SKRIPSI
Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Ujian Skripsi pada Jurusan
Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
10538325215
i
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Hari ini saya tumbang tapi ingat masih ada kata suatu saat
Karena proses suatu saat itu adalah seni dalam kehidupan bukan suatu saatnya maka
PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas
ridho,nikmat dan kemudahan yang diberikan sehingga tugas akhir skripsi ini dapat
terselesaikan. Tugas akhir ini saya persembahkan kepada:
vi
ABSTARAK
vii
ABSTARAK
viii
KATA PENGANTAR
mewakili atas segala karunia dan nikmat-NYA. Jiwa ini takkan henti bertauhid
atas berbagai anugerah pada setiap detik waktu, denyut jantung ,gerak langkah,
serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khalik. Proposal ini adalah setitik dari
sederetan berkah-Mu.
terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Demikian juga
dalam tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas
penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk
membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan,
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terimah kasih kepada kedua
dan juga Bapak Risfaisal, S.Pd., M.Pd Selaku Pembimbing II , yang selalu
ix
memberikan bimbingan motivasi serta menuntun penulis sejak awal penyusunan
Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada: Dr. H. Abd.
Akib, S.Pd, M.Pd, Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
pendidikan sosiologi, serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam lingkungan
yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu yang bermanfaat bagi
penulis.
terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Sosiologi atas segala
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, yang bersifat membangun.
wabarakatuh
x
DAFTAR ISI
D. Manfaat .............................................................................................................. 10
xi
C. Keranka Fikir .................................................................................................... 26
2. Pembahasan .................................................................................................... 73
xii
3. Kesesuaian teori dengan hasil ....................................................................... 76
2. Pembahasan .................................................................................................. 88
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 93
B. SARAN ................................................................................................................. 92
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
watak yang berbeda-beda. Dilain sisi manusia juga merupakan makhluk sosial
hubungannya sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama orang lain
atau berkelompok. Ketika manusia hidup bersama dengan orang lain maka
hubungan sosial atau interaksi sosial menjadi kebutuhan dasar bagi manusia.
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah anggota masyarakat yang
yang bertanggung jawab, cerdas, dan kreatif . Dengan adanya pendidikan sosial
manusia dapat terbina dan dapat terwujud dengan baik dan dapat pula
1
2
atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja dilakukan oleh orang dewasa
atau tenaga pedidik agar anak didiknya menjadi dewasa. Pendidikan diartikan pula
sebagai usaha yang dijalankan orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai
dapat berhubungan dengan individu lain. Kecakapan ini juga dikenal dengan
istilah kompetensi sosial atau interpersonal. Adanya kompeten sosial ini membuat
seseorang merasa mampu untuk terampil dalam menjalin hubungan yang efektif
dengan orang lain dan mengatasi berbagai permasalahan yang mungkin muncul
manusia, karena pendidikan bisa mempengaruhi kualitas hidup. Apalagi saat ini
semua harus bisa mengikuti perkembangan zaman jika tidak ingin menjadi
diterima dengan baik oleh siswa. tidak semua siswa mempunyai pendapat,
pemikiran, dan daya tangkap yang sama terhadap materi pelajaran yang
pembelajaran didalam kelas harus bisa menguasai kelas. Seorang guru harus bisa
menciptakan suatu kondisi atau proses yang mampu mengarahkan siswanya untuk
melakukan aktivitas belajar. Karena dalam hal ini seorang guru mempunyai peran
kelas, dan sebagainya. Selain itu diharapkan kepada guru untuk lebih kreatif
siswa untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya. Dalam hal ini guru
dalam diri siswa sehingga bakat yang dimiliki siswa dapat tersalurkan dengan
baik. Karena Tidak bisa dipungkiri bahwa guru sebagai penopang dan pembangsa
Untuk belajar dengan baik maka diperlukan motivasi yang baik pula.
Siswa yang mengikuti pelajaran tanpa adanya motivasi maka tidak akan
mendapatkan hasil yang baik dari proses belajar mengajar tersebut. Oleh karena
itu, dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan daya penggerak di dalam diri
siswa untuk dapat belajar, yang dapat menjamin kelangsungan dari proses belajar
mengajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang akan
dicapai dalam proses belajar dapat terwujud. Penggunaan media dalam proses
belajar merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membangkitkan
motivasi belajar siswa. Karena media, merupakan salah satu hal mutlak yang ada
4
dalam proses belajar. Oleh karena itu, sebisa mungkin guru harus bisa
menilai bahwa apa yang ditampilkan oleh guru itu menarik maka ia akan
terdorong atau merasa tertantang untuk mengetahui apa yang akan di sampaikan
oleh guru sehingga proses belajar akan menjadi lebih menyenangkan. Tetapi
sebaliknya jika siswa menilai apa yang ditampilkan guru tidak menarik maka
siswa akan datar saja dalam mengikuti proses. Setiap orang berhak untuk
penerus generasi yang baik. Pendidikan dewasa ini sudah banyak melahirkan
pendidikan khusus bagi para masyarakat yang kurang mampu dan pendidikan
kepribadian yang utama. Sehingga pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek
yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi muda agar memiliki
nasional dijelaskan bahwa jalur pendidikan itu terbagi menjadi tiga yaitu :
5
memiliki kelas yang berurutan dari Sekolah Dasar sampai Universitas yang
dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
internasional (Ekternal).
Tipe ini yaitu, dimana sekolah menerima dan menyeleksi secara ketat siswa yang
sekolah Non unggulan yaitu sekolah yang kurang mampu membawa setiap siswa
kinerja guru dalam hal ini penggunaan metode dan media pembelajaran dan bisa
saja dilabelkan sekolah yang kurang memiliki cerita baik di kalangan masyarakat
potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas- tugas
berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan tertentu. Tujuan itu harus
dan yang ingin dibahas disini sekolah unggulan dan non unggulan yang ada di
kabupaten Enrekang dimana diketahui daerah Enrekang daerah yang bisa dikata
jauh dari jangkauan ibu kota provinsi bisa di kategorikan Enrekang adalah daerah
yang pedalaman di mana sudut pandang masyarakat saat ini bahwa sekolah
unggulan bisa bersaing dengan sekolah manapun, hal ini masih menjadi tanda
Tanya bagi kita karena dari sudut pandang beberapa orang pernah meneliti daerah
pedalaman mengatakan bahwa “daerah yang tidak dijangkau oleh teknologi tidak
adalah daerah bisa dikata pedalaman dan susah dijangkau teknologi karena
kondisi wilayahnya, tapi lagi lagi di sini di bahas sudut pandang masyarakat
prestasi yang didapat , dan nilai keseharian juga lingkungan harus memenuhi
standar yang telah di tetapkan oleh pemerintah sebagai syarat sekolah unggulan,
sedangkan sekolah non unggulan adalah sekolah yang tidak menuntu terlalu
banyak syarat agar dapat mempermudah bagi anak-anak yang tidak memiliki
prestasi dapat bersekolah, dan kebanyakan sekolah non unggulan ini bisa di kata
8
berstatus swasta, di mana faktanya yang di kenal oleh masyarakat adalah siswanya
bisa bebas keluar masuk sekolah, tata tertib tidak terlalu tegas terhadap siswa.
karakter seperti sekolah agama, jurusan dan sekolah umum di mana sekoah-
sekolah ini memiliki tujuan yang berbeda beda di mata masyarakat tapi pada
dasarnya entah sekolah unggulan maupun non unnggulan memiliki tujuan yang
sama kepada siswa dan yang menjadi latar belakang dari sekolah di kabupaten
daerah perkotaan.
satu agama yaitu agama islam dan hampir semua sekolah memiliki jam
agama adalah dapat memperbaiki ahlak para siswa di lingkungan, dan ini salah
satu bukti yang di miliki kebanyakan siswa seperti mereka tidak pernah tauran
dengan sekolah sekolah yang lain bahkan mereka lebih berusaha untuk
memperkuat ikatan petemanan dengan sekolah lain dan paradigma ini hampir
dimiliki semua sekolah di Enrekang entah sekolah unggulan ataupun sekolah non
unngulan.
perbedaan tentang lingkungan sekolah terkhusus bagi sekolah unggulan dan non
beberapa sisi berbeda dengan sudut pandang peneliti yang pernah meneliti
B. Rumsuan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
unggulan
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi reperensi bagi orang yang ingin
2. Manfaat kebijakan
unggulan .
11
E. Defenisi Operasional
dan struktur yang ada di dalam masyarakat (Paul sinla Eloee) sumber :
Kompasiana.
tersebut, Tipe ini yaitu, dimana sekolah menerima dan menyeleksi secara
ketat siswa yang masuk dengan kriteria memiliki prestasi akademik yang
tinggi.
12
fasilitas sekolah, kurangnya kinerja guru dalam hal ini penggunaan metode
dan media pembelajaran dan bisa saja dilabelkan sekolah yang kurang
memiliki cerita baik di kalangan masyarakat baik dari segi mutu dan
a. Perbandingan
b. Sosial
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
1. Analisis Sosial
menurut kriteria tertentu lalu di cari di taksir makna dan kaitannya (WIrardi)
komponen, hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu
gejala sosial, struktur sosial dan perubahan sosial yang terjadi dalam
13
14
semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada
pastinya akan didahului oleh proses interaksi, sebab tanpa interaksi adaptasi
dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitar tempat individu hidup.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial ( yang juga dapat dinamakan
orang bertemu, interaksi dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat
kontak diantara pribadi dan kelompok menghasilkan perubahan sikap dan tingka
laku dari pada partisipan. Jika manusia tidak dapat memuaskan kebutuhan-
kebutuhan tertentu oleh dirinya sendiri, maka hal ini dapat mendorong timbulnya
Hubert Bonner (Santoso. 2010: 164) seperti yang dikutip oleh Dr. W. A.
antara dua atau lebih individu di mana kelakuan individu saling mempengaruhi,
hal ini Hubert Bonner menekankan tentang proses hubungan antara dua atau
lebih individu yang berada dalam situasi yang sama yaitu situasi sosial.
Bentuk (social dynamic) yang di maksud oleh Agust Comte seperti yang
di jelaskan diatas, sama dengan yang di maksud dengan struktur dinamis dalam
sistem-sistem sosial dan pranata sosial serta semua aspek kebudayaan. Proses
sosial ini kemudian mengalami dinamika sosial lain yang disebut dengan
perubahan sosial yang terus-menerus dan secara simultan bergerak dalam sistem-
sistem sosial yang lebih besar. Proses-proses sosial ini akan mengalami pasang
Kehidupan seseorang saat ini mulai masuk pada dunia yang serba
pilihan, mereka dapat memilih hidup dalam sebuah kelompok atau hidup
dalam bermasyarakat, bahkan dapat hidup dalam dunia yang serba global.
memilih hidup dalam masyarakat global, bahkan boleh hidup didalam kedua
menjadi sangat majemuk dan rumit. Kerumitan ini pula dipacu dengan
melakukan kontak sosial dengan siapa saja dan di mana saja yang diinginkan.
Kontak sosial bukan saja menjadi kebutuhan, namun juga menjadi pilihan
primer dan kontak sosial sekunder. Kontak sosial primer, yaitu kontak sosial
yang terjadi secara langsung antara seseorang dengan orang atau kelompok
masyarakat lainnya secara tatap muka. Sedangkan kontak sosial sekunder terjadi
informasi semacam ini, maka kontak-kontak sosial primer dan sekunder semakin
sulit dibedakan satu dengan yang lainnya. Seperti, kontak telepon yang
perorang (orang dengan kelompok dan sebagainya), secara tatap muka dan saling
menyapa namun dari tempat yang sangat jauh. Juga seandainya kontak-kontak
pribadi yang terjadi dengan internet juga dapat langsung menyapa dan saling
17
tatap muka walaupun tempat mereka berjauhan. Semua ini menjadi fenomena
(Bungin,2006: 55-57).
yang dilakukan oleh seseorang (I) terhadap informasi, sikap, dan perilaku
orang (II) lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik atau sikap,
dipengaruhi pula oleh media yang digunakan, sehingga media kadang kala
juga ikut mempengaruhi isi informasi (I) dan penafsiran (II), bahkan menurut
Marshall McLuhan dalam Bungin (1999:7) bahwa media juga adalah pesan itu
sendiri.
Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam
secara tatap muka maupun media massa yang atau yang menerima informasi.
pada apa yang ia rasakan, ia yakini, dan ia mengerti serta berdasarkan pada
pemaknaan itu berkaitan erat dengan kondisi waktu dan tempat di mana
informasi itu ada dan di mana kedua belah pihak itu berada. Dengan demikian,
yang disebarkan dan yang diterima itu. Oleh karena itu, maka sebuah
karena dilakukan oleh subjek-objek yang beragam dan konteks sosial yang
menjelaskan bahwa ada dua golongan proses sosial sebagai akibat dan
interaksi sosial, yaitu proses sosial asosiatif dan proses sosial disosiatif.
antara individu, kelompok dan masyarakat, maupun dengan norma dan nilai
yang ada di masyarakat itu. Proses accomodation ini menuju pada suatu tujuan
pencampuran dua atau lebih budaya yang berbeda sebagai akibat dari proses
19
budaya asalnya.
sama yaitu integrasi sosial tidak lebih dari pada istilah yang menunjukkan ikatan
fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Menurut pandangan para
waktu yang lama karena merupakan proses mental yang membutuhkan waktu
lama, dimana keterbukaan dan kesadaran beberapa Etnis yang saling bertemu
siswanya unggul secara intelektual, emosional dan spiritual. Sekolah unggul pada
ciri khusus, di antaranya siswa yang cerdas, guru yang profesional, disiplin,
metode pembelajaran, ramah dan dapat berbaur dengan sesama guru dan siswa.
yang baik dan mampu bertindak sebagai manajer yang baik. Mengelola sekolah
unggul harus dijalankan secara profesional, termasuk juga tentang kriteria guru
tersirat harapan apa yang dapat diberikan kepada siswa pada saat lulus.
Harapan itu sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh setiap orang tua
siswa, pemerintah, masyarakat bahkan oleh siswa itu sendiri, yaitu sejauh mana
(out put) dan (out come) sekolah memiliki kemampuan intelektual, moral dan
keterampilan yang dapat berguna bagi masyarakat, negara dan agama. Banyak
memiliki keunggulan dalam berbagai sisi, termasuk unggul dalam jumlah siswa.
Semakin banyak jumlah siswa yang mampu direkrut, maka sekolah tersebut
dianggap unggul.
dapat menjadi dasar utama dalam menentukan unggul tidaknya sebuah lembaga
bakat- bakat khusus dan kemampuan serta kecerdasan yang tinggi; (2) memiliki
tenaga pengajar yang profesional dan handal; (3) memiliki kurikulum yang
diperkaya (eskalasi); (4) memiliki sarana dan prasarana yang baik, seperti ruang
siswa, media belajar yang cukup lengkap, buku pelajaran dengan perbandingan 1
siswa: 1 buku untuk setiap mata pelajaran, musholla yang bersih dan rapi, tenaga
kotak P3K, tempat tidur, dan peralatan lainnya. Jumlah siswa dalam kelas
maksimum 30 orang.
sanggup mendidik siswanya untuk menguasai sains dan teknologi. Staf pengajar
Kriteria tersebut mencakup: (1) guru profesional yang memiliki kompetensi yang
pembelajaran yang unggul; (3) memiliki disiplin dan berdedikasi tinggi, setia
siswa yang memiliki bakat dan potensi yang unggul; (4) sehat jasmani dan rohani,
energi, berpenampilan, berbudi pekerti luhur, dan senior dalam jenjang pangkat
untuk mengaktifkan siswa dan merangsang otak mereka untuk berpikir, dan juga
merata sehingga dapat memberikan layanan yang sesuai, bahkan demi tercapainya
dan selain komponen di atas, letak dan luas sekolah juga harus
diperhatikan. Banyak sekolah berdiri dipinggir jalan besar, sempit dan gersang.
komponen tersebut adalah Letak dan kondisi sekolah nyaman dan asri, jauh
pembelajaran para siswa juga para Guru harus disiplin. Disiplin di sini adalah
model dan metode pembelajaran sendiri, sesuai kebutuhan para siswa dan
para guru untuk mengajar dan ketersediannya ruang bermain siswa termasuk
satu hari penuh cukup baik, namun harus ditopang oleh komponen- komponen
Tapi bukan berarti sekolah non unggulan itu tidak berprestasi Cuma
sekolah sekolah non unggulan saat ini sedang dalam proses peningkatan
sebenarnya dari pemerintah sekolah unggulan dan non unggulan itu hampir sama
24
tidak di bedakan di mata pemerintah Cuma yang banyak membedakan itu di mata
B. Landasan Teori
Pada Paragraf ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan
tindakan sosial yang di kemukakan oleh George Herbert Mead (Tradisi Aliran
Herbert Mead Melihat Teori konstruksi sosial sebagai realitas dalam sistem
sosial diciptakan melalui interaksi timbal balik yang menghasilkan sistem nilai
dan keyakinan. Sistem nilai dan keyakinan tersebut dipraktikkan dan diperankan
berulang-ulang oleh aktor sosial sehingga melekat dalam sistem yang kemudian
yang telah melekat mulai dari keyakinan leluhur mereka hingga sekarang, sistem
yang terjadi sudah tidak mudah lagi di lepas karna bisa di kata sitem kayikinan
yang mereka miliki sudah mutlak kebenaranya melaui dari sudut pandang mereka
dan sistem keyakina yang mereka miliki sudah menjadi dara daging bagi mereka.
menjelaskan tentang bagian bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling
25
menyatuh dan sangat berkaitan dengan judul di mana judul menjelaskan tentang
pandangan keyakinan sosial tehadap sekolah unggulan dan non unggulan di mana
relevan dengan tema pembahasan dalam penelitian ini dengan menggunakan teori
tindakan sosial yang di kemukakan oleh Max Webber (Tradisi Aliran Dalam
Sosiologi : 201)
antar hubungan sosial dan itulah yang dimaksudkan dengan pengertian paradigma
definisi atau ilmu sosial itu. Tindakan manusia dianggap sebagai sebuah
bentuk tindakan sosial yang manakala tindakan itu ditujukan pada orang lain.
beberapa sudut pandang sosial di mana terdapat perbedaan yang dapat dilihat
dengan mata telanjang oleh sosial mulai dari lingkungan, kondisi sekolah,
keadaan murid dll. dan teori tentang sekolah unggulan di mata masyarakat adalah
yang di anggap sekolah pembuangan bagi masyarakat dan paradigma ini sudah
tidak bisa lagi di pungkiri, karena pada dasarnya sifat dasar manusia apa yang
dilihat itu dipercaya, sesuai dengan teori tindakan sosial yang di kemukakan oleh
tentang paradigma sosial dan ini sangat berkaitan dengan judul yang di angkat di
mana objek peneliti yaitu sudut pandang masyarakat tentang sekolah unggulan
C. Kerangka Pikir
dari data atau masalah yang ditemukan. seperti, membandingkan hasil penelitian
yang telah ada dengan penelitian yang sedang atau yang akan dilakukan sekarang,
kajian baru (ilmu baru) yang akan digunakan dalam menjawab masalah-masalah
yang ada.
kebutuhan yang akan diperlukan, ada yang melakukan penelitian dengan metode
sampling, olah literarute (studi pustaka), studi kasus dan pengamatan langsung
secara umum tidak semuanya apa yang di inginkan tidak sesuai dengan apa yang
dipikirkan sebelumnya dan di sini peneliti akan memaparkan semua hasil yang
kenyataannya apa yang di dengar tidak selamanya benar seperti tentang sekolah
unggulan dan non unggulan di sosial di mana melihat sekolah dari segi nama
Adapun struktural dalam penelitian ini yang sesuai dengan apa yang ingin
di lakukan.
ANALISIS SOSIAL
Sosial
Pendapat sosial
Hasil
Positif Negative
D. Penelitian Terdahulu
(dibimbing oleh Ridwan Said dan Mustakim Nur Johar). Penelitian ini
bertujuan (1) untuk mengetahui bagaimana proses Adaptasi Sosial Etnis Jawa
Kelebihan, dalam penelitian ini yaitu hasil penelitian lebih rinci terhadap
Adaptasi Sosial Etnis faktor yang mendukung dan menghambat proses Adaptasi
tentang sosial sehingga beberapa hasil tentang sosial ada yang tidak di jelaskan
satu tradisi penyambutan datangnya bulan suci Ramadhan yang rutin dilakukan
tersebut dilaksanakan selama satu bulan penuh pada bulan Rajab.Penelitian ini
menggunakan teori tindakan sosial Max Weber yang telah diuraikan menjadi
empat tipe; yaitu tindakan tradisional, tindakan afektif, rasional instrumental dan
29
rasionalitas nilai.
Kekuranagan dalam penelitian ini adalah lebih fokus kepada tindakan sosial
tidak memperhatikan antar hubungan sosial dan kondisi sosial, cara penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Jenis
penelitian kualitatif. Jenis Penelitian Kualitatif artinya data terurai dalam bentuk
kualitatif yang bersifat deskriptif ini berpandangan bahwa semua hal yang
berupa sistem dan tidak ada yang patut diremehkan, semuanya penting, dan
satu jenis penelitian kualitatif yang di aplikasikan dalam fenomena yang terjadi
jelaskan paragraf petama yaitu penelitian kualitatif di mana sang peneliti akan
butuhkan seperti dokumentasi, wawancara dan peneliti juga akan terjun langsung
1. Lokasi Penelitian
30
31
2. Waktu Penelitian
8 penyusuana
skripsi
9 bimbingan
skripsi
Tabel 31 Waktu Penelitian
C. Fokus Penelitian
beda yang akan ditimbulkan setelah membaca tulisan ini serta mencegah
judul ini maka perlu ditentukan fokus penelitian. Fokus penelitian dalam proposal
ini tentang :
D. Informan Penelitian
1. Informan
sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi dalam hal ini
kedua dari informan adalah untuk menggali informasi yang menjadi dasar dan
bertindak sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat, yang
akan menjadi informan nara sumber (keyinforman) dalam penelitian ini adalah
tergantung dari tepat tidaknya pemilihan informan kunci, dan komplesitas dari
darimana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua
a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
data primer dalam penelitian ini adalah masyarakat dan orang sekitar sekolah
.
34
b. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang
5
tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini,
F. Instrumen Penelitian
keadaan seseorang. Misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang
lingkungan, kondisi siswa, keadaan para guru, kedisiplinan. Bagian ini peneliti
penting di dalam memahami kondisi sosial tentang sekolah unggulan dan non
2. Observasi
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Apa yang
observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.
35
Bagian ini sangat penting bagi peneliti untuk melihat kenyataan yang
sebenarnya, terjun langsung ke lapangan adalah bagian yang ril pengumpulan data
kebanyakan saat ini hanya isu di lingkungan yang tidak jelas maka dari itu
peneliti turun langsung untuk memastikan keadaan dan kondisi tempat penelitian
agar tidak terjadi teori yang tidak-tidak, adaapun format instrument observasi
sebagai berikut :
Nama Aktifitas :
Jenis Objek :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Lokasi :
3. Dokumentasi
Hal ini sudah jelas dalam penelitian yang memperkuat bukti penelitian
secara empiris bahwa di butuhkan sebuah wujud yang bisa dilihat dimanapun itu
36
maka dari itu peneliti disini melakukan observasi sekaligus dokumentasi tentang
kejadian di lapangan dan hasil dari instrumen yang lain, agar hasil bisa di
G. Teknik Pengumpulan
a. Studi Pustaka
perguruan tinggi .
b. Penelusuran Online
a. Pengumpulan Data
objektif dan sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Data yang
b. Reduksi Data
Dalam tahap reduksi data, data yang diperoleh peneliti dipilih mana
yang penting dan yang tidak perlu digunakan dalam penelitian ini. Peneliti
akan memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan
c. Penyajian Data
Data yang diperoleh dari tahap reduksi data maka data selanjutnya
Data yang telah diolah dan disajikan tersebut kemudian akan ditarik
kualitatif (Moleong,2007:320).
1. credibility
pengalaman dirinya sendiri. Dalam hal ini peneliti akan memberikan data
2. Transferability
hingga mana penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.
3. Depenability
4. Konfirmability
dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari
standar konfirmability.
J. Etika Penelitian
and confidentiality)
aspek keadilan gender dan hak subyek untuk mendapatkan perlakuan yang
penelitian.
(nonmaleficence).
41
BAB IV
Sulawesi Selatan yang secara astronomis terletak pada 3° 14’ 36” - 3° 50’ 00” LS
dan 119° 40’53” - 120° 06’ 33” BT dan berada pada ketinggian 442 mdpl,
kecamatan maupun pada tingkat kelurahan/desa, yang awalnya pada tahun 1995
41
42
atas wilayah perbukitan karst (kapur) yang terbentang di bagian utara dan
pantai. Jenis flora yang banyak ditemukan pohon bitti atau yang biasa disebut
vitex cofassus, pohon hitam Sulawesi atau diospyros celebica, pohon ulin/kayu
agatis - agatis celebica, kayu kuning – arcangelisia flava merr. Selain itu
terdapat juga rotan lambang-calamus sp, rotan tohiti – calamus inops becc.
Rotan taman. Jenis anggrek juga banyak ditemukan anggrek yaitu goodyera
a. Sistem Kepercayaan
bahwa, adanya kekuatan lain yang lebih mengagumkan terhadap hal-hal atau
gejala-gejala tertentu yang sifatnya luar biasa, yang lebih besar diluar kekuatan
manusia itu sendiri, yang tak bisa dijelaskan oleh akal manusia yang disebut
masa lampau dimana mereka mulai mengenal suatu kepercayaan yang disebut
Aluk Tojolo.
Aluk Tojolo ini berdasarkan tujuh asas yang terbagi dalam dua bagian,
pertama yang berkaitan dengan kepercayaan yang terdiri atas tiga asas yang
dikenal “Tallu Aluk Pamula” yaitu: 1. Percaya dan menyembah kepada Puang
43
Matua sebagai sang pencipta alam, 2. Percaya dan menyembah kepada Dewata-
dewata yang memeliharan ciptaan Puang Matua. Pengertian dewata berasal dari
kata Den Watanna yang artinya memiliki suatu kekuatan, ada beberapa Dewata
yang dikenal pada masyarakat Enrekang yang namanya disesuai dengan tempat
mereka berada, seperti dewata jo palli yaitu dewata yang berada pada gunung
palli, dewata yang menguasai air dan sumber air disebut Dewata Jo Wai dan
Kedua, berkaitan dengan kehidupan yang terdiri atas empat asas atau
yang dikenal dengan nama “A’pa’ Pamula Ada’” yaitu: 1. Ada’ Tojolo, yakni
adat kelahiran manusia 2. Ada’ Tolino, yakni adat kehidupan dari pada manusia
b. Sistem Sosial
turun dari langit dianggap luar biasa dan memberikannya kewibawaan yang
ampuh dalam menghadapi rakyat, hal ini memberikan pula suatu anggapan
peranan dalam memegang pucuk pimpinan yang tertinggi dalam suatu daerah
tengah, dimana mereka tidak termasuk kaum bangsawan (penguasa) dan bukan
B. Kondisi Geografis
Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota Kabupaten ini terletak di Kota Enrekang .
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.786,01 km² dan berpenduduk sebanyak ±
190.579 jiwa. Enrekang terbagi menjadi 12 kecamatan dan 129 desa atau
yaitu Kecamatan Maiwa dengan luas wilayah 393 km2 atau 22 %. Sedangkan
kecamatan yang terkecil yaitu Kecamatan Enrekang dengan luas wilayah 29 km2
atau 1,94 %.
Bahasa daerah yang digunakan di Kabupaten Enrekang secara garis besar terbagi
atas 3 bahasa dari 3 rumpun etnik yang berbeda di Massenrempulu', yaitu bahasa
Kecamatan Alla', Baraka, Malua, Buntu Batu, Masalle, Baroko, Curio dan
Maiwa dan Kecamatan Bungin. Melihat dari kondisi sosial budaya tersebut, maka
46
sangat strategis dilihat dari sisi kepentingan ekonomi maupun politik. Enrekang
minyak dan gas bumi, batuan mineral, serta perikanan laut yang cukup besar.
satu wilayah administrasi kelurahan yang berada dalam lingkup Kecamatan Alla,
yang terletak di pusat Kecamatan Alla mempunyai luas wilayah seluas +9,30
Km.
contoh bagi masyarat untuk di analasis sesuai dengan sudut pandang mereka dan
adapun profil singkat tentang sekolah yang menjadi contoh diantaranya terbagi
a. Sekolah unggulan
1) SMAN 1 Enrekang
2) SMAN 3 Enrekang
3) SMAN 5 Enrekang
Laboratorium , 1 Perpustakaan
Laboratorium , 1 Perpustakaan
penduduk usia sekolah ditingkat pendidikan tertentu. Data APK dan APM
Data pada tabel diatas memperlihatkan adanya perbedaan yang cukup besar APK antar kecamatan
utamanya pada jenjang pendidikan Menengah. Keadaan ini terjadi akibat adanya kecenderungan siswa
lebih lengkap maupun pindah ke Kabupaten tetangga. APK SLTP dan APK SLTA cukup tinggi pada
kecamatan Enrekang 117,21, Kecamatan Anggeraja 104,13 dan Tertinggi di kecamatan Alla 231,01%,
BAB V
1. Hasil Penelitian
sudah bukan rahasia lagi di mana orang tua akan berusaha memasukan anaknya
ke sekolah unggulan tanpa berfikir panjang, kalau di fikir secara logis khususnya
SMA sederajat itu bukan lagi persoalan tentang unggulnya atau tidak, tergantung
dari individu masing-masing karena kebanyakan selama ini yang dinilai dari
sebuah sekolah bukan dari seberapa banyak siswa yang dia terima, dan terkadang
dalam artian bahwa penilaian selama ini diambil dari kualitas siswa dan guru,
sekolah bukanlah sesuatu yang cerdas atau benda mati yang sedang berkembang
tetapi sekolah adalah wadah kosong yang di isi oleh orang-orang dengan tujuan
tertentu atau sekolah merupakan wadah kosong yang ingin dikembangkan oleh
mana input itu akan di kenal oleh masyarakat bukan siswanya yang akan dikenal
Dari latar belakang di atas bahwa sekolah unggulan dan non unggulan itu
tergantung dari orang- orang yang berada di dalamnya dengan output yang bisa di
akui, dalam artian bahwa semua sekolah berusaha untuk menjadi lebih baik, dan
seharusnya sekolah unggulan dan non unggulan itu tidak di beda-bedakan seperti
51
52
hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa pihak sekolah tentang sekolah
melalui sudut pandang yang mengatakan bahwa sekolah itu sama semua
bersaing siapa yang lebih unggul akan tetapi tujuan penerapan untuk sekolah
unggulan dan non unggulan adalah sebuah pengharagaan yang telah di capai
dalam sebuah sekolah bukan dari segi persaingan yang di lakukan tapi ini dari segi
sesuatu yang dapat membuat para murid menjadi lebih bermotivasi dalam
menuntut ilmu misalnya kalau seorang siswa bisa mencapai target yang telah di
janjikan atau standar dari sebuah istansi maka dia bisa mendapatkan beasiswa dan
Dalam hal ini persepsi masyarakat tentang sekolah unggulan dan non
pahami tujuan dari penerapan terhadap sekolah unggulan dan non ungglan di
mana para pemerintah memiliki tujuan khusus dimana tujuan itu demi kebaikan
semua sekolah tapi masih banyak belum paham dari tujuan tersebut sehingga
memunculkan pardigma terhadap sekolah non unggulan yang tidak terlalu baik
53
Salah satu pendapat dari masyarakat memiliki pandangan yang sangat bagus
tentang sekolah unggulan dan sekolah non unggulan di mana dia melihat segi
hampir semua sama , hasil wawancara dari narasumber hampir sejalan dengan
perbedaan yang mencolok antar sekolah unggulan dan non unggulan di mana dia
melihat dari tujuan pelajar yang mendapatkan pengatahuan secara merata tapi
kenyataannya masih banyak yang bisa dilihat dengan kasat mata perbedaan yang
mencolok terhadap sekolah unggulan dan non unggulan seperti yang dibahasakan
oleh HN tersebut dari segi prasarana sangat mencolok terhadap perbedaan antara
pengetahuan para siswa sedangkan dari kondisi yang telah diteliti banyak yang
tidak sesuai dengan apa yang di harapakan, masih banyak sekolah sekolah yang
54
belum memadai dari hal prasaran, hal seperti ini lah yang harus di perhatikan
satu masyarakat yang berinisial SI dimana dia melihat dari sisi positif pengadaan
sekolah unggulan dan non unggulan dengan memanfaatkan prestasi yang bakalan
muncul karena tidak bisa di pungkiri karakter setiap siswa itu berbeda beda dan
tidak semua bidang bisa di andalkan setiap siswa pasti ada kemampuan yang
jenis perlombaan tidak semua siswa bisa melakukanya dan tidak semua siswa bisa
menguasai semua bidang tersebut, sebenarnya tidak ada siswa yang bodoh Cuma,
kemampuan setiap siswa berbeda beda, dan masih banyak siswa membutuhkan
mereka.
Dalam hal sekolah unggulan dan nonunggulan tidak bisa dipungkiri dari
sekolah non unggulan di sebabkan ada beberapa nilai nilai positif yang di anggap
beberapa hasil prestasi yang telah di capai oleh sekolah tersebut sehingga para
unggulan dan non unggulan disertai dengan adanya nilai-nilail positif yang ingin
dengan sekolah sekolah lain dan berusaha juga meningkatkannya, pasti para
pemerintah yang menerapkan sekolah unggulan dengan standar standar yang ada
pasti sudut pandang yang dapat memajukan para generasi anak muda untuk masa
depannya.
