9 Tahun 2016 17
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kompetensi pedagogik yang dimiliki guru IPA SMP Negeri 1
Wonosari dan SMP Negeri 8 Yogyakarta dalam implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari aspek PCK
(Pedagodical Content Knowledge), (2) proses pembelajaran IPA SMP Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri 8
Yogyakarta dalam implementasi Kurikulum 2013 ditinjau dari aspek PCK (Pedagodical Content Knowledge).
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, sekolah yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan melalui
purposive sampling, subjek penelitin ini adalah satu guru IPA SMP N 8 Yogyakarta, dan SMP N 1 Wonosari.
Tahap analisis data menggunakan Model Miles and Huberman. Tahap-tahap penelitian ini meliputi tahap reduksi
data (data reduction), display data (data display), dan verifikasi (conclution). Instrumen penelitian yang digunakan
berupa lembar observasi proses pembelajaran yang berupa aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kelas yang
terdiri atas kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dalam pelaksanaan pembelajaran, lembar
analisis rencana pelaksaan pembelajaran (RPP), dan lembar wawancara guru IPA. Hasil penelitian studi kasus
kompetensi pedagogik yang dimiliki guru IPA di SMP Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri 8 Yogyakarta dalam
implementasi Kurikulum 2013 ditinjau dari aspek PCK (Pedagodical Content Knowledge): (1) curricular
knowledge: dalam merencanakan pembelajaran, guru IPA membuat sendiri RPP kurikulum 2013 dan disesuaikan
dengan sekolah dan peserta didik, knowledge of understanding of science: kemampuan guru IPA belum
memfasilitasi dalam memahami kesulitan siswa yang mengacu pada pengetahuan mereka terhadap konsep ilmu
yang ditemui siswa, knowledge of instructional strategic: kemampuan guru sudah menuntun siswa untuk mencari
tahu (discovery learning) dan mengembangkan kreativitas, knowledge of assessment: guru IPA mampu mengukur
aspek perilaku, kognitif/pengetahuan dan aspek dan psikomotorik/keterampilan berdasarkan content materi IPA,
namun dalam aspek menilai perilaku siswa masih terkendala, (2) pembelajaran IPA berbasis pendekatan science
process skills serta penyampaian tujuan pembelajaran sesuai berdasarkan content materi IPA, guru IPA
memfasilitasi siswa untuk menalar dan memecahkan masalah, guru tidak memfasilitasi kemampuan siswa dalam
menghasilkan ide gagasan
.
Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik, Kurikulum 2013, PCK
Abstract
The aims of this research are to identify: (1) Science teacher pedagogical competence SMP N 1 Wonosari
and SMP N 8 Yogyakarta in the implementation of curriculum 2013 is reviewed from aspect PCK (Pedagogical
Content Knowledge), (2) science learning process in the implementation of curriculum 2013 is reviewed from
aspect PCK (Pedagogical Content Knowledge).This research is a case study, the school used in this research was
determined by purposive sampling, and the subject of this experiment is science teacher SMP N 1 Wonosari and
SMP N 8 Yogyakarta. Data analysis stage using the model of Miles and Huberman. The stages of this research
include data reduction, data display, conclusion. The research instrument used in the form of learning process
observation sheet form of the activities of teachers and students in classroom activities consisting of preliminary
activities, core activities, and closing activities the implementation of learning, learning sheet analysis lesson plan ,
and science teacher interviews.The result of a case study pedagogical competence a science teacher SMP N 1
Wonosari and SMP N 8 Yogyakarta in the implementation of curriculum 2013 is reviewed from aspect PCK
(Pedagogical Content Knowledge): (1) curricular knowledge: in lesson plan, science teacher create their own
lesson plans curriculum 2013 and adjusted to the school and students, knowledge understanding of science:
18 Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Vol. 5 No. 9 Tahun 2016
science teacher did not facilitate ability to understand the difficulties students on their knowledge science concepts,
knowledge of instructional strategic: the ability of teacher has led students to discovery learning and develop
creativity, knowledge of assessment: science teacher can measure aspect behavior, knowledge/skills, and aspects of
cognitive/psychomotor based content science, but the aspect of assessing students behavior is still constrained. (2)
learning science based approach to science process skills and delivery of appropriate learning objectives based on
the content of material science, science teacher facilitates students to reason and solve problems, but does not
facilitate student’s ability to generate ideas.
