Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

“Studi Kasus Yang Berkaitan Dengan Strategi Pembelajaran Dan Solusinya”

Dosen Pengampu :
Drs.Irzal Anderson,M.Si.
Heri Usmanto, S.Pd., M.Pd

Dibuat Oleh :
Ariska Diahningsih Sianipar(A1A319015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI

2021
Studi Kasus Yang Berkaitan Dengan Strategi Pembelajaran Dan Solusinya

Topic: Menerapkan Pendidikan Multikultural Berbasis Pembelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan

Model pembelajaran : study kasus

Contoh Konflik Budaya Di Indonesia:

Konflik Suku Moni dan Suku Dani Di Papua

Wilayah Papua menjadi salah satu wilayah yang paling sering dilanda konflik,
penyebabnya tidak lain adalah salah satunya disebabkan karena perbedaan budaya. Meskipun di
wilayah papua sensiri tersebar banyak suku suku yang mendiami, akibat sedikit percikan saja
dapat memicu adanya konflik. Perbedaan budaya dinilai ebagai hal yang dapat menjadikan
konflik memanas dan berubag menjadi perang antar suku.
Bentrokan yang terjadi untuk kesekian kali ini dipicu rebutan lokasi lahan untuk Jalan
Trans Nabire. Padahal ke-2 suku itu sudah pernah melakukan upacara perdamaian sesuai adat
adat pegunungan tengah Papua yaitu dengan cara bakar batu. Namun ternyata perang kembali
pecaj kendati pemicu utama soal rebutan lahan untuk Jalan Trans Nabire sebagimana tujuan dan
sifat hukum ketenagakerjaan.

Warga Suku Moni dan Suku Dani sudah bersiap-siap untuk perang di Distrik Kuala
Kencana, Kampung Jayanti, Timika, Papua. Masing-masing kubu juga melengkapi diri dengan
busur dan anak panah yang siap dilontarkan ke arah lawan perang. Tak hanya di ruang terbuka,
perang juga berlangsung hingga ke dalam hutan seperti pada contoh kasus sengketa perdata
internasional.

Akibat perang antar suku ini, belasan orang dari ke-2 belah pihak mengalami luka-luka.
Mereka dievakuasi ke rumah sakit yang berbeda di Timika. Sebenarnya akibat bentrokan yang
sudah berlangsung sejak 3 bulan terakhir belasan orang meninggal dunia dan ratusan orang dari
ke-2 kubu mengalami luka-luka. Namun ke-2 kelompok masih tetap melanjutkan perang yang
entah sampai kapan akan berakhir.

Faktor penybab konflik

Dari contoh kasus di atas dapat kita ketahui bahwa faktor penyebab terjadinya konflik
suku moni dan suku dani di papua tidak lain adalah karena perbedaan budaya yang menyebabkan
bentrokan atau perang di antara kedua suku tersebut.

Solusi yang dapat saya berikan untuk mengatasi kasus tersebut yaitu:
(a) Kepala Suku sebagai pemimpin dari setiap kelompok suku dapat meberikan kebijakan
dan arahan pada anggotanya masing-masing untuk memilih menyelesaikan perkara
dengan cara berdamai atau dengan memberikan kesepakatan dari kedua belah pihak
(b) Memberikan pendekatan dan pemahaman dari pemerintahan setempat bahwa perbedaan
suku dan adat merupakan suatu keindahan bagi bangasa Indonesia dan negara melindungi
dan menjunjung tinggi multikultural (perbedaan suku,ras, etnis, agama) yang ada di
Indonesia, sehingga setiap orang harus menghargai setiap perbedaan yang ada dan saling
mendukung.

(c) Pemerintah setempat juga harus ikut turun tangan ketika percecokan dari kedua suku
tersebut akan terjadi.

(d) Pemerintah daerah setempat dapat menyelenggarakan vestival kebudayan dari setiap suku
yang ada di daerah tersebu yang tujuannya untuk memberi kesadaran kepada masyarakat
bahwa kebudayaan suku lain itu uni, menarik dan harus dijaga dan tentunya untuk
membentuk kesadaran masyarakat untuk saling menghargai dan saling menghormati
terhadap perbedaan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai