KABUPATEN MALANG
Dosen Pembimbing :
Oleh :
Pembimbing Instituasi
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................. i
Cover................................................................................................. ii
Lembar Pengesahan....................................................................... iii
Kata Pengantar................................................................................ iv
Daftar Isi........................................................................................... v
Daftar Tabel ..................................................................................... vi
Daftar Lampiran............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................... 2
1.3 Manfaat..................................................................................... 2
iv
3.4 Rencana Tindakan Keperawatan............................................. 58
3.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan................................ 61
v
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 2.14 Data Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan
Alasan Tidak Menjadi Akseptor KB Warga
di Desa Bringin Rt 001/Rw 001....................................... 14
vii
Tabel 2.26 Data Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan
Tempat dalam Persalinan Warga di Desa
Bringin Rt 001/Rw 001.................................................... 19
viii
Tabel 2.38 Data Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan
Status Gizi pada Balita Warga di Desa Bringin
Rt 001/Rw 001................................................................. 24
ix
Tabel 2.50 Data Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan
Kondisi Tempat penampungan air di Setiap Rumah
Warga di Desa Bringin RT 001/ RW 001....................... 30
x
Tabel 2.61 Data Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan
Asal Air Bersih di Setiap Rumah Warga
di Desa Bringin Rt 001/Rw 001....................................... 36
xi
Tabel 2.73 Data Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan
Penggunaan Waktu Luang Warga di Desa
Bringin Rt 001/Rw 001.................................................... 41
xii
Tabel 2.85 Data Distribusi Frekuensi lansia yang berusia
lebih dari 60 tahun Warga di Desa Bringin
Rt 001/Rw 001................................................................ 47
xiii
Tabel 2.99 Data Distribusi Frekuensi merokok dalam
keluarga Warga di Desa Bringin Rt 001/Rw 001............ 54
51
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Lefleat..............................................................................78
Lampiran 3 Dokumentasi....................................................................81
xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
4
d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat atau
perseorangan
e. Dilaksanakan dengan mengkoordinasikan tenaga kesehatan dalam
satru wadah pelayanan kesehatan masyarakat yang mampu
menumbuhkan swadaya masyarakat untuk peningkatan kesehatan
msayarakat secara optimal.
5
6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko
tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan dan
kebidanan di rumah dan di puskesmas
7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial
untuk menuju keadaan sehat optimal.
6
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki, ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam
kelompoknya sendiri.
3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit
yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi
seluruh anggota keluarga tersebut.
c. Masyarakat sebagai klien
Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh
adat istiadat,norma,hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas
yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan dan
kebidanan kesehatan komunitas didefinisikan sebagai kemampuan
melaksanakan peran dan fungsi yang efektif. Kesehatan adalah proses
yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif, produktif.
Menurut hendrik L, belum ada empat faktor yang mempengaruhi
kesehatan yaitu lingkungan, perilaku, pelayangan kesehatan, dan
keturunan. lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air,
udara, sampah, tanah, iklim dan perumahan. Contoh di suatu daerah
mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air
bersih.keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
dibawanya sejak lahir,misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut
berkaitan dan saling menunjang satu sama dengan yang lainnya dalam
menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
Keperawatan dan kebidanan dalam kesehatan komunitas di pandang
sebagai bentuk pelayanan esensial yang di berikan oleh perawat dan
bidan kepada individu,keluarga dan kelompok dan masyarakat yang
mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventiv, kuratif dan
rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan dan kebidanan
untuk mencapai kesehatan yang optimal. Lingkungan dalam paradigma
keperawatan dan kebidanan berfokus pada lingkungan masyarakat,
dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia.
7
Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya
dan lingkungan spiritual.
2.1.4 Sasaran Komunitas
Sasaran keperawatan dan kebidanan komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok baik yang sehat
maupun yang sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam
masyarakat.
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan karena ketidakmampuan merawat
dirinya sendiri dikarenakan sesuatu hal dan sebab, maka akan
memengaruhi anggota keluarga lainnya dan keluarga yang ada di
lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Peran perawat& bidan
komunitas disini adalah membantu individu agar dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental yang
dialami, keterbatasan pengetahuannya dan kurangnya kemampuan
menuju kemandirian.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam satu rumah tangga karena adanya pertalian darah dan
ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga yang satu dengan
yang lainnya saling bergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka
akan berpengaruh pada anggota keluarga yang lainnya serta keluarga
lain yang ada di sekitarnya. Dari permasalahan di atas, maka keluarga
merupakan fokus pelayanan kesehatan yang strategis, sebab :
1) Keluarga sebagai lembaga yang perlu di timbangkan.
2) Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan
seluruh anggota keluarga.
3) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan.
8
4) Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan (decision
making) dalam perawatan kesehatan.
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha
kesehatan masyarakat.
6) Kelompok khusus
Kelompok khusus merupakan sekumpulan individu yang
mempunyai kesamaan jenis kelamin, usia, permasalahan atau
problem, serta kegiatan terorganisasi yang sangat rawan terhadap
masalah kesehatan. berikut ini kelompok khusus yang ada di
masyarakat dan institusi yang di klasifikasikan berdasarkan
permasalahan dan kebutuhan yang kita hadapi.
a) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan (growth and development)seperti :
1. Kelompok ibu hamil dan kelompok ibu bersalin (melahirkan, usia
harapan hidup waktu lahir di harapkan meningkat pada tahun 1967
(45 tahun), tahun 1980 (50 tahun), tahun 1981-1985 (51,9 tahun),
untuk wanita dan 48,9 tahun untuk laki-laki. Keadaan ini
menunjukkan perbaikan bila dibandingkan dengan periode tahun
1979-1981, yaitu 46,5 tahun untuk laki-laki dan 49,4 tahun untuk
wanita. Usia harapan hidup pada tahun 2000 sekurang-kurangnya
menjadi usia 60 tahun, sedangkan pada tahun 2001 menjadi 66,2
tahun.
2. Kelompok ibu nifas
3. Kelompok bayi
Bayi yang dilahirkan dengan berat badan 2500 gram atau kurang,
dewasa ini adalah 14%, akan turun menjadi setinggi-tingginya 7% pada
tahun 2000. Banyak faktor pencetus bayi lahir dengan berat badan rendah
(BBLR) diantaranya status gizi ibu yang buruk. Pemerintah bekerjasama
dengan badan dunia yang bergerak dalam penanganan gizi seperti WFP
(World Food Program) untuk membantu status gizi masyarakat melalui
program pangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dan lain sebagainya.
4. Kelompok anak balita
9
Angka kematian bayi pada tahun 1980 adalah 100 per 1000
kelahiran hidup, hal ini menunjukkkan penurunan bila dibandingkan
dengan tahun 1976 dimana angka kematian adalah 110 per 1000
kelahiran hidup. Diharapkan tahun 2000 angka kematian bayi menjadi
setinggi-tingginya 45 per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2001 diharapkan
turun menjadi 35 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian anak balita
menurun dari 40 per 1000 menjadi setinggi-tingginya 15 per 1000 anak
balita pada tahun 2000. Keaadan ini berbeda paada setiap wilayah di
Indonesia karena perbedaaan situasi dan kondisi masing-masing wilayah.
a) Kelompok anak usia dan kelompok usia lanjut.
b) Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta suhan keperawatan, seperti :
1. Penderita penyakit menular
Kelompok penderita penyakit kusta. Pada tahun 2007, Indonesia
menduduki peringkat ke-4 untuk jumlah penderita kusta setelah India,
Brazil dan Myanmar. Jawa timur menduduki urutan tertinggi jumlah
penderita kusta dari 32 provinsi seindonesia. Pada era 1990 an jumlah
penderita kusta di kota pudak (gresik) mencapai 30:10 ribu penduduk dan
tahun 2007 jumlahnya hanya 1:10ribu penduduk. Hingga tahun 2006
jumlah penderita penyakit kusta di Indonesia tinggal 136 orang diantara
1,4 juta penduduk.
Kelompok penderita penyakit TB Paru. Angka kesakitan yang
disebabkan penyakit penyakit TB Paru dewasa ini sebesar 3 per 1000
penduduk pada tahun 2000. Pada tahun 2008 Tb paru merupakan
penyebab kematian nomer satu di Indonesia, bahkan di dunia termasuk
urutan nomer tiga. Pemerintah telah berupaya maksimal untuk
menurunkan insiden penyakit ini dengan memperingati hari Tb Paru Dunia
setiap tanggal 24 Maret.
2. Penderita penyakit tidak menular
Antara lain kelompok penderita penyakit hipertensi ,penderita
penyakit DM, kelompok pnderita penyakit jantung, kanker, stroke,
kecelakaan lalu lintas dsb. Angka kesakitan dan kematian karena penyakit
10
tidak menular, seperti penyakit kanker, dan jantung cenderung meningkat.
Hal yang sama juga akan dialami penderita penyakit/gangguan jiwa
penyalahgunaan narkotik, psikotropika dan zat adiktif lainnya.kecelakaan
kerja dan lalu lintas akan terus meningkat sehingga akan keketunaan,baik
fisik maupun mental akan meningkat pula, diperkirakan tidak kurang dari
300.000 ribu orang meninggal di jalan raya dengan sia-sia, khususnya
pengguna kendaraan roda dua,hal ini disebabkan karena kurangnya
kedisplinan berlalu lintas dan pemakaian helm tidak standart.
3. Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi
Kelompok cacat fisik seperti kebutaan.tingkat kebutaan di
Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dimana saat ini rasio orang
buta sudah mencapai 1,5% dari total populasi sehingga menempatkan
negeri ini berada pada tingkaat kebutaan tertinggi di asia.
11
sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah
dada,ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir.
Upaya rehabilitatif/pemulihan terhadap pasien yang di rawat di rumah
atau kelompok- kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC,
kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita
kusta,patah tulang dsb, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk
efektif pada penderita TBC, dll.
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat yang karena penyakitnya di kucilkan oleh masyarakat seperti,
penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.
12
positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon
dan gejala yang dapat diidentifikasi.
13
adanya stressor yang disebut keadaan wellness normal dan digunakan
sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness
untuk system klien.
Berbagai stressor dapat menginvasi normal line defense jika flexible
lines of defense tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi
maka sistem klien akan bereaksi yang akan tampak pada adanya gejala
ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan system
untuk mengatasi stressor tambahan.
Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan prilaku
seperti pola koping masyarakat, gaya hidup dan tahap perkembangan.
4. Flexible Lines of Defense
a. Digambarkan sebagai lingkaran putus-putus paling luar yang
berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada system
dari stressor.
b. Diibaratkan sebagai suatu accordion yang bisa menjauh atau
mendekat pada normal line of defense. Bila jarak antara flexible
lines of defense dan normal lines of defense meningkat maka
tingkat proteksipun meningkat.
c. Melindungi normal line of defense dan bertindak sebagai buffer
untuk mempertahankan keadaan stabil dari system klien.
d. Bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu yang relatif
singkat.
e. Hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur,
perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat
penggunaan flexible lines of defense terhadap berbagai reaksi
terhadap stressor.
5. Stressor
Adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan
berpotensial untuk menyebabkan system tidak stabil. Neuman
mengklasifikasi stressor sebagai berikut :
a. Stressor Intrapersonal :
14
Terjadi dalam diri individu/keluarga/masyarakat dan berhubungan
dengan lingkungan internal. Misalnya : kondisi geografis
b. Stressor interpersonal :
Yang terjadi pada satu individu/keluarga/masrakat yang memiliki
pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran
c. Stressor ekstrapersonal :
Juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga/masyarakat
tetapi lebih jauh jaraknya dari system daripada stressor interpersonal.
Misalnya : sosial politik
d. Stressor interpersonal dan extrapersonal
Berhubungan dengan lingkungan eksternal. Created environment
mencakup ketiga jenis stressor ini.
e. Reaksi
Merupakan ketidakstabilan system yang diakibatkan adanya invasi
stressor pada normal lines of defense. Reaksi dan hasilnya bisa positif
atau negatif yang selanjutnya dapat bergerak ke arah negetropy atau
entropy.
f. Pendekatan klien secara Wholistik
Model system Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang
terbuka dan dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk
memberikan suatu kesatuan fokus definisi masalah keperawatan dan
pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan lingkungannya. Klien
sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau issue.
g. Konsep Wholistic
Klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya
berada dalam suatu interaksi dinamis. Konsep ini melibatkan seluruh
variabel yang mempengaruhi klien secara simultan, yang mencakup
fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
Perubahan istilah dari Holistik menjadi Wholistik untuk meningkatkan
pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.
h. Sistem Terbuka
15
Elemen-elemen yang ada dalam sistem mengalami pertukaran
energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi
terhadap stres merupakan komponen dasar dari sistem terbuka.
i. Proses atau Fungsi
Pertukaran energi, substansi dan informasi dengan lingkungan dan
interaksi dari elemen-elemen dalam sistem. Suatu sistem kehidupan
cenderung untuk bergerak kearah keseluruhan, stabilitas, kesehatan dan
negentrophy.
j. Input dan Output
Substansi, energi dan informasi yang masuk atau keluar dari
system
k. Feed Back
Proses dimana substansi, energi dan informasi yang merupakan
output system diberikan umpan balik untuk perbaikan guna perubahan,
peningkatan atau stabilitasasi system.
l. Negentrophy
Suatu proses penggunaan energi yang membantu sistem untuk
maju ke arah stabilitas atau sehat.
m. Entropy
Suatu proses pengurangan energi yang menggerakkan sistem ke
arah sakit atau kematian.
n. Stabilitas
Klien atau system dapat menangani stressor dengan baik,
sehingga sakit atau kematian. tan atau stabilitasasi system. perubazhan
dapat mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan
fungsional atau harmonis menjaga keutuhan integritas system.
o. Wellness
Wellness terjadi jika bagian-bagian dari klien berinteraksi secara
harmonis. Kebutuhan-kebutuhan sistem terpenuhi.
p. Illness
Terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari sistem
karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.
16
q. Prevention atau Pencegahan sebagai Intervensi
a) Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh,
meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari
pencegahan primer, sekunder dan tertier.
b) Pencegahan primer. Terjadi sebelum system bereaksi terhadap
stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan
kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan
flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan
mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau
masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya
mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olahraga dan
perubahan gaya hidup.
c) Pencegahan sekunder. Meliputi berbagai tindakan yang dimulai
setelah ada gejala dari stressor. Pencegahan sekunder
mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance,
mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga
melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai
gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan system secara
optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak
berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat
mendukung system dan intervensi-intervensinya sehingga bisa
menyebabkan kematian.
d) Pencegahan Tersier. Dilakukan setelah system ditangani dengan
strategi-strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan
pada perbaikan kembali ke arah stabilitas system klien secara optimal.
Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap
stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga
dapat mempertahankan energy. Pencegahan tersier cenderung untuk
kembali pada pencegahan primer.
r. Rekonstitusi
Adalah suatu adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal
dan eksternal. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan terhadap
17
invasi stressor. Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai
peningkatan energi yang terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap
stressor. Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke tingkat
sebelumnya, menstabilkan system pada tingkat yang lebih rendah, dan
mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit. Yang termasuk
rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal, intrapersonal,
ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan dengan variabel fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
18
2.1.7 Proses Praktik Komunitas
1. Pengkajian komunitas
a. Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data terdapat komponen, diantaranya penduduk
(data demografi), geografis, fasilitas fisik (baik fasilitas kesehatan maupun
fasilitas lainnya), system pemerintahan, perekonomian, dan system social.
Beberapa teori yang membahas tentang pengkajian komunitas:
1) Sanders Interactional Framework
a. Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas
b. Model ini juga dikenal sebagai model tiga dimensi dengan
komponen pengkajian:
1) Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)
2) Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)
3) Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia(dimensi
populasi).
2) Kliens interactional framework
a) Masyarakat sebagai system social
1. Pola komunikasi
2. Pengambilan keputusan
3. Hubungan dengan system lain
4. Batas wilayah
b) Penduduk dan lingkungannya
1. Karakter penduduk (demografi).
2. Faktor lingkungan, biologi dan sosial.
3. Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan).
c) Community assessment wheel (community as client model).
Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah
dengan data inti dari masyarakat itu sendiri (community core)
19
1) Phisicalenvironment pada komunitas
Sebagaimana mengkaji fisik pada individu, pengkajian lingkungan
dilakukan dengan metode winshield survey atau survey dgn mengelilingi
wilayah komunitas
2) Pelayanan kesehatan dan sosial Pelayanan kesehatan :
a. Hospital
b. Praktik swasta
c. Puskesmas
d. Rumah perawatan
e. Pelayanan kesehatan khusus
f. Perawatan di rumah
g. Counseling support services
h. Pelayanan khusus (socialworker). Dari tempat pelayanan tsb aspek
yg didata:
1) Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja
2) Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan)
3) Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana
transportasi)
4) statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan
5) Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian
pelayanan
3) Ekonomi
Aspek/komponen yang perlu dikaji:
a. Karakteristik pendapatan keluarga/RT
1) rata-rata pendapatan keluarga/rumahtangga:
pendapatan kelas bawah
keluarga mendapat bantuan social
keluarga dengan kepala keluarga wanita.
2) rata-rata pendapatan perorangan.
b. Karakteristik pekerjaan
c. Status ketergantungan
Jumlah populasi secara umum (umur > 18 th):
20
yg menganggur
yg bekerja
yg menganggur terselubung
4) Kwalitas udara, air bersih.
5) Pendidikan
a. Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)
b. Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar
komunitas.
6) Recreation
a. Menyangkut tempat rekreasi.
b. Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi)
Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya
tentang pengkajian komunitas:
1) Pengumpulan data
Cara pengumpulan data:
a) Wawancara atau anamesis.
b) Pengamatan.
c) Pemeriksaan fisik.
Pengolahan data:
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data
dengan cara sebagai berikut:
a) Klasifikasi data atau kategorisasi data.
b) Perhitungan prosentase.
c) Tabulasi data.
d) Intepretasi data.
2) Analisa data
Tujuan analisa data:
a) Menetapkan kebutuhan komunitas.
b) Menetapkan kekuatan.
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas.
d) Mengidentfikasi kecenderungan penggunaan pelayanan
kesehatan.
21
Data focus yang biasanya muncul:
a) Keluhan yang paling banyak dirasakan
b) Pola/perilaku yang tidak sehat
c) Lingkungan yang tidak sehat
d) Pemanfaatan layanan kesehatan yg kurang efektif
e) Peran serta masyarakat yg kurang mendukung
f) Cakupan target kesehatan Kurang
Analisa data dan identifikasi masalah
Analisa komunitas bertujuan:
1) Menetapkan kebutuhan komuniti
2) Kekuatan komuniti
3) Identifikasi pola respon kesehatan
4) Identifikasi kecenderungan pelayanan kesehatan
Cara mengkategorikan data:
1) Karakteristik demografi
2) Karakteristik geografi
3) Karakteristik social ekonomi
4) Sumber dan pelayanan kesehatan
Macam-macam analisa data di komunitas:
1) Analisis korelatif
Mengembangkan tingkat hubungan pengaruh dari dua atau lebih sub
variable yang diteliti menggunakan perhitungan secara statistic.
Contoh: hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap penderita TBC
dengan status kesehatan fisik: fungsi pernafasan.
- Analisis masalah berdasarkan kelompok data/data focus yang di
anggap sebagai masalah
Contoh: insiden penyakit terbanyak
- Analisis faktor yang berhubungan dengan masalah atau etiologi.
Beberapa pilihan yang dapat digunakan untuk menetapkan etiologi:
a. Faktor budaya masyarakat
b. Pengetahuan yang kurang
c. Sikap masyarakat yang kurang mendukung
22
d. Dukungan yang kurang dari pemimpin formal
e. Kurangnya kader kesehatan di masyarakat
f. Kondisi lingkungan yang kurang indusif
g. Dll.
23
h. Tanggal 26-27 Agustus 2020
Melanjutkan implementasi PKMD dan melaksanakan pengabdian
masyarakat.
i. Jumat (tgl 28 Agustus 2020)
Evaluasi kegiatan PKMD
j. Sabtu (tgl 29 Agustus 2020)
Penutupan PKMD
k. Tanggal 30-31 Agustus 2020
1. Penyelesaian dan penyerahan laporan
2. Melaporkan hasil laporan kegiatan yang telah dilaksanakan
l. Tanggal 4 September 2020
Mengadakan rapat evaluasi kegiatan PKMD dengan seluruh panitia
dan pembimbing.
24
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi
3. Berat ringannya masalah
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya SDM
e. Perencanaan
Perencanaan Praktik Komunitas Keperwatan dan Kebidanan
kesehatan masyarakat, disusun berdasarkan diagnosa keperawatan
dan kebidanan yang telah ditetapkan. Rencana asuhan keperawatan
dan asuhan kebidanan yang disusun mencakup:
1. Merumuskan tujuan keperawatan dan kebidanan yang akan
dicapai
2. Merencanakan kegiatan keperawatan dan kebidanan yang akan
dilakukan
3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
f. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana Asuhan
Keperawatan dan Kebidanan yang telah disusun.
g. Penilaian / evaluasi
1. Membandingkan hasil tindakan yang telah dilaksanakan dengan
tujuan yang telah ditetapkan
2. Menilai efektifitas proses komunitas mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan
3. Hasil penilaian keparawatan dan kebidanan digunakan sebagai
hasil perencanaan selanjutnya apabila belum teratasi.
25
BAB III
2. 1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :
a) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi
masing-masing rumah penduduk, wawancara langsung kepada
pihak keluarga, pemeriksaan fisik bagi anggota keluarga yang
sedang sakit, serta observasi kondisi rumah dan lingkungan
sekitarnya. Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan tanggal 13
Agustus 2020
b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah
dilakukan, yaitu tanggal 14 Agustus 2020
26
5
c) Demografis/kependudukan
Untuk dapat mengdeskripkan dengan lebih lengkap tentang
informasi keadaan kependududkan di desa Bringin RT 001 Rw 001 maka
perlu diidentifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada
klasifikasi usia. Untuk memperoleh informasi ini maka diperlukan tabel
sebagai berikut:
Untuk dapat mendeskripkan dengan lebih lengkap tentang
informasi keadaan kependudukan di RT 001 Desa bringin, maka perlu
diidentifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi
usia. Untuk memperoleh informasi ini maka diperlukan tabel sebagai
berikut:
5
6
DATA DEMOGRAFI
Tabel 2.1 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelompok Usia
Warga di Desa Bringin RT 001 RW 001
6
7
tahun, 3 jiwa (7,7%) berusia 46-50 tahun, 7 jiwa (17,95%) berusia 51-55
tahun, 2 jiwa (5,12%) berusia 61-65 tahun, dan 2 jiwa (5,12%) berusia >65
tahun.
7
8
8
9
3 Wiraswasta 8 20,51%
4 Petani 4 10,26%
5 Buruh 0 0%
6 Tidak Bekerja 20 51,28%
Jumlah 39 100%
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan Agustus
2020.
9
10
10
11
11
12
obat ebbas, 16 orang (41%) membeli jamu dan 10 orang ( 25,6%) lain-
lain.
12
13
13
14
2 MOD 0 0%
3 IUD 0 0%
4 Kondom 0 0%
5 PIL 0 0%
6 Suntik 0 0%
7 Inplant 3 100%
8 lain-lain 0 0%
Jumlah 3 100%
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan Agustus
2020
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa dari 10 KK yang
menjadi aseptor KB 3 KK seluruhnya menggunakan KB Implant 3 orang
(100%).
14
15
15
16
16
17
Sarana Kesehatan
1 Dokter 1 100%
2 Bidan 0 0%
3 Dukun 0 0%
Jumlah 1 100%
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan Agustus
2020
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa dari 10 KK terdapat ibu
hamil pada 1 KK (100%), periksa kehamilan ke dokter.
17
18
18
19
. Selama Hamil si e
1 Ada Pantangan 0 0%
2 Tidak ada 1 100%
Pantangan
1 100%
Sumber : Data Primer Pendataan mahasiswa Prodi Keperawatan agustus
2020
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa dari 10 KK terdapat 1
ibu hamil tidak ada pantangan dalam ibu selama hamil.
Tabel 2.24 Data Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan
Presepsi Ibu tentang Kehamilan Warga di Desa Bringin RT 001/ RW
001
No Persepsi Ibu Frekuen Persenta
. Tentang Kehamilan si se
1 Baik 10 22%
2 Cukup 35 78%
3 Kurang 0 0%
Jumlah 45 100%
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan Agustus
2020
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa dari 10 KK terdapat 1
ibu hamil memiliki persepsi yang baik tentang kehamailan.
19
20
Jumlah 1 100%
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan
Agustustus 2020.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa dari 201 KK terdapat 5
KK yang bersalin dengan bantuan dokter dengan presentse 11% dan 40
KK bersalin dengan bantuan bidan dengan presentase 89%.
20
21
21
22
22
23
1. Gangguan 0 0%
kesehatan
2. Puting tidak nampak 0 0%
3. Ibu bekerja 0 0%
Jumlah 0 %
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan agustus
2020
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa dari 10 KK,tidak ada
yang memiliki balita.
23
24
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer Pendataan MahasiswaProdi Keperawatan agustus
2020
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa dari 10 KK tidak
memliki balita.
24
25
25
26
3. kurang 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan Agustus
2020.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa dari 10 KK tidak
memliki balita.
26
27
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer Pendataan MahasiswaProdi Keperawatan agustus
2020
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa dari 10 KK tidak
memliki balita.
27
28
4 Kos 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber : Data Primer Pendataan MahasiswaProdi Keperawatan agustus
2020
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa dari 10 KK warga
desa bringin RT 001 Seluruhnya memilki rumah sendiri.
28
29
Jumlah 10 100%
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan Agustus
2020
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa jumlah bangunan
rumah warga RT 001 Desa Bringin hampir seluruhnya jenis lantai tegel
sebanyak 9 rumah (90%) , sebagian kecil jenis lantai semen 1 rumah
(10%).