Salah satu persepsi masyarakat yang bisa dikata memiliki pandangan yang
benar benar tarjadi di ingkungan bahkan bukan Cuma sekolah, kampus pun begitu
di mana dia melihat sekolah unggulan pada saat penerimaan bisa dikatakan
lumayan ketat walaupun hampir semuanya tidak begitu tapi sekolah unggulan
melakukan tahap demi tahap dalam seleksi penerimaan siswa baru, tapi ini
murid atau membatasi penerimaan siswa, hal ini menunjukkan sekolah uggulan di
mata masyarakat begitu sangat utamakan di tunjukan sala satu dari segi
informasi dalam hal ini menunjukan masyarakat juga memiliki persepsi tersendiri
dari beberapa hal terhadap sekolah, secara otomatis orang tua murid pasti
menginginkan anaknya mendapatkan sesuatu yang lebih baik mulai segi fasilitas
sekolah yang digunakan, dan strategi guru dalam membimbing para siswa, Selain
berkaitan dengan masalah fasilitas yang berada di sekolah unggulan dan non
unggulan dan adapun hasil wawancara dengan pihak sekolah tentang fasilitas
berinisial FT yang melihat dari hasil outputnya di mana hasil lebih berkualitas di
Kualitas memang tidak bisa muncul begitu saja pasti ada sebuah pondasi
yang menopang sehingga memiliki sebuah kualitas dan ini biasa di tunjukan di
57
sekolah sekolah di mana kualitas sebuah murid tergantung dari wadah yang
bersumber semuanya dari sekolah tapi sebagian besar terbentuk dari sekolah
karena tujuan dari sekolah adalah membimbing para generasi muda dalam hal ini
akan di tunjukan beberapa hal yang positif dan negatif dari pengkajian yang di
lakukan oleh tenaga pendidik selama ini, dan yang di dapatkan di lingkungan itu
tidak lebih dari sebuah pengalaman sedangkan sekolah selain dari pemahaman
Terkait dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti sala satu pendapat
dari informan yang melihat dari sudut pandang positif dari berbagai segi yang
dapat dia perhatikan memang hampir semua sekolah unggulan lebih unggul dari
segi fasilitas tapi pendapat dari hasil wawancara dikatakana dari sala satu
informan yang melihat juga melihat sebuah keunggulan dari segi bakat
berwewenang memang sala satunya kualitas dari sekolah tapi segi penilaian tidak
sepenuhnya di lihat dari segi kualitas tapi di lihat juga dari beberapa hasil yang
baik dari segi kualitas tanpa memperhatikan sesuatu yang bisa menjadi penilaian
58
yang baik sehingga sekolah sekolah lain banyak di anggap tidak bermutu padahal
mungkin mereka memiliki kualitas segi lain yang tidak kala dari sekolah unggulan
sekolah nonunggulan di tunjukan dari beberapa hasil yang telah di nilai oleh pihak
yang berwajib, dalam artian bahwa menjadi sekolah unggulan berarti telah
memenuhi standar yang telah di tetapkan jadi sekolah unggulan tapi bukan berarti
sekolah non unggulan tidak mau menjadi sekolah yang unggul juga Cuma hampir
semua sekolah non unggulan sementara proses untuk memenuhi standar menjadi
sekolah unggulan,
Walaupun sekolah ungggulan lebih unggul dalam hal kualitas dan sarana
dan prasarana bukan berarti sekolah non unggulan tidak memiliki kualitas yang
baik dan sekolah non unggulan juga memiliki fasilitas walau tidak selengkap
sekolah unggulan dan sekolah non unggulan juga bukan berarti mereka tidak ingin
menjadi unggul cuma ada beberapa faktor yang sementara proses belum tercapai
untuk standar jadi sekolah unggulan. Selain dalam hal fasilitas ada juga hasil
wawancara yang melihat dari segi jaringan atau hubungan kerjasama dengan
pendidikan yang lain, dalam hal ini memang tidak bisa dipungkiri bahwa kita
tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain seperti yang dikatakan salasatu
informan.
Sesuai hasil wawancara di atas sala satu sumber informan yang berinisial
mana sekolah unggulan memiliki kerjasama dengan pendidikan yang lebih tinggi
dan kapasitas untuk murid yang di janjikan lebih besar di bandingkan sekolah
nonunggulan.
pengetahuan bagi siswa terutama universitas universitas dan selama ini jatah
siswanya yang ingin lanjut ke perguruan tinggi atau biasa di sebut bebas tes.
Seperti yang dibahas pada paragraf di atas bahwa bukan berarti sekolah
non unggulan tidak memiliki fasilitas yang lengkap Cuma belum dimanfaatkan
secara maksimal seperti hasil wawancara pada sala satu informan sebagai berikut.
Berkaitan dengan hasil wawancara dengan sala satu sumber informan yang
berinisial MY di mana dia melihat kualitas sebuah sekolah dari segi dari segi
siswa
60
sebuah sekolah tidak akan begitu saja karena ada beberapa faktor penilaian yang
membuat sebuah sekolah bisa di akui sala satunya faktor penunjang dalam
Dari hasil wawancara di atas sesuai dengan sudut pandang mereka masing
masing yang dilakukan dengan pihak sekolah dan masyarakat dikatakan sekolah
unggulan lebih memadai dan hanya sekolah unggulan yang lebih diutamakan
sehingga para siswa yang berkualitas hanya ada pada sekolah unggulan.
berkaitan dengan standar sekolah, Untuk menjadi sekolah unggulan itu tidak
langsung dicap jadi sekolah unggulan, ada juga sistem penilaian yang di lakukan
oleh beberapa pihak yang berkewajiban sehingga di akui oleh masyarakat dan
sekolah harus mencapai standar yang telah di keluarkan oleh pihak tersebut
sehingga bisa dikatakan sekolah unggulan dan beberapa aturan telah dikeluarkan
mulai kondisi prestasi dan masih banyak hal lainya, terkait hasil wawancara yang
peneliti dengan melihat dari segi kualitas sekolah tersebut dengan mengatakan :
berinisial FR berkaitan dengan standar sekolah dengan melihat standar untuk jadi
sekolah unggulan di mana dia melihat segi akreditas dan tenaga pendidik,di mana
sumber informan mengaggap sekolah yang baik adalah sekolah yang memiliki
memang sala satu persyaratan jadi sekolah unggulan adalah sebuah akreditas tapi
berbicara soal akreditas itu tidak asal di cap sebagai sekolah dengan akreditas
bagus, butuh beberapa perjuangan dari pihak sekolah untuk hal tersebut dan ini
bukan hal dalam bersaing tapi di mana sistem pemerintah untuk mengakui para
Selain dari segi kualitas tenaga pengajar ada juga yang melihat untuk
standar sekolah dari sarana dan prasarana yang memadai sehingga bisa menjadi
sekolah unggulan dan hasil wawancara yang dilakukan dengan peneliti sebagai
berikut.
