Anda di halaman 1dari 59

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN


5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui skor atau nilai pada

kelas eksperimen setelah diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) yaitu sebesara 39,6 sedangkan pada kelas kontrol

memiliki jumlah kenaikan sebesar 6,91 sehingga dapat disimpulkan kenaikan skor

kemampuan siswa dalam berpikir kritis pada kelas eksperimen lebih tinggi 39,6

dibandingkan dengan kelas kontrol.

Berdasarkan hasil analisis data posttest dengan menggunakan bantuan software

SPPS verso 26 for windows pada tabel Independent Sampel T-Test diperoleh nilai sig

(2-tailed) kemampuan berpikir kritis adalah sebesar 0,033 < 0,05 oleh karena itu h0

ditolak dan ha diterima. Sedangkan hasil analisis data dalam penelitian ini dilihat dari

perbandingan kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat hasil yang berbeda.

Berdasarkan hasil olahan data dari N-Gain nilai mean atau rata-rata jekas

eksperimen adalah sebesar 67,78 atau 68% yang termasuk dalam kategori Cukup

efektif. Sedangkan dengan nilai mean atau rata-rata pada kelas kontrol) adalah sebesar

8,834 atau 8% termasuk dalam kategori tidak efektif yang artinya antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan yang signifikan.

Berdasarkan perbandingan nilai N-Gain tersebut membuktikan bahwa kelas

eksperimen berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kritis ssiwa

dibandingkan kelas kontrol. Jadi, dapat dapat ditarik kesimpulan bahwa “Terdapat

Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division

93
94

(STAD) terhadap kemampuan berpikir kritis Kelas VIII pada Mata Pelajaran PPKn di

SMP Negeri 10 Kota Jambi tahun ajaran 2022/2023.

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat di kemukakan implikasi secara

teoritis dan praktid sebagai berikut:

1.2.1 Implikasi Teoritis

berdasarkan hasil reset yang dilakukan pada variabel X, yaitu Model

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD),

terbukti berdampak signifikan terhadap variabel dependen atau variabel Y,

yaitu keterampilan berpikir kritis. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa

penggunaan Model Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD) berpengaruh pada kemampuan siswa dalam berpikir kritis.

Data yang diolah menunjukkan peningkatan posttest pada kelas eksperimen

yang lebih baik daripada kelas kontrol di SMP Negeri 10 Kota Jambi pada kelas

VIII.

5.2.2 Implikasi Praktis

Reser ini dapat menjadi acuan bagi pengajar dan lembaga pendidikan bahwa

penerapan Model Pembelajaran kolaboratif dengan Student Team Achievement

Division (STAD) berdampak positif pada kemampuan berpikir kritis siswa dan

meningkatkann kualitas pembelajaran dikelas. Dengan meningkatnya

kemampuan berpikir kritis siswa, proses belajar-mengajar dapat berjalan sesuaii

dengan tujuan pembelajaran dan kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.


95

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan beberapa hal di bawah

ini:

1. Bagi guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Terutama bagi pengajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

seharusnya selalu menggunakan kreativitas dalam menentukan model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh

karena itu, dianjurkan untuk menerapkan berbagai macam model pembelajaran,

salah satunya adalah Model Pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Division (STAD) untuk membuat siswa lebih aktif dalam mencari

solusi atas masalah dan mampu menganalisis serta memberikan kesimpulan

atau pendapat. Dengan menerapkan model ini, diharapkan kemampuan berpikir

kritis siswa dapat meningkat..

2. Bagi sekolah,

Reset ini dapat digunakan sebagai acuan bagi para pendidik dalam pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar di sekolah dan juga dapat dijadikan sebagai saran

untuk meningkatkan kualitas guru di masa depan..

3. Bagi penelitian selanjutnya

Bagi yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan

menggunakan Model Pembelajaran kolaboratif jenis Student Team

Achievement Division (STAD), penelitian ini hanya dilakukan pada mata

pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) karena model

pembelajaran yang digunakan oleh peneliti khusus untuk mata pelajaran PPKn.
96

Diharapkan penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian serupa pada

topik materi yang berbeda untuk mengevaluasi aspek lain dengan lokasi

penelitian dan jenjang pendidikan yang berbeda.


87

DAFTAR RUJUKAN

Agoestanto, A., Sukestiyarno, Y. L., & Permanawati, F. I. (2019). Kemampuan


Menganalisis Argumen dalam Berpikir Kritis Ditinjau dari Rasa Ingin Tahu.
Prisma, 2, 337–342.
Agoestanto, K. U. & A. (2016). Implementation of the PBL learning model on students’
critical thinking skills and discipline. National Seminar on Mathematics X
Semarang State University, 532–538.
Anderson, I. (2021). Hubungan Pemahaman Nilai-Nilai Ketuhanan Yang Maha
EsaPada Pelajaran PPKN Dengan Sikap Religius Siswa Kelas VIII SMP Negeri
17 Kota Jambi. 1(1), 59–74.
Andi, A., Sumardi, S., & Herianto, H. (2019) Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Stad Bermedia Audio Visual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas
VII Pada Mata Pelajaran PPKn Di SMPN 1. Jurnal Ilmiah Pendidikan Indonesia,
1(1–6). http://jipi.unram.ac.id/index.php/jipi/article/view/13
Anwar, Y., Ananda, A., Montessori, M., & Khairani, K. (2022). Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan SAVI dan Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar PPKn. Jurnal Basicedu, 6(4), 7433–7445.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3355
Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Daniati, I. (2022). Model-Model Pembelajaran. Solok, IKAPI.
Departemen Pendidikan Nasional (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV Mitra Karya.
Fisher, A. (2017). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Fitriani, B. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (Stad) Pada Pelajaran Pkn Di Sma Negeri 1
Watansoppeng. Pendidikan, 50–63.
Gani. (2015). Alat Analisis Data - Aplikasi Statistik Untuk Penelitian Bidang Ekonomi
Dan Sosial (Y. CV. Andi Offset (Ed.); Edisi 1).
Haerullah, A. (2017). Model & Pendekatan Pembelajaran Inovatif (Teori dan
Aplikasi).
Haris, I. N. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap
Sikap Tanggung Jawab.
Hasanah, Z. (2021). Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Menumbuhkan Keaktifan
Bela
Hayati, S. (2017). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning.
Magelang: Graha Cendekia, 120.
Israil, I. (2019). Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD
untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA di SMP
Negeri 1 Kayangan. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian
Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran, 5(2), 117.
https://doi.org/10.33394/jk.v5i2.1807
Lismaya, L., Priyanto, A., & Khairiyah, A. S. (2021). Analysis of students’ critical
88

thinking skills through online learning assisted by student worksheet. Indonesian


Journal of Learning and Instruction, 4(2), 1–10.
Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, PT Rineka Cipta.
Nugroho, U., & Edi, S. S. (2009). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad
Berorientasi Keterampilan Proses 1 2 2. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5,
5(2009), 108–112. http://journal.unnes.ac.id
Nurdyansyah. (2016). Inovasi Model Pembelajaran. Nizamia Learning
Center,Sidoarjo.
Prameswari, Suharno, & S. (2018). Inculcate Critical Thinking Skills In Primary
Schools. 1(Snpd), 742–750.
Prasetyo, B. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rahayu, A. S. (2017). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) (R.
Damayati (Ed.); 1st ed.). jakarta: Bumi Aksara.
Salam, M. A. F. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Kuliah Demokrasi Pancasila.
Journal of Moral and Civic Education, 5(1), 12–21.
Samsuri, T., & Firdaus, L. (2017). Pengaruh Pembelajarn Kooperatif Student Teams
Achivement Division (STAD) Terhadap Keteramilan Berpikir Kritis Siswa.
Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu Dan Pembelajaran Matematika Dan IPA
IKIP Mataram, 5(1), 15. https://doi.org/10.33394/j-ps.v5i1.1110
Saputra, H. (2020). Kemampuan Berfikir Kritis Matematis. Perpustakaan IAI Agus
Salim Metro Lampung, 2(April), 1–7.
Setyaningtyas, E. W. (2019). Potensi Metode 1:4:P:C:R untuk Mengembangkan
Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 9(2), 111–121. https://doi.org/10.24246/j.js.2019.v9.i2.p111-121
Silaen. (2018). Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. In
Media, Bandung.
Sugiyono, P. D. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (ketiga).
Bandung: CV Alfabeta.
Sukja, A. (2021). Civic Education Persfective Journal FKIP Universitas Jambi : Civic
Education Persfective Journal FKIP Universitas Jambi : 1(1), 59–74.
Wahyullah Alannasir. (2019). Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Kefektifan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Ips Di SD Kip Maccini, Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar.
223–232.
Zaini, M. (2021). Urgensi Penelitian Pengembangan dalam Menggali Keterampilan
Berpikir Kritis. Prosiding Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan. 2015, 33–52.
http://jbse.ulm.ac.id/index.php/PMPIPA/article/view/23
Zulhartati, S. (2020). Pembelajaran Kooperatif Model Stadpada Mata Pelajaran IPS.
Journal of Teacher Education,.
89

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. RPP Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Kota Jambi


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : VIII F/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Materi Pokok : Indonesia Sebagai Negara Hukum
Alokasi Waktu : 3 x 40 Menit (3 x Pertemuan)

1. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar Dari KI
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Memproyeksikan Indonesia 3,5,2 Menguraikan secara rinci ciri-ciri dan
sebagai negara hukum sebagai bentuk bentuk-bentuk Indonesia sebagai Negara
dan kedaulatan negara hukum
3.5.3 Menjelaskan Indonesia sebagai negara
hukum sebagai bentuk dan kedaulatan
negara

4.5 Mengaitkan hasil proyeksi indonesia 4.5.2 Melaksanakan perilaku taat hukum di
sebagai negara hukum sebagai bentuk dan Indonesia sebagai negara hukum sebagai
kedaulatan negara dengan kehidupan bentuk dan kedaulatan negara
sehari-hari
4.5.3 Meneladani peran nilai-nilai taat
hukum di Indonesia sebagai negara hukum
sebagai bentuk dan kedaulatan negara
90

2. Tujuan pembelajaran

1. Peserta didik mampu menunjukkan sikap syukur atas terjaganya negara


kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk anugerah dari Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Peserta didik mampu menampilkan perilaku menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia di lingkungan sekolah dan masyarakat.
3. Peserta didik mampu menampilkan perilaku taat hukum di lingkungan sekolah
dan masyarakat.
4. Peserta didik mampu mempraktikkan kedaulatan pada organisasi
di sekolah.
3. Materi Pembelajaran
 Indonesia Sebagai Hukum
Indonesia merupakan negara hukum. Ini tegas dinyatakan dalam perubahan
keempat pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (UUD NRI Tahun 1945), Negara Indonesia adalah negara hukum.
Menurut Jimly Asshiddiqie, seorang pakar hukum tata negara, dalam konsep
negara hukum, maka hukumlah yang mesti menjadi panglima dalam dinamika
kehidupan kenegaraan. Kenegaraan, bukan politik ataupun ekonomi. Karena itu,
jargon yang biasa digunakan dalam Bahasa Inggris untuk menyebut prinsip Negara
Hukum adalah 'the rule of law, not of man' (hukum sebagai sistem, bukan orang
per orang yang bertindak sebagai wayang' dari skenario sistem yang mengaturnya).
Indonesia sebagai negara hukum mengembangkan perangkat hukum sebagai suatu
sistem yang fungsional dan berkeadilan. Perangkat hukum ini dikembangkan
dengan menata suprastruktur dan infrastruktur kelembagaan politik, ekonomi, dan
sosial yang tertib dan teratur. Kemudian, agar perangkat hukum itu bisa berjalan
baik, maka perl dilakukan upaya membangun budaya dan kesadaran hukum dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Menurut A.V. Dicey, sebagaimana dikutip oleh Jimly Asshiddiqie, ciri negara
hukum ada tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Supremacy of law (supremasi hukum), yaitu semua permasalahan yang terjadi
dalam kehidupan bernegara diselesaikan dengan hukum.
2. Equality before the law (persamaan dalam hukum), yaitu setiap warga negara
sama kedudukannya di dalam hukum. Tidak ada perbedaan penerapan hukum
antara pejabat dengan rakyat.
3.Due process of law (asas legalitas hukum), yaitu semua kebijakan dan tindakan
pemerintah harus didasarkan pada peraturan perundang- undangan yang sah
dan tertulis.
Sementara limly Asshiddigie menambahkan, dalam konteks Indonesia
sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila, maka tidak bisa dilepaskan
dari sila ketuhanan Yang Maha Esa, yang merupakan sila pertama dan utama
dalam Pancasila.
Negara hukum Indonesia itu menjunjung tinggi nilai-nilai kemahaesaan
dan kemahakuasaan Than. Artinya, diakuinya prinsip supremasi hukum tidak
91

mengabaikan keyakinan mengenai kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa, yang


diyakini sebagai sila pertama dan utama dalam Pancasila.

4. Metode Pembelajaran
1) Model Pembelajaran : Contextual Teaching and Learning (CTL)

5. Media Pembelajaran
1. Media
 Lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 Gambar Print out
2. Alat/Bahan
 Penggaris, spidol, papan tulis

6. Sumber Belajar
 Buku Penunjang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa PPKn Kelas
VIII, Kemendikbud, Revisi Tahun 2017
 Buku Siswa Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk
kelas VIII .
 Modul Pengayaan
 Pengalaman peserta didik dan guru
 Sumber lain: Media Cetak, Media Elektronik dan Internet.

7. Langkah-Langkah Pembelajaran
3 x Pertemuan
Kegiatan Pendahuluan (5 Menit)
Guru:
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan
YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Aperpepsi
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan
 Memberikan pertanyaan untuk menstimulasi siswa tentang materi yang akan dibahas.
Minsal :apa yang kamu ketahui tentang Indonesia sebagai Negara Hukum?
92

Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
 Memberi motivasi dengan membimbing peserta didik menyanyikan lagu
nasional yang membangkitkan rasa kecintaan terhadap tanah air.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang sedang
berlangsung.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 55 Menit )
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajara
n
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
pemberian memusatkan perhatian pada topik materi dengan cara :
rangsangan)  Mengamati
(tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto yang relevan.
 Membaca
Kegiatan literasi ini dilakukan dengan membaca materi dari
buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Indonesia sebagai Negara Hukum
Pemberian materi oleh guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran mengenai materi
• Indonesia sebagai Negara Hukum

Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)


statemen a. Guru dapat membimbing peserta didik merumuskanbeberapa
(pertanyaan pertanyaan yang berkenaan dengan perilaku taat hukum dan perilaku
/ yang tidak taat hukum dengan mengaitkan kasus yang terjadi pada
Identifikasi kehidupan sehari-hari.
masalah0
93

• Pertanyaan dapat diarahkan pada Indonesia sebagai Negara Hukum


b. Guru meminta peserta didik secara kelompok mencatat pertanyaan
yang ingin diketahui, dan mendorong peserta didik untuk terus
menggali rasa ingin tahu dengan pertanyaan secara mendalam tentang
sesuatu.

Data collection KEGIATAN LITERASI


(pengumpulan a. Guru membimbing peserta didik untuk mencari informasi dan
data) mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang sudah disusun dengan
membaca uraian materi di Buku PPKn Kelas VIII, mencari melalui
sumber belajar lain seperti buku referensi lain dan internet tentang
Indonesia sebagai Negara Hukum.

b. Peran guru dalam langkah tahap ini adalah:


1) Menyediakan berbagai sumber belajar seperti Buku PPKn Kelas
VIII dan buku referensi lain.
2) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta didik dengan memberikan
konfirmasi atas jawaban peserta didik, atau menjelaskan jawaban
pertanyaan kelompok.
3) Guru dapat juga menunjukkan buku atau sumber belajar lain yang
dapat dijadikan referensi untuk menjawab pertanyaan.
c. Guru membimbing Peserta didik dan memfasilitasi
pengetahuan, untuk mencari/ menggunakan dokumen historis ke-
indonesiaan sebagai wahana pemahaman konteks lahirnya suatu
gagasan/ketentuan/peristiwa sejarah, dan sebagainya guna
menumbuhkan kesadaran hukum warga negara indonesia seperti: Guru
mengajak siswa untuk berfikir dengan menyuruh siswa untuk
menunjukkan contoh-contoh pelanggaran hukum lainnya yang terjadi
dikehidupan masyarakat mapun sekolah
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
 Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar dan
membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok.
 Guru meminta siswa berdiskusi kelompok dengan menyuruh siswa
untuk menganalisis gambar yang telah diberikan guru tentang kasus
pelanggaran hukum yang terjadi dimasyarakat lalu memberikan
pendapat tentang dampak yang terjadi dan memberikan solusi
 Guru membagikan siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan
6 orang, kemudian guru membagikan Lembar Kerja Siswa dan
memberi waktu pada siswa untuk berdiskusi kelompok selama
kurang lebih 20 menit
 Selama siswa bekerja guru berkeliling membimbing tiap kelompok
yang mengalami kesulitan dan menfasilitasi interaksi siswa didalam
kelompoknya.
94

Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)


(pembuktia Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi
n) hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber
dengan mempresentasikan hasil kerjasama didepan kelas :
 Guru meminta beberapa siswa mewakili kelompoknya untuk
maju ke depan kelas menyampaikan jawaban berdasarkan hasil
diskusi kelommpok, sedangkan kelompok lain yang memiliki
jawaban berbeda diminta memberikan tanggapan

Generalizati COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)


on (menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan:
kesimpulan)  Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarik
kesimpulan dari diskusi kelas.
 Menyampaikan hasil diskusi tentang materi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan sopan.
 Guru memberikan penghargaan berupa umpan balik dan
penguatan kepada siswa yang mempresentasekan hasilnya
dengan baik.
95

Catatan : Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam


pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa
percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (20 Menit)
a. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran melaluitanya
jawab secara klasikal.

b. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang
telah dilakukan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan
indonesia sebagai negara hukum, dengan meminta peserta didik menjawab pertanyaan
berikut:
• Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari indonesia sebagai negara hukum bagi
kalian?
• Apa sikap yang kalian peroleh dari proses pembelajaran yang telah dilakukan?
• Apa manfaat yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang telah dilakukan?
• Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
• Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?

c. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil laporan
individu.

d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya akan mempelajari Jati


Diri Bangsa dan Budaya Nasional.

Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Penilaian Sikap

Kelas : ……………………….
Hari, Tanggal : ……………………….
Pertemuan Ke- : ……………………….
Materi Pokok : ……………………….

Penilaian
Aspek
Nama
N Penilaian
o Pesert Tanggun
Iman
a Toleransi Jujur Disiplin Empati Skor
Taqw gJawab
Didik a
1
96

2
3

.

Keterangan pengisian
skor:5.Sangat Baik
4.Baik
3.Sedang
2.Cukup
1.Kurang
Nilai = Skor Perolehan x 100
5
2. Penilaian Pengetahuan

Nama Aspek Penilaian Penilaian


N
o Pesert
a I(1) I(2) I(3) I(4) I(5) Skor Rata- Rata
Didik
1
2
3

3. Penilaian Keterampilan

Indikator
No Na Penilaian
ma
Merumuska Mencari Memberi Mengambil JumlahSkor
Mengambil
n Masalah fakta Argumen kesimpulan
Interprestasi
1
2
3

.
97

Mengetahui Talang Banjar, Maret 2023


Guru Mata Pelajaran Mahasiswa

Yuli Krisnawati, S.Pd Febriza Laila Husna


NIP. A1A319017
98

LAMPIRAN 2. RPP Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Kota Jambi


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : VIII G/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Materi Pokok : Indonesia Sebagai Negara Hukum
Alokasi Waktu : 3 x 40 Menit (3 x Pertemuan)

1. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Dari KI
3.5 Memproyeksikan 3,5,2 Menguraikan secara rinci ciri-ciri dan bentuk-
Indonesia sebagai negara bentuk Indonesia sebagai Negara hukum
hukum sebagai bentuk dan 3.5.3 Menjelaskan Indonesia sebagai negara hukum
kedaulatan negara sebagai bentuk dan kedaulatan negara

4.5 Mengaitkan hasil 4.5.4 Melaksanakan perilaku taat hukum di Indonesia


proyeksi indonesia sebagai sebagai negara hukum sebagai bentuk dan
negara hukum sebagai kedaulatan negara
bentuk dan kedaulatan
negara dengan kehidupan 4.5.5 Meneladani peran nilai-nilai taat hukum di
sehari-hari Indonesia sebagai negara hukum sebagai bentuk dan
kedaulatan negara

2. Tujuan pembelajaran
1. Peserta didik mampu menunjukkan sikap syukur atas terjaganya negara kesatuan
Republik Indonesia sebagai bentuk anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
99

2. Peserta didik mampu menampilkan perilaku menjaga keutuhan Negara Kesatuan


Republik Indonesia di lingkungan sekolah dan masyarakat.
3. Peserta didik mampu menampilkan perilaku taat hukum di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
4. Peserta didik mampu mempraktikkan kedaulatan pada organisasi di sekolah.

3. Materi Pembelajaran
 Indonesia Sebagai Hukum
Indonesia merupakan negara hukum. Ini tegas dinyatakan dalam
perubahan keempat pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945), Negara Indonesia adalah negara
hukum.
Menurut Jimly Asshiddiqie, seorang pakar hukum tata negara, dalam
konsep negara hukum, maka hukumlah yang mesti menjadi panglima dalam
dinamika kehidupan kenegaraan. Kenegaraan, bukan politik ataupun ekonomi.
Karena itu, jargon yang biasa digunakan dalam Bahasa Inggris untuk menyebut
prinsip Negara Hukum adalah 'the rule of law, not of man' (hukum sebagai
sistem, bukan orang per orang yang bertindak sebagai wayang' dari skenario
sistem yang mengaturnya).
Indonesia sebagai negara hukum mengembangkan perangkat hukum
sebagai suatu sistem yang fungsional dan berkeadilan. Perangkat hukum ini
dikembangkan dengan menata suprastruktur dan infrastruktur kelembagaan
politik, ekonomi, dan sosial yang tertib dan teratur. Kemudian, agar perangkat
hukum itu bisa berjalan baik, maka perl dilakukan upaya membangun budaya
dan kesadaran hukum dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Menurut A.V. Dicey, sebagaimana dikutip oleh Jimly Asshiddiqie, ciri
negara hukum ada tiga, yaitu sebagai berikut:
a. Supremacy of law (supremasi hukum), yaitu semua permasalahan yang
terjadi dalam kehidupan bernegara diselesaikan dengan hukum.
b.Equality before the law (persamaan dalam hukum), yaitu setiap warga negara
sama kedudukannya di dalam hukum. Tidak ada perbedaan penerapan
hukum antara pejabat dengan rakyat.
c. Due process of law (asas legalitas hukum), yaitu semua kebijakan dan
tindakan pemerintah harus didasarkan pada peraturan perundang- undangan
yang sah dan tertulis.
Sementara limly Asshiddigie menambahkan, dalam konteks Indonesia
sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila, maka tidak bisa dilepaskan
dari sila ketuhanan Yang Maha Esa, yang merupakan sila pertama dan utama
dalam Pancasila.
Negara hukum Indonesia itu menjunjung tinggi nilai-nilai kemahaesaan
dan kemahakuasaan Than. Artinya, diakuinya prinsip supremasi hukum tidak
100

mengabaikan keyakinan mengenai kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa,


yang diyakini sebagai sila pertama dan utama dalam Pancasila.

6. Metode Pembelajaran
1) Model Pembelajaran : Student Teams Achievement Division (STAD)

7. Media Pembelajaran
 Lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 Gambar Print out
Alat/Bahan
 Penggaris, spidol, papan tulis

8. Sumber Belajar
 Buku Penunjang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa PPKn Kelas VIII,
Kemendikbud, Revisi Tahun 2017
 Buku Siswa Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk kelas VIII
.
 Modul Pengayaan
 Pengalaman peserta didik dan guru
 Sumber lain: Media Cetak, Media Elektronik dan Internet.

9. Langkah-Langkah Pembelajaran
3 x Pertemuan
Kegiatan Pendahuluan (5 Menit)
Guru:
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Aperpepsi
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan
 Memberikan pertanyaan untuk menstimulasi siswa tentang materi yang akan
dibahas. Minsal :apa yang kamu ketahui tentang Indonesia sebagai Negara
Hukum?
101

Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
 Memberi motivasi dengan membimbing peserta didik menyanyikan lagu
nasional yang membangkitkan rasa kecintaan terhadap tanah air.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang sedang
berlangsung.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 55 Menit )
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajara
n
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
Pemberian memusatkan perhatian pada topik materi dengan cara :
rangsangan)  Mengamati
(tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto yang relevan.
 Membaca
Kegiatan literasi ini dilakukan dengan membaca materi dari
buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Indonesia sebagai Negara Hukum
Pemberian materi oleh guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran mengenai materi
• Indonesia sebagai Negara Hukum

Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)


statemen a. Guru dapat membimbing peserta didik merumuskanbeberapa
(pertanyaan pertanyaan yang berkenaan dengan perilaku taat hukum dan perilaku
/ yang tidak taat hukum dengan mengaitkan kasus yang terjadi pada
Identifikasi kehidupan sehari-hari.
masalah0
102

• Pertanyaan dapat diarahkan pada Indonesia sebagai Negara Hukum


b. Guru meminta peserta didik secara kelompok mencatat pertanyaan
yang ingin diketahui, dan mendorong peserta didik untuk terus
menggali rasa ingin tahu dengan pertanyaan secara mendalam tentang
sesuatu.

Data collection KEGIATAN LITERASI


(pengumpulan a. Guru membimbing peserta didik untuk mencari informasi dan
data) mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang sudah disusun dengan
membaca uraian materi di Buku PPKn Kelas VIII, mencari melalui
sumber belajar lain seperti buku referensi lain dan internet tentang
Indonesia sebagai Negara Hukum.

b. Peran guru dalam langkah tahap ini adalah:


4) Menyediakan berbagai sumber belajar seperti Buku PPKn Kelas
VIII dan buku referensi lain.
5) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta didik dengan memberikan
konfirmasi atas jawaban peserta didik, atau menjelaskan jawaban
pertanyaan kelompok.
6) Guru dapat juga menunjukkan buku atau sumber belajar lain yang
dapat dijadikan referensi untuk menjawab pertanyaan.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
 Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar dan
membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok.
 Guru meminta siswa berdiskusi kelompok dengan anggota 4-6 orang
 Guru membimbing Peserta didik dan menyampaikan materi
pembelajaran dalam kelas serta pentingnya topik mengenai
Indonesia sebagai Negara Hukum dengan mengaitkan contoh-
contoh dan penerapana yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
yang dimana topik tersebut merupakan topik yang akan dibahas pada
pertemuan tersebut kepada siswa
 Setelah guru menjelaskan materi, guru meminta siswa dengan
menyuruh siswa untuk menganalisis gambar yang telah diberikan
guru tentang kasus pelanggaran hukum yang terjadi dimasyarakat
lalu memberikan pendapat tentang dampak yang terjadi dan
memberikan solusi,
 Selama siswa bekerja guru berkeliling membimbing tiap kelompok
yang mengalami kesulitan dan menfasilitasi interaksi siswa didalam
kelompoknya.
 Setelah kegiatan kelompok dilakukan dalam waktu yang telah
ditentukan, guru meminta masing-masing perwakilan kelompok
untuk tampil presentasi kedepan kelas secara acak.
 Setelah peserta didik bekerja kelompok dan presentasi, guru akan
memberikan kuis dengan materi yang dibahas untuk dinilai kinerja
siswa dan hasil belajarnya, dan siswa yang di uji secara individual
103

untuk mengerjakan kuis tersebut kemudian skor yang diperoleh


secara individu akan direkap dan hasil tersebut akan ditambah dalam
skor kelompok.
 Pemberian penghargaan dibagikan berdasarkan rata-rata skor poin
yang diperoleh melalui hasil kerja kelompok dan individu dengan
prediket tim baik, baik sekali, dan istimewa. Kelompok yang
mendapat skor lebih dari kriteria penilaian tertentu mendapat
pengakuan dari guru melalui penghargaan.
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktia Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi
n) hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber
dengan mempresentasikan hasil kerjasama didepan kelas :
 Guru meminta beberapa siswa mewakili kelompoknya untuk
maju ke depan kelas menyampaikan jawaban berdasarkan hasil
diskusi kelommpok, sedangkan kelompok lain yang memiliki
jawaban berbeda diminta memberikan tanggapan

Generalizati COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)


on (menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan:
kesimpulan)  Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarik
kesimpulan dari diskusi kelas.
 Menyampaikan hasil diskusi tentang materi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan sopan.
 Guru memberikan penghargaan berupa umpan balik dan
penguatan kepada siswa yang mempresentasekan hasilnya
dengan baik.
104

Catatan : Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam


pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa
percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (20 Menit)
c. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran melaluitanya
jawab secara klasikal.

d. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang
telah dilakukan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan
indonesia sebagai negara hukum, dengan meminta peserta didik menjawab pertanyaan
berikut:
• Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari indonesia sebagai negara hukum bagi
kalian?
• Apa sikap yang kalian peroleh dari proses pembelajaran yang telah dilakukan?
• Apa manfaat yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang telah dilakukan?
• Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
• Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?

c. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil laporan
individu.

d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya akan mempelajari Jati


Diri Bangsa dan Budaya Nasional.

Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Penilaian Sikap

Kelas : ……………………….
Hari, Tanggal : ……………………….
Pertemuan Ke- : ……………………….
Materi Pokok : ……………………….

Penilaian
Aspek
Nama
N Penilaian
o Pesert Tanggun
Iman
a Toleransi Jujur Disiplin Empati Skor
Taqw gJawab
Didik a
1
105

2
3

.
Keterangan pengisian
skor:
5.Sangat Baik
4.Baik
3.Sedang
2.Cukup
1.Kurang
Nilai = Skor Perolehan x 100
5
2. Penilaian Pengetahuan

Nama Aspek Penilaian Penilaian


N
o Pesert
a I(1) I(2) I(3) I(4) I(5) Skor Rata- Rata
Didik
1
2
3

3. Penilaian Keterampilan

Indikator
No Na Penilaian
ma
Merumuska Mencar Memberi Mengambi JumlahSkor
Mengambil
n Masalah ifakta Argumen l
Interprestas
kesimpula
i
n
1
2
3

.
106

Mengetahui Talang Banjar, Maret 2023


Guru Mata Pelajaran Mahasiswa

Yuli Krisnawati, S.Pd Febriza Laila Husna


NIP. A1A319017
107

LAMPIRAN 3. Kisi-Kisi Soal Penelitian


KISI-KISI SOAL INSTRUMEN PENELITIAN

Kompetensi Indikator Indikator Bentuk Nomor Aspek


No Materi Pokok Indikator Soal
Dasar Pembelajaran Berpikir Soal Soal Kogniti
(KD) Kritis f
1 3.5 3.5.2 a. Arti dan  Kemampuan  Mengemukakan Essay 1 (C3)
Memproyeksikan Menguraikan makna untuk penyebab yang
Indonesia sebagai secara rinci Indonesia merumuskan ditimbulkan jika
negara hukum ciri-ciri dan sebagai pokok suatu
sebagai bentuk bentuk-bentuk Negara permasalahan masyarakat
dan kedaulatan Indonesia Hukum tidak menaati
sebagai Negara
negara hukum
hukum

3.5.3 b. Memaknai  Kemampuan  Mengidentifika Essay 2 (C3)


Menjelaskan dan untuk siperbedaan
Indonesia menampil mengenali masyarakat
sebagai kan mana yang memiliki
negara perilaku informasi informasi yang
hukum taat yang relevan relevan dan
sebagai hukum di dan tidak yang tidak
bentuk dan lingkunga relevan relevan
kedaulatan n sekolah Essay 3 (C4)
negara dan
masyaraka  Menganalisis
t  Kemampuan faktor yang
menganalisis menyebabkan
dan memberi tingkat kesadaran
argumen hukum di
108

masyarakat
rendah

2 4.5 Mengaitkan 4.5.2 Melaksa c. Memaknai  Kemampuan  Menganalisis Essay 4 (C4)


hasil proyeksi nakan perilaku dan melakuakn upaya peran
indonesia sebagai taat hukum di meneladani interpretasi pemerintah, orang
negara hukum Indonesia peran nilai- tua, lingkungan
sebagai bentuk dan sebagai negara nilai masyarakat untuk
kedaulatan negara hukum sebagai perilaku meningkatkan
dengan kehidupan bentuk dan mnejaga kesadaran warga
sehari-hari kedaulatan keutuhan negara yang taat
negara Negara hukum.
Republik
Indonesia di
lingkungan
4.5.2
sekolah dan  Menyimpulkan
masyarakat karakteristik Essay 5 (C5)
Meneladani
peran nilai-  Kemampuan calon penerus
nilai taat untuk generasi bangsa
hukum di membuat dapat
Indonesia suatu mewujudkan
sebagai kesimpulan kesadaran hukum
109

negara dari suatu


hukum permasalahan
sebagai
bentuk dan
kedaulatan
negara
110

LAMPIRAN 4. Lembar Soal Penelitian

LEMBAR SOAL INSTRUMEN PENELITIAN


Nama :
Kelas/Semester : VIII/Genap
Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Kota Jambi

Petunjuk Soal
Bacalah teks dibawah ini dan jawablah pertanyaan dengan baik dan benar!
Ratusan Pelanggar Lalin Terjaring di Tasik, Mayoritas Anak di Bawah Umur

Tasikmalaya - Operasi Zebra Lodaya terus digelar Kepolisian Resort Tasikmalaya,


Jawa Barat hingga Selasa (11/10/22). Meski tidak dilakukan terpusat, ratusan
pelanggar lalu lintas masih saja ditemukan.

Berdasarkan data Satlantas Polres Tasikmalaya, jumlah pelanggaran lalu lintas nyaris
seribuan kasus hingga Selasa (11/10/22). Mayoritas pelanggar didominasi pemotor
tanpa pelindung kepala, pengendara tanpa sabuk pengaman dan serta pengendara di
bawah umur.

"Jumlah pengendara yang melanggar dan dapat teguran tertulis sampai Senin
(10/10/22) berjumlah 810 pengendara. Rata-rata pelanggarnya tidak pakai helm,
melawan arus tidak pakai sabuk pengaman, berboncengan tiga orang sampai
pengendara membawa kapasitas berlebih," ujar AKP Yudi Sadikin, Kasat Lantas
Polres Tasikmalaya di kantornya, Selasa (11/10/22).
111

Ironisnya, dari sekian banyak pelanggar, jumlah pelanggaran lalu lintas oleh pelajar
mendominasi. Catatan kepolisian, pengendara yang di bawah umur mencapai 276
pelanggaran. Mereka dipastikan tidak memiliki SIM.

"Jadi pelanggar di bawah umur ini mayoritas. Anak anak sekolah sampai 276 kasus.
Maka kami imbau agar orang tua tidak memberikan anaknya kendaraan sebelum cukup
umur," kata Yudi

Tingkat fatalitas pengendara anak saat membawa motor sangat tinggi. Dibutuhkan
peran orang tua dan sekolah agar pelajar tidak berkendara gunakan motor melainkan
angkutan umum.
Kepolisian juga tetap memberlakukan tilang untuk pelanggar lalu lintas yang
membahayakan keselamatan jiwa. Pengendara dengan muatan berlebih ditambah
pemotor dengan knalpot bising jadi sasaran sanksi tilang.

"Meski ini lebih mengarah ke preventif dan imbauan, tapi kami juga menilang
pelanggar yang bahayakan keselamatan pengendara lain," pungkas Yudi.

Jawab dan analisislah pertanyaan dibawah ini!


1. Jelaskan yang menyebabkan suatu masyarakat terutama anak-anak dibawah
umur tidak menaati hukum seperti contoh kasus diatas ini!
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………
2. Kemukakan perbedaan masyarakat yang memiliki kesadaran hukum yang
tinggi dan masyarakat yang memiliki kesadaran hukum yang rendah!
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………
112

3. Identifikasikan faktor yang menyebabkan tingkat kesadaran hukum


dimasyarakat rendah!
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………
4. Berikan solusi dari contoh kasus diatas bagaimana peran pemerintah, orang
tua, dan sekolah dalam meningkatkan kesadaran warga negara yang taat
hukum!
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………
5. Selain dari peran di atas dalam meningkatkan kesadaran warga negara yang
taat hukum, jelaskan bagaimana karakteristik/ciri-ciri calon penerus generasi
bangsa yang dapat mewujudkan kesadaran hukum!
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………

JAWABAN
1. Salah satu penyebabnya adalah:
- sekolah sangat jauh dari rumah. Mau tidak mau, anak merasa bahwa berkendara
dengan sepeda motor adalah pilihan paling sederhana dan mudah dilakukan.
- Di sisi lain, orang tua juga sulit mengantarkan anak ke sekolah karena urusan
pekerjaan. Karena itulah, banyak anak-anak berangkat ke sekolah dengan sepeda
motor.
- Di sisi lain, ada juga orang tua yang terlalu longgar mengizinkan anaknya berkendara
dengan sepeda motor tanpa SIM, padahal sudah tersedia angkutan umum untuk pelajar.
113

Dengan demikian, maka orang tua si anak turut berpartisipasi dalam pelanggaran lalu
lintas yang terjadi.
2. a. Ciri-Ciri masyarakat yang memiliki kesadaran hukum yang tinggi:
- tidak melanggar atau mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan
- berusaha menegakkan keadilan
- menyadarkan orang lain tentang hukum apabila ada yang melanggar peraturan hukum
- tidak main hakim sendiri
- rendahnya angka pelanggaran atas hukum karena banyak masyarakat yang sadar akan
peraturan hukum
b. ciri ciri masyarakat yang memiliki kesadaran hukum yang rendah
- tidak ada kemauan niat untuk mematuhi norma hukum yang berlaku dan kurangnya
kesadadan diri untuk taat terhadap hukum
- sering main hakim sendiri
- sering melanggar dan mengabaikan peraturan hukum yang ada dan bisa dilihat dari
seberapa banyak angka pelanggaran hukum yang terjadi dimasyarakat
- kurangnya pemahaman akan hukum
3. Faktor yang menyebabkan rendahnya kesadaran hukum dimasyarakat:
- Pendidikan, umumnya masyarakat yang berpendidikan rendah, sulit untuk mengerti
tentang hukum dan prosedurnya, karena tidak menegerti masyarakat kurang respon
terhadap kepentingan penegakan hukum.
- Kemampuan masyarakat dalam segi materi, umumnya faktor inilah yang menjadi
penghambat utama bagi masyarakat sederhana, pola pikir, rendahnya sikap tanggung
jawab, dan faktor ekonomi.
4. - Peran Dari Pemerintah: Upaya pemerintah untuk meningkatkan kesadaran hukum
di masyarakat adalah Menanamkan kesadaran hukum di masyarakat wajib dilakukan
semua pihak, agar tertib hukum dapat berjalan lancar. Hukum dibuat untuk mengatur
norma dan kehidupan manusia, agar tidak saling mencelakai satu sama lain. Selain itu
juga untuk mensosialisasikan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh
masyarakat dengan memberi gambaran kepada masyarakat contoh-contoh pelanggaran
hukum yang terjadi agar masyarakat dapat belajar
- Peran Orang Tua: Sebagai orang tua menanamkan sejak dini tentang kesadaran
hukum terutama pada berlalu lintas pada anaknya dan bisa memberikan pemahaman
terhadap anaknya tentang resiko berkendara yang belum mencukupi umur, dan sebagai
114

orang tua memberikan selalu bimbingan dan pengawasan terhadap anaknya sehingga
anak lebih mematuhi atau menaati peraturan yang ada
- Peran Sekolah: dengan kegiatan intrakurikuler hanya ada dalam pembelajaran PPKN
dan Bimbingan dan Konseling yang memasukan materi untuk mentaati hukum
khususnya dalam berlalu lintas, dan kegiatan ekstrakurikuler seperti mengadakan
sosialisasi tentang lalu lintas, pembuatan SIM, pemberian helm kepada siswa yang
diadakan sekolah bekerjasama dengan kepolisian dan Sekolah juga membuat kebijakan
sekolah mengenai sistem parkir kendaraan bermotor siswa dengan syarat siswa sudah
memiliki SIM, STNK dan kendaraan bermotornya harus sesuai dengan standar
nasional Indonesia, dan sekolah memberikan sanksi kepada siswa yang terlibat dalam
pelanggaran lalu lintas.
5. Ciri-Ciri pemuda yang dapat mewujudkan nilai-nilai kesadaran hukum yaitu pemuda
mampu mempelajari dan takut akan sanksi dalam membuat pelanggaran yang
berhubungan dengan hukum yang ada di Indonesia, mampu menerapkan akan
pentingnya menaati dan menjunjung tinggi peraturan hukum yang ada dan
menunjukkan sikap taat hukum, contoh kecilnya seperti tidak melanggar peraturan lalu
lintas, tidak main hakim sendiri dan tidak melakukan tindakan kriminal yang
merupakan tindakan melanggar hukum
115

LAMPIRAN 6. Pedoman Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis


PEDOMAN LEMBAR PENILAIAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Kota Jambi

Kelas/Semester : VIII/II

Mata Pelajaran : PPKn

Indikator
No berpikir kritis Kriteria Skor
1 Kemampuan untuk  Siswa mampu merumuskan
5
merumuskan pokok pokok permasalahan dengan
permasalahan Sangat Kritis
 Siswa mampu merumuskan
4
pokok permasalahan dengan
Kritis
 Siswa merumuskan pokok
3
permasalahan dengan Cukup Kritis
 Siswa merumuskan pokok
2
permasalahan dengan Kurang Kritis
 Siswa tidak mampu merumuskan
1
pokok permasalahan
Kemampuan untuk  Siswa mampu mengenali mana
5
2. mengenali mana informasi yang relevan dan tidak relevan
informasi yang dengan sangat kritis
relevan dan tidak  Siswa mampu mengenali mana
4
relevan informasi yang relevan dan tidak relevan
dengan kritis
 Siswa mampu mengenali mana
3
informasi yang relevan dan tidak relevan
dengan cukup kritis
Siswa hanya mampu mengenali
mana informasi yang relevan dan 2
tidak relevan kurang kritis
 Siswa tidak mengenali mana
1
informasi yang relevan dan tidak
relevan
116

3 Kemampuan untuk  Siswa mampu untuk menganalisis


menganalisis dan dan memberi argument dengan 5
memberi argumen Sangat Kritis
 Siswa m a m p u untuk menganalisis dan
4
memberi argumen dengan Kritis
 Siswa mampu untuk menganalisis dan
3
memberi argumen dengan Cukup
Kritis
 Siswa hanya mampu untuk
2
menganalisis dan memberi argumen
dengan Kurang Kritis
 Siswa tidak menganalisis dan memberi
1
argumen
4 Kemampuan  Siswa mampu mengambil sebuah
melakukan keputusan sementara dengan alasan 5
interpretasi yang sangat kritis
 Siswa mampu mengambil sebuah
keputusan sementara dengan alasan yang 4
kritis
 Siswa mengambil sebuah keputusan
sementara dengan alasan yang 3
cukup kritis
 Siswa mengambil sebuah keputusan
sementara dengan alasan yang kurang 2
kritis
 Siswa tidak mampu mengambil
1
sebuahkeputusan sementara
5 Kemampuan untuk  Siswa mampu membuat dan mengambil
membuat suatu kesimpulan dengan pendapat yang 5
kesimpulan dari sangat kritis
suatu permasalahan  Siswa mampu membuat dan
4
mengambil kesimpulan dengan
pendapat yang kritis
 Siswa mampu membuat dan mengambil
kesimpulan dengan pendapat yang 3
cukup kritis
 Siswa kurang mampu membuat dan
mengambil kesimpulan dengan pendapat 2
kurang kritis
 Siswa tidak mampu membuat
1
dan mengambil kesimpulan
117

Kriteria Nilai:
81-100 = Sangat Kritis
61-80 = Kritis
41-60 = Cukup Kritis
21-40 = Kurang Kritis
< 20 = Tidak Kritis
118

LAMPIRAN 7: UJI COBA SOAL

Indikator
No Nama Skor
1 2 3 4 5
1 1 2 3 2 2 3 12
2 2 3 2 3 2 2 12
3 3 2 2 2 4 2 12
4 4 3 3 4 2 3 15
5 5 2 3 3 3 3 14
6 6 3 3 3 4 3 16
7 7 2 3 3 2 3 13
8 8 3 2 1 3 2 11
9 9 2 2 1 2 2 9
10 10 3 3 3 4 3 16
11 11 2 2 2 2 1 9
12 12 3 3 2 3 3 14
13 13 2 2 1 2 2 9
14 14 3 2 2 3 1 11
15 15 2 3 2 1 3 11
16 16 2 3 3 2 1 11
17 17 2 2 2 3 2 11
18 18 3 2 1 2 2 10
19 19 2 2 1 1 2 8
20 20 3 4 2 3 4 16
21 21 2 3 2 3 3 13
22 22 2 2 2 3 2 11
23 23 3 2 2 3 2 12
24 24 3 2 3 3 2 13
25 25 3 3 2 2 3 13
26 26 2 3 2 2 3 12
27 27 2 4 3 2 1 12
28 28 3 4 3 3 1 14
119

