BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya
dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum.
Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua
berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi
dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks, dan
teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan
bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati,
sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian
yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu
dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak
lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat
bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
B. Tujuan
Mencapai suatu komunikasi yang efektif dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan di
Rumah Sakit yang mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan komunikasi efektif
pada masyarakat, pasien dan keluarga, serta antar staf klinis di Rumah Sakit Nindhita.
C. Ruang Lingkup
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses
pelayanan, Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan melalui pembuatan
keputusan tentang pelayanan, bertanya tentang pelayanan, dan bahkan menolak prosedur
diagnostik dan pengobatan. Rumah sakit mendukung dan meningkatkan keterlibatan pasien
dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan dengan mengembangkan dan
mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang terkait.
Komunikasi efektif yang dilakukan adalah mengenai penjelasan dokter atau petugas
pelayanan kepada pasien dan keluarga, sehingga pasien dan keluarga berpartisipasi untuk
terlibat dalam proses pelayanan melalui pembuatan keputusan tentang pelayanan, sehingga
tercapainya kepuasan pasien/keluarga atas pelayanan kesehatan di RS Nindhita.
Komunikasi Efektif juga untuk Kepuasan Pasien sebagai pelanggan, kepuasan pasien
secara umum mengandung pengertian :
1. Respons emosional yang menyenangkan pasien/pelanggan berdasarkan penilaian
terhadap apa yang telah diterima/dirasakan.
2. Pelayanan yang diterima dibandingkan harapannya, atau pengalamannya terdahulu
terhadap suatu produk/jasa maupun pelayanan di tempat lain lebih baik. Memahami
harapan pasien sebagai pelanggan adalah kunci karena:
a. Pasien akan memiliki beberapa harapan yang mendasar atau utama, yakni:
1) Kesopanan yang wajar.
2) Pengetahuan tentang produk atau jasa
3) Waktu untuk menjawab yang memadai
4) Harga yang wajar
5) Kejujuran.
b. Harapan Pasien adalah mendapatkan nilai kepuasan terhadap pelayanan anda yang
diharapkan akan diterimanya.
c. Harapan pasien dapat berubah-ubah berdasarkan tempat pelanggan melakukan
bisnis dan sangat dipengaruhi oleh faktor Emosional.
D. Batasan Operasional
1. Komunikasi dengan masyarakat
2. Komunikasi dengan Pasien dan Keluarga
a. Asuhan pelayanan yang di sediakan di Rumah Sakit Nindhita;
b. Akses terhadap pelayanan yang disediakan di Rumah Sakit Nindhita;
c. Assesmen kemampuan dan pelayanan;
d. Penjelasan hasil Assesmen, diagnosis, dan rencana asuhan;
e. Penjelasan hasil asuhan dan pengobatan termasuk yang tidak diharapkan;
f. Persetujuan tindakan kedokteran;
g. Penjelasan hak dan kewajiban untuk berpartisipasi dalam proses asuhan;
3. Komunikasi efektif antar staf klinis
a. Pelaporan hasil nilai kritis laboratorium
b. Hal-hal kritikal di komunikasikan di antara professional pemberi asuhan pada waktu
serah terima pasien.
4. Informasi yang harus disampaikan secara akurat dan tepat waktu ke seluruh Rumah
Sakit.
5. Penetapan pertemuan disetiap dan antar tingkat Rumah Sakit.
E. Landasan Hukum
1. PMK (Peraturan Menteri Kesehatan) 004 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan Rumah Sakit;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut
mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi.
(Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz &Weihrich,1988).
Menurut Hovland dalam Effendy (2005:10) komunikasi adalah proses mengubah
perilaku orang lain. Seseorang dapat mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang
lain apabila terjalin komunikasi yang komunikatif. Paradigma Lasswell dalam Effendy
(2005) menjelaskan komunikasi meliputi unsur-unsur sebagai jawaban dari pertanyaan
yang diajukan (Who says, what in, which channel, to whom, with what effect?)
diantaranya: komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek.
Adapun makna komunikasi yang efektif menurut Effendy (2005) adalah
komunikasi yang berhasil menyampaikan pikiran dengan menggunakan perasaan yang
disadari. Sedangkan menurut Walter Lippman dalam Effendy (2005) bahwa komunikasi
yang efektif adalah komunikasi yang berusaha memilih cara yang tepat agar gambaran
dalam benak dan isi kesadaran dari komunikator dapat dimengerti, diterima bahkan
dilakukan oleh komunikan. Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan
dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan
sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana,
2003).
B. Proses Komunikasi
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindak lanjuti dengan sebuah perbuatan oleh
penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).
C. Unsur komunikasi
1. Sumber/ komunikator (dokter, perawat, apoteker, analis, radiographer, admission,
administrasi irna, kasir, dll
2. Isi pesan
3. Media/saluran (Elektronic, Lisan, dan Tulisan).
D. Sumber/ Komunikator
F. Media
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang
disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima. Berita dapat berupa
berita lisan, tertulis, atau keduanya sekaligus.Pada kesempatan tertentu, media dapat tidak
digunakan oleh pengirimya itu saat komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek
yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap. (konsil kedokteran Indonesia, hal 8).
Media yang dapat digunakan: Melalui telepon, menggunakan lembar lipat, buklet,
vcd, (peraga).
G. Penerima / Komunikan
Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal
berikut (konsil kedokteran Indonesia, hal 42):
3. Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik yang tersurat
(bahasa non verbal di balik ungkapan kata / kalimatnya, gerak tubuh);
4. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar tidak
mengganggu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru mengartikan gerak tubuh,
raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.
Komunikasi efektif adalah: tepat waktu, akurat, jelas dan mudah dipahami oleh penerima,
sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman).
Prosesnya adalah:
1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan secara lengkap isi
pesan tersebut oleh si penerima pesan
2. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan
kelompok. Dimana mereka saling bertukar pikiran atau informasi yang mereka
miliki.
Dalam komunikasi langsung komunikator dan komunikan harus bertemu dan
proses komunikasi yang terjadi akan dipengaruhi oleh perasaan, maupun emosi
kedua belah pihak.
b. Komunikasi Masa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa
dengan maksud dan tujuan tertentu untuk disampaikan.
Unsur-unsur penting dalam komunikasi masa adalah :
Komunikator
Komunikator dalam media masa adalah:
Pihak yang mengandalkan media masa dengan teknologi
telematika modern sehingga dapat menyebarkan informasi,
maka informasi ini akan cepat ditangkap oleh publik.
Komunikasi dalam penyebaran informasi mencoba berbagi
informasi, pemahaman, wawasan dan solusi.
Media Masa
Informasi (pesan) masa
Umpan balik
Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai makhluk Tuhan, individu
dan sosial budaya. Yang saling berkaitan dimana kepada Tuhan memiliki kewajiban
untuk mengabdi pada Tuhan, sebagai individu harus memenuhi segala kebutuhan
pribadinya dan sebagai makhluk sosial budaya harus hidup berdampingan dengan orang
lain dalam kehidupan selaras dan saling membantu. Dalam menjalani kehidupan selaras
dengan manusia lain, diperlukan adanya komunikasi. Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan dari sumber ke penerima melalui saluran atau media.
Sehingga terbentuk interaksi dalam masyarakat yang membentuk suatu sistem sosial.
Interaksi yang terjadi dalam masyarakat melibatkan berbagai aspek misalnya
pendidikan, kebudayaan, keagamaan, kesehatan dan lain-lain. Aspek yang akan dibahas
di artikel ini adalah aspek kesehatan.
Khususnya tindakan pencegahan terhadap penyakit yang dapat menimbulkan masalah
Pedoman komunikasi efektif
9
bayi baru lahir), pasien rawat jalan, dan pasien yang hanya memeriksakan spesimen
(contoh: sample darah) diregisterkan sebagai pasien. Keberhasilan mengidentifikasi
pasien menurunkan angka duplikasi registrasi. Jika pasien tidak mempunyai satu
identitas unik dan spesifik maka hal ini dapat mengganggu pelayanan pasien.
1. Proses Penerimaan Pasien Rawat Jalan:
a. Pasien datang di bagian loket pendaftaran dan diterima oleh petugas
pendaftaran.
b. Petugas menanyakan apakah pasien tersebut merupakan pasien baru
(pasien yang baru pertama kali berkunjung, tidak membawa kartu berobat
dan kehilangan kartu) atau pasien lama;
c. Jika pasien tersebut adalah pasien baru, maka petugas pendaftaran
mendaftar pasien sebagai berikut:
Petugas pendaftaran melengkapi formulir rekam medis penerimaan pasien
baru dengan mewawancarai pasien tersebut;
1) Petugas pendaftaran mencetak KIB (Kartu Identitas Berobat)
2) Petugas pendaftaran menyerahkan KIB kepada pasien;
3) Petugas pendaftaran membawa formulir rekam medis pasien kepoli /
unit pelayanan yang dituju;
d. Petugas menerima dan meneliti kartu identitas berobat pasien.
Petugas pendaftaran mendaftar pasien sesuai dengan pelayanan yang akan
dituju dengan mewawancarai pasien tersebut;
1) Petugas membuat tracer berdasarkan KIB pasien.
2) Petugas mengambil berkas rekam medis pasien ke filing sesuai dengan
tracer tersebut.
3) Apakah berkas rekam medis pasien sudah terkumpul
4) Jika berkas belum terkumpul, maka petugas menunggu sampai berkas
terkumpul di bagian admisi.
5) Jika berkas sudah terkumpul, maka petugas mendistribusikan semua
berkas rekam medis pasien ke poliklinik yang dituju.
e. Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan
1) Petugas Instalasi Rawat Jalan memberikan pelayanan kesehatan bagi
pasien.
2) Apakah pasien perlu dirujuk ke unit pelayanan penunjang yang lain
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PRINSIP
1. Semua prosedur komunikasi antar petugas adalah sesuai dengan pedoman
komunikasi efektif.
2. Tujuan utama dari komunikasi efektif adalah untuk mengurangi terjadinya
kesalahan informasi antar tenaga kesehatan
3. Pedoman komunikasi ini digunakan pada proses untuk melakukan pelaporan
melalui telepun, kondisi pasien dan hasil nilai kritis pasien kepada dokter atau
petugas laborat dan petugas radiologi.
KIMIA KLINIK
Bilirubin, dewasa Tidak ada > 15 mg/dL
Bilirubin, neonatus Tidak ada > 13 mg/dL
BUN 2 mg/dL > 80 mg/dL
Calcium < 6 mg/dL > 13 mg/dL
CO2 < 10 mEq/L > 40 mEq/L
Creatinin 0,4 mg/dL 2,8 mg/dL
Glukosa, dewasa < 70 mg/dL > 302 mg/dL
Glukosa, neonatus < 30 mg/dL > 325 mg/dL
Magnesium < 1,0 mg/dL Tidak ada
Osmolalitas 250 mOsm/kg 325 mOsm/kg
Phospor 1,2 mg/dL 9 mg/dL
Kalium, dewasa < 2,8 mEq/L > 6,7 mg/dL
Kalium. Neonatus < 2,8 mEq/L > 7,0 mg/dL
Natrium < 120 mEq/L > 160 mEq/L
HEMODIALISIS
Calcium < 8 mg/dL > 11 mg/dL
Glukosa < 70 mg/dL > 302 mg/dL
Hematokrit < 20 % Tidak ada
Hemoglobin < 6,0 mg/dL Tidak ada
Phospor < 2,0 mg/dL Tidak ada
Kalium < 2,8 mEq/L > 6,5 mEq/L
ELEKTROLIT
Natrium < 120 mmol/L 160 mmol/L
Kalium, dewasa < 2,8 mmol/L 6,2 mmol/L
Kalium, neonatus < 2,5 mmol/L 7,0 mmol/L
URINALIS
Glukosuria Tidak ada 160 mmol/L
Keton Tidak ada 3+
Albuminuria Tidak ada 3+
Eritrosit uria Tidak ada 3+
Sumber:
- Reference information for the clinical laboratory. In: Burtis CA, Ashwood ER, Bruns
DE, editors. Tietz Textbook of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics. 4 th ed.
Missouri: Elsevier; 2006. p. 2317-8.
- Wallach J. Interpretation of diagnostic test. 8th edition. Philadelphia: Lippincott
Williams-Wilkins. P. 26-29
Daftar nilai kritis diatas adalah hasil rapat bagian laboratorium dengan klinisi (dokter
spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dokter spesialis paru, dokter spesialis
Pedoman komunikasi efektif
22
anastesi, dokter spesialis bedah, dokter spesialis saraf, dokter spesialis kebidanan dan
disertai oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mohammad Zyn Sampang.
MAKSIMAL 15 MENIT
* Penerima mencatat di
rekam medis
PETUGAS ILK TELPON KE RANAP / mebubuhkan stempel
IGD TERKAIT HASIL LAB KRITIS merah nilai kritis pada
CPPT ditulis :
* Identitas Pasien
* Nama penelepon
4. Tahapan yang penting dalam menerapkan proses transfer yang aman: edukasi,
informed consent dan persiapan.
5. Pengambilan keputusan untuk melakukan transfer harus dipertimbangkan dengan
matang karena transfer berpotensi mengekspos pasien dan personel rumah sakit akan
risiko bahaya tambahan, serta menambah kecemasan keluarga dan kerabat pasien.
6. Pertimbangkan risiko dan keuntungan dilakukannya transfer. Jika risikonya lebih
besar, sebaiknya jangan melakukan transfer.
7. Dalam transfer pasien, diperlukan personel yang terlatih dan kompeten, peralatan dan
kendaraan khusus.
8. Pengambil keputusan harus melibatkan DPJP/ dokter senior (biasanya seorang
konsultan) dan dokter ruangan.
9. Dokumentasi pengambilan keputusan harus mencantumkan nama dokter yang
mengambil keputusan (berikut gelar dan biodata detailnya), tanggal dan waktu
diambilnya keputusan, serta alasan yang mendasari.
Serah terima/Operan
Didokumentasikan di F.RM 5 (CPPT) , dan F.RM 6.
N. Informasi Harus Disampaikan Secara Akurat Dan Tepat Waktu Diseluruh Rumah
Sakit
Penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu, ini meliputi penyampaian
informasi bila ada code blue, code red, code black.
BAB III
DOKUMENTASI
BAB IV
PENUTUP
Buku pedoman komunikasi efektif Rumah Sakit Nindhita Sampang ini mempunyai
peranan penting sebagai panduan bagi pelaksananaan kegiatan sehari-hari tenaga medis dan
paramedic serta tenaga lainnya yang bertugas di unit terkait sehingga meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien. Penyusunan buku panduan komunikasi efektif ini adalah
langkah awal suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama
berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan.
Ditetapkan di : Sampang
pada Tanggal : 10 Januari 2019
DIREKTUR RUMAH SAKIT NINDHITA