TO PREDIKSI
FEBRUARI 2016
Gejala:
– Dahi tidak bisa
digerakkan
– Lagoftalmus (tidak
bisa menutup mata)
– Tidak bisa
menggembungkan
pipi
– Tidak bisa senyum
atau bersiul
– Mulut mencong ke
sisi sehat
B. Prednison
2
Ny. Beta 30 tahun, datang dengan keluhan sulit
dibangunkan sejak 3 jam yang lalu. Pasien tidak mau
makan dan sulit diajak berkomunikasi sejak 1 minggu lalu.
Riwayat demam (+). Pasien pernah mengalami batuk
lama dan harus diterapi selama 6 bulan, namun pasien
hanya minum obat selama 3 bulan saja. Pada
pemeriksaan didapatkan kaku kuduk (+) babinski (+/+)
kejang (+). Apakah diagnosis pada pasien?
A. Ensefalitis
B. Meningitis
C. Meningoensefalitis TB
D. Epilepsi
E. Abses otak
2 C. Meningoensefalitis
• Keywords :
– Perempuan 30 tahun
– Penurunan kesadaran, sulit makan, sulit bicara
– Demam, batuk lama, terapi 6 bulan tidak selesai
à TB
– Kaku kuduk +, Babinski +, kejang +
• Diagnosis Pada pasien?
WAJIB DIBEDAKAN
• Meningitis :
Demam, sakit kepala, Tanda Rangsang Meningeal (= kaku
kuduk) positif, bisa terjadi penurunan kesadaran (kejang
bersifat fokal).
Etiologi : bakteri, viral, TB
• Ensefalitis :
Demam, sakit kepala, Tanda Rangsang Meningeal (=kaku
kuduk) negatif, penurunan kesadaran (kejang bersifat
umum)
Etiologi : viral (paling sering Herpes SimpleksVirus).
• Meningoensefalitis
Terdapat kedua gejala, sering disebabkan oleh TB ataupun
Neisseria meningitidis
Cairan Serebrospinal pada Infeksi SSP
Tekanan ↑↑ Normal/↑ ↑ ↑ ↑
C. Meningoensefalitis
3
Tn Gama, 45 tahun, datang ke UGD dengan keluhan
kepala pusing berputar. Keluhan mual, muntah, dan
telinga berdenging disangkal. Keluhan tidak dipengaruhi
oleh perubahan posisi pada pemeriksaan neurologis
didapatkan nistagmus vertikal, hemihipestesi sinistra,
babinski positif sinistra. Diagnosis yang tepat adalah?
A. BPPV
B. Neuritis Vestibular
C. Vertigo sentral
D. Meniere
E. Vertigo perifer
3.C. Vertigo sentral
• Keywords:
– Laki-laki, 45 tahun
– Pusing berputar sejak 3 hari terus menerus
– Mual,muntah, telinga berdenging disangkal
– Tidak dipengaruhi perubahan posisi
– Nistagmus Vertikal +
– hemihipestesi sinistra + à deficit Neuro
– Babinski positif sinistra +à deficit neuro
– Diagnosis yang paling mungkin?
Sumber : Medscape
Sumber : Medscape
Pilihan Lainnya
• A. BPPVà vertigo diperberat dengan
perubahan posisi dan Tidak disertai deficit
neurologis lain
• B. Neuritis Vestibularà Pusing berputar+Nyeri
• D. Meniereà Vertigo + Tinnitus + penurunan
pendengaran
• E. Vertigo periferà keluhan diperberat
dengan pergerakan
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
http://www.aafp.org/afp/1998/0215/p755.html
Tatalaksana Polineuropati DM
• Tatalaksana Utama meliputi:
– Kontrol Kaki
– Manajemen nyeri (Na Valproat, Gabapentin,
tramadol)
– Gula Darah terkontrol
– Pengobatan Diabetic Gastroparesis
– Erythromycin, metoclopramid, cisapride
– Pengobatan eksperimental
– Aldose reductase inhibitor,alpha-lipoic
acid,actovegin, etc
Medscape
Pilihan Lainnya
• A. Radikulopati à Penekanan pada Radix SSP,
keluhan Unilateral
• B. Tarsal Tunnelà Kesemutan dan nyeri pada
kaki
• C. Symmpetric Proximal Limb polyneuropatià
Kram dirasakan pada betis (tidak di ujung kaki)
• E. Chronic Inflamattory polymielitis
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
D. Distal symmetric
sensorymotor
polyneuropathy
5
Tn Epsilon, 60 tahun, datang diantar keluarga dengan keluhan
gangguan menginggat tanggal lahir ke lima anaknya. Pasien
juga sering lupa kalau pasien sudah mandi dan makan.
Keluhan dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Pemeriksaan
neurologis dan kesadaran normal. Riwayat trauma disangkal
Pemeriksaan funduskopi normal. TD 120/80 Nadi 80x RR 20x
Suhu 36.8 Apakah diagnosis yang tepat?
A. Delirium
B. Demensia
C. Amnesia
D. Paramnesia
E. Mild cognitive impairment
5. B. Demensia
• Kata kunci:
– Laki 60 tahun
– Gangguan mengingat tanggal lahir
– Sering lupa sudah mandi atau makan sejak 6 bln
– Pemeriksaan lain dbn
• Diagnosis?
Demensia
• Perburukan dari gangguan memori dan kognitif
lain secara progresif
• Pemeriksaan Kognitif dilakukan dengan MMSE
• Dibedakan menjadi:
– Vascular dementia akibat kelainan pembuluh darah
ataupun infark
– Pick Disease (Demensia Frontotemporal), umumnya
terjadi perubahan personality kemudian hilangnya
memori
– Demensia Alzheimer (sering atrofi temporoparietal)
umumnya hilang memori diikuti perubahan
personality
www.emedicine.medscape.com
Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi IV
Pilihan Lainnya
• A. Deliriumà Kesadaran fluktuatif dan
terdapat underlying disease
• C. Amnesiaà Kehilangan ingatan jangka
panjang
• D. Paramnesiaà Ingatan tergantikan oleh hal
lain
• E. MCI à ggn kognitif tanpa ggn memori
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
B. Demensia
6
An. Zeta, 8 tahun, dibawa ke puskesmas oleh orang tuanya karena
sering mengalami pandangan kosong dan bengong sejak 1 tahun yang
lalu. Keluhan dapat berulang hingga 10 kali sehari, selama beberapa
detik, mendadak pada kondisi apapun, tidak terjatuh tetapi kemudian
pasien normal kembali. Riwayat trauma kepala saat balita namun tidak
pernah diperiksakan. Dari pemeriksaan status neurologis dalam batas
normal. Dokter mendiagnosis pasien tersebut mengalami epilepsi.
Apakah kemungkinan tipe epilepsi yang dialami oleh pasien tersebut?
A. Kejang Parsial Sederhana
B. Kejang Umum Mioklonik
C. Kejang Parsial Kompleks
D. Kejang Umum Absans
E. Kejang Umum Tonik
6. D. Absans
• Keywords:
– Laki-laki, 8 thn
– Pandangan kosong dan bengong sejak 1 tahun lalu
– Keluhan berulang 10x/ hari, selama bbrp detik,
kemudian pasien kembali normal
– Riwayat trauma kepala saat bayi
– Didiagnosis epilepsi
• Kemungkinan epilepsy pada pasien?
Kapita Selekta Kedokteran
Grand Mal / Tonik Klonik
Status Epileptikus (= Status Konvulsivus)
D. Absans
7
Ny. Eta, 22 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri
kepala berulang. Bila kambuh, nyeri kepala berlangsung
seharian, berdenyut pada sisi kiri, dan disertai mual. Nyeri
saat aktifitas fisik rutin (misalnya naik tangga). Pada
pemeriksaan fisik didapatkan hasil dalam batas normal.
Pemeriksaan dengan skala nyeri menunjukkan intensitas nyeri
yang berat. Pada pemeriksaan neurologis lain tidak ditemukan
kelainan. Apakah diagnosis kasus diatas?
A. Nyeri Kepala tipe tegang
B. Migraine
C. Cluster Headache
D. Trigeminal Neuralgia
E. Giant Cell Arteritis
7. B. Migraine
• Keywords:
– Perempuan, 20 tahun
– Nyeri kepala kiri, berdenyut, disertai mual
– Keluhan memberat dengan aktivitas fisik
– Tidak ada defisit neurologis
– Intensitas nyeri berat
• Apa kemungkinan diagnosis ?
Migraine
B.Migraine
8
Tn Theta, 48 tahun, dibawa keluarganya ke UGD RS
dengan keluhan pusing berputar saat baru bangun tidur.
Keluhan disertai muntah menyemprot, sakit kepala dan
gangguan pendengaran tiba-tiba. Kelemahan separuh
tubuh disangkal. Keluhan kesemutan dirasakan di sekitar
mulut. Tekanan darah 190/100 mmHg, GDS 295. Riwayat
diabetes mellitus dan hipertensi tidak terkontrol. Apakah
diagnosis paling mungkin pada pasien ini?
A. Meniere Disease
B. Benign Paroxysmal Peripheral Vertigo
C. Sindrom Labirinitis
D. Stroke vertebrobasiler
E. Hipotensi ortostatik
8. D. Stroke Vertebrobasiller
Keywords:
– Laki, 48 tahun
– Pusing berputar saat bangun tidur
– Muntah menyemprot, sakit kepala, dan jg
terdapat gangguan pendengaran tiba-tiba
– Kelemahan separuh tubuh disangkal
– Kesemutan dirasakan di sekitar mulut
– TD 190/100, GDS 295
Diagnosis yang tepat?
Sumber : Medscape
Stroke iskemik Vs Hemoragik
Sumber : Medscape
Pilihan Lainnya
• A. Meniereà Vertigo + Tinnitus + penurunan
pendengaran
• B. BPPVà vertigo diperberat dengan perubahan
posisi dan Tidak disertai deficit neurologis lain
• C. Labirinitisà Vertigo + Penurunan pendengaran
• E. Hipotensi Ortostatikà Perasaan melayang
Diperberat dengan perubahan posisi mendadak
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
D. Stroke Vertebrobasiler
9
Tn. Iota, 20 tahun, dibawa ke UGD RS karena
kecelakaan lalu lintas. Pasien jatuh ke arah kanan,
didapatkan adanya muntah 1 kali. Pada saat diantar
ke UGD pasien masih sadar GCS E4M6V5 dan saat
observasi di UGD pasien mengalami penurunan
kesadaran GCS E3M5V2. Pada pemeriksaan fisik
umum didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg,
denyut nadi 50x/menit, frekuensi napas 14x/menit,
suhu 36 C, dan pada pemeriksaan neurologis
didapatkan pupil anisokor 3/5 mm. Segera
setelahnya pasien menjalani pemeriksaa CT-Scan
kepala dan didapatkan hasil sebagai berikut:
Apakah diagnosis pada pasien diatas?
A. Subdural Hemorrhage
B. Epidural Hemorrhage
C. Intracerebral Hemorrhage
D. Diffuse Axonal Injury
E. Hydrocephalus
9. B. Epidural Hemorrhage
• Keywords:
– Laki-laki, 20 tahun
– Penurunan kesadaran saat di UGD
– Pupil Anisokor
– CT à Lesi Biconvex
B. Epidural Hemorrhage
10
Tn. Kappa, 34 tahun, dibawa ke IGD, dengan keluhan sulit
membuka mulut sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan
disertai susah menelan dan merasa sakit seluruh badan.
Riwayat 2 minggu lalu tertusuk paku di telapak kaki. Pada
pemeriksaan didapatkan tanda risus sardonicus, retraksi
leher, disfagia, perut papan, dan opistotonus. Apakah
diagnosis pada pasien ini?
A. Meningitis bakterial
B. Tetanus generalisata
C. Tetnaus cephalik
D. Toxoplasmosis cerebri
E. Kriptokokus meningitis
10. B. Tetanus Generalisata
• Keywords
– pria, 34 tahun, sulit membuka mulut, susah
menelat, sakit seluruh badan
– Riwayat tertusuk paku 2 minggu lalu
– PF: risus sardonicus, retraksi leher, disfagia, perut
papan, opistotonus
• Diagnosis: Tetanus
Tetanus – Patofisiologi
• Infeksi clostiridium tetani, dengan toksin tetanospasmin yang
bekerja menghambat pelepasan neurotransmitter GABA,
mengakibatkan hilangnya proses inhibisi.
• Tampilan klinis:
– Trismus, kaku leher, disfagia, kaku abdomen, opistotonus,
fleksi lengan, ekstensi tungkai, disfungsi otonom
– Bisa terjadi kejang, baik rangsang maupun spontan
– Pasien tetap sadar dan merasa kesakitan
– Jarang terjadi demam
B. Tetanus generalisata
11
Ny. Lambda, 34 thn, pada saat diperiksa, dokter meminta
agar pasien duduk dengan posisi kedua tungkai
menggantung serta melemaskan otot-otot tungkainya.
Selanjutnya ligamentum patella kiri diketuk dengan palu
reflek, hasilnya menimbulkan ekstensi partial involunter
pada sendi lutut kiri dengan segera. Unsur apa yang
terlibat pada proses kasus diatas?
A. Kornu Posterior medulla spinalis
B. Radik L5
C. Kornu Anterior medulla spinalis
D. Radik L1
E. Radik L2
11 E. Radik L2
• Keywords :
Refleks Patella +
Biceps C5-C6
Triceps C7
Ankle S1
Medscape
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
E. Radik L2
12
Ny. Mu, 25 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan tidak sadar sejak
2 hari yang lalu disertai kejang. Pasien mengeluhkan demam sejak 7
hari diikuti dengan sakit kepala, keluar cairan nanah dari telinga kanan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS E3M5V4, tekanan darah
130/70 mmHg, frekuensi nadi 98x/menit, frekuensi nafas 24x/menit,
suhu 38,9 C. Didapatkan kaku kuduk positif disertai simphisis sign.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar Hb 9,8 mg/dl,
hematokrit 30%, leukosit 15.000/mm3, hitung jenis leukosit
0/1/82/9/8, trombosit 200.000/mm3. Apakah diagnosis yang paling
mungkin pada kasus ini?
A. Epilepsi
B. Tetanus
C. Abses Cerebri
D. Meningoensefalitis
E. Toxoplasmosis cerebri
12 D. Meningoensefalitis
Keywords:
– Wanita, 25 tahun
– Tidak sadar 2 hari, disetai kejang, demam, sakit
kepala, dan keluar nanah dari telinga kanan
– GCS 12, Suhu 38,9
– Kaku kuduk +, simphisis sign (Bagian Brudzinski)
– Leukosit 15.000
• Diagnosis paling mungkin?
WAJIB DIBEDAKAN
• Meningitis :
Demam, sakit kepala, Tanda Rangsang Meningeal (= kaku
kuduk) positif, bisa terjadi penurunan kesadaran (kejang
bersifat fokal).
Etiologi : bakteri, viral, TB
• Ensefalitis :
Demam, sakit kepala, Tanda Rangsang Meningeal (=kaku
kuduk) negatif, penurunan kesadaran (kejang bersifat
umum)
Etiologi : viral (paling sering Herpes SimpleksVirus).
• Meningoensefalitis
Terdapat kedua gejala, sering disebabkan oleh TB ataupun
Neisseria meningitidis
Pilihan Lainnya
• A. Epilepsià Kejang tanpa demam, berulang
• B. Tetanusà Kejang tanpa penurunan
kesadaran
• C. Abses cerebrià Tanda peningkatan TIK,
tetapi tidak ada tanda rangsang meningeal
• E. Toxoplasmosis cerebrià pada
immunocompromised, tidak ada tanda
rangsang meningeal
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
D. Meningoensefalitis
13
Ny. Nu, 45 th, datang ke UGD karena mengalami penurunan
kesadaran setelah mengalami trauma kepala 2 jam yang lalu.
Pada awalnya penderita masih sadar tetapi setengah jam
kemudian pasien mengeluh sakit kepala dan tidak sadar. Pada
pemeriksaan kesadaran, pemberian rangsangan nyeri kuat,
mata pasien tidak membuka, kedua tangan mengalami
eksorotasi serta lengan ekstensi dan kaku. Pasien hanya
mengeluarkan suara mengerang. Berapakah nilai GCS pasien
ini?
A. 3
B. 4
C. 5
D. 6
E. 7
13. C. 5
• Keywords:
– Perempuan, 45 tahun à Tidak Sadar
– Pemeriksaan:
• Mata tidak buka dengan neru
• Tangan eksorotasi disetai lengan ekstensi dan kaku
(deserebrasi)
• Mengerang dengan nyeri
• Skor GCS?
Glasgow Coma Scale (GCS)
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
C. 5 (E1M2V2)
14
Ny Xi, 50 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan sakit kepala sangat
hebat sejak 3 jam yang lalu yang baru pertama kali dirasakan. Pasien
mempunyai riwayat darah tinggi sejak 5 tahun tetapi tidak kontrol
teratur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS : 15, tekanan darah
160/100 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit,
kaku kuduk positif, serta ditemukan refleks Babinski pada kedua
ekstremitas. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus?
A. Cephalgia kronis
B. Tumor Intrakranial
C. Stroke iskemik akut
D. Neuralgia Trigeminal
E. Subarachnoid hemorrhage
14 E. Perdarahan Subarakhnoid
• Keywords:
- Sakit kepala hebat 3 jam lalu
- Riwayat HT tidak terkontrol
- TD 160/100, kaku kuduk +, refleks Babinski +
• Diagnosis ?
Perdarahan SAH
• Gejala dan tanda :
• Perdarahan pada rongga – Nyeri kepala hebat
diantara membran (Thunderclap headache)
arachnoid dan piamater – Muntah
yang melapisi otak, – Penurunan Kesadaran
seringnya terjadi pada – Kejang
ruptur aneurisma atau – Rangsang Meningeal (+)
trauma otak – Tanda Peningkatan TIK
• Pemeriksaan terbaik
menggunakan CT scan
melihat perdarahan pada
otak
Sumber : Medscape
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
E. Perdarahan subarachnoid
15
An. Omi 12 dibawa ke dokter praktik umum karena sudah
tiga kali tidak naik kelas. Pasien masih dapat merawat diri,
mengerti perhitungan sederhana, dan memahami
perintah sederhana. Pada pemeriksaan IQ didapatkan
hasil 40. Apakah tingkatan mental pada pasien ini?
A. IQ Normal
B. Retardasi Mental Ringan
C. Retardasi Mental Sedang
D. Retardasi Mental berat
E. Retardasi Mental Sangat berat
15. C. Retardasi Mental Sedang
• Keywords:
– Anak 12 tahun
– Tiga kali tidak naik kelas
– Dapat merawat diri, mengerti perhitungan
sederhana, dan perintah sederhana
– IQ 40
– Diagnosis? Retardasi Mental Berat (IQ 35-49)
Retardasi Mental
• Suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau
tidak lengkap, ditandai oleh hendaya ketrampilan
selama masa perkembangan, sehingga mempengaruhi
tingkat kecerdasan secara menyeluruh à dapat terjadi
dengan / tanpa gangguan jiwa/fisik lainnya
• Klasifikasi menurut IQ
– Ringan 50-69
– Sedang 35-49
– Berat 20-34
– Sangat berat < 20
C. Ilusi
17
Ny. Pi 23 tahun, datang ke dokter umum dengan keluhan
sulit tidur sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan disertai
terbangun tiap tengah malam untuk mengecek pintu dan
jendela 5-6 kali semalam untuk memastikan apakah
sudah terkunci. Keluhan ini baru dialami setelah pasien
mendengar tetangga didepannya kecurian. Apakah
diagnosis yang paling tepat?
A. Gangguan cemas menyeluruh
B. Gangguan panik
C. Gangguan obsesif-kompulsif
D. Gangguan Stres paska trauma
E. Gangguan Penyesuaian
17. E. Gangguan Penyesuaian
• Keywords:
– Wanita 23 tahun
– Sulit tidur sejak 3 bulan, terbangun tiap malam,
mengecek pintu dan jendela
– Baru dialami setelah mendengar tetangganya
kecurian
– Diagnosis?
Gangguan penyesuaian
• Gangguan penyesuaian merupakan suatu reaksi
maladaptif terhadap suatu stresor yang dikenali
dan berkembang beberapa bulan sejak
munculnya stresor, yang ditandai dengan adanya
hendaya fungsi atau tanda-tanda distres
emosional yang lebih dari biasa
• Bertahan dalam 1-6 bulan
• Manifestasi meliputi depresi, anxietas, campuran
keduanya, ataupun gangguan tingkat laku dan
disabilitasi dalam kegiatan sehari-hari
Pilihan Lainnya
• A. Cemas menyeluruhà Free-floating anxiety
• B. Panikà Serangan hebat, sampai berdebar-
debar dan terasa akan mati terjadi tiba-tiba
• C. OCDà Suatu kondisi yang terjadi sejak
lama
• D. PTSDà Terjadi > 1 bulan, dan muncul
flashback
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
E. Gangguan Penyesuaian
18
Tn Rho, 36 tahun datang ke poliklinik RS karena merasa cemas
dan kuatir yang sangat mengganggu. Tadi pagi, ia tiba-tiba
merasa sangat takut saat mengendarai mobil dalam suasana
kemacetan lalu lintas. Ia merasa lehernya tercekik, nafas
tersengal, dada berdebar, pusing mendadak, bahkan takut
akan meninggal di tempat. Hal ini pernah dialaminya 1 bulan
yang lalu. Apakah diagnosis kasus diatas?
A. Gangguan Cemas Menyeluruh
B. Gangguan Panik
C. Gangguan Somatoform
D. Gangguan Depresi
E. Gangguan Fobia
18. A. Gangguan Panik
• Keywords:
– Laki 36 tahun
– Cemas dan kuatir mengganggu
– Merasa sangat takut, tercekik, nafas tersengal,
dada berdebar, pusing mendadak, serta takut
meninggal ditempat
– Pernah dialami 1 bulan laluDiagnosis: Serangan
panik dengan agorafobia.
• Diagnosis?
Sumber : www.emedicine.Medscape.com
Pilihan Lainnya
• A. Cemas menyeluruhà Free-floating anxiety
• C. Somatoformà meliputi malingering,
factitious, ataupun psikosomatis
• D. Depresià Muncul mood hipotim, afek
datar yang dominan
• E. Fobiaà Adanya ketakutan hebat terhadap
stimulus tertentu yang jelas
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
B. Serangan panik
19
An. Sigma, 5 tahun, dibawa keluarganya ke praktek dokter
karena perkembangan anak tersebut berbeda dengan
kakaknya, anak tersebut kurang berespon terhadap orang lain,
tidak ada kontak mata, kurang mampu berkomunikasi,
bereaksi aneh terhadap lingkungan, dan sering melakukan
sesuatu berulang ulang tanpa tujuan. Apakah gangguan
tumbuh-kembang yang paling mungkin sedang terjadi pada
anak tersebut?
A. Retardasi mental
B. Cerebral Palsy
C. Attention Deficit Hyperactivity Disorder
D. Autisme
E. Asperger Syndrome
19 D. Autisme
• Keywords:
- Kurang berespon terhadap orang lain, tidak
ada kontak mata, kurang komunikasi
- Tidak ada kontak mata
- Sering melakukan sesuatu berulang-ulang
tanpa tujuan à stereotipik
D. Autisme
20
Tn. Tau 30 tahun, dibawa oleh keluarganya ke poliklinik karena sering
merasa ketakutan, seolah-olah ada seseorang yang akan melukai
dirinya dan keluarganya. Menurut keluarga, pasien bertingkah laku
aneh, mencurigai istrinya telah berselingkuh dan merasa dirinya akan
diberi emas yang banyak oleh roh kakeknya. Sejak 3 bulan yang lalu
pasien sering berbicara sendiri, terlihat bingung. Pemeriksaan status
mental menunjukkan bentuk piker non-realistik, waham bizarre,
waham curiga, waham kejar, dan wahan kebesaran. Juga terdapat
gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, visual, dan derealisasi.
Apa diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
A. Skizofrenia Paranoid
B. Skizofrenia Hebefrenik
C. Skizofrenia Katatonik
D. Skizofrenia Simpleks
E. Skizofrenia Tak terinci
20. A. Skizofrenia Paranoid
• Keywords:
– Laki-laki, 30 tahun
– Ketakutan akan dilukai
– Mencurigai istrinya berselingkuh, dan akan diberi
emas banyak
– Sering terlihat berbicara sendiri dan bingung SEJAK 3
bulan terakhir
– Bentuk pikir non realistic, waham bizarre, waham
curiga, waham kejar, dan kebesaran
– Halusinasi auditorik, visual, dan derealisasi
• Diagnosis à Skizofrenia paranoid
Skizofrenia
Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala
negatif (afek datar, kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik
dimana suara mengkomentari perilaku pasien terus, atau
halusinasi auditorik dimana dua atau lebih suara
berbicara satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Tatalaksana
• Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine, olanzapine,
risperidone
A.Skizofrenia Paranoid
21
Tn Upsilon, 50 tahun ditangkap polisi karena membunuh
pamannya. Di kantor polisi, ia mengaku membunuh pamannya
karena selingkuh dengan istrinya. Sebelumnya istrinya sudah
menyatakan bahwa ia tidak selingkuh, namun pasien tetap
pada keyakinannya. Setelah dilakukan pemeriksaan profil
psikologis oleh dokter, pelaku dinyatakan mengalami
gangguan jiwa. Apakah jenis gangguan jiwa yang paling
mungkin dialami pelaku pada kasus di atas?
A. Gangguan Ilusi
B. Gangguan Halusinasi Penglihatan
C. Gangguan Obsesif-kompulsif
D. Gangguan Waham Cemburu
E. Gangguan Paranoid
21. D. Gangguan Waham Cemburu
• Keywords:
– Laki 50 tahun
– Membunuh pamannya karena yakin selingkuh
dengan istrinya meskipun istrinya mengatakan
tidak selingkuh
– Dinyatakan gangguan jiwa
– Diagnosis?
Gangguan Waham Menetap (F22)
• Gangguan dengan Waham sebagai satu-
satunya gejala yang khas dan tidak dapat
digolongkan dengan ggn mental organic,
skizofrenik, ataupun gangguan afektif.
• Waham pada gangguan seperti ini umumnya
realistis sehingga masuk di akal dan mungkin
saja terjadi (spt: curiga istrinya selingkuh),
tidak spt umumnya skizofrenia yaitu waham
bizarre (spt: yakin dirinya adalah Tuhan)
Pilihan Lainnya
• A. Gangguan Ilusi à Gangguan persepsi
• B. Halusinasi Penglihatan à ggn Persepsi
• C. OCDà Suatu kondisi yang terjadi sejak
lama Dan mengganggu kehidupan sehari-hari
• E. Gangguan Paranoid àYang ada gangguan
kepribadian paranoid
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
D. Gangguan Waham
Cemburu
22
Ny Phi berusia 60 th dibawa ke UGD oleh keluarganya dengan keluhan
bingung. Dari allonamnesis sejak 2 hari terakhir pasien bicara melantur.
Pasien mengatakan bahwa dirinya melihat bayangan anak kecil yang tidak
dilihat oleh orang lain. keluhan pasien memberat ketika malam hari. Dari
pemeriksaan status mental didapatkan kesadaran yang berfluktuasi, proses
berpikir inkoheren, psikomotor gelisah dan ada halusinasi visual. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 180/40 mmHg, denyut nadi
100x/menit, frekuensi napas 24x/menit. Dari pemeriksaan laboratorium
didapatkan GDS 625 mg/dl. Sebelumnya tidak ditemukan riwayat gangguan
serupa. Apakah terapi pada pasien ini?
A. Buspiron
B. Sertralin
C. Amitriptilin
D. Alprazolam
E. Haloperidol
22 A. Haloperidol
• Keywords:
- Ny Phi berusia 60 th
- Keluhan bingung, bicara melantur, melihat bayangan
anak kecil, memberat ketika malam hari.
- Kesadaran yang berfluktuasi, proses berpikir inkoheren,
psikomotor gelisah dan ada halusinasi visual.
- Tekanan darah 180/40 mmHg, denyut nadi 100x/menit,
frekuensi napas 24x/menit. Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan GDS 625 mg/dl. Sebelumnya
tidak ditemukan riwayat gangguan serupa
• Diagnosis ? Delirium
• Terapi ?
Delirium
• Delirium à gangguan orientasi
à pasien mengalami gangguan kesadaran.
• Disebabkan oleh adanya gangguan medis
lainnya
• Terapi utama meliputi Antipsikotik
(Haloperidol IV) sebagai simtomatik, serta
penanganan penyebab delirium
Sumber: Medscape
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
A. Haloperidol
23
An. Chi, 15 tahun dibawa ke UGD RS karena selalu
murung sejak kematian ibunya 3 bulan lalu. Pasien
juga tidak mau sekolah dan bermain bersama
teman-temannya, hanya menyendiri di kamar.
Apakah terapi pilihan untuk kasus diatas?
A. Sertralin
B. Desipramine
C. Bupropion
D. Diazepam
E. Phenitoin
23. A. Sertralin
• Keywords:
– Anak, 15 tahun
– Murung sejak kematian ibunya 3 bulan lalu
– Tidak mau sekolah dan bermain
– Hanya menyendiri di kamar
• Diagnosis? Depresi
• Tatalaksana?
Klasifikasi Depresi PPDGJ
GEJALA UTAMA GEJALA TAMBAHAN
0 Mood depresif (selalu murung,
menangis)
0 Lelah, energi menurun, tidak 0 Konsentrasi berkurang
bersemangat beraktivitas 0 Percaya diri berkurang
0 Minat dan kegembiraan hilang 0 Rasa bersalah dan tidak
berguna
0 Pandangan masa depan
0 KASUS suram
0 Depresi sedangà ada 0 Ide bunuh diri
gangguan dalam melakukan
kegiatan sosial/pekerjaan 0 Tidur terganggu
0 tanpa gejala psikotik 0 Nafsu makan kurang
Sumber: Panduan pelayanan departemen psikiatri FKUI
Depresi
• Gangguan suasana perasaan berupa mood yang
turun, berlangsung minimal 2 minggu.
• MLM à M-ood turun, L-elah terus, M-inat hilang
• Klasifikasi:
– Ringan: gangguan ringan dalam keseharian
– Sedang: gangguan dalam beberapa aspek kehidupan,
biasanya muncul beberapa gejala somatis seperti
gangguan seksual, keluhan tubuh, sakit kepala, dll.
– Berat: biasanya ada gejala psikotik (waham,
halusinasi) atau upaya bunuh diri
Mekanisme kerja SSRI
(fluoxetin/sertralin)
fluoxetine
Pilihan Lainnya
• B. Desipramineà Antidepresan trisiklik, bukan
first line pada depresi
• C. Bupropionà Anti depresan NDRI
(norepinephrine-dopamine reuptake
inhibitor), ditarik dari pasar karena resiko
kejang epileptik
• D. Diazepamà Anti kejang
• E. Phenytoin à Anti kejang
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
A. Sertraline
24
Tn Psi, 23 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan
yakin mengalami sakit jantung, pasien telah menjalani
pemeriksaan fisik, ekg dan pemeriksaan lain tetapi tidak
ditemukan kelainan. Pasien telah banyak berobat ke
beberapa dokter dan dinyaktakan tidak apa-apa. Tetapi ia
masih yakin sebenarnya ia mengalami sakit jantung. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ini ?
A. Gangguan somatisasi
B. Gangguan konversi
C. Gangguan panik
D. Hipokondriasis
E. Malingering
24. D. Hipokondriasis
• Keyword
– Laki 23 tahun
– Yakin mengalami sakit jantung
– Sudah berobat dan diperiksa, dikatakan normal
– Masih yakin mengalami sakit jantung
• Diagnosis?
– Hipokondriasis, yakin dirinya sakit à Doctor
Shopping
Gangguan Somatisasi
à banyak keluhan fisik, tapi PF tidak ada kelainan
Gangguan-Gangguan Somatoform
• Malingering
– Pura-pura sakit dengan tujuan eksternal, seperti malas
kerja atau mendapatkan narkoba à bukan penyakit
• Factitious disorder
– Pura-pura sakit karena ingin mendapat perhatian atau
perawatan, bukan karena tujuan eksternal à penyakit
• Penyakit psikosomatik
– Penyakit-penyakit fisik yang memiliki aspek mental (co/
hipertensi dengan stres) à pasiennya beneran sakit
D. Hipokondriasis
25
Tn. Omega, 28 tahun, datang ke poliklinik RS dengan
keluhan takut, cemas, nafas sesak seperti kehabisan
oksigen. Jantung terasa berdebar debar dan berkeringat
dingin saat berada didalam lift. Pemeriksaan fisik dalam
batas normal. Apa diagnosis yang paling tepat pada
pasien ini?
A. Akhropobia
B. Klaustrophia
C. Gangguan fobik
D. Ganggyan panik
E. Gangguan ansietas
25. B. Klaustrofobia
• Keywords:
– Laki, 28 tahun
– Takut, cemas, nafas sesak, jantung berdebar dan
berkeringat dingin saat di dalam lift
– PF dalam batas normal
Diagnosis ?
Fobia
• Agorafobia
– Takut ditinggal sendirian di tempat umum
• Fobia sosial
– Takut bersosialisasi dengan orang yang belum
dikenal baik, takut situasi-situasi sosial
• Klaustrofobia
– Takut apabila berada dalam tempat yang sempit
B. Klaustrophobia
26
Nn. Carisa 31 tahun datang ke dokter dengan
keluhan mata merah sejak 3 hari lalu. Pada
pemeriksaan ditemukan sekret serosa, konjungtiva
kemerahan, dan gambaran dendritik pada kornea.
Apa penyebab keluhan pasien tersebut ?
A. Infeksi virus
B. Alergi
C. Paparan toksin
D. Infeksi chlamydia
E. Reaksi fliktenosa
26 A. Infeksi virus
Keywords:
• Keluhan mata merah sejak 3 hari lalu.
• Sekret serosa, konjungtiva kemerahan
• gambaran dendritik pada kornea.
Keratitis
Etiologi keratitis
ETIOLOGI KARAKTERISTIK TATALAKSANA
Keratitis bakterial Sekret purulen antibiotik topikal
Keratitis herpes simpleks Lesi dendritik antiviral topikal
Keratitis fungal Riwayat trauma dengan antifungal topikal
tumbuhan
Lesi satelit
Keratitis amuba Riwayat berenang dan amebisida
lensa kontak.
Terapi Keratitis
Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: a systematic approach 7th ed. USA: Elsevier. 2011
• Jadi, Penyebabnya adalah
A. Infeksi virus
27
Tn. Roy, 22 tahun datang dengan keluhan mata kanan
merah, nyeri, dan disertai pandangan buram. Riwayat
tertusuk benda tajam sejak 1 hari lalu. Pada pemeriksaan
mata kanan ditemukan injeksi silier, luka yang menggaung
pada kornea, dan visus 1/60.
Apa diagnosis yang tepat ?
A. Ulkus kornea perifer
B. Abses kornea
C. Ulkus kornea sentral
D. Ulkus ateromatosa
E. Descemetokel okuli
27 C. Ulkus kornea sentral
Keywords:
• Keluhan mata kanan merah, nyeri, dan disertai
pandangan buram.
• Riwayat tertusuk benda tajam sejak 1 hari lalu.
• Injeksi silier, luka yang menggaung pada
kornea, dan visus 1/60.
Types of cataracts
• A subcapsular cataract occurs at the back of the lens.
People with diabetes or those taking high doses of
steroid medications have a greater risk of developing a
subcapsular cataract.
• A nuclear cataract forms deep in the central zone
(nucleus) of the lens. Nuclear cataracts usually are
associated with aging.
• A cortical cataract is characterized by white, wedge-
like opacities that start in the periphery of the lens and
work their way to the center in a spoke-like fashion.
This type of cataract occurs in the lens cortex, which is
the part of the lens that surrounds the central nucleus.
SUMBER : ILMU PENYAKIT
Pilihan Lain MATA NANA WIJANA
E. Katarak subkapsula
posterior
29
Nn. Alisa, 20 tahun datang ke dokter dengan keluhan
mata kiri merah sejak 2 hari lalu.Pasien adalah seorang
wanita tuna susila. Pada pemeriksaan mata, ditemukan
injeksi konjungtiva (+), sekret mukopurulen, ditemukan
banyak folikel dan papil di konjungtiva tarsal.
Apa pemeriksaan penunjang yang tepat ?
A. pewarnaan HE
B. pewarnaan giemsa
C. pewarnaan KOH
D. pewarnaan metilen blue
E. pewarnaan tahan asam
29 B. pewarnaan giemsa
Keywords:
• Keluhan mata kiri merah sejak 2 hari
• Wanita tuna susila
• Injeksi konjungtiva (+), sekret mukopurulen,
• Banyak folikel dan papil di konjungtiva tarsal.
Virus Adenovirus Mata berair unilateral, merah, rasa Memburuk pada hari 3-5,
herpes tidak nyaman, fotofobia, edema sembuh sendiri dalam 7-14
simplex virus kelopak mata, limfadenopati hari
or varicella- preaurikular, konjungtivitis folikular, Air mata buatan: mencegah
zoster virus pseudomembran (+/-) kekeringan dan mengurangi
inflamasi
Antiviral àherpes simplex
virus atau varicella-zoster
virus
http://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/treatment.html
Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Jamur Candida spp. Jarang, biasanya pd pasien Antijamur topikal
can cause imunokompromais, pasien yg
conjunctivitis memakai kortikosteroid, pasien
Blastomyces yang mendapat terapi
dermatitidis antibiotik
Sporothrix
schenckii
Vernal Alergi Peradangan konjungtiva kronis, Hindari alergen
riwayat keluarga atopik, gatal, Antihistamin topikal,
fotofobia, sensasi benda asing, mast cell stabilizer
blefarospasme, cobblestone
pappilae.
http://reference.medscape.com/article/1203385-overview
• Jadi, penunjangnya adalah
B. pewarnaan giemsa
30
Tn. Sayful, 24 tahun datang dengan keluhan mata kanan
penglihatannya kabur. Apabila membaca terlalu lama, ia
menjadi pusing. Pada pemeriksaan ditemukan AVOD
6/60, AVOS 6/6. pada segmen anterior tampak tenang.
Apa pemeriksaan penunjang yang tepat disarankan ?
A. Funduskopi
B. Autorefraktometri
C. Tonometri
D. Pinhole
E. Gonioskopi
30 D. Pinhole
Keywords:
• Laki-laki 24 tahun
• Keluhan mata kanan penglihatannya kabur.
• AVOD 6/60, AVOS 6/6. pada segmen anterior tampak
tenang.
D. Pinhole
31
Anak Mariska, 5 tahun, dibawa ibunya ke dokter dengan
keluhan kelopak mata merah sejak 3 hari lalu. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan edema palpebra dengan
sisik-sisik kecil sepanjang margo palpebra bilateral disertai
krusta. Bulu mata sebagian rontok (+). Diagnosis yang
tepat adalah ?
A. Ektropion
B. Trikiasis
C. Blefaritis anterior
D. Blefaritis posterior
E. Herpes zoster oftalmika
31 C. Blefaritis anterior
Keywords:
• Keluhan kelopak mata merah sejak 3 hari lalu.
