Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI SISTEM


PERNAPASAN MANUSIA

(Penelitian Quasi Eksperimental pada Siswa Kelas VIII di MTsN Panyabungan)

PROPOSAL PENELITIAN
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati

Oleh:
KHAIRUNNISA NASUTION
NIM. 1172060049

Bandung
2021
A. Latar Belakang Masalah
Melalui dunia Pendidikan manusia memiliki pemikiran logis, kritis, sistematis dan
mau bekerjasama secara efektif serta mampu memanfaatkan informasi yang datang dari
mana saja, itulah mengapa Pendidikan sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat
Indonesia guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pada abad ke-21 ini
juga seseorang membutuhkan keterampilan yang harus mulai dikembangkan saat proses
pembelajaran (Arnidha, 2016).
Menurut (Pasaribu, 2017), tujuan Pendidikan adalah mengembangkan potensi
manusia menjadi manusia yang lebih beriman dan bertakwa kepada allah SWT, berilmu,
berakhlak mulia, cerdas, mandiri dan dapat menjadi warga negara yang berani dan
bertanggung jawab guna untuk melatih cara berpikir mengenai suatu konsep yang ada
dengan menghubungkannya dalam kejadian disekitanya.
Dalam pembelajaran peran guru bukan hanya semata-mata memberikan informasi,
melainkan juga membimbing dan memfasilitasi dalam proses belajar, selain itu juga guru
terlebih dahulu harus memahami hakikat materi yang diajarkan sebagai suatu pelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, dan memahami bagaimana metode
pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa (Zein, 2016).
Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik siswa kelompok
bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas
terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata sosial, kemampuan, dan ketidak
mampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar
belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas
bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk
menghargai satu sama lainnya.
Dalam menggunakan metode pembelajaran yang baik seharusnya dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Salah satu metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu metode
pembelajaran Think Pair Share (TPS). Metode TPS ini diimplementasikan pada
kurimkulum 2013, dalam metode pembelajaran ini siswa dibiarkan berpikir dan
menyampaikan pendapatnya lebih leluasa dan dapat menyampaikan pendapatnya atas soal

1
yang diberikan. Penggunaan model pembelajaran TPS ini juga membuat siswa
menalar,berpikir dengan bebas dan mencari jawaban dengan leluasa yang mengakibatkan
timbulnya kemampuan berpikir kritis siswa (Wicaksono, 2017).
Berpikir kritis merupakan pola pengambilan keputusan tentang hal yang harus
diambil dan diyakini. Setiap orang tidak cukup hanya memiliki pengetahuan saja tetapi
juga harus berpikir kritis untuk mengetahui kebenaran yang pasti dari sebuah jawaban
hingga dapat memecahakan sebuah masalah yang ada. Kemampuan berpikir kritis juga
merupakan perilaku dimana siswa dapat menganalisis sebuah kebenaran dan mengeluarkan
kemampuannya untuk menyelesaikan sebuah masalah dan juga mampu membandingkan
dan menarik sebuah kesimpulan (Wicaksono, 2017).
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dilakukan penelitian yang
berjudul: “Pengaruh Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Terhadap Peningkatan
Kemampuan Berfikir Kritis Siswa pada Materi Sistem Pernapasan Manusia”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas ditemukan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana keterlaksanaan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada
pembelajaran sistem pernapasan manusia?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran sistem
pernapasan manusia dengan dan tanpa metode Think Pair Share (TPS)?
3. Bagaimana pengaruh metode Think Pair Share (TPS) terhadap peningkatan
kemampuan berpikir kritis pada materi sistem pernapasan manusia?
4. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran sistem pernapasan manusia dengan
dan tanpa metode pembelajaran Think Pair Share (TPS)?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Mendeskripsikan keterlaksanaan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada
pembelajaran sistem pernapasan manusia.

2
2. Menganalisis peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran sistem
pernapasan manusia dengan dan tanpa metode Think Pair Share (TPS).
3. Menganalisis pengaruh metode Think Pair Share (TPS) terhadap peningkatan
kemampuan berpikir kritis pada materi sistem pernapasan manusia.
4. Mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran sistem pernapasan manusia
dengan dan tanpa metode pembelajaran Think Pair Share (TPS).

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa dapat termotivasi lebih aktif dengan menggunakan metode TPS dalam proses
belajar yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.
2. Bagi Guru
Mendapatkan inovasi dan motivasi baru dalam proses pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap materi sistem pernapasan
manusia.
3. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengetahuan tentang metode pembelajaran TPS, guna untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem pernapasan
manusia.

E. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini agar terarah dan tidak menyebar terlalu luas maka perlu adanya
pembatasan pokok permasalahan. Adapun Batasan masalahnya yaitu:

1. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII MTsN Panyabungan.


