Anda di halaman 1dari 7

INISIASI 3

Tugas Akhir Program (PKOP4500)

Topik: Diskusi dan Tugas 2

Selamat berjumpa mahasiswa PEKO dengan tutor TAP Pendidikan Ekonomi dan Koperasi. Pada
pertemuan tutorial online ketiga ini, Anda harus mengerjakan dan mengirim ke tutor. Apakah Anda
sudah mengirim jawaban untuk kasus pembelajaran pada inisiasi 1. Kalau sudah mengirim bagus,
berarti Anda sudah mulai belajar. Berikut ini uaraian materi yang dapat memperkaya wawasan
Anda dalam mengerjakan TAP

Hubungan Tujuan Pembelajaran dengan Metode mengajar

1.Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar diantaranya adalah
faktor tujuan pembelajaran, karakteristik materi pelajaran, faktor siswa, faktor alokasi waktu, dan
fasilitas penunjang.

2. Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan yang banyak melibatkan aktivitas siswa dan
aktivitas guru. Untuk mencapai tujuan pengajaran perlu adanya metode mengajar.

3.Pemilihan metode mengajar harus mempertimbangkan pengembangan kemampuan siswa yang


lebih kreatif inovatif dan dikondisikan pada pembelajaran yang bersifat problematis. Pembelajaran
yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dan belajar secara kelompok.

4. Metode mengajar memiliiki fungsi sentral dalam pembelajaran Diantaranya yaitu sebagai alat atau
cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.

5. Tujuan pembelajaran yang harus dikembangkan berdasarkan ranah tujuan kognitif, afektif dan
psikomotor. Ranah tujuan tersebut akan memungkinkan dicapai pada tujuan yang bersifat umum.

6. Setiap pemilihan metode mengajar harus didasarkan pada hasil kajian antara perilaku yang
diharapkan dengan cara yang akan ditempuh dalam pembelajaran.

Hubungtan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar

1. Pengalaman belajar (learning experience) merupakan suatu proses hasil kegiatan belajar yang
dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Penggunaan metode ceramah esensinya menyajikan bahan pelajaran secara lisan oleh guru, yang
akan membentuk pengalaman belajar dalam kemampuan menyimak, dan pemahaman terhadap
informasi dari materi pelajaran yang disajikan.

3. Penggunaan metode diskusi esensinya menyajikan bahan pelajaran melalui sesuatu problem yang
harus diselesaikan secara bersama dibimbing oleh guru, yang akan membentuk pengalaman belajar
siswa dalam menjawab persoalan serta belajar secara kerja sama dan membuat suatu keputusan.

4. Penggunaan metode simulasi esensinya menyajikan bahan pelajaran melalui objek atau kegiatan
pembelajaran yang bukan sebenarnya. Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi
kemampuan kerja sama, komunikatif, dan mengiterpretasikan sesuatu kejadian.

5. Penggunaan metode demonstrasi esensinya menyajikan bahan pelajaran dengan


mempertunjukkan secara langsung pada objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk
mempertunjukkan sesuatu| proses. Pengalaman belajar yang diperoleh melalui metode ini meliputi
kemampuan bekerja dan berpikir secara sistematis, dan mengamati objek yang sebenarnya.

6.Penggunaan metode eksperimen esensinya menyajikan bahan pelajaran melalui percobaan serta
mengamati sesuatu proses. Pengalaman belajar yang akan diperoleh adalah menguji sesuatu,
menguji hipotesis, menemukan hasil percobaan dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa. Dalam
membentuk pengalaman belajar siswa cenderung rnenggunakan metode-metode yang memiliki
kadar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dan keterampilan proses, serta metode rnengajar digunakan
secara multi metode dan bervariasi.

Berikut ini adalah macam-macam metode pembelajaran, semoga isinya bermanfaat.

1. Koperatif (CL, Cooperative Learning).

Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh
ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian
tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif,
siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas,
tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif
adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan
masing-masing.

Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk
bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri.
Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok
terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi,
dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi…..

Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok


heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.

2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan
(ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling),
sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran
siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Pensip
pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya
menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu
modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk,
rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan,
mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif
dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry
(identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism
(membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection
(reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah
pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian
seobjektif-objektifnya darei berbagai aspek dengan berbagai cara).

3. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)

Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided
reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu
matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk digunakan dalam
menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui
proses dalam dunia rasio, pengemabngan mateastika).

Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi),


pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-
twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial,
sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).

4. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)

Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan
lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan
siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara
ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).

5. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)

Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan
mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah
otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi
yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana
nyaman dan menyenangkan agar siswa dap[at berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi,
identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri

6. Problem Solving

Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara
penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian
(menemukan pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang memenuhi
criteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan,
siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.

7. Problem Posing

Bentuk lain dari problem posing adaslah problem posing, yaitu pemecahan masalah dngan melalui
elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga
dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-
hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.

8. Problem Terbuka (OE, Open Ended)

Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan


permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi
jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif
tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk
berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh
jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjtynya siswa juda diinta untuk menjelaskan proses mencapai
jawaban tersebut. Denga demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada
produk yang akan membentiuk pola piker, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.

Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram,
table), kembangkan peremasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitakkan dengan
materui selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri).

Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat reson
siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.

