PROPOSAL PENELITIAN
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati
Oleh:
KHAIRUNNISA NASUTION
NIM. 1172060049
Bandung
2021
A. Latar Belakang Masalah
Melalui dunia Pendidikan manusia memiliki pemikiran logis, kritis, sistematis dan
mau bekerjasama secara efektif serta mampu memanfaatkan informasi yang datang dari
mana saja, itulah mengapa Pendidikan sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat
Indonesia guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pada abad ke-21 ini
juga seseorang membutuhkan keterampilan yang harus mulai dikembangkan saat proses
pembelajaran (Arnidha, 2016).
Menurut (Pasaribu, 2017), tujuan Pendidikan adalah mengembangkan potensi
manusia menjadi manusia yang lebih beriman dan bertakwa kepada allah SWT, berilmu,
berakhlak mulia, cerdas, mandiri dan dapat menjadi warga negara yang berani dan
bertanggung jawab guna untuk melatih cara berpikir mengenai suatu konsep yang ada
dengan menghubungkannya dalam kejadian disekitanya.
Dalam pembelajaran peran guru bukan hanya semata-mata memberikan informasi,
melainkan juga membimbing dan memfasilitasi dalam proses belajar, selain itu juga guru
terlebih dahulu harus memahami hakikat materi yang diajarkan sebagai suatu pelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, dan memahami bagaimana metode
pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa (Zein, 2016).
Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik siswa kelompok
bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas
terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata sosial, kemampuan, dan ketidak
mampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar
belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas
bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk
menghargai satu sama lainnya.
Dalam menggunakan metode pembelajaran yang baik seharusnya dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Salah satu metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu metode
pembelajaran Think Pair Share (TPS). Metode TPS ini diimplementasikan pada
kurimkulum 2013, dalam metode pembelajaran ini siswa dibiarkan berpikir dan
menyampaikan pendapatnya lebih leluasa dan dapat menyampaikan pendapatnya atas soal
1
yang diberikan. Penggunaan model pembelajaran TPS ini juga membuat siswa
menalar,berpikir dengan bebas dan mencari jawaban dengan leluasa yang mengakibatkan
timbulnya kemampuan berpikir kritis siswa (Wicaksono, 2017).
Berpikir kritis merupakan pola pengambilan keputusan tentang hal yang harus
diambil dan diyakini. Setiap orang tidak cukup hanya memiliki pengetahuan saja tetapi
juga harus berpikir kritis untuk mengetahui kebenaran yang pasti dari sebuah jawaban
hingga dapat memecahakan sebuah masalah yang ada. Kemampuan berpikir kritis juga
merupakan perilaku dimana siswa dapat menganalisis sebuah kebenaran dan mengeluarkan
kemampuannya untuk menyelesaikan sebuah masalah dan juga mampu membandingkan
dan menarik sebuah kesimpulan (Wicaksono, 2017).
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dilakukan penelitian yang
berjudul: “Pengaruh Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Terhadap Peningkatan
Kemampuan Berfikir Kritis Siswa pada Materi Sistem Pernapasan Manusia”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas ditemukan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana keterlaksanaan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada
pembelajaran sistem pernapasan manusia?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran sistem
pernapasan manusia dengan dan tanpa metode Think Pair Share (TPS)?
3. Bagaimana pengaruh metode Think Pair Share (TPS) terhadap peningkatan
kemampuan berpikir kritis pada materi sistem pernapasan manusia?
4. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran sistem pernapasan manusia dengan
dan tanpa metode pembelajaran Think Pair Share (TPS)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Mendeskripsikan keterlaksanaan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada
pembelajaran sistem pernapasan manusia.
2
2. Menganalisis peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran sistem
pernapasan manusia dengan dan tanpa metode Think Pair Share (TPS).
3. Menganalisis pengaruh metode Think Pair Share (TPS) terhadap peningkatan
kemampuan berpikir kritis pada materi sistem pernapasan manusia.
4. Mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran sistem pernapasan manusia
dengan dan tanpa metode pembelajaran Think Pair Share (TPS).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa dapat termotivasi lebih aktif dengan menggunakan metode TPS dalam proses
belajar yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.
2. Bagi Guru
Mendapatkan inovasi dan motivasi baru dalam proses pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap materi sistem pernapasan
manusia.
3. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengetahuan tentang metode pembelajaran TPS, guna untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem pernapasan
manusia.
E. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini agar terarah dan tidak menyebar terlalu luas maka perlu adanya
pembatasan pokok permasalahan. Adapun Batasan masalahnya yaitu:
3
F. Defenisi Operasional
Untuk memperjelas masalah penelitian ini, berikut penjelasan defenisi dari
beberapa istilah tertentu:
1. Metode pembelajaran Kooperatif Learning Think Pair Share adalah metode
pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. (Think) yang
artinya siswa dibiarkan berpikir sendiri secara mandiri dalam kelompok setelah
diberikan pertanyaan dan kemudian tahap kedua (Pair) ialah setelah dibiarkan berpikir
sendiri siswa kemudian diminta berpasangan untuk mendiskusikan kembali jawaban
atau menyatukan pendapat mereka atas apa yang telah mereka pikirkan sebelumnya
dan yang terakhir (Share) yaitu guru menyuruh setiap perwakilan kelompok untuk
menyampaikan hasil yang telah mereka diskusikan.
2. Keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan seseorang dalam menganalisis ide
atau gagasan secara logis, sistematis, reflektif dan produktif untuk membantu
membuat, mengevaluasi serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau
yang akan dilakukan sehingga dapat memecahkan masalah yang dihapi.
3. Sistem Pernapasan Manusia adlah salah satu materi pokok Biologi di MTsN
Panyabungan Kelas VIII yang membahas (1) organ pernapasan manusia (2) mekanisme
pernapasan manusia (3) frekuensi pernapasan,olume pernapasan.
G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kurikulum 2013 materi sistem pernapasan manusia harus dikuasai
oleh siswa kelas VIII. Dalam merencanakan proses pembelajaran, KD (Kompetensi Dasar)
dan KI (Kompetensi Inti) adalah hal yang wajib dikuasai pelajar dalam setiap mata
pelajarannya. Kompetensi Inti yang terdiri dari KI 1 (Religi), KI 2 (Sosial), KI 3 (Konsep),
KI 4 (aplikasi). Dari keempat Kompetensi Inti inilah nanti siswa dapat memiliki gambaran
terhadap apa yang harus dikuasai mereka.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
perolehan ilmu pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Suardi, 2018).
4
Menurut (Lismaya, 2019) berpikir kritis merupakan sebuah proses intelektual
dengan pembuatan konsep, penerapan, melakukan sintesis dan atau mengevaluasi
informasi yang diperoleh dari observasi, pengalaman, refleksi, pemikiran, atau komunikasi
sebagai dasar untuk meyakini dan melakukan suatu tindakan.
Adapun indikator kemampuan berpikir kritis menurut (Ennis, 2001) ialah sebgai berikut:
1. Memberikan penjelasan sederhana : bertanya dan menjawab tentang suatu
penjelasan dan tantangan
2. Membangun keterampilan dasar: mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber
3. Memberikan penjelasan lanjut : mengidentifikasi istilah dan
mempertimbangkan definisi
4. Mengatur strategi dan Teknik : memutuskan suatu Tindakan
Metode dalam pembelajaran dijadikan sebagai acuan bagi guru dalam
menyampaikan proses pembelajaran (Lefudin, 2017) mengemukakan bahwa metode
pembelajaran merupakan suatu konsepsi untuk mengajar suatu materi dalam mencapai
tujuan tertentu. Dalam metode mencakup strategi, pendekatan, metode maupun teknik.
Contoh metode pembelajaran kooperatif, metode berbasis masalah atau metode
pembelajaran langsung. Terdapat banyak sekali tipe metode pembelajaran kooperatif, salah
satunya yaitu tipe Think Pair Share.
Metode kooperatif Think Pair Share merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang
memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada
kelompok sendiri dan kepada kelompok lain. Pembelajaran Think Pair Share
memungkinkan siswa saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lainnya.
Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share akan mengarahkan
siswa untuk aktif untuk berfikir, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban,
menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.
Adapun Langkah-langkah metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) Pada kelas
eksperimen menurut (Rosita, 2018) adalah sebagai berikut:
1. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
5
2. Membagi tugas kepada semua kelompok
3. Siswa mengerjakan tugas secara mandiri
4. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan kelompok dan berdiskusi kembali
5. Siswa berkesempatan menyampaikan hasil kerjanya kepada kelompok lain.
6. Memberikan evalusi
7. Kesimpulan
Namun dalam setiap metode yang digunakan dalam pembelajaran terdapat
kelebihan dan kekurangan, termasuk juga dengan menggunakan metode pembelajaran
Think Pair Share (TPS). Menurut (Rosita, 2018) adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
1. Siswa memperoleh kesempatan untuk mengajukan dan merumuskan pertanyaan
2. Menerapkan konsep bertukar pendapat dengan temannya
3. Mendapat kesempatan untuk memecahkan masalah
4. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
5. Mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajarab
b. Kelemahan
1. Kemampuan siswa yang cukup rendah
2. Waktu yang terbatas dikarenakan jumlah kelompok yang cukup banyak.
3. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk bekerjasama
Adapun skema pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1. Di bawah ini:
6
Analisis materi (KI&KD)
7
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir itu dirumuskan hipotesis penelitian “Media
Pembelajaran Think Pair Share berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa pada pembelajaran sistem pernapasan manusia”. Sedangkan hipotesis statistiknya
sebagai berikut:
Ho : µ1 = µ2 : Tidak terdapat pengaruh metode pembelajaran Think Pair Share (TPS)
terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem
pernapasan manusia
Ha : µ1 ≠ µ2 : Terdapat pengaruh metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem pernapasan manusia
8
Dasar, Hasilnya menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Think Pair Share mampu
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, karna dengan model pembelajaran
tersebut siswa memiliki banyak waktu untuk berpikir dan berdiskusi secara
berpasangan (Kelompok Sederhana) yang mampu meningkatkan berpikir kritis dan
memcahkan masalah.
4. Penelitian Tamara (2018) berjudul Pengaruh Model Think Pair Share (TPS) dan Group
Inverstigation (GI) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, hasilnya
menunjukkan bahwa Penerapan Metode Think Pair Share (TPS) dan Metode Group
Investigation (GI) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
J. Metodologi Penelitian
1. Model dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan desain
Nonequivalent Control Think Pair Share. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas
eksperimen (kelas yang belajar dengan motode Think Pair Share) dan kelas kontrol (kelas
yang belajar tanpa metode Think Pair Share). Variabel bebas (Independent variable) dalam
penelitian ini yaitu pembelajaran menggunakan metode Think Pair Share, sedangkan
variabel terikatnya (Dependent variable) yaitu kemampuan berpikir kritis siswa.
Kemampuan kedua kelompok tersebut diukur dengan tes awal (pretest) sebelum perlakuan
dan tes akhir (posttest) setelah perlakuan. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada tabel
1. Di bawah ini:
9
X: Perlakuan (kelas yang menggunakan metode Think Pair Share).
-: Tanpa perlakuan (kelas yang menggunakan metode Think Pair Share).
Efek Perlakukan: (O2 – O1) - (O4 – O3)
10
2) Tes
Tes adalah serangkaian pernyataan yang ditujukan kepada peserta didik untuk
mengukur kemampuan siswa (Arikunto, 2006). Tes ini digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis siswa. Tes ini berupa tes tertulis sebanyak 5 soal uraian.
Tes yang dilakukan berupa pretest dan posttest. Soal pretest dilakukan pada awal
pembelajaran yaitu yang menggunakan metode Think Pair Share dan pembelajaran
tanpa menggunakan metode Think pair Share yang didalamnya meliputi pokok
bahasan tentang materi sistem pernapasan manusia. Kemudian soal pretest
bersumber dari soal yang telah diujicobakan sebelumnya dan sudah dianalisis untuk
mengetahui kelayakan soal instrumen. Soal posstest diberikan pada akhir
pembelajaran setelah diberikannya perlakuan (treatment).
3) Angket
Lembar angket digunakan dalam teknik pengumpulan data, yang berisi
pertanyaan yang diharuskan dijawab oleh responden (Sugiono, 2015). Untuk
mengetahui respon siswa dari kelas eksperimen dan kelas control maka digunakan
jenis kuesioner terbuka.
11
dengan
metode Think
Pair Share
√{𝑁 𝛴 𝑋2 − (𝛴 𝑋2 )}{𝑁 𝛴 𝑌2 − (𝛴 𝑌2 )}
(Yudhanegara, 2015)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi product moment
X = Nilai total hasil tes uji coba soal tiap siswa
Y = Total skor
N = Banyaknya subyek
ƩXY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
ƩX = jumlah seluruh skor X
ƩY = jumlah seluruh skor Y
(Yudhanegara, 2015)
12
Adapun kriteria validitas dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. Kriteria Validitas Soal
Batasan Kriteria
0,90 ≤ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,70 ≤ rxy < 0,90 Tinggi
0,40 ≤ rxy < 0.70 Sedang
0,20 ≤ rxy < 0,40 Rendah
0,00 ≤ rxy < 0,20 Sangat Rendah
rxy < 0,00 Tidakk Valid
(Suherman, 2003)
2) Reabilitas
Reabilitas merupakan tingkat konsistensi suatu instrumen, yaitu sebagaimana
instrumen tersebut dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten
(Arikunto, 2013). Pengukuran reabilitas soal pada penelitian ini menggunakan
rumus Alpha Cronbach, dengan rumus sebagai berikut:
𝑛 𝛴𝑠𝑖²
𝑟11 = [ ] [1 − ]
𝑛−1 𝑠𝑡²
(Yudhanegara, 2015)
Keterangan:
𝑟11 = Reliabilitas instrumen
𝑛 = Banyak butir soal essay atau uraian kemampuan berpikir kritis
𝑠𝑖 2 = Jumlah varians skor tiap item
𝑠𝑡 2 = Varians skor total
Adapun kriteria reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 4. Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Derajat Reliabilitas
0,90 ≤ 𝑟 < 1,00 Sangat Rendah
0,70 ≤ 𝑟 < 0,90 Rendah
0,40 ≤ 𝑟 < 0,70 Sedang
0,20 ≤ 𝑟 < 0,40 Tinggi
𝑟 < 0,20 Sangat Tinggi
(Yudhanegara, 2015)
13
3) Daya Pembeda
Daya pembeda suatu instrumen dilakukan untuk melihat perbedaan antar peserta
didik yang dapat menjawab soal dengan tepat / tidak tepat. Dengan kata lain juga
daya pembeda ini dilakukan untuk melihat siswa yang memiliki kemampuan yang
tinggi dan kemampuan yang rendah (Arikunto, 2013). Pengukur daya pembeda
dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑋̅𝐴 − 𝑋̅𝐵
𝐷𝐵 =
𝑆𝑀𝐼
(Yudhanegara, 2015)
Keterangan:
𝐷𝐵 = Daya beda
𝑋̅A = Rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas yang benar
𝑋̅𝑩 = Rata-rata jawaban siswa kelompok bawah yang benar
𝑆𝑀𝐼 = Skor maksimal ideal
Adapun kriteria Indeks Daya Pembeda dapat dilihat pada tabel 5
Tabel 5. Kriteria Daya Pembeda
Besarnya Angka Indeks Klasifikasi
Diskriminasi Item
𝐷𝐵 ≤ 0,00 Sangat Buruk
0,00 ≤ 𝐷𝐵 ≤ 0,20 Buruk
0,20 ≤ 𝐷𝐵 ≤ 0,40 Cukup
0,40 ≤ 𝐷𝐵 ≤ 0,70 Baik
0,70 ≤ 𝐷𝐵 ≤ 1,00 Sangat Baik
(Lestari, 2017)
4) Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran menyatakan darejat kesukaran atau sangat erat kaitanya dengan
daya pembeda. Dimana soal yang telah dibuat jangan terlalu mudah dan jangan
terlalu sulit (Arikunto, 2013).
14
Berikut adalah rumus untuk mengukur tingakt kesukaran:
𝑋̅𝐴
𝐼𝐾 =
𝑆𝑀𝐼
(Yudhanegara, 2015)
Keterangan:
𝐼𝐾 = Indeks Kesukaran
𝑋̅𝐴 = Rata-rata skor jawaban siswa yang menjawab benar
𝑆𝑀𝐼 = Skor maksimal ideal
Adapun kriteria indeks kesukaran dapat dilihat pada tabel 6
Tabel 6. Kriteria Indeks Kesukaran Soal
Besarnya Indeks Interpretasi
Kesukaran
𝐼𝐾 = 0,00 Sangat Sukar
0,00 < 𝐼𝐾 ≤ 0,30 Sukar
0,30 < 𝐼𝐾 ≤ 0,70 Sedang
0,70 < 𝐼𝐾 < 1,00 Mudah
𝐼𝐾 = 1 Sangat Mudah
(Yudhanegara, 2015)
15
1) Menghitung jumlah skor aktifitas siswa yang telah diperoleh
2) Mengubah skor yang telah diperoleh menjadi nilai persentase dengan
menggunakan rumus:
𝑅
𝑁𝑃 = × 100%
𝑆𝑀
(Purwono, 2012)
Keterangan:
NP : Nilai persen aktifitas siswa yang dicari atau diharapkan
R : Jumlah skor yang diperoleh
SM : Skor maksimum ideal
100 : Bilangan tetap
16
Menghitung rata-rata nilai n-gain dari nilai n-gain masing-masing siswa
yang di dapatkan. Berikut rumus yang digunakan untuk menentukan n-gain:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
N-Gain =
𝑆𝑀𝐼 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡
(Yudhanegara, 2015)
(Yudhanegara, 2015)
2. Uji Prasyarat
Adapun analisis prasyarat yang harus dipenuhi adalah:
a) Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal ataupun
tidak dapat diketahui dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Dengan Langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Menentukan Uji Hipotesis
Untuk uji hipotesis ini dilakukan dengan cara pengujian statistika
data yaitu:
(a) Apabila data berdistribusi normal, maka dilakukan pengujian
parametrik yaitu Uji t
(b) Menentukan nilai rata – rata beda
Ʃ𝐵𝑖
B=
𝑛
(c) Menentukan standar deviasi (s) beda
17
(d) Menentukan nilai t hitung
𝐵
t=
𝑆𝐵 / √𝑛
(f) Menentukan nilai t tabel
ttabel = t (1 – ½ α) (dk) dan dk = (n-1)
(e) Kriteria pengambilan kesimpulan
Jika nilai thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak
Jika nilai thitung < ttabel maka Ho diterima
b) Uji Homogenitas
Uji Homogenitas ini dilakukan utnuk memastikan kelompok-
kelompok yang dibandingkan merupakan kelompok-kelompok yang
mempunyai varians yang homogen. Dalam Uji Homogenitas ini
menggunakan Uji F (Uji Fisher) dengan rumus:
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
(Sugiyono, 2010)
Dengan kriteria:
Jika F hitung < F tabel maka kedua variansinya diuji homogen
Jika F hitunh ≤ F tabel maka kedua variansinya tidak diuji homogen
c) Uji-t (bebas)
Uji-t (bebas) ini dilakukan apabila data hasil penelitian yang
berdistribusi normal dan memiliki varians homogen telah diketahui.
Uji-t ini menggunakan SPSS 20 (Purwono, 2012). Langkah-langkah
yang dilakukan dalam menganalisis Uji-t adalah:
18
(1) Merumuskan Hipotesis
H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir
kritis siswa antara siswa yang menggunakan metode Think Pair
Share dengan siswa yang tanpa menggunakan metode Think Pair
Share.
H1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir kritis
siswa antara siswa yang menggunakan metode Think Pair Share
dengan siswa yang tanpa menggunakan metode Think Pair Share.
(2) Menentukan nilai statistic uji
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡= 𝑆 1 1
√𝑛 + 𝑛
1 2
(Rahayu, 2018)
Keterangan:
X1 dan X2 = Rata-Rata
S = Simpangan batu
n1 dan n2 = Banyaknya data
(3) Menentukan tingkat signifikan (α)
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(1−1𝛼)(𝑑𝑘)
2
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(1−1𝛼)(𝑛
2 1 + 𝑛2 −2)
(Rahayu, 2018)
Dengan :
α = 1% atau 5%
dk= derajat kebebasan = 𝑛1 + 𝑛2 − 2
d) Uji Mann-Whitney
Apabila data tidak berdistribusi normal maka akan dilakukan Uji
Mann-Whitney sebagai uji paramenik. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
19
(1) Merumuskan Hipotesis
H0 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa
antara siswa yang menggunakan metode Think Pair Share dengan
siswa yang tanpa menggunakan metode Think Pair Share.
H1 : Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa antara
siswa yang menggunakan metode Think Pair Share dengan siswa
yang tanpa menggunakan metode Think Pair Share.
Adapun hipotesis statistika yang diajukan adalah sebagai berikut:
H0 : 𝜇1 = 𝜇2
H1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan:
𝜇1 = Rata-rata prestasi belajar di kelas yang menggunakan metode
Think Pair Share
𝜇2 = Rata-rata prestasi belajar di kelas yang tanpa menggunakan
metode Think Pair Share
(2) Menentukan Nilai Uji Statistik
Rumus Mann-Whitney U dengan pendekatan Z:
𝑁+1
∑𝑅(𝑋1 )−𝑛1 ( )
2
𝑍ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑛 .𝑛 𝑛 .𝑛 (𝑁+1)2
√ 1 2 .[∑𝑅(𝑋1 )2 +∑𝑅(𝑋2 )2 ]− 1 2
𝑁(𝑁−1) 4(𝑁−1)
(Rahayu, 2018)
Keterangan:
𝑅(𝑋1 ) = Rank untuk 𝑋1
𝑅(𝑋2 ) = Rank untuk 𝑋2
N = 𝑛1 + 𝑛2
(3) Menentukan Nilai Kritis
𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑍(1/2−𝛼)
Dengan, 𝛼 = taraf signifikansi
(4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis
Jika 𝑍ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H0 diterima
Jika 𝑍ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H0 ditolak
20
(5) Memberi kesimpulan
(Yudhanegara, 2015)
Keterangan:
Jawaban siswa yang telah dinilai akan dijumlahkan juga kemudian dirata-
ratakan menggunakan rumus:
1
𝑋
𝑛
Keterangan:
X = Rata-rata
n = Jumlah total siswa
Keterangan:
P = Presesntase Jawaban
Jr = Jumlah siswa dengan respon yang sama
Js = Total siswa
21
Kriteria Angket Tabel 10
Presentase Interpretase
0% - 20% Sangat lemah
21% - 40% Lemah
41% - 60% Cukup
61% - 80% Kuat
81% - 100% Sangat kuat
(Purwanto, 2008)
6. Prosedur Penelitian
Adapun beberapa tahap prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini,
sebagai berikut:
a. Studi pendahuluan
Tahap ini peneliti melakukan studi lapangan ke sekolah yang dijadikan sasaran
penelitian dan melakukan studi literatur mengenai metode pembelajaran Think Pair
Share
b. Analisis Kurikulum
Kegiatan ini dilakukan dengan menganalisis KD pada materi sistem pernapasan
manusia
c. Perumusan Masalah
Tahap ini peneliti merumuskan masalah yang nantinya digunakan untuk
mengembangkan penelitian. Peneliti merumuskan masalah sebanyak 5 rumusan
masalah.
d. Penentuan dan Penyusunan Instrumen
Penentuan dan penyusunan instrumen peneliti dilakukan agar penelitian jelas.
Penentuan dan penyusunan instrumen dibuat dengan sedemikian rupa oleh peneliti
sehingga penelitian tersusun jelas.
e. Judgement (Validasi Instrumen Penelitian)
Pada tahap ini validasi terhadap Instrumen penelitan sangat diperlukan untuk
dilakukannya penelitian.
f. Uji coba instrument penelitian (hasil revisi)
Untuk mengetahui hasil dari uji coba instrument yang telah terlaksana
22
g. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan ini dilakukan pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posstest),
mengobservasi aktivitas guru dan siswa saat menggunakan metode Think Pair
Share serta pemberian angket pada kelas eksperimen.
h. Tahap akhir
Pada tahap akhir ini dilakukan menganalisis dan mengelola data yaitu nilai rata-
rata tes awal (pretest) dan nilai rata-rata tes akhir (posstest), sehingga dari data yang
telah dikelola dapat menemukan suatu temuan kemudian dibahas dan disimpulkan
apakah metode pembelajaran Think Pair Share dapat berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa.
Berikut adalah alur penelitian dari penelitian ini:
23
Studi pendahuluan Analisis kurikulum biologi tahun 2013
Pretest
Pembelajaran menggunakan Pembelajaran menggunakan
Observasi
metode Think Pair Share metode ceramah
Posstest
Kesimpulan
24
DAFTAR PUSTAKA
Abu, H. (2017). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan keterampilan Proses Sains Siswa
SMA Melalui Implementasi Problem Based Learning Dipadu Think Pair Share. Jurnal
Pendidikan, 2(6), 853-860.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Arnidha, Y. (2016). Penningkatan Kemampuan Representasi Matematis Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share. Jurnal e-DuMath, 2(1), 128.
Budiyanto, M. A. (2016). Sintaks 45 Metode Pembelajaran dalam Student centered Learning
(SCL). Malang: UMM.
Fitrianti. (2016). Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Deepublish.
Hartini. (2016). pengaruh Model pembelajaran Think Pair Share untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Jurnal Matematika Kreatif Inovatif, 131-
135.
Kurniawan. (2017). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Deepublish.
Lefudin. (2017). Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi
Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta:
Deepublish.
Lestari, K. Y. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: Aditama.
Lismaya, L. (2019). Berpikir kritis dan PBL (Problem Based Learning). Surabaya: Media Sahabat
Cendekia.
Mutia, E. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif think Pair Share (TPS) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Krtis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Dasar, 1-10.
Pasaribu. (2017). Implementasi Managemen Berbasis Sekolah dalam Pencapaian Tujuan
Pendidikan Nasional di Madrasah. Jurnal EduTech, 3(1), 12-34.
25
Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Purwono, N. M. (2012). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Rahayu, Y. N. (2018). Statistika pendidikan. Bandung: UIN Press.
Riduwan. (2013). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rosita. (2018). Meningkatkan Kerja Sama Siswa Melalui pembelajaran Kooperatif Tipe think Pair
Share. Jurnal Formatif, 3(1), 6-8.
Soraya, N. (2018). Pengaruh Model Think Pair Share Problem Solving Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis dan Self-Efficacy Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 9(1), 70-75.
Suardi, M. (2018). belajar dan Pembelajaran. yogyakarta: Deepublish.
Sugiono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D.
Bandung: Alfabeta.
Suherman. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI.
Tamara. (2018). Pengaruh Penerapan Model Think Pair Share dan Group Investigation Terhadap
Kemampuan berpikir Kritis Siswa. Indonesian Journal Of Economic Education, 1(1), 73-
84.
Wicaksono. (2017). Model Pembelajaran Group Investigation (GI) dan think pair Share (TPS)
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Aksioma, 8(2), 2579-7646.
Widya, F. (2012). Implementasi Model Pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Akutansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Wonosari.
Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia, X(2), 43-63.
Yudhanegara. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Karawang: PT Revika Aditama.
Zein. (2016). Peran Guru Dalam pengembangan pembelajaran. Jurnal Inspirasi Pendidikan, 2(1),
274-285.
26
LAMPIRAN
Jadwal penelitian
Tabel 11. Jadwal penelitian
Pelaksanaan
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi &
Wawancara
(awal)
2 Studi kasus &
Analisis
kurikulum
3 Penyususnan
RPP &
instrumen
penilaian
4 Validitas
instrumen
penelitian
(oleh ahli)
5 Revisi
instrumen
penelitian
6 Uji coba
instrumen
penelitian
(hasil revisi)
7 Pretest (kelas
kontrol &
eksperimen)
8 Observasi
pembelajaran
(penerapan
metode)
9 Posttest
(kelas control
&eksperimen)
27
10 Angket
(respon
siswa)
11 Analisis
pengolahan
data
12 Penyusunan
laporan
(Penyerahan
skripsi)
28