2. Materi pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah sistem pernapasan
manusia.
3. Metode pembalajaran yang digunakan yaitu metode pembelajaran TPS (Think Pair
Share) yang akan diterapkan pada siswa kelas VIII MTsN Panyabungan.

3
F. Defenisi Operasional
Untuk memperjelas masalah penelitian ini, berikut penjelasan defenisi dari
beberapa istilah tertentu:
1. Metode pembelajaran Kooperatif Learning Think Pair Share adalah metode
pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. (Think) yang
artinya siswa dibiarkan berpikir sendiri secara mandiri dalam kelompok setelah
diberikan pertanyaan dan kemudian tahap kedua (Pair) ialah setelah dibiarkan berpikir
sendiri siswa kemudian diminta berpasangan untuk mendiskusikan kembali jawaban
atau menyatukan pendapat mereka atas apa yang telah mereka pikirkan sebelumnya
dan yang terakhir (Share) yaitu guru menyuruh setiap perwakilan kelompok untuk
menyampaikan hasil yang telah mereka diskusikan.
2. Keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan seseorang dalam menganalisis ide
atau gagasan secara logis, sistematis, reflektif dan produktif untuk membantu
membuat, mengevaluasi serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau
yang akan dilakukan sehingga dapat memecahkan masalah yang dihapi.
3. Sistem Pernapasan Manusia adlah salah satu materi pokok Biologi di MTsN
Panyabungan Kelas VIII yang membahas (1) organ pernapasan manusia (2) mekanisme
pernapasan manusia (3) frekuensi pernapasan,olume pernapasan.

G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kurikulum 2013 materi sistem pernapasan manusia harus dikuasai
oleh siswa kelas VIII. Dalam merencanakan proses pembelajaran, KD (Kompetensi Dasar)
dan KI (Kompetensi Inti) adalah hal yang wajib dikuasai pelajar dalam setiap mata
pelajarannya. Kompetensi Inti yang terdiri dari KI 1 (Religi), KI 2 (Sosial), KI 3 (Konsep),
KI 4 (aplikasi). Dari keempat Kompetensi Inti inilah nanti siswa dapat memiliki gambaran
terhadap apa yang harus dikuasai mereka.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
perolehan ilmu pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Suardi, 2018).

4
Menurut (Lismaya, 2019) berpikir kritis merupakan sebuah proses intelektual
dengan pembuatan konsep, penerapan, melakukan sintesis dan atau mengevaluasi
informasi yang diperoleh dari observasi, pengalaman, refleksi, pemikiran, atau komunikasi
sebagai dasar untuk meyakini dan melakukan suatu tindakan.
Adapun indikator kemampuan berpikir kritis menurut (Ennis, 2001) ialah sebgai berikut:
1. Memberikan penjelasan sederhana : bertanya dan menjawab tentang suatu
penjelasan dan tantangan
2. Membangun keterampilan dasar: mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber
3. Memberikan penjelasan lanjut : mengidentifikasi istilah dan
mempertimbangkan definisi
4. Mengatur strategi dan Teknik : memutuskan suatu Tindakan
Metode dalam pembelajaran dijadikan sebagai acuan bagi guru dalam
menyampaikan proses pembelajaran (Lefudin, 2017) mengemukakan bahwa metode
pembelajaran merupakan suatu konsepsi untuk mengajar suatu materi dalam mencapai
tujuan tertentu. Dalam metode mencakup strategi, pendekatan, metode maupun teknik.
Contoh metode pembelajaran kooperatif, metode berbasis masalah atau metode
pembelajaran langsung. Terdapat banyak sekali tipe metode pembelajaran kooperatif, salah
satunya yaitu tipe Think Pair Share.
Metode kooperatif Think Pair Share merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang
memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada
kelompok sendiri dan kepada kelompok lain. Pembelajaran Think Pair Share
memungkinkan siswa saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lainnya.
Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share akan mengarahkan
siswa untuk aktif untuk berfikir, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban,
menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.
Adapun Langkah-langkah metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) Pada kelas
eksperimen menurut (Rosita, 2018) adalah sebagai berikut:
1. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok

5
2. Membagi tugas kepada semua kelompok
3. Siswa mengerjakan tugas secara mandiri
4. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan kelompok dan berdiskusi kembali
5. Siswa berkesempatan menyampaikan hasil kerjanya kepada kelompok lain.
6. Memberikan evalusi
7. Kesimpulan
Namun dalam setiap metode yang digunakan dalam pembelajaran terdapat
kelebihan dan kekurangan, termasuk juga dengan menggunakan metode pembelajaran
Think Pair Share (TPS). Menurut (Rosita, 2018) adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
1. Siswa memperoleh kesempatan untuk mengajukan dan merumuskan pertanyaan
2. Menerapkan konsep bertukar pendapat dengan temannya
3. Mendapat kesempatan untuk memecahkan masalah
4. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
5. Mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajarab
b. Kelemahan
1. Kemampuan siswa yang cukup rendah
2. Waktu yang terbatas dikarenakan jumlah kelompok yang cukup banyak.
3. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk bekerjasama
Adapun skema pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1. Di bawah ini:

6
Analisis materi (KI&KD)

Pembalajaran sistem pernapasan manusia


(kurikulum 2013)

Pembelajaran menggunakan metode ceramah:


Pembelajaran menggunakan metode Think Pair Share 1. Guru menyampaikan semua materi
(TPS): pembelajaran
2. Tugas yang harus dikerjakan.
1. Guru membagi siswa kedalam beberapa
Kelebihan:
kelompok 1. Metode yang mudah dan Guru menguasai
2. Membagi tugas kepada semua kelompok seluruh kelas dengan mudah.
3. Siswa mengerjakan tugas secara mandiri 2. Silabus dapat tersampaikan semua.
4. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan (Budiyanto, 2016)
Kekurangan:
kelompok dan berdiskusi kembali
1. Pembelajaran membosankan, sehingga siswa
5. Siswa berkesempatan menyampaikan hasil banyak yang tidak memperhatikan saat proses
kerjanya kepada kelompok lain. pembelajaran dimulai.
Kelebihan: 2. Materi yang dikuasai siswa sebatas apa yang
1. Siswa memperoleh kesempatan untuk disampaikan guru. Ceramah menyebabkan
siswa belajar menghafal.
mengajukan dan merumuskan pertanyaan
(Budiyanto, 2016).
2. Menerapkan konsep bertukar pendapat
dengan temannya
3. Mendapat kesempatan untuk memecahkan
masalah Indikator kemampuan berpikir kritis:

(Rosita, 2018) 1. Memberikan penjelasan sederhana


2. Membangun keterampilan dasar
Kekurangan:
3. Menyimpulkan
1. Kemampuan siswa yang cukup rendah
4. Memberikan penjelasan lanjut
2. Waktu yang terbatas dikarenakan jumlah
5. Mengatur strategi dan Teknik
kelompok yang cukup banyak.
(Ennis, 2001)
(Rosita, 2018)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

7
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir itu dirumuskan hipotesis penelitian “Media
Pembelajaran Think Pair Share berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa pada pembelajaran sistem pernapasan manusia”. Sedangkan hipotesis statistiknya
sebagai berikut:
Ho : µ1 = µ2 : Tidak terdapat pengaruh metode pembelajaran Think Pair Share (TPS)
terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem
pernapasan manusia
Ha : µ1 ≠ µ2 : Terdapat pengaruh metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem pernapasan manusia

I. Hasil Penelitian yang Relevan


Berdasarkan beberapa tahun terakhir, banyak beberapa penelitian tentang
peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode pembelajaran Think
Pair Share (TPS). Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang relevan dengan rencana
penelitian:
1. Penelitian wicaksono (2017) berjudul Model Pembelajaran Group Investigation (GI)
dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Hasilnya
menyatakan bahwa Model Pembelajaran Group Investigation (GI) tidak efektif
terhadap kemampuan berpikir kritis, berbeda dengan Model Pembelajaran Think Pair
Share (TPS) yang menyakatan bahwa pembelajaran TPS efektif terhadap kemmapuan
berpikir kritis siswa kelas VII.
2. Penelitian Huden (2017) berjudul Peningkatan kemampuan Berpikir kritis dan
Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Melalui Implementasi Problem Based learning
Dipadu Think Pair Share, Hasilnya menyatakan bahwa Implementasi Model
Pembelajaran PBL dipadu TPS dapat menningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
kelas XI IPA 1 Kasiman Bojonegoro. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan
rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis siswa 65,53 pada siklus 1 menjadi 76,61 pada
siklus II
3. Penelitian Esti mutia (2020) berjudul Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif Think
Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah

8
Dasar, Hasilnya menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Think Pair Share mampu
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, karna dengan model pembelajaran
tersebut siswa memiliki banyak waktu untuk berpikir dan berdiskusi secara
berpasangan (Kelompok Sederhana) yang mampu meningkatkan berpikir kritis dan
memcahkan masalah.
4. Penelitian Tamara (2018) berjudul Pengaruh Model Think Pair Share (TPS) dan Group
Inverstigation (GI) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, hasilnya
menunjukkan bahwa Penerapan Metode Think Pair Share (TPS) dan Metode Group
Investigation (GI) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

J. Metodologi Penelitian
1. Model dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan desain
Nonequivalent Control Think Pair Share. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas
eksperimen (kelas yang belajar dengan motode Think Pair Share) dan kelas kontrol (kelas
yang belajar tanpa metode Think Pair Share). Variabel bebas (Independent variable) dalam
penelitian ini yaitu pembelajaran menggunakan metode Think Pair Share, sedangkan
variabel terikatnya (Dependent variable) yaitu kemampuan berpikir kritis siswa.
Kemampuan kedua kelompok tersebut diukur dengan tes awal (pretest) sebelum perlakuan
dan tes akhir (posttest) setelah perlakuan. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada tabel
1. Di bawah ini:

