Anda di halaman 1dari 2

UAS TELAAH KURIKULUM IPA SMP

Syifa Aulia Sholihah


11140161000027
Pendidikan Biologi 5A
Literasi Sains dan Kurikulum IPA SMP

Membangun Kerjasama Guru dan Siswa untuk Mengimplementasikan


Kurikulum 2013 Sebagai Upaya Meningkatkan Literasi Sains pada Siswa
Pada era ini, istilah literasi sains bukanlah sebuah perbincangan yang baru. Berbagai
kalangan terutama para pengamat dan praktisi pendidikan menggeluti literasi sains secara aktif,
terlebih literasi sains saat ini merupakan sebuah tujuan kurikulum dan pembelajaran IPA. Baru-
baru ini, hasil tes dan survei untuk mengukur kemampuan literasi sains siswa yaitu PISA
(Programme for International Student Assesment) telah dirilis oleh lembaga yang setiap tiga
tahun sekali sejak tahun 2000 yang lalu menggeluti bidang ini, yaitu OECD (Organisation for
Economic Co-operation and Development). OECD melakukan evaluasi berupa tes dan
kuisoner pada beberapa negara yag ditujukan kepada siswa-siswi yang berumur 15 tahun atau
jika dilihat dari jenjang pendidikan di Indonesia sekitar kelas IX atau kelas X, dengan materi
yang dievaluasi adalah sains, membaca, dan matematika.

Bagaimana dengan performa siswa-siswi Indonesia dari hasil tes dan survei PISA
2015?
Hasil tes dan survei yang diikuti oleh 72 negara ini tentu saja mendapat sorotan dari
berbagai pihak. Berdasarkan nilai rerata yang tercantum di dalam hasil tes dan survei PISA,
terjadi peningkatan nilai PISA Indonesia di tiga kompetensi yang diujikan. Peningkatan
terbesar terlihat pada kompetensi sains, dari 382 poin pada tahun 2012 menjadi 403 poin di
tahun 2015. Dalam kompetensi matematika meningkat dari 375 poin di tahun 2012 menjadi
386 poin di tahun 2015. Kompetensi membaca belum menunjukkan peningkatan yang
signifikan, dari 396 di tahun 2012 menjadi 397 poin di tahun 2015. Hasil itu menempatkan
Indonesia berada pada posisi 64 dari 72 negara.
Meninjaua kembali hasil PISA beberapa tahun yang lalu, bahwa terjadi peningkatan
cakupan sampling peserta didik Indonesia yaitu sebanyak 46 persen di tahun 2003 menjadi 53
persen di tahun 2006. Selanjutnya, angka tersebut naik ke 63,4 persen di tahun 2012, dan
menjadi 68,2 persen di tahun 2015. Hal tersebut patut mendapatkan apresiasi dan memberikan
optimisme bagi para pengembang pendidikan, meskipun nilai tersebut masih dibawah rerata
OECD.
Peranan literasi sains dalam pendidikan
Literasi sains diartikan sebagai kapasitas siswa untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan serta untuk menganalisis, bernalar dan berkomunikasi secara efektif apabila
siswa dihadapkan pada masalah, harus menyelesaikan dan menginterpretasi masalah pada
berbagai situasi. Dalam PISA literasi sains mencangkup dimensi konten, proses, konteks dan
sikap siswa terhadap sains. Materi atau konten sains tidak terkait langsung dengan kurikulum
di negara manapun. Proses sains dalam PISA mencangkup pengetahuan sains, membuat
keputusan, dan dalam konteks dunia melibatkan isu-isu yang penting dalam kehidupan secara
umum seperti juga terhadap kepedulian pribadi (Anna Permanasari : 2014)
Pentingnya literasi sains bagi setiap orang sebagai masyarakat, warga negara dan warga
dunia sudah disadari orang-orang dinegara maju. Setiap warga negara memiliki tingkat literasi
sains agar dapat bertahan hidup di alam maupun di tempatnya bekerja berbekal pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai yang terdapat di dalamnya.

Bagaimana Kurikulum 2013 mengakomodasi pengembangan pendidikan sains?

Kurikulum 2013 sebenarnya merupakan kurikulum yang sangat ideal. Dalam


implementasinya, diperlukan effort dari berbagai pihak agar dapat dilaksanakan sesuai dengan
yang diharapkan oleh penyusun kurikulum. Kurikulum 2013 menghendaki implementasi
kurikulum dilakukan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, dengan
model pembelajaran yang disarankan, yaitu problem based learning, project based learning,
discovery learning, inkuiri dan lain sebagainya. Apapun pendekatan yang digunakan, tahapan
pembelajarannya mencerminkan kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, serta
mengkomunikasikan. Sehingga secara keseluruhan kurikulum 2013 ini berperan untuk
pendidikan sains dan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajarannya diberi penekanan dengan cara
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk berinkuiri dan
melakukan sesuatu secara mandiri sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Membangun kerjasama guru dan siswa untuk mengimplementasikan kurikulum IPA


SMP 2013

Empat dimensi literasi sains yaitu konteks, konten, kompetensi dan sikap siswa
terhadap sains berkaitan erat dengan tahapan pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum
2013, terutama dalam kurikulum IPA SMP 2013. Sehingga dari segi perencanaan, kurikulum
2013 merupakan kurikulum yang tidak ketinggalan zaman dan patut diacungi jempol. Akan
tetapi permasalahan yang masih harus digaris bawahi adalah kesulitan para guru, terutama para
guru senior dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Selain itu, kebiasaan dalam diri
siswa dalam mendapatkan materi belajar yaitu cenderung hanya terpaku terhadap apa yang
guru sampaikan. Oleh sebab itu, untuk keberhasilan dalam mengimplementasikan kurikulum
2013 diperlukan adanya kerjasama antara guru dan siswa.
Bagi seorang guru, untuk keberhasilan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013
diharapkan seorang guru mampu untuk mempelajari dan mempersiapkan kebutuhan bahan
pembelajaran bagi siswa. Bekal untuk pembelajaran bisa di dapatkan dari pelatihan kurikulum
2013 yang diadakan pemerintah maupun berasal dari buku teks yang disediakan khusus untuk
guru. Sedangkan bagi seorang siswa, demi tercapainya tujuan kurikulum lebih ditekankan
untuk membaca buku dan membiasakan diri dengan pembelajaran yang seorang guru rancang.
Dengan adanya kerjasama antara guru dan siswa, diharapkan implementasi kurikulum 2013,
terutama pada IPA SMP dapat dicapai dengan baik.

Berdasarkan pemaparan diatas, hubungan antara literasi sains dengan kurikulum 2013
sangat erat kaitannya. Jika rancangan pembelajaran yang telah tercantum di dalam kurikulum
2013 diterapkan dengan baik dalam pembelajaran dan dibarengi dengan adanya kerjasama
antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan kurikulum, maka kemungkinan besar untuk
mengejar negara-negara maju dalam menggagas literasi sains dapat berjalan dengan baik.
Sehingga, prestasi yang telah di dapat dalam PISA dapat terus merangkak naik diatas rata-rata.

Anda mungkin juga menyukai