UJI VALIDITAS SOAL

Diketahui: N=28 pada taraf α= 0,05 diperoleh rtabel= 0, 374


Ketentuan 1:
Kriteria rhitung > rtabel maka uji item soal Valid
Kriteria rhitung < rtabel maka uji item soal tidak Valid

Item Soal Rtabel Rhitung Kriteria


Soal 1 0,512 Valid
Soal 2 0,644 Valid
Soal 3 0.374 0,680 Valid
Soal 4 0,582 Valid
Soal 5 0,570 Valid
120

Ketentuan 2:
Kriteria sig < 0,05 maka uji item soal Valid
Kriteria sig > 0,05 maka uji item soal tidak Valid

Item Soal Alfa Sig Kriteria


Soal 1 0,05 Valid
Soal 2 0,00 Valid
Soal 3 0,05 0,00 Valid
Soal 4 0,01 Valid
Soal 5 0,02 Valid

UJI REALIBILITAS SOAL

1. Output uji reliabilitas soal menggunakan metode Cronbach’s Alpha

2. Output uji reliabilitas per-item soal

Ketentuan:
Jika perhitungan rhitung > rtabel 5% maka Reliabel
121

Jika perhitungan rhitung < rtabel 5% maka tidak Reliabel


Interpretasi nilai r11:
r11 < 0,20 reliabilitas : Sangat Rendah
0,20 < r11 0,40 reliabilitas : Rendah
0,40 < r11 0,70 reliabilitas : Sedang
0,70 < r11 0,90 reliabilitas : Tinggi
0,90 < r11 1,00 reliabilitas : Sangat Tinggi
Kesimpulan:
Diketahui rtabel 0,374, maka dapat diartikan 0,545 > 0,374 maka Reliabel dengan
kategori sedang.

KESUKARAN SOAL

No soal Mean Kriteria

Soal 1 0.49 Sedang

Soal 2 0.52 Sedang

Soal 3 0.44 Sedang

Soal 4 0.50 Sedang

Soal 5 0.45 sedang

Kriteria interpretasi tingkat kesukaran (TK):


0,00 – 0,30 : Sukar
0,31 – 0,70 : Sedang
0,71 – 1,00 : Mudah
Kesimpulannya dari 5 soal uraian diperoleh 5 soal dengan kriteria sedang.
Maka dapat disimpulkan kriteria kesukaran seluruh soal sedang dengan berada pada
tingkat mudah dan sedang.
122

DAYA BEDA SOAL

Analisis Perhitungan Daya Beda Soal

No soal DP Kriteria

Soal 1 0.30 Baik

Soal 2 0.39 Baik

Soal 3 0.39 Baik

Soal 4 0.25 Cukup

Soal 5 0.23 Cukup


123

LAMPIRAN 8: Data Berpikir Kritis Pretest Eksperimen

Indikator
NO Nama Skor Rata-rata % Kriteria
1 2 3 4 5
1 1 3 2 2 1 1 9 1.8 45 Cukup Kritis
2 2 3 2 3 2 3 13 2.6 65 Kritis
3 3 1 2 2 2 1 8 1.6 40 Kurang Kritis
4 4 2 2 1 2 1 8 1.6 40 Kurang Kritis
5 5 2 1 1 2 1 7 1.4 36 Kurang Kritis
6 6 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
7 7 3 3 2 3 2 13 2.6 65 Kritis
8 8 3 3 2 2 1 11 2.2 55 Cukup Kritis
9 9 2 1 2 1 2 8 1.6 40 Kurang Kritis
10 10 1 3 3 3 1 11 2.2 55 Cukup Kritis
11 11 2 1 1 1 1 6 1.2 30 Kurang Kritis
12 12 1 1 1 3 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
13 13 2 1 1 1 1 6 1.2 30 Kurang Kritis
14 14 2 2 2 2 1 9 1.8 45 Cukup Kritis
15 15 1 1 1 1 0 4 0.8 20 Tidak Kritis
16 16 3 2 2 2 2 11 2.2 55 Cukup Kritis
17 17 3 3 3 3 2 14 2.8 70 Kritis
18 18 1 1 1 1 1 5 1 25 Kurang Kritis
19 19 2 1 1 1 1 6 1.2 30 Kurang Kritis
20 20 2 2 3 1 1 9 1.8 45 Cukup Kritis
21 21 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
22 22 2 1 1 1 1 6 1.2 30 Kurang Kritis
23 23 1 1 1 1 1 5 1 25 Kurang Kritis
24 24 3 3 2 2 1 11 2.2 55 Cukup Kritis
25 25 2 2 2 1 0 7 1.4 35 Kurang Kritis
26 26 2 2 2 2 1 9 1.8 45 Cukup Kritis
27 27 3 2 2 2 1 10 2 50 Cukup Kritis
28 28 4 3 2 2 2 13 2.6 65 Kritis
Jumlah 60 52 48 47 33 240 48 1200
JUMLAH 42,85
124

LAMPIRAN 10. Data Berpikir Kritis Posttest Eksperimen

Indikator
NO Nama Skor Rata-rata % Kriteria
1 2 3 4 5
1 1 3 3 3 3 3 15 3 76 Kritis
2 2 4 4 4 3 3 18 3.6 90 Sangat Kritis
3 3 4 3 3 4 3 17 3.4 88 Sangat Kritis
4 4 4 4 4 4 3 19 3.8 95 Sangat Kritis
5 5 4 4 3 3 3 17 3.4 84 Sangat Kritis
6 6 4 3 3 4 3 17 3.4 84 Sangat Kritis
7 7 4 4 4 4 3 19 3.8 96 Sangat Kritis
8 8 4 3 3 3 3 16 3.2 80 Kritis
9 9 4 4 3 4 3 18 3.6 90 Sangat Kritis
10 10 3 4 4 4 3 18 3.6 88 Sangat Kritis
11 11 3 3 3 3 3 15 3 76 Kritis
12 12 4 3 3 3 3 16 3.2 80 Kritis
13 13 3 3 3 2 2 13 2.6 65 Cukup Kritis
14 14 3 3 3 3 3 15 3 76 Kritis
15 15 3 4 4 2 2 15 3 88 Kritis
16 16 4 4 4 3 3 18 3.6 90 Sangat Kritis
17 17 4 4 4 4 3 19 3.8 96 Sangat Kritis
18 18 4 4 4 3 3 18 3.6 92 Sangat Kritis
19 19 3 3 3 2 1 12 2.4 60 Cukup Kritis
20 20 4 3 3 3 3 16 3.2 80 Kritis
21 21 3 3 3 3 3 15 3 76 Kritis
22 22 4 4 4 3 3 18 3.6 88 Sangat Kritis
23 23 3 3 3 3 3 15 3 76 Kritis
24 24 4 4 3 3 3 17 3.4 84 Sangat Kritis
25 25 4 4 4 4 2 18 3.6 90 Sangat Kritis
26 26 4 4 3 3 2 16 3.2 80 Sangat Kritis
27 27 4 3 3 3 3 16 3.2 76 Cukup Kritis
28 28 4 3 2 2 2 13 2.6 64 Kritis
Jumlah 103 98 94 88 78 461 92.2 2308
JUMLAH 82,42
125

LAMPIRAN 11. Data Berpikir Kritis Pretest Kontrol

Indikator
No Nama Skor Rata-Rata % Kriteria
1 2 3 4 5
1 1 2 1 1 1 1 6 1.2 30 Kurang Kritis
2 2 3 2 2 2 2 11 2.2 55 Cukup Kritis
3 3 1 1 1 1 1 5 1 25 Kurang Kritis
4 4 2 1 1 1 1 6 1.2 30 Kurang Kritis
5 5 4 3 3 2 1 13 2.6 65 Kritis
6 6 3 2 2 2 2 11 2.2 55 Cukup Kritis
7 7 2 2 2 1 1 8 1.6 40 Kurang Kritis
8 8 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
9 9 1 1 2 2 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
10 10 3 2 2 2 2 11 2.2 56 Cukup Kritis
11 11 2 1 1 1 1 6 1.2 30 Kurang Kritis
12 12 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
13 13 3 3 3 1 1 11 2.2 55 Cukup Kritis
14 14 2 1 1 1 1 6 1.2 30 Kurang Kritis
15 15 1 1 1 1 0 4 0.8 20 Tidak Kritis
16 16 2 1 1 1 1 6 1.2 30 Kurang Kritis
17 17 4 3 2 2 2 13 2.6 65 Kritis
18 18 2 1 1 1 1 6 1.2 30 Kurang Kritis
19 19 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
20 20 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
21 21 4 3 2 2 1 12 2.4 60 Kritis
22 22 3 2 1 1 1 8 1.6 40 Kurang Kritis
23 23 2 1 2 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
24 24 1 1 1 1 1 5 1 25 Tidak Kritis
25 25 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
26 26 2 1 1 2 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
27 27 2 3 1 1 1 8 1.6 40 Kurang Kritis
28 28 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
Jumlah 63 49 40 36 31 219 43.8 1096
Jumlah 39,14
126

LAMPIRAN 12. Data Berpikir Kritis Posttest Kontrol

Indikator
NO Nama Skor Rata-rata % Kriteria
1 2 3 4 5
1 1 2 2 2 2 1 9 1.8 45 Cukup Kritis
2 2 3 2 2 2 2 11 2.2 55 Cukup Kritis
3 3 2 1 1 1 1 6 1.2 30 Kurang Kritis
4 4 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
5 5 2 2 2 1 1 8 1.6 40 Kurang Kritis
6 6 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
7 7 4 2 2 1 1 10 2 50 Cukup Kritis
8 8 3 3 2 1 1 10 2 50 Cukup Kritis
9 9 3 1 2 2 1 9 1.8 45 Cukup Kritis
10 10 3 3 3 1 1 11 2.2 55 Cukup Kritis
11 11 2 2 2 1 1 8 1.6 40 Kurang Kritis
12 12 2 1 1 1 1 6 1.2 30 Kurang Kritis
13 13 4 4 4 2 2 16 3.2 80 Kritis
14 14 3 3 2 1 1 10 2 50 Cukup Kritis
15 15 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
16 16 4 4 3 3 3 17 3.4 85 Sangat Kritis
17 17 4 4 3 3 2 16 3.2 80 Kritis
18 18 2 2 2 1 1 8 1.6 40 Kurang Kritis
19 19 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
20 20 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
21 21 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
22 22 2 1 1 1 1 6 1.2 30 Kurang Kritis
23 23 1 1 1 1 1 5 1 25 Tidak Kritis
24 24 4 3 2 2 1 12 2.4 60 Cukup Kritis
25 25 2 2 1 1 1 7 1.4 35 Kurang Kritis
26 26 4 2 1 2 1 10 2 50 Cukup Kritis
27 27 4 3 2 1 1 11 2.2 55 Cukup Kritis
28 28 4 2 2 2 1 11 2.2 55 Cukup Kritis
Jumlah 76 62 49 39 33 259 51.8 1280
JUMLAH 46,07
127

UJI NORMALITAS

Hasil Ouput Uji Normalitas Data


128

Berdasarkan hasil output diatas jumlah sampel N=28, hal ini berarti sampel > 50
maka menggunakan rumus uji liliefors, diketahui apabila data dikatakan berdistribusi
normal karena memiliki Asymp.sig > 0,05, sehingga nilai pretest dan posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan nilai pre-test
eksperimen 0.087dan post-test eksperimen 0.200 dan nilai pretest kontrol 0.060 dan
posttest kontrol 0,074. Selanjutnya pada gambar P-plot terlihat titik-titik mengikuti dan
mendekati garis diagonal sehingga memenuhi asumsi normalitas.
129

UJI HOMOGENITAS

Data Hasil Uji Homogenitas

Dari hasil uji homogenitas diatas diketahui nilai signifikansi > 0,05 maka data bisa
dikatakan homogen. Tabel diatas menunjukkan nilai signifikan pada 0,362 > 0,05
sehingga data homogen.
130

LAMPIRAN 13. Tabel Distribusi Nilai rt abel sig 5% dan 1%


131

LAMPIRAN 14. Tabel Nilai Distribusi ttabel


132

LAMPIRAN 15. Lembar Perbaikan Seminar Proposal Skripsi


133

LAMPIRAN 16. Lembar Persetujuan Hasil Seminar


134

LAMPIRAN 17. Permohonan Validator Instrumen Penelitian


135

LAMPIRAN 18. Lembar Persetujuan Instrumen Penelitian Validator 1


136

LAMPIRAN 19. Lembar Persetujuan Instrumen Validator 2


137

LAMPIRAN 20. Surat Izin Penelitian


138

LAMPIRAN 21. Surat Balasan Penelitian


139

LAMPIRAN 22. Dokumentasi

Pembagian Soal Pretest

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division


(STAD)
140

Perlakuan yang Dilakukan pada Kelas Kontrol Menggunakan Model


Pembelajaran CTL
141

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Febriza Laila Husna, seorang perempuan yang lahir pada tanggal 16


Februari 2001 di Pugu Raya, Semurup, Kabupaten Kerinci. Penulis
merupakan anak pertama dari 2 bersaudara pasangan ayah yang
Bernama Adepati dan Ibu yang Bernama Jusmiati serta memiliki adik
perempuan yang bernama Dezazahra.

Penulis memulai Pendidikan di TK Darmawanita kecamatan air hangat,


kemudian lanjut ke SD Negeri 31/III Muara semerah hingga lulus pada tahun 2013,
kemudian melanjutkan ke tingkat selanjutnya, yaitu SMP Negeri 1 Kerinci kec. Air
hangat, kab. Kerinci dan lulus pada tahun 2016, kemudian melanjutkan ke SMA
Negeri 1 Kota Sungai Penuh dan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas pada tahun
2019. Penulis melanjutkan studi Pendidikan di program studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) jurusan Pendidikan Pengetahuan Sosial (PIPS) Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi.

Penulis sejak duduk dibangku sekolah menengah memiliki hobi dibidang seni,
terutama menyanyi, bermain gitar dan menggambar, pada saat penulis duduk di jenjang
SMP penulis mengikuti lomba nyanyi Vokal Grup dari hobi tersebut penulis meraih
juara 5 tingkat kabupaten walaupun tidak memenangkan lomba tersebut penulis tidak
menyerah dan tidak berhenti untuk menyanyi serta mengasah vokal, hingga saat
penulis duduk dibangku SMA penulis mengikuti Lomba Cipta Lagu dan meraih juara
2 Lomba cipta lagu dalam rangkat D’Fest Artphoria 2018 dan Pameran Adiwiyata Ke-
II.

Organiasi yang pernah di ikuti penulis yaitu organisasi Badan Eksekutif


Mahasiswa (BEM) FKIP DAN mengikuti berbagai UKM seperti FSI, Musik, dan
keanggotaan IMADIPKWARA. Penulis akan selalu berkembang dan belajar berbagai
hal guna agar bermanfaat untuk keluarga serta masyarakat dan negara.

Anda mungkin juga menyukai