Tabel 1. Desain Penelitian


Pre-test Treatment Post-test
O1 X O2
O3 - O4
(Yudhanegara, 2015)
Keterangan:
O1 : Nilai rata-rata tes awal (kelas yang tanpa menggunakan metode Think Pair Share).
O2 : Nilai rata-rata tes akhir (kelas yang menggunakan metode Think Pair Share).
O3 : Nilai rata-rata tes awal (kelas yang tanpa menggunakan metode Think Pair Share).
O4 : Nilai rata-rata tes akhir (kelas yang menggunakan metode Think Pair Share).

9
X: Perlakuan (kelas yang menggunakan metode Think Pair Share).
-: Tanpa perlakuan (kelas yang menggunakan metode Think Pair Share).
Efek Perlakukan: (O2 – O1) - (O4 – O3)

2. Jenis dan Sumber Data


a. Jenis Data
Jenis data penelitian ini yaitu bersifat Kuantitatif dan Kualitatif. Dimana data
Kuantitatif merupakan data yang berhubungan dengan angka-angka yang diperoleh
dari hasil tes sedangkan data Kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil
observasi dan angket.
b. Sumber Data
1) Tempat : Penelitian Ini dilaksanakan di MTsN Panyabungan
2) Populasi : Dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII IPA di
MTsNPanyabunhan tahun ajaran 2020/2021.
3) Sampel : Sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Dimana sampel yang digunakan tidak dipilih secara acak.
Penelitian ini menggunakan du akelas sebagai sampel, yaitu kelas VII-A
Sebagai kelas eksperimen yang menggunakan metode Think Pair Share dan
kelas VII-B sebagai kelas control tanpa menggunakan metode Think Pair
Share.
4) Waktu Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2020/2021 dari
mulai bulan februari sampai april 2021.
c. Instrument Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh data
dilapangan adalah:
1) Lembar Observasi
Dalam penggunaan lembar observasi ini digunakan untuk melengkapi format
pengamatan sebagai instrument pertimbangan yang berisi kejadian atau tingkah
laku yang digambarkan dalam proses pembelajaran (Arikunto, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik, 2006).

10
2) Tes
Tes adalah serangkaian pernyataan yang ditujukan kepada peserta didik untuk
mengukur kemampuan siswa (Arikunto, 2006). Tes ini digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis siswa. Tes ini berupa tes tertulis sebanyak 5 soal uraian.
Tes yang dilakukan berupa pretest dan posttest. Soal pretest dilakukan pada awal
pembelajaran yaitu yang menggunakan metode Think Pair Share dan pembelajaran
tanpa menggunakan metode Think pair Share yang didalamnya meliputi pokok
bahasan tentang materi sistem pernapasan manusia. Kemudian soal pretest
bersumber dari soal yang telah diujicobakan sebelumnya dan sudah dianalisis untuk
mengetahui kelayakan soal instrumen. Soal posstest diberikan pada akhir
pembelajaran setelah diberikannya perlakuan (treatment).
3) Angket
Lembar angket digunakan dalam teknik pengumpulan data, yang berisi
pertanyaan yang diharuskan dijawab oleh responden (Sugiono, 2015). Untuk
mengetahui respon siswa dari kelas eksperimen dan kelas control maka digunakan
jenis kuesioner terbuka.

3. Teknik Pengumpulan Data


Prosedur atau Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut

Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data


No Sumber Data Jenis Data Teknik Instrumen
Pengumpulan Penelitian
data
1 Guru dan Siswa Aspek guru Observasi Lembar
dan siswa Observasi
selama
pembelajaran
2 Siswa Kemampuan Pretest dan Soal Tes
berpikir kritis Postest
siswa
3 Siswa Respon siswa Respon siswa Angket
terhadap pada kelas
pembelajaran eksperimen

11
dengan
metode Think
Pair Share

4. Analisis Instrumen Penelitian


a. Soal tes
Kualitas instrument dari penelitian sangat mempengaruhi kualitas hasil penelitian, jadi
instumen test awal dan tes akhir (pretest dan posttest) sebelum digunakan dalam penelitian,
harus diuji coba terlebih dahulu. Adapun Langkah-langkah menganalisis hasil uji coba
instrument sebagai berikut:
1) Menentukan validitas
Tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukut apa yang akan kita ukur, dengan
kata lain validitas suatu instrumen menrupakan tingkat ketepatan suatu instrument
untuk mengukur sesuatu yang harus diukur (Yudhanegara, 2015).
Untuk mengukur validitas dapat menggunakan rumus korelasi Product Moment
dengan angka kasar yaitu:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 𝛴 𝑋𝑌−(𝛴 𝑋)(𝛴 𝑌)