standar untuk sekolah unggulan di mana sala satu sumber informan yang
sekolah harus memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk memebuat
Sekolah unggulan dan sekolah non unggulan tidak lepas dari sebuah sarana
sekolah non unggulan memilki sarana dan prasarana yang masih minim di
gunakan oleh para siswa dalam pembelajaran dan seperti yang di bahasakan
siswa di zaman sekarang tanpa sarana prasana dalam dunia pendidikan sekarang
yang dilakukan dengan sala satu informan yang melihat dari segi prasarana
Sarana media pembelajaran yang paling utama adalah sebuah wadah untuk
berkumpul dan sala satu hasil wawancara di mana sumber informan yang
memang tidak bisa di pungkiri bahwa gedung untuk para siswa sangatlah wajib
dalam menimpah ilmu dan beberapa fasilitas pendukung yang melengkapi gedung
gedung telah di bangun mulai laboratorium yang bermacam macam agar para
ruangan yang tempati media untuk penegtahuan tambahan, sekolah adalah sebuah
media di man terdapat berbagai macam bentuk untuk pengembangan para siswa
Selain dari prasarana ada hal yang paling utama yaitu tidak lain dari
sebuah manejemen dari sekolah atau sering dikenal oleh masyarakat strategi
dalam mengelolah sekolah, dari beberapa nara sumber yang dimintaki keterangan
untuk dianalisis oleh peneliti, disini juga peneliti melakukan wawancara yang
berkaitan dengan strategi di mana strategi lah yang bisa dikata dasar dari sebuah
Perkembangan dari hal yang biasa menjadi hal yang luar biasa, tanpa strategi
sebuah istansi seperti sekolah tidak bisa melakukan perkembangan, hal ini
menunjukkan bahwa strategilah yang menjadi patokan dasar sebuah sekolah. Ada
pun Pendapat masyarakat tentang sistem dan strategi dari hasil wawancara yang di
Berkaitan dengan hasil wawancara dengan sala satu sumber informan yang
berinisial FR tentang strategi, setiap tenaga pengajar memiliki cara yang berbeda
64
beda sesuai dengan kemampuan dan sesuatu yang mereka anggap sesuai dengan
bahan ajar yang mereka bawakan, tetapi kadang ada juga beberapa guru yang
memahami konsep para siswa atau kondisi para siswa di mana para siswa tidak
bisa menangkap apa yang akan di bawakan oleh guru tersebut dan ini sering
terjadi oleh para siswa dan berkaitan dengan hasil wawancara sebelumnya di
mana kemampuan daya tanggap siswa itu berbeda beda di sini para guru juga
harus kreatif dalam membawakan materi kepada siswa dan memahami kondisi
Strategi sebuah sekolah atau guru memang tidak di atur oleh pihak yang
berwajib karena mengingat yang bakalan menghadapi siswa secara langsung tidak
lain adalah sebuah guru dari sekolah tersebut dan yang memahami apa yang di
inginkan para siswa dan cara siswa menangkap materi yang memang harus para
guru pahami maka dari itu tidak heran cara pembelajaran para guru berbeda beda
mengingat apa yang di butuhkan oleh para siswa dalam materi yang di bawakan
oleh guru tersebut selain itu cara pengguaan media pun para guru harus mahami
melihat strategi dalam pembelajaran, selama ini memang cara guru membawakan
65
mata pelajaran berbeda beda karena cara pemikiran guru juga berbeda beda di
mana dia berusaha memahami para siswa agar materi yang di bawakan bisa di
strategi yakin rencana tidak akan tersusun secara sistematika terkhusus bagi
sekolah sekolah, secara otomatis dari hasil observasi selama ini cara mengajar
guru berbeda beda di sebabkan karena cara pandang mereka terhadap mata
pelajar untuk di tangkap oleh siswa tidak sama semua seperti mata pelajaran
matematika dan sosiologi di mana tipe cara penangkapan mata pelajaran begitu
sangat berbeda secara otomatis guru juga harus memikirkan strategi yang tepat
peneliti juga melakukan wawancara berkaitan dengan alasan orang tua yang lebih
unggulan sudah tidak diragukan lagi karena paradigma hampir semua orang sama,
siapa sih yang mau hal tidak baik walaupun tanpa mencari tau apakah benar benar
baik atau tidak pilihan yang mereka pilih intinya mereka menginginkan yang baik
dan mengabaikan yang buruk, berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan
peneliti tentang sudut pandang masyarakat terhadap orang tua murid yang lebih
mengutamakana sekolah unggulan dari pada sekolah non unggulan seperti yang
Output suatu sekolah tidak lain hasil dari sebua strategi dimana proses
strategi yang baik akan menghasilkan output yang baik juga seperti hasil
wawancara yang di lakukan dengan salah satu sumber informan yang berinisial
sekolah karena mereka ingin hasil yang dapat menjanjikan bagi anak anaknya
seperti hasil observasi yang di lakukan di mana orang tua lebih mengutamakan
sekolah unggulan karena secara kasat mata hasil yang telah di lihat di masyarakat
terhadat output sekolah unggulan banyak di akui, selain itu di katakana sekolah
unggulan secara otomatis memiliki sesuatu yang lebih unggul dalam hal
manajemen sekolah tapi bukan berarti sekolah non unggulan tidak memiliki
penilain dari yang menetapkan aturan standar sekolah melihat seuatu yang bisa
penilaian tersendiri untuk kebaikan anaknya dan hal itu sudah lumrah dimata
masyarakat seperti melihat dari segi fasiltas sekolah sehingga mengatakan sekolah
itu lebih baik dari pada yang lain seperti hasil wawancara yang dilakukan yang
Hampir semua orang tua murid memilih sekolah unggulan dan itu sudah
pasti walaupun memiliki alasan yang berbeda beda karena cara penilaian
atas yang mengatakan bahwa siapa sih yang tidak ingin sesuatu yang baik pasti
ingin kita semua ingin memiliki walaupun kadang itu tidak sesuai dengan harapan
kita cara orang mendapatkan sesuatu yang baik itu berbeda beda, berkaitan hasil
wawancara dengan sudut pandang yang berbeda beda seperti halnya dengan
sumber informan yang satu ini di mana dia melihat sebagian dari segi prestasi.
Berkaiatan dengan hasil wawancara dengan sala satu sumber informan yang
anaknya ke sekolah unggulan di mana diamelihat dari sudut pandang dari segi
sarana dan beberapa yang bisa menjanjikan masa depan para murid secara
otomatis orang tua mana yang tidak ingin anaknya menjadi sesuatu yang lebih
baik kedepanya secara otomatis orang tua akan memilih seuatu layak seperti
Sarana dan prasarana memang selama ini hal yang lumrah bagi penilaian
masyarakat secara otomatis masyarakat melihat mana sekolah yang lebih layak
dari segi bangunan karena bangunan sekolah sesuatu hal yang menjadi daya tarik
utama bagi masyarakat dan visi misi sekolah yang hampir setiap istansi memiliki
68
visi misi sekolah di mana hal menjadi motivasi untuk melangka ke depan agar
menjadi yang lebih baik, tapi dimata orang para murid walaupun jarang
memerperhatikan soal visi misi yang paling utama sekolah mana yang paling
bagus untuk masa depan anaknya, bisa di kata hampir semua para orang tua
Selain dari segi alasan orang tua peneliti di sini juag mengambil data
sebagai bahan untuk di analisis terhadap sekolah unggulan dan non unggulan di
siswa di sekolah, Sala satu penilaian yang dapat masuk kategori dalam
bisa menjadi suatu penilaian bagi masyarakat, karena suatu ketertiban bisa dikata
cerminan dari sebuah hasil output dari sekoah yang benar benar memperhatikan
sebuah kualitas dalam dunia pendidikan, berkaitan dengan hasil penelitian peneliti
ketertiban siswa dan sala satu hasil wawancara dengan sumber informan yang
melihat dari sebuah ketertiban siswa dari aturan yang benar diterapkan
Dari segi ketertiban para siswa saat ini jauh lebih baik
karena aturan yang lebih disiplin dan mengikat para siswa.
(hasil wawancara /RS/8/8/2019)
Berkaitan soal aturan itu sudah tidak asing lagi di mata masyarakat di mana apa
bila para siswa melanggar pasti ada sangsinya dan ini salah satu yang bisa menjadi
motivasi bagi siswa yang susah di atur, karena mengingat sebuah prinsip motivasi
simple tapi dalam manejemen sebuah sekolah tidak lah mudah apalagi berkaitan
mengatakan mulai sekarang siswa mulai bisa di atur karena aturan, secara
otomatis guru juga harus bekerja keras agar aturan yang di perlakukan bisa
bermanfaat.
Aturan sebuah sekolah adalah sala satu cara manajemen untuk menjadi
sekolah lebih baik di mana pemikiran kebanyakan orang masi melenceng dari
kehidupan yang layak apa lagi pada saat masa sekolah banyak anak-anak yang
ingin merasa bebas dalam hal seperti ini tidak mudah di atur maka dari itu sebuah
sekolah membutuhkan aturan yang tegas untuk kebaikan para siswa dan tidak
sedikit para siswa yang terkena sangsi karena melanggar aturan, dan hal seperti itu
sudah wajar, agar para siswa lain dapat melihat dan menjadi lebih baik karena
tingkah laku yang telah di lakukan oleh murid terkena sanksi itu bisa di kata
melenceng dari sebuah kebaikan dan menjadi pembelajaran bagi siswa lain
Selain dari segi aturan ada juga yang melihat dari kehidupan sehari hari
dilingkungan seperti kenakalan remaja diluar sekolah, dalam hal ini karakter siswa
juga memiliki karakter yang berbeda beda ini ditunjukkan dari kehidupan siswa
yang di luar sekolah dalam hal ini sumber informan memberikan sebuah
pernyataan dari sudut pandangnya di mana dia melihat dari segi tingkah laku di
luar sekolah
berinisial RH di mana melihat kelakuan para siswa di luar sekolah di mana dia
melihat masih banyak yang menyimpang dari hasil yang di harapkan, memang
memiliki batasan waktu dalam membimbing para siswa tapi disini sekolah tidak
lepas tanggung jawab di mana mereka tetap melihat siswa siswanya walaupun di
luar sekolah tapi kadang ada juga para siswa susah di atur di mana mereka akan
Ketertiban sekolah adalah hal yang harus memang di patuhi oleh siswa di
mana untuk kebaikan siswa itu sendiri, karena Berbicara soal kenakalan remaja
yang paling dominan itu dikalangan pelajar hal itu sudah wajar di mata
yang berbeda beda tapi ada juga yang hanya redaksi kata yang membedakan,
dalam artian bahwa hampir semua sudut pandang masyarakat mengatakan sekolah
unggulan lah yang jauh lebih baik tapi dalam hal aturan yang di keluarkan
pemerintah dalam hal dunia pendidikan itu dibedakan antara sekolah unggulan
sekolah sama yang menjadi perbedaan paling urjen itu dikembalikan dari sekolah
masing masing dalam mengatur cara mendidik para siswa di setiap tenaga
pendidik.
