Anda di halaman 1dari 1050

PEMBAHASAN

TO PREDIKSI
FEBRUARI 2016

Satu Tujuan: LULUS!


1
Tn Alpha, 35 tahun datang dengan keluhan mulut
mencong ke kiri saat berbicara dan tidak bisa menutup
mata. TD 130/80, Nadi 98x / menit, Suhu 37,4 C, Laju
Pernapasan 18x/ menit. Pada pemeriksaan saraf kranial
didapatkan parese nervus VII perifer dekstra.
Pemeriksaan Neurologis Lain dalam batas normal. Apa
tatalakasana awal yang diberikan?
A. Asiklovir
B. Prednison
C. Citikolin
D. Vitamin b 12
E. Piracetam
1. B. Prednison
• Keywords:
– Laki, 35 tahun
– Mulut mencong ke kiri saat berbicara dan tidak
bisa menutup mata
– Tidak ada defisit neurologis
– TTV dbn
– Paresis N VII perifer dextra
• Diagnosisà Bell’s palsy
• Terapi yang tepat?
Bell’s Palsy
• Etiologi
– Paralisis akut nervus VII perifer unilateral, biasanya
karena terkena angin/udara dingin dalam waktu lama.
• Diagnosis
– Dahi dan pipi tidak bisa digerakkan, kelopak mata
tidak bisa menutup (lagoftalmus), bibir tertarik ke sisi
yang sehat.
• Terapi
– Steroid, plester mata ketika tidur, rehabilitasi fisik.
– Artificial tears untuk mata yang lagoftalmus
Bell’s Palsy

Gejala:
– Dahi tidak bisa
digerakkan
– Lagoftalmus (tidak
bisa menutup mata)
– Tidak bisa
menggembungkan
pipi
– Tidak bisa senyum
atau bersiul
– Mulut mencong ke
sisi sehat

Buku Neurologi Klinik Snell


Pilihan Lainnya
• A. Asiklovir à Diberikan apabila terdapat
kecurigaan Ramsay-Hunt Syndrome
• C. Citikolinà Tidak diperlukan neuroprotektor
• D. Vit B12à tidak untuk Bell’s Palsy
• E. Piracetamà memperbaiki kognitif
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Prednison
2
Ny. Beta 30 tahun, datang dengan keluhan sulit
dibangunkan sejak 3 jam yang lalu. Pasien tidak mau
makan dan sulit diajak berkomunikasi sejak 1 minggu lalu.
Riwayat demam (+). Pasien pernah mengalami batuk
lama dan harus diterapi selama 6 bulan, namun pasien
hanya minum obat selama 3 bulan saja. Pada
pemeriksaan didapatkan kaku kuduk (+) babinski (+/+)
kejang (+). Apakah diagnosis pada pasien?
A. Ensefalitis
B. Meningitis
C. Meningoensefalitis TB
D. Epilepsi
E. Abses otak
2 C. Meningoensefalitis
• Keywords :
– Perempuan 30 tahun
– Penurunan kesadaran, sulit makan, sulit bicara
– Demam, batuk lama, terapi 6 bulan tidak selesai
à TB
– Kaku kuduk +, Babinski +, kejang +
• Diagnosis Pada pasien?
WAJIB DIBEDAKAN
• Meningitis :
Demam, sakit kepala, Tanda Rangsang Meningeal (= kaku
kuduk) positif, bisa terjadi penurunan kesadaran (kejang
bersifat fokal).
Etiologi : bakteri, viral, TB
• Ensefalitis :
Demam, sakit kepala, Tanda Rangsang Meningeal (=kaku
kuduk) negatif, penurunan kesadaran (kejang bersifat
umum)
Etiologi : viral (paling sering Herpes SimpleksVirus).
• Meningoensefalitis
Terdapat kedua gejala, sering disebabkan oleh TB ataupun
Neisseria meningitidis
Cairan Serebrospinal pada Infeksi SSP

Bact.men Viral men TBC men Encephalitis Encephalopa


thy

Tekanan ↑↑ Normal/↑ ↑ ↑ ↑

Makros. Keruh Jernih Xantokrom Jernih Jernih

Lekosit > 1000 10-1000 500-1000 10-500 < 10

PMN (%) +++ + + + +

MN (%) + +++ +++ ++ -

Protein ↑↑ Normal/↑ ↑ Normal Normal

Glukosa ↓↓ Normal ↓↓ Normal Normal

Gram /Rapid Positif Negatif Negatif Negatif Negatif


T.
Sumber :
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Meningoensefalitis
3
Tn Gama, 45 tahun, datang ke UGD dengan keluhan
kepala pusing berputar. Keluhan mual, muntah, dan
telinga berdenging disangkal. Keluhan tidak dipengaruhi
oleh perubahan posisi pada pemeriksaan neurologis
didapatkan nistagmus vertikal, hemihipestesi sinistra,
babinski positif sinistra. Diagnosis yang tepat adalah?
A. BPPV
B. Neuritis Vestibular
C. Vertigo sentral
D. Meniere
E. Vertigo perifer
3.C. Vertigo sentral
• Keywords:
– Laki-laki, 45 tahun
– Pusing berputar sejak 3 hari terus menerus
– Mual,muntah, telinga berdenging disangkal
– Tidak dipengaruhi perubahan posisi
– Nistagmus Vertikal +
– hemihipestesi sinistra + à deficit Neuro
– Babinski positif sinistra +à deficit neuro
– Diagnosis yang paling mungkin?
Sumber : Medscape
Sumber : Medscape
Pilihan Lainnya
• A. BPPVà vertigo diperberat dengan
perubahan posisi dan Tidak disertai deficit
neurologis lain
• B. Neuritis Vestibularà Pusing berputar+Nyeri
• D. Meniereà Vertigo + Tinnitus + penurunan
pendengaran
• E. Vertigo periferà keluhan diperberat
dengan pergerakan
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Vertigo tipe sentral


4
Tn. Delta, 56 tahun, datang dengan keluhan kram pada kedua
kaki terutama pada ujung kaki sampai pegelangan kaki. TD
120/70, Nadi 94x / menit, Suhu 37,2 C, Laju Pernapasan 16x/
menit. Pemeriksaan Neurologis menunjukkan adanya stoking
hipestesi. Keluhan utama dirasakan sejak 6 bulan yang lalu
dan bertambah berat pada malam hari. Kemungkinan
Diagnosis yang paling tepat adalah?
A. Radikulopati
B. Tarsal turner syndrome
C. Symetric proximal lower limb polyneuropathy
D. Distal symetric sensorymotor polyneuropathy
E. Chronic inflamantory polymielitis
4. D. Distal symmetric sensorymotor
polyneuropathy
• Keywords:
– Kram kedua kaki terutama ujung kaki sampai
pergelangan kaki.
– TTV dbn
– Stoking hipestesi
– Keluhan dirasakan sejak 6 bulan dan memberat
pada malam hari
• Diagnosis yg tepat? à dd Polineuropati DM
Polyneuropathy
Distal Symmetric Sensorimotor Proximal Symmetric Motor
Polyneuropahies Neuropathies
• Endokrin (DM,Tiroid) • GBS
• Nutrisi(Alkohol, Def • Porfiria
B1,B9,B12) • Waldenstrom
• Hipofosfatemia Macroglobulinemia
• RA, SLE, Amyloidosis • Lymphome
• Neuropati Gout • Diphteria
• HIV • HIV/AIDS
• Toxin dan Intoxikasi Metal • Hipotiroid

http://www.aafp.org/afp/1998/0215/p755.html
Tatalaksana Polineuropati DM
• Tatalaksana Utama meliputi:
– Kontrol Kaki
– Manajemen nyeri (Na Valproat, Gabapentin,
tramadol)
– Gula Darah terkontrol
– Pengobatan Diabetic Gastroparesis
– Erythromycin, metoclopramid, cisapride
– Pengobatan eksperimental
– Aldose reductase inhibitor,alpha-lipoic
acid,actovegin, etc
Medscape
Pilihan Lainnya
• A. Radikulopati à Penekanan pada Radix SSP,
keluhan Unilateral
• B. Tarsal Tunnelà Kesemutan dan nyeri pada
kaki
• C. Symmpetric Proximal Limb polyneuropatià
Kram dirasakan pada betis (tidak di ujung kaki)
• E. Chronic Inflamattory polymielitis
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Distal symmetric
sensorymotor
polyneuropathy
5
Tn Epsilon, 60 tahun, datang diantar keluarga dengan keluhan
gangguan menginggat tanggal lahir ke lima anaknya. Pasien
juga sering lupa kalau pasien sudah mandi dan makan.
Keluhan dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Pemeriksaan
neurologis dan kesadaran normal. Riwayat trauma disangkal
Pemeriksaan funduskopi normal. TD 120/80 Nadi 80x RR 20x
Suhu 36.8 Apakah diagnosis yang tepat?
A. Delirium
B. Demensia
C. Amnesia
D. Paramnesia
E. Mild cognitive impairment
5. B. Demensia
• Kata kunci:
– Laki 60 tahun
– Gangguan mengingat tanggal lahir
– Sering lupa sudah mandi atau makan sejak 6 bln
– Pemeriksaan lain dbn
• Diagnosis?
Demensia
• Perburukan dari gangguan memori dan kognitif
lain secara progresif
• Pemeriksaan Kognitif dilakukan dengan MMSE
• Dibedakan menjadi:
– Vascular dementia akibat kelainan pembuluh darah
ataupun infark
– Pick Disease (Demensia Frontotemporal), umumnya
terjadi perubahan personality kemudian hilangnya
memori
– Demensia Alzheimer (sering atrofi temporoparietal)
umumnya hilang memori diikuti perubahan
personality
www.emedicine.medscape.com
Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi IV
Pilihan Lainnya
• A. Deliriumà Kesadaran fluktuatif dan
terdapat underlying disease
• C. Amnesiaà Kehilangan ingatan jangka
panjang
• D. Paramnesiaà Ingatan tergantikan oleh hal
lain
• E. MCI à ggn kognitif tanpa ggn memori
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Demensia
6
An. Zeta, 8 tahun, dibawa ke puskesmas oleh orang tuanya karena
sering mengalami pandangan kosong dan bengong sejak 1 tahun yang
lalu. Keluhan dapat berulang hingga 10 kali sehari, selama beberapa
detik, mendadak pada kondisi apapun, tidak terjatuh tetapi kemudian
pasien normal kembali. Riwayat trauma kepala saat balita namun tidak
pernah diperiksakan. Dari pemeriksaan status neurologis dalam batas
normal. Dokter mendiagnosis pasien tersebut mengalami epilepsi.
Apakah kemungkinan tipe epilepsi yang dialami oleh pasien tersebut?
A. Kejang Parsial Sederhana
B. Kejang Umum Mioklonik
C. Kejang Parsial Kompleks
D. Kejang Umum Absans
E. Kejang Umum Tonik
6. D. Absans
• Keywords:
– Laki-laki, 8 thn
– Pandangan kosong dan bengong sejak 1 tahun lalu
– Keluhan berulang 10x/ hari, selama bbrp detik,
kemudian pasien kembali normal
– Riwayat trauma kepala saat bayi
– Didiagnosis epilepsi
• Kemungkinan epilepsy pada pasien?
Kapita Selekta Kedokteran
Grand Mal / Tonik Klonik
Status Epileptikus (= Status Konvulsivus)

• Bangkitan yang berlangsung >30 menit ATAU


• Dua bangkitan atau lebih di antara bangkitan
tersebut tidak terdapat pemulihan kesadaran
PENTING!!

Istilah epilepsi tidak sama dengan kejang.


Seseorang yang menderita epilepsi à bisa saja saat ini tidak sedang
dalam bangkitan epilepsi.
“Orangnya sedang kejang” = “bangkitan epilepsi”.
Pilihan Lainnya
• A. parsial sederhanaà sebagian otot tanpa
penurunan kesadaran
• B. Mioklonik à Gerakan cepat melempar
barang
• C. Parsial kompleksà sebagian otot disertai
penurunan kesadaran
• E. Kejang Umum Tonik à Kaku seluruh tubuh
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Absans
7
Ny. Eta, 22 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri
kepala berulang. Bila kambuh, nyeri kepala berlangsung
seharian, berdenyut pada sisi kiri, dan disertai mual. Nyeri
saat aktifitas fisik rutin (misalnya naik tangga). Pada
pemeriksaan fisik didapatkan hasil dalam batas normal.
Pemeriksaan dengan skala nyeri menunjukkan intensitas nyeri
yang berat. Pada pemeriksaan neurologis lain tidak ditemukan
kelainan. Apakah diagnosis kasus diatas?
A. Nyeri Kepala tipe tegang
B. Migraine
C. Cluster Headache
D. Trigeminal Neuralgia
E. Giant Cell Arteritis
7. B. Migraine
• Keywords:
– Perempuan, 20 tahun
– Nyeri kepala kiri, berdenyut, disertai mual
– Keluhan memberat dengan aktivitas fisik
– Tidak ada defisit neurologis
– Intensitas nyeri berat
• Apa kemungkinan diagnosis ?
Migraine

• Migraine = nyeri kepala • Migren tanpa aura = common migraine


paroksismal, unilateral, • Migren dengan aura = classic migraine
berdenyut, 4-72 jam,
• Terapi :
disertai mual-muntah
dan/fotofobia, dapat – Non spesifik : analgetik, OAINS, anti emesis
didahului dengan aura. – Spesifik : sumatriptan,
derivate ergotamin (sudah jarang dipakai)
• Aura = gejala neurologik fokal • Profilaksis :
yang mendahului/menyertai – Amitriptilin, β-bloker, asam valproat, CCB
serangan migren. Bisa
berupa visual (co. kilatan
cahaya), sensorik, motorik.

Sumber : Konsensus nasional penanganan nyeri kepala di Indonesia


Tiga tipe nyeri kepala primer :
– TTH à terikat, tertekan, bilateral, berkaitan dengan stress,
disertai ketegangan otot leher, intensitas ringan-sedang.
– Migrain à berdenyut, biasanya unilateral, disertai mual,
muntah, fotofobia, fonofobia, dapat disertai aura (classic
migrain) ataupun tidak (common migrain), intensitas
sedang-berat.
– Cluster à seperti ditusuk, unilateral, periorbita, dapat
menjalar ke temporal/retroorbita, gejala tambahan:
lakrimasi, diplopia, rinore, kongesti nasal, edema palpebra,
injeksi konjungtiva.
Sumber : Konsensus nasional penanganan nyeri kepala di Indonesia
Tension
Migraine headache Cluster headache
headache
Kualitas Ditekan/diikat Berdenyut Menusuk
Ringan atau
Intensitas Sedang atau berat Berat sekali
sedang
Lokasi Bilateral Unilateral Unilateral
Memberat dengan
Tidak Ya Tidak
aktivitas
Mual Ada/tidak Ada Tidak ada
Muntah Tidak ada Ada Tidak ada
Fotofobia Ada/tidak Ada Tidak ada
Fonofobia Ada/tidak Ada Tidak ada
Ada (classic)/tidak
Aura Tidak ada Tidak ada
(common)
Lakrimasi, injeksi
konjungtiva, rinorea,
Gejala penyerta
dan perspirasi wajah
yang ipsilateral
Tatalaksana nyeri kepala (ringkasan)
• Tension headache
– Akut: NSAID (ibuprofen adalah DOC), aspirin, dan parasetamol
– Preventif: antidepresan trisiklik (amitriptilin atau nortriptilin)
• Migraine headache
– hindari pencetus
– terapi abortif:
• non spesifik: acetaminofen, NSAID
• spesifik: triptan, ergotamine, DHE
– Bila tidak respon à opioid dan analgetik yang mengandung
butalbital
• Cluster headache
– Akut: triptan atau ergot dengan metoclopramide
– Preventif: Calcium channel blockers, amitriptilin
Pilihan Lainnya
• A. TTH à Tidak ada aura, kaku di leher
• C. Kluster à Tidak ada aura
• D. Trigeminal neuralgiaà nyeri wajah
• E. Giant Cell Arteritisà disertai pelebaran
pembuluh darah di region temporal
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B.Migraine
8
Tn Theta, 48 tahun, dibawa keluarganya ke UGD RS
dengan keluhan pusing berputar saat baru bangun tidur.
Keluhan disertai muntah menyemprot, sakit kepala dan
gangguan pendengaran tiba-tiba. Kelemahan separuh
tubuh disangkal. Keluhan kesemutan dirasakan di sekitar
mulut. Tekanan darah 190/100 mmHg, GDS 295. Riwayat
diabetes mellitus dan hipertensi tidak terkontrol. Apakah
diagnosis paling mungkin pada pasien ini?
A. Meniere Disease
B. Benign Paroxysmal Peripheral Vertigo
C. Sindrom Labirinitis
D. Stroke vertebrobasiler
E. Hipotensi ortostatik
8. D. Stroke Vertebrobasiller
Keywords:
– Laki, 48 tahun
– Pusing berputar saat bangun tidur
– Muntah menyemprot, sakit kepala, dan jg
terdapat gangguan pendengaran tiba-tiba
– Kelemahan separuh tubuh disangkal
– Kesemutan dirasakan di sekitar mulut
– TD 190/100, GDS 295
Diagnosis yang tepat?
Sumber : Medscape
Stroke iskemik Vs Hemoragik

• Ada tanda peningkatan TIK


• Penurunan kesadaran Pasien sadar, datang dengan defisit
• Muntah proyektil neurologis (bicara pelo, hemiparesis)
• Nyeri kepala
• TD amat tinggi

Untuk memastikan, perlu pemeriksaan penunjang: CT Scan, MRI


Stroke iskemik Vs Stroke hemoragik
• Etiologi: trombus/emboli • Etiologi: perdarahan intraserebral
• Klinis: • Klinis:
– Anamnesis: defisit neurologis akut – Anamnesis: defisit neurologis akut
(seringnya hemiparesis) +penurunan kesadaran+nyeri
– PF: kesadaran umumnya tidak menurun kepala+muntah proyektil
– tanda lesi UMN (hiperrefleks, ada refleks – PF: tanda lesi UMN, hipertensi
patologis) – Penunjang (CT Scan): area
– Penunjang (CT Scan): area hipodens hiperdens di serebrum
serebrum • Tatalaksana:
• Tatalaksana: – Bedah, Medikamentosa
– Trombolitik (r-TPA) • Antihipertensi
à 3-4,5 jam setelah onset • Agen diuretik osmotik
– Aspirin 325 mg (misal manitol)
– Clopidogrel 300 mg
– Aspirin 325 mg + dipyridamole 2x200 mg
Updates AHA/ASA Stroke Recommendations
Stroke Vertebrobasiler
• Stroke pada sistem arteri vertebrobasiler akan
menyebabkan gangguan pada brainstem dan
cerebellum.
• Hal ini dapat menyebabkan keluhan Vertigo
tipe sentral

Sumber : Medscape
Pilihan Lainnya
• A. Meniereà Vertigo + Tinnitus + penurunan
pendengaran
• B. BPPVà vertigo diperberat dengan perubahan
posisi dan Tidak disertai deficit neurologis lain
• C. Labirinitisà Vertigo + Penurunan pendengaran
• E. Hipotensi Ortostatikà Perasaan melayang
Diperberat dengan perubahan posisi mendadak
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Stroke Vertebrobasiler
9
Tn. Iota, 20 tahun, dibawa ke UGD RS karena
kecelakaan lalu lintas. Pasien jatuh ke arah kanan,
didapatkan adanya muntah 1 kali. Pada saat diantar
ke UGD pasien masih sadar GCS E4M6V5 dan saat
observasi di UGD pasien mengalami penurunan
kesadaran GCS E3M5V2. Pada pemeriksaan fisik
umum didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg,
denyut nadi 50x/menit, frekuensi napas 14x/menit,
suhu 36 C, dan pada pemeriksaan neurologis
didapatkan pupil anisokor 3/5 mm. Segera
setelahnya pasien menjalani pemeriksaa CT-Scan
kepala dan didapatkan hasil sebagai berikut:
Apakah diagnosis pada pasien diatas?
A. Subdural Hemorrhage
B. Epidural Hemorrhage
C. Intracerebral Hemorrhage
D. Diffuse Axonal Injury
E. Hydrocephalus
9. B. Epidural Hemorrhage
• Keywords:
– Laki-laki, 20 tahun
– Penurunan kesadaran saat di UGD
– Pupil Anisokor
– CT à Lesi Biconvex

• Apa diagnosis pasien?


Perdarahan Epidural
• Perdarahan pada ekstradural
akibat pecahnya A. meningea
media akibat trauma.
• Gejala yang khas adalah lucid
interval (20-50% kasus). Akibat
trauma menyebabkan
perubahan kesadaran,
kemudian membaik, dan
berlanjut penurunan
kesadaran dalam karena efek
desakan perdarahan
Medscape
Pilihan Lainnya
• B. Subduralà Bentukan Bulan sabit dan tidak
ada penurunan kesadaran dalam waktu cepat
• C. Intracerebralà darah berada di tengah otak
disertai nyeri kepala
• D. Diffuse Axonal Injuryà Gangguan white
matter pada area yang luas (pasien coma)
• E. Hydrocephalusà Gangguan aliran CSF otak
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Epidural Hemorrhage
10
Tn. Kappa, 34 tahun, dibawa ke IGD, dengan keluhan sulit
membuka mulut sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan
disertai susah menelan dan merasa sakit seluruh badan.
Riwayat 2 minggu lalu tertusuk paku di telapak kaki. Pada
pemeriksaan didapatkan tanda risus sardonicus, retraksi
leher, disfagia, perut papan, dan opistotonus. Apakah
diagnosis pada pasien ini?
A. Meningitis bakterial
B. Tetanus generalisata
C. Tetnaus cephalik
D. Toxoplasmosis cerebri
E. Kriptokokus meningitis
10. B. Tetanus Generalisata

• Keywords
– pria, 34 tahun, sulit membuka mulut, susah
menelat, sakit seluruh badan
– Riwayat tertusuk paku 2 minggu lalu
– PF: risus sardonicus, retraksi leher, disfagia, perut
papan, opistotonus
• Diagnosis: Tetanus
Tetanus – Patofisiologi
• Infeksi clostiridium tetani, dengan toksin tetanospasmin yang
bekerja menghambat pelepasan neurotransmitter GABA,
mengakibatkan hilangnya proses inhibisi.
• Tampilan klinis:
– Trismus, kaku leher, disfagia, kaku abdomen, opistotonus,
fleksi lengan, ekstensi tungkai, disfungsi otonom
– Bisa terjadi kejang, baik rangsang maupun spontan
– Pasien tetap sadar dan merasa kesakitan
– Jarang terjadi demam

Harrison Manual of Medicine


Tetanus – Pemeriksaan dan Tx
• Penunjang: tes spatula
• Tata laksana:
– Metronidazole (untuk membunuh bakteri)
– ATS atau TIG (untuk mengikat toksin bebas)
– TT (untuk menginduksi imunitas)
– Diazepam (meringankan gejala spasme)
Klasifikasi Tetanus
• Localized
– Rigiditas pada otot sekitar luka, mortalitas rendah karena
tidak ada keterlibatan CNS
• Generalized
– Spasme pada seluruh otot tubuh, kontraksi menimbulkan
opistotonus dan dapat muncul fraktur ataupun gagal napas
• Cephalic
– Kondisi jarang, dimana terjadi paresis pada saraf kranial
akibat trauma pada daerah kepala
• Neonatal
– Tetanus pada neonates terutama terkait persalinan yang
tidak hygiene
Medscape
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Tetanus generalisata
11
Ny. Lambda, 34 thn, pada saat diperiksa, dokter meminta
agar pasien duduk dengan posisi kedua tungkai
menggantung serta melemaskan otot-otot tungkainya.
Selanjutnya ligamentum patella kiri diketuk dengan palu
reflek, hasilnya menimbulkan ekstensi partial involunter
pada sendi lutut kiri dengan segera. Unsur apa yang
terlibat pada proses kasus diatas?
A. Kornu Posterior medulla spinalis
B. Radik L5
C. Kornu Anterior medulla spinalis
D. Radik L1
E. Radik L2
11 E. Radik L2
• Keywords :
Refleks Patella +

• Unsur yang terlibat pada proses kasus ini?


Dermatomal untuk Sensorik, TIDAK menggambar refleks
http://aic-server4.aic.cuhk.edu.hk/web8/Hi%20res/dermatome.jpg
Dermatom yg wajib dihafal :
T4 (setinggi papila mamae)
T10 (setinggi umbilikus)
L 1 ( setinggi ligamentum inguinale)
L 4 (setinggi lutut)
Refleks Fisiologis
Refleks Yang dilakukan Setara dengan Saraf Spinal

Biceps C5-C6

Triceps C7

Abdominal T8, T9, T10, T11, T12

Patellar/Quadriceps L2, L3, L4

Ankle S1

Medscape
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

E. Radik L2
12
Ny. Mu, 25 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan tidak sadar sejak
2 hari yang lalu disertai kejang. Pasien mengeluhkan demam sejak 7
hari diikuti dengan sakit kepala, keluar cairan nanah dari telinga kanan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS E3M5V4, tekanan darah
130/70 mmHg, frekuensi nadi 98x/menit, frekuensi nafas 24x/menit,
suhu 38,9 C. Didapatkan kaku kuduk positif disertai simphisis sign.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar Hb 9,8 mg/dl,
hematokrit 30%, leukosit 15.000/mm3, hitung jenis leukosit
0/1/82/9/8, trombosit 200.000/mm3. Apakah diagnosis yang paling
mungkin pada kasus ini?
A. Epilepsi
B. Tetanus
C. Abses Cerebri
D. Meningoensefalitis
E. Toxoplasmosis cerebri
12 D. Meningoensefalitis
Keywords:
– Wanita, 25 tahun
– Tidak sadar 2 hari, disetai kejang, demam, sakit
kepala, dan keluar nanah dari telinga kanan
– GCS 12, Suhu 38,9
– Kaku kuduk +, simphisis sign (Bagian Brudzinski)
– Leukosit 15.000
• Diagnosis paling mungkin?
WAJIB DIBEDAKAN
• Meningitis :
Demam, sakit kepala, Tanda Rangsang Meningeal (= kaku
kuduk) positif, bisa terjadi penurunan kesadaran (kejang
bersifat fokal).
Etiologi : bakteri, viral, TB
• Ensefalitis :
Demam, sakit kepala, Tanda Rangsang Meningeal (=kaku
kuduk) negatif, penurunan kesadaran (kejang bersifat
umum)
Etiologi : viral (paling sering Herpes SimpleksVirus).
• Meningoensefalitis
Terdapat kedua gejala, sering disebabkan oleh TB ataupun
Neisseria meningitidis
Pilihan Lainnya
• A. Epilepsià Kejang tanpa demam, berulang
• B. Tetanusà Kejang tanpa penurunan
kesadaran
• C. Abses cerebrià Tanda peningkatan TIK,
tetapi tidak ada tanda rangsang meningeal
• E. Toxoplasmosis cerebrià pada
immunocompromised, tidak ada tanda
rangsang meningeal
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Meningoensefalitis
13
Ny. Nu, 45 th, datang ke UGD karena mengalami penurunan
kesadaran setelah mengalami trauma kepala 2 jam yang lalu.
Pada awalnya penderita masih sadar tetapi setengah jam
kemudian pasien mengeluh sakit kepala dan tidak sadar. Pada
pemeriksaan kesadaran, pemberian rangsangan nyeri kuat,
mata pasien tidak membuka, kedua tangan mengalami
eksorotasi serta lengan ekstensi dan kaku. Pasien hanya
mengeluarkan suara mengerang. Berapakah nilai GCS pasien
ini?
A. 3
B. 4
C. 5
D. 6
E. 7
13. C. 5
• Keywords:
– Perempuan, 45 tahun à Tidak Sadar
– Pemeriksaan:
• Mata tidak buka dengan neru
• Tangan eksorotasi disetai lengan ekstensi dan kaku
(deserebrasi)
• Mengerang dengan nyeri
• Skor GCS?
Glasgow Coma Scale (GCS)
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. 5 (E1M2V2)
14
Ny Xi, 50 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan sakit kepala sangat
hebat sejak 3 jam yang lalu yang baru pertama kali dirasakan. Pasien
mempunyai riwayat darah tinggi sejak 5 tahun tetapi tidak kontrol
teratur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS : 15, tekanan darah
160/100 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit,
kaku kuduk positif, serta ditemukan refleks Babinski pada kedua
ekstremitas. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus?
A. Cephalgia kronis
B. Tumor Intrakranial
C. Stroke iskemik akut
D. Neuralgia Trigeminal
E. Subarachnoid hemorrhage
14 E. Perdarahan Subarakhnoid
• Keywords:
- Sakit kepala hebat 3 jam lalu
- Riwayat HT tidak terkontrol
- TD 160/100, kaku kuduk +, refleks Babinski +
• Diagnosis ?
Perdarahan SAH
• Gejala dan tanda :
• Perdarahan pada rongga – Nyeri kepala hebat
diantara membran (Thunderclap headache)
arachnoid dan piamater – Muntah
yang melapisi otak, – Penurunan Kesadaran
seringnya terjadi pada – Kejang
ruptur aneurisma atau – Rangsang Meningeal (+)
trauma otak – Tanda Peningkatan TIK
• Pemeriksaan terbaik
menggunakan CT scan
melihat perdarahan pada
otak

Sumber : Medscape
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

E. Perdarahan subarachnoid
15
An. Omi 12 dibawa ke dokter praktik umum karena sudah
tiga kali tidak naik kelas. Pasien masih dapat merawat diri,
mengerti perhitungan sederhana, dan memahami
perintah sederhana. Pada pemeriksaan IQ didapatkan
hasil 40. Apakah tingkatan mental pada pasien ini?
A. IQ Normal
B. Retardasi Mental Ringan
C. Retardasi Mental Sedang
D. Retardasi Mental berat
E. Retardasi Mental Sangat berat
15. C. Retardasi Mental Sedang
• Keywords:
– Anak 12 tahun
– Tiga kali tidak naik kelas
– Dapat merawat diri, mengerti perhitungan
sederhana, dan perintah sederhana
– IQ 40
– Diagnosis? Retardasi Mental Berat (IQ 35-49)
Retardasi Mental
• Suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau
tidak lengkap, ditandai oleh hendaya ketrampilan
selama masa perkembangan, sehingga mempengaruhi
tingkat kecerdasan secara menyeluruh à dapat terjadi
dengan / tanpa gangguan jiwa/fisik lainnya
• Klasifikasi menurut IQ
– Ringan 50-69
– Sedang 35-49
– Berat 20-34
– Sangat berat < 20

Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III


Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Retardasi Mental Sedang


16
Tn. Kron, 56 tahun dirawat di puskesmas karena panas tinggi.
Pada hari kedua rawat inap, pasien terbangun tengah malam
dan berteriak mengatakan bahwa ada seorang laki-laki berdiri
di sebelah jendela kamar. Ketika perawat masuk ruangan dan
menyalakan lampu, pasien lega mendapati bahwa “laki-laki”
yang dimaksud ternyata hanya tirai jendela yang
menggantung. Apakah gangguan persepsi pada pasien ini?
A. Delus
B. Halusinasi
C. Ilusi
D. Proyeksi
E. Synesthesia
16. C. Ilusi
• Kron, 56 tahun
• Tirai jendela dianggap sebagai laki-laki
• Gangguan persepsi yang dialami?
Pilihan Jawaban
• A. Delusià Waham, keyakinan yang salah dan tidak
dapat dipatahkan
• B. Halusinasià Persepsi adanya suatu stimulus dari hal
yang tidak ada (cth: udara bebas disangka ada orang)
• C. Ilusià Salahnya persepsi, dari benda yang ada. (cth:
meja disangka anjing)
• D. Proyeksi à impuls internal yang tidak dapat
dihadapi sehingga menyalahkan hal lain diluar dirinya
• E. Synesthesiaà stimulasi sensoris yang secara refleks
diasosiasikan dengan sensoris yang lain (cth: melihan
angka dan huruf kemudian terlihat dalam warna
tertentu)
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Ilusi
17
Ny. Pi 23 tahun, datang ke dokter umum dengan keluhan
sulit tidur sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan disertai
terbangun tiap tengah malam untuk mengecek pintu dan
jendela 5-6 kali semalam untuk memastikan apakah
sudah terkunci. Keluhan ini baru dialami setelah pasien
mendengar tetangga didepannya kecurian. Apakah
diagnosis yang paling tepat?
A. Gangguan cemas menyeluruh
B. Gangguan panik
C. Gangguan obsesif-kompulsif
D. Gangguan Stres paska trauma
E. Gangguan Penyesuaian
17. E. Gangguan Penyesuaian
• Keywords:
– Wanita 23 tahun
– Sulit tidur sejak 3 bulan, terbangun tiap malam,
mengecek pintu dan jendela
– Baru dialami setelah mendengar tetangganya
kecurian
– Diagnosis?
Gangguan penyesuaian
• Gangguan penyesuaian merupakan suatu reaksi
maladaptif terhadap suatu stresor yang dikenali
dan berkembang beberapa bulan sejak
munculnya stresor, yang ditandai dengan adanya
hendaya fungsi atau tanda-tanda distres
emosional yang lebih dari biasa
• Bertahan dalam 1-6 bulan
• Manifestasi meliputi depresi, anxietas, campuran
keduanya, ataupun gangguan tingkat laku dan
disabilitasi dalam kegiatan sehari-hari
Pilihan Lainnya
• A. Cemas menyeluruhà Free-floating anxiety
• B. Panikà Serangan hebat, sampai berdebar-
debar dan terasa akan mati terjadi tiba-tiba
• C. OCDà Suatu kondisi yang terjadi sejak
lama
• D. PTSDà Terjadi > 1 bulan, dan muncul
flashback
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

E. Gangguan Penyesuaian
18
Tn Rho, 36 tahun datang ke poliklinik RS karena merasa cemas
dan kuatir yang sangat mengganggu. Tadi pagi, ia tiba-tiba
merasa sangat takut saat mengendarai mobil dalam suasana
kemacetan lalu lintas. Ia merasa lehernya tercekik, nafas
tersengal, dada berdebar, pusing mendadak, bahkan takut
akan meninggal di tempat. Hal ini pernah dialaminya 1 bulan
yang lalu. Apakah diagnosis kasus diatas?
A. Gangguan Cemas Menyeluruh
B. Gangguan Panik
C. Gangguan Somatoform
D. Gangguan Depresi
E. Gangguan Fobia
18. A. Gangguan Panik

• Keywords:
– Laki 36 tahun
– Cemas dan kuatir mengganggu
– Merasa sangat takut, tercekik, nafas tersengal,
dada berdebar, pusing mendadak, serta takut
meninggal ditempat
– Pernah dialami 1 bulan laluDiagnosis: Serangan
panik dengan agorafobia.
• Diagnosis?
Sumber : www.emedicine.Medscape.com
Pilihan Lainnya
• A. Cemas menyeluruhà Free-floating anxiety
• C. Somatoformà meliputi malingering,
factitious, ataupun psikosomatis
• D. Depresià Muncul mood hipotim, afek
datar yang dominan
• E. Fobiaà Adanya ketakutan hebat terhadap
stimulus tertentu yang jelas
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Serangan panik
19
An. Sigma, 5 tahun, dibawa keluarganya ke praktek dokter
karena perkembangan anak tersebut berbeda dengan
kakaknya, anak tersebut kurang berespon terhadap orang lain,
tidak ada kontak mata, kurang mampu berkomunikasi,
bereaksi aneh terhadap lingkungan, dan sering melakukan
sesuatu berulang ulang tanpa tujuan. Apakah gangguan
tumbuh-kembang yang paling mungkin sedang terjadi pada
anak tersebut?
A. Retardasi mental
B. Cerebral Palsy
C. Attention Deficit Hyperactivity Disorder
D. Autisme
E. Asperger Syndrome
19 D. Autisme

• Keywords:
- Kurang berespon terhadap orang lain, tidak
ada kontak mata, kurang komunikasi
- Tidak ada kontak mata
- Sering melakukan sesuatu berulang-ulang
tanpa tujuan à stereotipik

• Kelainan anak tersebut


Medscape
Pilihan Lainnya
• A. Retardasi mentalà Hanya gangguan kognitif
saja
• B. Cerebral Palsyà gangguan perkembangan
disertai juga gangguan motoric
• C. ADHDà Adanya tanda hiperaktivitas,
(memotong pembicaraan) dan attention defisit
(sering kehilangan barang)
• E. Asperger Syndromeà Gangguan pada interaksi
sosial, gerakan yang stereotipik, tanpa adanya
gangguan kognitif & bahasa
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Autisme
20
Tn. Tau 30 tahun, dibawa oleh keluarganya ke poliklinik karena sering
merasa ketakutan, seolah-olah ada seseorang yang akan melukai
dirinya dan keluarganya. Menurut keluarga, pasien bertingkah laku
aneh, mencurigai istrinya telah berselingkuh dan merasa dirinya akan
diberi emas yang banyak oleh roh kakeknya. Sejak 3 bulan yang lalu
pasien sering berbicara sendiri, terlihat bingung. Pemeriksaan status
mental menunjukkan bentuk piker non-realistik, waham bizarre,
waham curiga, waham kejar, dan wahan kebesaran. Juga terdapat
gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, visual, dan derealisasi.
Apa diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
A. Skizofrenia Paranoid
B. Skizofrenia Hebefrenik
C. Skizofrenia Katatonik
D. Skizofrenia Simpleks
E. Skizofrenia Tak terinci
20. A. Skizofrenia Paranoid
• Keywords:
– Laki-laki, 30 tahun
– Ketakutan akan dilukai
– Mencurigai istrinya berselingkuh, dan akan diberi
emas banyak
– Sering terlihat berbicara sendiri dan bingung SEJAK 3
bulan terakhir
– Bentuk pikir non realistic, waham bizarre, waham
curiga, waham kejar, dan kebesaran
– Halusinasi auditorik, visual, dan derealisasi
• Diagnosis à Skizofrenia paranoid
Skizofrenia
Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala
negatif (afek datar, kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik
dimana suara mengkomentari perilaku pasien terus, atau
halusinasi auditorik dimana dua atau lebih suara
berbicara satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Tatalaksana
• Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine, olanzapine,
risperidone

Sumber: PPDGJ + Medscape


Klasifikasi Skizofrenia
– Paranoid: waham dan halusinasi
– Hebefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
– Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi
terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme,
menolak untuk bergerak (negativisme)
– Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik,
ataupun katatonik
–Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia
di masa lalu, tapi sekarang hanya tinggal
gejala negatifnya saja.
– Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri
dari lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa
lalu

Sumber: PPDGJ + Medscape


Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A.Skizofrenia Paranoid
21
Tn Upsilon, 50 tahun ditangkap polisi karena membunuh
pamannya. Di kantor polisi, ia mengaku membunuh pamannya
karena selingkuh dengan istrinya. Sebelumnya istrinya sudah
menyatakan bahwa ia tidak selingkuh, namun pasien tetap
pada keyakinannya. Setelah dilakukan pemeriksaan profil
psikologis oleh dokter, pelaku dinyatakan mengalami
gangguan jiwa. Apakah jenis gangguan jiwa yang paling
mungkin dialami pelaku pada kasus di atas?
A. Gangguan Ilusi
B. Gangguan Halusinasi Penglihatan
C. Gangguan Obsesif-kompulsif
D. Gangguan Waham Cemburu
E. Gangguan Paranoid
21. D. Gangguan Waham Cemburu
• Keywords:
– Laki 50 tahun
– Membunuh pamannya karena yakin selingkuh
dengan istrinya meskipun istrinya mengatakan
tidak selingkuh
– Dinyatakan gangguan jiwa
– Diagnosis?
Gangguan Waham Menetap (F22)
• Gangguan dengan Waham sebagai satu-
satunya gejala yang khas dan tidak dapat
digolongkan dengan ggn mental organic,
skizofrenik, ataupun gangguan afektif.
• Waham pada gangguan seperti ini umumnya
realistis sehingga masuk di akal dan mungkin
saja terjadi (spt: curiga istrinya selingkuh),
tidak spt umumnya skizofrenia yaitu waham
bizarre (spt: yakin dirinya adalah Tuhan)
Pilihan Lainnya
• A. Gangguan Ilusi à Gangguan persepsi
• B. Halusinasi Penglihatan à ggn Persepsi
• C. OCDà Suatu kondisi yang terjadi sejak
lama Dan mengganggu kehidupan sehari-hari
• E. Gangguan Paranoid àYang ada gangguan
kepribadian paranoid
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Gangguan Waham
Cemburu
22
Ny Phi berusia 60 th dibawa ke UGD oleh keluarganya dengan keluhan
bingung. Dari allonamnesis sejak 2 hari terakhir pasien bicara melantur.
Pasien mengatakan bahwa dirinya melihat bayangan anak kecil yang tidak
dilihat oleh orang lain. keluhan pasien memberat ketika malam hari. Dari
pemeriksaan status mental didapatkan kesadaran yang berfluktuasi, proses
berpikir inkoheren, psikomotor gelisah dan ada halusinasi visual. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 180/40 mmHg, denyut nadi
100x/menit, frekuensi napas 24x/menit. Dari pemeriksaan laboratorium
didapatkan GDS 625 mg/dl. Sebelumnya tidak ditemukan riwayat gangguan
serupa. Apakah terapi pada pasien ini?
A. Buspiron
B. Sertralin
C. Amitriptilin
D. Alprazolam
E. Haloperidol
22 A. Haloperidol
• Keywords:
- Ny Phi berusia 60 th
- Keluhan bingung, bicara melantur, melihat bayangan
anak kecil, memberat ketika malam hari.
- Kesadaran yang berfluktuasi, proses berpikir inkoheren,
psikomotor gelisah dan ada halusinasi visual.
- Tekanan darah 180/40 mmHg, denyut nadi 100x/menit,
frekuensi napas 24x/menit. Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan GDS 625 mg/dl. Sebelumnya
tidak ditemukan riwayat gangguan serupa
• Diagnosis ? Delirium
• Terapi ?
Delirium
• Delirium à gangguan orientasi
à pasien mengalami gangguan kesadaran.
• Disebabkan oleh adanya gangguan medis
lainnya
• Terapi utama meliputi Antipsikotik
(Haloperidol IV) sebagai simtomatik, serta
penanganan penyebab delirium

Sumber: Medscape
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A. Haloperidol
23
An. Chi, 15 tahun dibawa ke UGD RS karena selalu
murung sejak kematian ibunya 3 bulan lalu. Pasien
juga tidak mau sekolah dan bermain bersama
teman-temannya, hanya menyendiri di kamar.
Apakah terapi pilihan untuk kasus diatas?
A. Sertralin
B. Desipramine
C. Bupropion
D. Diazepam
E. Phenitoin
23. A. Sertralin
• Keywords:
– Anak, 15 tahun
– Murung sejak kematian ibunya 3 bulan lalu
– Tidak mau sekolah dan bermain
– Hanya menyendiri di kamar

• Diagnosis? Depresi
• Tatalaksana?
Klasifikasi Depresi PPDGJ
GEJALA UTAMA GEJALA TAMBAHAN
0 Mood depresif (selalu murung,
menangis)
0 Lelah, energi menurun, tidak 0 Konsentrasi berkurang
bersemangat beraktivitas 0 Percaya diri berkurang
0 Minat dan kegembiraan hilang 0 Rasa bersalah dan tidak
berguna
0 Pandangan masa depan
0 KASUS suram
0 Depresi sedangà ada 0 Ide bunuh diri
gangguan dalam melakukan
kegiatan sosial/pekerjaan 0 Tidur terganggu
0 tanpa gejala psikotik 0 Nafsu makan kurang
Sumber: Panduan pelayanan departemen psikiatri FKUI
Depresi
• Gangguan suasana perasaan berupa mood yang
turun, berlangsung minimal 2 minggu.
• MLM à M-ood turun, L-elah terus, M-inat hilang
• Klasifikasi:
– Ringan: gangguan ringan dalam keseharian
– Sedang: gangguan dalam beberapa aspek kehidupan,
biasanya muncul beberapa gejala somatis seperti
gangguan seksual, keluhan tubuh, sakit kepala, dll.
– Berat: biasanya ada gejala psikotik (waham,
halusinasi) atau upaya bunuh diri
Mekanisme kerja SSRI
(fluoxetin/sertralin)

fluoxetine
Pilihan Lainnya
• B. Desipramineà Antidepresan trisiklik, bukan
first line pada depresi
• C. Bupropionà Anti depresan NDRI
(norepinephrine-dopamine reuptake
inhibitor), ditarik dari pasar karena resiko
kejang epileptik
• D. Diazepamà Anti kejang
• E. Phenytoin à Anti kejang
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A. Sertraline
24
Tn Psi, 23 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan
yakin mengalami sakit jantung, pasien telah menjalani
pemeriksaan fisik, ekg dan pemeriksaan lain tetapi tidak
ditemukan kelainan. Pasien telah banyak berobat ke
beberapa dokter dan dinyaktakan tidak apa-apa. Tetapi ia
masih yakin sebenarnya ia mengalami sakit jantung. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ini ?
A. Gangguan somatisasi
B. Gangguan konversi
C. Gangguan panik
D. Hipokondriasis
E. Malingering
24. D. Hipokondriasis
• Keyword
– Laki 23 tahun
– Yakin mengalami sakit jantung
– Sudah berobat dan diperiksa, dikatakan normal
– Masih yakin mengalami sakit jantung
• Diagnosis?
– Hipokondriasis, yakin dirinya sakit à Doctor
Shopping
Gangguan Somatisasi
à banyak keluhan fisik, tapi PF tidak ada kelainan
Gangguan-Gangguan Somatoform
• Malingering
– Pura-pura sakit dengan tujuan eksternal, seperti malas
kerja atau mendapatkan narkoba à bukan penyakit
• Factitious disorder
– Pura-pura sakit karena ingin mendapat perhatian atau
perawatan, bukan karena tujuan eksternal à penyakit
• Penyakit psikosomatik
– Penyakit-penyakit fisik yang memiliki aspek mental (co/
hipertensi dengan stres) à pasiennya beneran sakit

Sumber : Gabbard’s Treatment of Psychiatric Disorder


Pilihan Lainnya
• A. Somatisasià banyak keluhan fisik, minimal
6 bulan
• B. Konversià Respon terhadap stres berupa
gangguan neurologis
• C. Panikà Serangan anxietas berat dimana
pencetus tidak berbahaya
• E. Malingeringà Pura-pura untuk tujuan
eksternal
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Hipokondriasis
25
Tn. Omega, 28 tahun, datang ke poliklinik RS dengan
keluhan takut, cemas, nafas sesak seperti kehabisan
oksigen. Jantung terasa berdebar debar dan berkeringat
dingin saat berada didalam lift. Pemeriksaan fisik dalam
batas normal. Apa diagnosis yang paling tepat pada
pasien ini?
A. Akhropobia
B. Klaustrophia
C. Gangguan fobik
D. Ganggyan panik
E. Gangguan ansietas
25. B. Klaustrofobia
• Keywords:
– Laki, 28 tahun
– Takut, cemas, nafas sesak, jantung berdebar dan
berkeringat dingin saat di dalam lift
– PF dalam batas normal

Diagnosis ?
Fobia
• Agorafobia
– Takut ditinggal sendirian di tempat umum
• Fobia sosial
– Takut bersosialisasi dengan orang yang belum
dikenal baik, takut situasi-situasi sosial
• Klaustrofobia
– Takut apabila berada dalam tempat yang sempit

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


Pilihan Lainnya
• A. Akhrophobiaà Takut ketinggian
• C. Ggn Fobik à Kelompok besar semua fobia
• D. Ggn Panikà Serangan terjadi tiba-tiba
tanpa stimulus
• E. Ggn Anxietasà Free Floating Anxiety
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Klaustrophobia
26
Nn. Carisa 31 tahun datang ke dokter dengan
keluhan mata merah sejak 3 hari lalu. Pada
pemeriksaan ditemukan sekret serosa, konjungtiva
kemerahan, dan gambaran dendritik pada kornea.
Apa penyebab keluhan pasien tersebut ?
A. Infeksi virus
B. Alergi
C. Paparan toksin
D. Infeksi chlamydia
E. Reaksi fliktenosa
26 A. Infeksi virus

Keywords:
• Keluhan mata merah sejak 3 hari lalu.
• Sekret serosa, konjungtiva kemerahan
• gambaran dendritik pada kornea.

Penyebab ? Infeksi virus


Keratitis
• Mata Merah Visus turun
• Injeksi silier
• Edema kornea

Keratitis
Etiologi keratitis
ETIOLOGI KARAKTERISTIK TATALAKSANA
Keratitis bakterial Sekret purulen antibiotik topikal
Keratitis herpes simpleks Lesi dendritik antiviral topikal
Keratitis fungal Riwayat trauma dengan antifungal topikal
tumbuhan
Lesi satelit
Keratitis amuba Riwayat berenang dan amebisida
lensa kontak.
Terapi Keratitis

Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: a systematic approach 7th ed. USA: Elsevier. 2011
• Jadi, Penyebabnya adalah

A. Infeksi virus
27
Tn. Roy, 22 tahun datang dengan keluhan mata kanan
merah, nyeri, dan disertai pandangan buram. Riwayat
tertusuk benda tajam sejak 1 hari lalu. Pada pemeriksaan
mata kanan ditemukan injeksi silier, luka yang menggaung
pada kornea, dan visus 1/60.
Apa diagnosis yang tepat ?
A. Ulkus kornea perifer
B. Abses kornea
C. Ulkus kornea sentral
D. Ulkus ateromatosa
E. Descemetokel okuli
27 C. Ulkus kornea sentral

Keywords:
• Keluhan mata kanan merah, nyeri, dan disertai
pandangan buram.
• Riwayat tertusuk benda tajam sejak 1 hari lalu.
• Injeksi silier, luka yang menggaung pada
kornea, dan visus 1/60.

Apa diagnosis yang tepat ? Ulkus kornea sentral


Lokasi
• Sentral : akibat infeksi,
trauma
Bila mencapai stroma
membran descement à
descemetokel à risiko
perforasi kornea.
Perforasi kornea dideteksi
dengan tes seidel (tes
fistel).
• Perifer : akibat penyakit
inflamasi maupun
autoimun.
• Jadi, Diagnosisnya adalah

C. Ulkus kornea sentral


28
Tn. ALi 50 tahun datang dengan keluhan pandangan semakin
buram sejak 2 bulan lalu. Pasien juga mengeluh silau pada
malam hari. Riwayat penggunaan tetes mata steroid (+) setiap
kali mata merah. Pada pemeriksaan ditemukan visus tidak
membaik dengan pinhole, kekeruhan lensa tidak merata,
refleks fundus (+).
Kelainan katarak yang diderita pasien ?
A. Katarak komplikata
B. Katarak nuklear
C. Katarak polus anterior
D. Katarak polus posterior
E. Katarak subkapsula posterior
28 E. Katarak subkapsula posterior
Keywords:
• Pandangan semakin buram sejak 2 bulan lalu.
• Silau pada malam hari.
• Riwayat penggunaan tetes mata steroid (+)
• Kekeruhan lensa tidak merata, refleks fundus
(+).

Kelainan katarak ? Katarak subkapsula posterior


http://www.allaboutvision.com/conditions/cataracts.htm

Types of cataracts
• A subcapsular cataract occurs at the back of the lens.
People with diabetes or those taking high doses of
steroid medications have a greater risk of developing a
subcapsular cataract.
• A nuclear cataract forms deep in the central zone
(nucleus) of the lens. Nuclear cataracts usually are
associated with aging.
• A cortical cataract is characterized by white, wedge-
like opacities that start in the periphery of the lens and
work their way to the center in a spoke-like fashion.
This type of cataract occurs in the lens cortex, which is
the part of the lens that surrounds the central nucleus.
SUMBER : ILMU PENYAKIT
Pilihan Lain MATA NANA WIJANA

• A. Katarak komplikata à katarak akibat penyakit


mata lainnya.
• B. Katarak nuklear à kekeruhan di nukleus lensa,
berhubungan dengan penuaan.
• C. Katarak polus anterior à kekeruhan di polus
anterior, biasanya disebabkan uveitis anterior,
penglihatan kabur terutama saat pupil miosis.
• D. Katarak polus posterior à kekeruhan di polus
posterior, sifatnya sama seperti katarak polus
posterior.
• Jadi, kelainannya adalah

E. Katarak subkapsula
posterior
29
Nn. Alisa, 20 tahun datang ke dokter dengan keluhan
mata kiri merah sejak 2 hari lalu.Pasien adalah seorang
wanita tuna susila. Pada pemeriksaan mata, ditemukan
injeksi konjungtiva (+), sekret mukopurulen, ditemukan
banyak folikel dan papil di konjungtiva tarsal.
Apa pemeriksaan penunjang yang tepat ?
A. pewarnaan HE
B. pewarnaan giemsa
C. pewarnaan KOH
D. pewarnaan metilen blue
E. pewarnaan tahan asam
29 B. pewarnaan giemsa

Keywords:
• Keluhan mata kiri merah sejak 2 hari
• Wanita tuna susila
• Injeksi konjungtiva (+), sekret mukopurulen,
• Banyak folikel dan papil di konjungtiva tarsal.

penunjang ? pewarnaan giemsa


Konjungtivitis
Inflamasi atau infeksi konjungtiva

Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana


Bakteri staphylococci Mata merah, terasa berpasir, Antibiotik topikal
streptococci, sensasi terbakar, biasanya bilateral, Air mata buatan
gonocci kelopak mata susah membuka,
Corynebacteri injeksi konjungtiva difus, discharge
um strains mukopurulen, papil (+)

Virus Adenovirus Mata berair unilateral, merah, rasa Memburuk pada hari 3-5,
herpes tidak nyaman, fotofobia, edema sembuh sendiri dalam 7-14
simplex virus kelopak mata, limfadenopati hari
or varicella- preaurikular, konjungtivitis folikular, Air mata buatan: mencegah
zoster virus pseudomembran (+/-) kekeringan dan mengurangi
inflamasi
Antiviral àherpes simplex
virus atau varicella-zoster
virus

http://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/treatment.html
Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Jamur Candida spp. Jarang, biasanya pd pasien Antijamur topikal
can cause imunokompromais, pasien yg
conjunctivitis memakai kortikosteroid, pasien
Blastomyces yang mendapat terapi
dermatitidis antibiotik
Sporothrix
schenckii
Vernal Alergi Peradangan konjungtiva kronis, Hindari alergen
riwayat keluarga atopik, gatal, Antihistamin topikal,
fotofobia, sensasi benda asing, mast cell stabilizer
blefarospasme, cobblestone
pappilae.

Inklusi Chlamydia Mata merah dan nyeri selama Doxycycline 100 mg


trachomatis beberapa minggu/bulan, bid for 21 hari atau
sekret mukopurulen, lengket, Erythromycin 250 mg
sensasi benda asing, mata PO qid 21 days
berair, kelopak mata Antibiotik topikal
bengkak,kemosis,Folikel
Konjungtivitis klamidia = konjungtivitis
inklusi
• Giemsa staining: Basophilic
intracytoplasmic epithelial
inclusion bodies are seen
with Giemsa staining of
conjunctival scrapings.
• Chlamydial cultures of
conjunctiva

http://reference.medscape.com/article/1203385-overview
• Jadi, penunjangnya adalah

B. pewarnaan giemsa
30
Tn. Sayful, 24 tahun datang dengan keluhan mata kanan
penglihatannya kabur. Apabila membaca terlalu lama, ia
menjadi pusing. Pada pemeriksaan ditemukan AVOD
6/60, AVOS 6/6. pada segmen anterior tampak tenang.
Apa pemeriksaan penunjang yang tepat disarankan ?
A. Funduskopi
B. Autorefraktometri
C. Tonometri
D. Pinhole
E. Gonioskopi
30 D. Pinhole

Keywords:
• Laki-laki 24 tahun
• Keluhan mata kanan penglihatannya kabur.
• AVOD 6/60, AVOS 6/6. pada segmen anterior tampak
tenang.

Penunjang yang tepat disarankan ? Pinhole


Pin hole adalah pemeriksaan sederhana untuk
membedakan apakah kelainan visus disebabkan oleh
kelainan refraksi atau kelainan organik.
Visus membaik dengan pinhole à kelainan refraksi.
Pilihan Lain
• A. Funduskopi à menilai bilik mata belakang
• B. Autorefraktometer à dapat dilakukan jika
kelainan refraksi telah diketahui dari pin-hole
• C. Tonometri à menilai tekanan intraokular
• E. Gonioskopi à menilai sudut bilik mata depan
• Jadi, penunjangnya adalah

D. Pinhole
31
Anak Mariska, 5 tahun, dibawa ibunya ke dokter dengan
keluhan kelopak mata merah sejak 3 hari lalu. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan edema palpebra dengan
sisik-sisik kecil sepanjang margo palpebra bilateral disertai
krusta. Bulu mata sebagian rontok (+). Diagnosis yang
tepat adalah ?
A. Ektropion
B. Trikiasis
C. Blefaritis anterior
D. Blefaritis posterior
E. Herpes zoster oftalmika
31 C. Blefaritis anterior

Keywords:
• Keluhan kelopak mata merah sejak 3 hari lalu.
• Edema palpebra dengan sisik-sisik kecil
sepanjang margo palpebra bilateral disertai
krusta.
• Bulu mata sebagian rontok (+).

Diagnosis yang tepat adalah ? Blefaritis anterior


Blefaritis
(1) anterior : ulseratif (karena stafilokokus),
nonulseratif (karena seboroik)
(2) Posterior (kelainan kelenjar meibom)
Blefaritis anterior
• Stafilokokus
• Skuama, krusta, ulkus
Pilihan Lain
• A. Ektropion à kelopak mata melekuk keluar
• B. Trikiasis à bulu mata salah tumbuh
• D. Blefaritis posterior à karena kelainan
kelenjar meibom, lesi berbusa telangiektasis.
• E. Herpes zoster oftalmika à vesikel
dermatomal di dekat mata.
• Jadi, diagnosisnya adalah

C. Blefaritis anterior
32
Tn. Sabeni, 60 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada
mata kanan.Pada pemeriksaan ditemukan visus OD 1/~ ,
injeksi konjungtiva dan injeksi silier (+), COA kesan dalam,
TIO 34 mmHg, kekeruhan lensa (+), lensa mengkerut dan
inti lensa berada di bawah. funduskopi sulit dinilai.
Diagnosis ?
A. Glaukoma fakomorfik
B. Glaukoma fakolitik
C. Glaukoma fakoanafilaktik
D. Glaukoma karena partikel lensa
E. Subluksasi lensa
32 B. Glaukoma fakolitik

Keywords:
• Keluhan nyeri pada mata kanan.
• Visus OD 1/~ , injeksi konjungtiva dan injeksi silier (+), COA
kesan dalam, TIO 34 mmHg
• Kekeruhan lensa (+), lensa mengkerut. funduskopi sulit
dinilai.
• INTI LENSA berada di bawah

Diagnosis ? Glaukoma fakolitik


Lens induced glaucoma
• 1) Blokade aliran cairan akuis humor à memicu glaukoma
sudut tertutup
- blokade karena perubahan bentuk lensa yang
mencembung (intumesen) à glaukoma fakomorfik.
- ektopia lensa
• 2) blokade jaring trabekular à memicu glaukoma sudut
terbuka
- blokade karena protein lensa lisis pada katarak hipermatur
à glaukoma fakolitik.
- blokade karena debris lensa, biasa dipicu oleh trauma
lensa, operasi katarak.
- bentuk jarang : akibat reaksi anafilaksis terhadap material
lensa àglaukoma fakoanafilaktik
Pilihan Lain
• A. Glaukoma fakomorfik à akibat lensa
mencembung
• C. Glaukoma fakoanafilaktik à akibat reaksi
anafilaksis terhadap bahan lensa
• D. Glaukoma karena partikel lensa
• E. Subluksasi lensa à letak lensa bergeser
memicu glaukoma akut.
• Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah

B. Glaukoma fakolitik
33
Tn. Sabeni, 60 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada
mata kanan.Pada pemeriksaan ditemukan visus OD 1/~ ,
injeksi konjungtiva dan injeksi silier (+), COA kesan dalam,
TIO 34 mmHg, kekeruhan lensa (+), lensa mengkerut.
Funduskopi sulit dinilai. Apa tatalaksana definitif yang
tepat ?
A. Iridektomi
B. Trabekulektomi
C. Goniotomi
D. Ekstraksi katarak
E. Fotokoagulasi laser
33 D. Ekstraksi katarak

Keywords:
• Keluhan nyeri pada mata kanan.
• Pada pemeriksaan ditemukan visus OD 1/~ ,
injeksi konjungtiva dan injeksi silier (+), COA
kesan dalam, TIO 34 mmHg
• Kekeruhan lensa (+), lensa mengkerut.
funduskopi sulit dinilai.

Apa tatalaksana yang tepat ? Ekstraksi katarak


Tatalaksana
• The majority of patients with phacolytic
glaucoma can be managed through topical
cycloplegia, topical steroids, and aqueous
suppressants. If despite intensive
antiglaucomatous therapy, IOP continues to
increase, emergency admission may be
advocated, and in rare instances urgent
cataract or vitreoretinal surgery may be
required.37–41
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2722872/
E-Medicine: Phacomorphic Glaucoma
• Jadi, tatalaksananya adalah

D. Ekstraksi katarak
34
Anak Mirna, 2 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan
kedua mata belekan sejak 2 hari lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan kedua kelopak mata bengkak, dengan sekret
purulen menutupi mata. Pada pewarnaan gram
ditemukan gambaran diplokokus gram negatif.
Apa tatalaksana yang tepat ?
A. Kloramfenikol
B. Ampisilin
C. Metronidazol
D. Siprofloksasin
E. Tetrasiklin
34 E. Tetrasiklin

Keywords:
• Keluhan kedua mata belekan sejak 2 hari lalu.
• Kedua kelopak mata bengkak, dengan sekret purulen
menutupi mata.
• Pewarnaan gram ditemukan gambaran diplokokus
gram negatif.

Tatalaksana yang tepat ? Seharusnya seftriakson


Kemungkinan yang dimaksud adalah profilaksis.
Profilaksis dengan salep mata tetrasiklin.
Konjungtivitis neonatorum
• Tatalaksana :
Seftriakson IM

• Profilaksis topikal:
- Perak nitrat
- Makrolid
- tetrasiklin
Topikal : eritromisin, tetrasiklin à
infeksi gonorea konjungtiva.

According to the 2012 Red Book, topical 0.5% erythromycin and 1% tetracycline are
considered equally effective for prophylaxis of ocular gonorrhea infection in
newborn infants. Each is available in single-dose tubes. Topical silver nitrate,
povidone-iodine, and erythromycin are all effective in the prevention of
nongonococcal nonchlamydial neonatal conjunctivitis. There is no agent that is
currently effective in preventing the transmission of C trachomatis from mother to
baby.[14] This is a change from the 2009 Red Book which stated that erythromycin or
silver nitrate could prevent vertical transmission. [8]

http://emedicine.medscape.com/article/1192190-
treatment#d12
• Jadi, tatalaksananya adalah

E. Tetrasiklin
35
Tn. Marjo, 27 tahun datang untuk melakukan
pemeriksaan buta warna. Visus ODS 6/6. Pada tes
ishihara, pasien dapat membaca lempeng angka 12,
tetapi selanjutnya tidak dapat membaca lempeng angka
lainnya.
Diagnosis yang tepat ?
A. Buta warna kuning-hijau
B. Buta warna merah-biru
C. Buta warna kuning-biru
D. Buta warna merah-hijau
E. Buta warna merah-kuning
35 D. Buta warna merah-hijau
Keywords:
• Tn. Marjo, 27 tahun datang untuk melakukan
pemeriksaan buta warna. Visus ODS 6/6. Pada tes
ishihara, pasien dapat membaca lempeng angka
12, tetapi selanjutnya tidak dapat membaca
lempeng angka lainnya.
Diagnosis yang tepat ? Buta warna total
Tidak ada jawaban, kemungkinan besar yang
dimaksud adalah buta warna paling sering à
buta warna merah hijau.
Tes Ishihara
• Lempeng pertama akan
terbaca 12 oleh orang
normal, buta warna
sebagian, maupun buta
warna total.
• Lempeng berikutnya
akan terbaca 8 oleh
orang normal, terbaca 3
oleh buta warna merah
hijau, tidak terbaca oleh
buta warna total.
• Jadi, diagnosisnya paling sering adalah

D. Buta warna merah-hijau


36
Tn. Jacobs, 40 tahun, datang dengan keluhan pandangan
makin buram sejak 2 bulan lalu. Pasien memiliki riwayat
DM. Pada pemeriksaan ditemukan gambaran awan pada
kedua lensa mata.
Apa mekanisme penyebab keluhan pasien tersebut ?
A. Peningkatan produksi sorbitol
B. Peningkatan galaktosa darah
C. Peningkatan oksida kristalina
D. Penurunan aktivitas aldose reduktase
E. Penurunan aktivitas aldose dehidrogenase
36 A. Peningkatan produksi sorbitol
Keywords:
• Keluhan pandangan makin buram sejak 2 bulan
lalu.
• Pasien memiliki riwayat DM.
• Pada pemeriksaan ditemukan gambaran awan
pada kedua lensa mata.

