Anda di halaman 1dari 8

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

TUGAS : KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


SIFAT TUGAS : KELOMPOK
ANGGOTA : - Safira Nurcholila, A.Md. AK (Ketua Kelompok)
- Danu Bayu Prastika, A.Md. Keb
- Agnes Yuri NArulita, A.Md.Kes
- Susanty Kartika Dewi, A.Md.Farm
- Isnaini Asaroh, A.Md. Keb

URAIAN TUGAS :
1) Carilah kliping berita tentang tawuran antar suku atau antar kampung, beri
pengantar atau pendahuluan terkait berita tersebut
2) Analisa masalah yang terjadi, kaitkan dengan nilai-nilai wawasan kebangsaan, isu
kontemporer dan bela negara
3) Beri simpulan dan saran
1) Carilah kliping berita tentang tawuran antar suku atau antar kampung, beri
pengantar atau pendahuluan terkait berita tersebut

1 2
3 4

5 6
PERANG ANTAR SUKU DI SENTANI, PAPUA

PENDAHULUAN
Tanah merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup baik manusia, hewan, atau
tumbuh-tumbuhan. Manusia hidup dan tinggal diatas tanah dan memanfaatkan tanah untuk
sumber kehidupan dengan menanam tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan makanan.
Tanah merupakan modal dasar pembangunan, dalam kehidupan masyarakat pada umumnya
menggantungkan kehidupannya pada manfaat tanah.

Manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon) dimana mereka saling


membutuhkan satu sama lain. Dengan adanya hubungan timbal balik, maka sering kali
timbul fenomena sosial berupa konflik yang timbul akibat adanya kepentingan yang
berbeda-beda. Menurut Winardi (1994:1) konflik terjadi karena adanya oposisi atau
pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok, dan organisasi-organisasi
keagamaan dan kemasyarakatan. Di era globalisasi ini konflik tidak hanya terjadi karena
adanya pertentangan pendapat, tetapi situasi berubah bahwa konflik terjadi karena adanya
gesekan kepentingan, baik individu, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi pada suatu
environment space (ruang lingkungan).

Wujud dari konflik disebabkan karena gesekan kepentingan salah satunya yaitu
terjadinya perang antar suku di Sentani, Papua akibat sengketa tanah. Sejak zaman dahulu
tanah telah menjadi sumber sengketa bagi manusia. Keberadaan tanah yang jumlahnya tetap
(terbatas) mengakibatkan perebutan terhadap hak atas tanah yang dapat memicu terjadinya
sengketa tanah yang berkepanjangan, bahkan pemilik tanah rela berkorban apa saja untuk
mempertahankan tanah yang dimilikinya.

Menurut kapolres Victor D. Mackbon pada hari Minggu (19/04/2020) terjadinya


konflik di Sentani, Papua ini disebabkan oleh aksi balasan oleh warga Kampung Kehiran
karena kepala kampung mereka dipukul oleh oknum pemuda dari Kampung Toware pada
sabtu malam. Awal persoalannya adalah sengketa tanah. Dikatakan, persoalan sengketa
tanah antara Kampung Kehiran dan Kampung Toware sebenarnya telah berlangsung lama,
dan telah berlangsung beberapa kali mediasi yang juga melibatkan pihak Dewan Adat
Sentani (DAS). Namun, pada hari Sabtu malam terjadi pemukulan terhadap kepala kampung
Kehiran.
Akibat kasus pemukulan tersebut, pihak Kapolres Jayapura, AKBP. Victor C.
Mackbon sudah menyiagakan personil. Sebanyak 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) aparat
TNI/Polri dikerahkan untuk melerai kedua belah pihak untuk melakukan aksi pembalasan,
namun ada sejumlah oknum yang melakukan provokasi sehingga terjadi bentrok.

Ratusan warga dari kampung Kehiran dan Kampung Toware Sentani, masing-
masing mempersenjatai diri dengan membawa senjata tajam berupa panah, parang, dan
tombak. Aparat keamanan yang berada di tengah-tengah masa sempat memberikan
tembakan peringatan untuk membubarkan kedua kubu ini. Namun hal tersebut tidak
dihiraukan. Warga justru melempari batu kearah aparat. Akibat bentrok tersebut, terdapat 8
rumah di Toware hangus dibakar dan 6 orang luka-luka.

