Anda di halaman 1dari 10

JURNAL 1

JUDUL Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis di Sekolah Dasar
NAMA PENULIS Septi Fitri Meilana1 , Nur Aulia2 , Zulherman3 , Galih Baskoro Aji
NAMA JURNAL Jurnal Basicedu
TAHUN 2021
NOMOR 5
VOLUME 1
HALAMAN 218 – 226

PENDAHULUAN

Berpikir kritis penting untuk menyiapkan siswa dalam menghadapi berbagai


persoalan persoalan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari (Zulfadewina et al., 2020; Zulherman et
al., 2020). berpikir kritis adalah kemampuan menyelesaikan masalah secara rasional menurut tahapan
yang logis dan memberikan hasil pemecahan yang lebih efisien. Menurut Ennis dalam (Sani, 2019),
kemampuan berpikir kritis dikelompokkan menjadi 5 aspek indikator kemampuan berpikir kritis, yaitu:
1) memberikan penjelasan sederhana (meliputi: memfokuskan masalah, menganalisis argumen,
bertanya dan menjawab pertanyaan klasifikasi atau pertanyaan yang menantang), 2) membangun
keterampilan dasar (meliputi mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber, mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi), 3) melakukan inferensi (meliputi membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi, membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya), 4)
memberikan penjelasan lebih lanjut (meliputi mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi,
mengidentifikasi asumsi), 5) mengatur strategi dan teknik (meliputi merumuskan dan memutuskan
suatu tindakan, menyampaikan argumen secara lisan maupun tulisan).

Pada pembelajaran kooperatif beragam jenis modelnya, salah satunya adalah model Think Pair
Share (TPS). Model pembelajaran TPS terdiri dari tahap thinking, dimana guru memberikan pertanyaan
atau permasalahan terhadap siswa. Tahap tersebut siswa diberi waktu berpikir sendiri terlebih dahulu.
Selanjutnya tahap pairing, siswa bersama pasangannya berdiskusi mengenai jawaban yang
didapatkannya pada tahap thinking. Kemudian tahap sharing, dimana siswa membagikan hasil jawaban
mereka ke depan kelas. Menurut (Kurniasih & Sani, 2015) menyatakan bahwa model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan dan berbagi merupakan pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa di sekolah. Model ini dirancang untuk
mempengaruhi proses interaksi siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, menurut
(Wicaksono et al., 2017) menyatakan model Think Pair Share (TPS) merupakan model pembelajaran
yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih leluasa dalam merespons pengetahuan maupun
soal yang diberikan.
Berdasarkan uraian diatas, dengan adanya penggunaan model pembelajaran Think Pair Share
(TPS) diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu, untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran TPS terhadap kemampuan berpikir kritis
perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
terhadap kemampuan berpikir kritis IPS siswa kelas V SDN Bintara VI Bekasi Barat”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen quasi eksperimental design dengan desain
the non equivalent post-test only control design. Desain penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan penerapan
model TPS, sedangkan kelompok kontrol hanya diberikan perlakuan dengan model konvensional.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2019/2020 di SDN Bintara VI Bekasi Barat.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Bintara VI Bekasi Barat tahun
ajaran 2019/2020 sebanyak tiga kelas. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas V-A
sebagai kelas kontrol dengan jumlah 24 siswa dan kelas V-C sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 24
siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota sampel untuk dipilih menjadi sampel. Sampel yang diambil sebanyak dua kelas secara
sengaja dengan pertimbangan tertentu. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kritis IPS. Instrumen
penelitian dilakukan uji validasi isi dan instrumen. Uji validasi isi dan instrumen juga divalidasi konstruk
oleh ahli (judgment expert).

Prosedur penelitian dalam penelitian ini menyesuaikan dengan pembelajaran yang berlangsung
saat ini secara daring dengan berbantu platform whattsapp group. Guru membuat grup kelompok kecil
untuk setiap anggota kelompoknya berdikusi sebelum menjelaskan hasil diskusinya dengan kelompok ke
grup kelas. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes berdasarkan hasil post-test setelah kedua
kelas diberikan perlakuan masing-masing berupa soal essay untuk mengukur kemampuan berpikir kritis
IPS siswa. Analisis data pada penelitian ini yaitu teknik analisis dengan uji perbedaan data rata-rata
populasi menggunakan uji-t (t-test) dengan taraf signifikan 0,05 atau 5%. Uji persyaratan harus
dilakukan sebelum uji hipotesis, diantaranya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji
normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji liliefors, sedangkan uji homogenitas yaitu uji
fisher atau uji-F. Uji ini dilakukan dengan taraf signifikan 0,05.

KESIMPULAN

Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Hasil perhitungan validitas pada 11 butir soal berupa soal esai dengan menggunakan rumus
product moment yang terhitung, didapatkan 9 butir soal valid. Masing-masing butir soal yang telah
dinyatakan valid karena rhitung ≥ rtabel.
(2) Selanjutnya perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha cornbach yang
diperoleh rhitung= 0,661. Maka butir soal yang telah valid sebanyak 9 soal dinyatakan reliabel karena
rhitung ≥ rtabel yaitu 0,661 ≥ 0,367.

(3) Hasil perhitungan kemampuan berpikir kritis IPS di kelas eksperimen dengan menggunakan
model pembelajaran Think Pair Share (TPS) untuk nilai rata-rata 81,42; varians sebesar 108,080 dan
simpangan baku 10,396. Sedangkan hasil perhitungan kemampuan berpikir kritis IPS di kelas kontrol
dengan menggunakan model konvensional untuk rata-rata sebesar 70,79; varians sebesar 171,303 dan
simpangan baku sebesar 13,088.

(4) Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji liliefors diperoleh Lhitung kelas
eksperimen sebesar 0,080 dan nilai Lhitung kelas kontrol 0,121. Pada penelitian ini menggunakan taraf
signifikan ɑ= 0,05 dengan n= 24 dan n= 24 nilai Ltabel masing-masing sebesar 0,173, maka H0 diterima
dapat dinyatakan bahwa kedua sampelersebut berdistribusi normal.

(5) Dari hasil uji homogenitas menggunakan uji fisher diperoleh derajat kebebasan pembilang 23
dan penyebut 23, sehingga didapati Fhitung sebesar 1,585 dan Ftabel sebesar 2,01. Berdasarkan kriteria
penguji yaitu Fhitung ≤ Ftabel berarti H0 diterima maka bersifat homogen.

(6) Setelah pengujian normalitas dan homogenitas, dilanjutkan dengan uji hipotesis
menggunakan uji-t yang diperoleh hasil thitung sebesar 3,117 dan ttabel sebesar 2,015. Karena thitung ≥
ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat pengaruh kemampuan berpikir kritis IPS siswa
kelas V SDN Bintara VI dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Artinya
berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap
kemampuan berpikir kritis IPS siswa dapat disimpulkan bahwa model Think Pair Share (TPS)
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SDN Bintara VI Bekasi Barat.
JURNAL 2

JUDUL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE


(TPS) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
NAMA PENULIS AFRI MARDICKO
NAMA JURNAL Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar
TAHUN 2019
NOMOR 2
VOLUME 6
HALAMAN 204-210

PENDAHULUAN

Hal ini menimbulkan keinginan pada penelitian ini yang telah menguji kemampuan pemecahan
masalah dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think, Pair, and Share). Arends (Trianto,
2012:132) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan suatu cara yang
efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas yang bisa memberikan siswa lebih banyak
waktu berpikir, merespon dan saling membantu dalam memecahkan masalah matematis. Peneliti lain
telah menguji model pembelajaran TPS terhadap peningkatan hasil belajar IPS , terhadap hasil belajar
ditinjau dari keterampilan berfikir kritis siswa , terhadap self-efficacy siswa ditinjau dari gender (Nuyami,
Suastra, & Sadia, 2014), penelitian lainnya pun menggunakan model pembelajaran TPS untuk menguji
pengaruh terhadap kemampuan berbicara dan keterampilan berpikir kreatif , untuk meningkatkan hasil
belajar IPS , dan model pembelajaran pun digunakan untuk peningkatan hasil belajar pada jurusan
keperawatan . Dilihat dari penelitian terdahulu telah banyak sekali penelitian guna meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah. Oleh sebab itu, dalam hal ini peneliti memiliki tujuan untuk menguji
pengaruh model pembelajaran tipe TPS terhadap kemampuan pemecahan masalah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan
(treatment) yang tidak ada pada pada penelitian lain. Pada desain ini terdapat dua kelompok kelas, satu
kelompok yang dijadikan kelas eksperimen dan mendapatkan perlakuan menggunakan model
pembelajaran tipe TPS, sedangkan satu kelompok dijadikan kelompok kontrol yang tidak diberi
perlakuan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti laksanakan di SDN 1 Pringsewu dan SDN 3 Pringsewu
kelas V semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020, bahwa model pembelajaran tipe TPS tidak memiliki
pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah.
JURNAL 3

JUDUL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN


METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs. NAHDLATUL MUSLIMIN KUDUS
NAMA PENULIS A . Ni’mah, P. Dwijananti
NAMA JURNAL Unnes Physics Education Journal
TAHUN 2014
NOMOR 2
VOLUME 3
HALAMAN 18-25

PENDAHULUAN

Lie (2004: 57) mengungkapkan bahwa Think Pair Share (TPS) merupakan strategi pembelajaran
yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas of Maryland pada 1981 dan
diadopsi oleh banyak penulis di bidang pembelajaran kooperatif pada tahun-tahun selanjutnya. Seperti
namanya “Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait
dengan pelajaran untuk dipikirkan siswa. Guru memberikan kesempatan kepada mereka memikirkan
jawabannya. Selanjutnya “Pairing”, pada tahap ini guru meminta siswa berpasang-pasangan. Guru
memberi kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk berdiskusi

Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode
eksperimen dalam penelitian ini adalah: (1) siswa membentuk kelompok dengan pengarahan guru,
masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Perwakilan setiap kelompok maju mengambil LKS, alat dan
bahan percobaan. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai langkah kerja dan data
pengamatan di LKS; (2) siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja
yang ada di LKS; (3) percobaan yang dilakukan siswa diperiksa oleh guru. Jika masih ada kelompok yang
belum dapat melakukan percobaan dengan benar, guru memberikan bimbingan; (4) setelah
memperoleh data pengamatan, masing-masing siswa mengerjakan pertanyaan dan kesimpulan yang
ada di LKS secara individu di buku tugas masing-masing (Tahap Think); (5) siswa berpasangan (2 orang)
dengan teman sebelahnya (masih dalam satu kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-
masing (Tahap Pair); (6) dua pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung untuk berdiskusi
dengan satu kelompoknya; (7) setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
(Tahap Share); (8) guru menanggapi hasil presentasi siswa dan memberikan informasi yang sebenarnya;
(9) siswa melakukan tanya jawab dengan guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan.

Penelitian terkait dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) telah dilakukan. Hasil
penelitian Ibrahim (2010) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Think Pair and Share
tebukti dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Hasil penelitian tersebut menambah bukti adanya
pengaruh positif dari penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Penelitian dengan
menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) disertai metode eksperimen ini tidak hanya
bertujuan dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau hanya meningkatkan aktivitas siswa saja, namun
dapat meningkatkan keduanya, yaitu meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
METODE
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin tahun
pelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode simple random
sampling. Sampel dipilih secara acak dua kelas dan didapat kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan
kelas VIII A sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa siswa
mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa duduk pada kelas yang sama, siswa
diampu oleh guru yang sama dan dalam pembagian kelas tidak ada kelas unggulan. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan aktivitas siswa. Desain penelitian
ini adalah true experimental design dengan pretest-posttest control group design. Kelas eksperimen
diterapkan model Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen, sedangkan kelas kontrol
menggunakan metode guru yaitu metode ceramah dan tanya jawab. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini ada tiga, yaitu: (1) metode dokumentasi berupa daftar nama siswa kelas VIII A, VIII B, dan
IX D, serta nilai rapor semester gasal IPA siswa kelas VIII A dan VIII B MTs. Nahdlatul Muslimin tahun
ajaran 2013/2014; (2) metode tes berupa pre-test dan post-test; dan (3) metode observasi berupa
lembar observasi aktivitas belajar siswa. Pada awal proses pembelajaran, kelas eksperimen dan kelas
kontrol diberi pre-test dengan soal yang telah diujicobakan pada kelas uji coba. Saat petemuan terakhir,
kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi post-test sebagai evaluasi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan. Observasi aktivitas belajar siswa dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pre-test
dan post-test diuji menggunakan uji gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan
analisis observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan bahwa model pembelajaran Think
Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas
VIII MTs. Nahdlatul Muslimin. Aktivitas belajar yang dapat dikembangkan dengan model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) disertai metode eksperimen adalah melakukan percobaan, menyimpulkan hasil
percobaan, mengajukan pertanyaan, mendengarkan presentasi dan mengemukakan pendapat serta
mengerjakan tes.
JURNAL
JUDUL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
DENGAN MEDIA CHEMIC (CHEMISTRY COMIC) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA DI SMAN 1 KRIAN
SIDOARJO
NAMA PENULIS Hengki Muhammad dan *Dian Novita
NAMA JURNAL Unesa Journal of Chemical Education
TAHUN 2018
NOMOR 3
VOLUME 7
HALAMAN 276-282