71
2. Pembahasan
banyak yang mengatakan sekolah unggulan lah lebih baik dan hanya sekolah
unggulan lah yang paling pantas di tempati dalam hal mendapatkan ilmu
pengetahuan.
sudut pandang terhadap sekolah unggulan dan non unggulan di mana masyarakat
melihat kualitas sekolah dari segi fasilitas yang layak dan itu hanya dimiliki oleh
sekolah unggulan di mana fasilitas dalam hal dunia pendidikan hampir semua
memiliki Cuma kurang maksimal, Yang selanjutnya kualitas yang di hasilkan oleh
sekolah unggulan lebih baik dibandingkan sekolah non unggulan di mana sistem
bahkan melebihi kriteria sekolah unggul atau sekolah non unggulan dalam
disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan di
bahkan untuk volume dan intonasi suara di kelas serta tutur kata saja diatur
Dalam hal kelulusan, standar yang berlaku dalam pelajaran Agama Islam
untuk SMP, dikatakan siswa lulus (memenuhi syarat kelulusan) apabila berhasil
Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh dan
menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan
namimah. Luar biasa, suatu standar yang bahkan belum mampu dicapai
Maka andai saja kepala sekolah, guru siswa dan karyawan mengikuti
ketentuan dalam peraturan yang ditetapkan, tentulah kepala sekolah, guru, dan
turunannya dalam peraturan Menteri (Permen), sangat sulit bagi kita menunjuk
yang mana sekolah efektif dan mana yang bukan, konon lagi sekolah
unggulan dalam arti excllent. Sebab kebanyakan sekolah kita belum memenuhi
standar yang ditetapkan. Maka kriteria sekolah efektif dapat dicapai apabila
keseluruhan.
terhadap sekolah tanpa membedakan itu sekolah unggulan mau pun non
unggulan dalam hal ini analisis terhadap sekolah unggulan dan non unggulan di
asumsi yang bemacama macam dalam artian bahwa bukannya sekolah non
unggulan kurang baik tapi sekolah sekolah sekarang kurang pengawasan dari
73
dinas pendidikan. dalam hal mendidik itu di tunjukan dalam undang undang di
unggulan dan non unggulan tapi dimata masyarakat itu perbedaan outputnya
sangat jelas entah dari segi kualitas, segi fasilitas, dari siswanya itu sendiri dan
begitu banyak juga yang lainya disebabkan ada beberapa sekolah yang tidak
terlalu di perhatikan dalam artian bahwa tidak semua sekolah di kontrol dengan
baik ini di tunjukkan hasil dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di
mana sekolah unggulan lah yang paling baik dan sekolah non unggulan kurang
Hasil analisis dari hasil penelitian di mana Masyarakat lebih melihat dari
segi kualitas dan sarana dan prasarana sekolah di mana sesuatu yang bisa di lihat
masyarakat terhadap sekolah unggulan lebih baik dari pada sekolah non
sitem dimata masyarakat dan para Orang tua murid lebih mengutamakan sekolah
sekolah non unggulan tapi strategi sebuah sekolah tidak berkurang untuk
Strategi setiap sekolah berbeda dan strategi sekolah unggulan lebih baik
74
Dalam teori Konstruksi sosial yang di kemukakan oleh Peter Berger Melihat
Teori konstruksi sosial sebagai realitas dalam sistem sosial diciptakan melalui
interaksi timbal balik yang menghasilkan sistem nilai dan keyakinan. Sistem nilai
sosial sehingga melekat dalam sistem yang kemudian dianggap sebagai realitas.
dalam institusi sistem sosial dan kesesuaian teori dengan kejadian yang di
lapangan di mana pada masyarakat menyakini sesuatu yang benar benar mereka
lihat sehingga atau suatu objektivitas, objektifikasi akan ditangkap sebagai gejala
product)..
mana teori tersebut menjelaskan bahwa realitas yang mereka yakini yang menjadi
1. Hasil Penelitian
Di mana salah satu pendapat sumber informan yang berinisial DP dari pihak
persoalan kebijakan dari pemerintah yang telah tertulis dan di jalankan oleh para
pemerintah dalam artia bahwa pemerintah tidak bisa ambil keputusan secara
mendadak harus ada perizinan dan kesesiauan dari aturan yang telah tertulis
76
Aturan pemerintah adalah aturan yang wajib di jalankan karena aturan yang
di buat bukan persoalan aturan yang di buat begitu saja pasti ada pengkajian yang
dalam dan alasan yang kuat sehingga aturan tersebut di perlakukan pihak sekolah
selain itu ada juga salah satu pendapat yang lain berkaitan dengan pihak
konsisten terhadap aturan yang telah di tetapkan selain itu mereka hanya bisa
memenuhi aturan maka mereka tidak punya hak untuk menunda sekolah
maka dari itu ada alasan yang telah di keluarkan untuk peneyelenggaraan
sekolah unggulan sperti hasil obeserpasi yang telah di lakukah oleh peneliti
berikut ini :
berkelanjutan.
(Observasi /12/8/2019)
pemerintah bertujuan untuk kemajuan anak muda bangsa dalam segala macam
hal bukan untuk saling bersaing antara sekolah tapi disini dinas pendidikan
memperbaiki mutu pendidikan dari sekolah masing masing karena tidak bisa di
pungkiri baik buruknya sekolah itu tergantung lagi dari sekolah masing masing
walaupun sudah ada aturan, tapi kreatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran
Alasan para pemerintah untuk menetapkan para pendidikan saat ini karena
memiliki alasan yang sangat kuat, hasil analisis yang telah di lakukan pemerintah
yang akan menjadi persaingan ketat dan apabila Negara kita kurang dalam hal
ilmu pengetahuan secara otomatis kita akan di bodohi oleh perkembangan yang
akan datang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 50 ayat 1 dan 3, yang juga merujuk pada UUD
undang, tapi juga yang lebih penting menjawab permasalahan pendidikan yang
masih belum tepat sasaran. Kadang-kadang sekolah hanya dilihat dari gedungnya
saja, atau dikatakan unggul ketika siswanya banyak, atau diisi oleh kalangan elit.
Bisa jadi juga karena biaya yang dikeluarkan untuk menempuh pendidikan di
sekolah tersebut sangat tinggi. Jika demikian adanya, maka akan banyak
penghargaan yang diberikan. Bisa jadi unggul di satu sisi, tapi memiliki
kekurangan di sisi lain. Bisa jadi tahun ini unggul, tapi tahun selanjutnya malah
menurun, jadi sekolah yang keunggulannya fluktuatif. Lebih tepat jika sematan
unggul pada sekolah dikembalikan pada posisinya (sesuai dengan kriteria dan
gedung, dengan biaya masuk sangat besar, yang hanya mampu dibayar oleh para
saudagar dan kalangan elit, tidak lagi memiliki kepekaan terhadap nurani
tujuan awal, juga bertentangan dengan kriteria dan ciri-ciri sekolah non unggulan
yang secara otomatis mambatalkan persamaan sekolah non unggulan dan sekolah
unggul.
Nasional Pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
tidak asal di putuskan begitu saja pasti ada dasar dalam keputusan di mana
aturan main yang di perlakukan untuk dalam sebuah kebijakan karena aturan
yang tertulis itu sudah di sepekati oleh pihak pihak yang khusus dalam
membuat sebuah aturan, untuk sebua lembaga kedepannya dan aturan yang di
81
perlakukan untuk pengadaan sekolah unggulan dan non ungglan seperti berikut
ini.
jenis pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan
(ABCDE) yang harus dicapai. Apabila standar yang ditetapkan dalam standar
proses tidak tercapai maka sekolah tersebut tidak memenuhi standar, dan
tentu saja tidak dapat dikatakan sekolah unggul sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan.
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu,
yang efektif dan efisien. Standar proses kemudian diatur dalam Permendiknas
mata pelajaran.
dan Paket C.
dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain
bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,
Luar Biasa dan Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana
Kejuruan (MAK).
operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya
modal kerja tetap. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus
Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat
pada gaji, Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan Biaya operasi
Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 Untuk
menengah terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, Penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan, dan Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
hasil belajar oleh pendidik, dan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
Pendidikan(D2/Observas/)12/9/2019)
dijelaskan sebelumnya.
mana hasil keputusan tentang aturan aturan demi kebaikan suatu sekolah agar
generasi penerus dapat memiliki prestasi sesuai yang di harapkan lagi lagi
persoalan cara mendidik secara indipidu itu di kembalikan lagi kepada masig
masing tenaga pengajar maka dari itu tidak heran ada kalo ada perbedaan yang di
2. Pembahasan
Sesuai hasil penelitia di mana pendapat dari pihak pemerintah yang hanya
mana parapemerintah hanya mengikuti seusatu yang sudah di tetapkan dalam hal
menjalankan sesuai dengan job yang telah mereka tempati dan ikuti aturan dan
menundanya
kebijakan pemerintah adalah aturan yang mutlak untuk sekolah di mana hasil
pengkajian dari para petinggi untuk kebaikan para generasi muda dan adapun
ketetapan yang berlaku untuk menjadi standar sekolah adalah yang pertama
87
dan jenis pendidikan tertentu yang ke dua Standar proses yaitu proses
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik yang ke tiga Standar Kompetensi lulusan meliputi standar
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan oleh satuan pendidikan,
biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi
biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik,
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan Penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah.
membedakan antara satu sekolah dengan sekolah yang lain bisa di kata tidak
selain teori kontruksi sosial peneliti juga mengangkat teori tindakan sosial
yang di kemukakan oleh Weber yang melihat sosiologi sebagai sebuah studi
tentang tindakan sosial antar hubungan sosial dan itulah yang dimaksudkan
dengan pengertian paradigma definisi atau ilmu sosial itu. Tindakan manusia
dianggap sebagai sebuah bentuk tindakan sosial yang manakala tindakan itu
masa akan mendatang dan pemerintah juga yang telah di utus siap telah meyakini
keputusan telah di perlakukan maka dari itu hasil keputusan pemerintah untuk
89
tidak kala dalam hal persaingan di segala macam aspek sperti katakana Weber
yang melihat sosiologi sebagai sebuah studi tentang tindakan sosial di maksud
dalam hal yang akan mendatang maka dari pemerintah megeluarkan aturan aturan
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
yang diangkat dalam penelitian yaitu Analisis Sosial Terhadap Sekolah Unggulan
1. Masyarakat lebih melihat kebaikan sesuatu dari segi kualitas yang bisa
sekolah non unggulan, sekolah unggulan lebih disiplin dari pada sekolah non
prasarana, standar tentang materi, standar biaya operasional dll dalam artian
yang lain.
90
91
B. Saran
1. Dalam hal menilai sebaiknya kita lihat dulu misi dari sekolah dan orang
dan perbaikan dalam berbagai hal, dan secara otomatis sekolah tidak ingin
juga melihat sekolah mereka menjadi tidak baik dan melihat anak-anak
yang lain
dari pada sekolah non unggulan dalam artian tidak mungkin masyarakat
hal, walaupun sudah ada aturan tapi tanpa pengawasan itu sama saja
yang didapat dari sosial tentang hal-hal yang tidak baik terhadap para
DAFTAR FUSTAKA
Agust Comte Bentuk social dynamic struktur dinamis dalam masyarakat Bintang
Usaha Jaya
Alis Muhlis dan Norkholis, 2018 Analisis Tindakan Sosial Max Weber
Dalam Tradisi Pembacaan Kitab Mukhtashar Al-Bukhari (Studi Living
Hadis). Teknik Penentuan Informan
Bogdan dan Biklen (dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2011, hlm. 14) proses
pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip wawancara PT Rineka
Cipta, 2015
Bungin,2016: 55-57 mengacaukan konsep-konsep lama tentang kontak sosial
Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004
Calhoun dan Acocella (2017: 13) : interaksi individu sebab tanpa interaksi
adaptasi tidak akan mungkin tercapai; Kumpulan-kumpulan pendapat para
ahli tentang sosial : yokyakarta 2011
Gillin dan Gillin dalam Soekanto 2018: 71-104, dua golongan proses sosial
sebagai akibat dan interaksi sosial, yaitu proses sosial asosiatif dan proses
sosial disosiatif
Hubert Bonner (Santoso. 2017: 164) seperti yang dikutip oleh Dr. W. A.
Gerungan, ia menjelaskan bahwa interaksi sosial mengubah atau
memperbaiki kelakuan individu
Menurut Soekanto (2016: 54) interaksi sosial, sebab tanpa interaksi adaptasi
tidak akan mungkin tercapai; Kumpulan-kumpulan pendapat para ahli
tentang sosial : yokyakarta 2011
Skripsi : Rachmat Indryanto, 2018. Analisis Sosial Etnis Jawa Pada Masyarakat
Di Kelurahan Sumpang Binangae Di Kecamatan Barru, Kabupaten Barru
perpustakaan.upi.edu
92
93
Skripsi : Alis Muhlis dan Norkholis, 2013 Analisis Tindakan Sosial Max
Weber Dalam Tradisi Pembacaan Kitab Mukhtashar Al-Bukhari (Studi
Living Hadis). perpustakaan.upi.edu
Zuhairini, 1018 : 9 memiliki perana pokok dalam membentuk generasi muda agar
memiliki kepribadian yang utama.: Bandung : Sinar Baru, 2002,)
L
N
52
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA
a. Identitas responden
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Jabatan :
Alamat :
1. Bagaimana pendapat anda terhadap sekolah unggulan dan non unggulan ?
2. Apa pendapat anda dari segi kualitas terhadap sekolah unggulan dan non
unggulan ?
3. Menurut Anda bagaimana standar dari pemerintah untuk memenuhi syarat
menjadi sekolah unggulan
4. Kira kira menurut anda adakah perbedaan strategi dari para guru dalam
mendidika para siswa ?
5. Menurut anda apakah sistem sekolah unggulan lebih bagus dari pada sekolah
non unggulan ?
6. Apa yang membedakan sekolah unggulan non unggulan sehingga para orang
tua murid matian matian masukan anaknya ke sekolah unggulan ?
7. Bagaimana ketertiban Siswa di linkungan Sekolah yang anda perhatikan
selama ini ?
LAMPIRAN 2 98
HASIL WAWANCARA
4 LAZAKA 59 Tahun Sekolah unggulan bisa mencetak siswa yang lebih bagus
dan sukses dibanding siswa yang di sekolah non unggulan
5 HERMAN HAMID 51 Tahun Mengenai sekolah Unggulan dan Sekolah Non unggulan
itu tergantung dari faktor pendukung sehingga terdapat
pengklasifikasiannya, yang mana terdapat beberapa
faktornya yaitu terkait fasilitas, tenaga pendidik dan
pendukung lainnya
Dari segi ketertiban para siswa saat ini jauh lebih baik
karena aturan yang lebih disiplin dan mengikat para siswa.
6 Surianto 46 tahun Pada dasarnya itu bagus yang mana sekolah unggulan itu
lebih baik untuk para siswa untuk melanjutkan tahap
pendidikan dan untuk sekolah unggulan bukan berarti
tidak diprioritaskan tetapi tetap dapat di tempati untuk
mendapatkan dan melanjutkan pendidikan
unggulan.
9 Andi Saida 37 tahuun Dengan adanya klasifikasi sekolah unggulan dan non
unggulan menurut saya kurang baik karena akan
mengurangi kesempatan para siswa mendapatkan fasilitas
sekolah yang merata dan kualitas pendidikan yang merata.
Padahal jika kualitas pendidikan merata akan sangat
mempengaruhi keluaran keluaran siswanya.
10 Rina Husni 36 tahun Sekolah unggulan yaitu sekolah yang dimana mempunyai
kualitas yang bagus dalam segi fasilitas,dengan fasilitas
mapan tentunya proses belajar mengajar yang efektif,
kalau non unggulan tentunya fasilitasnya itu tidak
memadai sehingga proses belajar mengajar tidak akan
berjalan dengan baik.
11 Ambar Adjda 47 tahun Dengan adanya sekolah unggulan ini dapat menjadi
motivasi bagi para calon didik untuk mempersiapkan diri
dengan maksimal untuk memasukinya sedangakn sekolah
non unggulan merupakan sekolah pada umumnya yang
tersebar disekitar kita, yang dimana bukanlah
permasalahan dari segi keunggulansekolah tersebut atau
dari calon peserta didik, akan tetapi sekolah ini menerima
calon peserta didik sesuai standar pada umumnya sehinga
alonpeserta didik dari segala ranah dapat diterima dengan
baik disekolah ini.
Belum tentu, karena ada banyak sisi yang dapat kita lihat
dari suatu sekolah, karena setiap sekolah memiliki
kelebihan dan kekuranagn masing-masing.
13 Rasmawati 49 tahun Sekolah Unggulan itu adalah sekolah yang bisa dikatakan
unggul dalam berbagai aspek, mulai dari fasilitas belajar,
sarana dan prasarana bisa dikatakan memadai dan juga
pengarahan moral atau budi pekerti yang baik. Sedangkan
sekolah non unggulan adalah sekolah yang sering
dikatakan sebagai sekolah pembuangan dari siswa-siswa
yang tidak lulus dari sekolah unggulan atau sering kali
dikatakan sekolah pelarian bagi siswa yang ketinggalan di
sekolah unggulan.
113
114
115