Saat ini pihak Kapolres Jayapura mencari oknum yang melakukan pemukulan
terhadap kepala kampung dan okum warga yang melakukan provokasi sehingga
menyebabkan bentrok. Sementara itu, untuk menjaga tidak terjadinya bentrok susulan,
ratusan aparat keamanan TNI/Polri disiagakan di sekitar lokasi kejadian. Namun, pada
Senin (20/04/2020), bentrok kembali pecah. Massa menyerang aparat yang berusaha
melerai.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kami akan menganalisa dan mengkaitkan


masalah yang terjadi dengan nilai-nilai wawasan kebangsaan, isu kontemporer, dan bela
Negara.

2) Analisa masalah yang terjadi, kaitkan dengan nilai-nilai wawasan kebangsaan, isu
kontemporer dan bela negara
- Nilai – nilai Wawasan Kebangsaan
Papua merupakan daerah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, tetapi tidak
didukung dengan sumber daya manusia yang tinggi. Seperti kita ketahui bahwa
beberapa tahun belakangan ini banyak terjadi perang antar suku yang terjadi di papua
dan muculnya ormas-ormas pemberontak. Kurangnya wawasan kebangsaan pada diri
masyarakat Papua menjadi salah satu faktor terjadinya perang antar suku di Sentani
Papua. Mereka beranggapan bahwa semua masalah yang terjadi bisa di selesaikan
dengan perang, padahal dari perang antar suku tersebut bukan penyelesaian yang
didapat tetapi perpecahan, kekerasan yang di ikuti adanya korban jiwa. Pendidikan
tentang nilai-nilai wawasan kebangsaan perlu ditingkatkan khususnya dimasyarakat
Papua agar rasa kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara dan lebih
mengutamakan persatuan dan kesatuan di wilayah NKRI. Sehingga ketika terjadi
konflik masyarakat bisa menyelesaikan dengan cara musyawarah bukan melalui perang
atau tindak kekerasan lainnya.
- Isu Kontemporer
Analisa isu kontemporer adalah menganalisa, mencari kebenaran tentang hal atau
masalah yang baru atau kabar terkini yang masih hangat dibicarakan, belum jelas akan
kebenarannya dan solusi penyelesaianya harus sesuai dengan masa sekarang.
“Kronologi perang antar suku di Sentani Papua, Rumah dibakar, Aparat TNI-Polri
diserang” diperoleh dari indonews.id kliping berita tersebut dianalisa bahwa persoalan
tentang sengketa tanah antar 2 kampung (Kehiran dan Toware). Ada 2 kelompok yang
menggunakan senjata tajam. Ketika para aparat memberikan peringatan kepada massa
justru aparat dilempari dengan batu. Adanya provokasi menyebabkan terjadinya
bentrokan dan menyebabkan adanya korban jiwa. Dari kasus tersebut adapun
penyelesain masalahnya yaitu memberikan pembinaan, diskusi dan penyuluhan tentang
kesadaran hukum pada 2 kelompok yang konflik oleh aparat kepolisian.
- Bela Negara

Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Konsep bela negara modern itu sendiri
bukanlah sebuah konsep baru yang berseberangan dengan pakem yang sudah dibuat,
namun di dalam konsep itu didefinisikan kembali apa itu bela negara masa kini dan
bagaimana menghadapi ancaman per ancaman secara rinci, dan apabila perlu
dijelaskan pula lingkungan strategis dan konteks politik yang menjadi latar belakang
ancaman itu, dan bagaimana ancaman bisa masuk dengan mudah ke tubuh bangsa dan
negara Indonesia. Sebab apabila ancaman itu telah berhasil diidentifikasi, maka negara
akan dengan cepat, tanggap, dan senyap dalam melakukan pengawasan dan tindakan,
serta antisipasi.

Kesadaran Bela Negara ditumbuhkan dari kecintaan pada Tanah Air Indonesia, tanah
tumpah darah yang menjadi ruang hidup bagi warga Negara Indonesia. Tanah dan air,
merupakan dua kata yang merujuk pada kepulauan Nusantara, rangkaian kepulauan
yang menjadikan air ( lautan ) bukan sebagai pemisah namun justru sebagai pemersatu
dalam wilayah yurisdiksi nasional. Untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia merupakan hasil perjuangan segenap komponen bangsa yang dilandasi oleh
semangat untuk membela Negara dari penjajahan. Perjuangan tersebut tidak selalu
dengan mengangkat senjata, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Nilai dasar Bela Negara kemudian diwariskan kepada para
generasi penerus guna menjaga eksistensi Republik Indonesia. Usaha Bela Negara
bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme Warga Negara dalam upaya pemenuhan
hak dan kewajibannya terhadap Bela Negara yang diwujudkan dengan Pembinaan
Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan dan kepentingan nasional.