PENDAHULUAN

Ilmu kimia memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagian besar bersifat abstrak, memiliki sifat
yang berurutan, berkembang cepat, dan tidak sekedar memecahkan masalah. Secara garis besar
pembelajaran kimia memiliki tujuan untuk mempelajari fakta dari suatu sistem kimia dan mencari serta
menyusun teori yang dapat menjelaskan fakta-fakta kimia. Menguasai konsep ikatan kimia dapat
membantu siswa untuk memahai konsep-konsep lain karena materi ikatan kimia memberikan
penjelasan dasar proses terjadinya suatu reaksi.

Semua interaksi atau perubahan zat didalamnya berkaitan erat dengan konsep-konsep ikatan
kimia. Namun faktanya, masih banyak siswa yang kesulitan memahami materi ikatan kimia. Berdasarkan
pra penelitian yang dilakukan dikelas X MIPA SMAN 1 Krian, sebanyak 51% siswa menyatakan materi
ikatan kimia adalah materi yang sulit dipahami. Lalu berdasarkan hasil pra penelitian pada X MIPA SMAN
1 Krian, sebanyak 68,89% siswa menyatakan guru menyampaikan pembelajaran lewat penjelasan verbal
saja, padahal sebanyak 91.30% siswa menyatakan lebih suka berdiskusi dengan teman ketika menemui
materi yang sulit, dari permasalahan tersebut perlu model pembelajaran yang sesuai bagi siswa agar
dapat menyerap informasi secara optimal.

Salah satu model pembelajaran yang unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang
sulit dan juga dapat menumbuhkan interaksi dan kerjasama antar siswa adalah model pembelajaran
kooperatif [2]. Model pembelajaran kooperatif menggunakan prinsip-prinsip konstruktivisme yang
menyatakan siswa harus secara aktif menemukan dan mentransfer informasi, sehingga mereka memiliki
pemahaman yang lebih baik. Roger dan David Johson[3], menyatakan pembelajaran kooperatif
merupakan aktivitas pembelajaran kelonmpok yang diorganisir oleh satu prisnip bahwa pembelajaran
harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok kelompok pembelajar
yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong
untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Alternatif strategi yang dapat digunakan
dalam penerapan model pembelajaran Kooperatif kelas untuk mengatasi permasalahan di atas adalah
strategi Think Pair Share.
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian
dengan per experimental design dengan menggunakan One-Group Pretest Posttest Design. Desain
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design dengan rancangan One
Group Pretest Posttest Design. Dalam model desain penelitian ini, kelompok diambil secara acak dan
diberi tes awal dan tes akhir di samping perlakuan. [5] Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Krian
Sidoarjo pada kelas X MIPA 5 dengan jumlah siswa 36 pada semester ganjil tahun ajaran 2017-2018.

Peneliti memberi pretest kepada siswa sebelum diberi perlakuan kemudian peneliti memberi
perlakuan berupa menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dengan media
Chemistry Comic untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dan dilanjutkan dengan memberi
postes setelah memberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan yang didapatkan lebih akurat
karena membandingkan keadaan sebelum dan sesudah perlakuan.

KKM mata pelajaran kimia di SMAN 1 Krian Sidoarjo yaitu 75. Siswa dikatakan tuntas secara
individu bila nilai posttest lebih besar atau sama dengan 75, sedangkan ketuntasan klasikal apabila
minimal terdapat 75% siswa di dalam kelas yang telah mencapai ketuntasan individu. mengetahui sejauh
mana keterlaksanaan sintak sintak dari model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share yang
diajarkan oleh guru. Lembar keterlaksanaan pembelajaran diisi ketika pembelajaran sedang
berlangsung.

KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pembahasan pada penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share dengan media Chemistry Comic untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi ikatan kimia di SMAN 1 Krian Sidoarjo dapat disimpulkan bahwa:

1. Keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan media
Chemic(Chemistry Comic) pada materi ikatan kimia secara keseluruhan untuk pertemuan pertama
mendapatkan nilai sebesar 91,67% dengan kategori sangat baik dan pada pertemuan kedua sebesar
95,83% dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah menjalankan proses
pembelajaran kooperatif dan memberikan pengajaran pada materi ikatan kimia dengan baik.

2. Aktivitas siswa yang relevan selama kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
dengan media Chemistry Comic untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ikatan kimia di
SMAN 1 Krian Sidoarjo mendapatkan persentase sebesar 100% dari total keseluruhan waktu
pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa siswa telah melaksanakan aktivitas yang relevan dengan
pembelajaran yang telah diberikan oleh guru.

3. Hasil belajar siswa pada materi ikatan kimia telah mencapai ketuntasan klasikal sebesar 89% pada
hasil postes dan 100% siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan media Chemistry Comic dapat menuntaskan hasil
belajar pada materi ikatan kimia.

4. Respon siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share dengan media Chemistry Comic mendapatkan persentase positif dari setiap
pernyataan yang diberikan mengenai pembelajaran yang dilaksanakan di kelas rata-rata sebesar 93,89%.
JURNAL
JUDUL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE
(TPS) PADA PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERARGUMENTASI DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA SMA
NAMA PENULIS Fitri Wahyuning1, Erfan Priyambodo2 dan Sugeng
NAMA JURNAL Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia
TAHUN 2019
NOMOR 1
VOLUME 3
HALAMAN 46

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran kimia merupakan suatu upaya untuk memahamkan konsep kimia yang
cenderung abstrak kepada siswa. Proses ini tentu saja menuntut keterampilan siswa untuk mengungkap
konsep-konsep kimia tersebut melalui proses berpikir secara kritis (Wiyarsi & Priyambodo, 2011).

Salah satu model pembelajaran yang lazim dilaksanakan di sekolah adalah model
kooperatif.Menurut Arends (2008) terdapat 4 pendekatan pokok dalam pembelajaran kooperatif, yaitu
STAD (student team achievement divisions), jigsaw, GI (group investigation) dan pendekatan struktural.
Pada akhirnya pendekatan struktural dikembangkan menjadi metode think-pair-shared dan numbered
head together. Semua pendekatan dalam pembelajaran kooperatif tersebut memiliki sintaks
tersendiri.Walaupun demikian, pembelajaran kooperatif menuntut masing-masing siswa untuk dapat
menyampaikan hasil pemikirannya dalam kelompoknya. Dengan kata lain, diperlukan suatu kemampuan
argumentasi untuk memfokuskan siswa belajar

Pada penelitian ini model pembelajaran Think Pair Share(TPS) diterapkan dalam pembelajaran
kimia dengan harapan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan juga kemampuan argumentasi
siswa. Model pembelajaran Think Pair Share ini digunakan karena siswa hanya berpasangan dengan
teman sebangku untuk mendiskusikan masalah yang diberikan guru, dan siswa diharapkan lebih fokus
untuk termotivasi belajar.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Tindakan yang direncanakan berupa
penerapan model pembelajaran Think Pair Share pada pembelajaran kimia di SMAN 1 Wates untuk
meningkatkan keterampilan berargumentasi dan motivasi belajar siswa.Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas XI MIA 3 SMAN 1 wates yang berjumlah 26 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 19 siswa
perempuan. Objek penelitian adalah keterampilan berargumentasi dan motivasi belajar siswa dari
penerapan pembelajaran model Think Pair Share. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi observasi atau pengalaman lapangan, kajian dokumen, dan angket. Data-data dari
hasil penelitian diolah dan dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis data secara kualitatif meliputi tiga
komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi (Miles&
Huberman, 1992). Penelitian dikatakan berhasil apabila mampu mencapai kriteria yang telah
Pada penelitian tindakan kelas ini, penelitian dikatakan berhasil apabila persentase indikator dalam
keterampilan investigasi dan motivasi belajar siswa telah mencapai 75%

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Penerapan model pembelajaran Think
Pair Share dapat meningkatkan keterampilan berargumentasi siswa di SMAN 1 Wates kelas XI MIA 3.
Keterampilan berargumentasi pada penelitian ini meliputi aspek claim, evidence dan reason. (2)
Penerapan model pembelajaran Think Pair Share juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswadi
SMAN 1 Wates kelas XI MIA 3.

Anda mungkin juga menyukai