Pelaksaan Pembelajaran (RPP); (2) proses mereka terhadap konsep ilmu yang ditemui siswa,
pembelajaran yang berupa aktivitas guru dan (3) knowledge of instructional strategic:
aktivitas siswa dalam kelas yang terdiri atas kemampuan guru sudah menuntun siswa untuk
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan mencari tahu (discovery learning) dan
penutup dalam pelaksanaan pembelajaran mengembangkan kreativitas, namun guru tidak
Teknik Analisis Data memfasilitasi kemampuan siswa dalam
Tahap analisis data menggunakan Model menghasilkan ide gagasan (4) knowledge of
Miles and Huberman. Tahap-tahap penelitian ini assessment: Guru IPA mampu mengukur aspek
meliputi tahap reduksi data (data reduction), perilaku, kognitif/pengetahuan dan aspek dan
display data (data display), dan verifikasi psikomotorik/keterampilan berdasarkan content
(conclution). Instrumen penelitian yang materi IPA, namun dalam aspek menilai perilaku
digunakan berupa lembar observasi proses siswa masih terkendala.
pembelajaran yang berupa aktivitas guru dan 2. Proses pembelajaran IPA SMP dalam
aktivitas siswa dalam kelas yang terdiri atas implementasi Kurikulum 2013 ditinjau
dari aspek PCK.
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup dalam pelaksanaan pembelajaran, lembar Ditinjau dari aspek curricular knowledge,
analisis rencana pelaksaan pembelajaran (RPP), dalam proses pembelajaran, guru IPA SMP
dan lembar wawancara guru IPA Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri 8
Yogyakarta mampu merencanakan dan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN menjalankan kurikulum yang aktif, efektif serta
1. Kompetensi pedagogik yang dimiliki guru
memiliki pengetahuan tentang tujuan ilmu
IPA ditinjau dari aspek PCK
pengetahuan dan sasaran berdasarkan konten
Kompetensi pedagogik yang dimiliki guru
pembelajaran IPA berbasis pendekatan science
IPA di SMP Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri
process skills, hasil observasi guru IPA SMP
8 Yogyakarta dalam implementasi Kurikulum
Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri 8
2013 ditinjau dari aspek PCK (Pedagodical
Yogyakarta dalam penyampaian tujuan hanya
Content Knowledge) terdapat beberapa komponen
berisi aspek pengetahuan belum menyampaikan
yaitu: (1) curricular knowledge: pembelajaran
aspek sikap dan keterampilan berdasarkan content
IPA berbasis pendekatan science process skills
materi IPA, kedua guru IPA mampu menguasai
serta penyampaian tujuan pembelajaran sesuai
konten (isi) materi pembelajaran dengan baik,
berdasarkan content materi IPA, dalam
karena penguasaan guru terhadap content isi
merencanakan pembelajaran, guru IPA membuat
materi IPA merupakan suatu keharusan.
sendiri RPP kurikulum 2013 dan disesuaikan
Ditijau dari knowledge understanding of
dengan sekolah dan peserta didik (2) knowledge
science merupakan kinerja guru dalam menguasai
of understanding of science: kemampuan guru
bahan pembelajaran aspek knowledge
IPA belum memfasilitasi dalam memahami
understanding of science, keterpaduan IPA sudah
kesulitan siswa yang mengacu pada pengetahuan
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Vol. 5 No. 9 Tahun 2016 21
dimunculkan tetapi masih terkendala. Dengan kemampuan pedagogik guru dalam pembelajaran
mengacu buku guru dan siswa, guru seharusnya IPA dapat dilihat dengan penyampaian materi
dapat memunculkan keterpaduannya. yang tidak keluar dari konteks materi maupun
Keterpaduan dapat dipandang dari integrasi IPA tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan guru
dan sikap, dan integrasi materi IPA (fisika, kimia, SMP Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri 8
biologi, bumi antariksa). Guru di SMP Negeri 1 Yogyakarta mampu menunjukkan penguasaan
Wonosari sudah mengintegrasikan dengan ranah materinya kepada peserta didik, serta kemampuan
sikap (religi dan sosial). Namun guru di SMP guru dalam mengkondisikan dirinya sebagai
Negeri 8 Yogyakarta belum mampu seorang guru yang dihormati oleh peserta
memunculkan keterpaduan baik dengan ranah didiknya dan mau menerima secara bijak
sikap, pengetahuan, keterampilan maupun tanggapan maupun pertanyaan yang disampaikan
integrasi materinya sendiri. Kemampuan guru oleh peserta didik. Bentuk lain yang bisa menjadi
dalam mengkaitkan materi dengan pengetahuan tolak ukur lainnya yaitu penggunaan media dalam
lain yang relevan, perkembangan Iptek, dan meningkatkan keaktifan siswa selama
kehidupan nyata, dilihat dari proses pembelajaran pembelajaran berlangsung yang disertai dengan
terpenuhi oleh guru. Usaha yang dilakukan guru komunikasi yang baik antar guru dan peserta
IPA SMP Negeri 1 Wonosari dengan didik yang pada akhirnya menimbulkan respon
menyediakan pembelajaran di luar kelas dapat positif dari peserta didik terhadap pembelajaran
mendorong peserta didik lebih kreatif dalam yang diikutinya. Kegiatan pembelajaran yang
melakukan proses pembelajaran. Peserta didik dilakukan sudah berbasis scientific. Siswa sudah
dapat melihat langsung fenomena yang diarahkan untuk melakukan pengamatan,
terjadi di lingkungan sekitar. Sedangkan guru mengklasifikasikan. Namun demikan, siswa
IPA di SMP Negeri 8 Yogyakarta membawa kesulitan untuk menalar menuju rumusan
sebuah kamera, lup, serta memberikan penjelasan kesimpulan dari data yang yang diperoleh. Dalam
prinsip kerja dari masing-masing alat tersebut. hasil wawancara dalam mengaitkan materi dan
Guru IPA sudah berusaha memberikan kegiatan yang diperkaya dengan kebutuhan agar
bimbingan dan menyediakan berbagai siswa dapat berpikir kritis dan analitis guru IPA
kesempatan yang dapat mendorong siswa belajar SMP Negeri 1 Wonosari kadang memberikan
dan untuk memperoleh pengalaman sesuai tugas proyek dalam hal ini guru dalam
dengan tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pemahaman materi baru tidak selalu memperkaya
pembelajaran ditandai oleh tingkat penguasaan siswa dalam berpikir kritis, bahkan guru IPA
kemampuan dan pembentukan kepribadian. SMP Negeri 8 Yogyakarta dalam pelaksanaan
Proses pembelajaran melibatkan berbagai pembelajaran sudah membekali siswa untuk
kegiatan dan tindakan yang perlu dilakukan oleh berpikir kritis, guru memfasilitasi siswa untuk
siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik memecahkan masalah melalui kerja kelompok.
