1. Carilah kasus / kejadian dari berita (sebutkan sumbernya) tentang pencemaran
sungai! Kasus yang telah kami dapatkan adalah tentang pencemaran air sungai Cibeet di Karawang yang diduga tercemar oleh limbah cair yang mengandung mikroplastik. Untuk berita selengkapnya dapat disimak di bawah ini Sumber : https://regional.kompas.com/read/2021/04/30/175207678/limbah-cair-di- sungai-cibeet-karawang-diduga-mengandung-mikroplastik
Di Era Globalisasi membuat manusia semakin tidak sadar bahwa kemajuan teknologi membawa perubahan-perubahan terhadap lingkungan hidup. Tumbuh kembangnya perindustrian ini memberikan dampak positif terhadap manusia dalam memenuhi kebutuhan vital hidup. Akan tetapi seiring berkembangnya pembangunan sector indutri, manusia juga tidak sadar akan bahaya pencemaran terhadap lingkungan yang dihasilkan dari perindustrian tersebut. Pencemaran yang kini dirasakan bersamaan erat dengan teknologi mekanisme, industrialisasi dan pola hidup yang mewah dan konsumtif. Sadar atau tidak sadar bahwa manusia tinggal dikelilingi oleh senyawa kimia yang konon paling banyak berasal dari industri. Penggunaan bahan-bahan kimia tersebutlah yang mengakibatkan tingginya jumlah peningkatan limbah kimia yang menyusup jika pengelolaannya dilakukan dengan tidak benar. Merosotnya perkembangan lingkungan hidup di Indonesia juga seakan menandakan bahwa tidak adanya keseimbangan penegakan hukum yang memadai, meskipun berbagai peraturan telah dibentuk dimulai dari Undang- Undang Dasar yang menjamin hak atas lingkungan. Hukum lingkungan tidak hanya mengatur tentang pemanfaatan, tetapi juga mengatur bagaimana mempertahankan keberadaannya supaya senantiasa berkelanjutan dengan kondisi yang baik, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang dapat berakibat terhadap kerusakan, serta sebagai sarana penindakan hukum bagi perbuatan-perbuatan yang merusak atau mencemari lingkungan hidup serta sumber daya alam didalamnya. Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menemukan bahwa limbah cair Pindo Deli 3 di Sungai Cibeet, Karawang, Jawa Barat mengandung mikroplastik. Hal tersebut dapat mencemari lingkungan sekitar dan dapat berdampak ke manusia yang menggunakan air sekitar sungai tersebut. Ada beberapa hal yang dapat menjadi faktor penyebab terjadinya pencemaran tersebut diantaranya sebagai berikut : a. Faktor pertama adalah tingkat efisiensi proses produksi yang digunakan. Tidak ada satupun teknologi proses produksi di dunia ini yang memiliki efisiensi 100%. Secara teoritis, semakin banyak tahapan-tahapan proses yang terjadi di dalamnya, maka tingkat efisiensinya akan semakin kecil. Jadi pasti akan selalu ada bahan baku yang tidak dapat dikonversi atau diubah menjadi produk. b. Faktor yang kedua adalah kemurnian bahan baku yang digunakan. Tidak ada bahan baku yang memiliki kemurnian atau purity yang absolut atau 100% murni. Akan selalu ada bahan lain di dalamnya dan bahan-bahan tersebut tidak akan dapat diubah menjadi produk. c. Faktor ketiga adalah sisa bahan baku atau produk yang tertinggal di dalam peralatan, tumpahan dan bekas kemasan. d. Faktor keempat adalah standar kondisi operasi proses produksi (suhu, tekanan, rasio bahan baku dan lain-lain) yang tidak terpenuhi. Akibatnya, bisa jadi produk tidak dapat terbentuk sama sekali atau tingkat konversinya sangat kecil. Faktor keempat adalah adanya gangguan operasional, misalnya suplai listrik terhenti. Akibatnya, proses produksi terpaksa dihentikan. Dan pabrik harus kembali dihidupkan atau di start-up. Selama proses start-up, maka akan banyak bahan baku yang akan terbuang menjadi limbah. e. Faktor kelima adalah kurangnya pengawasan internal (industri) atau external (DLHK/ dinas terkait lainnya). Pada kasus tersebut ditemukan saluran pembuangan Pindo Deli 3 yang bocor dan mengeluarkan cairan berwarna hitam, sehingga menimbulkan pencemaran di sungai yang akan berdampak pada lingkungan dan manusia sekitar. Maka dari itu, untuk industry ataupun dinas terkait diharapkan untuk meningkatkan pengawasan perindustrian terutama pada proses produksinya.
3. Dengan berpedoman pada prinsip WoG, bagaimana masalah penecemaran sungai
tersebut dapat diatasi, pihak mana saja yang terlibat/ terkait dan bagaimana peran masing-masing. Dengan berpedoman pada prinsip WoG, bagaimana masalah pencemaran sungai tersebut dapat diatasi, pihak mana saja yang terlibat / terkait dan bagaimana peran masing- masing. Pencermaran sungai dapat diatasi dengan para pihak yang terlibat saling berkoordinasi. Pihak Ecological Observation and wetland conservation (Ecoton) sebagai pihak konservasi yang menemukan limbah di Sungai Cibeet Karawang mengandung mikroplastik mencapai 210 partikel per 100 liter, memberitahukan hasil temuannya kepada Pemerintah Khususnya Dinas Lingkungan Hidup Karawang. DLH Karawang melakukan koordinasi dengan Pindo Deli 3 sebagai perusahaan yang melakukan pembuangan limbah di sungai dengan memberitahukan hasil temuan yang telah dilakukan oleh Ecoton terhadap limbah pembuangannya. Sebagai pihak yang melakukan pembuangan limbah di sungai hendaknya Pindo Deli 3 menerima informasi yang disampingkan dengan tidak mengedepankan ego. Kerjasama perlu dilakukan untuk mengurangi dampak dari limbah yang akan merugikan msyarakat, selain itu limbah juga akan terbawa kembali kedalam produksi yang juga akan merugikan perusahaan. Temuan lain yang ditemukan adalah kebocoran pipa yang menandakan rendahnya pengawasan. Kerjasama perlu dilakukan anatara DLH dengan Ecoton dengan menambahkan parameter limbah selain itu peningkatan pengawasan dari pihak DLH juga ditingkatkan, agar polutan tidak meningkat dan mematikan biota yang ada di sungai. DLH sebagai pihak yang mepunyai wewenang untuk mengajukan. Pemkab Karawang sebagai pihak yang memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan bertindak tegas dengan memberikan sanksi adminitrasif berupa penutupan sementara, sampai perusahaan memperbaiki saluran pembuangnya. Jika hal ini terjadi berulang-ulang, kebijakan yang dapat diambil dengan penegakan hukum secara tegas. Masyarakat sebagai pihak yang akan terdampak juga dapat melakukan pengawasan terhadap limbah yang dibuang oleh Pindo Deli 3 dan melaporkan temuan. Pihak yang terlibat atau terkait : 1. Ecological Observation and Wetlands Conservation atau pihak konservasi 2. Perusahaan Sinarmas : Perusahaan penghasil limbah 3. Pemerintah Kabupaten Karawang 4. Pemerintah Dinas Lingkunan Hidup 5. Lingkungan kehidupan biota di sungai 6. Masyarakat atau konsumen