√{𝑁 𝛴 𝑋2 − (𝛴 𝑋2 )}{𝑁 𝛴 𝑌2 − (𝛴 𝑌2 )}

(Yudhanegara, 2015)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi product moment
X = Nilai total hasil tes uji coba soal tiap siswa
Y = Total skor
N = Banyaknya subyek
ƩXY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
ƩX = jumlah seluruh skor X
ƩY = jumlah seluruh skor Y

(Yudhanegara, 2015)

12
Adapun kriteria validitas dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. Kriteria Validitas Soal
Batasan Kriteria
0,90 ≤ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,70 ≤ rxy < 0,90 Tinggi
0,40 ≤ rxy < 0.70 Sedang
0,20 ≤ rxy < 0,40 Rendah
0,00 ≤ rxy < 0,20 Sangat Rendah
rxy < 0,00 Tidakk Valid

(Suherman, 2003)
2) Reabilitas
Reabilitas merupakan tingkat konsistensi suatu instrumen, yaitu sebagaimana
instrumen tersebut dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten
(Arikunto, 2013). Pengukuran reabilitas soal pada penelitian ini menggunakan
rumus Alpha Cronbach, dengan rumus sebagai berikut:
𝑛 𝛴𝑠𝑖²
𝑟11 = [ ] [1 − ]
𝑛−1 𝑠𝑡²
(Yudhanegara, 2015)
Keterangan:
𝑟11 = Reliabilitas instrumen
𝑛 = Banyak butir soal essay atau uraian kemampuan berpikir kritis
𝑠𝑖 2 = Jumlah varians skor tiap item
𝑠𝑡 2 = Varians skor total
Adapun kriteria reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 4. Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Derajat Reliabilitas
0,90 ≤ 𝑟 < 1,00 Sangat Rendah
0,70 ≤ 𝑟 < 0,90 Rendah
0,40 ≤ 𝑟 < 0,70 Sedang
0,20 ≤ 𝑟 < 0,40 Tinggi
𝑟 < 0,20 Sangat Tinggi

(Yudhanegara, 2015)

13
3) Daya Pembeda
Daya pembeda suatu instrumen dilakukan untuk melihat perbedaan antar peserta
didik yang dapat menjawab soal dengan tepat / tidak tepat. Dengan kata lain juga
daya pembeda ini dilakukan untuk melihat siswa yang memiliki kemampuan yang
tinggi dan kemampuan yang rendah (Arikunto, 2013). Pengukur daya pembeda
dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑋̅𝐴 − 𝑋̅𝐵
𝐷𝐵 =
𝑆𝑀𝐼

(Yudhanegara, 2015)
Keterangan:
𝐷𝐵 = Daya beda
𝑋̅A = Rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas yang benar
𝑋̅𝑩 = Rata-rata jawaban siswa kelompok bawah yang benar
𝑆𝑀𝐼 = Skor maksimal ideal
Adapun kriteria Indeks Daya Pembeda dapat dilihat pada tabel 5
Tabel 5. Kriteria Daya Pembeda
Besarnya Angka Indeks Klasifikasi
Diskriminasi Item
𝐷𝐵 ≤ 0,00 Sangat Buruk
0,00 ≤ 𝐷𝐵 ≤ 0,20 Buruk
0,20 ≤ 𝐷𝐵 ≤ 0,40 Cukup
0,40 ≤ 𝐷𝐵 ≤ 0,70 Baik
0,70 ≤ 𝐷𝐵 ≤ 1,00 Sangat Baik
(Lestari, 2017)
4) Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran menyatakan darejat kesukaran atau sangat erat kaitanya dengan
daya pembeda. Dimana soal yang telah dibuat jangan terlalu mudah dan jangan
terlalu sulit (Arikunto, 2013).

14
Berikut adalah rumus untuk mengukur tingakt kesukaran:
𝑋̅𝐴
𝐼𝐾 =
𝑆𝑀𝐼

(Yudhanegara, 2015)
Keterangan:
𝐼𝐾 = Indeks Kesukaran
𝑋̅𝐴 = Rata-rata skor jawaban siswa yang menjawab benar
𝑆𝑀𝐼 = Skor maksimal ideal
Adapun kriteria indeks kesukaran dapat dilihat pada tabel 6
Tabel 6. Kriteria Indeks Kesukaran Soal
Besarnya Indeks Interpretasi
Kesukaran
𝐼𝐾 = 0,00 Sangat Sukar
0,00 < 𝐼𝐾 ≤ 0,30 Sukar
0,30 < 𝐼𝐾 ≤ 0,70 Sedang
0,70 < 𝐼𝐾 < 1,00 Mudah
𝐼𝐾 = 1 Sangat Mudah

(Yudhanegara, 2015)

5. Teknik Analisis Data


Dalam Teknik menganalisis data dilakukan dengan cara:
a. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1
Untuk mengetahui jawaban no 1, yaitu keterlaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode Think Pair Share yaitu dengan digunakannya lembar
observasi. Lembar ini digunakan untuk menganalisis proses pembelajaran
antara guru dan siswa. Dalam menganalisis data hasil observasi dapat mengisi
kolom yang berisi “ya” atau “tidak”. Adapun Langkah-langkahnya sebagai
berikut:

15
1) Menghitung jumlah skor aktifitas siswa yang telah diperoleh
2) Mengubah skor yang telah diperoleh menjadi nilai persentase dengan
menggunakan rumus:
𝑅
𝑁𝑃 = × 100%
𝑆𝑀

(Purwono, 2012)
Keterangan:
NP : Nilai persen aktifitas siswa yang dicari atau diharapkan
R : Jumlah skor yang diperoleh
SM : Skor maksimum ideal
100 : Bilangan tetap

3) Setelah itu mengubah persentase yang diperoleh kedalam kriteria penilaian


aktifitas siswa
Tabel 7. Kriteria aktifitas siswa
Presentase Interpretase
25% - 40% Tidak layak
41% - 55% Kurang layak
56% - 70& Cukup layak
71% - 85% Layak
86% - 100% Sangat layak
(Riduwan, 2013)
b. Untuk memjawab rumusan masalah nomor 2,3 dan 4
Untuk mengetahui jawabannya yaitu tentang kemampuan berpikir kritis siswa
antara yang menggunakan metode Think Pair Share dan tanpa metode Think
Pair Share dan perbedaan peningkatan berpikir kritis siswa, yaitu dengan
menggunakan skor peningkatan (gain) yan diperoleh dari data tes awal (pretest)
dan tes akhir (posstest) pada masing-masing siswa. Adapun Langkah-
langkahnya sebagai berikut:
1. Menghitung N-Gain

16
Menghitung rata-rata nilai n-gain dari nilai n-gain masing-masing siswa
yang di dapatkan. Berikut rumus yang digunakan untuk menentukan n-gain:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
N-Gain =
𝑆𝑀𝐼 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡
(Yudhanegara, 2015)

Tabel 7. Kriteria Gain normal


Nilai N-Gain Kriteria
N-gain ≥ 0,70 Tinggi
0,30 < N-gain <0,70 Sedang
N-gain ≤ 0,30 Rendah

(Yudhanegara, 2015)
2. Uji Prasyarat
Adapun analisis prasyarat yang harus dipenuhi adalah:
a) Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal ataupun
tidak dapat diketahui dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Dengan Langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Menentukan Uji Hipotesis
Untuk uji hipotesis ini dilakukan dengan cara pengujian statistika
data yaitu:
(a) Apabila data berdistribusi normal, maka dilakukan pengujian
parametrik yaitu Uji t
(b) Menentukan nilai rata – rata beda
Ʃ𝐵𝑖
B=
𝑛
(c) Menentukan standar deviasi (s) beda

𝑛Ʃ𝐵𝑖 2 − (Ʃ𝐵𝑖 1216)2


𝑆𝐵 = √
𝑛 (𝑛 − 𝑛 1)

17
(d) Menentukan nilai t hitung
𝐵
t=
𝑆𝐵 / √𝑛
(f) Menentukan nilai t tabel
ttabel = t (1 – ½ α) (dk) dan dk = (n-1)
(e) Kriteria pengambilan kesimpulan
Jika nilai thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak
Jika nilai thitung < ttabel maka Ho diterima

b) Uji Homogenitas
Uji Homogenitas ini dilakukan utnuk memastikan kelompok-
kelompok yang dibandingkan merupakan kelompok-kelompok yang
mempunyai varians yang homogen. Dalam Uji Homogenitas ini
menggunakan Uji F (Uji Fisher) dengan rumus:
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
(Sugiyono, 2010)
Dengan kriteria:
Jika F hitung < F tabel maka kedua variansinya diuji homogen
Jika F hitunh ≤ F tabel maka kedua variansinya tidak diuji homogen

c) Uji-t (bebas)
Uji-t (bebas) ini dilakukan apabila data hasil penelitian yang
berdistribusi normal dan memiliki varians homogen telah diketahui.
Uji-t ini menggunakan SPSS 20 (Purwono, 2012). Langkah-langkah
yang dilakukan dalam menganalisis Uji-t adalah:

18
(1) Merumuskan Hipotesis
H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir
kritis siswa antara siswa yang menggunakan metode Think Pair
Share dengan siswa yang tanpa menggunakan metode Think Pair
Share.
H1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir kritis
siswa antara siswa yang menggunakan metode Think Pair Share
dengan siswa yang tanpa menggunakan metode Think Pair Share.
(2) Menentukan nilai statistic uji
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡= 𝑆 1 1
√𝑛 + 𝑛
1 2

(Rahayu, 2018)
Keterangan:
X1 dan X2 = Rata-Rata
S = Simpangan batu
n1 dan n2 = Banyaknya data
(3) Menentukan tingkat signifikan (α)
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(1−1𝛼)(𝑑𝑘)
2

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(1−1𝛼)(𝑛
2 1 + 𝑛2 −2)

(Rahayu, 2018)
Dengan :
α = 1% atau 5%
dk= derajat kebebasan = 𝑛1 + 𝑛2 − 2

d) Uji Mann-Whitney
Apabila data tidak berdistribusi normal maka akan dilakukan Uji
Mann-Whitney sebagai uji paramenik. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:

19
(1) Merumuskan Hipotesis
H0 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa
antara siswa yang menggunakan metode Think Pair Share dengan
siswa yang tanpa menggunakan metode Think Pair Share.
H1 : Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa antara
siswa yang menggunakan metode Think Pair Share dengan siswa
yang tanpa menggunakan metode Think Pair Share.
Adapun hipotesis statistika yang diajukan adalah sebagai berikut:
H0 : 𝜇1 = 𝜇2
H1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan:
𝜇1 = Rata-rata prestasi belajar di kelas yang menggunakan metode
Think Pair Share
𝜇2 = Rata-rata prestasi belajar di kelas yang tanpa menggunakan
metode Think Pair Share
(2) Menentukan Nilai Uji Statistik
Rumus Mann-Whitney U dengan pendekatan Z:

𝑁+1
∑𝑅(𝑋1 )−𝑛1 ( )
2
𝑍ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑛 .𝑛 𝑛 .𝑛 (𝑁+1)2
√ 1 2 .[∑𝑅(𝑋1 )2 +∑𝑅(𝑋2 )2 ]− 1 2
𝑁(𝑁−1) 4(𝑁−1)

(Rahayu, 2018)
Keterangan:
𝑅(𝑋1 ) = Rank untuk 𝑋1
𝑅(𝑋2 ) = Rank untuk 𝑋2
N = 𝑛1 + 𝑛2
(3) Menentukan Nilai Kritis
𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑍(1/2−𝛼)
Dengan, 𝛼 = taraf signifikansi
(4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis
Jika 𝑍ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H0 diterima
Jika 𝑍ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H0 ditolak

20
(5) Memberi kesimpulan
(Yudhanegara, 2015)

c. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 5


Untuk menjawab rumusan masalah no 5, yaitu menggunakan angket untuk
menampung juga menyaring respon siswa terhadap pembelajaran
menggunakan metode Think Pair Share. Angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket dengan skala likert. Dapat dilihat pada tabel
berikut:
Skala Likers Tabel 9
Bentuk SS S KR TS STS
Pertanyaan
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5

Keterangan:
Jawaban siswa yang telah dinilai akan dijumlahkan juga kemudian dirata-
ratakan menggunakan rumus:
1
𝑋
𝑛
Keterangan:
X = Rata-rata
n = Jumlah total siswa

selanjutnya siswa dari setiap kategori kemudian dihitung dengan


menggunakan rumus :
𝐽𝑟
𝑃 𝐽𝑠

Keterangan:
P = Presesntase Jawaban
Jr = Jumlah siswa dengan respon yang sama
Js = Total siswa

21
Kriteria Angket Tabel 10
Presentase Interpretase
0% - 20% Sangat lemah
21% - 40% Lemah
41% - 60% Cukup
61% - 80% Kuat
81% - 100% Sangat kuat
(Purwanto, 2008)

6. Prosedur Penelitian
Adapun beberapa tahap prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini,
sebagai berikut:
a. Studi pendahuluan
Tahap ini peneliti melakukan studi lapangan ke sekolah yang dijadikan sasaran
penelitian dan melakukan studi literatur mengenai metode pembelajaran Think Pair
Share
b. Analisis Kurikulum
Kegiatan ini dilakukan dengan menganalisis KD pada materi sistem pernapasan
manusia
c. Perumusan Masalah
Tahap ini peneliti merumuskan masalah yang nantinya digunakan untuk
mengembangkan penelitian. Peneliti merumuskan masalah sebanyak 5 rumusan
masalah.
d. Penentuan dan Penyusunan Instrumen
Penentuan dan penyusunan instrumen peneliti dilakukan agar penelitian jelas.
Penentuan dan penyusunan instrumen dibuat dengan sedemikian rupa oleh peneliti
sehingga penelitian tersusun jelas.
e. Judgement (Validasi Instrumen Penelitian)
Pada tahap ini validasi terhadap Instrumen penelitan sangat diperlukan untuk
dilakukannya penelitian.
f. Uji coba instrument penelitian (hasil revisi)
Untuk mengetahui hasil dari uji coba instrument yang telah terlaksana

22
g. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan ini dilakukan pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posstest),
mengobservasi aktivitas guru dan siswa saat menggunakan metode Think Pair
Share serta pemberian angket pada kelas eksperimen.
h. Tahap akhir
Pada tahap akhir ini dilakukan menganalisis dan mengelola data yaitu nilai rata-
rata tes awal (pretest) dan nilai rata-rata tes akhir (posstest), sehingga dari data yang
telah dikelola dapat menemukan suatu temuan kemudian dibahas dan disimpulkan
apakah metode pembelajaran Think Pair Share dapat berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa.
Berikut adalah alur penelitian dari penelitian ini:

23
Studi pendahuluan Analisis kurikulum biologi tahun 2013

Penyusunan RPP dan instrument penelitian materi sistem pernapasan manusia

Validitas instrument penelitian edisi revisi Revisi instrument penelitian

Uji coba instrument penelitian hasil revisi

Pretest
Pembelajaran menggunakan Pembelajaran menggunakan
Observasi
metode Think Pair Share metode ceramah

(kelas eksperimen) Angket (kelas control)

Posstest

Analisis Pengolahan Data

Temuan dan Pembahasan

Kesimpulan

Tabel Alur Penelitian

24
DAFTAR PUSTAKA

Abu, H. (2017). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan keterampilan Proses Sains Siswa
SMA Melalui Implementasi Problem Based Learning Dipadu Think Pair Share. Jurnal
Pendidikan, 2(6), 853-860.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Arnidha, Y. (2016). Penningkatan Kemampuan Representasi Matematis Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share. Jurnal e-DuMath, 2(1), 128.
Budiyanto, M. A. (2016). Sintaks 45 Metode Pembelajaran dalam Student centered Learning
(SCL). Malang: UMM.
Fitrianti. (2016). Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Deepublish.
Hartini. (2016). pengaruh Model pembelajaran Think Pair Share untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Jurnal Matematika Kreatif Inovatif, 131-
135.
Kurniawan. (2017). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Deepublish.
Lefudin. (2017). Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi
Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta:
Deepublish.
Lestari, K. Y. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: Aditama.
Lismaya, L. (2019). Berpikir kritis dan PBL (Problem Based Learning). Surabaya: Media Sahabat
Cendekia.
Mutia, E. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif think Pair Share (TPS) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Krtis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Dasar, 1-10.
Pasaribu. (2017). Implementasi Managemen Berbasis Sekolah dalam Pencapaian Tujuan
Pendidikan Nasional di Madrasah. Jurnal EduTech, 3(1), 12-34.

25
Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Purwono, N. M. (2012). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Rahayu, Y. N. (2018). Statistika pendidikan. Bandung: UIN Press.
Riduwan. (2013). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rosita. (2018). Meningkatkan Kerja Sama Siswa Melalui pembelajaran Kooperatif Tipe think Pair
Share. Jurnal Formatif, 3(1), 6-8.
Soraya, N. (2018). Pengaruh Model Think Pair Share Problem Solving Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis dan Self-Efficacy Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 9(1), 70-75.
Suardi, M. (2018). belajar dan Pembelajaran. yogyakarta: Deepublish.
Sugiono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D.
Bandung: Alfabeta.
Suherman. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI.
Tamara. (2018). Pengaruh Penerapan Model Think Pair Share dan Group Investigation Terhadap
Kemampuan berpikir Kritis Siswa. Indonesian Journal Of Economic Education, 1(1), 73-
84.
Wicaksono. (2017). Model Pembelajaran Group Investigation (GI) dan think pair Share (TPS)
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Aksioma, 8(2), 2579-7646.
Widya, F. (2012). Implementasi Model Pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Akutansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Wonosari.
Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia, X(2), 43-63.
Yudhanegara. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Karawang: PT Revika Aditama.
Zein. (2016). Peran Guru Dalam pengembangan pembelajaran. Jurnal Inspirasi Pendidikan, 2(1),
274-285.

26
LAMPIRAN
Jadwal penelitian
Tabel 11. Jadwal penelitian
Pelaksanaan
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi &
Wawancara
(awal)
2 Studi kasus &
Analisis
kurikulum
3 Penyususnan
RPP &
instrumen
penilaian
4 Validitas
instrumen
penelitian
(oleh ahli)
5 Revisi
instrumen
penelitian
6 Uji coba
instrumen
penelitian
(hasil revisi)
7 Pretest (kelas
kontrol &
eksperimen)
8 Observasi
pembelajaran
(penerapan
metode)
9 Posttest
(kelas control
&eksperimen)

27
10 Angket
(respon
siswa)
11 Analisis
pengolahan
data
12 Penyusunan
laporan
(Penyerahan
skripsi)

28

Anda mungkin juga menyukai