Ditinjau dari aspek knowledge of Kemampuan questioning anak sudah muncul
instructional strategics adapun bentuk nyata dari tetapi belum menggambarkan tingkat berpikir
22 Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Vol. 5 No. 9 Tahun 2016
kritis namun terdapat beberapa anak yang mampu ditinjau dari aspek PCK (Pedagodical Content
mengembangkan sikap berpikir kritisnya dari Knowledge): (1) curricular knowledge: dalam
pengamatan yang ditemui. merencanakan pembelajaran, guru IPA membuat
Ditinjau dari knowledge of assessment, sendiri RPP kurikulum 2013 dan disesuaikan
penilaian proses dan hasil belajar IPA secara dengan sekolah dan peserta didik, knowledge of
berkesinambungan sesuai petunjuk yang ada. understanding of science: kemampuan guru IPA
Guru IPA SMP Negeri 1 Wonosari lebih sering belum memfasilitasi dalam memahami kesulitan
mengadakan tes untuk mengetahui sejauh mana siswa yang mengacu pada pengetahuan mereka
penguasaan peserta didik terhadap materi yang terhadap konsep ilmu yang ditemui siswa,
telah diajarkan dibandingkan dengan guru IPA knowledge of instructional strategic: kemampuan
SMP Negeri Negeri 8 Yogyakarta. Hasil guru sudah menuntun siswa untuk mencari tahu
penelitian menunjukkan bahwa penilaian dan (discovery learning) dan mengembangkan
evaluasi proses hasil yang dilakukan oleh guru kreativitas, knowledge of assessment: guru IPA
dapat dikatakan dengan baik. Kemampuan guru mampu mengukur aspek perilaku,
dalam mengukur KD pada KI I dan KI II melalui kognitif/pengetahuan dan aspek dan
observasi perilaku, mengukur KD pada KI III psikomotorik/keterampilan berdasarkan content
melalui tes tulis, mengukur KD pada KI IV materi IPA, namun dalam aspek menilai perilaku
dengan penilaian produk, unjuk kerja, proyek siswa masih terkendala, (2) pembelajaran IPA
berdasarkan konten materi IPA melalui berbasis pendekatan science process skills serta
pengamatan proses pembelajaran dan di RPP, penyampaian tujuan pembelajaran sesuai
guru sudah menyusun rubrik penilaian sikap, berdasarkan content materi IPA, guru IPA
kognitif dan keterampilan Guru melakukan tes memfasilitasi siswa untuk menalar dan
untuk mengetahui penguasaan peserta didik dan memecahkan masalah, guru tidak memfasilitasi
mengadministrasikan sesuai dengan aturan dari kemampuan siswa dalam menghasilkan ide
sekolah. Dengan adanya administrasi penilaian gagasan
dan penilaian portofolio maka perkembangan Saran
peserta didik dalam pembelajaran dapat dilihat. (1) Perlu dilakukan pelatihan dan diskusi
Hasil administrasi penilaian tersebut nantinya pengalaman yang kontinyu terkait pelaksanaan
dapat digunakan guru untuk menentuka proses pembelajaran IPA di kelas sehingga dapat
ketuntasan belajar IPA memberikan contoh dan memantu hambatan guru
dalam kurikulum 2013; (2) perlu dilakukan
SIMPULAN DAN SARAN
penelitian untuk meningkatkan kreativitas,
Simpulan
keterampilan berpikir kritis baik untuk guru
Hasil penelitian studi kasus kompetensi
maupun siswa; (3) perlu dilakukan penelitian
pedagogik yang dimiliki guru IPA di SMP
untuk meningkatkan kemampuan scientific
Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri 8
peserta didik; (4) perlu dilakukan penelitian
Yogyakarta dalam implementasi Kurikulum 2013
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Vol. 5 No. 9 Tahun 2016 23
lanjutan untuk menyusun bahan ajar materi IPA
terpadu untuk membantu guru dalam
mengembangkan materi terpadu
DAFTAR PUSTAKA
Abell, S. K. (2008). Twenty years later: Does
pedagogical content knowledge remain
a useful idea?. International Journal of
Science Education. Vol 30(10): 1405-
1416.
Magnusson, S., Krajcik, J., & Borko, H. (1999).
Nature, sources and development of
pedagogical content knowledge for
science teaching. Dalam J. Gess-
Newsome & N. G. Lederman (Eds.),
Examining pedagogical content
knowledge: The construct and its
implications for science education
(pp.95-132). Dordrecht, The
Netherlands: Kluwer Academic.
Miles BM & AM Huberman. (1992). Analisis
Data Kualitatif. (Terjemahan Tjetjep
Rohendi Rohidi). Jakarta: Universitas
Indonesia Press
_______. (2007). Analisis Data Kualitatif: Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru.
Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi.
Jakarta: UI Press
[Permendiknas] Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional. (2007). Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 16 tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
Jakarta: BSNP.