29
30
Jumlah 10 100%
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan Agustus
2020
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa dari 10 KK, warga
yang ada di desa RT 01 seluruhnya memiliki rumah dengan ventilasi
jendela dngan presentase 100%.
30
31
4 Lain-Lain 0 0%
Jumlah 10 100%
31
32
Jumlah 10 100%
32
33
2 Tidak 6 60%
Jumlah 10 100%
33
34
34
35
2. Menumpang 0 0%
3. Umum 0 0%
10 100%
Jumlah
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan Agustus
2020
Berdasarikan tabel diatas didapatkan bahwa data dari 10 KK yaitu
seluruhnya jenis jamban milik sendiri (100%).
35
36
36
37
37
38
38
39
IV REMAJA
Tabel 2.68 Data Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Punya
Anak Remaja Warga di RT 01 Desa Bringin
Ada Anak
No Frekuensi Presentase (%)
Remaja
1 Ya 7 70%
2 Tidak 3 30%
Jumlah 10 100%
39
40
40
41
41
42
42
43
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan Agustus
2020
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa dari 10 KK yaitu dari
14 remaja seluruhnya tidak ada yang merokok, alkohol,dan narkoba.
43
44
Jumlah 10 100%
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan Agustus
2020
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa setengahnya lauk
pauk dengan tahu tempe sebanyak 5 (50%), daging sebanyak 1 (10%),
ikan sebanyak 3 (30%), telur sebanyak 2 (20%).
44
45
1 Pepaya 7 70%
2 Jeruk 0 0%
3 Pisang 3 30%
4 Apel 0 0%
5 Lain-lain 0 0%
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan 2020
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa sebanyak 7 keluarga
mengkonsumsi pepaya (70%), sebanyak 3 keluarga mengonsumsi pisang
(30%).
45
46
46
47
2 Cukup 0 0%
3 Kurang 10 100%
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan Agustus
2020
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa dari 10 KK memiliki
berpengetahuan kurang tentang garam beryodium sebanyak 10 keluarga
(100%).
VI. LANSIA
Tabel 2.85 Data Distribusi Frekuensi lansia yang berusia lebih dari
60 tahun Warga di Desa Bringin RT 001/ RW 001
47
48
48
49
49
50
kesehatan
2. Berobat ke non 0 0%
medis
3 Diobati sendiri 9 64,28%
Jumlah 14 100%
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan Agustus
2020
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa hampir seluruh lansia
dioabati sendiri dengan jumlah 9 lansia (64,28%) , berobat ke sarana
kesehatan dengan jumlah 5 lansia (35,72%).
50
51
2. Tidak 14 100%
Jumlah 14 100
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan Agustus
2020
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa seluruh keberadaan
posyandu lansia ada (100%).
Tabel 2.92 Data Distribusi Frekuensi Alasan Lansia Tidak Ikut Serta
Posyandu Lansia Warga Desa Bringin RT 001/ RW 001
No. Alasan Lansia Frekuensi Presentasi (%)
1. Tidak mau 0 0%
2. Tidak tahu 14 100%
Jumlah 14 100%
Sumber : Data Primer Pendataan Mahasiswa Prodi Keperawatan agustus
2020
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa seluuhnya 14 lansia
beralasan tidak tahu.
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
2. Analisa Data
DO:
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan warga RT 001 RW 001 Desa Bringin dalam menerapkan
perilaku hidup sehat dan bersih berhubungan dengan ketidakmampuan untuk membuat penilaian yang tepat tentang
kesehatan (PHBS)
Diagnosa Keperawatan : Ketidakpatuhan Warga RT 001 RW 001 Desa Bringin dalam menerapkan protokol covid 19
berhubungan dengan ketidakada muatan sumber informasi
mematuhi pencegahan
covid
69
O:
- Warga
mengucapkan
salam balik dan
menerima
70
kedatangan
perawat
- Warga kooperatif
- Warga aktif
bertanya saat
diskusi
- Warga dapat
menyebutkan
tentang covid 19
A: Masalah Teratasi
P: Hentikan Intervensi
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1) Bagi Prodi Keperawatan
Diharapkan dapat melakukan pengembangan dan pelatihan
terhadap mahasiswa selanjutnya agar lebih memiliki kecakapan
dan ketrampilan dalam mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan.
2) Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat mengerti dan memahami untuk bertindak
dalam mengatasi masalah kesehatan dan meningatkan derajat
kesehatan yang lebih baik
71
DAFTAR PUSTAKA
72
Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
1. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Klien mampu mengetahui tentang pencegahan COVID-19
B. Tujuan Khusus
1) Mengerti dan memahami tentang penyakit COVID-19
2) Mengerti dan memahami tentang tanda dan gejala COVID-19
3) Mengerti dan memahami tentang social distancing
4) Mengerti dan memahami cara penularan COVID-19
5) Mengerti dan memahami cara pencegahan COVID-19
73
KEGIATAN
No TAHAP KEGIATAN KEGIATAN WAKTU MEDIA
KEGIATAN PERAWAT PESERTA
1. Pendahuluan 1. Perkenalan 1. Mendengarkan 1 menit
2. Mengemukakan latar 2. Menjawab
belakang yang akan pertanyaan
disampaikan
3. Menggali
pengetahuan dan
mengajukan
pertanyaan
2. Penyajian Menjelaskan : Mendengarkan 5 menit Leaflet
1. Pengertian COVID- penjelasan
19
2. Tanda dan gejala
COVID-19
3. Social distancing
4. Cara penularan
COVID-19
5. Cara pencegahan
COVID-19
3. Evaluasi 1. Menegaskan 1. Mendengarkan 2 menit Leaflet
kembali materi yang 2. Menjawab
telah disampaikan. 3. Bertanya
2. Menanyakan
kembali hal-hal
yang penting
3. Menjawab
pertanyaan
74
2. Salam penutup
Evaluasi
75
Virus Corona (COVID-19)
1. Pengertian COVID-19
Infeksi coronavirus merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
corona dan menimbulkan gejala utama berupa gangguan pernapasan.
Penyakit ini menjadi sorotan karena kemunculannya di akhir tahun 2019
pertama kali di Wuhan, China. Lokasi kemunculannya pertama kali ini,
membuat coronavirus juga dikenal dengan sebutan Wuhan virus. Selain
China, coronavirus juga menyebar secara cepat ke berbagai negara lain,
termasuk Jepang, Thailand, Jepang, Korea Selatan, bahkan hingga ke
Amerika Serikat.
76
atau mengenai lapisan kornea mata, seseorang berisiko untuk tertular
penyakit ini.
Meski semua orang dapat terinfeksi virus corona, mereka yang lanjut
usia, memiliki penyakit kronis, dan memiliki daya tahan tubuh rendah lebih
rentan mengalami infeksi ini serta komplikasinya.
77
Melalui pemeriksaan tersebut dapat diketahui apakah penyakit pasien
disebabkan oleh virus atau sebab yang lain. Sementara itu, plasma darah
pasien pun akan diperiksa untuk menemukan RNA virus corona.
Untuk pemeriksaan radiologi, dapat dilakukan pemeriksaan rontgen
(x-ray) dada dan CT-scan dada. Sebagian besar pasien akan
menunjukkan gambaran kekeruhan di kedua paru.
78
7. Pencegahan Virus Corona (COVID-19)
Meski gejala coronavirus menyerupai penyakit pernapasan lain seperti
pneumonia atau influenza, sejauh ini belum ada vaksin yang dapat
mencegah penularan coronavirus. Pemberian vaksin pneumonia maupun
vaksin influenza tidak dapat memberikan proteksi terhadap penyebaran
infeksi virus corona.
Cara terbaik untuk menghindari penyakit infeksi coronavirus adalah
melakukan tindakan pencegahan secara aktif. CDC menyarankan setiap
orang melakukan tindakan seperti:
1) Rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
selama setidaknya 20 detiik
2) Apabila tidak memungkinkan atau tidak tersedia air dan sabun,
bersihkan tangan menggunakan pembersih tangan berbahan
alkohol
3) Hindari menyentuh hidung, mata, atau mulut terutama bila tangan
masih kotor
4) Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit
5) Tetaplah di rumah bila sedang sakit
6) Tutup mulut dengan tisu atau dengan menekuk siku saat Anda
batuk atau bersin
7) Hindari kontak dengan hewan ternak secara langsung
8) Hindari bepergian, terutama ke daerah dengan kasus infeksi
coronavirus
9) Hindari mengonsumsi daging yang belum matang sempurna.
79
Lampiran 2
Lefleat
80
81
82
Lampiran 3
DOKUMENTASI PENGKAJIAN
83
84
85
DOKUMENTASI IMPLEMENTASI
86
87
88
89
90