3) Kesimpulan dan saran


Berdasarkan kasus konflik yang terjadi di Papua seperti yang telah dianalisa di atas,
hendaknya bisa menjadi suatu pelajaran berharga bagi warga negara Indonesia khususnya
untuk warga masyarakat Papua yang sedang berkonflik seperti kasus tersebut. Seharusnya
setiap elemen masyarakatnya harus bisa bekerjasama, gotong-royong menyelesaikan
konflik yang terjadi dengan musyawarah mufakat bukan dengan tindakan kekerasan atau
anarkis seperti yang telah terjadi. Jika masyarakat mempunyai wawasan kebangsaan yang
tinggi, mampu meneladani dari nilai-nilai bela negara, mungkin hal tersebut tidak sampai
terjadi. Seharusnya, tanah papua yang penuh dengan sumber daya alam harus dijaga dan
diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang baik pula. Bukan malah sebaliknya,
berebut tanah (kekuasaan) dengan cara kekerasan yang tentu sangat merugikan bangsa dan
negara.
Terdapat banyak faktor penyebab konflik di Papua, salah satunya sengketa tanah. Hal
tersebut harus segera diatasi dengan pertimbangan yang matang, isu kontemporer penyebab
konflik tersebut harus dianalisa dengan baik. Berdasarkan analisa, penyebab terjadinya
konflik tersebut antara lain :
a. Rendahnya tingkat pendidikan di papua sehingga myoritas masyarakatnya lebih
mengedepankan emosi dan kekerasan daripada menganalisa pemecahan masyarakat
secara mufakat.
b. Balas dendam masih menjadi budaya di Papua
c. Masyarakat Papua masih mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab.
Ketika penyebab konflik dapat dianalisa dengan baik, konflik akan bisa diwaspadai.
Sebelum terjadinya konflik, apparat sudah sigap untuk menanggapi isu – isu yang
berkembang sehingga konflik tidak terjadi. Namun, jika konflik tetap terjadi, mungkin
dampak yang ditimbulkan tidak begitu parah. Meskipun memang idealnya konflik akan
selalu ada dalam masyarakat, namun meredam konflik tidak ada salahnya. Apalagi jika
konflik meluas dan menimbulkan dampak yang merugikan. Dampak konflik antar suku yang
terjadi di Papua, yang mengganggu keamanan di Papua antara lain :

a. Rusaknya fasilitas umum


b. Hancurnya pemukiman warga
c. Jatuhnya korban jiwa, baik itu luka ringan bahkan tewas di tempat
d. Warga yang tidak bersalah juga menjadi korban sehingga menimbulkan dampak
psikologis
e. Masyarakat merasa tidak aman dengan konflik yang terjadi
f. Hilangnya rasa kepercayaan dalam masyarakat.
g. Menimbulkan perpecahan di masyarakat.

Beberapa tindakan yang mungkin dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
masalah konflik antar suku di Papua terebut di antaranya :

a. Memperbaiki tingkat pendidikan di Papua


b. Melakukan sosialisasi tentang pentingnya wawasan kebangsaan dan pengamalan
nilai-nilai bela negara
c. Memberikan lapangan pekerjaan yang cukup bagi masyarakat Papua
d. Meningkatkan kewaspadaan aparat keamanan di daerah-daerah yang rawan konflik.

Pentingnya kerja sama yang baik dari setiap elemen masyarakat, baik dari warga, pihak-
pihak perusahaan penyedia lapangan pekerjaan, dan juga pemerintah akan sedikit demi
sedikit menyelesaikan konflik. Masyarakat bisa melakukannya dengan meningkatkan
kesadaran akan pentingnya saling menghargai dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Pemerintah dan apparat keamanan lebih membentuk konsep peningkatan kewaspadaan dan
percepatan untuk meredam konflik agar tidak meluas dan berkelanjutan. Oleh karena itu,
sebagai pengamalan dari nilai-nilai Pancasila, terutama sila kedua dan ketiga. Sebagai warga
Negara kita hendaknya saling menghargai antar sesama manusia untuk bisa bersatu dalam
kebersamaan seluruh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai