Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : MARTHA IDANG JENAU

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 837286353

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK 4401/ Materi dan Pembelajaran


PKn SD

Kode/Nama UPBJJ : 50 / Samarinda

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Kondisi kebhinekaan dalam aspek kehidupan yang ada di Indonesia
menuntut analisis kita ketika menghadapi konflik yang pernah terjadi dan
kemungkinan yang akan terjadi. Sebutkan lima (5) sumber konflik yang
berlatar belakang kondisi kebhinekaan di Indonesia !
Lima (5) sumber konflik yang melatar belakang kondisi kebhinekaan di
Indonesia yaitu :
1). Sentimen Etnis Berujung Penjarahan
Peristiwa penembakan yang menewaskan empat mahasiswa
Trisakti pada 12 Mei 1998 ternyata berbuntut panjang dan menyulut emosi
warga. Akibatnya, keesokan harinya Jakarta menjadi lautan aksi massa
yang terjadi di beberapa titik. Penjarahan dan pembakaranpun tak dapat
dihindarkan. Krisis moneter berkepanjangan di tahun 1998 berujung pada
aksi kerusuhan hebat pada penghujung rezim Orde Baru pimpinan
almarhum Soeharto. Saat itu, Indonesia dilanda krisis ekonomi parah
sehingga melumpuhkan seluruh persendiaan ekonomi dalam negeri.
Kerusuhan yang terjadi malah menular pada konflik antar etnis Tionghoa.
Saat itu, banyak aset milik etnis Tionghoa dijarah dan juga dibakar oleh
massa yang kelap. Massa pribumi juga melakukan tindak kekerasan dan
pelecahan seksual terhadap para wanita dari etnis Tionghoa kala itu.
Konflik antar etnis itu menjadi catatan kelam di penghujung pemerintahan
rezim Soeharto.
2). Konflik Agama di Ambon
Konflik berbau agama paling tragis meletup pada tahun 1999
silam. Konflik dan pertikaian yang melanda masyarakat Ambon-Lease
sejak Januari 1999, telah berkembang menjadi aksi kekerasan brutal yang
merenggut ribuan jiwa dan menghancurkan semua tatanan kehidupan
masyarakat. Konflik tersebut kemudian meluas dan menjadi kerusuhan
hebat antara umat Islam dan Kristen yang berujung pada banyaknya
orang meregang nyawa. Kedua kubu berbeda agama ini saling serang
dan bakar membakar bangunan serta sarana ibadah. Saat itu, ABRI
dianggap gagal menangani konflik dan merebak isu bahwa situasi itu
sengaja dibiarkan berlanjut untuk mengalihkan isu-isu besar lainnya.
Kerusuhan yang merusak tatanan kerukunan antar umat beragama di
Ambon itu berlangsung cukup lama sehingga menjadi isu sensitif hingga
saat ini.
3). Tragedi Sampit, Suku Dayak vs Madura
Tragedi Sampit adalah konflik berdarah antar suku yang paling
membekas dan bikin geger bangsa Indonesia pada tahun 2001 silam.
Konflik yang melibatkan suku Dayak dengan orang Madura ini dipicu
banyak faktor, di antaranya kasus orang Dayak yang diduga tewas
dibunuh warga Madura hingga kasus pemerkosaan gadis Dayak. Warga
Madura sebagai pendatang di sana dianggap gagal beradaptasi dengan
orang Dayak selaku tuan rumah. Akibat bentrok dua suku ini ratusan
orang dikabarkan meninggal dunia. Bahkan banyak diantaranya
mengalami pemenggalan kepala suku Dayak yang kalap dengan ulah
warga Madura saat itu. Pemenggalan kepala itu terpaksa dilakukan oleh
suku Dayak demi mempertahankan wilayah mereka yang waktu itu mulai
dikuasi warga Madura.
4). Pemerintah vs Kelompok Separatis
` Pemerintah RI pernah disibukan dengan konflik melawan
beberapa kelompok separatis. Sebut saja konflik melawan kelompok
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dipicu keinginan mereka yang ingin
melepaskan diri dari NKRI. Pemerintah yang enggan melepas Aceh, tidak
mau mempertahankan mati-matian hingga pecahlah peperangan di tanah
rencong. Konflik dengan GAM berakhir menyusul kesepakatan yang
ditekan dua belah pihak, di mana salah satunya menyepakati agar Aceh
menjadi daerah otonomi khusus (otsus) dengan penegakan hukum
syari’ahnya. Di bumi Indonesia bagian timur juga terjadi konflik separatis
yang tak kalah sengit adalah kelompok Republik Maluku Selatan (OPM)
yang berjibaku melawan pemerintah demi lepas dari wilayah Indonesia.
Aksi pemberontakan pun terjadi namun berhasil dipadamkan oleh aparat
TNI-Polri sebagai garda terdepan pemerintah Indonesia
mempertehankan keutuhan wilayahnya.
5). Penyerangan Kelompok Syi’ah di Sampang
Aksi penyerangan terhadap pengikut syi’ah terjadi terjadi di
Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben,
Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur pada tahun 2012 silam.
Sebanyak dua orangwarga syi’ah tewas dan enam orang lainnya
mengalami luka berat serta puluhan warga mengalami luka ringan. Kasus
ini sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 2004. Klimaksnya adalah
aksi pembakaran rumah ketua Ikatan Jamaah Ahl al-Bait (IJABI), Tajul
Muluk, beserta dua rumah jamaah syi’ah lainnya serta sebuah musala
yang digunakan sebagai sarana peribadatan. Aksi tersebut dilakukan oleh
500 orang yang mengklaim diri sebagai pengikut ahlus sunnah wal
jama’ah.