9. Probing-prompting
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian
petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan
engetahuan sisap siswa dan engalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Selanjutnya siswa memngkonstruksiu konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan
demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.

Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak
sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari
prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan
terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mngurang kondisi tersebut, guru
hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut.
Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria.
Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang
belajar, ia telah berpartisipasi

10. Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)

Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi
(deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti
menggali pengetahuan rasyarat, eksplnasi berarti menghenalkan konsep baru dan alternative
pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.

dari sepuluh metode pembelajaran , masih terdapat metode yang lain

Kondisi-kondisi dalam Pencapaian Tujuan Belajar

Beberapa butir penting yang telah Anda pahami yaitu:

1. Kondisi-kondisi yang perlu diidentifikasi dalam pencapaian tujuan belajar terdiri atas kondisi
internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal yaitu kondisi-kondisi yang berasal dari dalam diri
siswa, sedangkan kondisi eksternal yaitu kondisi-kondisi yang timbul dari luar diri siswa.

2. Kondisi internal yang mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, diantaranya:

a.Sikap siswa terhadap proses belajar yang dilakukannya

b.Motivasi belajar, terutama motivasi intrinsik

c.Konsentrasi selama melakukan kegiatan belajar

d.Kadar inteligensi yang dimiliki siswa

e.Rasa percaya diri untuk belajar

3.Kondisi eksternal yang mempengaruhi pencapai tujuan belajar, diantaranya:

a.Kualitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran


b.Sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran

c.Lingkungan sosial siswa di sekolah

Perhatikan kasus berukut ini!

Kasus 2

Hari ini Bu Wia berangkat ke sekolahnya dengan perasaan yang kurang enak. Semalam puteranya
yang baru berumur dua tahun panas tinggi dan harus harus dibawa ke dokter. Tapi karena kewajiban
sebagai guru Bu Wia tetap berangkat untuk mengajar.

Pada jam 07.30 Bu Wia masuk kelas X ”SMU 102” dan menuliskan di papan tulis topik pelajaran pada
hari itu tentang “Persamaan Dasar Akuntansi”. Sebelum melanjutkan materi Bu Wia mengabsen
siswanya satu persatu dan bertanya secara detail kepada Siska karena Mira temannya tidak masuk
sekolah pada hari itu karena sakit.

“Tolong kumpulkan PR yang Ibu berikan kepada kalian minggu yang lalu”, kata Bu Wia. Serentak
anak-anak mengumpulkan buku PR mereka dan meletakkan di meja guru. Bu Wia memerlukan
waktu sekitar 8 menit untuk menenangkan siswanya dan bersiap untuk memulai pelajaran.

Jam 07.55 Bu Wia mulai menerangkan pelajaran kepada murid-muridnya. Tetapi dia bingung
bagaimana mengajarkan topik tersebut dengan bahasa yang paling mudah dimengerti oleh siswa.
“Persamaan Dasar Akuntansi” merupakan langkah awal yang harus kalian pahami agar dapat
melakukan kegiatan akuntansi lebih lanjut.” kata Bu Wia.

Bu Wia menyuruh siswanya untuk membuka buku paket akuntansi dan LKS lalu melihat contoh-
contoh latihan yang ada di sana. Bu Wia lalu mencontohkan cara membuat persamaan dasar
akuntansi.

”Konsep dasar akuntansi menyatakan bahwa Harta = Utang + Modal, sehingga sisi Harta dan Utang
ditambah modal selalu dalam keadaan seimbang. Dalam membuat persamaan dasar akuntansi,
setiap penambahan transaksi dicatat di sisi debet dan pengurangannya di sisi kredit.” kata Bu Wia
sambil membuat beberapa catatan di papan tulis.

“Bagaimana kalau seandainya usaha tersebut memerlukan biaya dan mendapatkan penghasilan,
bagaimana cara mencatatnya?” tanya Fadli. “Anak-anak, biaya merupakan akun yang menyebabkan
berkurangnya modal sedangkan penghasilan atau dalam bahasa akuntansi kita sebut dengan
pendapatan merupakan penambah penghasilan, sehingga dalam pencatatannya dalam persamaan
dasar akuntansi akan mengikuti tata cara pancatatan modal”, kata Bu Wia.

Bu Wia kemudian meminta siswa mencatat keterangan yang telah beliau sampaikan dan
mengerjakan latihan yang ada di dalam LKS. Tetapi selama pelajaran berlangsung 45 menit, siswa
kelas I.2 terlihat kurang mengerti dengan keterangan yang disampaikan oleh Bu Wia.

Karena harus mengantar puteranya ke dokter pagi itu. Bu Wia meninggalkan kelas 15 menit sebelum
pelajaran akuntansi usai dan berpesan kepada ketua kelas untuk mengumpulkan tugas kepada guru
piket. Tetapi hanya lima orang siswa yang mengumpulkan tugas kepada guru piket.

Pertanyaan:
1. Tunjukkan kelemahan dari model pembelajaran yang dilakukan oleh ibu wia, mengapa hal itu
merupakan kelemahan

2. Bagaimana langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan Ibu wia

3. Menurut Anda stategi atau model pendekatan pembelajaran yang paling sesuai untuk topik
tersebut

4. Susun rencaa pembelajaran untuk topik seperti pada kasus

5. Kompetensi apa saja yang dapat dicapai untuk pembelajaran akuntansi!

Anda mungkin juga menyukai