyak kegiatan praktek dan kemudian di kegiatan praktek dengan merangkum sebagai
semester 2 mengajarkan IPS dengan mengajak siswa penyempurnaan kesimpulan pembelajaran IPAS. Guru
melakukan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah. 3 juga menyampaikan:
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru ini sudah “Biasanya untuk pembelajaran IPAS refleksinya
bervariasi dan menarik karena tidak hanya gitu yang saya lakukan selain memberikan
memanfaatkan platform Merdeka Belajar, guru juga penguatan kepada anak anak ya saya berikut
melihat referensi hasil dari KKG dan lokakarya. penguatan biasanya bisa berupa saya berikan soal
Berdasarkan hasil wawancara di atas didapatkan ataupun nanti apa itu kesimpulan dari
bahwa pelaksanaan pembelajaran dalam implementasi pembelajaran.” (W.G3.SBW.13-5-23)
pembelajaran IPAS dilakukan guru dengan kegiatan Refleksi biasanya dilakukan dengan memberikan
yang bervariasi dan menarik, diantarannya kegiatan penguatan siswa berupa soal dan kesimpulan dari
praktek dan melakukan kunjungan. pembelajaran IPAS yang sudah dilakukan.
Kegiatan evaluasi pembelajaran dilakukan guru Berdasarkan hasil wawancara di atas didapatkan
pada bagian akhir pembelajaran. Evaluasi dilakukan bahwa refleksi pembelajaran dalam implementasi

1847
JPGSD. Volume 11 Nomor 9 Tahun 2023, 1841-1854

pembelajaran IPAS dilakukan guru beragam, yaitu untuk mengatasi hal tersebut guru harus mengadakan
siswa diminta untuk menyampaikan pendapat tentang sendiri soal yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka
kegiatan pembelajaran, melakukan kegiatan bekerja sama dengan sekolah penggerak. Hambatan
merangkum, pemberian penguatan berupa sola dan lain juga disampaikan oleh Guru 3 bahwa:
kesimpulan setelah melakukan kegiatan pembelajaran. “Saya waktu ada perubahan, saya kan jarang buka
3. Refleksi Guru dalam Pembelajaran IPAS pada online-online itu loh. Itu yang ada peraturan baru
Kurikulum Merdeka saya enggak tahu dan terus kemarin waktu KKG
Refleksi merupakan salah satu tindakan atau diberi tahu jika CP ganti. Kan CP perubahan itu
aktivitas yang dilakukan untuk menilai sudah sejauh bulan 6 terus saya tahunya di bulan 9, saya salah.
mana pemahaman diri sendiri mengenai apa yang telah Hambatan lainnya mungkin karena kalau
dipelajari. Reflektif tidak hanya berhenti sampai pembelajaran IPAS itu sering keluar kelas
berefleksi namun juga sampai melakukan aksi pengawas saya yang kurang terus anak-anak itu
perbaikan yang bisa dilakukan dan senantiasa terbuka kadang kan kalau di luar inginnya mau beli gitu.
untuk meminta, serta menerima umpan balik dari Padahal belum waktunya istirahat enggak kembali
orang-orang di sekelilingnya. lagi. Itu biasanya kalau di luar kelas tuh nulisnya
Beragam pengalaman yang dialami guru selama juga kurang kurang gitu.” (W.G3.SBW.13-05-23)
melaksanakan pembelajaran IPAS. Pengalaman ini Hambatan lain yang dihadapi guru ketika
dapat berupa hambatan yang dihadapi dan cara mengimplementasikan pembelajaran IPAS adalah
mengatasinya. Hambatan merupakan segala sesuatu sering adanya perubahan mendadak yang terkadang
yang dapat membuat terganggunya suatu kegiatan membuat guru yang tidak cukup aktif ketinggalan
yang dilakukan seseorang. Hambatan dalam kegiatan informasi. Pernah terjadi perubahan sedikit CP di mata
pembelajaran dapat berasal dari luar maupun dalam pelajaran IPAS dan guru baru tahu 3 bulan setelahnya.
diri seseorang guru maupun siswa. Guru 1 Hal tersebut tentu saja menghambat proses
menjelaskan pada wawancara berikut: pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, ketika
“Hambatan selama ini sebenarnya ada di anak- kegiatan pembalajaran dilakukan kurangnya
anak saya banyak yang belum bisa membaca, ada pengawasan terhadap kegiatan pembelajaran di luar
yg bisa membaca tapi tidak paham jadi tidak bisa kelas membuat siswa tidak bisa fokus pada kegiatan
memahami.” (W.G1.SGY.06-05-23) yang seharusnya dilakukan. Untuk menghadapi
Hambatan yang dihadapi ketika hambatan tersebut guru mencoba berusaha untuk
mengimplementasikan pembelajaran IPAS berupa selalu aktif mengikuti perkembangan perubahan
hambatan dalam diri anak yang masih kesulitan kurikulum yang ada dan meningkatkan pengawasan
membaca dan memahami sesuatu. Untuk menghadapi ketika melakukan pembelajaran di luar kelas.
hal tersebut guru juga menjelaskan bahwa guru Berdasarkan hasil wawancara di atas didapatkan
memberikan waktu tambahan ketika istirahat untuk bahwa beragam hambatan dihadapi guru, mulai dari
mengajarkan membaca pada anak. Hambatan lain juga keadaan siswa yang belum bisa membaca, memahami
disampaikan oleh Guru 2 bahwa: bacaan, kurangnya pengadaan workshop dan
“… cuma untuk penunjangnya kita yang masih pengadaan grup KKG untuk sekolah yang
kurang, penunjangnya itu seperti workshop, mengimplementasikan Kurikulum Merdeka melalui
pengadaan grup KKG dan lain-lain kita kan belum jalur Mandiri Berubah, serta sering terjadinya
ada, jadi kita terkendalanya itu masih disitu ya perubahan-perubahan yang mendadak.
jadi untuk pembentukan soal seperti kemarin Ketika mengimplementasikan pembelajaran IPAS
semester 1 di sini itu padahal kita pelajaran itu guru memiliki beragam perasaan atas pengalaman
sudah menggunakan namanya Kurikulum yang selama ini dijalaninya. Guru 1 menjelaskan:
Merdeka. Iya, terus pembelajaran setiap hari juga “… saya sendiri pribadi suka IPA sendiri, IPS
pakai sudah Kurikulum Merdeka. Tetapi soal sendiri. Ini pengalaman saya sendiri selama ini
waktu ulangan sini tuh masih turun soal K13, ada Kurikulum Merdeka di semester 1 IPAS hanya
akhirnya saya mengadakan sendiri meminjam dari berisi materi IPA saja, ini semester 2 baru IPS
sekolah penggerak.” (W.G2.SBK.10-05-23) saja.” (W.G1.SGY.06-05-23)
Hambatan implementasi pembelajaran IPAS di Guru secara pribadi lebih suka jika pembelajaran
sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum IPA dan IPS dilaksanakan secara terpisah. Hal tersebut
Merdeka melalui jalur mandiri berubah, yaitu dikarenakan berdasarkan pengalaman yang sudah
kurangnya pengadaan workshop dan pengadaan grup dijalani ketika melakukan pembelajaran IPAS pada
KKG, terkadang soal yang turun masih K13, sehingga Kurikulum Merdeka ini. Guru 2 juga menjelaskan

1848
Persepsi Guru tentang IPAS pada Kurikulum Merdeka

perasaannya selama menjalankan pembelajaran IPAS dari kantongnya merdeka belajar."


pada Kurikulum Merdeka ini: (W.G2.SBK.10-05-23)
“Anak itu lebih happy atau lebih enjoy pada Ke depannya untuk mata pelajaran IPAS di
pelajaran prakteknya mbak, karena anak’anak itu Platform Merdeka Mengajar untuk materi dan bahan
lebih suka belajar di luar atau belajar praktek evaluasi lebih ditingkatkan agar sumber materi guru
seperti itu daripada materi terus dia anak lebih dapat beragam. Guru 3 juga menyampaikan:
suka diproyeknya, ada produknya itu melihat anak “Kalau menurut saya, saya tuh sebaiknya IPAS JP
itu kalau mau belajar praktek lebih semangat lebih nya itu ditambah waktunya ditambahin karena itu
antusias gitu. Kalo anak senang saya yang hanya 5 JP. Padahal IPAS itukan ada
mengajar juga ikut senang.” (W.G2.SBK.10-05- pembelajaran keterampilan proses tadi pasti di
23) luar kelas hampir sama dengan proyek. Kalau
Guru juga akan memiliki perasaan senang jika JPnya hanya 5 itu kurang.” (W.G3.SBW.15-06-
melihat siswa yang diajar memiliki perasaan yang 23)
sama, selalu antusias ketika mengikuti kegiatan Harapan kedepannya ada tambahan waktu pada
pembelajaran. Guru 3 juga menyampaikan: mata pelajaran IPAS karena waktu yang ada saat ini
“Saya sih senang-senang saja tapi kalo boleh dianggap masih kurang jika juga digunakan untuk
memilih saya lebih suka kalo pelajarannya dipisah praktek pada keterampilan proses.
saja biar anak lebih fokus untuk belajarnya.” Berdasarkan hasil penelitian di atas didapatkan jika
(W.G3.SBW.13-05-23) untuk penerapan ke depannya dalam refleksi
Guru sebenarnya cukup senang dan tidak masalah pembelajaran IPAS setiap guru memiliki harapan yang
dengan adanya pembelajaran IPAS ini. Akan tetapi, beragam dan tentunya mengarah untuk ke arah yang
jika boleh memilih guru lebih suka jika pembelajaran lebih baik.
IPA dan IPS diajarkan secara terpisah agar siswa dapat
lebih fokus dalam belajar. Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara di atas didapatkan Penelitian ini telah memaparkan data tentang persepsi
bahwa guru memiliki perasaan yang beragam dalam guru terhadap pemahaman, implementasi, dan refleksi
mengimplementasikan pembelajaran IPAS pada tentang mata pelajaran IPAS pada Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka. Ada yang senang karena siswa Sebelum memahami mata pelajaran IPAS pada
yang diajar juga ikut senang. Akan tetapi, ada juga Kurikulum Merdeka, perlu terlebih dahulu untuk
yang lebih suka IPA dan IPS diajarkan secara terpisah. memahami garis besar konsep Kurikulum Mèrdeka.
Penerapan ke depan berupa harapan akan sesuatu Penelitian ini menemukan beberapa temuan berkaitan
yang diinginkan akan didapatkan di waktu mendatang. dengan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka, yaitu
Guru 1 menjelaskan pada wawancara berikut: latar belakang, konsep, manfaat, karakteristik, struktur
“Inginnya sih tidak hanya ipas saja tetapi kurikulum, dan opsi Kurikulum Merdeka.
semuanya mohon materinya diperbanyak kalau Temuan pertama berkaitan pemahaman tentang
materinya sedikit anak bingung.” (W.G1.SGY.06- Kurikulum Merdeka yaitu beragam latar belakang yang
05-23) mendasari diterapkannya Kurikulum Merdeka saat ini.
Harapan kedepannya tidak hanya untuk mata Latar belakang diterapkannya Kurikulum Merdeka yang
pelajaran IPAS, tetapi juga mata pelajaran lainnya. ditemukan adalah disebabkan oleh selama covid-19
Untuk pihak yang berwenang mohon untuk materinya dimana terjadi perubahan dalam pola pembelajaran yang
diperbanyak agar tidak menimbulkan kebingungan sebelumnya daring menjadi luring untuk memudahkan
untuk guru dan siswa. Harapan lain terkait siswa beradaptasi kembali dengan kondisi yang ada.
pembelajaran IPAS juga disampaikan oleh Guru 2 Selain, karena pandemi covid-19 yang menjadi latar
bahwa: belakang diterapkannya Kurikulum Merdeka adalah untuk
“Harapannya untuk IPAS ya mungkin lebih apa meningkatkan hasil PISA yang menunjukkan rendahnya
namanya ya, lebih ditingkatkan di platformnya literasi dan numerasi siswa Indonesia. Kurikulum ini
merdeka belajar itu. Platform itu di situ ditambah diharapkan dapat mendorong perkembangan literasi dan
materi-materinya untuk bahan-bahan evaluasinya numerasi siswa Indonesia ke arah yang lebih baik. Hal ini
ya materi-materinya yang diberikan dengan IPAS. sesuai dengan pendapat Nurani dkk. (2022) bahwa banyak
Jadi, nanti di situ kita bisa maju sumber-sumber dari anak-anak Indonesia yang tidak mampu memahami
untuk pembelajarannya. Iya, jadi selain dari buku bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika
dan kita juga bisa mengambil sumber materinya dasar.

1849
JPGSD. Volume 11 Nomor 9 Tahun 2023, 1841-1854

Temuan kedua berkaitan pemahaman tentang mata pelajaran lagi yang sebelumnya di K13 berupa tema,
Kurikulum Merdeka yaitu Kurikulum Merdeka dapat sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat lebih
dimaknai secara beragam karena setiap guru berhak mendalam, bermakna, dan menyenangkan. Kemudian,
menjelaskan konsep kurikulum ini dengan hasil Kurikulum Merdeka juga dianggap lebih
pemikirannya sendiri. Kurikulum Merdeka merupakan simple/sederhana karena dalam penyampaian materinya
kurikulum yang mampu memberikan kebebasan kepada sudah kembali ke mata pelajaran dan penyusunan
guru dan siswa. Konsep kebebasan yang diberikan kepada administrasi sudah tidak digabungkan seperti K13.
guru dan siswa pada Kurikulum Merdeka adalah guru Selanjutnya, Kurikulum Merdeka lebih relevan dapat
diberi kebebasan dalam melakukan kegiatan mengembangkan dan menguatkan sekolah sebagai
pembelajaran, tetapi tepat dengan memperhatikan lingkungan belajar paling dekat di sekitar siswa. Siswa
kebutuhan siswa, dan siswa juga diberi kebebasan dalam dapat belajar mengeksplorasi lingkungan sekitarnya untuk
memilih kegiatan belajar yang diinginkannya. Jadi, disini mendukung pengembangan potensi dalam dirinya. Hal ini
guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan sesuai dengan pendapat Wahyuningsih (2022) bahwa
bebas tetapi tetap terarah. Konsep kebebasan lain yang Kurikulum Merdeka memiliki beberapa manfaat, di
diberikan kepada guru dan siswa pada Kurikulum antaranya adalah lebih sederhana dan mendalam, lebih
Merdeka adalah guru diberi kebebasan dalam mengelola merdeka, dan lebih relevan dan interaktif.
pembelajaran sebagai fasilitator dan siswa diberi Temuan keempat berkaitan pemahaman tentang
kebebasan untuk mengembangkan keterampilannya. Guru Kurikulum Merdeka yaitu karakteristik Kurikulum
memiliki tugas untuk membimbing siswa Merdeka. Ciri khas Kurikulum Merdeka dapat dirasakan
mengembangkan kompetensi dalam dirinya dan oleh sekolah-sekolah yang sudah menerapkannya, yakni
menyesuaikan pembelajaran dengan gaya belajar siswa. adanya perbedaan yang cukup signifikan dalam proses
Konsep kebebasan lain yang diberikan kepada guru dan pembelajaran yang sekarang juga mengimplementasikan
siswa pada Kurikulum Merdeka yang dalah guru dan kegiatan berbasis proyek. Dalam Kurikulum Merdeka
siswa diberi kebebasan dalam memilih materi terdapat kegiatan proyek yakni Projek Pengutan Profil
pembelajaran sesuai dengan keadaan sekolah, sehingga Pelajar Pancasila (P5) untuk menanamkan karakter siswa
kegiatan pembelajaran yang tercipta dapat relevan dengan yang sesuai dengan nilai Pancasila gotong royong dan
apa yang ada di lingkungan belajar siswa. Hal ini sesuai mandiri. Kegiatan P5 yang ada dalam Kurikulum
dengan pendapat Sherly dkk. (2020) kebebasan yang Merdeka meliputi kegiatan yang temanya sudah
dimaksud yakni memberikan kebebasan ke sekolah, guru ditentukan pemerintah. Sekolah dapat memilih tema-tema
dan siswa untuk bebas berinovasi, belajar mandiri dan yang dapat diimplementasikan sesuai kondisi sekolah.
kreatif, dimana kebebasan. Selain, konsep kebebasan Melalui kegiatan P5 ini dapat mengasah dan
dalam Kurikulum Merdeka juga terdapat konsep yang mengembangkan karakter Profil Pelajar Pancasila, seperti
menyebutkan tentang kebutuhan siswa. mandiri, gotong royong, berpikiran kritis, kreatif,
Dalam Kurikulum Merdeka masing-masing siswa kebhinnekaan global, dan beriman bertakwa. Hal ini
dapat mencapai pembelajaran yang optimal apabila sesuai dengan pendapat Idhartono (2022) yang
pembelajaran dilakukan sesuai kebutuhan siswa yang menjelaskan jika salah satu karakteristik Kurikulum
sangat diutamakan. Guru mengajar dapat menyesuaikan Merdeka yakni adanya penbelajaran berbasis projek
kebutuhan dan kemauan siswa, misalnya dalam hal sebagai pengembangan sesuai dengan karakter pelajar
pemilihan materi yang ingin dipelajari terlebih dahulu, Pancasila.
sehingga kurikulum ini sangat menghargai pendapat yang Temuan kelima berkaitan pemahaman tentang
disampaikan siswa. Dengan pembelajaran yang Kurikulum Merdeka yaitu struktur kurikulum. Untuk
dilaksanakan secara berdiferensiasi, siswa nantinya mendukung terlaksananya pembelajaran sesuai gambaran
mendapat pembelajaran sesuai input/potensi dalam dirinya Kurikulum Merdeka, diperlukan pembaharuan dalam
masing-masing sesuai kebutuhannya dan mengikuti pengorganisasian pembelajaran. Struktur Kurikulum
perkembangan zaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Merdeka di sekolah dasar telah diatur terbagi menjadi
Ritonga dkk. (2022) bahwa guru sejatinya perlu beberapa fase, yakni fase A terdiri dari kelas 1 dan 2; fase
menyeimbangkan kebutuhan siswa sebagai pembelajar B terdiri dari kelas 3 dan 4; serta fase C terdiru dari kelas
yang beragam dengan tuntutan kurikulum dan tujuan 5 dan 6. Setiap fase tersebut memiliki capaian
pembelajaran yang lebih luas pembelajaran yang sama untuk dicapai. Capaian
Temuan ketiga berkaitan pemahaman tentang pembelajaran harus dicapai siswa pada setiap fase
Kurikulum Merdeka yaitu manfaat Kurikulum Merdeka. perkembangan. Apabila pada kelas 1 ada capaian
Kurikulum Merdeka memiliki beragam manfaat, yakni pembelajaran yang belum tercapai dapat dilanjutkan di
lebih fokus pada materi esensial karena sudah kembali ke kelas 2.. Hal ini sesuai dengan Keputusan

1850
Persepsi Guru tentang IPAS pada Kurikulum Merdeka

Kemdikbudristek Indonesia Nomor 56/M/2022 Tentang Rahayu dkk. (2022) menyampaikan bahwa IPAS mulai
Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan diajarkan bertujuan untuk membangun kemampuan dasar
Belajar Pengembangan & Pembelajaran, (2022) yang untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam maupun ilmu
terbagi menjadi 3 fase. pengetahuan sosial.
Temuan keenam berkaitan pemahaman tentang Tujuan IPAS merupakan temuan ketiga berkaitan
Kurikulum Merdeka yaitu opsi Kurikulum Merdeka. pemahaman tentang IPAS. Pembelajaran IPAS dirancang
Penerapan Kurikulum Merdeka di ketiga sekolah pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantarannya
dilakukan melalui jalur yang berbeda, yakni PSP untuk menambah wawasan dan keingintahuan siswa
Angkatan 1, PSP Angkatan 2, dan Jalur Mandiri. Karena tentang lingkungan sekitarnya karena siswa tidak hanya
hal itu setiap guru memiliki pengalaman dalam penerapan belajar dari buku, tetapi juga dari lingkungan sekitar.
Kurikulum Merdeka juga berbeda. Untuk sekolah yang Kedua, dapat mengembangkan bakat dalam diri siswa
menerapkan Kurikulum Merdeka melalui Program karena siswa tidak hanya belajar materi, tetapi juga
Sekolah Penggerak dalam implementasinya mendapat melakukan kegiatan praktek. Hal ini sesuai dengan
bantuan dana dari pemerintah. Sedangkan, sekolah yang Keputusan Kepala BKSAP nomor 033/H/KR/2022
melalui jalur mandiri secara mandiri bertanggung jawab mengenai tujuan pembelajaran IPAS diantaranya
dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Pemerintah disebutkan bahwa IPAS bertujuan untuk mengembangkan
hanya membantu menyediakan platform Merdeka pengetahuan dan pemahaman konsep di dalam IPAS serta
Mengajar. Dalam penerapan Kurikulum Merdeka di menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
sekolah dasar dilaksanakan secara bertahap. Penerapan siswa diharapkan dapat aktif dalam memelihara, menjaga,
Kurikulum Merdeka dilakukan secara bertahap dimulai melestarikan lingkungan alam, mengelola sumber daya
tahun pertama dilaksanakan oleh kelas 1 dan 4, kemudian alam dan lingkungan dengan bijak.
nanti di tahun kedua akan dilaksanakan oleh kelas 2 dan 5, Rasionalisasi IPAS merupakan temuan keempat
dan yang terakhir akan dilaksanakan oleh kelas 3 dan 6. berkaitan pemahaman tentang IPAS. Rasionalisasi IPAS
Temuan selanjutnya, berkaitan dengan pemahaman yang dilakukan guru akan menjelaskan alasan memilih
tentang IPAS, yaitu konsep, karakteristik, tujuan, dan mengimplementasikan pembelajaran IPAS dengan
rasionalisasi IPAS. Konsep IPAS merupakan temuan terpisah atau terpadu. Pembelajaran IPAS yang
pertama berkaitan pemahaman tentang IPAS. Pertama, diimplementasikan secara terpisah dilaksanakan dengan
IPAS sebagai gabungan dari IPA dan IPS sehingga mengajarkan materi IPA di semester 1 dan materi IPS di
didalamnya terdapat materi IPA dan IPS. Kedua, IPAS semester 2. Hal tersebut dikarenakan guru berpatokan
adalah adopsi dari pembelajaran K13 yang pada capaian pembelajaran IPAS yang secara berurutan
menggabungkan materi IPA dan IPS dalam satu mata tersusun dari materi IPA yang kemudian baru IPS.
pelajaran karena keduannya memiliki materi yang saling Dengan begitu, kegiatan pembelajaran akan lebih mudah
berkaitan dengan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dan sesuai dengan capaian pembelajaran. Dalam
dengan Keputusan Kepala BKSAP nomor mengimplementasikan IPAS secara terpadu dilakukan
033/H/KR/2022 IPAS didefinisikan sebagai ilmu yang guru dengan menganalisis CP dan memetakan materi
membahas tentang alam semesta dimana terdapat interaksi yang sekiranya cocok dan dapat digabung. Hal ini karena
antara makhluk hidup dan benda mati, serta mempelajari karakteristik materi IPA dan IPS sebagai pengetahuan
kehidupan manusia sebagai individu sosial yang selalu utama dianggap yang saling berkaitan. Sesuai dengan
berhubungan dengan lingkungannya. Selanjutnya, konsep pendapat Purnawanto (2022) bahwa digabungkannya
ketiga, IPAS adalah hanya IPA dan IPS dalam satu mata mata pelajaran IPA dan IPS ini dapat mendorong siswa
pelajaran yang pada kenyataannya disampaikan secara untuk mengelola lingkungan alam dan sosial dalam
terpisah. Keempat, IPA dan IPS akan menimbulkan keterpaduan. Pembelajaran yang dilakukan juga
kesulitan jika digabungkan karena keduannya dianggap menyesuaikan dari platform Merdeka Mengajar, buku,
memiliki ciri materi yang berbeda yakni mempelajari dan LKS. Guru yang bersangkutan merasa jika terpisah
tentang benda hidup dan sejarah. akan lebih menyulitkan karena akan membutuhkan waktu
Karakteristik IPAS merupakan temuan kedua lebih.
berkaitan pemahaman tentang IPAS. IPAS memiliki Pembelajaran IPAS dipadukan dengan menyesuaikan
karakteristik yang cukup berbeda dengan mata pelajaran kearifan lokal di lingkungan sekolah. Pembelajaran IPAS
lainnya. Karakteristik IPAS yang paling dapat dirasakan, dapat dilaksanakan secara terpisah maupun terpadu
yakni àdanya keterampilan proses berupa kegiatan praktek dengan kembali menyesuaikan pada kebutuhan siswa dan
dan proses pembelajarannya dan pemahaman IPAS kemampuan guru yang melaksanakannya.Selanjutnya,
mengenai pengetahuan alam dan sosial yang ada di penelitian ini juga menemukan terkait implementasi
lingkungan sekitar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat pembelajaran IPAS pada Kurikulum Merdeka.