• Edema palpebra dengan sisik-sisik kecil
sepanjang margo palpebra bilateral disertai
krusta.
• Bulu mata sebagian rontok (+).
C. Blefaritis anterior
32
Tn. Sabeni, 60 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada
mata kanan.Pada pemeriksaan ditemukan visus OD 1/~ ,
injeksi konjungtiva dan injeksi silier (+), COA kesan dalam,
TIO 34 mmHg, kekeruhan lensa (+), lensa mengkerut dan
inti lensa berada di bawah. funduskopi sulit dinilai.
Diagnosis ?
A. Glaukoma fakomorfik
B. Glaukoma fakolitik
C. Glaukoma fakoanafilaktik
D. Glaukoma karena partikel lensa
E. Subluksasi lensa
32 B. Glaukoma fakolitik
Keywords:
• Keluhan nyeri pada mata kanan.
• Visus OD 1/~ , injeksi konjungtiva dan injeksi silier (+), COA
kesan dalam, TIO 34 mmHg
• Kekeruhan lensa (+), lensa mengkerut. funduskopi sulit
dinilai.
• INTI LENSA berada di bawah
B. Glaukoma fakolitik
33
Tn. Sabeni, 60 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada
mata kanan.Pada pemeriksaan ditemukan visus OD 1/~ ,
injeksi konjungtiva dan injeksi silier (+), COA kesan dalam,
TIO 34 mmHg, kekeruhan lensa (+), lensa mengkerut.
Funduskopi sulit dinilai. Apa tatalaksana definitif yang
tepat ?
A. Iridektomi
B. Trabekulektomi
C. Goniotomi
D. Ekstraksi katarak
E. Fotokoagulasi laser
33 D. Ekstraksi katarak
Keywords:
• Keluhan nyeri pada mata kanan.
• Pada pemeriksaan ditemukan visus OD 1/~ ,
injeksi konjungtiva dan injeksi silier (+), COA
kesan dalam, TIO 34 mmHg
• Kekeruhan lensa (+), lensa mengkerut.
funduskopi sulit dinilai.
D. Ekstraksi katarak
34
Anak Mirna, 2 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan
kedua mata belekan sejak 2 hari lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan kedua kelopak mata bengkak, dengan sekret
purulen menutupi mata. Pada pewarnaan gram
ditemukan gambaran diplokokus gram negatif.
Apa tatalaksana yang tepat ?
A. Kloramfenikol
B. Ampisilin
C. Metronidazol
D. Siprofloksasin
E. Tetrasiklin
34 E. Tetrasiklin
Keywords:
• Keluhan kedua mata belekan sejak 2 hari lalu.
• Kedua kelopak mata bengkak, dengan sekret purulen
menutupi mata.
• Pewarnaan gram ditemukan gambaran diplokokus
gram negatif.
• Profilaksis topikal:
- Perak nitrat
- Makrolid
- tetrasiklin
Topikal : eritromisin, tetrasiklin à
infeksi gonorea konjungtiva.
According to the 2012 Red Book, topical 0.5% erythromycin and 1% tetracycline are
considered equally effective for prophylaxis of ocular gonorrhea infection in
newborn infants. Each is available in single-dose tubes. Topical silver nitrate,
povidone-iodine, and erythromycin are all effective in the prevention of
nongonococcal nonchlamydial neonatal conjunctivitis. There is no agent that is
currently effective in preventing the transmission of C trachomatis from mother to
baby.[14] This is a change from the 2009 Red Book which stated that erythromycin or
silver nitrate could prevent vertical transmission. [8]
http://emedicine.medscape.com/article/1192190-
treatment#d12
• Jadi, tatalaksananya adalah
E. Tetrasiklin
35
Tn. Marjo, 27 tahun datang untuk melakukan
pemeriksaan buta warna. Visus ODS 6/6. Pada tes
ishihara, pasien dapat membaca lempeng angka 12,
tetapi selanjutnya tidak dapat membaca lempeng angka
lainnya.
Diagnosis yang tepat ?
A. Buta warna kuning-hijau
B. Buta warna merah-biru
C. Buta warna kuning-biru
D. Buta warna merah-hijau
E. Buta warna merah-kuning
35 D. Buta warna merah-hijau
Keywords:
• Tn. Marjo, 27 tahun datang untuk melakukan
pemeriksaan buta warna. Visus ODS 6/6. Pada tes
ishihara, pasien dapat membaca lempeng angka
12, tetapi selanjutnya tidak dapat membaca
lempeng angka lainnya.
Diagnosis yang tepat ? Buta warna total
Tidak ada jawaban, kemungkinan besar yang
dimaksud adalah buta warna paling sering à
buta warna merah hijau.
Tes Ishihara
• Lempeng pertama akan
terbaca 12 oleh orang
normal, buta warna
sebagian, maupun buta
warna total.
• Lempeng berikutnya
akan terbaca 8 oleh
orang normal, terbaca 3
oleh buta warna merah
hijau, tidak terbaca oleh
buta warna total.
• Jadi, diagnosisnya paling sering adalah
A. Peningkatan produksi
sorbitol
37
Tn. Miharja, 28 tahun datang dengan keluhan benjolan
pada kelopak mata kanan sejak 3 hari lalu. Benjolan
tersebut nyeri. Pada pemeriksaan ditemukan massa
noduler kemerahan di pinggir kelopak mata, lunak, dan
nyeri.
Apa penyebab paling sering keluhan tersebut ?
A. Stafilokokus aureus
B. Streptokokus pyogenes
C. Neiserria meningitidis
D. Neisseria gonorhea
E. Chlamydia tracomatis
37 A. Stafilokokus aureus
Keywords:
• Keluhan benjolan pada kelopak mata kanan sejak
3 hari lalu.
• Benjolan tersebut nyeri.
• Massa noduler kemerahan di pinggir kelopak
mata, lunak, dan nyeri.
http://emedicine.medscape.com/article/1213080-overview
Hordeolum interna vs Hordeolum
eksterna
• Jadi, penyebabnya adalah
A. Stafilokokus aureus
38
Ny. Minarti, 50 tahun, datang dengan keluhan mata kiri
merah sejak 5 hari lalu. Pemeriksaan ketajaman
penglihatan mata kiri hanya dapat menghitung jari pada
jarak 5 m. Pada pemeriksaan mata ditemukan injeksi
silier, bilik mata depan sedang, diameter pupil 2 mm.
Apa diagnosis yang tepat ?
A. Iritis akut
B. Glaukoma akut
C. Konjungtivitis akut
D. Glaukoma sudut terb
38 A. Iritis akut
Keywords:
• Keluhan mata kiri merah sejak 5 hari lalu.
• Visus berkurang
• Injeksi silier, bilik mata depan sedang,
diameter pupil 2 mm.
TATALAKSANA :
1) STEROID à UTAMA
2) SIKLOPLEGIK (ATROPIN) à MENCEGAH SINEKIA
Efek Tyndall
menunjukkan
ada atau Hipopion Sinekia
menetapnya
peradangan
dalam bola mata
• Jadi, diagnosisnya adalah
A. Iritis akut
39
Nn. Martina, 27 tahun datang dengan keluhan pilek
disertai ingus berbau sejak 3 hari lalu. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan demam (+), pipi kanan bengkak disertai
nyeri tekan. Caries dentis (+) pada gigi premolar kanan
atas.
Diagnosis yang tepat ?
A. Rhinosinusitis kronik
B. Rhinitis alergi
C. Sinusitis maksilaris akut dekstra
D. Rinitis vasomotor
E. Benda asing
39 C. Sinusitis maksilaris akut dekstra
Keywords:
• Nn. Martina, 27 tahun datang dengan keluhan
pilek disertai ingus berbau sejak 3 hari lalu. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan demam (+), pipi
kanan bengkak disertai nyeri tekan. Caries dentis
(+) pada gigi premolar kanan atas.
Keywords:
• Keluhan keluar cairan berbau busuk dari telinga kanan.
• Riwayat keluhan serupa sebelumnya (+).
• Pemeriksaan otoskopi ditemukan sekret jernih,
membran timpani hiperemis, perforasi di tengah (+).
• Terjadi sejak satu tahun lalu
Keywords:
• Keluhan nyeri pada telinga kanan memberat bila
membuka mulut.
• Riwayat membersihkan telinga dengan cotton bud.
• Furunkel berbatas tegas, membran timpani intak (+).
Rinne - + +
Prinsip
Membandingkan AC (air conduction) dan BC (bone conduction) di satu telinga
Cara
• Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tulang mastoid pasien
• Pasien diminta memberi sinyal apabila suara tidak lagi terdengar
• Ketika pasien memberi sinyal, garpu tala segera ditempatkan 1-2 cm di depan lubang telinga
• Pasien diminta memberitahu dokter apakah ia bisa mendengar suara garpu tala lagi
Hasil
Normal: AC lebih baik daripada BC; Rinne positif (suara masih terdengar ketika garpu tala
dipindahkan ke depan lubang telinga)
Konduktif: BC lebih baik daripada AC; Rinne negative
Sensorineural: positif; namun bisa negatif palsu pala tuli sensorineural ringan
Tes Weber
Prinsip
Membandingkan BC atara telinga kiri dan telinga kanan
Cara
Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tempat-tempat yang berjarak sama ke telinga kiri
ataupun telinga kanan, dan dilapisi kulit tipis yang berkontak dengan tulang di bawahnya, yaitu:
• Di tengah dahi
• Di atas kepala
Pasien kemudian diminta melaporkan di telinga mana suara terdengar lebih keras
Hasil
Terdengar sama keras di kedua telinga à normal atau tuli sensorineural bilateral atau tuli konduktif
bilateral
Lateralisasi ke kiri à tuli sensorineural telinga kanan (dengan atau tanpa tuli konduktif bilateral)
atau tuli konduktif telinga kiri (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Lateralisasi ke kanan à tuli sensorineural telinga kiri (dengan atau tanpa tuli konduktif bilateral)
atau tuli konduktif telinga kanan (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Tes Swabach
Prinsip
Membandingkan BC pasien dengan pemeriksa (asumsi BC pemeriksa normal)
Cara
• Pangkal garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan ke prosesus mastoid pasien
• Ketika pasien memberi sinyal bahwa suara tidak lagi terdengar, pangkal garpu tala segera
dipindahkan ke prosesus mastoid pemeriksa
• Pemeriksaan diulang dengan cara menempelkan garpu tala ke prosesus mastoid pemeriksa terlebih
dahulu, baru ke pasien
Hasil
Pada penempelan garpu tala ke pasien lalu ke pemeriksa:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa à tidak terdengar lagi à normal atau tuli konduktif
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa à masih terdengar à tuli sensorineural (BC memendek)
Pada penempelan garpu tala ke pemeriksa lalu ke pasien:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien à tidak terdengar lagi à normal atau tuli sensorineural
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien à masih terdengar à tuli konduktif (BC memanjang)
• Jadi, hasil yang diharapkan adalah
Keywords:
• Keluhan selalu bersin pada pagi hari.
• Hidung gatal, tersumbat, dan gatal.
• Konka pucat dengan sekret serosa.
C. Rinitis alergi
44
Tn. Sujatmiko 35 tahun datang ke dokter dengan keluhan nyeri
pada telinga kiri disertai gatal sejak 2 hari lalu. pasien memiliki
riwayat sering kemasukan air sabun saat mandi, sehingga
telinga sering dikorek-korek. Pada pemeriksaan otoskopi
ditemukan liang telinga edem, hiperemis, membran timpani
sulit dinilai. Nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik pinna (+).
Diagnosis yang tepat ?
A. Otitis media akut
B. Otitis media supuratif kronis
C. Otitis eksterna difus
D. Otitis eksterna sirkumskripta
E. Herpes otikus
44 C. Otitis eksterna difus
Keywords:
• Keluhan nyeri pada telinga kiri disertai gatal sejak
• Sering kemasukan air sabun saat mandi
• Liang telinga edem, hiperemis, membran timpani
sulit dinilai.
• Nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik pinna (+).
Keywords:
• Keluhan nyeri menelan sejak 2 hari lalu.
• Nyeri dirasakan menjalar hingga telinga.
• Plummy voice, ptialismus, tonsil hiperemis, dan
tonsil membesar T1-T1.
• Kripta tidak melebar
A. Tonsilitis akut
46
Tn. Mahmud, 30 tahun datang dengan keluhan keluar cairan
dari telinga kanan sejak 3 hari lalu. Keluhan disertai
pendengaran menurun.Pasien menderita influenza sejak 5
hari lalu. Pada pemeriksaan otoskopi ditemukan sekret
mukoid, perforasi membran timpani disertai pulsasi.
Apa hasil pemeriksaan yang diharapkan ?
A. Tes bisik telinga kanan tidak bisa mendengar bunyi desis
B. Batas atas telinga kanan menurun
C. Rinne telinga kanan negatif
D. Weber lateralisasi ke kiri
E. Schwabach telinga kanan memendek
46 C. Rinne telinga kanan negatif
Keywords:
• Keluhan keluar cairan dari telinga kanan disertai
pendengaran menurun
• Riwayat influenza sejak 5 hari lalu.
• Sekret mukoid, perforasi membran timpani
disertai pulsasi.
Rinne - + +
Prinsip
Membandingkan AC (air conduction) dan BC (bone conduction) di satu telinga
Cara
• Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tulang mastoid pasien
• Pasien diminta memberi sinyal apabila suara tidak lagi terdengar
• Ketika pasien memberi sinyal, garpu tala segera ditempatkan 1-2 cm di depan lubang telinga
• Pasien diminta memberitahu dokter apakah ia bisa mendengar suara garpu tala lagi
Hasil
Normal: AC lebih baik daripada BC; Rinne positif (suara masih terdengar ketika garpu tala
dipindahkan ke depan lubang telinga)
Konduktif: BC lebih baik daripada AC; Rinne negative
Sensorineural: positif; namun bisa negatif palsu pala tuli sensorineural ringan
Tes Weber
Prinsip
Membandingkan BC atara telinga kiri dan telinga kanan
Cara
Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tempat-tempat yang berjarak sama ke telinga kiri
ataupun telinga kanan, dan dilapisi kulit tipis yang berkontak dengan tulang di bawahnya, yaitu:
• Di tengah dahi
• Di atas kepala
Pasien kemudian diminta melaporkan di telinga mana suara terdengar lebih keras
Hasil
Terdengar sama keras di kedua telinga à normal atau tuli sensorineural bilateral atau tuli konduktif
bilateral
Lateralisasi ke kiri à tuli sensorineural telinga kanan (dengan atau tanpa tuli konduktif bilateral)
atau tuli konduktif telinga kiri (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Lateralisasi ke kanan à tuli sensorineural telinga kiri (dengan atau tanpa tuli konduktif bilateral)
atau tuli konduktif telinga kanan (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Tes Swabach
Prinsip
Membandingkan BC pasien dengan pemeriksa (asumsi BC pemeriksa normal)
Cara
• Pangkal garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan ke prosesus mastoid pasien
• Ketika pasien memberi sinyal bahwa suara tidak lagi terdengar, pangkal garpu tala segera
dipindahkan ke prosesus mastoid pemeriksa
• Pemeriksaan diulang dengan cara menempelkan garpu tala ke prosesus mastoid pemeriksa terlebih
dahulu, baru ke pasien
Hasil
Pada penempelan garpu tala ke pasien lalu ke pemeriksa:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa à tidak terdengar lagi à normal atau tuli konduktif
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa à masih terdengar à tuli sensorineural (BC memendek)
Pada penempelan garpu tala ke pemeriksa lalu ke pasien:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien à tidak terdengar lagi à normal atau tuli sensorineural
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien à masih terdengar à tuli konduktif (BC memanjang)
• Jadi, hasil yang diharapkan adalah
Keywords:
• Tn. Richard 22 tahun datang dengan keluhan
sakit menelan sejak 2 hari lalu disertai demam
dan kesulitan membuka mulut. pada
pemeriksaan ditemukan tonsil T2-T4, uvula
edema dan terdorong ke sisi kiri.
D. Aspirasi
48
Nn. Yani 25 tahun datang dengan keluhan hidung
tersumbat di sebelah kanan disertai keluar ingus jernih.
Pasien juga mengeluh berkurang rasa penciuman. Dari
rinoskopi anterior tampak massa putih pucat tidak mudah
berdarah.
Apa tatalaksana yang tepat pada kasus ini ?
A. Konkotomi
B. Septoplasti
C. Reseksi mukosa
D. Polipektomi
E. Imunoterapi
48 D. Polipektomi
Keywords:
• Hidung tersumbat di sebelah kanan disertai
keluar ingus jernih.
• Pasien juga mengeluh berkurang rasa penciuman.
• Dari rinoskopi anterior tampak massa putih pucat
tidak mudah berdarah.
D. Polipektomi
49
Tn. Polo 45 tahun datang dengan keluhan perdarahan dari
hidung sejak 1 jam lalu.Pada pemeriksaan rinoskopi
ditemukan darah dan clot pada lubang hidung kiri dan
kanan. Pada tenggorokan ditemukan darah mengalir pada
dinding posterior faring.
Apa penyebab paling mungkin epistaksis pada pasien ini ?
A. Tumor
B. Trauma
C. Hipertensi
D. Infeksi
E. Kelainan kongenital
49 C. Hipertensi
Keywords:
• Keluhan perdarahan dari hidung sejak 1 jam
lalu.
• Darah dan clot pada lubang hidung kiri dan
kanan.
• Darah mengalir pada dinding posterior faring.
Tampon belloq
2-3 hari à jangan terlalu lama, risiko atrofi
mukosa
• Jadi, penyebab paling mungkin adalah
C. Hipertensi
50
Tn. Rojali 45 tahun datang dengan keluhan hidung
tersumbat dan berair sejak 3 tahun ini. Pasien
mengonsumi obat reserpin dan metildopa. Pada
pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan mukosa
edematosa.
Apa tatalaksana yang tepat ?
A. Antihistamin dan nasal dekongestan
B. Konkoplasti dan steroid
C. Septoplasti dan antibiotik
D. Antibiotik dan steroid
E. Steroid dan analgetika
50 A. Antihistamin dan nasal
dekongestan
Keywords:
• Keluhan hidung tersumbat dan berair sejak 3
tahun ini.
• Pasien mengonsumi obat reserpin dan metildopa.
• Pada pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan
mukosa edematosa.
Sumber : Medscape
Pilihan lainnya
• A. Ukuran diameter abses < 5 cm
• C. Usia diatas 40 tahun à di atas 55 tahun
menjadi pertimbangan aspirasi
• D. Ukuran diameter abses > 3 cm
• E. Setelah diberikan terapi empirik selama 3
hari namun tidak ada perbaikan à 5-7 hari
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Ukuran diameter abses > 5 cm
52
Anak Raffa, berusia 6 tahun, dibawa ibunya ke UGD dengan
keluhan sesak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak
tampak sesak, laju napas 40x/menit, napas cuping hidung (-),
retraksi suprasternal (+), retraksi interkostal (+) dan mengi
diseluruh lapang paru. Setelah dilakukan nebulisasi sebanyak
2 kali, pasien merasa sesak sudah lebih baik, laju napas
32x/menit namun mengi masih terdengar. Tindakan yang
paling tepat untuk dilakukan selanjutnya adalah...
A. Nebulisasi sekali lagi ditambah antikolinergik
B. Ruang rawat inap
C. Kortikosteroid sistemik
D. Aminofilin
E. Ruang rawat sehari
52. E. Ruang rawat sehari
Keyword :
• Anak , keluhan sesak.
• PF : sesak, laju napas 40x/menit, napas cuping
hidung (-), retraksi suprasternal (+), retraksi
interkostal (+) dan mengi diseluruh lapang paru.
• Sudah di nebulisasi 2 kali, merasa sesak sudah
lebih baik, laju napas 32x/menit namun mengi
masih terdengar.
Tindakan yang paling tepat untuk dilakukan
selanjutnya adalah?
• Sebenarnya yang paling tepat sesuai algoritma
tersebut adalah berikan oksigen dan nilai
ulang derajat asma
• Namun dengan keterangan bahwa respon
pasien masih parsial (terdapat mengi) maka
dapat dianggap pasien masih mengalami
serangan dan butuh ruang rawat sehari
• Keyword :
• sakit kepala yang menjalar ke tengkuk dan
punggung.
• batuk lama kurang lebih 1 bulan + keringat
malam dan penurunan berat badan.
• PF : kesadaran apatis, kaku kuduk (+) , tidak
ditemukan lateralisasi maupun hemiparesis.
Diagnosis yang tepat untuk kasus di atas
adalah?
Gejala klinis meningitis tuberkulosa dapat dibagi dalam 3 stadium :
Stadium II : Intermediate
• Gejala menjadi lebih jelas
• Mengantuk, kejang,
• Defisit neurologik fokal : hemiparesis, paresis saraf kranial(terutama
N.III dan N.VII, gerakan involunter
• Hidrosefalus, papil edema
Keywords :
• Pasien laki-laki, 45 tahun , sesak napas
• Sesak napas sudah 6 bulan
• seorang perokok berat
• PF : laju napas 30 x/menit, pasien tampak kurus, kulit
kemerahan dan bernapas dengan pursed lip breathing.
Pada pemeriksaan toraks, ditemukan barrel chest (+).
• Dari foto thoraks didapatkan gambaran jantung
pendulum, hiperinflasi paru dan penurunan corakan
bronkovaskular.
Gambaran khas yang ditemui pada pasien ini adalah..
Sumber : konsensus PPOK
Sumber : Medscape
Pilihan lainnya
• A. Blue bloater à bronkitis kronik, tidak ada
barrel chest
• C. Clubbing finger
• D. Silent chest
• E. Stocky Build à blue bloater
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Pink puffer
55
Anak Lulu, berusia 4 tahun datang dengan keluhan sesak sejak
2 hari lalu. Sebelumnya pasien mengalami demam dan batuk
berdahak sejak 5 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak
tampak letargis, suhu 39 C, laju napas 52 x/menit dan nadi
120 x/menit. Terdapat napas cuping hidung , retraksi
interkostal dan suprasternal. Tatalaksana awal yang tepat
adalah..
A. Rawat inap + antibiotic kombinasi ampisilin-kloramfenikol
B. Rawat inap + antibiotic ampisilin
C. Rawat inap + antibiotic kloramfenikol
D. Rawat inap + antibiotic ceftriaxone
E. Rawat inap + antibiotic kombinasi ampisilin-gentamisin
55. B. Rawat inap + antibiotic
ampisilin
• Keywords :
- Anak Lulu, 4 tahun, sesak sejak 2 hari lalu.
- demam dan batuk berdahak sejak 5 hari.
- PF : anak tampak letargis, suhu 39 C, laju
napas 52 x/menit dan nadi 120 x/menit.
Terdapat napas cuping hidung , retraksi
interkostal dan suprasternal.
Tatalaksana awal yang tepat adalah..
• Sumber : PPM IDAI
Kriteria rawat inap
Bayi :
• Sianosis, sat O2 < 92%
• Frekuensi napas > 60 x/menit
• Distres napas, grunting, apneu intermiten
• Tidak mau menetek/minum
• Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Anak
• Sianosis, sat O2 < 92%
• Frek napas > 50 x/menit
• Distress napas
• Grunting
• Ada tanda dehidrasi
• Keluarga tidak bisa merawat dirumah
Keywords :
• Ny. Anita, 43 tahun
• keluhan mata kuning dan badan kuning sejak 3
bulan lalu.
• nyeri perut kanan atas semakin bertambah saat
makan makanan berlemak.
• Bilirubin total : 8 mg/dl, Bilirubin direk : 7 mg/dl ,
Bilirubin indirek : 1 mg/dl , Gamma GT : 200 U/L,
ALP : 400 U/L. Patofisiologi ikterik yang terjadi
pada pasien adalah...
• SGOT ; SGPT à penanda kerusakan parenkim
hati
• ALP ; Gamma GT à penanda obstruksi saluran
bilier
• Dengan demikian jawabannya adalah
• A. Obstruksi
57
Tn. Yunus, berusia 45 tahun datang dengan keluhan sesak
napas dan batuk persisten sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan penurunan nafsu makan, penurunan berat
badan dan badan lemas. Pasien merupakan pekerja konstruksi
bangunan selama 20 tahun dan jarang menggunakan masker
saat bekerja. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien
didiagnosis mesotelioma. Paparan zat apa yang menjadi faktor
risiko keadaan tersebut?
A. Asbes
B. Silika
C. Karbon
D. Berilium
E. Timbal
57. A. Asbes
Keywords :
• Tn. Yunus, 45 tahun
• sesak napas dan batuk persisten sejak 3 bulan yang lalu
• penurunan nafsu makan, penurunan berat badan dan
badan lemas
• pekerja konstruksi bangunan selama 20 tahun dan
jarang menggunakan masker saat bekerja.
• pasien didiagnosis mesotelioma.
Paparan zat apa yang menjadi faktor risiko keadaan
tersebut?
Asbestosis
• Penyakit paru kronik akibat terpapar dan inhalasi asbes
• Asbes adalah golongan mineral dari microscopic fiber yang
biasa digunakan dalam konstruksi bangunan
• Gejala : sesak, batuk persisten, mengi, fatigue, nyeri dada,
bila parah dapat menimbulkan clubbing finger
• Tatalaksana : no definitve cure, irreversible damage to lung
• Berhenti merokok dapat memperlambat progresivitas
penyakit, terapi oksigen meningkatkan kualitas hidup
• Asbestosis berkorelasi erat dengan mesotelioma
Sumber :
http://www.nhs.uk/conditions/Asbestosis/Pages/Introducti
on.aspx
Pilihan lainnya
• B. Silikosis à terpapar debu silica, membuat fibrosis
paru, kanker, pekerjaan berisiko : pekerja tambang,
pabrik gelas, stone cutting, construction
• C. Coal worker’s pneumoconiosis à akumulasi coal
dust di paru, umumnya inhalasi karbon, disebut juga
anthracosis/black lung, pekerja berisiko : penambang
• D. Berylliosis à inhalasi berilium, akibat : acute
chemical pneumonitis dan granulomatous lung
disease, pekerjaan berisiko : aerospace, electronic,
fiber optic, mining, nuclear reactors, scrap metalwork,
manufacture of mirror, microwave
Dengan demikian jawabannya adalah
A.Asbes
58
Tn. Yudi , berusia 65 tahun , datang dengan keluhan terdapat benjolan
pada lipat paha kanan yang menetap sejak 6 bulan lalu. Pasien
mengatakan terkadang benjolan terasa nyeri namun kemudian nyeri
hilang dengan sendirinya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
120/80 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 37 C dan laju napas 16 x/menit.
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan benjolan pada lipat paha
kanan, transiluminasi (-), bising usus (+). Diagnosis pada pasien adalah?
A. Hernia inguinalis medial dextra reponibilis
B. Hernia inguinalis medial dextra ireponibilis
C. Hernia strangulata
D. Hernia inkarserata
E. Hernia inguinalis lateral dextra ireponibilis
58. B. Hernia inguinalis medial dextra
ireponibilis
Keywords :
• Tn. Yudi , berusia 65 tahun
• benjolan pada lipat paha kanan yang menetap
sejak 6 bulan lalu.
• PF : tanda vital stabil
• benjolan pada lipat paha kanan, transiluminasi
(-), bising usus (+).
Diagnosis pada pasien adalah?
Hernia – Klasifikasi Lokasi
TIPE HERNIA MENURUT LOKASI
Hernia inguinal
Hernia femoralis
masuk melalui kanalis femoralis (di bawah kanalis inguinalis)
Hernia – Klasifikasi Kondisi
TIPE HERNIA MENURUT KONDISI
• Keywords :
• Anak 6 bulan
• sesak dan batuk berdahak
• demam dan pilek
• PF : RR 120x/menit, suhu 38,6 C, didapatkan
ronki kering pada kedua lapang paru dan sedikit
wheezing.
• foto thorax : hiperlusen pada kedua paru dengan
diagfragma mendatar.
Diagnosa apa yang paling tepat?
Bronkiolitis
• Infeksi bronkioli pada bayi < 2 tahun oleh virus
paling sering RSV
• Gejala dan tanda :
– Demam, rinorea
– Poor feeding
– Batuk, takipneu, sesak napas
– Retraksi subcosta, interkosta
– Bentuk dada tampak hiperinflasi àkhas,
membedakan dengan pneumonia
Keywords :
• Perempuan, 65 tahun
• nyeri saat buang air besar sejak 6 bulan
• BAB disertai darah, lender serta konsistensi keras bulat-
bulat kecil.
• lemas dan badan semakin kurus.
• RT : massa padat berdungkul di rektum à massa
berbenjol-benjol/nodul
nyeri tekan positif, dan pada sarung tangan didapatkan
darah serta feses dengan konsistensi agak keras.
Diagnosis yang paling mungkin adalah....
Rectal cancer
• Rectal cancer is a disease in which cancer cells
form in the tissues of the rectum;
• colorectal cancer occurs in the colon or
rectum.
• Adenocarcinomas comprise the vast majority
(98%) of colon and rectal cancers; more rare
rectal cancers include lymphoma (1.3%),
carcinoid (0.4%), and sarcoma (0.3%).
Pilihan lainnya
• A. Hemorhoid Interna à massa dari plexus
hemoroidalis superior, bisa keluar masuk
tergantung derajat, bab berdarah, tidak ada
penurunan berat badan yang berarti(tanda
keganasan negatif)
• B. Kolitis à BAB berdarah, tidak ada massa,
radang kolon (kolitis ulseratif, chrohn)
• C. Polip rekti à ada massa bertangkai di rektum ,
BAB bisa berdarah
• D. Divertikel rekti à kelemahan dinding usus
membentuk kantung, biasanya asimtomatik
Dengan demikian jawabannya adalah
E. Karsinoma rekti
64
Seorang pasien perempuan usia 38 tahun datang dengan
keluhan mual, muntah, serta mata terlihat kuning. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan sclera ikterik, nyeri
epigastrium, dan tidak ada hepatosplenomegali.Pasien
sedang minum OAT minggu kedua. Bagaimana
tatalaksana yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Lanjutkan OAT ditambah hepatoprotektor
B. Lanjutkan OAT ditambah antasida
C. Lanjutkan OAT
D. Hentikan OAT sementara
E. Hentikan OAT dan beralih ke regimen OAT lini kedua
64. D. Hentikan OAT sementara
Keywords :
• Perempuan, 38 tahun
• mual, muntah, serta mata terlihat kuning
• PF: sclera ikterik, nyeri epigastrium, dan tidak
ada hepatosplenomegali.
• sedang minum OAT minggu kedua
Bagaimana tatalaksana yang tepat untuk pasien
tersebut?
Hepatitis imbas OAT
• Adalah kelainan fungsi hati akibat penggunaan obat-obat hepatotoksik (drug induced
hepatitis) -
• Penatalaksanaan
Bila klinis (+) (Ikterik [+], gejala mual, muntah [+]) à OAT Stop
Bila gejala (+) dan SGOT, SGPT > 3 kali à OAT stop
Bila gejala klinis (-), Laboratorium terdapat kelainan:
Bilirubin > 2 à OAT Stop
SGOT, SGPT > 5 kali à OAT stop
SGOT, SGPT > 3 kali à teruskan pengobatan, dengan pengawasan
Paduan OAT yang dianjurkan :
-Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ)
-Setelah itu, monitor klinis dan laboratorium. Bila klinis dan laboratorium kembali normal
(bilirubin, SGOT, SGPT), maka tambahkan H (INH) desensitisasi sampai dengan dosis penuh
(300 mg). Selama itu perhatikan klinis dan periksa laboratorium saat INH dosis penuh , bila
klinis dan laboratorium kembali normal, tambahkan rifampisin, desensitisasi sampai dengan
dosis penuh (sesuai berat badan). Sehingga paduan obat menjadi RHES
-Pirazinamid tidak boleh diberikan lagi
SUMBER : KONSENSUS TB, pdpi, 2006
Dengan demikian jawabannya adalah
D. Hentikan OAT sementara
65
Seorang pria, 25 tahun datang dengan keluhan keluar
darah dan buih dari mulut. Sebelumnya riwayat terbentur
stang motor pada bagian dada. Tanda vital dalam batas
normal. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan gerakan
dinding dada yang tertinggal, tidak ditemukan krepitasi.
Terdapat luka memar pada bagian dada. Perkusi redup
pada bagian luka memar. Diagnosis yang mungkin?
A. Fraktur kosta
B. Kontusuio muskularis
C. Kontusio paru
D. Pneumotorax Ventile
E. Tension pneumotorax
65. C. Kontusio paru
Keywords :
• pria, 25 tahun, keluar darah dan buih dari mulut
• terbentur stang motor pada bagian dada
• PF : tanda vital normal, tidak ditemukan gerakan
dinding dada yang tertinggal, tidak ditemukan
krepitasi.
• Terdapat luka memar pada bagian dada. Perkusi
redup pada bagian luka memar.
• Diagnosis yang mungkin?
Kontusio paru
• memar atau peradangan pada paru yang dapat terjadi pada cedera tumpul dada
akibat kecelakaan kendaraan atau tertimpa benda berat
Keywords :
• Ny. Susi, 40 tahun
• sakit perut kanan atas yang menjalar ke bahu
• Sakit dirasakan terutama setelah memakan
jeroan.
• Tinggi badan : 160 cm dan berat badan : 57 kg.
• Kemungkinan diagnosis à kolelitiasis
• Pemeriksaan penunjang yang paling tepat
untuk menunjang diagnosis adalah?
Pemeriksaan penunjang Kolelitiasis
• USG adalah prosedur pilihan dalam
mengidentifikasi batu empedu, dapat
mengidentifikasi batu sekecil 2 mm dengan
sensitivitas 95%; non invasif, cepat, bedside,
tdk melibatkan radiasi ion
• CT à 74-79%, bukan alat screening untuk
kolelitiasis uncomplicated
• Sumber : Medscape
Pilihan lainnya
• A. BNO à ileus obstruksi
• C. Amylase lipase à pankreatitis
• D. CT-scan abdomen à
• E. MRI à terkait syaraf
Dengan demikian jawabannya adalah
B. USG Abdomen
68
Tn. Didit, berusia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan
muntah darah sebanyak setengah gelas sejak 2 jam sebelum
masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda
vital TD 120/80 mmHg, Nadi : 82 x/menit, RR: 18 x/menit,
suhu : 37.6. Pada pemeriksaan fisis didapatkan sklera
subikterik, ginekomastia, spider nevi, lien scf. 2, shifting
dullness (+). Penyebab kasus diatas adalah..
A. Gastritis kronik
B. Pecahnya varises esofagus
C. Ulkus peptikum
D. Perdarahan hepar
E. Gastritis akut
68. B. Pecahnya varises esofagus
Keywords :
• muntah darah
• PF : TD 120/80 mmHg, Nadi : 82 x/menit, RR:
18 x/menit, suhu : 37.6
• sklera subikterik, ginekomastia, spider nevi,
lien scf. 2, shifting dullness (+)
Penyebab kasus diatas adalah..
Sirosis Hepatis
• Fibrosis dan nodul regeneratif hepar
• Tanda: hipertensi portal, ensefalopati hepatiku,
dan perdarahan varises
• Penyebab:
– Alkohol
– Obat-obatan (seperti asetaminofen)
– Hepatitis kronis (B, C)
– Penyakit hepar lain( Wilson, amiloidosis)
– Penyakit sistemik lain (gagal jantung kongesntif,
tromobsis vena hepatik, dan lain-lain)
http://discourse.apn.af/wp-content/uploads/2012/10/portal.gif
Pecah Varises Esofagus
• Pemeriksaan terbaik: endoskopi
(esofagoduodenoskopi)
• Penatalaksanaan:
– Jika hemodinamik tidak stabil: resusitasi cairan,
transfusi darah, antibiotik, lindungi jalan napas,
pemberian octreotide atau somatostatin
• Ligasi secara endoskopi
• Profilaksis: propanolol (untuk menjaga HR
<55x/menit), tatalaksana sirosis hepatis dengan
adekuat
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Pecahnya varises esofagus
69
Anak Yuri, berusia 4 bulan, dibawa ibunya dengan
keluhan batuk kering sejak 2 minggu lalu yang tak
kunjung membaik. Batuk dirasakan terus menerus tiada
henti sampai terasa anak seperti tercekik dan setelah
batuk anak seperti ingin muntah. Tatalaksana
farmakologi yang tepat untuk kasus di atas adalah?
A. Penisilin Prokain + ADS
B. Eritromisin
C. Ampisilin + gentamisin
D. Ceftriaxone
E. 2RHZ/4RH
69. B. Eritromisin
Keywords :
• Anak Yuri, berusia 4 bulan,
• batuk kering sejak 2 minggu lalu yang tak
kunjung membaik
• Batuk terus menerus tiada henti, terasa anak
seperti tercekik, setelah batuk seperti ingin
muntah à whooping cough
Tatalaksana farmakologi yang tepat untuk
kasus di atas adalah?
Pertusis
• Etiologi: Bordetella pertusis
http://www.cdc.gov/pertussis/images/pertussis-timeline.jpg
• Diagnosis: klinis!
• Penunjang
• Tatalaksana – Perawatan penunjang
• Hindarkan sejauh mungkin segala
– Antibiotik: eritromisin oral (12.5
tindakan yang dapat merangsang
mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) terjadinya batuk
selama 10 hari atau jenis • Jangan memberi penekan batuk,
makrolid lainnya. obat sedatif, mukolitik atau
antihistamin.
– Oksigen: bila pernah terjadi
• Obat antitusif dapat diberikan bila
sianosis atau berhenti napas atau batuk amat sangat mengganggu.
batuk paroksismal berat. • Jika anak demam (≥ 39º C) yang
– Tatalaksana jalan napas: Selama dianggap dapat menyebabkan
distres, berikan parasetamol.
batuk paroksismal, letakkan anak
• Beri ASI atau cairan per oral. Jika
dengan posisi kepala lebih anak tidak bisa minum, pasang pipa
rendah dalam posisi telungkup, nasogastrik dan berikan makanan
atau miring, untuk mencegah cair porsi kecil tetapi sering untuk
memenuhi kebutuhan harian anak.
aspirasi muntahan dan
membantu pengeluaran sekret.
http://www.ichrc.org/47-pertusis
Pilihan lainnya
• A. Penisilin Prokain + ADS à difteri
• C. Ampisilin + gentamisin à pneumonia rawat
inap, sepsis
• D. Ceftriaxone
• E. 2RHZ/4RH à TB anak
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Eritromisin
70
Ny. Alin, berusia 30 tahun, datang dengan keluhan perut
terasa sakit sejak 1 hari. Keluhan disertai tidak bisa bab
dan tidak bisa flatus. Pada pemeriksaan fisik didapatkann
darm contour (+),darm steifung (+), serta metalik sound
(+). Diagnosis yang paling mungkin adalah?
A. Ileus paralisis
B. Ileus obstruktif
C. Peritonitis
D. Perforasi usus
E. Massa
70. B. Ileus Obstruktif
Keywords :
• perut terasa sakit sejak 1 hari
• tidak bisa bab dan tidak bisa flatus
• PF : darm contour (+),darm steifung (+), serta
metalik sound (+)
Diagnosis yang paling mungkin adalah?
Ileus obstruksi Ileus paralitik
Tidak bisa BAB, kembung, Tidak bisa BAB, kembung, nyeri
muntah, nyeri perut perut (-)
Bising usus meningkat, dapat Bising usus menghilang
menghilang jika sudah lama
Dilatasi usus proksimal saja, distal Dilatasi usus proksimal – distal
cenderung tidak ada udara
Gambaran foto khas: step ladder,
herring bone
Dekompresi dengan NGT, Atasi penyebabnya, misal
laparotomi imbalans elektrolit (hipokalemia)
Pilihan lainnya
• A. Ileus paralisis à bising usus turun
• C. Peritonitis à defans muskular +
• D. Perforasi usus à udara di subdiafragma
• E. Massa
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Ileus obstruktif
71
Perempuan 40 tahun datang dengan keluhan nyeri perut
kanan atas. Pasien juga mengatakan ada demam, mual
dan muntah. Pada pemeriksaan murphy sign (+). Pada
pemeriksaan penunjang ditemukan dinding kantung
empedu 8 cm dan tebalnya 10 mm serta terdapat
gambaran hiperechoic acoustic shadow. Apakah diagnosis
pada pasien ini?
A. Perforasi gaster
B. Apendisitis
C. Hepatitis
D. Kolesistitis
E. Kolelitiasis
71. D. Kolesistitis
Keywords :
• Perempuan, nyeri perut kanan atas
• demam, mual dan muntah
• murphy sign (+)
• PP : dinding kantung empedu 8 cm dan tebal
10 mm serta terdapat gambaran hiperechoic
acoustic shadow.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
kolesistitis
• Radang kandung empedu disertai keluhan
nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan
demam
• Penyebab timbulnya : iskemia dinding
empedu, stasis cairan empedu, infeksi kuman
• Penyebab utama : batu kandung empedu
(90%) à stasis
• Pemeriksaan penunjang à USG
USG Kolesistitis
Terdapat 5 kelainan patologis mayor yang dapat
ditemukan pada hasil USG kolesistitis akut
1. Batu empedu/sludge à hyperechoic acoustic shadow
2. Sonographic murphy sign à maksimal tenderness
teridentifikasi di right upper quadrant sementara
kandung empedu terlihat di monitor
3. Penebalan dinding kandung empedu > 4 mm
4. Cairan perikolesistik (pericholecystic fluid)
5. Pelebaran duktus biliaris komunis > 4 mm
Keywords :
• Laki-laki 35 tahun
• ujung-ujung jari kaki dan tangannya kebas.
• sedang pengobatan TB.
Vitamin apakah yang tepat untuk mengurangi
keluhan pasien tersebut?
Sianokobalamin / B12
Pilihan lainnya
• A. Niasin à B3, cegah pellagra
• B. Riboflavin à B2
• C. Pantotenat à B5
• D. Asam folat à B9, anemia megaloblastik
Dengan demikian jawabannya adalah
E. Sianokobalamin
74
Bayi Tita, berusia 1 hari, dibawa ke puskesmas
dikarenakan terdapat massa usus yang keluar dari defek
abdomen, berwarna kemerahan dengan selaput dan
tanpa jaringan otot. Bayi dilahirkan dengan bantuan
paraji. Dokter berencana ingin merujuk ke Rumah Sakit.
Apa tindakan yang paling tepat untuk dilakukan sebelum
merujuk?
A. Hecting abdomen
B. Tutup dengan urine bag
C. Pemasangan infus, tutup kassa NaCl dan plastic wrap
D. Tutup kassa NaCl
E. Pemasangan infuse dan tutup kassa kering
74. C. Pemasangan infus, tutup kassa
NaCl dan plastic wrap
Keywords :
• Bayi
• massa usus, berwarna kemerahan dengan
selaput dan tanpa jaringan otot.
Apa tindakan yang paling tepat untuk dilakukan
sebelum merujuk?
omphalocele
• Tatalaksana awal :
- cegah dehidrasi
- cegah hipotermia :
tutup kasa NaCl dan
plastic wrap
- cegah infeksi
- rujuk
Sumber : medscape
• Manajemen awal dilakukan sesuai prinsip ABC. Dekompresi lambung
penting dilakukan untuk mencegah distensi traktus gastrointestinal serta
aspirasi. Setelah resusitasi berhasil dan pasien stabil, dilakukan evaluasi
defek abdomen. Terdapat perbedaan dalam manajemen antara kasus
gastroskisis dengan omfalokel.
• Diperlukan perhatian khusus pada pasien dengan gastroskisis untuk
mencegah kehilangan panas dan evaporasi dari visera yang terekspos
dengan kontrol suhu lingkungan dan pemasangan bag menutupi defek.
• Pada omfalokel membran penutup visera perlu dijaga agar tetap intak dan
lembab. Stabilisasi kantong untuk mencegah trauma. Bila kantong
omfalokel ruptur, visera yang terpapar ditangani seperti gastroskisis. Jika
kondisi pasien dengan omfalokel stabil, perlu dilakukan evaluasi terhadap
kemungkinan kelainan penyerta
Dengan demikian jawabannya adalah
C. Pemasangan infus, tutup kassa NaCl dan
plastic wrap
75
Anak lnem berusia 3 tahun datang dengan keluhan diare
cair sejak 2 hari lalu disertai mual dan muntah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan anak dehidrasi ringan
sedang.Pemeriksaan feses tidak ditemukan leukosit dan
eritrosit. Apakah penyebab diare yang paling mungkin
pada anak?
A. Cardiovirus
B. Rinovirus
C. Rotavirus
D. Obtavirus
E. Ciltovirus
75. C. Rotavirus
Keywords :
• Anak, diare cair + mual dan muntah.
• dehidrasi ringan sedang
• Feses : tidak ada leukosit dan eritrosit
Apakah penyebab diare yang paling mungkin
pada anak?
Etiologi diare
Pilihan lainnya
• A. Cardiovirus à myokarditis pada tikus
• B. Rinovirus à common cold, URTI (upper
resp tract infection)
• D. Obtavirus
• E. Coltivirus à colorado thick fever
Dengan demikian jawabannya adalah
C. Rotavirus
76
Tn. Fruit 45 tahun datang dengan keluhan berdebar-debar
sejak 3 jam yang lalu. Keluhan dikatakan telah sering terjadi
berulang-ulang dalam 1 tahun terakhir. Pasien memiliki
riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi teraba 150
x/menit, reguler, nafas 20 x/menit, suhu 370C. Hasil
pemeriksaan EKG menunjukkan hasil sebagai berikut:
Apa diagnosis kasus di atas?
A. Supraventrikular takikardia
B. Atrial fibrilasi
C. Atrial flutter
D. Ventrikular fibrilasi
E. Ventrikular takikardia
76. C. Atrial Flutter
Keywords:
• Tn. Fruit 45 tahun
• Berdebar-debar 3 jam yang lalu, berulang-ulang 1
tahun terakhir.
• Riwayat hipertensi tidak terkontrol
• PF tekanan darah 150/90, nadi 150 reguler
• Gambaran EKG à Atrial flutter
Pathophysiology of
heart disease Lilly
• Keywords gagal jantung à DOE, PND, OP
• Pasien mengalami gagal jantung kongestif, namun
saat ini pasien sedang sesak nafas à sedang
dalam keadaan akut
• CHF dalam fase akut à ADHF (acute
decompensated heart failure)
• Dalam kasus ini, ADHF menyebabkan edema paru
akut
• Tatalaksana à LMNOP (lasix [furosemide],
morfin, nitrat, oksigen, posisi)
Batwing appearance
Jadi jawabannya adalah
A. Furosemide
81
Tn. Core 42 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri
sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dirasakan tumpul dan
menjalar ke lengan kiri. Pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu
36.80C, nafas 21 x/menit. Hasil pemeriksaan EKG
ditemukan adanya ST elevasi di lead V3-V6, I dan aVL. Apa
diagnosis pasien ini?
A. STEMI anterior
B. STEMI septal
C. STEMI lateral
D. STEMI anterolateral
E. STEMI anterior ekstensif
81. D. STEMI anterolateral
Keywords:
• Tn. Core 42 tahun datang dengan nyeri dada
kiri 2 jam lalu, tumpul dan menjalar ke lengan
kiri
• PF à hipertensi
• EKG à ST elevasi di lead V3-V6, I, aVL
http://lifeinthefastlane.com/ecg-library
Jadi jawabannya adalah
D. STEMI anterolateral
82
Tn. Budi 25 tahun datang dengan keluhan batuk dan sesak nafas
memberat sejak 2 jam yang lalu. Keluhan sebenarnya telah dirasakan
sejak 2 minggu terakhir. Batuk selama ini berdahak berwarna kuning
kehijauan. Beberapa saat setelah pasien masuk IGD, tiba-tiba pasien
mengalami penurunan kesadaran. Hasil pemeriksaan tekanan darah
60/40 mmHg, nadi 110 x/menit, teraba lemah, suhu 39.20C, nafas 28
x/menit. Auskultasi terdengar ronki basah kasar di seluruh lapang paru.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis hingga 29.000. Apa
tatalaksana yang tepat pada pasien ini?
A. Rehidrasi cairan
B. Rehidrasi cairan + dopamin
C. Rehidrasi cairan + dopamin + norepinefrin
D. Rehidrasi cairan + antibiotik + dopamin
E. Rehidrasi cairan + antibiotik + norepinefrin
82. E. Rehidrasi cairan + antibiotik +
norepinefrin
Keywords:
• Tn. Budi 25 tahun batuk dan sesak memberat sejak 2 jam
lalu
• Batuk sejak 2 minggu, berdahak kuning kehijauan à infeksi
• Pasien lalu penurunan kesadaran
• PF à TD 60/40 mmHg, nadi 110, suhu 39.2, nafas 28,
auskultasi ronki basah kasar di seluruh lapang paru à
pasien demam dan syok à syok septik
• Lab à leukosit 29000
http://intranet.tdmu.edu.ua/
Tatalaksana
Jenis Syok Tatalaksana
Hipovolemik Resusitasi cairan
(termasuk Kristaloid (NaCl/RL) 20 ml/kgBB
hemoragik) bolus cepat
Septik Resusitasi cairan
Vasokonstriktor (norepinefrin)
Antibiotik spektrum luas
Kardiogenik Obat inotropik (seperti
dopamin, dobutamin)
Anafilaktik Resusitasi cairan
Epinefrin
Kortikosteroid
Jadi jawabannya adalah
E. Rehidrasi cairan + antibiotik +
norepinefrin
83
An. Rekat 10 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1
jam yang lalu. Sesak dirasakan mendadak tanpa disertai
dengan batuk. Saat anamnesis ditemukan bahwa pasien
memiliki riwayat sakit tenggorokan 3 minggu lalu disertai nyeri
sendi berpindah, tetapi sembuh sendiri. Pada pemeriksaan
ditemukan adanya murmur sistolik di apeks dan ronki basah
halus di kedua basal paru. Apa kemungkinan diagnosis pasien
ini?
A. Endokarditis infektif
B. Bronkiolitis
C. Penyakit jantung rematik
D. Demam rematik
E. Bronkopneumonia
83. D. Demam rematik
Keywords:
• An. Rekat 10 tahun sesak nafas sejak 1 jam lalu.
Sesak mendadak tanpa disertai batuk
• Riwayat sakit tenggorokan 3 minggu lalu disertai
nyeri sendi berpindah tetapi sembuh sendiri
• PF à murmur sistolik di apeks dan ronki basah
halus di kedua basal paru
Sumber: AHA
Ventrikular ekstrasistol /
Ventricular Supraventrikular takikardi premature ventricle
fibrillation contraction
Asistol vs PEA
Asistol Pulseless Electrical Activity (PEA)
• Tidak teraba nadi • Gambaran EKG apapun
• Gambaran EKG flat kecuali VT or VF
• Tidak teraba nadi
Jadi jawabannya adalah
B. Defibrilasi dilanjutkan resusitasi
jantung paru
87
Tn. Aneh 31 tahun datang dengan keluhan nyeri di dada
sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dirasakan terutama saat
sedang menarik nafas. Pada pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Pemeriksaan fisik ditemukan adanya
friction rub. Pemeriksaan EKG ditemukan ST elevasi di
semua lead. Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?
A. Endokarditis
B. Penyakit jantung rematik
C. Perikarditis
D. STEMI anterior ekstensif
E. Unstable angina
87. C. Perikarditis
Keywords;
• Tn. Aneh 31 tahun nyeri dada sejak 2 jam yang
lalu, dirasakan saat menarik nafas
• PF à friction rub
• EKG à ST elevasi di semua lead
Pathophysiology of
heart disease Lilly
Jadi jawabannya adalah
C. Heart failure class C
89
Tn. Maret 51 tahun datang ke poliklinik untuk
memeriksakan kesehatannya. Pasien selama ini tidak ada
keluhan dan tidak pernah memeriksakan tekanan
darahnya. Pada pemeriksaan ditemukan tekanan darah
pasien 200/120 mmHg. Apa yang terjadi pada pasien ini?
A. Hipertensi belum dapat ditentukan
B. Hipertensi urgensi
C. Hipertensi emergensi
D. Hipertensi grade I
E. Hipertensi grade II
89. B. Hipertensi urgensi
Keywords:
• Tn. Maret 51 tahun periksa kesehatan
• Tidak ada keluhan
• TD à 200/120 mmHg
Medscape
Tatalaksana ruptur uretra
• Simptomatik
• Atasi retensi urin à lebih baik dengan pungsi
suprapubik
• Bedah à terutama pada ruptur uretra
posterior yang disertai cedera pelvis (koreksi
uretra dilakukan setelah masalah pelvis
ditangani)
Jadi jawabannya adalah
E. Uretra posterior
100
Tn. Kube 35 tahun datang dengan keluhan luka di
kemaluannya sejak 5 hari yang lalu. Pasien merasa luka
tersebut sebenarnya tidak sakit hanya saja pasien merasa
terganggu dan cemas melihat luka tersebut. Pasien memiliki
riwayat promiskuitas. Pada pemeriksaan ditemukan pada
penis terdapat ulkus soliter dengan dasar bersih dan tidak
nyeri. Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?
A. Ulkus mole
B. Ulkus durum
C. Gonorea
D. Herpes simplex
E. Herpes zoster
100. B. Ulkus durum
Keywords:
• Tn. Kube 35 tahun luka di kemaluan sejak 5 hari
lalu
• Luka tidak sakit
• Riwayat promiskuitas (+)
• PF à ulkus soliter dengan dasar bersih dan tidak
nyeri
http://www.aafp.org/afp/2012/0801/p244.html
Algoritma Hipotiroid
Terapi Hipotiroid
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
http://www.uptodate.com/contents/treatment-of-acute-gout
Pilihan Terapi Lainnya
1. Kolkisin
2. Glukokortikoid intraartikular
E. Allopurinol
103
An. Aul berusia 9 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan gatal di sekitar anus terutama malam hari. Pada
pemeriksaan fisik diperoleh tanda vital dalam batas normal,
berat badan 23 kg, terlihat iritasi pada anus bekas garukan.
Pada pemeriksaan mikroskopis hasil Graham’s scotch tape
swab diperoleh gambaran telur berbentuk asimetris dengan
salah satu sisinya rata. Apakah etiologi yang paling tepat pada
kasus ini?
A. Trichuris trichiura
B. Ascaris lumbricoides
C. Ancylostoma duodenale
D. Strongyloides stercoralis
E. Enterobius vermicularis
103. E. Enterobius vermicularis
Keywords
• An. Aul berusia 9 tahun
• Gatal di sekitar anus terutama malam hari
• Berat badan 23 kg, terlihat iritasi pada anus bekas
garukan
• Graham’s scotch tape swab diperoleh gambaran telur
berbentuk asimetris dengan salah satu sisinya rata.
Organisme penyebab :
•Enterobius vermicularis
• Nama sebelumnya
Oxyuris vermicularis) à
cacing kremi
http://www.cdc.gov/parasites/pinworm/biology.html
Manifestasi Klinis
• Gatal di daerah anal (telur terletak di lipatan
perianal) terutama di malam hari
• Saat infeksi memberat, dapat terjadi infeksi
sekunder karena pasien terus menggaruk
daerah anal
Bagaimana Cara Mendiagnosis?
Diagnosis dapat dicapai dengan tiga teknik sederhana, yaitu:
http://www.cdc.gov/parasites/pinworm/treatment.html
Pilihan Lainnya
• A. Trichuris trichiura : telur berbentuk seperti
tempayan, prolaps rekti, pilihan obat albendazole
mebendazole
• B. Ascaris lumbricoides : BAB cacing, batuk kering,
Loffler syndrome, telur tebal tiga lapis, terapi
albendazole, mebendazole, pirantel pamoat
• C. Ancylostoma duodenale : cacing tambang, larva
filaria menembus kulit, anemia, cacing dinding bening,
terapi albendazole mebendazole
• D. Strongyloides stercoralis : creeping eruption, terapi
albendazole 400mg selama 3 hari
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
E. Enterobius vermicularis
104
Ny. Jupe berusia 30 tahun, datang ke UGD RS dengan keluhan
perdarahan gusi sejak 6 jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan badan
lemas dan sering timbul pada kulit bercak lebam berwarna kebiruan
sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, suhu 37oC, frekuensi
nafas 24x/menit, pada kulit tampak hematoma dan purpura.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 5.7 g/dL, leukosit 2000/m3,
hematokrit 17%, trombosit 4000/uL, hitung jenis 0/0/79/11/10.
Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini?
A. Leukemia akut
B. Anemia aplastik
C. Leukemia kronik
D. Anemia hemolitik
E. Anemia penyakit kronik
104. B. Anemia Aplastik
Keywords
• Ny. Jupe berusia 30 tahun, datang ke UGD RS dengan
keluhan perdarahan gusi sejak 6 jam yang lalu à
trombositopenia
• Lemas à gejala anemia
• Bercak lebam berwarna kebiruan sejak 1 bulan yang lalu à
trombositopenia
• Hematoma dan purpura à trombositopenia
• Hb 5.7 g/dL à anemia
• Leukosit 2000/m3à leukopenia
• Trombosit 4000/uLà trombositopenia
http://www.hopkinsmedicine.org/kimmel_cancer_center/types_cancer/aplastic_anemia.html
Apa Penyebabnya?
Beberapa faktor lingkungan, seperti :
• Obat
• Benzene
• Zat kimia
• Insektisida
• Radiasi
• Virus
Hal-hal tersebut dapat memicu “immune attack” yang
pada akhirnya menyebabkan anemia aplastik. Namun di
beberapa kasus anemia aplastik bersifat idiopatik
Bagaimana Mendiagnosisnya dan
tatalaksananya?
• Diagnosis : Aspirasi dan biopsi sum-sum tulang
• Terapi : (1) High-dose Cyclophosphamide; (2)
Transplantasi sum-sum tulang; (3)
Granulocyte-macrophage colony-stimulating
factor (GM-CSF), granulocyte colony-
stimulating factor (G-CSF); (4) Transfusi :
Trombocyte concentrate, Packed Red Cell
Pilihan Lain
• A. Leukemia akut à ditemukan sel blast
• C. Leukemia kronik à organomegali, AML
terdapat aurer rod
• D. Anemia hemolitik : ikterik, peningkatan
bilirubin indirek, splenomegali
• E. Anemia penyakit kronik : mikrositik
hipokromik, peningkatan feritin dan
penurunan TIBC, riwayat menderita penyakit
kronik
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
B. Anemia Aplastik
105
Ny. Risa Andriana usia 62 tahun dibawa ke UGD RS karena
tidak sadar. Pasien rutin mengkonsumsi obat metformin
dan glibenklamid. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah
90/70 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi napas
20x/menit, dan suhu 36,7oC. Pada pemeriksaan GDS,
didapatkan kadar GDS 40 mg/dL. Apakah diagnosis pada
kasus tersebut?
A. DM dengan Ketoasidosis Diabetikum
B. DM dengan stroke non hemoragik
C. DM dengan Hiperglikemik hiperosmolar
D. DM dengan neuropati
E. DM dengan hipoglikemia
105. E. DM dengan hipoglikemia
Keywords
• Ny. Risa Andriana usia 62 tahun dibawa ke UGD RS
• Tidak sadar.
• Pasien rutin mengkonsumsi glibenklamid à penyebab
hipoglikemi selain insulin
• Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 90/70 mmHg,
frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi napas 20x/menit, dan
suhu 36,7oC.
• GDS 40 mg/dL
E. DM dengan hipoglikemia
106
An. Resti usia 1 tahun diantar ibunya ke poliklinik dengan keluhan
pucat dan perut membesar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda
vital dalam batas normal, konjungtiva palpebra pucat dan lien
membesar Schuffner II. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
6.0 g/dL, leukosit 10.000/mm3, eritrosit 3.200.000/mm3, hitung jenis
0/0/42/49/9, trombosit 271.000/uL, MCV 55,7 fL, MCH 18 pg, MCH 33
g/dL. Dari gambaran darah tepi didapatkan hipokrom mikrositer,
anisositosis, poikilositosis, dan sel target. Apakah pemeriksaan
penunjang selanjutnya pada pasien ini?
A. SGOT, SGPT
B. Hb elektroforesis
C. Tes Coomb’s
D. LDH, asam urat
E. Protein total dan albumin
106. B. Hb Elektroforesis
Keywords
• An. Resti usia 1 tahun
• Pucat dan perut membesar
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas
normal
• Konjungtiva palpebra pucat dan lien membesar Schuffner II.
• Hb 6.0 g/dL
• MCV 55,7 fL, MCH 18 pg, MCH 33 g/dL.
• Dari gambaran darah tepi didapatkan hipokrom mikrositer,
anisositosis, poikilositosis, dan sel target.
• Diagnosis : Elektroforesis Hb
Talasemia
Tanda dan Gejala
• Pucat, sklera iketerik perbesaran
abdomen (hepatosplenomegali)
• Produksi eritrosit non-efektif : facies
colley
• Hipermetabolismes e.c eritropoesis
non-efektif
• Gout e.c hiperurisemia
• Kelebihan besi : penyebab mayor
kematian pada pasien dengan talasemia
berat
• Gangguan pertumbuhan,
• Kelainan metabolik : endrokrinopati
• Neuropati/paralisis pada pasien dengan
anemia berat yang tidak mendapatkan
transfusi
Terapi
• Pasien dengan talasemia
trait tidak membutuhkan
pengobatan
• Pasien dengan talasemia
berat membutuhkan
terapi medis. Transfusi
darah dikombinasikan
dengan agen kelasi besi
(deferoksamin,
deferasirox) merupakan
standar terapi
http://emedicine.medscape.com/article/958850-overview
Pilihan Lain
• A. SGOT, SGPT : pemeriksaan pada gangguan hati
• C. Tes Coomb’s : pemeriksaan anemia hemolitik
autoimun atau anemia hemolitik e.c reaksi
transfusi
• D. LDH, asam urat : Laktat dehidrogenase:
penanda kerusakan jaringan. Asam urat : pada
hiperurisemia
• E. Protein total dan albumin : pada pasien dengan
pitting edema, hipoalbumin, sirosis
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
B. Hb elektroforesis
107
An. Sulaiman Gayo, usia 16 tahun datang berobat ke poliklinik dengan
keluhan perdarahan pada gusi sejak 6 jam yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan demam sejak dua hari yang lalu, disertai nyeri otot dan
nyeri di seluruh persendian. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 39,5oC, frekuensi nadi 98x/menit,
dan nyeri tekan regio epigastrium. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 12,9 g/dL, leukosit 5000/mm3, hematokrit 38%,
trombosit 64.000/uL, hitung jenis 0/0/79/11/10/. Apakahpemeriksaan
laboratorium yang tepat dikerjakan pada pasien ini?
A. Tes Tubex
B. IgM/IgG Dengue
C. MAT
D. Tes Widal
E. NS1 antigen
107. E. NS1 antigen
Keywords
• An. Sulaiman Gayo 16 tahun
• Perdarahan pada gusi sejak 6 jam yang lalu
• Demam sejak dua hari yang lalu, disertai nyeri otot dan
nyeri di seluruh persendian.
• PF: TD 120/80 mmHg, suhu 39,5oC, frekuensi nadi
98x/menit, dan nyeri tekan region epigastrium.
• Lab: Hb 12,9 g/dL, leukosit 5000/mm3, hematokrit 38%,
trombosit 64.000/uL, hitung jenis 0/0/79/11/10/
http://apps.searo.who.int/pds_docs/B4751.pdf
Patogenesis Dengue
Pemeriksaan Penunjang Dengue
Pilihan Lain
• A. Tes Tubex : pemeriksaan tifoid
• B. IgM/IgG Dengue : baru dapat dideteksi
pada hari ke 4-6
• C. MAT : pemeriksaan untuk leptospirosis
• D. Tes Widal : pemeriksaan tifoid
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
E. NS1 antigen
108
Tn. Abay Rihansyah, usia 48 tahun datang puskesmas dengan keluhan
kaki kanan semakin lama makin membesar sejak 3 bulan yang lalu.
Keluhan diawali dengan demam yang berulang dan bengkak yang
hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik diperoleh tanda vital dalam batas
normal, tampak adanya pembengkakan pada kaki kanan, pada
pemeriksaan laboratorium mikroskopis darah tepi diperoleh gambaran
parasit dengan inti tubuh bertumpuk-tumpuk dengan perbandingan
panjang dan lebar cephalic space 2:1. Apakah etiologi yang tepat pada
kasus ini?
A. Loa-loa
B. Ascaris
C. Brugia malayi
D. Brugia timori
E. Wuchereria bancrofti
108. C. Brugia malayi
Keyword
• Tn. Abay Rihansyah, usia 48 tahun
• Kaki kanan semakin lama makin membesar sejak 3 bulan
yang lalu
• Demam yang berulang dan bengkak yang hilang timbul.
• Tampak adanya pembengkakan pada kaki kanan, pada
pemeriksaan laboratorium mikroskopis darah tepi
diperoleh gambaran parasit dengan inti tubuh bertumpuk-
tumpuk dengan perbandingan panjang dan lebar cephalic
space 2:1.
C. Brugia malayi
109
Tn. Bima Baikuni, berusia 45 tahun datang ke praktek
dokter dengan keluhan nyeri dan bengkak pada jari
kakinya sejak 1 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat
penyakit hipertensi yang diterapu dengan obat diuretik.
Pada pemeriksaan laboratorium di dapatkan peningkatan
kadar asam urat dalam darah. Apakah diuretik yang dapat
menyebabkan gejala klinis pada pasien ini?
A. Acetazolamide
B. Spironolacton
C. Manitol
D. Hidroclorotiazid
E. Amiloride
109. D. Hidroclorotiazid
Keywords
• Tn. Bima Baikuni, berusia 45 tahun
• Nyeri dan bengkak pada jari kakinya sejak 1
minggu yang lalu
• Hipertensi yang diterapi dengan obat diuretik
• Peningkatan kadar asam urat dalam darah.
http://www.uptodate.com/contents/diuretic-induced-hyperuricemia-and-gout
Pilihan Lain
• A. Acetazolamide : diuretik osmotik
• B. Spironolacton : diuretik hemat kalium
• C. Manitol : diuretik osmotik
• E. Amiloride : diuretik hemat kalium
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
D. Hidroklorotiazid
110
By. Vista usia 10 hari dibawa ibunya ke puskesmas kafrena
tidak mau menetek sejak 1 hari yang lalu. Riwayat persalinan
bayi lahir di rumah ditolong dukun, tali pusat dirawat dengan
ramuan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan mulut bayi
mencucu, temperature 38oC, badan kaku, dan apabila
dipegang bayi mengalami kejang. Apakah imunisasi yang
seharusnya dapat mencegah penyakit tersebut?
A. Hepatitis B
B. HPV
C. Meningitis
D. Tetanus toxoid
E. Influenza
110. D. Tetanus toxoid
Keywords
• By. Vista usia 10 hari dibawa ibunya ke puskesmas
karena tidak mau menetek sejak 1 hari yang lalu.
• Riwayat persalinan bayi lahir di rumah ditolong dukun,
tali pusat dirawat dengan ramuan
• Mulut bayi mencucu, temperature 38oC, badan kaku,
dan apabila dipegang bayi mengalami kejang.
D. Tetanus Toxoid
111
Tn. Akhmad Setyo berusia 18 tahun datang ke praktek dokter umum
dengan keluhan demam tinggi terus menerus sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan disertai kepala terasa berat dan hidung tersumbat. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen dengan tanda vital
didapatkan tekanan darah 120/80mmHg, denyut nadi 110x/menit,
frekuensi napas 20x/menit, suhu 39oC. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan adanya perubahan komposisi dari hitung jenis leukosit dan
dokter menyimpulkan penyebabnya adalah virus. Apakah jenis leukosit
yang paling mungkin mengalami peningkatan pada pasien ini?
A. Neutrofil
B. Limfosit
C. Basofil
D. Eosinofil
E. Monosit
111. B. Limfosit
Keywords
• Tn. Akhmad Setyo berusia 18 tahun
• Demam tinggi terus menerus sejak 3 hari yang lalu.
• Keluhan disertai kepala terasa berat dan hidung
tersumbat.
• Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya
peningkatan dari hitung jenis leukosit
• Dokter menyimpulkan penyebabnya adalah VIRUS
http://sciencelearn.org.nz/Contexts/Fighting-Infection/Sci-Media/Images/T-helper-cell-response-to-virus-infection
Sel Darah Putih
• Neutrofil nilai normal: 40-60%
• Limfosit nilai normal: 20-40%
• Monosit nilai normal: 2-8%,
• Eosinofil nilai normal: 1-4%
• Basofil nilai normal: 0,5-1%
Kapan Sel Darah Tertentu Meningkat?
• Neutrofilia : Dalam banyak kasus, jumlah neutrofil
yang meningkat merupakan reaksi tubuh dalam
melawan infeksi atau zat asing yang bersifat akut.
Terutama bakteri
• Limfositosis: Jumlah limfosit yang tinggi bisa
disebabkan oleh respon terhadap infeksi, terutama
oleh virus.
• Eosinofil : merupakan sel darah putih yang banyak
berpartisipasi dalam reaksi imunologi dan alergi. Oleh
karena itu penyebab eosinofil tinggi termasuk
gangguan imunologi seperti arthritis, reaksi alergi,
infeksi parasit (cacing)
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
B. Limfosit
112
Tn. Hendy usia 50 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan kaki kanan
bernanah akibat tertusuk paku sejak satu minggu yang lalu. Keluhan disertai
demam dan muntah-muntah. Luka meluas sampai punggung kaki dan berbau
busuk namun pasien tidak merasakan kesakitan. Pasien diketahui memiliki
penyakit diabetes mellitus sejak 10 tahun yang lalu, namun tidak terkontrol.
Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum lemah, pada pemeriksaan
tanda vital tekanan darah 85/50mmHg, denyut nadi 120x/menit, frekuensi
napas 28x/menit, dan suhu 39,5oC. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan GDS 450mg/dL, analisa gas darah pH<7.35, HCO3 <19 mEq/L,
PaCO2 45mmHg, dan anion gap 20 mEq/L. Apakah komplikasi yang dapat
terjadi apabila penanganan kasus diatas tidak tepat?
A. Neuropati
B. Hipoglikemi
C. Krisis Adrenal
D. Krisis Tiroid
E. Ketoasidosis Diabetikum
112. E. Ketoasidosis Diabetikum
Keywords
• Tn. Hendy usia 50 tahun
• Kaki kanan bernanah akibat tertusuk paku sejak satu
minggu yang lalu.
• Keluhan disertai demam dan muntah-muntah.
• Luka meluas sampai punggung kaki dan berbau busuk
namun pasien tidak merasakan kesakitan
• DM sejak 10 tahun yang lalu, namun tidak terkontrol.
• T: 85/50mmHg, N:120x/menit, P: 28x/menit, S: 39,5oC.
• GDS 450mg/dL, analisa gas darah pH<7.35, HCO3 <19
mEq/L, PaCO2 45mmHg, dan anion gap 20 mEq/L.
http://apps.searo.who.int/pds_docs/B4751.pdf
Patogenesis Dengue
Pemeriksaan Penunjang Dengue
DHF Derajat III dan IV = Dengue Shock Syndrome
Pilihan Lain
• A. Demam chikungunya : keluhan utama pasien
adanya nyerisendi pada tangan dan kaki, selain
itu terdapat juga keluhan sakit kepala, nyeri otot,
mual, muntah, konjungtivitis, ruam kulit
• B. Demam tifoid : bradikardi relatif, keluhan
gastro intestinal, bisa sampai peritonitis e.c
infeksi tifoif
• C. Meningitis : kaku kuduk (+)
• D. Ensefalitis : paling sering disebabkan virus,
penurunan kesadaran (+)
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/05/fungsi_dan_kelainan_kelenjar.pdf
Pilihan Lain
• A. Hipertiroid : TSH turun, FT4 meningkat
• B. Hipotiroid : TSH meningkat, FT4 turun
• C. Hipertiroid subklinis : TSH turun, FT4 dan T3
dalam batas normal
• D. Hipotiroid subklinis ; TSH meningkat, FT4
dan T3 dalam batas normal
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
http://www.pbpapdi.org/images/file_guidelines/12_Konsensus%20Pengelolaaln%20dan%20Pence
gahan%20Diabets%20Melitus%20Tipe%202%20di%20Indonesia%202006.PDF
Alur Diagnosis DM
Analisis Soal
• Pasien pada soal dengan keluhan 3P namun
pemeriksaan GDS awal < 200, oleh karena itu
dilakukan pemeriksaan GDS ulang.
Pilihan Lain
• B. Tes toleransi glukosa 25 gram oral : seharusnya 75
gram glukosa anhidrus, dilakukan setelah 2x hasil
negatif (<200mg/dL) pada pasien dengan keluhan 3P
• C. Tes toleransi glukosa 50 gram oral: seharusnya 75
gram glukosa anhidrus, dilakukan setelah 2x hasil
negatif (<200mg/dL) pada pasien dengan keluhan 3P
• D. Pemeriksaan glukosa urine : tidak masuk ke dalam
alur diagnosis DM
• E. Reduksi albumin : tidak masuk ke dalam alur
diagnosis DM
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
Sumber : http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/BUKU-GIZI-BURUK-I-2011.pdf
Kwashiorkor vs
Marasmus
Refeeding Syndrome :
• Asupan kalori bertahap
untuk mencegah
refeeding syndrome à
benar
– Menggunakan F-75
untuk memberikan
kalori bertahap dimulai
dari 25-75% REE,
selanjutnya ditingkatkan
10-20% perhari atau
selama 4-7 hari untuk
mencapai target asupan
kalori
Pilihan lain
Pilihan Lain
A. Marasmus : wajah seperti orang tua, kulit
terlihat longgar, iga gambang, baggy pants, kulit
paha berkeriput
B. Kwasiorkor : minimal terdapat edema pada
kedua punggung kaki, rambut kemerahan dan
mudah dicabut, kurang aktif, rewel, cengeng,
pengurusan otot, crazy pavement dermatosis
D. Gizi kurang : Z score antara -2 hingga -3
E. Underweight : Z score antara -2 hingga -3
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
C. Marasmus kwasiorkor
118
Nn. Meta Sakina, usia 16 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
demam sejak satu minggu yang lalu. Demam terjadi terutama sore
sampai malam hari dan turun pada pagi hari. Pasien juga mengeluhkan
kepala pusing, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan sukar buang
air besar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
120/80mmHg, suhu 390C, fekuensi nadi 78x/menit, dan nyeri tekan
epigastrium. Apakah pemeriksaan penunjang yang paling baik untuk
menegakkan diagnosis pasti pada pasien ini?
A. Uji Tubex
B. Pemeriksaan darah rutin
C. Uji Widal
D. Uji NS 1
E. Kultur darah di media cair empedu
118. E. Kultur darah di media cair
empedu
Keywords
• Nn. Meta Sakina, usia 16 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan demam sejak satu minggu yang lalu.
• Demam terjadi terutama sore sampai malam hari dan turun
pada pagi hari
• Kepala pusing, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan
sukar buang air besar
• TD : 120/80mmHg, suhu 390C, fekuensi nadi 78x/menit,
dan nyeri tekan epigastrium.
http://emedicine.medscape.com/article/122714-treatment
Pilihan Lain
• B. Kurang energi protein : gizi buruk
• C. Kurang asupan kalium : hipokalemia,
paralisis periodik
• D. Asupan zat goitrogenik tinggi : umbi
singkong, daun singkong dan kacang-kacangan
menyebabkan penyerapan yodium oleh
kelenjar gondok terganggu terganggu
• E. Autoimun : pada tiroiditis hashimoto (klinis
hipotiroid) dan grave’s (klinis hipertiroid)
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
Obat simptomatik
• Beta blocker untuk obat simtomatik menurunkan
denyut jantung, karena pasien umumnya takikardi
http://emedicine.medscape.com/article/120619-treatment
Pilihan Lain
• B. Propanolol à simtomatik
• C. Levotiroksin à untuk hipotiroid
• D. Neostigmin à asetilkolinesterase inhibitor
(u/ miastenia gravis)
• E. Flumazenil à antidotum sedative hipnotik
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
A. Methimazole
123
Tn. Cheni Frans Irvan, usia 48 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan kaki kanan bengkak yang semakin lama semakin membesar
sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan diawali dengan demam yang berulang
dan bengkak yang hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik diperoleh
tanda vital dalam batas normal, terlihat pembengkakan pada kaki
kanan. Pada pemeriksaan laboratorium mikroskopis darah tepi
diperoleh gambaran parasit dengan inti tubuh yang bertumpuk-
tumpuk. Apakah penyebab manifestasi klinis pada kasus diatas?
A. Larva filariform
B. Larva rhabditiform
C. Mikrofilaria
D. Telur cacing
E. Cacing dewasa
123. E. Cacing dewasa
Keywords
• Tn. Cheni Frans Irvan, usia 48 tahun datang ke
puskesmas
• Kaki kanan bengkak yang semakin lama semakin
membesar sejak 3 bulan yang lalu.
• Keluhan diawali dengan demam yang berulang dan
bengkak yang hilang timbul.
• Pembengkakan pada kaki kanan
• Parasit dengan inti tubuh yang bertumpuk-tumpuk.
E. Cacing dewasa
124
Ny. Sari Sudin usia 50 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan badan lemas sejak 1 bulan yang lalu. Pasien adalah
seorang peminum alkohol berat. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital dalam batas normal, konjungtiva dan
telapak tangan pucat. Pada pemeriksaan penunjang diperoleh
hasil Hb 7 g/dL, leukosit 6800/mm3, trombosit 140.000/mm3.
Bagaimana pathogenesis anemia pada pasien ini?
A. Defisiensi ferritin
B. Defisiensi vitamin B
C. Defisiensi asam folat
D. Defisiensi eritropoetin
E. Defisiensi asam askorbat
124. B. Defisiensi vitamin B
• Ny. Sari Sudin usia 50 tahun
• Badan lemas sejak 1 bulan yang lalu.
• Pasien adalah seorang peminum alcohol berat.
• Konjungtiva dan telapak tangan pucat.
• Hb 7 g/dL
C. Rehidrasi cairan
126
Tn.Tukijo usia 42 tahun datang ke dokter praktek umum dengan
keluhan luka lepuh hampir seluruh tubuh sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan muncul diawali di daerah dada, perut, punggung, dan bokong
dengan diameter 1,5 cm yang semakin meluas sampai meliputi hampir
seluruh tubuh disertai rasa nyeri. Luka lepuh timbul akibat pecahnya
gelembung berisi cairan jernih. Dari anamnesis diketahui pasien
mempunyai riwayat sariawan di mulut dan bibir yang terasa nyeri
sehingga sulit makan 4 bulan yang lalu. Pada PF didapatkan tanda vital
dalam batas normal, bula yang kendur di seluruh tubuh. Apakah istilah
pemeriksaan yang tepat untuk kasus di atas?
A. Auspitz sign
B. Darrier sign
C. Nikolsky sign
D. Cigarette paper test
E. White dermatographism
126. C. Nikolsky sign
Keywords
• Tn.Tukijo, 42 tahun
• luka lepuh hampir seluruh tubuh sejak 3 minggu
yang lalu,disertai rasa nyeri
• riwayat sariawan di mulut dan bibir
• TTV normal, bula yang kendur di seluruh tubuh
C. Nikolsky sign
127
An. Johan usia 8 tahun datang ke UGD setelah tersiram air
panas pada bagian dada dan perut. Hasil pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Status lokalis: terdapat
luka bakar di dada dan perut, kemerahan disertai bullae
(+), dan pasien merasakan nyeri. Berapakah derajat dan
luas luka bakar pasien tersebut?
A. Derajat I, luas 18 %
B. Derajat II, luas 18 %
C. Derajat III, luas 18 %
D. Derajat I, luas 9 %
E. Derajat II, luas 9 %
127. B. Derajat II, luas 18 %
Keywords
• An.Johan, 8 tahun
• tersiram air panas pada bagian dada dan perut
• TTV normal
• Status lokalis: kemerahan disertai bullae (+), nyeri
A. Psoriasis vulgaris
130
An. Madun, usia 5 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan muncul vesikel di sekitar mulut
sejak 3 hari yang lalu. Kemudian vesikel pecah
menjadi kering berwarna kuning seperti madu.
Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah?
A. Psoriasis
B. Impetigo krustosa
C. Varisela
D. Impetigo bulosa
E. Herpes Simpleks
130. B. Impetigo krustosa
Keywords
• An.Madun, 5 tahun
• muncul vesikel di sekitar mulut sejak 3 hari
yang lalu
• vesikel pecah menjadi kering berwarna kuning
seperti madu
B. Impetigo krustosa
131
Tn. Andi, usia 24 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan bentol
kemerahan pada bokong dan paha kiri disertai gatal sejak 1 minggu
lalu. Keluhan pertama timbul bintik seperti gigitan nyamuk, lalu
semakin bertambah banyak dan berbentuk seperti garis yang berkelok-
kelok. Sebelumnya pasien sehabis berjemur di pantai tanpa memakai
baju dan tanpa pengalas. Riwayat pengobatan sebelumnya dengan
salep kortikosteroid namun tidak ada perbaikan. Pada pemeriksaan
ditemukan papul eritema, linier, serpiginosa, gambaran folikulitis
berupa papul-papul eritem. Apa kemungkinan penyebab dari keluhan
pasien ini ?
A. Larva cacing Ancylostoma braziliense
B. Gigitan serangga seperti Paederus sp.
C. Sinar matahari
D. Alergi zat seperti pasir dan air laut
E. Virus varicella-zoster
131. A. Cacing tambang terutama jenis
Ancylostoma braziliense
Keywords
• Tn.Andi, 24 tahun
• bentol kemerahan pada bokong dan paha kiri disertai gatal
sejak 1 minggu lalu
• berbentuk seperti garis yang berkelok-kelok
• sehabis berjemur di pantai tanpa memakai baju dan tanpa
pengalas
• PF: papul eritema, linier, serpiginosa, gambaran folikulitis
berupa papul-papul eritem
• Diagnosis: MH multibasiler
• Apakah terapi pada pasien ini?
Morbus hansen
Pausibasiler Multibasiler
1-5 lesi >5 lesi
Distribusi tak simetris Distribusi lebih simetris
Hilangnya sensasi jelas Hilangnya sensasi kurang jelas
Kerusakan saraf: satu cabang Kerusakan saraf: banyak cabang
C. Neurodermatitis
135
Tn.Bima usia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan rambut
rontok yang bertambah luas sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan ini
dirasakan setempat di bagian pelipis kanan disertai gatal khususnya
saat berkeringat. Tanda vital dalam batas normal. Pada PF kepala,
tampak rambut di parietal kanan tipis dan rambut terputus pada
beberapa millimeter di atas permukaan kulit. Dokter kemudian
menduga bahwa pasien terkena infeksi jamur. Apakah penyebab
penyakit pada kasus tersebut?
A. Coccidiosis
B. Aspergilosis
C. Dermatofita
D. Deep mycosis
E. Candida sp.
135. C. Dermatophyta
Keywords
• Tn.Bima, 50 tahun
• keluhan rambut rontok yang bertambah luas sejak 1 bulan
yang lalu
• gatal khususnya saat berkeringat
• PF kepala: tampak rambut di parietal kanan tipis dan
rambut terputus pada beberapa millimeter di atas
permukaan kulit
• Curiga infeksi jamur
C. Dermatophyta
136
Tn.Ruben usia 33 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
luka pada leher sejak 3 bulan yang lalu. Luka tidak disertai
nyeri, tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Awal keluhan
berupa benjolan di leher dan 1 bulan yang lalu benjolan
pecah, terdapat nanah dan darah. Pada PF, didapatkan ulkus
irregular, dengan dinding yang bergaung dan disekitarnya
berwarna merah kebiruan, ulkus tertutup pus seropurulen.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Skrofuloderma
B. Limfadenitis
C. Limfogranuloma venereum
D. Ulkus durum
E. Ulkus mole
137
Apakah terapi pada pasien di atas?
A. Obat anti tuberculosis
B. Antibiotik spectrum luas
C. Obat antivirus
D. Foto terapi
E. Kompres basah
136. A. Skrofuloderma
137. A. Obat anti tuberculosis
Keywords
• Tn.Ruben, 33 tahun
• Luka pada leher sejak 3 bulan yang lalu
• Luka tidak disertai nyeri, tidak ada riwayat trauma
• Awal keluhan berupa benjolan di leher dan 1 bulan yang
lalu benjolan pecah, terdapat nanah dan darah.
• PF: ulkus irregular, dengan dinding yang bergaung dan
disekitarnya berwarna merah kebiruan, ulkus tertutup pus
seropurulen
Keywords
• Ny.Kumala, 29 tahun
• Luka bakar derajat II-III dengan luas luka 40%
• Berat badan 45 kg
B. Fraktur Galeazzi
140
Tn. Rudi usia 27 tahun dibawa ke UGD RS karena mengeluarkan buih
dan darah dari mulut setelah kecelakaan lalu lintas. Dada pasien
terbentur stang motor. PF didapatkan luka memar di dada. Pada
palpasi dada tidak terdapat ketertinggalan gerak maupun tanda-tanda
krepitasi. Perkusi dada didapatkan suara redup pada bagian luka
memar. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 100/70 mmHg, HR
120x/menit, RR 30x/menit. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
A. Fraktur kosta
B. Kontusio muskulorum
C. Kontusio paru berat
D. Pneumothorax ventile
E. Tension pneumothorax
140. C. Kontusio paru berat
Keywords
• Tn. Rudi, 27 tahun
• mengeluarkan buih dan darah dari mulut setelah
kecelakaan lalu lintas
• Dada pasien terbentur stang motor
• Terdapat: luka memar di dada
• Palpasi paru: tidak terdapat ketertinggalan gerak maupun
tanda-tanda krepitasi
• Perkusi paru : suara redup pada bagian luka memar
• TD 100/70 mmHg, HR 120x/menit, RR 30x/menit
A. Non-union
142
Nn. Siska usia 18 tahun ke UGD RS dengan
keluhan pergelangan tangan kirinya sakit
sejak 3 jam yang lalu disertai dengan
kemerahan dan sulit digerakkan dan
diekstensikan. Pasien adalah seorang
pesenam yang sedang berlatih untuk
kompetisi. Hasil PF didapatkan tanda vital
normal. Pemeriksaan pergelangan tangan
kiri sisi radial didapatkan edema, eritema,
dan krepitasi. Foto rontgen wrist PA,
didapatkan gambaran berikut:
Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus
di atas?
A. Contusio musculorum wrist sinistra
B. Fraktur os. scaphoid sinistra
C. Fraktur os. hamatum sinistra
D. Ruptur tendon wrist sinistra
E. Ruptur carpal tunnel sinistra
142. B. Fraktur os.scaphoid sinistra
Keywords
• Nn. Siska, 18 tahun
• pergelangan tangan kirinya sakit sejak 3 jam yang lalu,
• kemerahan dan sulit digerakkan dan diekstensikan
• PF pergelangan tangan kiri sisi radial didapatkan
edema, eritema, dan krepitasi
• Foto rontgen wrist PA, didapatkan gambaran berikut:
Temuan sendi khusus Nodus Bouchard, Deviasi ulnar, swan Kristal urat
nodus Heberden neck, boutonniere
Perubahan tulang Osteofit Osteopenia, erosi Erosi
Fitur ekstra-artikular Nodul SC, pulmonal, Tofus, bursitis
kardiak, splenomegali olecranon, batu ginjal
Tehupeiory ES. Artritis pirai (artritis gout). Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien adalah
B. Gout arthritis
145
Ny. Ani usia 70 tahun datang ke puskesmas denga keluhan nyeri lutut
kiri sejak 1 bulan lalu. Keluhan dirasakan hilang timbul disertai bengkak
yang bertambah berat bila berjalan dan naik tangga. Pada PF,
didapatkan tanda vital normal. Pemeriksaan status lokalis di genu
sinistra didapatkan bengkak, kemerahan, dan nyeri tekan. Pada foto
rontgen genu sinistra diperoleh gambaran penyempitan celah sendi
dan adanya osteofit. Apakah struktur yang pertama kali mengalami
kerusakan pada kasus diatas?
A. Otot-otot
B. Rawan sendi
C. Kapsul fibrosa
D. Subchondral bone
E. Membran sinovial
145. B. Rawan sendi
Keywords
• Ny. Ani, 70 tahun
• nyeri lutut kiri sejak 1 bulan lalu
• bertambah berat bila berjalan dan naik tangga
• PF genu sinistra didapatkan bengkak, kemerahan, dan nyeri
tekan
• Foto rontgen genu sinistra: penyempitan celah sendi dan
adanya osteofit
• Diagnosis: osteoartritis
• Apakah struktur yang pertama kali mengalami kerusakan
pada kasus diatas?
• Berdasarkan pembahasan diatas, struktur
yang pertama kali mengalami kerusakan pada
kasus diatas adalah
B. Rawan sendi
146
Ny. Lusi usia 68 tahun datang ke dokter umum dengan
keluhan nyeri lutut kiri sejak 2 minggu lalu. Keluhan
dirasakan hilang timbul sejak 3 tahun terakhir terutama
jika dipakai beraktifitas. Pada PF didapatkan BB 78 kg, TB
156 cm, dan didapatkan krepitasi pada pemeriksaan lutut
kiri pasien. Apakah pemeriksaan penunjang yang
diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasien ini?
A. Foto genu AP dan lateral sinistra
B. Analisa cairan sendi genu
C. Kadar kolesterol
D. Kadar asam urat
E. USG genu sinistra
146. A. Foto genu AP dan lateral
sinistra
Keywords
• Ny. Lusi, 68 tahun
• nyeri lutut kiri sejak 2 minggu lalu
• BB 78 kg, TB 156 cm
• PF: didapatkan krepitasi pada lutut kiri
• Diagnosis: osteoartritis
• Apakah pemeriksaan penunjang yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis pasien ini?
Osteoartritis
Gejala:
• nyeri pada sendi, terutama sendi yang
menyangga berat tubuh (seperti sendi lutut
atau pinggang).
• timbul rasa kaku di sendi pada pagi hari
sesudah bangun tidur, berlangsung kurang
dari 30 menit
• Bila digerakkan bisa terdengar krepitus
• Gerak sendi terbatas karena nyeri
Faktor risiko
• Usia tua, riwayat keluarga dengan OA, berat
badan berlebih
Pemeriksaan penunjang: foto genu
• Berdasarkan pemeriksaan radiologi, Kellgren & Lawrence
menyusun gradasi OA lutut menjadi:
Temuan sendi khusus Nodus Bouchard, Deviasi ulnar, swan Kristal urat
nodus Heberden neck, boutonniere
Perubahan tulang Osteofit Osteopenia, erosi Erosi
Fitur ekstra-artikular Nodul SC, pulmonal, Tofus, bursitis
kardiak, splenomegali olecranon, batu ginjal
Tehupeiory ES. Artritis pirai (artritis gout). Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien adalah
A. Gout arthritis
148
Ny. Kusmini usia 48 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri pada kedua sendi tangan dan kaki sejak 6 bulan
lalu. Keluhan disertai kaku sendi pagi hari sekitar 1 jam. Pada
pemeriksaan didapatkan bengkak, kemerahan, dan nyeri pada
sendi interphalang proksimal II, III, dan IV dekstra serta sendi
metatarsophalangeal II dan III sinistra. Apakah pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosis pasien tersebut?
A. LED
B. ASTO
C. EKG
D. Thorak foto
E. Hitung jenis leukosit
148. A. LED
Keywords
• Ny. Kusmini, 48 tahun
• nyeri pada kedua sendi tangan dan kaki sejak 6 bulan lalu
• kaku sendi pagi hari sekitar 1 jam
• PF: bengkak, kemerahan, dan nyeri pada sendi interphalang
proksimal II, III, dan IV dekstra serta sendi
metatarsophalangeal II dan III sinistra
A. LED
149
Tn. Fahmi usia 22 tahun datang ke dokter umum dengan keluhan nyeri
di lutut kanan sejak 2 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan rasa tidak
stabil ketika berjalan. Bila ditekuk, lutut tersebut berbunyi “plop”. Serta
lutut kaku dan sulit diluruskan. Pasien adalah seorang pemain sepak
bola. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kemerahan, bengkak, dan
hematom pada lutut kanan. Anterior drawer test posititf pada lutut
kanan. Apakah diagnosis yang mungkin pada kasus di atas?
A. Dislokasi patella
B. Lesi meniscus medialis
C. Ruptur ligament cruciatum anterior
D. Fraktur tertutup femur supracondylar
E. Osteoarthritis
149. C. Ruptur ligament cruciatum
anterior
Keywords
• Tn. Fahmi, 22 tahun
• nyeri di lutut kanan sejak 2 jam yang lalu
• rasa tidak stabil ketika berjalan
• Bila ditekuk, lutut tersebut berbunyi “plop”
• lutut kaku dan sulit diluruskan
• PF: kemerahan, bengkak, dan hematom pada lutut
kanan
• Anterior drawer test positif pada lutut kanan
Temuan sendi khusus Nodus Bouchard, Deviasi ulnar, swan Kristal urat
nodus Heberden neck, boutonniere
Perubahan tulang Osteofit Osteopenia, erosi Erosi
Fitur ekstra-artikular Nodul SC, pulmonal, Tofus, bursitis
kardiak, splenomegali olecranon, batu ginjal
E. Arthritis reumatoid
151
Ny. Komariah, usia 25 tahun datang dengan keluhan gatal
dan panas saat buang air kecil. Pasien merasa keluar
keputihan berbau busuk. Pemeriksaan tanda vital dan
fisik dalam batas normal. Pada pemeriksaan vagina
didapatkan serviks berwarna kemerahan dan berbusa.
Penyebab dari diagnosis pasien ialah
A. Candida albicans
B. Neisseria gonorrhea
C. Treponema pallidum
D. Gardnerella bacterialis
E. Trichomonas vaginalis
151. E. Trichomonas vaginalis
Keywords:
• Wanita usia 25 tahun gatal dan panas saat BAK
• Keputihan berbau busuk
• Pemeriksaan vagina: serviks kemerahan dan
berbusa
Etiologi?
Diagnosis: trikomniasis
Etiologi: T. vaginalis
Trikomoniasis
• Gambaran klinis:
– Duh tubuh banyak, bau, kehijauan, busa
– Dispareunia, perdarahan pascakoitus
• PF: strawberry cervix apperarance
• Diagnosis: ditemukan T. vaginalis pada sediaan
langsung
• Terapi:
– Metronidazol 3x500 mg 7 hari/ 2 gr dosis tunggal
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Hipertensi kronik
– Tekanan darah ≥140/90 mmHg
– Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau
diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan
<20 minggu
– Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup
urin)
– Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti
mata, jantung, dan ginjal
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Preeklampsia Ringan
– Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan >
20 minggu
– Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>300 mg/24 jam
• Preeklampsia Berat
– Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan
>20 minggu
– Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >5
g/24 jam
– Atau disertai keterlibatan organ lain:
– Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis
mikroangiopati
– Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran
kanan atas
– Sakit kepala , skotoma penglihatan
– Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
– Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
– Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
• Pasien dengan riwayat hipertensi kronik
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau
trombosit <100.000 sel/uL pada usia kehamilan > 20
minggu
• Eklampsia
• Kejang umum dan/atau koma
• Tanda dan gejala preeklampsia
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya
epilepsi, perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
DOSIS PEMBERIAN
Dosis • Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan
awal MgSO4 40%) dan larutkan dengan 10 ml
4 g akuades
MgSO4 • Berikan larutan tersebut secara
perlahan IV selama 5-10 menit
• Jika akses intravena sulit, memberikan
masing-masing 5 g MgSO4 (12,5 ml
larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri
dan kanan
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Kemenkes RI.
http://www.medscape.com/viewarticle/712662_8
Williams Obstetrics 24th ed
154
Ny. Lidia 28 tahun P1A0 datang ke puskesmas dengan
keluhan perdarahan sejak 1 jam lalu setelah melahirkan di
bidan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pucat, TD 90/60
mmHg, nadi 110 x/menit, pernapasan 20 x/menit. Pada
pemeriksaan bimanual didapatkan plasenta masih di
dalam rahim dengan uterus teraba setinggi pusat.
Diagnosis yang tepat pada kasus ini ialah
A. Atonia uteri
B. Retensio plasenta
C. Laserasi jalan lahir
D. Ruptur uteri
E. Gangguan koagulasi
154. B. Retensio plasenta
Keywords:
• Wanita P1A0 keluhan perdarahan 1 jam lalu
• PF: pucat, TD 90/60 mmHg, nadi 110 x/menit,
napas 20 x/menit
• Bimanuail: plasenta dalam rahim dengan
uterus setinggi pusat
Diagnosis? Retensio plasenta
Perdarahan Post Partum
Atonia
uteri
Robekan jalan
lahir
Retensio
placenta
Sisa
Placenta
Inversio
uteri
Ruptur
uteri
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Kemenkes RI.
156
Ny. Handa 25 tahun dengan G1P0A0 mengeluh keluar air-
air dari jalan lahir. Salah satu cara yang paling sederhana
untuk membedakan air tersebut merupakan air ketuban
atau bukan ialah dengan...
A. Tes pakis dengan meneteskan cairan tersebut dan
dilihat di bawah mikroskop
B. Tes nitrazin dimana kertas lakmus merah berubah
menjadi biru
C. USG untuk melihat jumlah cairan amnion
D. Melakukan vaginal touché
E. Amniosintesis
156. B. Tes nitrazin dimana kertas
lakmus merah berubah menjadi biru
Keywords:
• G1P0A0 mengeluh keluar air-air dari jalan lahir
Cara membedakan ketiban dengan cairan lain?
Tes lakmus
Ketuban Pecah Dini
• KPD à pecah selaput ketuban sebelum
persalinan atau tanda inpartu
• Diagnosis:
– Anamnesis
– Pemeriksaan inspekulo
– Pemeriksaan dalam à sebaiknya tidak dilakukan
• Memastikan cairan amnion
– Bau cairan khas
– Tes nitrazin à lakmus berubah dari merah menjadi
biru à hati-hati semen, darah, dan infeksi dapat
membuat positif palsu
– Gambaran pakis di bawah mikroskop
http://www.edukia.org/web/kbibu/6-4-10-ketuban-pecah-dini/
Tatalaksana
• Tatalaksana Umum
– Berikan eritromisin 4×250 mg selama 10 hari.
– Rujuk ke fasilitas yang memadai.
• Tatalaksana Khusus
Di RS rujukan, lakukan tatalaksana sesuai dengan usia kehamilan:
– >34 minggu:
• Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi.
– 24-33 minggu:
• Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin, lakukan persalinan
segera.
• Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau betametason 12 mg IM
tiap 24 jam selama 48 jam.
• Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
• Bayi dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu, atau di usia kehamilan 32-33 minggu, bila
dapat dilakukan pemeriksaan kematangan paru dan hasil menunjukkan bahwa paru
sudah matang (komunikasikan dan sesuaikan dengan fasilitas perawatan bayi preterm).
– <24 minggu
• Pertimbangan dilakukan dengan melihat risiko ibu dan janin.
• Lakukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan.
• Jika terjadi infeksi (korioamnionitis), lakukan tatalaksana korioamnionitis
http://www.edukia.org/web/kbibu/6-4-10-ketuban-pecah-dini/
157
Ny. Asri 25 tahun datang dengan keluhan tidak haid
selama 3 bulan terakhir disertai mual dan muntah. HPHT
17 Oktober 2015 dengan siklus 26 hari. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TFU 2 cm di atas simfisis pubis dengan
tanda hegar positif. Kapan terjadi ovulasi pada pasien ini?
A. 27 Oktober 2015
B. 28 Oktober 2015
C. 29 Oktober 2015
D. 30 Oktober 2015
E. 31 Oktober 2015
157. C. 29 Oktober 2015
Keywords:
• HPHT 17 Oktober 2015
• Siklus 26 hari
• PF: TFU 2 cm di atas simfisis pubis dengan
tanda Hegar positif
Kapan terjadi ovulasi? 29 Oktober 2015
Fase luteal selalu sama yaitu 14 hari
Siklus 26 hari à ovulasi di hari ke-12 = HPHT 17 Oktober + 12 hari = 29 Oktober
158
Ny. Jesi 45 tahun datang dengan keluhan bercak darah
yang biasanya keluar setelah senggama Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg,
nadi 80 x/menit, napas 20 x/menit, suhu 36,70 C. Pada
pemeriksaan inspekulo didapatkan serviks seperti bunga
kol dengan bercak darah di sekitarnya. Pemeriksaan
penunjang yang sebaiknya dilakukan ialah
A. Tes IVA
B. Pap smear
C. Kolposkopi
D. Usap vagina
E. Cryoterapi
158. C. Kolposkopi
Keywords:
• Wanita 45 tahun dengan bercak darah setelah
senggama
• Pemeriksaan inspekulo: serviks seperti bunga
kol dengan bercak darah sekitarnya
Pemeriksaan penunjang? Kolposkopi
Kanker Serviks
• Definisi : keganansan pada leher rahim
• Etiologi : HPV
• Faktor Risiko :
• Menikah/ memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari
20 tahun).
• Berganti-ganti pasangan seksual
• Berhubungan seks dengan laki-laki yang sering berganti
pasangan
• Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul.
• Perempuan yang melahirkan banyak anak.
• Merokok aktif/pasif
• Pemeriksaan Penunjang
• IVA dan Pap Smear : untuk deteksi dini lesi pra kanker
• Biopsi
Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Leher Rahim (Depkes RI) 2013
Test Pap
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Kemenkes RI.
160
Ny. Mariska, 22 tahun dengan G1P0A0 usia kehamilan 38-39 minggu
datang dengan keluhan nyeri perut terus menerus sejak 1 jam lalu
disertai keluar lendir dan darah. Pada pemeriksaan Leopold didapatkan
TFU pertengahan pusat dengan proc. xyphoideus, punggung kanan,
kepala sudah masuk PAP, DJJ 140 x/menit. His didapatkan 3-4 kali
dalam 10 menit lama 20-40 detik. Dari pemeriksaan dalam didapatkan
pembukaan 5 cm. Pasien diobservasi selama 2 jam dan pembukaan
tetap 5 cm. Diagnosis yang tepat pada pasien ialah
A. False labor
B. Prolonged laten phase
C. Protractive active phase
D. Secondary arrest of dilatation
E. Arrest of descent
160. D. Secondary arrest of dilatation
Keywords:
• Wanita G1P0A0 uk 38-39 minggu
• Nyeri perut terus menerus 1 jam lalu dengan
lendir dan darah
• Pemeriksaan dalam pembukaan 5 cm. Pasien
diobservasi selama 2 jam dan pembukaan
tetap 5 cm
Diagnosis? Secondary arrest of dilatation
Gangguan Proses Persalinan
• Protracted disorders:
– Protracted active phase dilation à dilatasi serviks kurang dari laju
normal
– Protracted descent à keterlambatan turun kepala pada fase aktif
• Arrest disorders:
– Secondary arrest of dilation à tidak ada dilatasi serviks lebih sama
dengan 2 jam
– Arrest of descent à kepala tidak turun lebih dari 1 jam pada primipara
dan ½ jam pada multipara
– Failure of descent à tidak ada penurunan kepala
* Protracted active labor: less than 1.2 cm/hr.
* Active phase at rest: no dilation for 2 hours.
* Protracted descent: less than 1 cm/hr.
* Arrested descent: no descent for 1 hour.
http://www.birthsource.com/scripts/article.asp?articleid=120
http://www.birthsource.com/scripts/article.asp?articleid=120
161
Ny. Alma G3P2A0 hamil 39 minggu datang dengan
keluhan mulas sejak 6 jam lalu. Pada pemeriksaan
Leopold didapatkan presentasi bokong dan bagian tubuh
sudah masuk pintu atas panggul. Taksiran berat janin
2600 gram. Pemeriksaan dalam didapatkan dilatasi
serviks 7 cm dengan pendataran 75%. Tindakan yang
sebaiknya dilakukan ialah
A. Versi luar
B. Versi dalam
C. SC
D. Induksi
E. Persalinan pervaginam
161. E. Persalinan pervaginam
Keywords:
• Wanita G3P2A0 hamil 39 minggu keluhan
mulas 6 jam lalu
• Presentasi bokong dan sudah masuk PAP
• Pemeriksaan dalam: dilatasi serviks 7 cm
dengan pendataran 75%
Diagnosis: malpresentasi
Tindakan yang tepat? Persalinan pervaginam
Complete breech à
Kedua kaki terlipat
sempurna, pada
presentasi bokong.
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
162
Nn. Titi 25 tahun datang dengan keluhan timbul benjolan
pada payudara kanan sejak 3 bulan lalu. Benjolan tidak
dipengaruhi oleh siklus menstruasi. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan benjolan pada payudara kanan kuadran
lateral bawah dengan ukuran 2 cm, batas tegas, licin,
mudah digerakkan, nyeri tekan (-). Diagnosis pada kasus
di atas ialah
A. FAM
B. Tumor phylloides
C. Mammary dysplasia
D. Ca mammae
E. Hiperplasia mammae
162. A. FAM
Keywords:
• Wanita 25 tahun dengan benjolan payudara kanan 3
bulan
• Tidak dipengaruhi siklus menstruasi
• PF: benjolan ukuran 2 cm, batas tegas, licin, mudah
digerakkan
Diagnosis? FAM
• FAM
– Massa payudara plg umum pd wanita <25 th
– Massa tunggal (10-15% multipel), padat, kenyal, licin,
mobil, nyeri (-), 1-5 cm (bs bertambah besar)
• Ca mammae = curiga bila massa
keras, ireguler, terfiksasi
– Disertai perubahan ukuran/bentuk
payudara (asimetri payudara),
perubahan kulit (bengkak, penebalan,
radang, edema/peau d’ orange),
abnormalitas puting (retraksi, inversi,
bloody discharge, ulserasi), massa
aksila
• Payudara fibrokistik = massa jinak
payudara, periodic swelling (bs nyeri)
berkaitan dg siklus mens
• Phyllodes tumor = nodul besar (rata2 5
cm), soliter, padat; terutama pd wanita 40-
50 th
– 10% ganas
• Papiloma duktus = tumor jinak duktus
payudara, biasanya dkt puting, discharge
jernih/bloody
– Papiloma multipel = risiko ca payudara >
163
Ny. Susi 26 tahun hamil 16 minggu datang dengan keluhan
badan terasa lemas dan lesu sejak 2 minggu yg lalu. Riwayat
anemia sebelumnya disangkal. Namun, terdapat riwayat
anemia di keluarga pasien. Pada pemeriksaan didapatkan
konjungiva pucat, Hb 10 mg/dL, konsentrasi feritin serum
meningkat, konsentrasi B12 serum normal. Pada pemeriksaan
apusan darah tepi didapatkan anemia makrositer. Terapi apa
yang paling penting d pada pasien di atas?
A. Cobalamin
B. Asam folat
C. Zat besi
D. Eritropoetin
E. Vitamin K
163. B. Asam folat
Keywords:
• Wanita 26 tahun hamil 16 minggu
• Badan lemas dan lesu 2 minggu
• PF: konjungtiva pucat, Hb 10 g/dL, konsentrasi feritin
serum meningkat, B12 normal
• ADT: anemia makrositer
Diagnosis? Anemia ec defisiensi asam folat
Terapi? Asam folat
http://www.lusa.web.id/amenore-sekunder-secondary-amenorrhea/
Pilihan Lain
A. Amenorea primer à belum menarche hingga
usia 16 tahun
C. Metroragia à perdarahan pervaginam antara
2 siklus haid
D. Polimenorea à mens yang sering karena
siklus pendek (<21 hari)
E. Oligomenorea à mens yang jarang karena
siklus panjang (>35 hari)
165
Nn. Tika 24 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan
keputihan selama satu bulan ini. Keputihan berwarna putih
kekuningan, kental, dan berbau amis. Pada pemeriksaan
venereologi didapatkan discharge mukoid pada introitus
vagina, tidak didapatkan eritema pada labia mayor, minor,
serta dinding vagina. Pada pemeriksaan pH dinding vagina
didapatkan hasil 8, pemeriksaan gram didapatkan clue cell.
Tatalaksana yang tepat pada pasien ialah...
A. Cefixime 2x500 mg selama 5 hari
B. Seftriaxone 2x150 mg IM single dose.
C. Mebendazol 3x500 mg selama 5 hari
D. Metronidazole 2x500mg selama 7 hari.
E. Ampicilin 2x500mg selama 7 hari
165. D. Metronidazole 2x500 mg
Keywords:
• Wanita 24 tahun keluhan keputihan satu
bulan
• Putih kuning, kental, berbau amis
• pH à 8
• Clue cells (+)
Diagnosis? Bakterial vaginosis
Terapi? Metronidazole 2x500 mg 7 hari
Bakterial Vaginosis
Diagnosis: • Agen penyebab:
• Keputihan Gardnerela vaginalis
• Bau amis • Tatalaksana:
• Ph > 4,5 • Metronidazole 2x500
selama 7 hari
• Ditemukan sel epitel • Klindamisin 2x300 mg
ditutupi banyak bakteri selama 7 hari
à clue cell
166
Ny. Lisa usia 25 tahun baru saja melahirkan 1 minggu lalu
dengan bayi meninggal dalam kandungan. Pasien datang ke
poliklinik dengan keluhan nyeri di payudara sejak 2 hari lalu
disertai demam. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70
mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, napas 22 x/menit, suhu
380C, payudara keras, permukaan rata, dan terasa nyeri saat
diraba. Tidak didapatkan kemerahan di sekitar payudara.
Diagnosis yang paling tepat pada kasus ini ialah...
A. Mastitis
B. Mastalgia
C. Abses mammae
D. Ca mammae
E. FAM
166. B. Mastalgia
Keywords:
• Wanita baru saja melahirkan 1 minggu lalu
dengan IUFD
• Nyeri payudara 2 hari
• Demam
• Payudara keras, permukaan rata, nyeri saat diraba
• Tidak ada gambaran kemerahan di sekitar
payudara
Diganosis? Mastalgia
Mastalgia
• Mastalgia (nyeri payudara)
– Lokalisir à kista atau infeksi
– Difus à fibrokistik akibat perubahan hormon
• Diagnosis
– Anamnesis: nyeri akut/ kronik, siklus menstruasi,
gejala mengarah pada kehmailan, pengunaan
estrogen dan progestin
– PF: perubahan kulit dan tanda infeksi
• Tatalaksana: NSAID/asetaminofen untuk
mengurangi nyeri
https://www.merckmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/breast-
disorders/mastalgia-(breast-pain)
Pilihan Lain
A. Mastitis à peradangan pada mammae biasa
akibat putting lecet karena proses menyusui
kurang tepat
C. Abses mammae à terdapat pendulasi dan
pus
D. Ca mammae à tidak nyeri, usia tua
E. FAM à terlokalisir, usia muda
167
Ny. Denisa 27 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan mules pada
perut bawah yang hilang timbul. Keluhan disertai perdarahan melalui
kemaluan yang berwarna coklat tua. Pasien terlambat haid 2 bulan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
90 x/menit, napas 24 x/menit. Pada pemeriksaan ginekologis
didapatkan fundus uteri tidak teraba, portio livide, OUE tertutup,
fluksus positif, darah tak aktif, dan kavum douglas tidak menonjol.
Diagnosis yang tepat ialah
A. Abortus iminens
B. Abortus insipiens
C. Abortus inkomplit
D. Abortus komplit
E. Kehamilan ektopik
167. A. Abortus iminens
Keywords:
• Wanita 27 tahun keluhan mules perut bawah
hilang timbul
• Perdarahan warna coklat tua
• Terlambat haid 2 bulan
• Pemeriksaan ginekologis: fundus uteri tidak
teraba, portio livide, OUE tertutup, fluksus positif,
darah tak aktif, dan kavum douglas tidak
menonjol
Diagnosis? Abortus iminens
Abortus
• Definisi : Ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan (kehamilan < 20 minggu atau berat
janin < 500 gram)
• Etiologi : Faktor genetik, kelainan kongenital
uterus, autoimun, defek fase luteal, infeksi,
kelainan hematologi, lingkungan
• Gejala klinis : amenorea, perdarahan
pervaginan, nyeri perut,
http://mediskus.com/penyakit/radang-panggul
Penyakit Radang Panggul
• Gejala:
– Nyeri perut bagian bawah
– Demam
– Cairan keputihan dengan bau tak sedap
– Nyeri saat senggama
– Sensasi terbakar saat BAK
– Perdarahan diantara menstruasi
• Pengobatan
– Antibiotik
– Obati pasangan
– Abstinence
http://mediskus.com/penyakit/radang-panggul
171
Ny. Wanti 30 tahun dengan G1P0A0 datang ke
poliklinik untuk pemeriksaan ANC. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan TFU
pertengahan antara pusat dan simfisis. Berapa
minggukah perkiraan umur kehamilan?
A. 8 minggu
B. 16 minggu
C. 24 minggu
D. 28 minggu
E. 32 minggu
171. B. 16 minggu
Keywords:
• TFU pertengahan pusat dan simfisis
Usia kehamilan?
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Kemenkes RI.
172
Ny. Bibliana usia 36 tahun dengan G5P4A0 hamil 38
minggu datang ke UGD RS dengan keluhan keluar darah
banyak pervaginam sejak 6 jam lalu. Pasien pernah
mengalami perdarahan serupa 3 bulan lalu. Pada
pemeriksaan palpasi abdomen didapatkan kepala belum
masuk pintu atas panggul. Diagnosis yang paling tepat
pada pasien ialah
A. Solusio plasenta
B. Plasenta previa
C. Vasa previa
D. Ketuban pecah dini
E. Vasa previa
172. B. Plasenta previa
Keywords:
• Wanita G5P4A0 hamil 38 minggu
• Keluhan keluar darah banyak pervaginam 6
jam lalu
• Perdarahan serupa 3 bln lalu
• Kepala belum masuk PAP
Diagnosis? Plasenta previa
Perdarahan Antepartum
• Terdapat perbedaan definisi dalam
menentukanrtum batasan usia gestasi
perdarahan ante
• Perdarahan yang terjadi >24 minggu
kehamilan sampai sebelum kelahiran bayi
(menurut RCOG)
• Ada juga yang mendefinisikan >20 minggu
Plasenta Previa
• Darah warna merah segar,
tidak nyeri, janin tidak
distress (DJJ baik).
Perdarahan 100 cc yg keluar
darahnya 100cc. Ibu tidak
kesakitan. Sering terjadi
pada hamil muda (30%)
• Prinsip: tunggu sampai anak
bisa hidup diluar, atau ada
indikasi mutlak SC
• Pemeriksaan: USG. Jika
perdarahan tidak boleh VT,
inspekulo terlebih dahulu
• Tatalaksana : SC
Atonia
uteri
Robekan jalan
lahir
Retensio
placenta
Sisa
Placenta
Inversio
uteri
Ruptur
uteri
Atonia
uteri
Robekan jalan
lahir
Retensio
placenta
Sisa
Placenta
Inversio
uteri
Ruptur
uteri
Plasenta Previa
• Darah warna merah segar,
tidak nyeri, janin tidak
distress (DJJ baik).
Perdarahan 100 cc yg keluar
darahnya 100cc. Ibu tidak
kesakitan. Sering terjadi
pada hamil muda (30%)
• Prinsip: tunggu sampai anak
bisa hidup diluar, atau ada
indikasi mutlak SC
• Pemeriksaan: USG. Jika
perdarahan tidak boleh VT,
inspekulo terlebih dahulu
Sumber: Buku Ajar Kebidanan
• Tx/Sectio caesarea FKUI, 2010
Vasa Previa
• Pembuluh darah janin
berada dalam selaput
ketuban dan mekewati
ostium uteri internum
yang kemudian sampai ke
dalam insersinya di tali
pusat
• Angka kematian janin
tinggi
• Bila dapat dideteksi
sebelum persalinan à
sectio caesarea
Sumber: Buku Ajar Kebidanan
FKUI, 2010
176
Dalam pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS) terdapat masalah yaitu kurangnya kerjasama
antara lintas sektoral dengan pemerintah setempat.
Apakah strategi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut?
A. Komunikasi
B. Kemitraan
C. Advokasi
D. Promosi
E. Gerakan Masyarakat
176. B. Kemitraan
• Masalah dalam pelaksanaan PHBS à
kurangnya kerjasama antara lintas sektoral
dengan pemerintah setempat
• Strategi untuk mengatasi masalah tersebut?
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
• Adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok
atau masyarakat mampu menolong dirinya
sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat (Depkes, 1996)
• Terdapat 5 tatanan PHBS: tatanan rumah tangga,
institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum
dan fasilitas kesehatan
PRIMARY
• Pencegahan SEBELUM timbul penyakit
PREVENTION • Mengurangi insiden dan prevalen
• INTERVENSI: PROMOSI KESEHATAN & SPECIFIC PROTECTION
DESIGN PENELITIAN
• LAPORAN KASUS
DESKRIPTIF
• CASE-SERIES
TIDAK ADA PERBANDINGAN
EKSPERIMENTAL OBSERVASIONAL ANTAR TIAP KELOMPOK
• KOHORT
ADA PERLAKUAN /INTERVENSI • CASE-CONTROL
ANALITIK / ETIOLOGI
• CROSS-
ADA PERBANDINGAN ANTAR SECTIONAL/POTONG
TIAP KELOMPOK LINTANG