2. Ilustrasi
Guru kelas IV sedang menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
pada sub tema Bangga Pada Budaya Bangsaku. Pada muatan PPKn terdapat
kompetensi dasar sebagai berikut :
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan
masyarakat
4.4 Mengelompokan kesamaan identitas suku bangsa (pakaian tradisional,
bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara adat), sosial ekonmi (jenis
pekerjaan orang tua) di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.
Susunlah indikator pemebelajaran yang mengembangkan cara berfikir
tingkat inggi (HOTS) sesuai dengan kompetensi dasar dan sub tema Bangga
pada Budaya Bangsaku.
➢ KD 3.4
Indikator : - Menuliskan arti bersatu dalam keberagaman di rumah
- Menuliskan arti bersatu dalam keberagaman di sekolah
- Menuliskan arti bersatu dalam keberagaman di masyarakat
➢ KD 4.4

Indikator : -Membedakan identitas suku bangsa (pakaian tradisional,


bahasa, rumah, adat, makanan khas dan upacara adat)

- Membedakan sosial ekonomi di lingkungan (Jenis pekerjaan


orang tua)

3. Susunan sila-sila Pancasila itu sistematis-hierarkis dan tidak boleh


ditafsirkan sendiri-sendiri ? Jelaskan apa maksudnya dan alasan mengapa
tidak boleh ditafsirkan oleh sembarang orang atau golongan !
Susunan sila-sila Pancasila itu adalah sistematis-hierarkis karena kelima sila
Pancasila itu menunjukan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat, di mana
tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan
itu sehingga tidak dapat dipindah-pindahkan. Para ahli di diantaranya Notonagoro,
Dardji Darmodihardjo, dan Hazairin berpendapat bahwa sila-sila dalam Pancasila
merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena tiap
sila mengandung empat sila lainnya.
Pancasila tidak boleh ditafsirkan sembarang orang atau golongan karena akan
mengaburkan maknanya yang pada akhirnya akan merongrong dasar negara
Pancasila, seperti pernah terjadi pada masa lalu. Jadi, sekali lagi hakikat pancasila
yaitu sebagai Pandangan Hidup dan Dasar dan Dasar Negara RI.

4. Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang melekat pada diri
manusia dan merupakan hak yang diberikan sebagai karunia Tuhan. Karena
berasal dari Tuhan maka HAM diakui seluruh dunia. Kemukakan lima hak
asasi manusia yang telah mendapat pengakuan dari masyarakat dunia !
Lima hak asasi manusia yang telah mendapat pengakuan dari masyarakat
dunia, yakni :
1) Kebebasan bicara, berpendapat dan pers
2) Kebebasan beragama
3) Kebebasan berkumpul dan berserikat
4) Hak atas perlindungan yang sama di depan hukum
5) Hak atas pendidikan dan penghidupan yang layak

5. Hak Asasi Manusia (HAM) yang di ajarkan di sekolah dasar perlu disesuaikan
dengan tingkat perkembangan kemampuan siswa. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran HAM di
sekolah dasar adalah model pembelajaran inkuiri.
Guru kelas 3 sadang mempersiapkan pembelajaran ke 4 pembelajaran 2.
Guru tersebut mendalami Kompetensi Dasar Muatan PPKn sebagai beriku :
1.2 Menghargai kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan warga
sekolah sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.2 Melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan warga
sekolah.
3.2 Mengidentifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan warga
sekolah
4.4 Menyajikan hasil identifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga
dan warga sekolah
Buatlah contoh penerapan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri
sesuai dengan kompetensi dasar tersebut untuk Materi Kewajiban dan Hakku
di Sekolah !
Menurut Widja (1989:164) Model pembelajaran inkuiri adalah suatu Model yang
menekankan pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong siswa dapat
menemukan konsep-konsep dan prinsip.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran inkuiri yaitu :
1) Orientasi
Orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif dimana guru menkondisikan siswa supaya
siap untuk melaksanakan proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang
dapat dilakukan dalam tahap orientasi yaitu menjelaskan topik, tujuan
dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa, menjelaskan
pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai
tujuan, serta menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar untuk
memberikan motivasi kepada siswa.
2) Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah sebagai langkah untuk membawa siswa pada
suatu permasalahan yang mengandung teka teki. Permasalahan yang
diberikan harus menantang siswa untuk berfikir untuk memecahkannya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah
yaitu masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa untuk
menumbuhkan motivasinya dalam belajar, masalah yang dikaji adalah
masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti serta
konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah
diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
3) Mengajukan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu persoalan yang
dikaji sehingga kebenarannya perlu diuji. Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan hipoesis (menebak)
pada siswa yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara atau dapat
merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu
persoalan yang dikaji.
4) Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data merupakan kegiatan menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesisis yang diajukan.
5) Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis merupakan proses untuk menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuatu data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data keyakinan siswa ataau jawaban yang
diberikan adalah terpenting dalam menguji hipotesis.
6) Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan merupakan proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Langkah
perumusan kesimpulan ini adalah langkah terakhir dalam penerapan
pendekatan di dalam pembelajaran inkuiri.

Kegiatan Awal :

• Mengajak siswa berdoa sebelum belajar


• Guru mengisi absen
• Guru memberikan gambaran materi yang akan dipelajari

Kegiatan Inti :

1. Orientasi
Menjelaskan materi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan warga
sekolah.
2. Merumuskan Masalah
Hal-hal apa saja yang menjadi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga
dan warga sekolah.
3. Mengajukan Hipotesis
Apakah kewajiban dan hak setiap orang sama ?
4. Mengumpulkan Informasi Data
Siswa mempelajari buku paket dan mencari di internet terkait kewajiban dan
hak sebagai anggota keluarga dan warga sekolah.
5. Menguji Hipotesis
Kewajiban dan hak setiap orang tidak sama
6. Kesimpulan
Setiap orang mempunyai kewajiban dan hak tidak sama dan untuk
mendapatkan hak setiap orang terlebih dahulu melakukan kewajibannya.

Anda mungkin juga menyukai