1851
JPGSD. Volume 11 Nomor 9 Tahun 2023, 1841-1854

Implementasi tersebut secara berurutan, yakni kepada siswa baik tulis maupun lisan. Selain itu, guru
pengalaman pelatihan, sumber belajar, aktivitas melakukan kegiatan refleksi dengan meminta siswa
pembelajaran, dan dukungan sarana prasarana sekolah. menyampaikan pendapat, merangkum, memberikan
Implementasi pertama yakni pengalaman guru dalam penguatan, dan membuat kesimpulan setelah melakukan
mengikuti pelatihan. Beragam kegiatan pelatihan dalam kegiatan pembelajaran. Implementasi pembelajaran IPAS
rangka menyongsong implementasi Kurikulum Merdeka dapat berjalan dengan baik karena adanya dukungan
diikuti oleh guru, baik secara daring maupun luring sarana dan prasarana sekolah yang beragam, seperti
dengan beragam penyelenggara. Kegiatan pelatihan adanya laboratorium IPA dan alat peraga. Dalam
tersebut tentunya akan berdampak memberikan pemanfaatan sarana dan prasarana tergantung bagaimana
pengalaman tersendiri untuk guru dalam meningkatkan guru mengelola kegiatan pembelajaran dan menyesuaikan
profesionalitas mengimplementasikan Kurikulum kebutuhan materi. Sekolah selalu berusaha memfasilitasi
Merdeka. kebutuhan pembelajaran guru dalam
Implementasi yang kedua berkaitan dengan sumber mengimplementasikan pembelajaran IPAS.
belajar yang dimanfaatkan guru dalam pembelajaran Selanjutnya, penelitian ini juga menemukan terkait
IPAS. Beragam sumber belajar dimanfaatkan guru untuk beragam refleksi guru dalam pembelajaran IPAS pada
mempermudah kegiatan pembelajaran bagi siswa. Sumber Kurikulum Merdeka. Refleksi merupakan salah satu
belajar utama yang dimanfaatkan guru dalam tindakan atau aktivitas yang dilakukan untuk menilai
pembelajaran IPAS adalah buku, baik buku IPAS maupun sudah sejauh mana pemahaman diri sendiri mengenai apa
buku lainnya yang memuat materi berkaitan dengan yang telah dipelajari. Beragam pengalaman yang dialami
materi. Ketika menentukan sumber belajar guru juga guru selama melaksanakan pembelajaran IPAS.
harus menyesuaikan dengan capaian pembelajaran yang Pengalaman ini dapat berupa hambatan yang dihadapi dan
ada. Jadi, tidak hanya terpaku memanfaatkan buku paket cara mengatasinya. Beragam hambatan dihadapi guru,
dari Kemdikbudristek, tetapi juga bisa memanfaatkan mulai dari keadaan siswa yang belum bisa membaca,
sumber lainnya, salah satunya platform Merdeka Belajar. memahami bacaan, kurangnya pengadaan workshop dan
Implementasi yang ketiga berkaitan dengan aktivitas pengadaan grup KKG untuk sekolah yang
pembelajaran yang terdiri dari perencanaan pembelajaran, mengimplementasikan Kurikulum Merdeka melalui jalur
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan Mandiri Berubah, serta sering terjadinya perubahan-
refleksi pembelajaran. Perencanaan pembelajaran perubahan yang mendadak.
dilakukan oleh guru untuk mewujudkan pembelajaran Sebagai refleksi diri guru juga menyampaikan
yang sistematis sehingga tujuan pembelajaran dapat beragam perasaan atas pengalaman yang selama ini
tercapai. Beragam kegiatan perencanaan pembelajaran dijalaninya, ada yang senang. ada juga yang lebih suka
IPAS dilakukan guru tidak memiliki berbeda dengan mata IPA dan IPS diajarkan secara terpisah. Penerapan ke
pelajaran lainnya. Perencanaan pembelajaran yang depan pembelajaran IPAS berupa harapan guru untuk
dilakukan guru yaitu membuat perangkat pembelajaran mata pelajaran IPAS di Platform Merdeka Mengajar untuk
berupa modul ajar, menyiapkan bahan materi, materi dan bahan evaluasi lebih ditingkatkan agar sumber
mempelajari capaian pembelajaran, dan menentukan materi guru dapat beragam. Hal ini sesuai dengan
bahan yang dibutuhkan untuk asesmen siswa di awal Qomariyah & Maghfiroh (2022) berpendapat bahwa
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Keputusan Kepala tantangan dalam onsep kebijakan kurikulum merdeka
BKSAP nomor 033/H/KR/2022 pada mata pelajaran IPAS belajar salah satunya ialah guru dituntut untuk mampu
untuk mengimplementasikan pembelajaran IPAS di menciptakan proses pembelajaran yang memotivasi siswa
sekolah dasar dapat dilakukan dengan melakukan analisis untuk semangat belajar dan proses pembelajaran tidak
capaian pembelajaran, merumuskan tujuan pembelajaran, mengalami penekanan atau terbebani. Selain itu,
merumuskan alur tujuan pembelajaran (ATP), dan diharapkan juga ada tambahan waktu pada mata pelajaran
merancang modul ajar. Hal ini sejalan dengan Nurwahida IPAS karena waktu yang ada saat ini dianggap masih
(2020) menyatakan apabila seorang guru dalam kurang jika digunakan untuk praktek pada keterampilan
mengajarkan suatu mata pelajaran sudah sesuai dengan proses. Setiap guru memiliki harapan yang beragam dan
ketentuan yang berlaku, maka guru tersebut memiliki tentunya mengarah untuk ke arah yang lebih baik.
persepsi positif terhadap pemberlakuan mata pelajaran
tersebut. PENUTUP
Selanjutnya, dalam pelaksanaan pembelajaran Simpulan
dilakukan dengan beragam, yakni melakukan kegiatan Persepsi guru sekolah dasar tentang mata pelajaran
praktek dan melakukan kunjungan. Guru juga melakukan IPAS pada Kurikulum Merdeka sangat penting dalam
kegiatan evaluasi pembelajaran, berupa pemberian soal pengimplementasian pembelajaran IPAS yang berkualitas.

1852
Persepsi Guru tentang IPAS pada Kurikulum Merdeka

Persepsi guru sekolah dasar tentang mata pelajaran IPAS Asnawi, Abd. R., dkk. (2022). Analisis Pembaharuan
pada tiga sekolah dasar yang berada di Kec. Bagor, Kurikulum Darurat pada Mata Pelajaran Pendidikan
Nganjuk memiliki pemahaman yang beragam. Hal Pancasila dan Kewarganegaraan. Edukatif : Jurnal
Ilmu Pendidikan, 4(1), 786–794
tersebut dibuktikan dengan pemahaman guru mengenai
konsep, karakteristik, tujuan, dan rasionalisasi IPAS. Bahan Materi Penguatan Komite Pembelajaran. (2022).
Konsep IPAS yang dipahami guru adalah IPAS gabungan Program Sekolah Penggerak.
dari materi IPA dan IPS yang karakteristik adanya Bouckaert, M., & Kools, Q. (2018). Teacher Educators
keterampilan proses dan pemahaman IPAS berupa as Curriculum Developers: Exploration of a
pengetahuan alam dan sosial. IPAS juga dipahami dengan Professional Role. European Journal of Teacher
tujuan untuk menambah wawasan tentang lingkungan Education, 41(1), 32–49.
sekitarnya dan mengembangkan bakat siswa. Guru juga Chaplin, J.P. (2018). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta:
memahami jika dalam rasionalisasi IPAS Raja Grafindo Persada.
implementasinya dapat dilakukan secara bebas baik Creswell, J.W. (2014). Research Design Pendekatan
terpisah maupun terpadu sesuai pemahaman dan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
kemampuan guru. Guru juga mengimplementasikan Pustaka Pelajar.
pembelajaran IPAS dengan bervariasi sesuai dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Kamus
gambaran Kurikulum Merdeka yang dibuktikan dengan Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi yang
Eliza, D., dkk. (2022). Studi Deskriptif Profesionalisme
disusun cukup matang. Selain itu, guru juga menunjukkan Guru PAUD Berdasarkan Prinsip-Prinsip Profesional
refleksi yang beraga,selama menghadapi beragam Guru pada Undang-Undang No. 14 Tahun 2005.
hambatan, perasaan, dan harapan ke depannya tentang Jurnal Basicedu, 6(3), 4663–4671.
pembelajaran IPAS.
Ernawati, M., & Ernawati, M. (2018). Penggunaan
Metode Pendekatan Ketrampilan Proses untuk
Saran Meningkatkan Aktivitas Hasil Belajar IPA Siswa
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran dalam Kelas III Sekolah Dasar. Primary, 7(1), 75-87.
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi guru sekolah Gunawan, Imam. (2017). Metode Penelitian Kualitatif
dasar diharapkan dapat lebih aktif lagi mengikuti Teori dan. Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.
perkembangan dan perubahan kurikulum melalui kegiatan
Hardani, dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif &
pelatihan yang diselenggarakan phak-pihak terkait, IHT
Kuantitatif. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Grup.
yang diselenggarakan sekolah, dan beragam informasi dan
fitur dari platform Merdeka Mengajar. 2) Bagi kepala Idhartono, A. R. (2022). Literasi Digital pada Kurikulum
Merdeka Belajar bagi Anak. Devosi: Jurnal Teknologi
sekolah dapat secara rutin menjadwalkan kegiatan IHT di
Pembelajaran, 6(1), 91-96.
sekolah untuk memonitoring implementasi Kurikulum
Merdeka yang dilakukan guru utamanya dalam Indarta, Y., dkk. (2022). Relevansi Kurikulum Merdeka
pembelajaran IPAS. 3) Bagi peneliti selanjutnya, dapat Belajar dengan Model Pembelajaran Abad 21 dalam
Perkembangan Era Society 5.0. Edukatif: Jurnal Ilmu
lebih menelusuri mengenai pemahaman istilah IPAS
Pendidikan, 4(2), 3011-3024.
alasan istilah digabung, lebih mengeksplor, dan menggali
lagi terkait implementasi pembelajaran IPAS yang Irwanto. (2015). Psikologi Umum: Buku Panduan
Mahasiswa, Jakarta: Prenhallindo.
dilaksanakan secara terpadu maupun terpisah.
Iskandar, S., dkk. (2022). Pentingnya Kurikulum Darurat
Covid-19 Bagi Pendidikan Indonesia. Jurnal Sinektik,
DAFTAR PUSTAKA
5, 29–39.
Angga, A., dkk. (2022). Komparasi Implementasi Jatmiko, H. T. P., & Putra, R. S. (2022). Refleksi Diri
Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Guru dalam Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah
Dasar Kabupaten Garut. Jurnal Basicedu, 6(4), 5877- Penggerak. Lingua Franca: Jurnal Bahasa, Sastra, dan
5889. Pengajarannya, 6(2), 224-232.
Anwar, R. N. (2020). Persepsi Guru PAUD terhadap Joanes J., et. al. (2014). Persepsi & Logik. Malaysia:
Pembelajaran Paradigma Baru melalui Kurikulum UTM
Merdeka. Azzahra: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen
Dini, 3(2), 98-109.
Pendidikan. (2022). Dimensi, Elemen, dan Subelemen
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Suatu Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka.
Pendekatan Praktik.Yogyakarta: Rineka Cipta. No. 033/H/KR/2022

1853
JPGSD. Volume 11 Nomor 9 Tahun 2023, 1841-1854

Kurniawan, Asep. (2018). Metode Penelitian Pendidikan. Sammel. (2014). Emosi, Bagaimana Mengenal,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Menerima dan Mengarahkannya. Yogyakarta:
Kanisius.
Lestariningrum, A. (2022). Konsep Pembelajaran
Terdefirensiasi Dalam Kurikulum Merdeka Jenjang Saputra, D. W., & Hadi, M. S. (2022). Persepsi Guru
PAUD. Prosiding SEMDIKJAR (Seminar Nasional Sekolah Dasar Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu
Pendidikan dan Pembelajaran). tentang Kurikulum Merdeka. Jurnal Holistika, 6(1),
28-33.
Marwa, dkk. (2023). Persepsi Guru Sekolah Dasar
terhadap Mata Pelajaran IPAS pada Kurukulum Satriana, M., dkk. (2022). Persepsi Guru PAUD terhadap
Merdeka. Metodik Didaktik: Jurnal Pendidikan Ke- Pembelajaran Online: Fenomena Masa Pandemi
SD-an, 18(2), 54-65. Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 6(1), 362–373.
Muslim, A. (2022). Landasan Filsafat Idealisme dan
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Journal of Sherly, D., dkk (2020). Mmerdeka Belajar: Kajian
Education Technology Information Social Sciences Literatur. UrbanGreen Conference Proceeding
and Health, 1(1), 34-40. Library, 1.
Nahdiyah, U., dkk. (2022). Pendidikan Profil Pelajar Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang
Pancasila Ditinjau dari Konsep Kurikulum Merdeka. Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Seminar Nasional Manajemen Strategik
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif.
Pengembangan Profil Pelajar Pancasila pada PAUD
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
dan Pendidikan Dasar.
Suhandi, A. M., & Robi’ah, F. (2022). Guru dan
Nevid, J. S. (2017). Psikologi Konsepsi dan Aplikasi.
Tantangan Kurikulum Baru: Analisis Peran Guru
Bandung: Nusa Media.
dalam Kebijakan Kurikulum Baru. Jurnal Basicedu,
Nikmah, Afiatul. (2019). Skripsi: Persepsi Guru Kelas 6(4), 5936–5945.
dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Sumarsih, I., dkk. (2022). Analisis Implementasi
Nurani, D., dkk (2022). Buku Saku Edisi Serba-serbi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak Sekolah
Kurikulum Merdeka Kekhasan Sekolah Dasar. Dasar. Jurnal Basicedu, 6(5), 8248–8258
Jakarta: Direktorat Sekolah Dasar.
Sunarni, S., & Karyono, H. (2023). Persepsi Guru
Nurwahida. (2020). Skripsi: Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
Tentang Implementasi Kurikulum 2013 di Kelurahan di Sekolah Dasar. Journal on Education, 5(2), 1613-
Pasir Putih Kecamatan Borong Kabupaten Sinjai. 1620.
Purnawanto, A. T. (2022). Perencanakan Pembelajaran Susilowati, D. (2023). Peningkatan Keaktifan Belajar
Bermakna Dan Asesmen Kurikulum Merdeka. Jurnal Peserta Didik melalui Implementasi Metode
Pedagogy, 15(1), 75-94. Eksperimen pada Mata Pelajaran IPAS. Khazanah
Pendidikan, 17(1), 186-196.
Qomariyah, N., & Maghfiroh, M. (2022). Transisi
Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka: Peran Thahir, Andi. (2014). Psikologi Belajar. Tulungagung:
dan Tantangan dalam Lembaga Pendidikan. In Insitut Agama Islam Negeri Tulungagung.
Gunung Djati Conference Series (Vol. 10, pp. 105-
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
115).
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Rahayu, R., dkk. (2022). Implementasi Kurikulum
Walgito, Bimo. 2017. Pengantar Psikologi Umum.
Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak. Jurnal
Yogyakarta: Andi Offset,
Basicedu, 6(4), 6313-6319.
Winangsih, E., & Harahap, R. D. (2023). Analisis
Ramda, T. M. N. (2020). Skripsi: Persepsi Guru dan
Penggunaan Media Pembelajaran pada Muatan IPA di
Siswa terhadap Pembelajaran Daring pada Mata
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 7(1), 452-461.
Pelajaran Bahasa Indonesia di MI-Ba’ani Kota
Bengkulu pada Masa Pandemi Covid-19. Wulandari, A. P., dkk. (2023). Penggunaan Media
Pembelajaran terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Ritonga, R., dkk. (2022). Pelatihan Metode Refleksi Bagi
IPS Siswa Sekolah Dasar. Journal on Education, 5(2),
Guru Sekolah Penggerak Dalam Proses Pembelajaran.
2848-2856.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 6(2),
995-1002. Yanitsky, (2017). Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan
IPA Kurikulum Merdeka Belajar” Diajukan sebagai
Safitri, A., dkk. (2022). Proyek Penguatan Profil Pelajar
Tugas Mata Kuliah Pendidikan IPA SD
Pancasila: Sebuah Orientasi Baru Pendidikan dalam
Meningkatkan Karakter Siswa Indonesia. Jurnal Yusuf, Muri. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif,
Basicedu, 6(4), 7076–7086. Kualitatif dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Kencana.

1854

Anda mungkin juga menyukai