Mekanisme penyebab? Peningkatan produksi


sorbitol
1) Aktivitas aldosa reduktase >>>
2) sorbitol >>>
3) penggembungan & kekeruhan lensa
Katarak DM berkaitan dengan aktivasi
jalur polyol
• Jadi, mekanismenya adalah

A. Peningkatan produksi
sorbitol
37
Tn. Miharja, 28 tahun datang dengan keluhan benjolan
pada kelopak mata kanan sejak 3 hari lalu. Benjolan
tersebut nyeri. Pada pemeriksaan ditemukan massa
noduler kemerahan di pinggir kelopak mata, lunak, dan
nyeri.
Apa penyebab paling sering keluhan tersebut ?
A. Stafilokokus aureus
B. Streptokokus pyogenes
C. Neiserria meningitidis
D. Neisseria gonorhea
E. Chlamydia tracomatis
37 A. Stafilokokus aureus

Keywords:
• Keluhan benjolan pada kelopak mata kanan sejak
3 hari lalu.
• Benjolan tersebut nyeri.
• Massa noduler kemerahan di pinggir kelopak
mata, lunak, dan nyeri.

Penyebab paling sering keluhan tersebut ?


Stafilokokus aureus
Hordeolum
• A hordeolum is a common disorder of the
eyelid.[1] It is an acute focal infection (usually
staphylococcal) involving either the glands of
Zeis (external hordeola, or styes) or, less
frequently, the meibomian glands (internal
hordeola).[2]

http://emedicine.medscape.com/article/1213080-overview
Hordeolum interna vs Hordeolum
eksterna
• Jadi, penyebabnya adalah

A. Stafilokokus aureus
38
Ny. Minarti, 50 tahun, datang dengan keluhan mata kiri
merah sejak 5 hari lalu. Pemeriksaan ketajaman
penglihatan mata kiri hanya dapat menghitung jari pada
jarak 5 m. Pada pemeriksaan mata ditemukan injeksi
silier, bilik mata depan sedang, diameter pupil 2 mm.
Apa diagnosis yang tepat ?
A. Iritis akut
B. Glaukoma akut
C. Konjungtivitis akut
D. Glaukoma sudut terb
38 A. Iritis akut

Keywords:
• Keluhan mata kiri merah sejak 5 hari lalu.
• Visus berkurang
• Injeksi silier, bilik mata depan sedang,
diameter pupil 2 mm.

Diagnosis yang tepat ? Iritis akut


SUMBER : KANSKI
UVEITIS CLINICAL OPHTALMOLOGY
8TH ED.
UVEITIS ANTERIOR
• GEJALA DAN TANDA
- Nyeri mata, mata merah, fotofobia
- Visus bisa turun bisa normal
- Injeksi silier
- Pupil miosis (à pembeda dengan glaukoma akut)
- Keratik presipitat (deposit sel inflamasi di kornea)
- Sinekia posterior (perlengketan dengan lensa)
- Flare (kekeruhan cairan di bilik mata depan)
- Hipopion (eksudat di dasar bilik mata depan)
Keratik SinekiaPosterior
Presipitat

TATALAKSANA :
1) STEROID à UTAMA
2) SIKLOPLEGIK (ATROPIN) à MENCEGAH SINEKIA
Efek Tyndall
menunjukkan
ada atau Hipopion Sinekia
menetapnya
peradangan
dalam bola mata
• Jadi, diagnosisnya adalah

A. Iritis akut
39
Nn. Martina, 27 tahun datang dengan keluhan pilek
disertai ingus berbau sejak 3 hari lalu. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan demam (+), pipi kanan bengkak disertai
nyeri tekan. Caries dentis (+) pada gigi premolar kanan
atas.
Diagnosis yang tepat ?
A. Rhinosinusitis kronik
B. Rhinitis alergi
C. Sinusitis maksilaris akut dekstra
D. Rinitis vasomotor
E. Benda asing
39 C. Sinusitis maksilaris akut dekstra

Keywords:
• Nn. Martina, 27 tahun datang dengan keluhan
pilek disertai ingus berbau sejak 3 hari lalu. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan demam (+), pipi
kanan bengkak disertai nyeri tekan. Caries dentis
(+) pada gigi premolar kanan atas.

Diagnosis yang tepat ? Sinusitis maksilaris akut


dekstra
SINUSITIS
SINUSITIS
• KUMAN TERSERING: STREPTOCOCCUS PNEUMONIA,
HAEMOPHILUS INFLUENSA
• SINUSITIS AKUT < 4 MINGGU
• PENUNJANG:
• FOTO POLOS (OPASIFIKASI PADA SINUS)
• WATERS (MAXILA, FRONTALIS)
• CALDWELL (ETMOID)
• LATERAL (SPHENOID)
• CT-SCAN à GOLD STANDAR
• TATALAKSANA:
• TOPIKAL STEROID, DEKONGESTAN ATAUPUN
ORAL DEKONGESTAN, MUKOLITIK
• AMOXICILIN 3X500 MG 10 HARI
Berbagai Posisi X Ray
• Waters: menilai sinus maksila, frontal, etmoid,
sphenoid
• Caldwell: Menilai sinus frontal, etmoid, bola
orbita, dinding orbita medial, os zigoma, os
nasal, septum nasi, mandibula
• Lateral: menilai sinus sphenoid
• Schuller: menilai mastoid, kanalis akustikus
eksternus, TMJ
TATALAKSANA
• SINUSITIS AKUT • SINUSITIS KRONIK
- Antibiotik - Antibiotik
- Dekongestan - Irigasi sinus
- Analgetika - Steroid
- Pembedahan
• Jadi, diagnosisnya adalah

C. Sinusitis maksilaris akut


dekstra
40
Anak Yanto 5 tahun, dibawa ibunya ke dokter
dengan keluhan nyeri pada telinga kanan. Riwayat
demam disertai batuk pilek (+). Hasil pemeriksaan
otoskopi ditemukan membran timpani hiperemis
dan tampak cembung.
Diagnosis yang tepat ?
A. Otitis media efusi
B. Otitis media akut
C. Otitis media supuratif kronis
D. Otitis ekster
40 B. Otitis media akut
Keywords:
• Keluhan nyeri pada telinga kanan.
• Riwayat demam disertai batuk pilek (+).
• Pemeriksaan otoskopi ditemukan membran
timpani hiperemis dan tampak cembung.

Diagnosis yang tepat ? Otitis media akut


SEKILAS MATERI

STADIUM OTITIS MEDIA AKUT TATALAKSANA

OKLUSI: Retraksi membran timpani Tetes hidung (efedrin hcl 0.5%)

HIPEREMIS: membran timpani hiperemis +


Antibiotik + tetes hidung + analgetik
edema

SUPURASI: BULGING + SANGAT NYERI Antibiotik + miringotomi

PERFORASI: membran timpani RUPTUR, pasien


Antibiotik + cuci dengan H2O2 3% (3-5 hari)
merasa ‘sembuh’ karena nyeri berkurang

RESOLUSI: membran timpani menutup. Resolusi


gagal jadi otitis media supuratif kronik (OMSK) > 6 antibiotik
minggu
• Jadi, diagnosisnya adalah

B. Otitis media akut


41
Anak Yusril 10 tahun dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan
keluar cairan berbau busuk dari telinga kanan. Pasien memiliki
hobi berenang. Riwayat keluhan serupa sebelumnya (+) sejak
1 tahun lalu. ada pemeriksaan otoskopi ditemukan sekret
jernih, membran timpani hiperemis, perforasi di tengah (+).
Apa diagnosis yang tepat ?
A. Mastoiditis dekstra akut
B. Otitis eksterna dekstra
C. Otosklerosis dekstra
D. Otitis media purulenta akut dekstra dengan perforasi
E. Otitis media kronis dekstra
41 E. Otitis media kronis dekstra

Keywords:
• Keluhan keluar cairan berbau busuk dari telinga kanan.
• Riwayat keluhan serupa sebelumnya (+).
• Pemeriksaan otoskopi ditemukan sekret jernih,
membran timpani hiperemis, perforasi di tengah (+).
• Terjadi sejak satu tahun lalu

Diagnosis yang tepat ? Otitis media kronis dekstra


Otitis Media Supuratif Kronis

• OMSK à OMA yang gagal resolusi (dicetuskan infeksi


pseudomonas)
• Tampilan klinis : Membran timpani perforasi, sekret
keluar terus sampai di atas 6 minggu.
– tipe benigna: kolesteatoma (-). Perforasi sentral
– tipe maligna: kolesteatoma (+). Perforasi marginal/atik
àkomplikasi ke jaringan sekitarà defisit neurologis
• Penunjang : CT-Scan bila dicurigai ada komplikasi
• Tatalaksana :
– Benigna : Tetes telinga antibiotik, ear toilet (H2O2 3% selama 3-
5 hari), dan kauterisasi bila ada jaringan granulasi
– Maligna : Operasi eradikasi kolesteatoma
+timpanoplasti/miringoplasti
• Jadi, diagnosisnya adalah

E. Otitis media kronis dekstra


42
Tn. Burhan 40 tahun datang ke dokter dengan keluhan
nyeri pada telinga kanan sejak 2 hari lalu. Keluhan
memberat bila membuka mulut. Pasien memiliki riwayat
membersihkan telinga dengan cotton bud. Pada
pemeriksaan otoskopi ditemukan furunkel berbatas tegas,
membran timpani intak (+). Bila dilakukan pemeriksaan
pendengaran, apa hasil yang diharapkan ?
A. Tuli konduksi telinga kiri
B. Tuli konduksi telinga kanan
C. Tuli sensorineural telinga kanan
D. Tuli campuran telinga kanan
E. Normal
42 B. Tuli konduksi telinga kanan

Keywords:
• Keluhan nyeri pada telinga kanan memberat bila
membuka mulut.
• Riwayat membersihkan telinga dengan cotton bud.
• Furunkel berbatas tegas, membran timpani intak (+).

Hasil pemeriksaan pendengaran? Tuli konduksi telinga


kanan
• SIRKUMSKRIPTA
– 1/3 luar à adnexa kulit (+) à furunkel
– ETIOLOGI: S.aureus
– GEJALA: nyeri (tidak ada jar. Longgar)
saat menekan perikondrium atau
membuka mulut, ggn pendengaran
• DIFUS
OE AKUT
– 2/3 dalam à kulit liang telinga
hiperemis dan edema tidak jelas
batasnya
KLASIFIKASI – ETIOLOGI: Pseudomonas
OTITIS EKSTERNA – GEJALA: nyeri tekan tragus, liang telinga
sempit, sekret bau

OE MALIGNA • Infeksi difus


• Terutama pada orang tua atau
TATALAKSANA UMUM imunokompromise
• BERSIHKAN LIANG TELINGA
• ETIOLOGI: P. Aeruginosa
• Antibiotik dalam bentuk tampon lebih
• GEJALA: rasa gatal + nyeri,
efektif
pembekakan liang telinga, paralisis
• Topikal antibiotik neomisin facial jika iritasi n.VII
• Topikal antifungal polimiksin B
• Topikal steroid
Tes penala Buku ajar ilmu THT
FKUI

Tuli konduktif Tuli sensorineural Normal

Rinne - + +

Weber Lateralisasi ke Lateralisasi ke Di tengah


telinga sakit telinga sehat

Swabach Memanjang Memnedek Sama dengan


pemeriksa
Tes Rinne
UNTUK MENGETAHUI ADANYA TULI KONDUKSI

Prinsip
Membandingkan AC (air conduction) dan BC (bone conduction) di satu telinga

Cara
• Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tulang mastoid pasien
• Pasien diminta memberi sinyal apabila suara tidak lagi terdengar
• Ketika pasien memberi sinyal, garpu tala segera ditempatkan 1-2 cm di depan lubang telinga
• Pasien diminta memberitahu dokter apakah ia bisa mendengar suara garpu tala lagi

Hasil
Normal: AC lebih baik daripada BC; Rinne positif (suara masih terdengar ketika garpu tala
dipindahkan ke depan lubang telinga)
Konduktif: BC lebih baik daripada AC; Rinne negative
Sensorineural: positif; namun bisa negatif palsu pala tuli sensorineural ringan
Tes Weber
Prinsip
Membandingkan BC atara telinga kiri dan telinga kanan

Cara
Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tempat-tempat yang berjarak sama ke telinga kiri
ataupun telinga kanan, dan dilapisi kulit tipis yang berkontak dengan tulang di bawahnya, yaitu:
• Di tengah dahi
• Di atas kepala
Pasien kemudian diminta melaporkan di telinga mana suara terdengar lebih keras

Hasil
Terdengar sama keras di kedua telinga à normal atau tuli sensorineural bilateral atau tuli konduktif
bilateral
Lateralisasi ke kiri à tuli sensorineural telinga kanan (dengan atau tanpa tuli konduktif bilateral)
atau tuli konduktif telinga kiri (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Lateralisasi ke kanan à tuli sensorineural telinga kiri (dengan atau tanpa tuli konduktif bilateral)
atau tuli konduktif telinga kanan (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Tes Swabach
Prinsip
Membandingkan BC pasien dengan pemeriksa (asumsi BC pemeriksa normal)

Cara
• Pangkal garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan ke prosesus mastoid pasien
• Ketika pasien memberi sinyal bahwa suara tidak lagi terdengar, pangkal garpu tala segera
dipindahkan ke prosesus mastoid pemeriksa
• Pemeriksaan diulang dengan cara menempelkan garpu tala ke prosesus mastoid pemeriksa terlebih
dahulu, baru ke pasien

Hasil
Pada penempelan garpu tala ke pasien lalu ke pemeriksa:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa à tidak terdengar lagi à normal atau tuli konduktif
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa à masih terdengar à tuli sensorineural (BC memendek)
Pada penempelan garpu tala ke pemeriksa lalu ke pasien:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien à tidak terdengar lagi à normal atau tuli sensorineural
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien à masih terdengar à tuli konduktif (BC memanjang)
• Jadi, hasil yang diharapkan adalah

B. Tuli konduksi telinga


kanan
43
Nona marisa 32 tahun datang ke dokter dengan keluhan
selalu bersin pada pagi hari. Keluhan disertai hidung
gatal, tersumbat, dan gatal. Pada pemeriksaan rinoskopi,
ditemukan konka pucat dengan sekret serosa.
Diagnosis yang tepat ?
A. Rinitis ozaena
B. Rinitis sicca
C. Rinitis alergi
D. Rinitis vasomotor
E. Rinitis akut
43 C. Rinitis alergi

Keywords:
• Keluhan selalu bersin pada pagi hari.
• Hidung gatal, tersumbat, dan gatal.
• Konka pucat dengan sekret serosa.

Diagnosis yang tepat ? Rinitis alergi


Rinitis Alergi
• Terkait atopi à reaksi
hipersensitivitas tipe I
• PF:
• Gejala
• Stigmata atopi: nasal
• Bersin
crease, allergic shiner
• Hidung tersumbat
• Mukosa pucat/livid
• Rhinorea + gatal
• Konjungtivitis
• Pencetus: alergen
• PND • Tatalaksana
• Avoidance
• Dekongestan
• Antihistamin
• Steroid intranasal
• Alergic shiner
• Alergic salute
• Alergic crease
• Konjungtivitis alergi
• Dermatitis atopi
Pemeriksaan penunjang rinitis alergi
• In vitro
– Eosinofil darah tepi
– IgE total atau ig E spesifik dengan RAST atau ELISA
• In vivo
– TES CUKIL KULit
• Imaging
– Nasoendoskopi

BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI


• Jadi, diagnosisnya adalah

C. Rinitis alergi
44
Tn. Sujatmiko 35 tahun datang ke dokter dengan keluhan nyeri
pada telinga kiri disertai gatal sejak 2 hari lalu. pasien memiliki
riwayat sering kemasukan air sabun saat mandi, sehingga
telinga sering dikorek-korek. Pada pemeriksaan otoskopi
ditemukan liang telinga edem, hiperemis, membran timpani
sulit dinilai. Nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik pinna (+).
Diagnosis yang tepat ?
A. Otitis media akut
B. Otitis media supuratif kronis
C. Otitis eksterna difus
D. Otitis eksterna sirkumskripta
E. Herpes otikus
44 C. Otitis eksterna difus
Keywords:
• Keluhan nyeri pada telinga kiri disertai gatal sejak
• Sering kemasukan air sabun saat mandi
• Liang telinga edem, hiperemis, membran timpani
sulit dinilai.
• Nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik pinna (+).

Diagnosis yang tepat ? Otitis eksterna difus


• SIRKUMSKRIPTA
– 1/3 luar à adnexa kulit (+) à furunkel
– ETIOLOGI: S.aureus
– GEJALA: nyeri (tidak ada jar. Longgar)
saat menekan perikondrium atau
membuka mulut, ggn pendengaran
• DIFUS
OE AKUT
– 2/3 dalam à kulit liang telinga
hiperemis dan edema tidak jelas
batasnya
KLASIFIKASI – ETIOLOGI: Pseudomonas
OTITIS EKSTERNA – GEJALA: nyeri tekan tragus, liang telinga
sempit, sekret bau

OE MALIGNA • Infeksi difus


• Terutama pada orang tua atau
TATALAKSANA UMUM imunokompromise
• BERSIHKAN LIANG TELINGA
• ETIOLOGI: P. Aeruginosa
• Antibiotik dalam bentuk tampon lebih
• GEJALA: rasa gatal + nyeri,
efektif
pembekakan liang telinga, paralisis
• Topikal antibiotik neomisin facial jika iritasi n.VII
• Topikal antifungal polimiksin B
• Topikal steroid
• Jadi, diagnosisnya adalah

C. Otitis eksterna difus


45
Anak Murni, 7 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan
nyeri menelan sejak 2 hari lalu. Nyeri dirasakan menjalar
hingga telinga. Pada pemeriksaan ditemukan plummy
voice, ptialismus, tonsil hiperemis, dan tonsil membesar
T1-T1, kripta tidak melebar.
Apa diagnosis yang tepat ?
A. Tonsilitis akut
B. Tonsilitis kronik
C. Tonsilitis difteri
D. Faringitis akut
E. Laringitis akut
45 A. Tonsilitis akut

Keywords:
• Keluhan nyeri menelan sejak 2 hari lalu.
• Nyeri dirasakan menjalar hingga telinga.
• Plummy voice, ptialismus, tonsil hiperemis, dan
tonsil membesar T1-T1.
• Kripta tidak melebar

Apa diagnosis yang tepat ? Tonsilitis akut


Tonsilitis Akut Tonsilitis Kronik

Etiologi EBV atau streptococcus β hemolitikus Streptococcus β hemolitikus, dengan risk


factor: perokok berat, higien mulut,
makanan tertentu, pengaruh cuaca,
kelelahan fisik, pengoabtan tonsilitis
akut yang inadekuat

Gejala nyeri tenggorokan, odinofagia, demam, Mengganjal ditenggorokan, rasa kering,


lesu, nyeri sendi, otalgia napas berbau
PF Tonsil bengkak, hiperemis, ptialismus / Tonsil membesar, permukaan tidak rata,
hipersalivasi, detritus (leukosit PMN): kriptus melebar, kripti yang terisi detritus
folikel/lakuna, membran semu, KGB
Submandibula teraba, nyeri tekan (+)
Terapi Viral: istirahat, minum cukup, analgetik Menjaga higien mulut, tonsilektomi jika:
or antivirus jika berat. infeksi berulang, gejala sumbatan, curiga
Bakteri: penisilin, eritromisin, antipiretik neoplasma
dan obat kumur.
• Jadi, diagnosisnya adalah

A. Tonsilitis akut
46
Tn. Mahmud, 30 tahun datang dengan keluhan keluar cairan
dari telinga kanan sejak 3 hari lalu. Keluhan disertai
pendengaran menurun.Pasien menderita influenza sejak 5
hari lalu. Pada pemeriksaan otoskopi ditemukan sekret
mukoid, perforasi membran timpani disertai pulsasi.
Apa hasil pemeriksaan yang diharapkan ?
A. Tes bisik telinga kanan tidak bisa mendengar bunyi desis
B. Batas atas telinga kanan menurun
C. Rinne telinga kanan negatif
D. Weber lateralisasi ke kiri
E. Schwabach telinga kanan memendek
46 C. Rinne telinga kanan negatif

Keywords:
• Keluhan keluar cairan dari telinga kanan disertai
pendengaran menurun
• Riwayat influenza sejak 5 hari lalu.
• Sekret mukoid, perforasi membran timpani
disertai pulsasi.

Hasil yang diharapkan ? Rinne telinga kanan negatif


SEKILAS MATERI

STADIUM OTITIS MEDIA AKUT TATALAKSANA

OKLUSI: Retraksi membran timpani Tetes hidung (efedrin hcl 0.5%)

HIPEREMIS: membran timpani hiperemis +


Antibiotik + tetes hidung + analgetik
edema

SUPURASI: BULGING + SANGAT NYERI Antibiotik + miringotomi

PERFORASI: membran timpani RUPTUR, pasien


Antibiotik + cuci dengan H2O2 3% (3-5 hari)
merasa ‘sembuh’ karena nyeri berkurang

RESOLUSI: membran timpani menutup. Resolusi


gagal jadi otitis media supuratif kronik (OMSK) > 6 antibiotik
minggu
Tes penala Buku ajar ilmu THT
FKUI

Tuli konduktif Tuli sensorineural Normal

Rinne - + +

Weber Lateralisasi ke Lateralisasi ke Di tengah


telinga sakit telinga sehat

Swabach Memanjang Memnedek Sama dengan


pemeriksa
Tes Rinne
UNTUK MENGETAHUI ADANYA TULI KONDUKSI

Prinsip
Membandingkan AC (air conduction) dan BC (bone conduction) di satu telinga

Cara
• Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tulang mastoid pasien
• Pasien diminta memberi sinyal apabila suara tidak lagi terdengar
• Ketika pasien memberi sinyal, garpu tala segera ditempatkan 1-2 cm di depan lubang telinga
• Pasien diminta memberitahu dokter apakah ia bisa mendengar suara garpu tala lagi

Hasil
Normal: AC lebih baik daripada BC; Rinne positif (suara masih terdengar ketika garpu tala
dipindahkan ke depan lubang telinga)
Konduktif: BC lebih baik daripada AC; Rinne negative
Sensorineural: positif; namun bisa negatif palsu pala tuli sensorineural ringan
Tes Weber
Prinsip
Membandingkan BC atara telinga kiri dan telinga kanan

Cara
Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tempat-tempat yang berjarak sama ke telinga kiri
ataupun telinga kanan, dan dilapisi kulit tipis yang berkontak dengan tulang di bawahnya, yaitu:
• Di tengah dahi
• Di atas kepala
Pasien kemudian diminta melaporkan di telinga mana suara terdengar lebih keras

Hasil
Terdengar sama keras di kedua telinga à normal atau tuli sensorineural bilateral atau tuli konduktif
bilateral
Lateralisasi ke kiri à tuli sensorineural telinga kanan (dengan atau tanpa tuli konduktif bilateral)
atau tuli konduktif telinga kiri (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Lateralisasi ke kanan à tuli sensorineural telinga kiri (dengan atau tanpa tuli konduktif bilateral)
atau tuli konduktif telinga kanan (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Tes Swabach
Prinsip
Membandingkan BC pasien dengan pemeriksa (asumsi BC pemeriksa normal)

Cara
• Pangkal garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan ke prosesus mastoid pasien
• Ketika pasien memberi sinyal bahwa suara tidak lagi terdengar, pangkal garpu tala segera
dipindahkan ke prosesus mastoid pemeriksa
• Pemeriksaan diulang dengan cara menempelkan garpu tala ke prosesus mastoid pemeriksa terlebih
dahulu, baru ke pasien

Hasil
Pada penempelan garpu tala ke pasien lalu ke pemeriksa:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa à tidak terdengar lagi à normal atau tuli konduktif
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa à masih terdengar à tuli sensorineural (BC memendek)
Pada penempelan garpu tala ke pemeriksa lalu ke pasien:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien à tidak terdengar lagi à normal atau tuli sensorineural
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien à masih terdengar à tuli konduktif (BC memanjang)
• Jadi, hasil yang diharapkan adalah

C. Rinne telinga kanan negatif


47
Tn. Richard 22 tahun datang dengan keluhan sakit
menelan sejak 2 hari lalu disertai demam dan kesulitan
membuka mulut. pada pemeriksaan ditemukan tonsil T2-
T4, uvula edema dan terdorong ke sisi kiri.
Tindakan yang tepat dilakukan pertama kali ?
A. Miringotomi
B. Biopsi
C. Tonsilektomi
D. Aspirasi, drainase
E. Antibiotik
47 D. Aspirasi

Keywords:
• Tn. Richard 22 tahun datang dengan keluhan
sakit menelan sejak 2 hari lalu disertai demam
dan kesulitan membuka mulut. pada
pemeriksaan ditemukan tonsil T2-T4, uvula
edema dan terdorong ke sisi kiri.

Tindakan yang tepat dilakukan ? Aspirasi


Abses Peritonsil (Quincy)
• Salah satu abses leher dalam
• Etiologi:Komplikasi tonsilitis akut, infeksi kelenjar Weber di
tonsil
• Anamnesis:
– Odinofagia hebat
– Otalgia pada sisi ipsilateral
– Muntah
– Mulut berbau
– Hipersalivasi
– Hot potato voice
– Trismus
Abses Peritonsil
• PF: • Tatalaksana:
– Pembengkakan KGB – Antibiotik à bila masih fase
submandibula + nyeri tekan hiperemis.
– Uvula bengkak terdorong ke – pungsi abses à insisi abses à
keluarkan pus à tonsilektomi
kontralateral
– Palatum mole bengkak • Komplikasi:
berfluktuasi – Abses pecah spontan à
perdarahan, aspirasi paru, piemia
– Tonsil bengkak hiperemis,
dapat disertai detritus – Abses parafaring
– Trombus sinus kavernosus,
meningitis, abses otak
American academy of otolaryngology,
head and neck surgery guidelines 2011
• Jadi, tatalaksananya adalah

D. Aspirasi
48
Nn. Yani 25 tahun datang dengan keluhan hidung
tersumbat di sebelah kanan disertai keluar ingus jernih.
Pasien juga mengeluh berkurang rasa penciuman. Dari
rinoskopi anterior tampak massa putih pucat tidak mudah
berdarah.
Apa tatalaksana yang tepat pada kasus ini ?
A. Konkotomi
B. Septoplasti
C. Reseksi mukosa
D. Polipektomi
E. Imunoterapi
48 D. Polipektomi

Keywords:
• Hidung tersumbat di sebelah kanan disertai
keluar ingus jernih.
• Pasien juga mengeluh berkurang rasa penciuman.
• Dari rinoskopi anterior tampak massa putih pucat
tidak mudah berdarah.

Tatalaksana yang tepat pada kasus ini ? Polipektomi


Polip Nasi
• Pertumbuhan massa bertangkai • Polip vs hipertrofi konka
jinak di hidung umumnya putih – Bertangkai
kabu-abuan – Mudah digerakkan
• Berasal dari mukosa sinus etmoid – Lunak
– Mukosa sinus maxillaris à polip – Tidak nyeri
koanal – Tidak mengecil dngan
• Predisposisi: vasokonstriktor
– Rhinitis alergi – Tidak mudah berdarah
– Sinusitis kronik • Terapi:
– Iritasi – Steroid intranasal
– Kelainan anatomi hidung: deviasi – Operasi
septum, hipertrofi konka
• Gejala:
– Hidung terasa tersumbat; progresif
– Gangguan penciuman
– Nyeri kepala
• Jadi, tatalaksananya adalah

D. Polipektomi
49
Tn. Polo 45 tahun datang dengan keluhan perdarahan dari
hidung sejak 1 jam lalu.Pada pemeriksaan rinoskopi
ditemukan darah dan clot pada lubang hidung kiri dan
kanan. Pada tenggorokan ditemukan darah mengalir pada
dinding posterior faring.
Apa penyebab paling mungkin epistaksis pada pasien ini ?
A. Tumor
B. Trauma
C. Hipertensi
D. Infeksi
E. Kelainan kongenital
49 C. Hipertensi
Keywords:
• Keluhan perdarahan dari hidung sejak 1 jam
lalu.
• Darah dan clot pada lubang hidung kiri dan
kanan.
• Darah mengalir pada dinding posterior faring.

Penyebab paling mungkin ? Hipertensi


Epistaksis (perdarahan hidung)
• Etiologi: trauma, kelainan pembuluh darah, infeksi
local, tumor, kelainan darah, gangguan hormonal, dll
• Sumber perdarahan:
– Epistaksis anterior: plexus kisselbach, arteri etmoidalis
anterior
– Epistaksis posterior: arteri etmoidalis posterior, arteri
sfenopalatina
EPISTAKSIS ANTERIOR EPISTAKSIS POSTERIOR
• UMUMNYA BERDARAH- • PERDARAHAN SERING
BERHENTI SPONTAN BILATERAL SAMPAI TERLIHAT DI
• UNILATERAL FARING
• PEMBULUH: PLEXUS • PREDISPOSISI PADA ORANG TUA
KIESSELBACH ATAU • PENCETUS = EPISTAKSIS
A.ETMOIDALIS ANTERIOR ANTERIOR + ASPIRIN JANGKA
• PENCETUS: PANAS, UDARA LAMA, HIPERTENSI
DINGIN DAN KERING, • PEMBULUH: A. ETMOIDALIS
MENGOREK-NGOREK HIDUNG POSTERIOR, A. SFENOPALATINA
• TATALAKSANA: TEKAN, BILA • TATALAKSANA: PASANG
PERLU TAMPON ANTERIOR TAMPON BELLOCQ 48-72 JAM.
Pertolongan Pertama Epistaksis
Tampon belloq

Tampon belloq
2-3 hari à jangan terlalu lama, risiko atrofi
mukosa
• Jadi, penyebab paling mungkin adalah

C. Hipertensi
50
Tn. Rojali 45 tahun datang dengan keluhan hidung
tersumbat dan berair sejak 3 tahun ini. Pasien
mengonsumi obat reserpin dan metildopa. Pada
pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan mukosa
edematosa.
Apa tatalaksana yang tepat ?
A. Antihistamin dan nasal dekongestan
B. Konkoplasti dan steroid
C. Septoplasti dan antibiotik
D. Antibiotik dan steroid
E. Steroid dan analgetika
50 A. Antihistamin dan nasal
dekongestan
Keywords:
• Keluhan hidung tersumbat dan berair sejak 3
tahun ini.
• Pasien mengonsumi obat reserpin dan metildopa.
• Pada pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan
mukosa edematosa.

Tatalaksana yang tepat ? Antihistamin dan nasal


dekongestan
Rinitis vasomotor
• Keadaan idiopatik
• Dicetuskan rangsangan non-spesifik
• Pencetus non-alergik. ekslusi alergik bisa dengan pemeriksaan
ige total
• Pencetus: bau tertentu (rokok, parfum, paint, ink), makanan
pedas, obat, bahkan cahaya silau
• Gejala klinis
– Hidung tersumbat bergantian sesuai posisi,
– Sekret mukoid / serosa
– Golongan
• Bersin
• Rinore
• Tersumbat
• Terapi:
– Hindari stimulus
– Pengobatan simptomatis
• Golongan bersin à antihistamin, glukokortikosteroid
topikal
• Golongan rinore à antikolinergik topikal
• Golongan tersumbat à glukokortikosteroid topikal,
vasokonstriktor oral
– Operasi
– Neurektomi N.vidianus
• Jadi, tatalaksananya adalah

A. Antihistamin dan nasal


dekongestan
51
Tn. Abas berusia 45 tahun datang dengan keluhan perut kanan
atas membesar. Selain itu keluhan disertai demam, nyeri perut
kanan atas, mual dan muntah. 2 minggu sebelumnya pasien
mengalami diare berbau busuk yang dibiarkan sembuh sendiri
tanpa berobat. Pada pasien ini,bila ingin dilakukan rujukan
bedah, indikasi yang tepat adalah..
A. Ukuran diameter abses < 5 cm
B. Ukuran diameter abses > 5 cm
C. Usia diatas 40 tahun
D. Ukuran diameter abses > 3 cm
E. Setelah diberikan terapi empirik selama 3 hari namun tidak
ada perbaikan
51. B. Ukuran diameter abses > 5 cm
Keyword :
- perut kanan atas membesar
- demam, nyeri perut kanan atas, mual dan
muntah
- 2 minggu sebelumnya diare berbau busuk
Indikasi rujukan bedah pada pasien?
Kemungkinan diagnosis pasien : amebiasis hepar

Indikasi untuk dilakukan aspirasi terapetik (indikasi


bedah) :
1. Risiko tinggi untuk terjadi ruptur abses ; ukuran
kavitas lebih besar dari 5 cm
2. Abses hepar pada lobus kiri karena mortalitas dan
frekuensi perembesan ke perikardium lebih tinggi
3. Tidak respon pada terapi setelah 5-7 hari
4. Tidak dapat dibedakan dengan abses hepar piogenik

Sumber : Medscape
Pilihan lainnya
• A. Ukuran diameter abses < 5 cm
• C. Usia diatas 40 tahun à di atas 55 tahun
menjadi pertimbangan aspirasi
• D. Ukuran diameter abses > 3 cm
• E. Setelah diberikan terapi empirik selama 3
hari namun tidak ada perbaikan à 5-7 hari
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Ukuran diameter abses > 5 cm
52
Anak Raffa, berusia 6 tahun, dibawa ibunya ke UGD dengan
keluhan sesak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak
tampak sesak, laju napas 40x/menit, napas cuping hidung (-),
retraksi suprasternal (+), retraksi interkostal (+) dan mengi
diseluruh lapang paru. Setelah dilakukan nebulisasi sebanyak
2 kali, pasien merasa sesak sudah lebih baik, laju napas
32x/menit namun mengi masih terdengar. Tindakan yang
paling tepat untuk dilakukan selanjutnya adalah...
A. Nebulisasi sekali lagi ditambah antikolinergik
B. Ruang rawat inap
C. Kortikosteroid sistemik
D. Aminofilin
E. Ruang rawat sehari
52. E. Ruang rawat sehari

Keyword :
• Anak , keluhan sesak.
• PF : sesak, laju napas 40x/menit, napas cuping
hidung (-), retraksi suprasternal (+), retraksi
interkostal (+) dan mengi diseluruh lapang paru.
• Sudah di nebulisasi 2 kali, merasa sesak sudah
lebih baik, laju napas 32x/menit namun mengi
masih terdengar.
Tindakan yang paling tepat untuk dilakukan
selanjutnya adalah?
• Sebenarnya yang paling tepat sesuai algoritma
tersebut adalah berikan oksigen dan nilai
ulang derajat asma
• Namun dengan keterangan bahwa respon
pasien masih parsial (terdapat mengi) maka
dapat dianggap pasien masih mengalami
serangan dan butuh ruang rawat sehari

Sumber : Buku Ajar Respirologi Anak IDAI


Pilihan lainnya
• A. Nebulisasi sekali lagi ditambah
antikolinergik
• B. Ruang rawat inap à serangan berat
• C. Kortikosteroid sistemik à serangan berat
• D. Aminofilin
Dengan demikian jawabannya adalah
• E. Ruang rawat sehari
53
Tn.Rudi, berusia 27 tahun datang dengan keluhan sakit kepala
yang menjalar ke tengkuk dan punggung. Sebelumnya pasien
mengalami batuk lama selama kurang lebih 1 bulan disertai
keringat malam dan penurunan berat badan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran apatis, kaku kuduk (+)
, tidak ditemukan lateralisasi maupun hemiparesis. Diagnosis
yang tepat untuk kasus di atas adalah...
A. Meningitis TB stadium 1
B. Meningitis TB stadium 2
C. Meningitis TB stadium 3
D. Meningitis TB stadium 4
E. Meningoensefalitis TB
53. A. Meningitis TB stadium 1

• Keyword :
• sakit kepala yang menjalar ke tengkuk dan
punggung.
• batuk lama kurang lebih 1 bulan + keringat
malam dan penurunan berat badan.
• PF : kesadaran apatis, kaku kuduk (+) , tidak
ditemukan lateralisasi maupun hemiparesis.
Diagnosis yang tepat untuk kasus di atas
adalah?
Gejala klinis meningitis tuberkulosa dapat dibagi dalam 3 stadium :

Stadium I : Stadium awal


• Gejala prodromal non spesifik : apatis, iritabilitas, nyeri kepala,
malaise, demam, anoreksia

Stadium II : Intermediate
• Gejala menjadi lebih jelas
• Mengantuk, kejang,
• Defisit neurologik fokal : hemiparesis, paresis saraf kranial(terutama
N.III dan N.VII, gerakan involunter
• Hidrosefalus, papil edema

Stadium III : Advanced


• Penurunan kesadaran
• Disfungsi batang otak, dekortikasi, deserebrasi
Sumber : tbindonesia.org
Pilihan lainnya
• B. Meningitis TB stadium 2 à defisit neurologi
fokal
• C. Meningitis TB stadium 3 à advanced,
penurunan kesadaran, disfungsi batang otak
• D. Meningitis TB stadium 4
• E. Meningoensefalitis TB
Dengan demikian jawabannya adalah
A. Meningitis TB stadium 1
54
Pasien laki-laki berusia 45 tahun datang dengan keluhan sesak napas. Sesak
napas dirasakan pasien sudah 6 bulan terakhir namun masih bisa diatasi
dengan istirahat. Beberapa hari terakhir, bersamaan dengan batuk, sesak
semakin berat sehingga pasien kesulitan bernapas. Pasien merupakan
seorang perokok berat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam
batas normal kecuali laju napas 30 x/menit. Pasien tampak kurus, kulit
kemerahan dan bernapas dengan pursed lip breathing. Pada pemeriksaan
toraks, ditemukan barrel chest (+). Dari foto thoraks didapatkan gambaran
jantung pendulum, hiperinflasi paru dan penurunan corakan bronkovaskular.
Gambaran khas yang ditemui pada pasien ini adalah..
A. Blue bloater
B. Pink puffer
C. Clubbing finger
D. Silent chest
E. Stocky Build
54. B. Pink puffer

Keywords :
• Pasien laki-laki, 45 tahun , sesak napas
• Sesak napas sudah 6 bulan
• seorang perokok berat
• PF : laju napas 30 x/menit, pasien tampak kurus, kulit
kemerahan dan bernapas dengan pursed lip breathing.
Pada pemeriksaan toraks, ditemukan barrel chest (+).
• Dari foto thoraks didapatkan gambaran jantung
pendulum, hiperinflasi paru dan penurunan corakan
bronkovaskular.
Gambaran khas yang ditemui pada pasien ini adalah..
Sumber : konsensus PPOK
Sumber : Medscape
Pilihan lainnya
• A. Blue bloater à bronkitis kronik, tidak ada
barrel chest
• C. Clubbing finger
• D. Silent chest
• E. Stocky Build à blue bloater
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Pink puffer
55
Anak Lulu, berusia 4 tahun datang dengan keluhan sesak sejak
2 hari lalu. Sebelumnya pasien mengalami demam dan batuk
berdahak sejak 5 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak
tampak letargis, suhu 39 C, laju napas 52 x/menit dan nadi
120 x/menit. Terdapat napas cuping hidung , retraksi
interkostal dan suprasternal. Tatalaksana awal yang tepat
adalah..
A. Rawat inap + antibiotic kombinasi ampisilin-kloramfenikol
B. Rawat inap + antibiotic ampisilin
C. Rawat inap + antibiotic kloramfenikol
D. Rawat inap + antibiotic ceftriaxone
E. Rawat inap + antibiotic kombinasi ampisilin-gentamisin
55. B. Rawat inap + antibiotic
ampisilin
• Keywords :
- Anak Lulu, 4 tahun, sesak sejak 2 hari lalu.
- demam dan batuk berdahak sejak 5 hari.
- PF : anak tampak letargis, suhu 39 C, laju
napas 52 x/menit dan nadi 120 x/menit.
Terdapat napas cuping hidung , retraksi
interkostal dan suprasternal.
Tatalaksana awal yang tepat adalah..
• Sumber : PPM IDAI
Kriteria rawat inap
Bayi :
• Sianosis, sat O2 < 92%
• Frekuensi napas > 60 x/menit
• Distres napas, grunting, apneu intermiten
• Tidak mau menetek/minum
• Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Anak
• Sianosis, sat O2 < 92%
• Frek napas > 50 x/menit
• Distress napas
• Grunting
• Ada tanda dehidrasi
• Keluarga tidak bisa merawat dirumah

Sumber : PPM IDAI


• Sumber : PPM IDAI
Pilihan lainnya
• A. Rawat inap + antibiotic kombinasi ampisilin-
kloramfenikol à bila tdk ada perbaikan stlh 3
hari
• C. Rawat inap + antibiotic kloramfenikol
• D. Rawat inap + antibiotic ceftriaxone à lini
kedua
• E. Rawat inap + antibiotic kombinasi ampisilin-
gentamisin à neonatus
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Rawat inap + antibiotic ampisilin
56
Ny. Anita berusia 43 tahun, datang dengan keluhan mata
kuning dan badan kuning sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan nyeri perut kanan atas yang dirasakan semakin
bertambah saat makan makanan berlemak. Bilirubin total : 8
mg/dl, Bilirubin direk : 7 mg/dl , Bilirubin indirek : 1 mg/dl ,
Gamma GT : 200 U/L, ALP : 400 U/L. Patofisiologi ikterik yang
terjadi pada pasien adalah...
A. Obstruksi
B. Konjugasi
C. Parenkim
D. Hemolitik
E. Absorpsi
56. A. Obstruksi

Keywords :
• Ny. Anita, 43 tahun
• keluhan mata kuning dan badan kuning sejak 3
bulan lalu.
• nyeri perut kanan atas semakin bertambah saat
makan makanan berlemak.
• Bilirubin total : 8 mg/dl, Bilirubin direk : 7 mg/dl ,
Bilirubin indirek : 1 mg/dl , Gamma GT : 200 U/L,
ALP : 400 U/L. Patofisiologi ikterik yang terjadi
pada pasien adalah...
• SGOT ; SGPT à penanda kerusakan parenkim
hati
• ALP ; Gamma GT à penanda obstruksi saluran
bilier
• Dengan demikian jawabannya adalah
• A. Obstruksi
57
Tn. Yunus, berusia 45 tahun datang dengan keluhan sesak
napas dan batuk persisten sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan penurunan nafsu makan, penurunan berat
badan dan badan lemas. Pasien merupakan pekerja konstruksi
bangunan selama 20 tahun dan jarang menggunakan masker
saat bekerja. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien
didiagnosis mesotelioma. Paparan zat apa yang menjadi faktor
risiko keadaan tersebut?
A. Asbes
B. Silika
C. Karbon
D. Berilium
E. Timbal
57. A. Asbes

Keywords :
• Tn. Yunus, 45 tahun
• sesak napas dan batuk persisten sejak 3 bulan yang lalu
• penurunan nafsu makan, penurunan berat badan dan
badan lemas
• pekerja konstruksi bangunan selama 20 tahun dan
jarang menggunakan masker saat bekerja.
• pasien didiagnosis mesotelioma.
Paparan zat apa yang menjadi faktor risiko keadaan
tersebut?
Asbestosis
• Penyakit paru kronik akibat terpapar dan inhalasi asbes
• Asbes adalah golongan mineral dari microscopic fiber yang
biasa digunakan dalam konstruksi bangunan
• Gejala : sesak, batuk persisten, mengi, fatigue, nyeri dada,
bila parah dapat menimbulkan clubbing finger
• Tatalaksana : no definitve cure, irreversible damage to lung
• Berhenti merokok dapat memperlambat progresivitas
penyakit, terapi oksigen meningkatkan kualitas hidup
• Asbestosis berkorelasi erat dengan mesotelioma

Sumber :
http://www.nhs.uk/conditions/Asbestosis/Pages/Introducti
on.aspx
Pilihan lainnya
• B. Silikosis à terpapar debu silica, membuat fibrosis
paru, kanker, pekerjaan berisiko : pekerja tambang,
pabrik gelas, stone cutting, construction
• C. Coal worker’s pneumoconiosis à akumulasi coal
dust di paru, umumnya inhalasi karbon, disebut juga
anthracosis/black lung, pekerja berisiko : penambang
• D. Berylliosis à inhalasi berilium, akibat : acute
chemical pneumonitis dan granulomatous lung
disease, pekerjaan berisiko : aerospace, electronic,
fiber optic, mining, nuclear reactors, scrap metalwork,
manufacture of mirror, microwave
Dengan demikian jawabannya adalah
A.Asbes
58
Tn. Yudi , berusia 65 tahun , datang dengan keluhan terdapat benjolan
pada lipat paha kanan yang menetap sejak 6 bulan lalu. Pasien
mengatakan terkadang benjolan terasa nyeri namun kemudian nyeri
hilang dengan sendirinya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
120/80 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 37 C dan laju napas 16 x/menit.
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan benjolan pada lipat paha
kanan, transiluminasi (-), bising usus (+). Diagnosis pada pasien adalah?
A. Hernia inguinalis medial dextra reponibilis
B. Hernia inguinalis medial dextra ireponibilis
C. Hernia strangulata
D. Hernia inkarserata
E. Hernia inguinalis lateral dextra ireponibilis
58. B. Hernia inguinalis medial dextra
ireponibilis
Keywords :
• Tn. Yudi , berusia 65 tahun
• benjolan pada lipat paha kanan yang menetap
sejak 6 bulan lalu.
• PF : tanda vital stabil
• benjolan pada lipat paha kanan, transiluminasi
(-), bising usus (+).
Diagnosis pada pasien adalah?
Hernia – Klasifikasi Lokasi
TIPE HERNIA MENURUT LOKASI

Hernia inguinal

Hub. dgn arteri Bisa mencapai


Tipe Definisi
epigastrik inferior skrotum?
Akibat tidak tertutupnya cincin inguinal
Indirek Ya, hernia
interna. Viscera masuk melalui cincin tersebut Lateral
(lateral) skrotalis
dan bisa mencapai skrotum.
Direk Masuk dari titik lemah pada fasia dinding
Medial Tidak
(medial) abdomen (segitiga Hesselbach)

Hernia femoralis
masuk melalui kanalis femoralis (di bawah kanalis inguinalis)
Hernia – Klasifikasi Kondisi
TIPE HERNIA MENURUT KONDISI

• Reponibilis : bisa dimasukkan


• Ireponibilis : tidak bisa dimasukkan
• Inkarserata : terjadi obstruksi (muntah,
konstipasi), tanda nyeri belum ada
• Strangulata : terjadi iskemia (nyeri)
http://www.healthcare-online.org/images/10404493/HerniasType.jpg
Hernia – Diagnosis, Tatalaksana
PF Penunjang
Masukkan jari dari skrotum ke Tidak rutin dilakukan, kecuali ada
arah kanalis inguinalis. Bila hernia komplikasi atau untuk
menyentuh ujung jari, maka menyingkirkan diagnosis banding.
hernia tersebut adalah indirek.
Bila hernia menyentuh sisi jari, Tata laksana
maka hernia tersebut adalah
hernia direk. • Reduksi manual kalau belum
Hernia skrotalis sudah pasti strangulata
merupakan hernia inguinalis • Operasi elektif (reponibilis dan
lateralis, tidak perlu pemeriksaan ireponibilis)
di atas. • Operasi cito (inkarserata dan
strangulata)
Hernia femoralis teraba di bawah
ligamentum inguinal.
Pilihan lainnya
• A. Hernia inguinalis medial dextra reponibilis
à masih bisa keluar masuk
• C. Hernia strangulata à nyeri iskemik
• D. Hernia inkarserata à tanda obstruksi
• E. Hernia inguinalis lateral dextra ireponibilis
à biasanya pada anak2, dapat mencapai
skrotum
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Hernia inguinalis medial dextra ireponibilis
59
Anak Fadli, berusia 1 tahun datang dibawa ibunya karena
diare yang tak kunjung sembuh selama 3 hari. Pada
pemeriksaan didapatkan pasien tampak gelisah, kehausan,
mata cekung, mulut kering dan turgor kembali lambat. Apa
derajat dehidrasi anak dan berapakah estimasi kehilangan
cairan tubuh?
A. Gastroenteritis tanpa dehidrasi , defisit < 5%
B. Gastroenteritis dengan dehidrasi ringan sedang, defisit < 5%
C. Gastroenteritis dengan dehidrasi ringan sedang, defisit 5-
10%
D. Gastroenteritis tanpa dehidrasi , defisit < 2%
E. Gastroenteritis dengan dehidrasi berat, defisit 10%
59. C. Gastroenteritis dengan
dehidrasi ringan sedang, defisit 5-
10%
Keywords :
• Anak , diare selama 3 hari.
• tampak gelisah, mata cekung, mulut kering
dan turgor kembali lambat.
Apa derajat dehidrasi anak dan berapakah
estimasi kehilangan cairan tubuh?
Sumber : PPM IDAI
Dengan demikian jawabannya adalah
C. Gastroenteritis dengan dehidrasi ringan
sedang, defisit 5-10%
60
Anak Tito, usia 6 bulan , dibawa ibunya datang ke unit gawat darurat
dengan sesak dan batuk berdahak sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga
mengalami demam dan pilek sejak 5 hari yang lalu. Selain pasien,
seluruh anggota keluarga juga sedang mengalami batuk dan pilek.
Pada hasil pemeriksaan fisik di dapatkan RR 120x/menit, suhu 38,6 C,
didapatkan ronki kering pada kedua lapang paru dan sedikit wheezing.
Pada foto thorax didapatkan hiperlusen pada kedua paru dengan
diagfragma mendatar. Diagnosa apa yang paling tepat?
A. Asma
B. Bronkiolitis
C. Pneumonia
D. Asma bronkial
E. Tonsilitis
60. B. Bronkiolitis

• Keywords :
• Anak 6 bulan
• sesak dan batuk berdahak
• demam dan pilek
• PF : RR 120x/menit, suhu 38,6 C, didapatkan
ronki kering pada kedua lapang paru dan sedikit
wheezing.
• foto thorax : hiperlusen pada kedua paru dengan
diagfragma mendatar.
Diagnosa apa yang paling tepat?
Bronkiolitis
• Infeksi bronkioli pada bayi < 2 tahun oleh virus
paling sering RSV
• Gejala dan tanda :
– Demam, rinorea
– Poor feeding
– Batuk, takipneu, sesak napas
– Retraksi subcosta, interkosta
– Bentuk dada tampak hiperinflasi àkhas,
membedakan dengan pneumonia

Sumber : PPM IDAI


Pilihan lainnya
• A. Asma : wheezing, riwayat atopi, tidak
demam
• C. Pneumonia : demam, batuk, ronki, paru
tidak hiperlusen namun ada infiltrat
• D. Asma bronkial : wheezing, riwayat atopi,
tidak demam
• E. Tonsilitis : nyeri menelan, tonsil bengkak
hiperemis
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Bronkiolitis
61
Seorang pria, berusia 65 tahun, datang ke IGD dengan keluhan
napas pendek-pendek dan tersengal. Pasien merupakan
seorang perokok berat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
pasien tampak sesak, laju napas 32 x/menit, barrel chest (+),
dan wheezing bilateral pada saat inspirasi dan ekspirasi. Pada
pemeriksaan spirometri didapatkan kesan PPOK. Patofisiologi
yang mendasari penyakit pada kasus di atas adalah....
A. Kerusakan dinding alveolus dan bronkus disertai
peningkatan produksi mucus
B. Hambatan udara yang tidak sepenuhnya reversible
C. Destruksi dan pelebaran alveoli
D. Defisiensi surfaktan paru
E. Adanya bronkospasme akibat vasoactive substance
61. A. Kerusakan dinding alveolus dan
bronkus disertai peningkatan
produksi mucus
Keywords
• Pria, 65 tahun
• napas pendek-pendek dan tersengal
• perokok berat
• PF : tampak sesak, laju napas 32 x/menit, barrel
chest (+), dan wheezing bilateral pada saat
inspirasi dan ekspirasi.
• Spirometri : kesan PPOK
Patofisiologi yang mendasari penyakit pada kasus
di atas adalah....
Patogenesis PPOK
Pilihan lainnya
• B. Hambatan udara yang tidak sepenuhnya
reversible à perbedaannya dengan asma,
penyebab wheezingnya pada ppok
• C. Destruksi dan pelebaran alveoli
• D. Defisiensi surfaktan paru à Hyalin
membran disease
• E. Adanya bronkospasme akibat vasoactive
substance à asma
Dengan demikian jawabannya adalah
A. Kerusakan dinding alveolus dan bronkus
disertai peningkatan produksi mucus
62
Seorang anak laki-laki berusia 9 bulan datang dengan keluhan diare bercampur darah
sejak 2 hari yang lalu. Selain itu anak juga muntah dengan isi muntah berisi apa yang
dimakan dan diminum. Menurut ibu, anak menjadi rewel, demam dan terkadang anak
menangis secara tiba-tiba. 1 hari sebelum datang ke rumah sakit, anak sempat diurut
oleh dukun namun tidak membaik. Dari pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak
lemah, nadi 120x/m, pernafasan 30x/m dan suhu 38oC. Pemeriksaan abdomen
didapatkan perut lemas, damn contour dan moving countor tidak tampak, bising usus
meningkat, timpani melemah, terdapat masa seperti sosis. Dari pemeriksaan rektal
touché, didapatkan ampula rekti kolaps dan pada saat sarung tangan dikeluarkan
terdapat feses bercampur darah. Apa diagnosis yang paling tepat ?
A. Divertikulum Meckel
B. Disentri
C. Volvulus
D. Invaginasi
E. Prolaps rektum
62. D. Invaginasi
• Keywords :
• Anak laki-laki,9 bulan
• diare bercampur darah
• muntah berisi apa yang dimakan dan diminum
• rewel, demam dan terkadang anak menangis secara tiba-tiba
• PF: anak tampak lemah, nadi 120x/m, pernafasan 30x/m dan suhu
38oC.
• Abdomen : perut lemas, damn contour dan moving countor tidak
tampak, bising usus meningkat, timpani melemah.
• RT : ampula rekti kolaps dan pada saat sarung tangan dikeluarkan
terdapat feses bercampur darah. à red current jelly
• TERDAPAT MASA SEPERTI SOSIS
Apa diagnosis yang paling tepat ?
Intususepsi/Invaginasi • Tatalaksana
ileocolica – Barium enema
• Diagnosis • Diagnosis: gambaran
meniskus.
– Paling sering umur 6 bulan-1 • Tekanan cairan barium akan
tahun mereduksi intususepsi.
– Gambaran klinis: • Reduksi berhasil bila beberapa
• Awal: kolik yang sangat hebat bagian usus halus telah terisi
disertai muntah. Anak barium/udara.
menangis kesakitan. – Pasang NGT
• Lebih lanjut: kepucatan pada – Resusitasi cairan.
telapak tangan, perut
kembung, tinja berlendir – Antibiotik jika ada tanda
bercampur darah (currant jelly infeksi (demam, peritonitis)
stool) dan dehidrasi.
– Lakukan PEMERIKSAAN
– Palpasi abdomen teraba ULANG SEGERA oleh dokter
massa seperti sosis. bedah.
– Ultrasonografi: tampak tanda • Pembedahan jika reduksi
donat/pseudo-kidney. dengan enema gagal.
• Jika terdapat bagian usus yang
iskemi atau mati, reseksi perlu
dilakukan.

Buku Saku Pedoman Pelayanan Kesehatan


Anak di Rumah Sakit, WHO
Pilihan lainnya
• A. Divertikulum Meckel à
kongenital,umumnya asimptomatik dan
ditemukan tidak sengaja saat pemeriksaan,
kalau bergejala à hematoschezia
• B. Disentri à diare akut disertai darah
• C. Volvulus à usus terpuntir, tanda obstruksi
+, tidak ada red current jelly
• E. Prolaps rektum à massa keluar dari anus
Dengan demikian jawabannya adalah
D. Invaginasi
63
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang dengan keluhan nyeri
saat buang air besar sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan BAB disertai
darah, lender serta konsistensi keras bulat-bulat kecil. Pasien juga
mengeluh lemas dan badan semakin kurus. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital dalam batas normal. Pada rektal touché
didapatkan massa padat berdungkul di rektum, nyeri tekan positif, dan
pada sarung tangan didapatkan darah serta feses dengan konsistensi
agak keras. Diagnosis yang paling mungkin adalah....
A. Hemorhoid Interna
B. Kolitis
C. Polip rekti
D. Divertikel rekti
E. Karsinoma rekti
63. E. Karsinoma rekti

Keywords :
• Perempuan, 65 tahun
• nyeri saat buang air besar sejak 6 bulan
• BAB disertai darah, lender serta konsistensi keras bulat-
bulat kecil.
• lemas dan badan semakin kurus.
• RT : massa padat berdungkul di rektum à massa
berbenjol-benjol/nodul
nyeri tekan positif, dan pada sarung tangan didapatkan
darah serta feses dengan konsistensi agak keras.
Diagnosis yang paling mungkin adalah....
Rectal cancer
• Rectal cancer is a disease in which cancer cells
form in the tissues of the rectum;
• colorectal cancer occurs in the colon or
rectum.
• Adenocarcinomas comprise the vast majority
(98%) of colon and rectal cancers; more rare
rectal cancers include lymphoma (1.3%),
carcinoid (0.4%), and sarcoma (0.3%).
Pilihan lainnya
• A. Hemorhoid Interna à massa dari plexus
hemoroidalis superior, bisa keluar masuk
tergantung derajat, bab berdarah, tidak ada
penurunan berat badan yang berarti(tanda
keganasan negatif)
• B. Kolitis à BAB berdarah, tidak ada massa,
radang kolon (kolitis ulseratif, chrohn)
• C. Polip rekti à ada massa bertangkai di rektum ,
BAB bisa berdarah
• D. Divertikel rekti à kelemahan dinding usus
membentuk kantung, biasanya asimtomatik
Dengan demikian jawabannya adalah
E. Karsinoma rekti
64
Seorang pasien perempuan usia 38 tahun datang dengan
keluhan mual, muntah, serta mata terlihat kuning. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan sclera ikterik, nyeri
epigastrium, dan tidak ada hepatosplenomegali.Pasien
sedang minum OAT minggu kedua. Bagaimana
tatalaksana yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Lanjutkan OAT ditambah hepatoprotektor
B. Lanjutkan OAT ditambah antasida
C. Lanjutkan OAT
D. Hentikan OAT sementara
E. Hentikan OAT dan beralih ke regimen OAT lini kedua
64. D. Hentikan OAT sementara

Keywords :
• Perempuan, 38 tahun
• mual, muntah, serta mata terlihat kuning
• PF: sclera ikterik, nyeri epigastrium, dan tidak
ada hepatosplenomegali.
• sedang minum OAT minggu kedua
Bagaimana tatalaksana yang tepat untuk pasien
tersebut?
Hepatitis imbas OAT
• Adalah kelainan fungsi hati akibat penggunaan obat-obat hepatotoksik (drug induced
hepatitis) -
• Penatalaksanaan
Bila klinis (+) (Ikterik [+], gejala mual, muntah [+]) à OAT Stop
Bila gejala (+) dan SGOT, SGPT > 3 kali à OAT stop
Bila gejala klinis (-), Laboratorium terdapat kelainan:
Bilirubin > 2 à OAT Stop
SGOT, SGPT > 5 kali à OAT stop
SGOT, SGPT > 3 kali à teruskan pengobatan, dengan pengawasan
Paduan OAT yang dianjurkan :
-Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ)
-Setelah itu, monitor klinis dan laboratorium. Bila klinis dan laboratorium kembali normal
(bilirubin, SGOT, SGPT), maka tambahkan H (INH) desensitisasi sampai dengan dosis penuh
(300 mg). Selama itu perhatikan klinis dan periksa laboratorium saat INH dosis penuh , bila
klinis dan laboratorium kembali normal, tambahkan rifampisin, desensitisasi sampai dengan
dosis penuh (sesuai berat badan). Sehingga paduan obat menjadi RHES
-Pirazinamid tidak boleh diberikan lagi
SUMBER : KONSENSUS TB, pdpi, 2006
Dengan demikian jawabannya adalah
D. Hentikan OAT sementara
65
Seorang pria, 25 tahun datang dengan keluhan keluar
darah dan buih dari mulut. Sebelumnya riwayat terbentur
stang motor pada bagian dada. Tanda vital dalam batas
normal. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan gerakan
dinding dada yang tertinggal, tidak ditemukan krepitasi.
Terdapat luka memar pada bagian dada. Perkusi redup
pada bagian luka memar. Diagnosis yang mungkin?
A. Fraktur kosta
B. Kontusuio muskularis
C. Kontusio paru
D. Pneumotorax Ventile
E. Tension pneumotorax
65. C. Kontusio paru
Keywords :
• pria, 25 tahun, keluar darah dan buih dari mulut
• terbentur stang motor pada bagian dada
• PF : tanda vital normal, tidak ditemukan gerakan
dinding dada yang tertinggal, tidak ditemukan
krepitasi.
• Terdapat luka memar pada bagian dada. Perkusi
redup pada bagian luka memar.
• Diagnosis yang mungkin?
Kontusio paru
• memar atau peradangan pada paru yang dapat terjadi pada cedera tumpul dada
akibat kecelakaan kendaraan atau tertimpa benda berat

Tanda dan gejala :


• Takikardi
• Dyspnoe
• Bronchoorhea/ Sekresi bercampur darah
• Takipnea
• Hipoksia
• Perubahan Kesadaran
• Membutuhkan waktu untuk berkembang, dan sebanyak setengah dari kasus tidak
menunjukkan gejala pada presentasi awal
• Dapat timbul atau memburuk dalam 24-72 jam setelah trauma.
• Pada kasus berat, gejala dapat terjadi secepat tiga atau empat jam setelah trauma
• Hipoksemia, Sianosis
Dengan demikian jawabannya adalah
C. Kontusio paru
66
Tn.Anton, 55 tahun, datang dengan keluhan batuk sejak 1 bulan.
Keluhan disertai sesak setiap kali batuk dan nyeri pada dada kanan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal,
dinding dada kanan lebih cembung dari dada kiri, suara napas dada
kanan menurun, dan perkusi redup pada dada kanan 2/3 bagian
bawah. Dokter menduga adanya tumpukan cairan pada pleura dan
menyarankan untuk melakukan pemeriksaan untuk membedakan
cairan pada paru. Apa nama pemeriksaan tersebut?
A. Darah lengkap
B. Sputum BTA
C. Mantoux test
D. Rontgen thorax
E. Rivalta test
66. E. Rivalta Test
Keywords :
• batuk sejak 1 bulan
• sesak setiap kali batuk dan nyeri pada dada kanan.
• PF : dinding dada kanan lebih cembung dari dada kiri,
suara napas dada kanan menurun, dan perkusi redup
pada dada kanan 2/3 bagian bawah.
• tumpukan cairan pada pleura
• Ingin pemeriksaan untuk membedakan cairan pada
paru.
• Apa nama pemeriksaan tersebut?
Dengan demikian jawabannya adalah
E. Rivalta test
67
Ny. Susi, berusia 40 tahun mengeluh sakit perut kanan
atas yang menjalar ke bahu sejak 2 jam yg lalu. Sakit
dirasakan terutama setelah memakan jeroan. Tinggi
badan : 160 cm dan berat badan : 57 kg. Pemeriksaan
penunjang yang paling tepat untuk menunjang diagnosis
adalah?
A. BNO
B. USG abdomen
C. Amylase lipase
D. CT-scan abdomen
E. MRI
67. B. USG abdomen

Keywords :
• Ny. Susi, 40 tahun
• sakit perut kanan atas yang menjalar ke bahu
• Sakit dirasakan terutama setelah memakan
jeroan.
• Tinggi badan : 160 cm dan berat badan : 57 kg.
• Kemungkinan diagnosis à kolelitiasis
• Pemeriksaan penunjang yang paling tepat
untuk menunjang diagnosis adalah?
Pemeriksaan penunjang Kolelitiasis
• USG adalah prosedur pilihan dalam
mengidentifikasi batu empedu, dapat
mengidentifikasi batu sekecil 2 mm dengan
sensitivitas 95%; non invasif, cepat, bedside,
tdk melibatkan radiasi ion
• CT à 74-79%, bukan alat screening untuk
kolelitiasis uncomplicated

• Sumber : Medscape
Pilihan lainnya
• A. BNO à ileus obstruksi
• C. Amylase lipase à pankreatitis
• D. CT-scan abdomen à
• E. MRI à terkait syaraf
Dengan demikian jawabannya adalah
B. USG Abdomen
68
Tn. Didit, berusia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan
muntah darah sebanyak setengah gelas sejak 2 jam sebelum
masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda
vital TD 120/80 mmHg, Nadi : 82 x/menit, RR: 18 x/menit,
suhu : 37.6. Pada pemeriksaan fisis didapatkan sklera
subikterik, ginekomastia, spider nevi, lien scf. 2, shifting
dullness (+). Penyebab kasus diatas adalah..
A. Gastritis kronik
B. Pecahnya varises esofagus
C. Ulkus peptikum
D. Perdarahan hepar
E. Gastritis akut
68. B. Pecahnya varises esofagus

Keywords :
• muntah darah
• PF : TD 120/80 mmHg, Nadi : 82 x/menit, RR:
18 x/menit, suhu : 37.6
• sklera subikterik, ginekomastia, spider nevi,
lien scf. 2, shifting dullness (+)
Penyebab kasus diatas adalah..
Sirosis Hepatis
• Fibrosis dan nodul regeneratif hepar
• Tanda: hipertensi portal, ensefalopati hepatiku,
dan perdarahan varises
• Penyebab:
– Alkohol
– Obat-obatan (seperti asetaminofen)
– Hepatitis kronis (B, C)
– Penyakit hepar lain( Wilson, amiloidosis)
– Penyakit sistemik lain (gagal jantung kongesntif,
tromobsis vena hepatik, dan lain-lain)
http://discourse.apn.af/wp-content/uploads/2012/10/portal.gif
Pecah Varises Esofagus
• Pemeriksaan terbaik: endoskopi
(esofagoduodenoskopi)
• Penatalaksanaan:
– Jika hemodinamik tidak stabil: resusitasi cairan,
transfusi darah, antibiotik, lindungi jalan napas,
pemberian octreotide atau somatostatin
• Ligasi secara endoskopi
• Profilaksis: propanolol (untuk menjaga HR
<55x/menit), tatalaksana sirosis hepatis dengan
adekuat
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Pecahnya varises esofagus
69
Anak Yuri, berusia 4 bulan, dibawa ibunya dengan
keluhan batuk kering sejak 2 minggu lalu yang tak
kunjung membaik. Batuk dirasakan terus menerus tiada
henti sampai terasa anak seperti tercekik dan setelah
batuk anak seperti ingin muntah. Tatalaksana
farmakologi yang tepat untuk kasus di atas adalah?
A. Penisilin Prokain + ADS
B. Eritromisin
C. Ampisilin + gentamisin
D. Ceftriaxone
E. 2RHZ/4RH
69. B. Eritromisin

Keywords :
• Anak Yuri, berusia 4 bulan,
• batuk kering sejak 2 minggu lalu yang tak
kunjung membaik
• Batuk terus menerus tiada henti, terasa anak
seperti tercekik, setelah batuk seperti ingin
muntah à whooping cough
Tatalaksana farmakologi yang tepat untuk
kasus di atas adalah?
Pertusis
• Etiologi: Bordetella pertusis

http://www.cdc.gov/pertussis/images/pertussis-timeline.jpg
• Diagnosis: klinis!
• Penunjang
• Tatalaksana – Perawatan penunjang
• Hindarkan sejauh mungkin segala
– Antibiotik: eritromisin oral (12.5
tindakan yang dapat merangsang
mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) terjadinya batuk
selama 10 hari atau jenis • Jangan memberi penekan batuk,
makrolid lainnya. obat sedatif, mukolitik atau
antihistamin.
– Oksigen: bila pernah terjadi
• Obat antitusif dapat diberikan bila
sianosis atau berhenti napas atau batuk amat sangat mengganggu.
batuk paroksismal berat. • Jika anak demam (≥ 39º C) yang
– Tatalaksana jalan napas: Selama dianggap dapat menyebabkan
distres, berikan parasetamol.
batuk paroksismal, letakkan anak
• Beri ASI atau cairan per oral. Jika
dengan posisi kepala lebih anak tidak bisa minum, pasang pipa
rendah dalam posisi telungkup, nasogastrik dan berikan makanan
atau miring, untuk mencegah cair porsi kecil tetapi sering untuk
memenuhi kebutuhan harian anak.
aspirasi muntahan dan
membantu pengeluaran sekret.

http://www.ichrc.org/47-pertusis
Pilihan lainnya
• A. Penisilin Prokain + ADS à difteri
• C. Ampisilin + gentamisin à pneumonia rawat
inap, sepsis
• D. Ceftriaxone
• E. 2RHZ/4RH à TB anak
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Eritromisin
70
Ny. Alin, berusia 30 tahun, datang dengan keluhan perut
terasa sakit sejak 1 hari. Keluhan disertai tidak bisa bab
dan tidak bisa flatus. Pada pemeriksaan fisik didapatkann
darm contour (+),darm steifung (+), serta metalik sound
(+). Diagnosis yang paling mungkin adalah?
A. Ileus paralisis
B. Ileus obstruktif
C. Peritonitis
D. Perforasi usus
E. Massa
70. B. Ileus Obstruktif
Keywords :
• perut terasa sakit sejak 1 hari
• tidak bisa bab dan tidak bisa flatus
• PF : darm contour (+),darm steifung (+), serta
metalik sound (+)
Diagnosis yang paling mungkin adalah?
Ileus obstruksi Ileus paralitik
Tidak bisa BAB, kembung, Tidak bisa BAB, kembung, nyeri
muntah, nyeri perut perut (-)
Bising usus meningkat, dapat Bising usus menghilang
menghilang jika sudah lama
Dilatasi usus proksimal saja, distal Dilatasi usus proksimal – distal
cenderung tidak ada udara
Gambaran foto khas: step ladder,
herring bone
Dekompresi dengan NGT, Atasi penyebabnya, misal
laparotomi imbalans elektrolit (hipokalemia)

Pilihan lainnya
• A. Ileus paralisis à bising usus turun
• C. Peritonitis à defans muskular +
• D. Perforasi usus à udara di subdiafragma
• E. Massa
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Ileus obstruktif
71
Perempuan 40 tahun datang dengan keluhan nyeri perut
kanan atas. Pasien juga mengatakan ada demam, mual
dan muntah. Pada pemeriksaan murphy sign (+). Pada
pemeriksaan penunjang ditemukan dinding kantung
empedu 8 cm dan tebalnya 10 mm serta terdapat
gambaran hiperechoic acoustic shadow. Apakah diagnosis
pada pasien ini?
A. Perforasi gaster
B. Apendisitis
C. Hepatitis
D. Kolesistitis
E. Kolelitiasis
71. D. Kolesistitis
Keywords :
• Perempuan, nyeri perut kanan atas
• demam, mual dan muntah
• murphy sign (+)
• PP : dinding kantung empedu 8 cm dan tebal
10 mm serta terdapat gambaran hiperechoic
acoustic shadow.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
kolesistitis
• Radang kandung empedu disertai keluhan
nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan
demam
• Penyebab timbulnya : iskemia dinding
empedu, stasis cairan empedu, infeksi kuman
• Penyebab utama : batu kandung empedu
(90%) à stasis
• Pemeriksaan penunjang à USG
USG Kolesistitis
Terdapat 5 kelainan patologis mayor yang dapat
ditemukan pada hasil USG kolesistitis akut
1. Batu empedu/sludge à hyperechoic acoustic shadow
2. Sonographic murphy sign à maksimal tenderness
teridentifikasi di right upper quadrant sementara
kandung empedu terlihat di monitor
3. Penebalan dinding kandung empedu > 4 mm
4. Cairan perikolesistik (pericholecystic fluid)
5. Pelebaran duktus biliaris komunis > 4 mm

Sumber : sonoguide.com; medscape


Pilihan lainnya
• A. Perforasi gaster à nyeri perut kiri /
epigastrium, udara bebas di rongga perut
• B. Apendisitis à nyeri perut kanan bawah,
nyeri mcburney, rovsing
• C. Hepatitis à ikterik, hepatomegali, tidak ada
gambaran pelebaran kandung empedu
• E. Kolelitiasis à belum ada murphy sign,
demam
Dengan demikian jawabannya adalah
D. Kolesistitis
72
Ny. Tina, berusia 40 tahun, datang dengan keluhan nyeri
menelan sejak 1 minggu yang lalu. Selain itu, pasien juga
merasa nyeri pada dada sebelah kiri. Pada pemeriksaan
radiologi didapatkan bird's peak appearance dan terdapat
dilatasi esophagus. Diagnosis yang paling mungkin
adalah...
A. Crohn disease
B. Esofagitis
C. Dispepsia
D. Gastritis
E. Akalasia
72. E.Akalasia
Keywords :
• nyeri menelan sejak 1 minggu yang lalu
• nyeri pada dada sebelah kiri
• bird's peak appearance dan dilatasi
esophagus. Diagnosis yang paling mungkin
adalah...
Pilihan lainnya
• A. Crohn disease à diare kronik berdarah
• B. Esofagitis à nyeri menelan, tidak ada
dilatasi esofagus
• C. Dispepsia à nyeri epigastrium, mual,
kembung
• D. Gastritis à masuk dispepsia, ada radang di
lambung (sudah terinvestigasi)
Dengan demikian jawabannya adalah
E. Akalasia
73
Seorang pasien laki-laki berusia 35 tahun, datang
dengan keluhan ujung-ujung jari kaki dan tangannya
terasa kebas. Saat ini pasien sedang menjalani
pengobatan TB. Vitamin apakah yang tepat untuk
mengurangi keluhan pasien tersebut?
A. Niasin
B. Riboflavin
C. Pantotenat
D. Asam folat
E. Sianokobalamin
73. E. Sianokobalamin

Keywords :
• Laki-laki 35 tahun
• ujung-ujung jari kaki dan tangannya kebas.
• sedang pengobatan TB.
Vitamin apakah yang tepat untuk mengurangi
keluhan pasien tersebut?
Sianokobalamin / B12
Pilihan lainnya
• A. Niasin à B3, cegah pellagra
• B. Riboflavin à B2
• C. Pantotenat à B5
• D. Asam folat à B9, anemia megaloblastik
Dengan demikian jawabannya adalah
E. Sianokobalamin
74
Bayi Tita, berusia 1 hari, dibawa ke puskesmas
dikarenakan terdapat massa usus yang keluar dari defek
abdomen, berwarna kemerahan dengan selaput dan
tanpa jaringan otot. Bayi dilahirkan dengan bantuan
paraji. Dokter berencana ingin merujuk ke Rumah Sakit.
Apa tindakan yang paling tepat untuk dilakukan sebelum
merujuk?
A. Hecting abdomen
B. Tutup dengan urine bag
C. Pemasangan infus, tutup kassa NaCl dan plastic wrap
D. Tutup kassa NaCl
E. Pemasangan infuse dan tutup kassa kering
74. C. Pemasangan infus, tutup kassa
NaCl dan plastic wrap
Keywords :
• Bayi
• massa usus, berwarna kemerahan dengan
selaput dan tanpa jaringan otot.
Apa tindakan yang paling tepat untuk dilakukan
sebelum merujuk?
omphalocele
• Tatalaksana awal :
- cegah dehidrasi
- cegah hipotermia :
tutup kasa NaCl dan
plastic wrap
- cegah infeksi
- rujuk

Sumber : medscape
• Manajemen awal dilakukan sesuai prinsip ABC. Dekompresi lambung
penting dilakukan untuk mencegah distensi traktus gastrointestinal serta
aspirasi. Setelah resusitasi berhasil dan pasien stabil, dilakukan evaluasi
defek abdomen. Terdapat perbedaan dalam manajemen antara kasus
gastroskisis dengan omfalokel.
• Diperlukan perhatian khusus pada pasien dengan gastroskisis untuk
mencegah kehilangan panas dan evaporasi dari visera yang terekspos
dengan kontrol suhu lingkungan dan pemasangan bag menutupi defek.
• Pada omfalokel membran penutup visera perlu dijaga agar tetap intak dan
lembab. Stabilisasi kantong untuk mencegah trauma. Bila kantong
omfalokel ruptur, visera yang terpapar ditangani seperti gastroskisis. Jika
kondisi pasien dengan omfalokel stabil, perlu dilakukan evaluasi terhadap
kemungkinan kelainan penyerta
Dengan demikian jawabannya adalah
C. Pemasangan infus, tutup kassa NaCl dan
plastic wrap
75
Anak lnem berusia 3 tahun datang dengan keluhan diare
cair sejak 2 hari lalu disertai mual dan muntah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan anak dehidrasi ringan
sedang.Pemeriksaan feses tidak ditemukan leukosit dan
eritrosit. Apakah penyebab diare yang paling mungkin
pada anak?
A. Cardiovirus
B. Rinovirus
C. Rotavirus
D. Obtavirus
E. Ciltovirus
75. C. Rotavirus

Keywords :
• Anak, diare cair + mual dan muntah.
• dehidrasi ringan sedang
• Feses : tidak ada leukosit dan eritrosit
Apakah penyebab diare yang paling mungkin
pada anak?
Etiologi diare
Pilihan lainnya
• A. Cardiovirus à myokarditis pada tikus
• B. Rinovirus à common cold, URTI (upper
resp tract infection)
• D. Obtavirus
• E. Coltivirus à colorado thick fever
Dengan demikian jawabannya adalah
C. Rotavirus
76
Tn. Fruit 45 tahun datang dengan keluhan berdebar-debar
sejak 3 jam yang lalu. Keluhan dikatakan telah sering terjadi
berulang-ulang dalam 1 tahun terakhir. Pasien memiliki
riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi teraba 150
x/menit, reguler, nafas 20 x/menit, suhu 370C. Hasil
pemeriksaan EKG menunjukkan hasil sebagai berikut:
Apa diagnosis kasus di atas?
A. Supraventrikular takikardia
B. Atrial fibrilasi
C. Atrial flutter
D. Ventrikular fibrilasi
E. Ventrikular takikardia
76. C. Atrial Flutter
Keywords:
• Tn. Fruit 45 tahun
• Berdebar-debar 3 jam yang lalu, berulang-ulang 1
tahun terakhir.
• Riwayat hipertensi tidak terkontrol
• PF tekanan darah 150/90, nadi 150 reguler
• Gambaran EKG à Atrial flutter

• Apa diagnosis kasus di atas?


Ventrikular ekstrasistol /
Ventricular Supraventrikular takikardi premature ventricle
fibrillation contraction
Atrial Fibrilasi vs Atrial Flutter
Atrial Fibrilasi Atrial Flutter
• Gelombang P menghilang • Biasanya reguler
• Aritmia • Saw-tooth appearance
Asistol vs PEA
Asistol Pulseless Electrical Activity (PEA)
• Tidak teraba nadi • Gambaran EKG apapun
• Gambaran EKG flat kecuali VT or VF
• Tidak teraba nadi
Jadi jawabannya adalah
C. Atrial flutter
77
Tn. Seal 35 tahun datang dengan keluhan sering pusing
sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan juga disertai cepat lelah
sehingga pasien sering merasa terganggu ketika sedang
beraktivitas. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 48 x/menit, ireguler, nafas 18
x/menit, suhu 36.50C. Pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ini?
A. Observasi
B. Atropin 0.5 mg bolus
C. Dopamin iv 2-10 mcg/kg/menit
D. Epinefrin iv 2-10 mcg/kg/menit
E. Transcutaneous pacing
77. A. Observasi
Keywords:
• Tn. Seal 35 tahun, sering pusing sejak 2 bulan
lalu, cepat lelah
• PF nadi 48 x/menit, ireguler
• PF lain dalam batas normal

• Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ini?


Jadi jawabannya adalah
A. Observasi
78
Tn. Tolkien 43 tahun datang dengan keluhan nyeri dada sejak 1 jam
yang lalu. Nyeri dirasakan seperti ditindih beban berat di dada kiri
menjalar hingga ke lengan kiri. Selain itu pasien juga mengeluh
berdebar-debar. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak
terkontrol. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 150/90
mmHg, nadi 150 x/menit ireguler, nafas 23 x/menit, suhu 37.00C. Hasil
pemeriksaan EKG menunjukkan hasil berikut:
Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ini?
A. Kardioversi 100 J
B. Defibrilasi 200 J
C. Vagal maneuver
D. Adenosine 6 mg iv bolus
E. Sotalol iv 100 mg selama 5 menit
78. A. Kardioversi 100 J
Keywords:
• Tn. Tolkien 43 tahun nyeri dada 1 jam yang lalu
seperti ditindih beban berat di dada kiri menjalar
ke lengan kiri à ischemic chest discomfort
• PF à hipertensi, nadi 150 x/menit ireguler
• EKG à AF

• Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ini?


Jadi jawabannya adalah
A. Kardioversi 100 J
79
Ny. Bersih 57 tahun datang dengan keluhan sering berdebar-
debar sejak 3 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat sakit
jantung sejak 4 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik ditemukan
tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 90 x/menit ireguler, nafas
20 x/menit, suhu 36.80C. Auskultasi terdengar murmur sistolik
di apeks. Pemeriksaan EKG menunjukkan gambaran sebagai
berikut:
Apa yang terjadi pada pasien ini?
A. Atrial fibrilasi
B. Atrial flutter
C. Ventrikular takikardia
D. Ventrikular ekstrasistol
E. STEMI
79. D. Ventrikular ekstrasistol
Keywords:
• Ny. Bersih 57 tahun berdebar-debar
• Sakit jantung sejak 4 tahun lalu
• PF à hipertensi, auskultasi murmur sistolik di
apeks
• EKG à VES
Ventrikular ekstrasistol /
Ventricular Supraventrikular takikardi premature ventricle
fibrillation contraction
Atrial Fibrilasi vs Atrial Flutter
Atrial Fibrilasi Atrial Flutter
• Gelombang P menghilang • Biasanya reguler
• Aritmia • Saw-tooth appearance
Asistol vs PEA
Asistol Pulseless Electrical Activity (PEA)
• Tidak teraba nadi • Gambaran EKG apapun
• Gambaran EKG flat kecuali VT or VF
• Tidak teraba nadi
Jadi jawabannya adalah
D. Ventrikular ekstrasistol
80
Tn. Pertamina 44 tahun datang dengan keluhan sesak nafas memberat sejak 2
jam yang lalu. Pasien selama ini memiliki keluhan mudah lelah sejak 2 tahun
terakhir. Pasien mengaku sering sesak bila naik tangga, dan pada malam hari
ketika tidur terlentang. Pasien juga sering terbangun dengan merasakan
sensasi seperti tenggelam malam hari. Riwayat hipertensi (+) tidak terkontrol
sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 140/90
mmHg, nadi 100 x/menit, suhu 37.00C, nafas 28 x/menit, saturasi O2 96%.
Auskultasi ditemukan murmur sistolik di apeks dan ronki basah halus. Hasil
foto rontgen menunjukkan Kerley B line. Apa tatalaksana yang awal yang
paling tepat pada pasien ini?
A. Furosemide
B. Morfin
C. Oksigen
D. Nitrat
E. Aspirin
80. A. Furosemide
Keywords:
• Tn. Pertamina 44 tahun sesak nafas memberat 2
jam terakhir
• DOE (+), PND(+), OP (+) à riwayat CHF
• PF à murmur sistolik di apeks, ronki basah halus
• Rontgen à Kerley B line à Edema paru

• Apa tatalaksana yang awal yang paling tepat


pada pasien ini?
Gagal jantung
Klasifikasi gagal jantung (NYHA dan
AHA)

Pathophysiology of
heart disease Lilly
• Keywords gagal jantung à DOE, PND, OP
• Pasien mengalami gagal jantung kongestif, namun
saat ini pasien sedang sesak nafas à sedang
dalam keadaan akut
• CHF dalam fase akut à ADHF (acute
decompensated heart failure)
• Dalam kasus ini, ADHF menyebabkan edema paru
akut
• Tatalaksana à LMNOP (lasix [furosemide],
morfin, nitrat, oksigen, posisi)
Batwing appearance
Jadi jawabannya adalah
A. Furosemide
81
Tn. Core 42 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri
sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dirasakan tumpul dan
menjalar ke lengan kiri. Pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu
36.80C, nafas 21 x/menit. Hasil pemeriksaan EKG
ditemukan adanya ST elevasi di lead V3-V6, I dan aVL. Apa
diagnosis pasien ini?
A. STEMI anterior
B. STEMI septal
C. STEMI lateral
D. STEMI anterolateral
E. STEMI anterior ekstensif
81. D. STEMI anterolateral
Keywords:
• Tn. Core 42 tahun datang dengan nyeri dada
kiri 2 jam lalu, tumpul dan menjalar ke lengan
kiri
• PF à hipertensi
• EKG à ST elevasi di lead V3-V6, I, aVL

• Apa diagnosis pasien ini?


STEMI
Anterior V3-V4
Septal V1-V2
Lateral V5-V6, I, aVL
Inferior II, III, aVF
Anteroseptal V1-V4
Anterolateral V3-V6, I, aVL
Anterior ekstensif V1-V6, I, aVL

http://lifeinthefastlane.com/ecg-library
Jadi jawabannya adalah
D. STEMI anterolateral
82
Tn. Budi 25 tahun datang dengan keluhan batuk dan sesak nafas
memberat sejak 2 jam yang lalu. Keluhan sebenarnya telah dirasakan
sejak 2 minggu terakhir. Batuk selama ini berdahak berwarna kuning
kehijauan. Beberapa saat setelah pasien masuk IGD, tiba-tiba pasien
mengalami penurunan kesadaran. Hasil pemeriksaan tekanan darah
60/40 mmHg, nadi 110 x/menit, teraba lemah, suhu 39.20C, nafas 28
x/menit. Auskultasi terdengar ronki basah kasar di seluruh lapang paru.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis hingga 29.000. Apa
tatalaksana yang tepat pada pasien ini?
A. Rehidrasi cairan
B. Rehidrasi cairan + dopamin
C. Rehidrasi cairan + dopamin + norepinefrin
D. Rehidrasi cairan + antibiotik + dopamin
E. Rehidrasi cairan + antibiotik + norepinefrin
82. E. Rehidrasi cairan + antibiotik +
norepinefrin
Keywords:
• Tn. Budi 25 tahun batuk dan sesak memberat sejak 2 jam
lalu
• Batuk sejak 2 minggu, berdahak kuning kehijauan à infeksi
• Pasien lalu penurunan kesadaran
• PF à TD 60/40 mmHg, nadi 110, suhu 39.2, nafas 28,
auskultasi ronki basah kasar di seluruh lapang paru à
pasien demam dan syok à syok septik
• Lab à leukosit 29000

• Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ini?


Tipe shock

http://intranet.tdmu.edu.ua/
Tatalaksana
Jenis Syok Tatalaksana
Hipovolemik Resusitasi cairan
(termasuk Kristaloid (NaCl/RL) 20 ml/kgBB
hemoragik) bolus cepat
Septik Resusitasi cairan
Vasokonstriktor (norepinefrin)
Antibiotik spektrum luas
Kardiogenik Obat inotropik (seperti
dopamin, dobutamin)
Anafilaktik Resusitasi cairan
Epinefrin
Kortikosteroid
Jadi jawabannya adalah
E. Rehidrasi cairan + antibiotik +
norepinefrin
83
An. Rekat 10 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1
jam yang lalu. Sesak dirasakan mendadak tanpa disertai
dengan batuk. Saat anamnesis ditemukan bahwa pasien
memiliki riwayat sakit tenggorokan 3 minggu lalu disertai nyeri
sendi berpindah, tetapi sembuh sendiri. Pada pemeriksaan
ditemukan adanya murmur sistolik di apeks dan ronki basah
halus di kedua basal paru. Apa kemungkinan diagnosis pasien
ini?
A. Endokarditis infektif
B. Bronkiolitis
C. Penyakit jantung rematik
D. Demam rematik
E. Bronkopneumonia
83. D. Demam rematik
Keywords:
• An. Rekat 10 tahun sesak nafas sejak 1 jam lalu.
Sesak mendadak tanpa disertai batuk
• Riwayat sakit tenggorokan 3 minggu lalu disertai
nyeri sendi berpindah tetapi sembuh sendiri
• PF à murmur sistolik di apeks dan ronki basah
halus di kedua basal paru

• Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?


Rheumatic heart disease (RHD)
• Komplikasi berat dari demam rematik
• Faktor risiko à riwayat sakit tenggorokan à post
infeksi streptokokus beta hemolitikus grup A
• Reaksi imun terjadi beberapa minggu setelah
sakit tenggorokan sembuh à demam rematik
• Reaksi imun salah mengira jantung sebagai
patogen à RHD
• Demam rematik à kriteria Jones (2 mayor atau 1
mayor + 2 minor)
• Tatalaksana à low dose aspirin, steroid
Kriteria Jones
Mayor Minor
• Karditis • Demam
• Poliartritis • Arhtralgia
• Korea • Pemanjangan interval PR
• Nodul subkutan • Peningkatan LED
• Eritema marginatum • Ada C-reactive protein
• leukositosis
84
An. Ueki 8 tahun dibawa orangtuanya ke dokter karena kedua
kaki sering terlihat pucat sejak 3 minggu yang lalu. Pucat dan
biru di kedua tangan disangkal. Selama ini anak terlihat aktif.
Pada pemeriksaan ditemukan adanya keterlambatan denyut
nadi dorsalis pedis dibandingkan radialis, tekanan darah di
ekstremitas atas lebih tinggi dari ekstremitas bawah. Selain itu
kedua kaki pasien terlihat lebih kecil dan kurang proporsional
dengan tubuhnya. Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?
A. Buerger disease
B. Diseksi aorta
C. Koarktasio aorta
D. PDA
E. ToF
84. C. Koarktasio aorta
Keywords:
• An. Ueki 8 tahun kedua kaki sering terlihat
pucat 3 minggu lalu
• PF à keterlambatan denyut nadi dorsalis
pedis dibanding radialis dan tekanan darah
atas lebih tinggi daripada ekstremitas bawah,
kaki kurang proporsional dengan tubuh

• Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?


Koarktasio Aorta
• Penyempitan dari aorta
• Gejala umum à poor perfusion di tubuh bagian bawah
• Diagnosis à dari PF (differential blood pressure or
delayed pulse at lower body)
• Pemeriksaan imaging à barium esophagram (“E-sign
atau 3 sign”), echocardiografi
• Tatalaksana:
– Kateterisasi, bedah
– Severe à stabilisasi, intubasi, infus prostaglandin
(membuka duktus arteriosus), atasi asidosis, inotropik
– Less severe à digoksin, diuretik
E-sign or 3 sign
Pilihan lainnya
A. Buerger disease à riwayat merokok, nyeri
pada kaki yang progresif
B. Diseksi aorta à nyeri dada tajam seperti
disayat, differential blood pressure
D. PDA à continous murmur
E. ToF à jantung pendulum, pasien sering
berjongkok saat beraktivitas
Jadi jawabannya adalah
C. Koarktasio aorta
85
Ny. Mona 24 tahun datang dengan keluhan benjolan pada ketiak
kanannya sejak 5 hari yang lalu. Benjolan terasa panas dan nyeri
namun tidak keras. Pasien mengatakan sebelumnya bahu kanannya
tergores ranting hingga berdarah dan belum sembuh hingga sekarang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya ulkus soliter eritematosa di
deltoid kanan dan terdapat plak eritematosa berbentuk linear yang
menghubungkan ulkus dengan benjolan di ketiak. Benjolan teraba
hangat dan lunak. Apa diagnosis pasien ini?
A. Limfadenopati TB
B. Limfadenopati bakterialis
C. Limfadenopati viral
D. Limfangitis
E. Mammae Aberans
85. D. Limfangitis
Keywords:
• Ny. Mona 24 tahun benjolan pada ketiak kanan sejak 5
hari lalu
• Benjolan terasa panas dan nyeri namun tidak keras,
sebelumnya bahu kanan tergores, belum sembuh
• PF à ulkus soliter eritematosa dan terdapat plak
eritematosa berbentuk linear yang menghubungkan
ulkus dengan benjolan tersebut. Benjolan teraba
hangat dan lunak

• Apa diagnosis pasien ini?


Limfangitis
• Biasanya didahului trauma
• Gejala khas à terdapat jejak benjolan dari
bekas trauma menuju ke KGB terdekat,
demam dan pembesaran KGB terkait
Jadi jawabannya adalah
D. Limfangitis
86
Tn. Olimpik 45 tahun dibawa ke IGD
setelah ditemukan mendadak pingsan.
Sebelum pingsan pasien terlihat
memegang dada sebelah kirinya lalu
terjatuh. Pada pemeriksaan fisik, nadi
tidak teraba dan dilakukan resusitasi
jantung paru. Setelah resusitasi, nadi
masih tidak teraba dan hasil EKG
menunjukkan hasil sebagai berikut:
Apa yang kemudian dilakukan dokter?
A. Defibrilasi saja
B. Defibrilasi dilanjutkan resusitasi
jantung paru
C. Defibrilasi dilanjutkan resusitasi
jantung paru dan pemberian epinefrin
D. Lanjutkan resusitasi jantung paru
E. Vagal maneuver
86. B. Defibrilasi dilanjutkan resusitasi
jantung paru
Keywords:
• Tn. Olimpik 45 tahun mendadak pingsan,
sebelumnya terlihat memegang dada sebelah
kiri sebelum terjatuh
• PF à nadi tidak teraba lalu RJP, setelah RJP,
nadi tetap tidak teraba lalu EKG à VF

• Apa yang kemudian dilakukan dokter?


Algoritma ACLS

Sumber: AHA
Ventrikular ekstrasistol /
Ventricular Supraventrikular takikardi premature ventricle
fibrillation contraction
Asistol vs PEA
Asistol Pulseless Electrical Activity (PEA)
• Tidak teraba nadi • Gambaran EKG apapun
• Gambaran EKG flat kecuali VT or VF
• Tidak teraba nadi
Jadi jawabannya adalah
B. Defibrilasi dilanjutkan resusitasi
jantung paru
87
Tn. Aneh 31 tahun datang dengan keluhan nyeri di dada
sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dirasakan terutama saat
sedang menarik nafas. Pada pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Pemeriksaan fisik ditemukan adanya
friction rub. Pemeriksaan EKG ditemukan ST elevasi di
semua lead. Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?
A. Endokarditis
B. Penyakit jantung rematik
C. Perikarditis
D. STEMI anterior ekstensif
E. Unstable angina
87. C. Perikarditis
Keywords;
• Tn. Aneh 31 tahun nyeri dada sejak 2 jam yang
lalu, dirasakan saat menarik nafas
• PF à friction rub
• EKG à ST elevasi di semua lead

• Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?


Perikarditis
• Inflamasi pada perikardium
• Gejala umum à nyeri dada terutama saat
inspirasi, sesak nafas, demam, palpitasi,
friction rub, perubahan EKG
• Etiologi à inflamasi pada RA atau SLE
• Perubahan EKG à ST elevasi di semua lead
(pada lead aVR dan V1 sering didapatkan
depresi)
Pilihan lainnya
A. Endokarditis à riwayat penggunaan jarum
suntik atau cabut gigi
B. Penyakit jantung rematik à riwayat demam,
sakit tenggorokan dan nyeri sendi
D. STEMI anterior ekstensif à ST elevasi di V1-
V6, I, aVL
E. Unstable angina à nyeri iskemik saat
istirahat, tidak membaik dengan istirahat
Jadi jawabannya adalah
C. Perikarditis
88
Tn. Speaker 54 tahun datang dengan keluhan sering nyeri dada dan sesak. Ini
terutama dirasakan apabila pasien berjalan jauh atau sedang naik tangga.
Pasien juga mengaku tidur harus lebih dari 1 bantal dan sering terbangung
malam hari karena sesak. Pada pemeriksaan tanda vital, tekanan darah
140/90 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36.80C, nafas 20 x/menit. Pemeriksaan
fisik umum tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan EKG, didapatkan
irama sinus, reguler, axis -300, gelombang P normal, PR interval 0.12 s, total
gelombang R di lead V6 ditambah dengan gelombang S di lead V1 sebesar 37
mm dan terdapat ST elevasi di lead I, aVL dan V6. Berdasarkan klasifikasi AHA,
diagnosis pasien ini adalah?
A. Heart failure class A
B. Heart failure class B
C. Heart failure class C
D. Heart failure class D
E. CHF
88. C. Heart failure class C
Keywords:
• Tn. Speaker 54 tahun nyeri dada dan sesak
terutama berjalan jauh atau naik tangga
• OP (+), PND (+)
• PF à hipertensi
• EKG à LVH dan STEMI lateral

• Berdasarkan klasifikasi AHA, diagnosis pasien ini


adalah?
Klasifikasi gagal jantung (NYHA dan
AHA)

Pathophysiology of
heart disease Lilly
Jadi jawabannya adalah
C. Heart failure class C
89
Tn. Maret 51 tahun datang ke poliklinik untuk
memeriksakan kesehatannya. Pasien selama ini tidak ada
keluhan dan tidak pernah memeriksakan tekanan
darahnya. Pada pemeriksaan ditemukan tekanan darah
pasien 200/120 mmHg. Apa yang terjadi pada pasien ini?
A. Hipertensi belum dapat ditentukan
B. Hipertensi urgensi
C. Hipertensi emergensi
D. Hipertensi grade I
E. Hipertensi grade II
89. B. Hipertensi urgensi
Keywords:
• Tn. Maret 51 tahun periksa kesehatan
• Tidak ada keluhan
• TD à 200/120 mmHg

• Apa yang terjadi pada pasien ini?


Hipertensi

• Definisi: Kenaikan tekanan darah > 120/80


mmHg setelah 2 x pengukuran
• Klasifikasi:
– JNC 7
– Hipertensi urgensi à kenaikan tekanan darah
hingga melebihi 180/120 mmHg
– Hipertensi emergensi à hipertensi urgensi +
kerusakan organ target
JNC 7
Target Penurunan TD
• Hipertensi emergensi
– Target awal adalah berkurangnya MAP
sebanyak 25% dalam 2 jam
– Setelah itu penurunan dilanjutkan dalam 12-16
jam hingga mendekati normal
– MAP = (2 x TD diastolik+ TD sistolik) : 3
• Hipertensi urgensi
– Penurunan bertahap dalam 24 jam
Jadi jawabannya adalah
B. Hipertensi urgensi
90
Tn. Mumu 31 tahun datang dengan keluhan cepat lelah sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien mengaku sering sesak apabila berjalan jauh atau
sedang berlari. Pasien juga mengeluhkan demam tidak tinggi yang
hilang timbul. Sebelumnya pasien tidak pernah seperti ini. Riwayat
sakit jantung di keluarga disangkal. Setelah anamnesis lebih lanjut,
pasien memiliki riwayat cabut gigi 3 minggu yang lalu. Pada
pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan auskultasi
ditemukan opening snap di apeks. Apa etiologi tersering pada kasus di
atas?
A. Streptokokus viridans
B. Staphylococcus aureus
C. Hemophyllus ducreti
D. Streptococcus pneumoniae
E. Cryptococcus neoformans
90. A. Streptokokus viridans
Keywords:
• Tn. Mumu 31 tahun cepat lelah sejak 1
minggu lalu, sering sesak bila berlari dan
demam hilang timbul
• Riwayat cabut gigi 3 minggu lalu
• PF à opening snap di apeks à mitral stenosis

• Apa etiologi tersering pada kasus di atas?


Endokarditis infektif
• Infeksi pada endokardial jantung
• Menyebabkan gangguan pada katup (baik
insufisiensi maupun vegetasi)
• Faktor risiko tersering:
– Riwayat cabut gigi à katup mitral
– Riwayat penggunaan jarum suntik à katup trikuspid
• Etiologi tersering:
– Pada riwayat cabut gigi dan subakut à Streptokokus
viridans
– Pada riwayat penggunaan jarum suntik à
Staphylococcus aureus
Akut vs Subakut
Akut Subakut
• Demam tinggi • Demam tidak tinggi atau
• Murmur bisa tidak normal
terdengar di 1/3 pasien • Murmur di 99% pasien
• Progresif, sudden onset • Gejala lebih ringan, mialgia,
gejala gagal jantung cepat lelah, tidak nafsu
• Etiologi tersering à makan
Staphylococcus aureus • Etiologi tersering à
Streptococcus viridans
Jadi jawabannya adalah
A. Streptokokus viridans
91
Tn. Matahari 36 tahun datang dengan keluhan sulit buang air
kecil sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan nyeri yang
sangat hebat ketika aliran kencing berhenti dengan tiba-tiba.
Pasien mengaku apabila pasien berubah posisi, pasien dapat
buang air kecil dengan lancar kembali. Pada pemeriksaan fisik
umum tidak ditemukan kelainan. Nyeri ketok CVA (-) Urinalisis
menunjukkan adanya kristal oksalat di urin. Apa diagnosis
pasien tersebut?
A. Nefrolitiasis
B. Ureterolitiasis
C. Batu buli
D. Batu uretra
E. Karsinoma buli
91. C. Batu buli
Keywords:
• Tn. Matahari 36 tahun keluhan sulit buang air
kecil 3 hari lalu disertai nyeri hebat saat aliran
kencing tiba-tiba berhenti
• Bila berubah posisi, dapat buang air kecil kembali
• PF à nyeri ketok (-)
• Urinalisis à kristal oksalat di urin

• Apa diagnosis pasien tersebut?


Batu buli
• Batu yang terdapat di kandung kemih
• Gejala umum à disuria, BAK yang dapat
mendadak berhenti, terkadang bisa lancar
kembali apabila pasien berubah posisi (khas
pada batu buli), ketika ini terjadi, nyeri dapat
dirasakan menjalar hingga ke ujung penis
Tatalaksana batu saluran kemih

Clinical surgery 2nd ed


Harrison 18th ed
Pilihan lainnya
A. Nefrolitiasis à nyeri ketok CVA (+), nyeri
pinggang tidak menjalar
B. Ureterolitiasis à nyeri pinggang menjalar
hingga ujung penis
D. Batu uretra à nyeri saat berkemih,
hematuria (+)
E. Karsinoma buli à hematuria tanpa nyeri
Jadi jawabannya adalah
C. Batu buli
92
Tn. Bay 25 tahun dibawa ke IGD setelah kecelakaan 1 jam
yang lalu. Pasien mengeluh nyeri pada pinggang sebelah
kanannya dan mengeluh kencing berwarna merah. Pada
pemeriksaan ditemukan nyeri ketok CVA (+). Apa
kemungkinan organ yang terkena pada pasien ini?
A. Ginjal
B. Buli
C. Ureter
D. Uretra anterior
E. Uretra posterior
92. Ginjal
Keywords:
• Tn. Bay 25 tahun kecelakaan 1 jam yang lalu
• Nyeri pinggang kanan dan kencing berwarna
merah
• PF à Nyeri ketok CVA (+)

• Apa kemungkinan organ yang terkena pada


pasien ini?
Ruptur organ
Organ Gejala
Ginjal Nyeri di pinggang, hematuria
Ureter Nyeri dapat menjalar ke selangkangan,
jarang terjadi, hematuria
Buli/kandung kemih Nyeri di suprapubik, hematuria
Uretra anterior Nyeri di selangkangan, paling sering
karena straddle injury, butterfly
hematoma
Uretra posterior Nyeri di selangkangan, biasanya
disebabkan fraktur pelvis, floating
prostate
Jadi jawabannya adalah
A. Ginjal
93
Tn. Oksi 36 tahun datang dengan keluhan nyeri di
pinggang kiri sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengaku nyeri
tidak menjalar dan terasa seperti pegal-pegal. Pasien
bekerja sebagai supir dan sering sulit buang air kecil dan
jarang minum. Pada pemeriksaan ditemukan nyeri ketok
CVA (+) dan hasil BNO-IVP menunjukkan pelebaran kaliks
dan berbentuk clubbing. Apa diagnosis pasien ini?
A. Hidronefrosis
B. Pyelonefritis
C. Nefrolitiasis
D. Tumor Wilms
E. Ruptur ginjal
93. A. Hidronefrosis
Keywords:
• Tn. Oksi 36 tahun nyeri pinggang kiri sejak 2 hari
lalu, tidak menjalar terasa seperti pegal
• Bekerja sebagai supir dan sulit buang kecil serta
jarang minum
• PF à Nyeri ketok CVA (+), BNO IVP pelebaran
kaliks berbentuk clubbing

• Apa diagnosis pasien ini?


Hidronefrosis
• Keadaan dimana kaliks ginjal distensi akibat
penumpukkan cairan
• Paling sering disebabkan obstruksi pada area
distal pelvis à batu ginjal atau ureter paling
sering
• Gejala à sulit buang air kecil, nyeri pinggang
(obstruksi di ginjal) atau menjalar hingga
selangkangan (obstruksi ureter)
• Evolusi radiologi kaliks renal: cupping (normal) à
blunting à flattening à clubbing à ballooning
Jadi jawabannya adalah
A. Hidronefrosis
94
Ny. Pulse 25 tahun datang dengan keluhan keputihan
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan rasa
bau amis terutama setelah melakukan hubungan seksual.
Pada pemeriksaan ditemukan fluor albus di forniks
posterior dan Whiff test (+). Tatalaksana yang tepat untuk
pasien ini adalah?
A. Sefiksim 400 mg dosis tunggal
B. Azithromisin 1 g dosis tunggal
C. Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari
D. Metronidazol 2 g dosis tunggal
E. Tiamfenikol 3.5 g dosis tunggal
94. D. Metronidazol 2 g dosis tunggal
Keywords:
• Ny. Pulse 25 tahun keputihan sejak 1 minggu
lalu berbau amis terutama setelah
berhubungan seksual
• PF à fluor albus, Whiff test (+) à BV

• Tatalaksana yang tepat untuk pasien ini


adalah?
Duh tubuh
Kriteria Gonorea BV Candida Trichomonas Klamidia
Duh Tidak spesifik Amis setelah Seperti susu Kuning Tidak spesifik
berhubungan kehijauan
Mikroskopis Diplokokus Clue cell Pseudohifa Parasit Badan inklusi
gram negatif dan berflagel dan
blastospora pergerak
Etiologi Neisseria Gardnerella Candida Trichomonas Chlamidia
gonorrhea vaginalis albicans vaginalis trachomatis
Pedoman IMS 2011
Depkes
Jadi jawabannya adalah
D. Metronidazol 2 g dosis tunggal
95
Tn. Asin 35 tahun datang dengan keluhan luka pada
kemaluannya sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengeluh luka
terasa sakit dan tidak nyaman. Pasien mengaku baru saja
berhubungan dengan PSK 1 minggu yang lalu. Pada
pemeriksaan ditemukan ulkus soliter dengan dasar kotor
dan nyeri di korpus penis. Apa etiologi kasus di atas?
A. Treponema pallidum
B. Chlamydia trachomatis
C. Neisseria gonorrhea
D. Haemophillus ducreyi
E. Herpes simplex
95. D. Haemophillus ducreyi
Keywords:
• Tn. Asin 35 tahun luka di kemaluan 3 hari,
terasa sakit
• Berhubungan dengan PSK 1 minggu lalu
• PF à ulkus soliter dasar kotor dan nyeri à
ulkus mole

• Apa etiologi kasus di atas?


Sifilis vs Ulkus mole
Sifilis (ulkus durum)
• Ulkus genitalis à tidak
sakit
• Etiologi à Treponema
pallidum
Ulkus mole
• Ulkus genitalis à sakit
• Etiologi à Hemophillus
ducreyi
Pedoman IMS 2011
Depkes
Jadi jawabannya adalah
D. Haemophillus ducreyi
96
An. Notes usia 3 minggu dibawa orangtuanya ke dokter karena mata
anak tersebut terlihat sulit membuka akibat banyaknya kotoran mata
sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya diketahui ibu pasien melahirkan di
dukun beranak dan ibu pasien tidak ingat mata anaknya diberikan
salep. Pada pemeriksaan ditemukan sekret berwarna kuning di kedua
mata pasien. Dokter akhirnya menyuntikkan seftriakson IM pada anak
tersebut. Tiga hari kemudian ibu pasien datang kembali karena mata
anaknya tidak ada perbaikan. Apa yang sebaiknya dilakukan dokter?
A. Memberikan kembali injeksi seftriakson IM
B. Memberikan injeksi seftriakson ditambah sirup eritromisin basa
C. Memberikan sirup eritromisin basa
D. Memberikan injeksi kanamisin IM
E. Menyampaikan pada pasien bahwa memang obatnya belum bekerja
dalam 3 hari dan meminta ibu untuk observasi anaknya
96. C. Memberikan sirup eritromisin
basa
Keywords:
• An. Notes usia 3 minggu mata sulit membuka
karena banyak sekret sejak 3 hari lalu
• Riwayat melahirkan di dukun beranak tanpa
diberikan salep mata
• PF à sekret kekuningan di mata pasien,
dilakukan penyuntikkan seftriakson IM
• 3 hari kemudian, tidak ada perbaikan

• Apa yang sebaiknya dilakukan dokter?


Konjunctivitis gonorea
• Sering pada bayi baru lahir dengan ibu keputihan
• Mata bernanah à keluhan paling sering dijumpai
• Profilaksis à salep antibiotik atau tetes tetrasiklin 1%
• Pengobatan bila sudah terkena à obati sebagai gonorea dulu,
3 hari tidak membaik, ganti ke klamidia

Pedoman IMS 2011


Depkes
Jadi jawabannya adalah
C. Memberikan sirup eritromisin
basa
97
An. Star 8 tahun dibawa orangtuanya ke dokter karena
bengkak di seluruh tubuh sejak 4 hari yang lalu. Orangtua
mengaku awalnya hanya sembab kedua mata. Pasien juga
dikatakan kencingnya keruh dan berbusa. Pada pemeriksaan
ditemukan pasien terlihat edema anasarka dan urinalisis
menunjukkan proteinuria +3 dan tidak ditemukan eritrosit.
Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?
A. Glomerulonefritis
B. Sindrom nefritik
C. Sindrom nefrotik
D. Tumor Wilms
E. Gagal ginjal akut
97. C. Sindrom nefrotik
Keywords:
• An. Star 8 tahun bengkak seluruh tubuh sejak 4
hari lalu
• Awalnya sembab kedua mata, kencing keruh dan
berbusa
• PF à edema anasarka
• Urinalisis à proteinuria +3 dan tidak ada eritrosit

• Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?


Nephrotic syndrome
• Gejala klasik sindrom nefrotik à proteinuria,
hipoalbuminemia, edema
• Kriteria proteinuria pada sindrom nefrotik:
– Dewasa à >3.5 g/hari
– Anak-anak à >40 mg/m2/jam pada urin 24 jam
• Tatalaksana pada sindrom nefrotik anak à
bila tidak membutuhkan biopsi, steroid
diberikan sebagai terapi awal (prednison PO 2
mg/kg/hari) selama 4-6 minggu
Kriteria butuh biopsi ginjal
• Usia kurang dari 1 tahun atau lebih dari 8
tahun
• Terdapat hematuria makroskopis berulang
• Riwayat keluarga penyakit ginjal
• Gejala sistemik
• Skrining viral positif
Nefritik vs Nefrotik
Nefritik Nefrotik
• Dominan hematuria • Dominan proteinuria
• Hipertensi • Hipoalbuminemia
• Biasanya post-streptoccal • Gejala yang sering
dikeluhkan à bengkak
Jadi jawabannya adalah
C. Sindrom nefrotik
98
Ny. Madu 24 tahun mengeluh adanya bintil pada
kemaluannya sejak 3 hari yang lalu. Bintil tidak nyeri
namun pasien merasa tidak nyaman dengan keadaan
tersebut. Pada pemeriksaan ditemukan nodul soliter
berukuran 0.5 cm dengan permukaan verukosa. Apa
etiologi kasus di atas?
A. HPV 1 dan 2
B. HPV 1 dan 4
C. HPV 2 dan 4
D. HPV 6 dan 11
E. HPV 16 dan 18
98. D. HPV 6 dan 11
Keywords:
• Ny. Madu 24 tahun bintil pada kemaluan sejak
3 hari lalu, tidak nyeri
• PF à nodul soliter berukuran 0.5 cm dengan
permukaan verukosa

• Apa etiologi kasus di atas?


Human papilloma virus
• Kutil atau vegetasi à gejala paling umum
– Kutil biasa (veruka vulgaris) à HPV 1, 2, 4
– Kutil kelamin (kondiloma akuminata) à HPV 6, 11
• Faktor risiko ca serviks à HPV 16, 18
• Tatalaksana:
– Podofilin 0.05% solution à kontraindikasi di kehamilan
– Imiquimod krim 5%
– TCA 80% à treatment of choice di kehamilan dengan
multiple internal warts
– Krioterapi à treatment of choice di kehamilan dengan
multiple, easily accessible warts
Jadi jawabannya adalah
D. HPV 6 dan 11
99
Tn. Kipas 25 tahun dibawa ke IGD setelah sebelumnya
mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien mengaku
terbentur di area pinggul. Pada pemeriksaan ditemukan
keadaan umum masih stabil, dan terdapat warna
kemerahan di urin. Pada colok dubur ditemukan floating
prostate. Organ apa yang terkena pada pasien ini?
A. Ginjal
B. Buli
C. Ureter
D. Uretra anterior
E. Uretra posteror
99. E. Uretra posterior
Keywords:
• Tn. Kipas 25 tahun kecelakaan lalu lintas,
terbentur area pinggul
• PF à kemerahan di urin, dan RT à floating
prostate

• Organ apa yang terkena pada pasien ini?


Ruptur organ
Organ Gejala
Ginjal Nyeri di pinggang, hematuria
Ureter Nyeri dapat menjalar ke selangkangan,
jarang terjadi, hematuria
Buli/kandung kemih Nyeri di suprapubik, hematuria
Uretra anterior Nyeri di selangkangan, paling sering
karena straddle injury, butterfly
hematoma
Uretra posterior Nyeri di selangkangan, biasanya
disebabkan fraktur pelvis, floating
prostate
Klasifikasi Goldman untuk ruptur
uretra
Tipe Kriteria
I Uretra intak namun tertarik sehingga ruptur ligamen puboprostatik à
prostat bergerak superior, kontras tidak ekstravasasi
II Kontras ekstravasasi ke rongga ekstraperitoneal namun tidak ada di
perineum, diafragma urogenital inak
III Diafragma urogenital robek, kontras ekstravasasi di rongga
ekstraperitoneal dan perineum
IV Robekan hingga ke leher kandung kemih. Kontras dapat dilihat ekstravasasi
di pelvis ekstraperitoneal dekat uretra proksimal à berpotensi cedera
spinchter uretra internal (inkontinensia urin)
V Klasifikasi ini khusus untuk cedera uretra anterior, distal dari diafragma
urogenital, biasanya terdapat pada straddle injury

Medscape
Tatalaksana ruptur uretra
• Simptomatik
• Atasi retensi urin à lebih baik dengan pungsi
suprapubik
• Bedah à terutama pada ruptur uretra
posterior yang disertai cedera pelvis (koreksi
uretra dilakukan setelah masalah pelvis
ditangani)
Jadi jawabannya adalah
E. Uretra posterior
100
Tn. Kube 35 tahun datang dengan keluhan luka di
kemaluannya sejak 5 hari yang lalu. Pasien merasa luka
tersebut sebenarnya tidak sakit hanya saja pasien merasa
terganggu dan cemas melihat luka tersebut. Pasien memiliki
riwayat promiskuitas. Pada pemeriksaan ditemukan pada
penis terdapat ulkus soliter dengan dasar bersih dan tidak
nyeri. Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?
A. Ulkus mole
B. Ulkus durum
C. Gonorea
D. Herpes simplex
E. Herpes zoster
100. B. Ulkus durum
Keywords:
• Tn. Kube 35 tahun luka di kemaluan sejak 5 hari
lalu
• Luka tidak sakit
• Riwayat promiskuitas (+)
• PF à ulkus soliter dengan dasar bersih dan tidak
nyeri

• Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?


Sifilis vs Ulkus mole
Sifilis (ulkus durum)
• Ulkus genitalis à tidak
sakit
• Etiologi à Treponema
pallidum
Ulkus mole
• Ulkus genitalis à sakit
• Etiologi à Hemophillus
ducreyi
Pedoman IMS 2011
Depkes
Sifilis (Treponema pallidum) Hemophyllus ducreyi
• Pewarnaan lapangan gelap • Bentuk cocobacillus
• Bentuk spiral • Gram negatif
Jadi jawabannya adalah
B. Ulkus durum
101
Ny. Ghina berusia 40 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan
kelelahan dan rasa mengantuk yang berlebihan sejak 3 bulan ini.
Pasien merasa tidak tahan dingin, suara parau, rambut rontok, sulit
buang air besar dan berat badan bertambah. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 54x/menit,
suhu 36,40C, frekuensi napas 18x/menit, tampak bekas luka operasi di
region coli anterior, kulit kering dan muka bengkak. Apakah
pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis pada kasus ini?
A. FT4 dan T3
B. FT4 dan TSH
C. FT3 dan FT4
D. T3 dan TRH
E. FSH dan TRH
101.B. FT4 dan TSH
Keywords
• Ny. Ghina berusia 40 tahun
• Kelelahan dan rasa mengantuk yang berlebihan sejak 3 bulan ini
• Tidak tahan dingin, suara parau, rambut rontok, sulit buang air besar dan
berat badan bertambah.
• TD : 110/80 mmHg, N: 54x/menit, suhu 36,40C, napas :18x/menit,
• Tampak bekas luka operasi di regio coli anterior à tiroidektomi
• Kulit kering dan muka bengkak.

• Apakah pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis


pada kasus ini? Pemeriksaan penunjang hipotiroid
Gejala dan Tanda Hipotiroid
• Tidak kuat udara dingin
• Konstipasi
• Depresi
• Sulit berkonsentrasi
• Kulit kering
• Kelelahan
• Rambut rontok
• Gangguan memori
• Bradikardia
• Hipotermia
• Edema

http://www.aafp.org/afp/2012/0801/p244.html
Algoritma Hipotiroid
Terapi Hipotiroid
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. FT4 dan TSH


102
Tn. Albet berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan nyeri, bengkak, dan kemerahan pada ibu jari kaki
kanan sejak 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi
98x/menit, sendi metatarsophalang 1 didapatkan bengkak dan
kemerahan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan asam
urat serum 9,8 mg/dL/ Apakah terapi yang tidak disarankan
diberikan pada pasien dalam kasus ini?
A. Kolkisin
B. Natrium diklofenak
C. Etericoxib
D. Piroksikam
E. Allupurinol
102. E. Allopurinol
Keywords
• Tn. Albet berusia 55 tahun
• Nyeri, bengkak, dan kemerahan pada ibu jari kaki
kanan sejak 2 hari yang lalu.
• Sendi metatarsophalang 1 didapatkan bengkak
dan kemerahan
• Asam urat serum 9,8 mg/dL

• Apakah terapi yang tidak boleh diberikan pada


pasien ini? Terapi Gout Akut
Gout Akut
• Gout akut (gout flare) : umumnya mengenai satu
sendi namun dapat pula mengenai dua atau lebih
sendi
• Tujuan terapi pada gout adalah menghilangkan
rasa nyeri
• Gout akut dapat membaik dengan sempurna
dalam beberapa hari hingga beberapa minggu.
Namun, gejala akan membaik lebih cepat dengan
pemberian obat-obatan anti inflamasi
Terapi NSAID
NSAID yang direkomendasikan untuk gout akut:
1. Naproxen 2x500mg, atau
2. Indometasin 3x50mg
NSAID merupakan terapi paling efektif apabila
terapi diinisiasi dalam 48 jam sejak onset gejala

Terapi NSAID alternatif lainnya: Celecoxib (dosis


tunggal 800mg, diikuti dengan 2x400/hari)

http://www.uptodate.com/contents/treatment-of-acute-gout
Pilihan Terapi Lainnya
1. Kolkisin
2. Glukokortikoid intraartikular

Kapan terapi dihentikan? Penghentian terapi


umumnya dua hingga tiga hari setelah resolusi
sempurna dari serangan
Apakah perlu terapi penurun asam
urat saat serangan akut gout?
• Terapi penurunan asam urat tidak
dibutuhkan/tidak perlu dimulai saat serangan
gout akut pada pasien yang belum pernah
menerima terapi penurun asam urat
• Namun, pada pasien yang sebelumnya telah
menerima terapi penurun asam urat (xantin
oksidase inhibitor: allopurinol, urikosurik:
probenesid) terapi disarankan untuk tetap
dilanjutkan
Pilihan Lainnya
• A. Kolkisin à Terapi gout akut
• B. Natrium diklofenak à NSAID
• C. Etericoxib àNSAID
• D. Piroksikam àNSAID
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

E. Allopurinol
103
An. Aul berusia 9 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan gatal di sekitar anus terutama malam hari. Pada
pemeriksaan fisik diperoleh tanda vital dalam batas normal,
berat badan 23 kg, terlihat iritasi pada anus bekas garukan.
Pada pemeriksaan mikroskopis hasil Graham’s scotch tape
swab diperoleh gambaran telur berbentuk asimetris dengan
salah satu sisinya rata. Apakah etiologi yang paling tepat pada
kasus ini?
A. Trichuris trichiura
B. Ascaris lumbricoides
C. Ancylostoma duodenale
D. Strongyloides stercoralis
E. Enterobius vermicularis
103. E. Enterobius vermicularis
Keywords
• An. Aul berusia 9 tahun
• Gatal di sekitar anus terutama malam hari
• Berat badan 23 kg, terlihat iritasi pada anus bekas
garukan
• Graham’s scotch tape swab diperoleh gambaran telur
berbentuk asimetris dengan salah satu sisinya rata.

• Apakah etiologi yang paling tepat pada kasus ini?


Organisme penyebab enterobiasis
Enterobiasis

Organisme penyebab :
•Enterobius vermicularis
• Nama sebelumnya
Oxyuris vermicularis) à
cacing kremi

http://www.cdc.gov/parasites/pinworm/biology.html
Manifestasi Klinis
• Gatal di daerah anal (telur terletak di lipatan
perianal) terutama di malam hari
• Saat infeksi memberat, dapat terjadi infeksi
sekunder karena pasien terus menggaruk
daerah anal
Bagaimana Cara Mendiagnosis?
Diagnosis dapat dicapai dengan tiga teknik sederhana, yaitu:

1. Melihat langsung cacing pada daerah peri anal 2-3 jam


setelah pasien tidur
2. Graham’s scotch tape swab : menggunakan selotip di
sekitar anus di pada hari sebelum pasien ‘cebok’, apabila
pasien terinfeksi maka pada pemeriksaan mikroskopis
akan tampak telur pada selotip.
3. Mengambil sampel dari bawah kuku dan dilihat dibawah
mikroskop. Karena pasien yang terinfeksi akan menggaruk
daerah anal, yang kemudian telur-telur akan tersangkut di
kuku
Bagaimana Pengobatannya?
1. Albendazole 400mg dosis tunggal, atau
2. Mebendazole 100mg dosis tunggal, atau
3. Pirantel Pamoat : 10mg/kgBB dosis tunggal
Ketiga obat diatas diulang 2 minggu setelahnya dengan
dosis yang sama

• Mengapa harus diulang 2 minggu setelahnya? Karena


obat tersebut tidak membunuh telut cacing. Dosis
kedua dibutuhkan untuk mencegah re-infeksi dari telur
yang belum terbunuh dan telah berkembang menjadi
cacing dewasa

http://www.cdc.gov/parasites/pinworm/treatment.html
Pilihan Lainnya
• A. Trichuris trichiura : telur berbentuk seperti
tempayan, prolaps rekti, pilihan obat albendazole
mebendazole
• B. Ascaris lumbricoides : BAB cacing, batuk kering,
Loffler syndrome, telur tebal tiga lapis, terapi
albendazole, mebendazole, pirantel pamoat
• C. Ancylostoma duodenale : cacing tambang, larva
filaria menembus kulit, anemia, cacing dinding bening,
terapi albendazole mebendazole
• D. Strongyloides stercoralis : creeping eruption, terapi
albendazole 400mg selama 3 hari
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

E. Enterobius vermicularis
104
Ny. Jupe berusia 30 tahun, datang ke UGD RS dengan keluhan
perdarahan gusi sejak 6 jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan badan
lemas dan sering timbul pada kulit bercak lebam berwarna kebiruan
sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, suhu 37oC, frekuensi
nafas 24x/menit, pada kulit tampak hematoma dan purpura.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 5.7 g/dL, leukosit 2000/m3,
hematokrit 17%, trombosit 4000/uL, hitung jenis 0/0/79/11/10.
Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini?
A. Leukemia akut
B. Anemia aplastik
C. Leukemia kronik
D. Anemia hemolitik
E. Anemia penyakit kronik
104. B. Anemia Aplastik
Keywords
• Ny. Jupe berusia 30 tahun, datang ke UGD RS dengan
keluhan perdarahan gusi sejak 6 jam yang lalu à
trombositopenia
• Lemas à gejala anemia
• Bercak lebam berwarna kebiruan sejak 1 bulan yang lalu à
trombositopenia
• Hematoma dan purpura à trombositopenia
• Hb 5.7 g/dL à anemia
• Leukosit 2000/m3à leukopenia
• Trombosit 4000/uLà trombositopenia

• Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini?


Pasien pansitopenia mengarah ke anemia aplastik
Anemia Aplastik
Anemia aplastik = kegagalan sum-sum tulang
untuk memproduksi sel darah berimbas kepada
adanya anemia, leukopenia, dan
trombositopenia
• Anemia = lemah, lemas, mudah lelah, pucat
• Leukopenia = mudah terkena infeksi
• Trombositopenia = lebam-lebam dan
perdarahan

http://www.hopkinsmedicine.org/kimmel_cancer_center/types_cancer/aplastic_anemia.html
Apa Penyebabnya?
Beberapa faktor lingkungan, seperti :
• Obat
• Benzene
• Zat kimia
• Insektisida
• Radiasi
• Virus
Hal-hal tersebut dapat memicu “immune attack” yang
pada akhirnya menyebabkan anemia aplastik. Namun di
beberapa kasus anemia aplastik bersifat idiopatik
Bagaimana Mendiagnosisnya dan
tatalaksananya?
• Diagnosis : Aspirasi dan biopsi sum-sum tulang
• Terapi : (1) High-dose Cyclophosphamide; (2)
Transplantasi sum-sum tulang; (3)
Granulocyte-macrophage colony-stimulating
factor (GM-CSF), granulocyte colony-
stimulating factor (G-CSF); (4) Transfusi :
Trombocyte concentrate, Packed Red Cell
Pilihan Lain
• A. Leukemia akut à ditemukan sel blast
• C. Leukemia kronik à organomegali, AML
terdapat aurer rod
• D. Anemia hemolitik : ikterik, peningkatan
bilirubin indirek, splenomegali
• E. Anemia penyakit kronik : mikrositik
hipokromik, peningkatan feritin dan
penurunan TIBC, riwayat menderita penyakit
kronik
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Anemia Aplastik
105
Ny. Risa Andriana usia 62 tahun dibawa ke UGD RS karena
tidak sadar. Pasien rutin mengkonsumsi obat metformin
dan glibenklamid. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah
90/70 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi napas
20x/menit, dan suhu 36,7oC. Pada pemeriksaan GDS,
didapatkan kadar GDS 40 mg/dL. Apakah diagnosis pada
kasus tersebut?
A. DM dengan Ketoasidosis Diabetikum
B. DM dengan stroke non hemoragik
C. DM dengan Hiperglikemik hiperosmolar
D. DM dengan neuropati
E. DM dengan hipoglikemia
105. E. DM dengan hipoglikemia
Keywords
• Ny. Risa Andriana usia 62 tahun dibawa ke UGD RS
• Tidak sadar.
• Pasien rutin mengkonsumsi glibenklamid à penyebab
hipoglikemi selain insulin
• Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 90/70 mmHg,
frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi napas 20x/menit, dan
suhu 36,7oC.
• GDS 40 mg/dL

• Apakah diagnosis pada kasus tersebut? Diagnosis


komplikasi akut DM
Hipoglikemia
• Definisi : Hipoglikemia ditandai
dengan menurunnya kadar glukosa
darah <60mg/dL
• Gejala hipoglikemia terdiri dari :
- Gejala adrenergik (berdebar-
debar, banyak berkeringat, gemetar,
dan rasa lapar)
- Gejala neuro-glikopenik (pusing,
gelisah, kesadaran menurun sampai
koma)
http://www.pbpapdi.org/images/file_guidelines/12_Konsensus%20Pengelolaaln%20dan%2
0Pencegahan%20Diabets%20Melitus%20Tipe%202%20di%20Indonesia%202006.PDF
Terapi Hipoglikemia?
• Bila pasien sadar diberikan makanan yang mengandung
karbohidrat atau minuman yang mengandung gula
berkalori atau glukosa 15-20 g melalui intra vena.
• Perlu dilakukan pemeriksaan ulang glukosa darah 15
menit setelah pemberian glukosa.
• Glukagon diberikan pada pasien dengan hipoglikemia
berat
• Untuk penyandang diabetes yang tidak sadar,
sementara dapat diberikan glukosa 40% intravena
terlebih dahulu sebagai tindakan darurat, sebelum
dapat dipastikan penyebab menurunnya kesadaran.
Pilihan Lain
• A. DM dengan Keto Asidosis Diabetikum :
hiperglikemia (+), keton (+), asidosis (+)
• B. DM dengan stroke non hemoragik : tanda-
tanda peningkatan tekanan intra kranial
• C. DM dengan Hiperglikemik hiperosmolar :
komplikasi akut DM, hiperglikemia (+), keton(-)
• D. DM dengan neuropati à komplikasi kronik
DM
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

E. DM dengan hipoglikemia
106
An. Resti usia 1 tahun diantar ibunya ke poliklinik dengan keluhan
pucat dan perut membesar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda
vital dalam batas normal, konjungtiva palpebra pucat dan lien
membesar Schuffner II. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
6.0 g/dL, leukosit 10.000/mm3, eritrosit 3.200.000/mm3, hitung jenis
0/0/42/49/9, trombosit 271.000/uL, MCV 55,7 fL, MCH 18 pg, MCH 33
g/dL. Dari gambaran darah tepi didapatkan hipokrom mikrositer,
anisositosis, poikilositosis, dan sel target. Apakah pemeriksaan
penunjang selanjutnya pada pasien ini?
A. SGOT, SGPT
B. Hb elektroforesis
C. Tes Coomb’s
D. LDH, asam urat
E. Protein total dan albumin
106. B. Hb Elektroforesis
Keywords
• An. Resti usia 1 tahun
• Pucat dan perut membesar
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas
normal
• Konjungtiva palpebra pucat dan lien membesar Schuffner II.
• Hb 6.0 g/dL
• MCV 55,7 fL, MCH 18 pg, MCH 33 g/dL.
• Dari gambaran darah tepi didapatkan hipokrom mikrositer,
anisositosis, poikilositosis, dan sel target.

• Apakah pemeriksaan penunjang selanjutnya pada pasien


ini? Mengarah ke talasemia
Pendekatan Diagnosis Anemia
Talasemia
• Talasemia merupakan
kelainan turunan, yang
menyebabkan defek pada
hemoglobin (Hb). Manifestasi
klinis sangat bervariasi, mulai
dari asimtomatik hingga berat

• Diagnosis : Elektroforesis Hb
Talasemia
Tanda dan Gejala
• Pucat, sklera iketerik perbesaran
abdomen (hepatosplenomegali)
• Produksi eritrosit non-efektif : facies
colley
• Hipermetabolismes e.c eritropoesis
non-efektif
• Gout e.c hiperurisemia
• Kelebihan besi : penyebab mayor
kematian pada pasien dengan talasemia
berat
• Gangguan pertumbuhan,
• Kelainan metabolik : endrokrinopati
• Neuropati/paralisis pada pasien dengan
anemia berat yang tidak mendapatkan
transfusi
Terapi
• Pasien dengan talasemia
trait tidak membutuhkan
pengobatan
• Pasien dengan talasemia
berat membutuhkan
terapi medis. Transfusi
darah dikombinasikan
dengan agen kelasi besi
(deferoksamin,
deferasirox) merupakan
standar terapi

http://emedicine.medscape.com/article/958850-overview
Pilihan Lain
• A. SGOT, SGPT : pemeriksaan pada gangguan hati
• C. Tes Coomb’s : pemeriksaan anemia hemolitik
autoimun atau anemia hemolitik e.c reaksi
transfusi
• D. LDH, asam urat : Laktat dehidrogenase:
penanda kerusakan jaringan. Asam urat : pada
hiperurisemia
• E. Protein total dan albumin : pada pasien dengan
pitting edema, hipoalbumin, sirosis
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Hb elektroforesis
107
An. Sulaiman Gayo, usia 16 tahun datang berobat ke poliklinik dengan
keluhan perdarahan pada gusi sejak 6 jam yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan demam sejak dua hari yang lalu, disertai nyeri otot dan
nyeri di seluruh persendian. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 39,5oC, frekuensi nadi 98x/menit,
dan nyeri tekan regio epigastrium. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 12,9 g/dL, leukosit 5000/mm3, hematokrit 38%,
trombosit 64.000/uL, hitung jenis 0/0/79/11/10/. Apakahpemeriksaan
laboratorium yang tepat dikerjakan pada pasien ini?
A. Tes Tubex
B. IgM/IgG Dengue
C. MAT
D. Tes Widal
E. NS1 antigen
107. E. NS1 antigen
Keywords
• An. Sulaiman Gayo 16 tahun
• Perdarahan pada gusi sejak 6 jam yang lalu
• Demam sejak dua hari yang lalu, disertai nyeri otot dan
nyeri di seluruh persendian.
• PF: TD 120/80 mmHg, suhu 39,5oC, frekuensi nadi
98x/menit, dan nyeri tekan region epigastrium.
• Lab: Hb 12,9 g/dL, leukosit 5000/mm3, hematokrit 38%,
trombosit 64.000/uL, hitung jenis 0/0/79/11/10/

• Apakah pemeriksaan laboratorium yang tepat pada pasien


ini?
Infeksi Dengue

http://apps.searo.who.int/pds_docs/B4751.pdf
Patogenesis Dengue
Pemeriksaan Penunjang Dengue
Pilihan Lain
• A. Tes Tubex : pemeriksaan tifoid
• B. IgM/IgG Dengue : baru dapat dideteksi
pada hari ke 4-6
• C. MAT : pemeriksaan untuk leptospirosis
• D. Tes Widal : pemeriksaan tifoid
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

E. NS1 antigen
108
Tn. Abay Rihansyah, usia 48 tahun datang puskesmas dengan keluhan
kaki kanan semakin lama makin membesar sejak 3 bulan yang lalu.
Keluhan diawali dengan demam yang berulang dan bengkak yang
hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik diperoleh tanda vital dalam batas
normal, tampak adanya pembengkakan pada kaki kanan, pada
pemeriksaan laboratorium mikroskopis darah tepi diperoleh gambaran
parasit dengan inti tubuh bertumpuk-tumpuk dengan perbandingan
panjang dan lebar cephalic space 2:1. Apakah etiologi yang tepat pada
kasus ini?
A. Loa-loa
B. Ascaris
C. Brugia malayi
D. Brugia timori
E. Wuchereria bancrofti
108. C. Brugia malayi
Keyword
• Tn. Abay Rihansyah, usia 48 tahun
• Kaki kanan semakin lama makin membesar sejak 3 bulan
yang lalu
• Demam yang berulang dan bengkak yang hilang timbul.
• Tampak adanya pembengkakan pada kaki kanan, pada
pemeriksaan laboratorium mikroskopis darah tepi
diperoleh gambaran parasit dengan inti tubuh bertumpuk-
tumpuk dengan perbandingan panjang dan lebar cephalic
space 2:1.

• Apakah etiologi yang tepat pada kasus ini?etiologi limfatik


filariasis
Perbandingan panjang lebar
cephalic space
• Wuchereria 1:1
• Malayi 2:1
• Timori 3:1

Penyebab pembengkakan skrotum


dan kiluria hanya W.bancrofti

Obat pilihan untuk infeksi ini


adalah DEC (dietilkarbamasiin
sitrat), 6 mg DEC/kg BB/hari,
selama 12 hari (dibagi dalam 3
pemberian).
Bagaimana Membedakan Infeksi
Bankrofti vs Brugia melalui klinis?
Pada filariasis brugia,
elefantiasis hanya mengenai
tungkai bawah, di bawah
lutut, atau kadang-kadang
lengan bawah di bawah siku.
Alat kelamin dan payudara
tidak pernah terkena, kecuali
di daerah filariasis brugia
yang bersamaan dengan
filariasis bankrofti
Pilihan Lainnya
• A. Loa-loa : penyebab Loaiasis, ditularkan
melalui lalat
• B. Ascaris : penyebab ascariasis, BAB cacing
• D. Brugia timori : cephalic space 3:1
• E. Wuchereria bancrofti : cephalic space 1:1
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Brugia malayi
109
Tn. Bima Baikuni, berusia 45 tahun datang ke praktek
dokter dengan keluhan nyeri dan bengkak pada jari
kakinya sejak 1 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat
penyakit hipertensi yang diterapu dengan obat diuretik.
Pada pemeriksaan laboratorium di dapatkan peningkatan
kadar asam urat dalam darah. Apakah diuretik yang dapat
menyebabkan gejala klinis pada pasien ini?
A. Acetazolamide
B. Spironolacton
C. Manitol
D. Hidroclorotiazid
E. Amiloride
109. D. Hidroclorotiazid
Keywords
• Tn. Bima Baikuni, berusia 45 tahun
• Nyeri dan bengkak pada jari kakinya sejak 1
minggu yang lalu
• Hipertensi yang diterapi dengan obat diuretik
• Peningkatan kadar asam urat dalam darah.

• Apakah obat diuretik yang dapat menyebabkan


gejala klinis pada pasien ini?
Mengapa Bisa Terjadi Hiperurisemia
e.c Tiazid dan Loop Diuretic?
• Loop diuretic dan tiazid diuretik menurunkan
ekskresi asam urat dengan meningkatkan
reabsorbsi asam urat di tubulus proksimal
ginjal. Hal ini mengakibatkan dapat terjadi
hiperurisemia pada pasien.

• Contoh Loop diuretik : furosemid


• Contoh Tiazid diuretik : hidroklorotiazid

http://www.uptodate.com/contents/diuretic-induced-hyperuricemia-and-gout
Pilihan Lain
• A. Acetazolamide : diuretik osmotik
• B. Spironolacton : diuretik hemat kalium
• C. Manitol : diuretik osmotik
• E. Amiloride : diuretik hemat kalium
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Hidroklorotiazid
110
By. Vista usia 10 hari dibawa ibunya ke puskesmas kafrena
tidak mau menetek sejak 1 hari yang lalu. Riwayat persalinan
bayi lahir di rumah ditolong dukun, tali pusat dirawat dengan
ramuan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan mulut bayi
mencucu, temperature 38oC, badan kaku, dan apabila
dipegang bayi mengalami kejang. Apakah imunisasi yang
seharusnya dapat mencegah penyakit tersebut?
A. Hepatitis B
B. HPV
C. Meningitis
D. Tetanus toxoid
E. Influenza
110. D. Tetanus toxoid
Keywords
• By. Vista usia 10 hari dibawa ibunya ke puskesmas
karena tidak mau menetek sejak 1 hari yang lalu.
• Riwayat persalinan bayi lahir di rumah ditolong dukun,
tali pusat dirawat dengan ramuan
• Mulut bayi mencucu, temperature 38oC, badan kaku,
dan apabila dipegang bayi mengalami kejang.

• Apakah imunisasi yang dapat mencegah penyakit


tersebut?
Tetanus – Patofisiologi
• Infeksi clostiridium tetani, dengan toksin tetanospasmin yang
bekerja menghambat pelepasan neurotransmitter GABA,
mengakibatkan hilangnya proses inhibisi.
• Tampilan klinis:
– Trismus, kaku leher, disfagia, kaku abdomen, opistotonus,
fleksi lengan, ekstensi tungkai, disfungsi otonom
– Bisa terjadi kejang, baik rangsang maupun spontan
– Pasien tetap sadar dan merasa kesakitan
– Jarang terjadi demam

Harrison Manual of Medicine


Tetanus – Pemeriksaan dan Tx
• Penunjang: tes spatula
• Tata laksana:
– Metronidazole (untuk membunuh bakteri)
– ATS atau TIG (untuk mengikat toksin bebas)
– TT (untuk menginduksi imunitas)
– Diazepam (meringankan gejala spasme)
Kapan Imunisasi Tetanus?
Pilihan Lain
• A. Hepatitis B : diberikan pada 0,1,6 bulan. Untuk
pencegahan hepatitis B
• B. HPV : diberikan mulai usia 10 tahun untuk
pencegahan kanker serviks
• C. Meningitis : vaksinasi dewasa, umumnya
diberikan untuk pasien yang akan naik haji,
diberikan 1 dosis, mampu bertahan selama dua
tahun
• E. Influenza : diberikan mulai usia 6 bulan,
diulang setiap satu tahun sekali
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

D. Tetanus Toxoid
111
Tn. Akhmad Setyo berusia 18 tahun datang ke praktek dokter umum
dengan keluhan demam tinggi terus menerus sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan disertai kepala terasa berat dan hidung tersumbat. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen dengan tanda vital
didapatkan tekanan darah 120/80mmHg, denyut nadi 110x/menit,
frekuensi napas 20x/menit, suhu 39oC. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan adanya perubahan komposisi dari hitung jenis leukosit dan
dokter menyimpulkan penyebabnya adalah virus. Apakah jenis leukosit
yang paling mungkin mengalami peningkatan pada pasien ini?
A. Neutrofil
B. Limfosit
C. Basofil
D. Eosinofil
E. Monosit
111. B. Limfosit
Keywords
• Tn. Akhmad Setyo berusia 18 tahun
• Demam tinggi terus menerus sejak 3 hari yang lalu.
• Keluhan disertai kepala terasa berat dan hidung
tersumbat.
• Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya
peningkatan dari hitung jenis leukosit
• Dokter menyimpulkan penyebabnya adalah VIRUS

• Apakah jenis leukosit yang paling mungkin mengalami


peningkatan pada pasien ini?
Respon Imun Tubuh
• Virus : peningkatan
jumlah limfosit

http://sciencelearn.org.nz/Contexts/Fighting-Infection/Sci-Media/Images/T-helper-cell-response-to-virus-infection
Sel Darah Putih
• Neutrofil nilai normal: 40-60%
• Limfosit nilai normal: 20-40%
• Monosit nilai normal: 2-8%,
• Eosinofil nilai normal: 1-4%
• Basofil nilai normal: 0,5-1%
Kapan Sel Darah Tertentu Meningkat?
• Neutrofilia : Dalam banyak kasus, jumlah neutrofil
yang meningkat merupakan reaksi tubuh dalam
melawan infeksi atau zat asing yang bersifat akut.
Terutama bakteri
• Limfositosis: Jumlah limfosit yang tinggi bisa
disebabkan oleh respon terhadap infeksi, terutama
oleh virus.
• Eosinofil : merupakan sel darah putih yang banyak
berpartisipasi dalam reaksi imunologi dan alergi. Oleh
karena itu penyebab eosinofil tinggi termasuk
gangguan imunologi seperti arthritis, reaksi alergi,
infeksi parasit (cacing)
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Limfosit
112
Tn. Hendy usia 50 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan kaki kanan
bernanah akibat tertusuk paku sejak satu minggu yang lalu. Keluhan disertai
demam dan muntah-muntah. Luka meluas sampai punggung kaki dan berbau
busuk namun pasien tidak merasakan kesakitan. Pasien diketahui memiliki
penyakit diabetes mellitus sejak 10 tahun yang lalu, namun tidak terkontrol.
Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum lemah, pada pemeriksaan
tanda vital tekanan darah 85/50mmHg, denyut nadi 120x/menit, frekuensi
napas 28x/menit, dan suhu 39,5oC. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan GDS 450mg/dL, analisa gas darah pH<7.35, HCO3 <19 mEq/L,
PaCO2 45mmHg, dan anion gap 20 mEq/L. Apakah komplikasi yang dapat
terjadi apabila penanganan kasus diatas tidak tepat?
A. Neuropati
B. Hipoglikemi
C. Krisis Adrenal
D. Krisis Tiroid
E. Ketoasidosis Diabetikum
112. E. Ketoasidosis Diabetikum
Keywords
• Tn. Hendy usia 50 tahun
• Kaki kanan bernanah akibat tertusuk paku sejak satu
minggu yang lalu.
• Keluhan disertai demam dan muntah-muntah.
• Luka meluas sampai punggung kaki dan berbau busuk
namun pasien tidak merasakan kesakitan
• DM sejak 10 tahun yang lalu, namun tidak terkontrol.
• T: 85/50mmHg, N:120x/menit, P: 28x/menit, S: 39,5oC.
• GDS 450mg/dL, analisa gas darah pH<7.35, HCO3 <19
mEq/L, PaCO2 45mmHg, dan anion gap 20 mEq/L.

• Apakah komplikasi yang dapat terjadi apabila


penanganan kasus diatas tidak tepat?
Ketoasidosis Diabetikum
Ketoasidosis Diabetikum

Pasien Menderita Ulkus DM


Patofisiologi
Tatalaksana

Terapi Utama Pada Pasien KAD adalah REHIDRASI! Bukan Injeksi


insulin segera. Insulin memang diberikan namun bukan tx utama,
insulin pilihan yaitu regular insulin (short acting: kerja pendek)
Pilihan Lain
• A. Neuropati : komplikasi kronik DM
• B. Hipoglikemi : Bila gula darah <60
• C. Krisis Adrenal : kelainan hormon adrenal,
pasien dalam keadaan instabilitas
hemodinamik
• D. Krisis Tiroid : kelainan hormon tiroid, pasien
dalam keadaan instabilitas hemodinamik
113
Ny. Muza, usia 21 tahun dibawa oleh keluarga ke UGD RS
karena tidak sadarkan diri. Menurut keluarganya 1 minggu
sebelumnya pasien menderita demam tinggi, disertai mual,
nyeri sendi, bahkan 2 hari yang lalu sempat mimisan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
90mmHg/palpasi, denyut nadi 120x/menit, lemah, frekuensi
napas 28x/menit, temperature 37,1oC, akral dingin, dan kulit
pucat. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut?
A. Demam chikungunya
B. Demam tifoid
C. Meningitis
D. Ensefalitis
E. Dengue shock syndrome
113. E. Dengue shock syndrome
Keywords
• Ny. Muza, usia 21 tahun dibawa oleh keluarga ke UGD
RS karena tidak sadarkan diri.
• Menurut keluarganya 1 minggu sebelumnya pasien
menderita demam tinggi, disertai mual, nyeri sendi,
bahkan 2 hari yang lalu sempat mimisan.
• TD: 90mmHg/palpasi, N: 120x/menit, lemah, frekuensi
napas 28x/menit, S: 37,1oC, akral dingin, dan kulit
pucat.

• Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut?


Infeksi Dengue

http://apps.searo.who.int/pds_docs/B4751.pdf
Patogenesis Dengue
Pemeriksaan Penunjang Dengue
DHF Derajat III dan IV = Dengue Shock Syndrome
Pilihan Lain
• A. Demam chikungunya : keluhan utama pasien
adanya nyerisendi pada tangan dan kaki, selain
itu terdapat juga keluhan sakit kepala, nyeri otot,
mual, muntah, konjungtivitis, ruam kulit
• B. Demam tifoid : bradikardi relatif, keluhan
gastro intestinal, bisa sampai peritonitis e.c
infeksi tifoif
• C. Meningitis : kaku kuduk (+)
• D. Ensefalitis : paling sering disebabkan virus,
penurunan kesadaran (+)
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

E. Dengue shock syndrome


114
Ny. Arini, usia 27 tahun datang ke poliklinik rumah sakit
dengan membawa hasil laboratorium T3 dan T4 yang
meningkat. TSH dalam batas normal. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Apakah
diagnosis yang tepat pada kasus diatas?
A. Hipertiroid
B. Hipotiroid
C. Hipertiroid subklinis
D. Hipotiroid subklinis
E. Variasi normal pada kehamilan
114. E. Variasi normal pada kehamilan
Keywords
• Ny. Arini, usia 27 tahun G1P0A0
• T3 dan T4 yang meningkat.
• TSH dalam batas normal.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital
dalam batas normal.

• Apakah diagnosis yang tepat pada kasus diatas?


Hormon Tiroid Dalam Kehamilan
• Perubahan mencolok dalam paramater
tiroid selama kehamilan adalah
peningkatan dari TBG (tyroid binding
globulin) dengan akibat meningkatnya
T4 total dan T3 total pada serum.
• Peningkatan TBG disebabkan oleh
glikosilasi hepar akibat-estrogen dari
TBG dengan Nasetilglukosamin, yang
memperpanjang kecepatan bersihan
metabolik TBG.
• Walaupun T4 dan T3 total meningkat,
keseimbangan yang baru timbul antara
tironin bebas dan terikat, dan kadar T4
bebas dan T3 bebas normal

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/05/fungsi_dan_kelainan_kelenjar.pdf
Pilihan Lain
• A. Hipertiroid : TSH turun, FT4 meningkat
• B. Hipotiroid : TSH meningkat, FT4 turun
• C. Hipertiroid subklinis : TSH turun, FT4 dan T3
dalam batas normal
• D. Hipotiroid subklinis ; TSH meningkat, FT4
dan T3 dalam batas normal
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

E. Variasi normal pada kehamilan


115
Ny. Ulun Jeje, usia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
lemas sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan disertai nafsu makan
bertambah, cepat lapar, sering buang air kecil; terutama malam hari
dan sering merasa haus serta berat badan turun 10 kg dalam 1 bulan.
Riwatar melahirkan anak kedua degan berat badan lahir 4200 gram.
Riwayat ayah menderita kencing manis. Pada pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu
menunjukkan 184 mg/dL. Apakah pemeriksaan lanjutan untuk
mendiagnosis pasien ini?
A. Ulangi pemeriksaan gula darah sewaktu
B. Tes toleransi glukosa 25 gram oral
C. Tes toleransi glukosa 50 gram oral
D. Pemeriksaan glukosa urine
E. Reduksi albumin
115. A. Ulangi pemeriksaan gula
darah sewaktu
Keywords
• Ny. Ulun Jeje, usia 45 tahun
• Lemas sejak 2 bulan yang lalu
• Keluhan 3P
• Riwayat melahirkan makrosomia
• Ayah DM
• Tanda vital normal
• GDS:184 mg/dL.

• Apakah pemeriksaan lanjutan untuk mendiagnosis


pasien ini?
Kriteria Diagnostik DM

http://www.pbpapdi.org/images/file_guidelines/12_Konsensus%20Pengelolaaln%20dan%20Pence
gahan%20Diabets%20Melitus%20Tipe%202%20di%20Indonesia%202006.PDF
Alur Diagnosis DM
Analisis Soal
• Pasien pada soal dengan keluhan 3P namun
pemeriksaan GDS awal < 200, oleh karena itu
dilakukan pemeriksaan GDS ulang.
Pilihan Lain
• B. Tes toleransi glukosa 25 gram oral : seharusnya 75
gram glukosa anhidrus, dilakukan setelah 2x hasil
negatif (<200mg/dL) pada pasien dengan keluhan 3P
• C. Tes toleransi glukosa 50 gram oral: seharusnya 75
gram glukosa anhidrus, dilakukan setelah 2x hasil
negatif (<200mg/dL) pada pasien dengan keluhan 3P
• D. Pemeriksaan glukosa urine : tidak masuk ke dalam
alur diagnosis DM
• E. Reduksi albumin : tidak masuk ke dalam alur
diagnosis DM
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A. Ulangi pemeriksaan gula darah


sewaktu
116
Nn. Muthia Anggraeni, seorang mahasiswa kedokteran
yang akan menjalani kegiatan pendidikan di rumah sakit
berupaya untuk terlindung dari infeksi hepatitis B. Apakah
salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan
supaya terhindar dari penyakit tersebut?
A. Pemberian vaksin hepatitis B bulan 0 dan 1
B. Pemberian vaksin hepatitis B bulan 0, 1, dan 6
C. Pemberian vaksin hepatitis bulan 0,1,6, dan 12
D. Pemberian vaksin hepatitis B 1 dosis untuk 3 tahun
E. Pemberian vaksin hepatitis B 2 dosis untuk 3 tahun
116. B. Pemberian vaksin hepatitis B
bulan 0,1,6
Keywords
• Nn. Muthia Anggraeni seorang mahasiswa
kedokteran yang akan menjalani kegiatan
pendidikan di rumah sakit
• Berupaya untuk terlindung dari infeksi hepatitis
B.

• Apakah salah satu upaya pencegahan yang


dapat dilakukan supaya terhindar dari penyakit
tersebut?
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Pemberian vaksin hepatitis B bulan 0,1,6


117
By. Tia Centik, usia 6 bulan dibawa ke poliklinik dengan keluhan berat
badan sulit naik dan terlihat bengkak di kedua punggung kaki. Berat
badan lahir 2.600 gram. Dari anamnesis didapatkan anak diberikan
susu formula sejak lahir dan ditambahkan dengan air tajin. Berat badan
tertingi 1 bulan yang lalu 3,7 Pada pemeriksaan fisik tampak wajah
seperti orang tua, iga gambang, baggy pants, edema pretibial dan
perut tanpak membengkak. Status gizi saat ini Z sscore < -3 SD.
Diagnosis apakah yang paling tepat untuk pasien tersebut?
A. Marasmus
B. Kwasiorkor
C. Marasmus kwashiorkor
D. Gizi kurang
E. Underweight
117. C. Marasmus kwasiorkor
Keywords
• By. Tia Cintik, usia 6 bulan
• Berat badan sulit naik dan terlihat bengkak di kedua
punggung kaki.
• Berat badan lahir 2.600 gram.
• Wajah seperti orang tua, iga gambang, baggy pants,
edema pretibia dan ascites.
• Status gizi saat ini Z sscore < -3 SD.

• Diagnosis apakah yang paling tepat untuk pasien


tersebut?
Gizi Buruk – Diagnosis
• Diagnosis gizi buruk ditegakkan atas dasar klinis dan atau antoprometri
1. Terlihat sangat kurus dan atau edema
2. Antropometri
a. Anak usia <5 tahun (WHO): z-score BB/TB < -3,00 SD
b. Anak dengan organomegali: LLA < 11,5 cm atau LLA/U < 70%
• Klasifikasi
– Kwashiorkor: minimal terdapat edema pada kedua punggung kaki,
rambut kemerahan dan mudah dicabut, kurang aktif, rewel, cengeng,
pengurusan otot, crazy pavement dermatosis
– Marasmus: wajah seperti orang tua, kulit terlihat longgar, iga
gambang, baggy pants, kulit paha berkeriput
– Tipe Campuran
– Perhatikan: edema punggung kaki bilateral; sedangkan ascites dapat
saja merupakan organomegali.

Sumber : http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/BUKU-GIZI-BURUK-I-2011.pdf
Kwashiorkor vs
Marasmus
Refeeding Syndrome :
• Asupan kalori bertahap
untuk mencegah
refeeding syndrome à
benar
– Menggunakan F-75
untuk memberikan
kalori bertahap dimulai
dari 25-75% REE,
selanjutnya ditingkatkan
10-20% perhari atau
selama 4-7 hari untuk
mencapai target asupan
kalori
Pilihan lain
Pilihan Lain
A. Marasmus : wajah seperti orang tua, kulit
terlihat longgar, iga gambang, baggy pants, kulit
paha berkeriput
B. Kwasiorkor : minimal terdapat edema pada
kedua punggung kaki, rambut kemerahan dan
mudah dicabut, kurang aktif, rewel, cengeng,
pengurusan otot, crazy pavement dermatosis
D. Gizi kurang : Z score antara -2 hingga -3
E. Underweight : Z score antara -2 hingga -3
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Marasmus kwasiorkor
118
Nn. Meta Sakina, usia 16 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
demam sejak satu minggu yang lalu. Demam terjadi terutama sore
sampai malam hari dan turun pada pagi hari. Pasien juga mengeluhkan
kepala pusing, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan sukar buang
air besar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
120/80mmHg, suhu 390C, fekuensi nadi 78x/menit, dan nyeri tekan
epigastrium. Apakah pemeriksaan penunjang yang paling baik untuk
menegakkan diagnosis pasti pada pasien ini?
A. Uji Tubex
B. Pemeriksaan darah rutin
C. Uji Widal
D. Uji NS 1
E. Kultur darah di media cair empedu
118. E. Kultur darah di media cair
empedu
Keywords
• Nn. Meta Sakina, usia 16 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan demam sejak satu minggu yang lalu.
• Demam terjadi terutama sore sampai malam hari dan turun
pada pagi hari
• Kepala pusing, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan
sukar buang air besar
• TD : 120/80mmHg, suhu 390C, fekuensi nadi 78x/menit,
dan nyeri tekan epigastrium.

• Apakah pemeriksaan penunjang untuk menegakkan


diagnosis pasti pada pasien ini? Pemeriksaan diagnosis
pasti typhoid
Demam Tifoid
• Sembilan puluh enam persen (96%) kasus
demam tifoid disebabkan S.typhii, sisanya
disebabkan oleh S.paratyphi.
• Kuman masuk melalui makanan/minuman,
setelah melewati lambung kuman mencapai
ileum hingga mencapai plaque Peyeri.
Anamnesis
• Demam naik secara bertahap tiap hari,
mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu
pertama, minggu kedua demam terus-
menerus tinggi
• Anak sering mengigau (delirium), malaise,
letargi, anoreksia, nyeri kepala, nyeri perut,
diare atau konstipasi, muntah, perut kembung
• Pada demam tifoid berat dapat dijumpai
penurunan kesadaran, kejang, dan ikterus
Pemeriksaan Fisis
• Gejala klinis bervariasi dari yang ringan hingga
berat dengan komplikasi
• Kesadaran menurun, delirium, sebagain besar
anak mempunyai lidah tifoid yaitu kotor di
bagian tengah dan hiperemis di bagian pinggir
• Meteorismus
• Hepatomegali
Pemeriksaan Penunjang
• DPL : anemia (umumnya karena supresi sumsum
tulang, defisiensi Fe, atau perdarahan usus),
leukopenia, dan trombositopenia
• Serologi
- Widal : kenaikan titer S.typhi titer 1:200 atau kenaikan
4x titer fase akut ke fase konvalesens
- Kadar IgM (tubex) dan IgG (typhi dot)
• Biakan salmonella : biakan darah terutama pada
minggu 1-2 dari perjalanan penyakit
• Foto abdomen apabila diduga terjadi komplikasi
intraintestinal seperti perforasi usus (bayangan
radiolusen/udara bebas di daerah hepar)
http://idai.or.id/downloads/PPM/Buku-PPM.pdf
Apakah Pemeriksaan Penunjang Gold
Standard pada Tifoid?

Gall Kultur atau Biakan Empedu merupakan GOLD STANDARD


Tatalaksana Tifoid Pada Anak
• Antibiotik
- Kloramfenikol (DOC) : 50-100 mg/kgbb/hari, oral atau IV
dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 hari
- Amoksisilin 100mg/kgbb/hari, oral atau intravena, selama
10 hari
- Kotrimoksasol 6mg/kgbb/hari, oral, selama 10 hari
- Seftriakson 80 mg/kgBB/hari, intravena atau intramuskular;
sekali sehari, selama 5 hari
- Sefiksim 10 mg/kgBB/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis
selama 10 hari

- Steroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan


kesadaran. Deksametason 1-3mg/KgBB/hari intravena
dibagi 3 dosis hingga kesadaran membaik

- Pilihan antibiotik dewasa : floroquinolon (ciprofloxacin)


Pilihan Lain
• A. Uji Tubex : deteksi spesifik adanya serum
antibodi lgM tifoid
• B. Darah rutin : bukan gold standard, dpt
ditemukan anemia, leukopenia dan
trombositopenia
• C. Uji Widal : uji serologi bukan gold standard
• D. Uji NS 1 : dengue
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

E. Kultur darah di media cair empedu


119
Ny. Adel, usia 50 tahun datang dengan luka di telapak kaki kanan yang tidak
sembuh-sembuh sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan lemah,
demam, tidak nafsu makan. Pasien memiliki riwayat diabetes. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 40oC,
fekuensi nadi 138x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, ulkus di plantar pedis
dextra berukuran 5x3 cm, dengan dasar otot. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 9,7 g/dL, leukosit 19.000/mm3, hitung jenis 0/0/82/12/6, GDS
986 mg/dL, ureum 55 mg/dL, kreatinin 0,9 mg/dL, Na 132 mEq/dL, K 3,4
mEq/dL, keton urin negatif. Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien ini?
A. DM dengan sepsis dan ulkus plantar pedis dextra
B. DM dengan syok sepsis dan ulkus plantar pedis dextra
C. Ketoasidosis diabetikum dengan sepsis berat dan ulkus plantar pedis dextra
D. Hiperosmolar hiperglikemik dengan sepsis dan ulkus plantar pedis dextra
E. Hiperosmolar hiperglikemik dengan Systemic Inflamatory Response
Syndrome dan ulkus plantar pedis dekstra
119. A. DM dengan sepsis dan ulkus plantar
pedis dextra
Keywords
• Ny. Adel, usia 50 tahun
• Luka di telapak kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh sejak 2
minggu yang lalu
• Lemah, demam, tidak nafsu makan
• Diabetes
• TD: 120/80 mmHg, S: 40oC, N: 138x/menit, P: 24x/menit,
• ulkus di plantar pedis dextra
• Hb 9,7 g/dL, leukosit 19.000/mm3, hitung jenis 0/0/82/12/6
• GDS 986 mg/dL, ureum 55 mg/dL, kreatinin 0,9 mg/dL, Na 132
mEq/dL, K 3,4 mEq/dL, keton urin negatif.

• Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien ini?


KAD dan KHH
• Ketoasidosis diabetikum (KAD) dan keadaan
hiperglikemik hiperosmolar (KHH) merupakan suatu
keadaan kegawatdaruratan, sehingga membutuhkan
pengenalan dan penatalaksanaan segera.
• Pendekatan pertama pada pasien-pasien ini terdiri dari
anamnesa yang cepat namun fokus dan hatihati serta
pemeriksaan fisik dengan perhatian khusus kepada:
a. Patensi jalan napas;
b. Status mental;
c. Status kardiovaskular dan renal
d. Sumber infeksi; dan
e.Status hidrasi.
Ketoasidosis Diabetikum VS HONK (KHH)
Analisis Soal
• GDS : 286 mg/dL
• Keton : (-)
• Tidak ada tanda kegawat daruratan
• Kriteria sepsis terpenuhi
• Dengan ulkus DM

DM dengan sepsis dan ulkus plantar pedis dextra


Pilihan Lain
• B. DM dengan syok sepsis dan ulkus plantar pedis
dextra à tekanan darah pasien tidak kurang dari 90
mmHg
• C. Ketoasidosis diabetikum dengan sepsis berat dan
ulkus plantar pedis dextra à tidak ada asidosis
maupun keton
• D. Hiperosmolar hiperglikemik dengan sepsis dan ulkus
plantar pedis dextra : gula darah tidak begitu tinggi
• E. Hiperosmolar hiperglikemik dengan Systemic
Inflamatory Response Syndrome dan ulkus plantar
pedis dekstra: gula darah pasien tidak begitu tinggi dan
pasien sudah sepsis
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A. DM dengan sepsis dan ulkus plantar pedis dextra


120
Nn. Tiara Alexander 24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
batuk-batuk disertai demam dan keringat pada malam hari sejak 3
bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan tidak ada nafsu makan dan
badan lemah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, konjungtiva anemis dan
ronkhi basah kasar di apeks paru kanan. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 7,3 g/dL, leukosit 5000/mm3, LED 30 mm/jam,
trombosit 290.000/mm3 . Bagaimanakah gambaran morfologi anemia
yang paling mungkin pada kasus ini?
A. Anemia makrositik
B. Anemia megaloblastik
C. Anemia mikrositik hipokromik
D. Anemia normositik normokromik
E. Anemia mikrositik normokromik
120. C. Anemia mikrositik hipokromik
Keywords
• Nn. Tiara Alexander 24
• Batuk-batuk disertai demam dan keringat pada malam hari
sejak 3 bulan yang lalu à TB paru (mengarahkan ke anemia
penyakit kronis)
• Konjungtiva anemis dan ronkhi basah kasar di apeks paru
kanan.
• Hb 7,3 g/dL, leukosit 5000/mm3, LED 30 mm/jam,
trombosit 290.000/mm3.

• Bagaimanakah gambaran morfologi anemia pada kasus


ini?
Pilihan Lain
• A. Anemia makrositik : MCV lebih besar dari
nilai normal
• B. Anemia megaloblastik : anemia defisiensi
folat & B12
• D. Anemia normositik normokromik : aplastik,
perdarahan
• E. Mikrositik normokromik: MCV<80, namun
MCH masih dalam batas normal (27-32)
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Anemia mikrositik hipokromik


121
An. Erin, usia 12 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan benjolan di leher. Dari anamnesis didapatkan
bahwa pasien tinggal di daerah lereng pegunungan dan
banyak masyarakat di daerah tersebut yang mengalami
keluhan yang sama. Pada pemeriksaan fisik tampak
adanya goiter yang dapat dilihat tanpa tengadah. Apa
kemungkinan penyebab keluhan tersebut?
A. Kurang asupan yodium
B. Kurang energi protein
C. Kurang asupan kalium
D. Asupan zat goitrogenik tinggi
E. Autoimun
121. A. Kurang asupan yodium
Keywords
• An. Erin, usia 12 tahun
• Benjolan di leher.
• lereng pegunungan dan banyak masyarakat di
daerah tersebut yang mengalami keluhan yang
sama.
• PF : tampak adanya goiter yang dapat dilihat
tanpa tengadah.

• Apa kemungkinan penyebab keluhan tersebut?


Goiter Endemik
• Goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh
karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan
glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau
perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.
• Goiter terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat
menghambat pembentukan hormon tiroid oleh
kelenjar tiroid.
• Goiter endemik sering terdapat di daerah-daerah yang
air minumya kurang mengandung yodium.
• Di Indonesia banyak terdapat di daerah Minangkabau,
Dairi, Jawa, Bali dan Sulawesi.
Bagaimana Tatalaksana Goiter e.c
Defisiensi Yodium
• Suplementasi yodium 150 mcg/hari
• Trioidektomi apabila terdapat tanda-tanda
kompresi

http://emedicine.medscape.com/article/122714-treatment
Pilihan Lain
• B. Kurang energi protein : gizi buruk
• C. Kurang asupan kalium : hipokalemia,
paralisis periodik
• D. Asupan zat goitrogenik tinggi : umbi
singkong, daun singkong dan kacang-kacangan
menyebabkan penyerapan yodium oleh
kelenjar gondok terganggu terganggu
• E. Autoimun : pada tiroiditis hashimoto (klinis
hipotiroid) dan grave’s (klinis hipertiroid)
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A. Kurang asupan yodium


122
An. Putri Manafe, usia 18 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
dada berdebar-debar. Badan terasa lemah, tidak tahan panas, gelisah,
dan sulit tidur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
gelisah, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 132x/menit, frekuensi
napas 24x/menit, proptosis bola mata, pembesaran kelenjar tiroid
difus. Pemeriksaan lab didapatkan peningkatan kadar T3 dan T4,
disertai penurunan kadar TSH. Obat apakah yang paling tepat untuk
pasien tersebut?
A. Methimazole
B. Propanolol
C. Levotiroksin
D. Neostigmin
E. Flumazenil
122. A. Methimazole
Keywords
• An. Putri Manafe, usia 18 tahun
• Dada berdebar-debar.
• Badan terasa lemah, tidak tahan panas, gelisah, dan sulit tidur.
• Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 132x/menit, frekuensi napas
24x/menit
• Proptosis bola mata
• Pembesaran kelenjar tiroid difus
• Peningkatan kadar T3 dan T4, disertai penurunan kadar TSH.

• Obat apakah yang paling tepat untuk pasien tersebut?


Graves Disease
Terapi
Obat penghambat pembentukan hormon tiroid
• DRUG OF CHOICE à Metimazol 2x10mg
• PTU merupakan lini kedua apabila pasien alergi dan
tidak dapat mentoleransi penggunaan metimazole atau
pasien dalam keadaan hamil à3x150mg (sediaan
tablet 50mg)

Obat simptomatik
• Beta blocker untuk obat simtomatik menurunkan
denyut jantung, karena pasien umumnya takikardi

http://emedicine.medscape.com/article/120619-treatment
Pilihan Lain
• B. Propanolol à simtomatik
• C. Levotiroksin à untuk hipotiroid
• D. Neostigmin à asetilkolinesterase inhibitor
(u/ miastenia gravis)
• E. Flumazenil à antidotum sedative hipnotik
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

A. Methimazole
123
Tn. Cheni Frans Irvan, usia 48 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan kaki kanan bengkak yang semakin lama semakin membesar
sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan diawali dengan demam yang berulang
dan bengkak yang hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik diperoleh
tanda vital dalam batas normal, terlihat pembengkakan pada kaki
kanan. Pada pemeriksaan laboratorium mikroskopis darah tepi
diperoleh gambaran parasit dengan inti tubuh yang bertumpuk-
tumpuk. Apakah penyebab manifestasi klinis pada kasus diatas?
A. Larva filariform
B. Larva rhabditiform
C. Mikrofilaria
D. Telur cacing
E. Cacing dewasa
123. E. Cacing dewasa
Keywords
• Tn. Cheni Frans Irvan, usia 48 tahun datang ke
puskesmas
• Kaki kanan bengkak yang semakin lama semakin
membesar sejak 3 bulan yang lalu.
• Keluhan diawali dengan demam yang berulang dan
bengkak yang hilang timbul.
• Pembengkakan pada kaki kanan
• Parasit dengan inti tubuh yang bertumpuk-tumpuk.

• Apakah penyebab manifestasi klinis pada kasus diatas?


Patogenesis
• Infeksi diawali pada saat nyamuk infektif menggigit
manusia, maka larva L3 akan keluar dari probosisnya
kemudian masuk melalui bekas luka gigitan nyamuk
menembus dermis dan bergerak menuju sistem limfe.
• Larva L3 akan berubah menjadi larva L4 pada hari 9-14
setelah infeksi dan akan mengalami perkembangan
menjadi cacing dewasa dalam 6-12 bulan, setelah
inseminasi, zigot berkembang menjadi mikrofilaria.
• Cacing betina dewasa akan melepaskan ribuan
mikrofilaria yang yang mempunyai selubung ke dalam
sirkulasi limfe lalu masuk ke sirkulasi darah perifer.
• Cacing dewasa berdiam di pembuluh limfe dan
menyebabkan pembuluh berdilatasi, sehingga
memperlambat aliran cairan limfe.
Patogenesis
• Cacing dewasa hidup akan menyebabkan
limfangiektasia
• Pelebaran tersebut juga menyebabkan
terjadinya disfungsi limfatik dan terjadinya
manifestasi klinis termasuk limfedema dan
hidrokel.
• Pecahnya saluran limfe yang melebar
menyebabkan masuknya cairan limfe ke dalam
saluran kemih sehingga terjadi kiluria dan
kilokel.
Pilihan Lain
• A. Larva filariform à larva infektif cacing
tambang
• B. Larva rhabditiform à larva non-infektif
cacing tambang
• C. Mikrofilaria à ditemukan pada darah tepi
pukul 22.00-02.00
• D. Telur cacing --> tidak ada fase telur pada
filaria
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

E. Cacing dewasa
124
Ny. Sari Sudin usia 50 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan badan lemas sejak 1 bulan yang lalu. Pasien adalah
seorang peminum alkohol berat. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital dalam batas normal, konjungtiva dan
telapak tangan pucat. Pada pemeriksaan penunjang diperoleh
hasil Hb 7 g/dL, leukosit 6800/mm3, trombosit 140.000/mm3.
Bagaimana pathogenesis anemia pada pasien ini?
A. Defisiensi ferritin
B. Defisiensi vitamin B
C. Defisiensi asam folat
D. Defisiensi eritropoetin
E. Defisiensi asam askorbat
124. B. Defisiensi vitamin B
• Ny. Sari Sudin usia 50 tahun
• Badan lemas sejak 1 bulan yang lalu.
• Pasien adalah seorang peminum alcohol berat.
• Konjungtiva dan telapak tangan pucat.
• Hb 7 g/dL

• Bagaimana pathogenesis anemia pada pasien


ini?
Fisiologi Penyerapan B12
Patogenesis
Terlalu banyak konsumsi
alkohol à merusak dinding
lambung à gastritis atrofi
àfaktor intrinsik tidak
disekresikan à gangguan
penyerapan B12 à defisiensi
B12à anemia megaloblastik
Pilihan Lain
• A. Defisiensi ferritin à ferritin turun pada
anemia defisiensi besi, namun meningkat
pada anemia penyakit kronis
• C. Defisiensi asam folat à anemia
megaloblastik
• D. Defisiensi eritropoetin à anemia yang
dapat terjadi pada pasien
• E. Defisiensi asam askorbat
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

B. Defisiensi vitamin B12


125
An. Monic usia 14 tahun dibawa ke UGD RS karena penurunan
kesadaran sejak satu hari ini. Sejak 2 hari sebelumnya pasien
mengeluhkan demam, sulit tidur, dan sesak nafas. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan GCS 6, frekuensi nafas
32x/menit, cepat dan dalam, frekuensi nadi 100x/menit. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS 600 mg/dL, ureum
40 mg/dL, kreatinin 0,3 mg/dL. Keton darah positif. Apakkah
tindakan pertama yang paling tepat pada kasus diatas?
A. Antibitoik intravema
B. Injeksi insulin segera
C. Rehidrasi cairan
D. Drip neuroprotektan
E. Injeksi antipiretik
125. C. Rehidrasi cairan
Keywords
• An. Monic usia 14 tahun dibawa ke UGD RS
• Penurunan kesadaran sejak satu hari ini
• Sejak 2 hari sebelumnya pasien mengeluhkan demam, sulit tidur,
dan sesak nafas
• GCS 6
• Frekuensi nafas 32x/menit cepat dan dalam à Kussmaul à tanda-
tanda asidosis
• GDS 600 mg/dL, ureum 40 mg/dL, kreatinin 0,3 mg/dL.
• Keton darah positif

• Apakah tindakan pertama yang paling tepat pada kasus


diatas?Tatalaksana awal KAD
KAD dan KHH
• Ketoasidosis diabetikum (KAD) dan keadaan
hiperglikemik hiperosmolar (KHH) merupakan suatu
keadaan kegawatdaruratan, sehingga membutuhkan
pengenalan dan penatalaksanaan segera.
• Pendekatan pertama pada pasien-pasien ini terdiri dari
anamnesa yang cepat namun fokus dan hatihati serta
pemeriksaan fisik dengan perhatian khusus kepada:
a. Patensi jalan napas;
b. Status mental;
c. Status kardiovaskular dan renal
d. Sumber infeksi; dan
e.Status hidrasi.
Ketoasidosis Diabetikum
Ketoasidosis Diabetikum

Pasien Menderita Ulkus DM


Patofisiologi
Tatalaksana

Terapi Utama Pada Pasien KAD adalah REHIDRASI! Bukan Injeksi


insulin segera. Insulin memang diberikan namun bukan tx utama,
insulin pilihan yaitu regular insulin (short acting: kerja pendek)
Pilihan Lain Bukan Tatalaksana
Emergensi
• A. Antibiotik intravena
• B. Injeksi insulin segera
• D. Drip insulin
• E. Injeksi antipiretik
Dengan Demikian Jawabannya Adalah

C. Rehidrasi cairan
126
Tn.Tukijo usia 42 tahun datang ke dokter praktek umum dengan
keluhan luka lepuh hampir seluruh tubuh sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan muncul diawali di daerah dada, perut, punggung, dan bokong
dengan diameter 1,5 cm yang semakin meluas sampai meliputi hampir
seluruh tubuh disertai rasa nyeri. Luka lepuh timbul akibat pecahnya
gelembung berisi cairan jernih. Dari anamnesis diketahui pasien
mempunyai riwayat sariawan di mulut dan bibir yang terasa nyeri
sehingga sulit makan 4 bulan yang lalu. Pada PF didapatkan tanda vital
dalam batas normal, bula yang kendur di seluruh tubuh. Apakah istilah
pemeriksaan yang tepat untuk kasus di atas?
A. Auspitz sign
B. Darrier sign
C. Nikolsky sign
D. Cigarette paper test
E. White dermatographism
126. C. Nikolsky sign
Keywords
• Tn.Tukijo, 42 tahun
• luka lepuh hampir seluruh tubuh sejak 3 minggu
yang lalu,disertai rasa nyeri
• riwayat sariawan di mulut dan bibir
• TTV normal, bula yang kendur di seluruh tubuh

• Diagnosis: pemfigus vulgaris


• Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat
pada kasus di atas?
Pilihan lain
Darier's sign
• Darier's sign is a change
observed after stroking the
skin of a person with
systemic mastocytosis or
uticaria pigmentosa.
• In general, the skin
becomesswollen, itchy, and
red.
• Berdasarkan pembahasan diatas, pemeriksaan
penunjang untuk kasus ini adalah

C. Nikolsky sign
127
An. Johan usia 8 tahun datang ke UGD setelah tersiram air
panas pada bagian dada dan perut. Hasil pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Status lokalis: terdapat
luka bakar di dada dan perut, kemerahan disertai bullae
(+), dan pasien merasakan nyeri. Berapakah derajat dan
luas luka bakar pasien tersebut?
A. Derajat I, luas 18 %
B. Derajat II, luas 18 %
C. Derajat III, luas 18 %
D. Derajat I, luas 9 %
E. Derajat II, luas 9 %
127. B. Derajat II, luas 18 %
Keywords
• An.Johan, 8 tahun
• tersiram air panas pada bagian dada dan perut
• TTV normal
• Status lokalis: kemerahan disertai bullae (+), nyeri

• Berapakah derajat dan luas luka bakar pasien


tersebut?
Luas luka bakar
• Pada orang dewasa
digunakan rumus 9 (rule
of nine)
• Pada anak digunakan
rumus 10-15-20
• Pada bayi digunakan
rumus 10
Derajat luka bakar
• Derajat I à hanya eritema, nyeri (+)
• Derajat IIA à merah (pucat dengan
penekanan), bula (+) dasar merah, nyeri (+)
• Derajat IIB à merah, tidak pucat dengan
penekanan, bula (+) dasar pecah, nyeri (-)
• Derajat III à putih/hitam, bula (-), nyeri (-)
• Pada soal ini, jawaban yang tepat seharusnya
luka bakar derajat II, dengan luas 20 %, namun
tidak ada di pilihan jawaban. Yang paling
mendekati adalah pilihan jawab B. Derajat II,
luas 18 %

B. Derajat II, luas 18 %


128
Tn.Arya, 33 tahun datang dengan keluhan muncul bintik
kemerahan dan nyeri di dada sebelah kanan sejak 3 hari
yang lalu. TD 130/80 mmHg, HR 72 x/menit, RR
20x/menit. Keluhan disertai demam dan nyeri sejak 5 hari
yang lalu. Pasien mengaku saat usia 10 tahun pernah
terkena cacar air. Apakah tatalaksana yang tepat pada
pasien ini?
A. Asiklovir 5 x 800 mg 3 hari
B. Asiklovir 5 x 800 mg 7-10 hari
C. Asiklovir 5 x 200 mg 7-10 hari
D. Asiklovir 3 x 1000 mg 7-10 hari
E. Valasiklovir 5 x 800 mg 7-10 hari
128. B. Asiklovir 5 x 800 mg 7-10 hari
Keywords
• Tn.Arya, 33 tahun
• muncul bintik kemerahan dan nyeri di dada
sebelah kanan sejak 3 hari yang lalu
• disertai demam dan nyeri
• saat usia 10 tahun pernah terkena cacar air

• Diagnosis: herpes zooster


• Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien ini?
Herpes Zoster
• Infeksi virus varicela zoster yang
menyerang kulit dan mukosa
• Reaktivasi virus yang terjadi
setelah penderita mendapat
varisela
• Sebelum timbul gejala kulit,
timbul gejala prodormal.
• Lokasi unilateral dan dermatomal
• Penunjang: Tzanck test à sel datia berinti banyak
• Tatalaksana: asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari atau valasiklovir
3x1000 mg
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
• Berdasarkan pembahasan diatas, terapi yang
tepat untuk pasien ini adalah

B. Asiklovir 5 x 800 mg 7-10 hari


129
Tn. Paijo, 55 tahun datang dengan keluhan hampir
seluruh kulit badannya kemerahan dan bersisik
tebal. Kulit telapak tangan dan kaki tebal. Kuku kaki
dan tangan juga menebal. Pada pemeriksaan
Auspitz (+). Apa diagnosis pada pasien ini?
A. Psoriasis vulgaris
B. Dermatitis kontak
C. Dermatitis seboroik
D. Pemfigus
E. Dermatofitosis
129. A. Psoriasis vulgaris
Keywords
• Tn.Paijo, 55 tahun
• hampir seluruh kulit badannya kemerahan dan
bersisik tebal
• Kulit telapak dan kuku tangan dan kaki juga
menebal
• pemeriksaan Auspitz (+)

• Apa diagnosis pada pasien ini?


Psoriasis
• Disebabkan oleh autoimun, kronik – residif
• Bercak-bercak eritema berbatas tegas, dengan skuama kasar berlapis-lapis
dan transparan, gatal ringan, piting nail, kelainan sendi
• 3 tanda:
– Fenomena tetesan lilin (khas)à Skuama berubah jadi putih dengan
goresan
– Fenomena auspitz (khas)à Bila skuama dikerok maka akan
memperlihatkan gambaran bintik-bintik perdarahan
– Fenomena kobnerà trauma pada lokasi tubuh lain dapat
menimbulkan kelainan sama

• PENUNJANG : BIOPSI histopatologi à gambaran hiperkeratosis dan


papilomatosis
• (meskipun secara klinis diagnosis bisa ditegakkan)
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien ini adalah

A. Psoriasis vulgaris
130
An. Madun, usia 5 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan muncul vesikel di sekitar mulut
sejak 3 hari yang lalu. Kemudian vesikel pecah
menjadi kering berwarna kuning seperti madu.
Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah?
A. Psoriasis
B. Impetigo krustosa
C. Varisela
D. Impetigo bulosa
E. Herpes Simpleks
130. B. Impetigo krustosa
Keywords
• An.Madun, 5 tahun
• muncul vesikel di sekitar mulut sejak 3 hari
yang lalu
• vesikel pecah menjadi kering berwarna kuning
seperti madu

• Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah?


Impetigo Krustosa
• suatu penyakit infeksi kulit yang
disebabkan oleh infeksi S.β-
hemolitikus
• Anamnesis: keropeng di daerah
mulut dan hidung
• PF: krusta madu dikelilingi makula
eritematosa
• Terapi: antibiotik topical
• Antibiotik sistemik diberikan bila
lesi banyak
• Terapi: antibiotik topikal misal:
Salep neomisin

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI


• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien ini adalah

B. Impetigo krustosa
131
Tn. Andi, usia 24 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan bentol
kemerahan pada bokong dan paha kiri disertai gatal sejak 1 minggu
lalu. Keluhan pertama timbul bintik seperti gigitan nyamuk, lalu
semakin bertambah banyak dan berbentuk seperti garis yang berkelok-
kelok. Sebelumnya pasien sehabis berjemur di pantai tanpa memakai
baju dan tanpa pengalas. Riwayat pengobatan sebelumnya dengan
salep kortikosteroid namun tidak ada perbaikan. Pada pemeriksaan
ditemukan papul eritema, linier, serpiginosa, gambaran folikulitis
berupa papul-papul eritem. Apa kemungkinan penyebab dari keluhan
pasien ini ?
A. Larva cacing Ancylostoma braziliense
B. Gigitan serangga seperti Paederus sp.
C. Sinar matahari
D. Alergi zat seperti pasir dan air laut
E. Virus varicella-zoster
131. A. Cacing tambang terutama jenis
Ancylostoma braziliense
Keywords
• Tn.Andi, 24 tahun
• bentol kemerahan pada bokong dan paha kiri disertai gatal
sejak 1 minggu lalu
• berbentuk seperti garis yang berkelok-kelok
• sehabis berjemur di pantai tanpa memakai baju dan tanpa
pengalas
• PF: papul eritema, linier, serpiginosa, gambaran folikulitis
berupa papul-papul eritem

• Diagnosis: Cutaneous larva migrans (creeping eruption)


• Apa kemungkinan penyebab dari keluhan pasien ini ?
Cutaneous larva migrans
(creeping eruption)
• Etiologi (tersering): ancylostoma braziliense
• Gejala klinis: masuknya larva disertai rasa gatal dan panas.
Muncul papul, lalu lesi linier atau berkelok-kelok, kemerahan.
Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari.
• Pengobatan: thiabendazole 50 mg/kgBB/hari,sehari 2 kali,
selama 2 hari
• Obat lain: albendazol, 400 mg sehari, diberikan 3 hari
berturut-turut

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI


• Berdasarkan pembahasan diatas,
kemungkinan etiologi kasus pada pasien
adalah

A. Cacing tambang terutama jenis


Ancylostoma braziliense
132
Ny.Lala, usia 28 tahun datang dengan keluhan bercak merah di wajah
dan lengan sejak 1 tahun yang lalu. Bercak tidak terasa gatal dan terasa
lebih tebal dibanding bagian kulit yang lain. PF pada kulit wajah dan
lengan didapatkan makula eritematosa batas tegas dengan skuama
tipis di atas sebanyak 3 buah. Pada tes sensibilitas didapatkan
hipoanestesi pada lesi. Pada pemeriksaan saraf didapatkan
pembesaran nervus auricularis magnuss dextra dan nervus ulnaris
dextra. BTA (-). Apakah terapi pada pasien ini?
A. Rifampisin 600 mg/hari, dapson 100mg/hari selama 6 bulan
B. Rifampisin 600 mg/bulan, lampren 300 mg/hari selama 12 bulan
C. Rifampisin 600 mg/bulan, dapson 100 mg/hari selama 6 bulan
D. Rifampisin 600 mg/bulan, ofloxacin 400 mg/hari, minocyclin 100
mg/hari selama 12 bulan
E. Rifampisin 600 mg/bulan, dapson 100 mg/hari, klofazimin 300 mg
(hari ke1), 50 mg/hari (hari ke2-28) selama 12 bulan
132. C. Rifampisin 600 mg/bulan, dapson 100 mg/hari
selama 6 bulan
Keywords
• Ny.Lala, 28 tahun
• bercak merah di wajah dan lengan sejak 1 tahun yang lalu
• tidak terasa gatal dan terasa lebih tebal
• PF : didapatkan patch eritematosa batas tegas dengan skuama tipis
di atas sebanyak 3 buah
• Tes sensibilitas: hipoanestesi pada lesi
• Pemeriksaan saraf: pembesaran nervus auricularis magnus dextra
dan nervus ulnaris dextra
• Ditemukan BTA (-)

• Diagnosis: MH multibasiler
• Apakah terapi pada pasien ini?
Morbus hansen
Pausibasiler Multibasiler
1-5 lesi >5 lesi
Distribusi tak simetris Distribusi lebih simetris
Hilangnya sensasi jelas Hilangnya sensasi kurang jelas
Kerusakan saraf: satu cabang Kerusakan saraf: banyak cabang

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI


Terapi Morbus hansen
PB dengan lesi tunggal
Rifampisin 600 mg + Ofloksasin 400 mg dan Minosiklin 100
mg (ROM) dosis tunggal

PB dengan lesi 2-5


Rifampisin 600 mg/bulan + Dapsone 100 mg/hari selama 6
bulan

Multibasiler lesi >5


Rifampisin 600 mg/bulan + Dapsone 100 mg/hari +
klofazimin 300 mg (hari ke1 tiap bulan), 50 mg (hari ke 2-28
tiap bulan) selama 12 bulan
• Berdasarkan pembahasan diatas, pengobatan
yang harus diberikan pada pasien ini adalah

C. Rifampisin 600 mg/bulan, dapson 100 mg/hari selama 6 bulan


133
Ny. Melinda, usia 32 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan gatal pada daun telinga sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan diawali saat pasien memakai anting-anting baru.
Pada pemeriksaan didapatkan bercak erimatosa, disertai
dengan krusta, papul, dan sedikit eksudat. Apa diagnosis
yang paling tepat?
A. Urtikaria kontak
B. Dermatitis foto kontak
C. Dermatitis kontak iritan
D. Dermatitis kontak alergi
E. Dermatitis numular
133
Ny.Lala, usia 28 tahun datang dengan keluhan bercak merah di wajah
dan lengan sejak 1 tahun yang lalu. Bercak tidak terasa gatal dan terasa
lebih tebal dibanding bagian kulit yang lain. PF pada kulit wajah dan
lengan didapatkan makula eritematosa batas tegas dengan skuama
tipis di atas sebanyak 3 buah. Pada tes sensibilitas didapatkan
hipoanestesi pada lesi. Pada pemeriksaan saraf didapatkan
pembesaran nervus auricularis magnuss dextra dan nervus ulnaris
dextra. BTA (-). Apakah terapi pada pasien ini?
A. Rifampisin 600 mg/hari, dapson 100mg/hari selama 6 bulan
B. Rifampisin 600 mg/bulan, lampren 300 mg/hari selama 12 bulan
C. Rifampisin 600 mg/bulan, dapson 100 mg/hari selama 6 bulan
D. Rifampisin 600 mg/bulan, ofloxacin 400 mg/hari, minocyclin 100
mg/hari selama 12 bulan
E. Rifampisin 600 mg/bulan, dapson 100 mg/hari, klofazimin 300 mg
(hari ke1), 50 mg/hari (hari ke2-28) selama 12 bulan
133. D. Dermatitis kontak alergi
Keywords
• Ny.Melinda, 32 tahun
• Gatal pada daun telinga sejak 3 hari yang lalu
• Diawali saat pasien memakai anting-anting baru
• PF: bercak erimatosa, krusta, papul, dan eksudat

• Apa diagnosis yang paling tepat?


Dermatitis Kontak
Iritan Alergi
Dermatitis yang disebabkan oleh
Dermatitis yang disebabkan oleh
bahan/substansi yang menempel
bahan/substansi yang menempel
pada kulit, kemudian
pada kulit, kemudian
menimbulkan reaksi
menimbulkan reaksi imunologik
nonimunologik (tanpa
(melalui fase sensitisasi)
sensitisasi)

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI


DKI Vs. DKA
DK Alergik DK Iritan
Penyebab Bahan-bahan sehari-hari Bahan-bahan iritan
Patofisiologi Reaksi hipersensitivitas tipe IV Iritasi langsung
Onset Setelah paparan kedua; akut Setelah terpapar kronik
Siapa yang terkena Penderita alergi Semua orang
Tampilan klinis Nyeri dan gatal; umumnya eritema, Gatal; umumnya likenifikasi
vesikel, dan bula dan fisura
Batas Tegas Tidak tegas
Uji tempel (patch test) Reaksi crescendo Reaksi decrescendo

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI


• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien ini adalah

D. Dermatitis kontak alergi


134
Ny. Dewi, usia 42 tahun mengeluh terdapat luka hitam
pada lehernya yang terasa gatal. Keluhan gatal dirasakan
bertambah berat ketika stres. Pada pemeriksaan
demartologis didapatkan luka berukuran lentikular hingga
numular, papul hiperpigmentasi dengan likenifikasi,
terdapat skuama kasar disertai dengan ekskoriasi pada
luka. Diagnosis pada pasien ini adalah
A. Eritrasma
B. Ektima
C. Neurodermatitis
D. Dermatitis Seboroik
E. Dermatitis Numularis
134. C. Neurodermatitis
Keywords
• Ny.Dewi, 42 tahun
• terdapat luka hitam pada lehernya yang terasa
gatal
• bertambah berat ketika stres
• PF: luka berukuran lentikular hingga numular,
papul hiperpigmentasi dengan likenifikasi,
terdapat skuama kasar dan ekskoriasi pada luka

• Diagnosis pada pasien ini adalah


Neurodermatitis =
Liken simpleks kronik
• Predileksi : tengkuk,
punggung kaki, tungkai
bawah
• Gatal terutama saat tidak
sibuk
• Plak eritematosa +
likenifikasi
• Tatalaksana :
- Antihistamin
- Steroid potensi tinggi dalam
bentuk salep maupun
suntikan intralesi.
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien ini adalah

C. Neurodermatitis
135
Tn.Bima usia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan rambut
rontok yang bertambah luas sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan ini
dirasakan setempat di bagian pelipis kanan disertai gatal khususnya
saat berkeringat. Tanda vital dalam batas normal. Pada PF kepala,
tampak rambut di parietal kanan tipis dan rambut terputus pada
beberapa millimeter di atas permukaan kulit. Dokter kemudian
menduga bahwa pasien terkena infeksi jamur. Apakah penyebab
penyakit pada kasus tersebut?
A. Coccidiosis
B. Aspergilosis
C. Dermatofita
D. Deep mycosis
E. Candida sp.
135. C. Dermatophyta
Keywords
• Tn.Bima, 50 tahun
• keluhan rambut rontok yang bertambah luas sejak 1 bulan
yang lalu
• gatal khususnya saat berkeringat
• PF kepala: tampak rambut di parietal kanan tipis dan
rambut terputus pada beberapa millimeter di atas
permukaan kulit
• Curiga infeksi jamur

• Diagnosis: tinea kapitis


• Apakah penyebab penyakit pada kasus tersebut?
Tinea kapitis
• Untuk pemeriksaan penunjang KOH digunakan rambut
sebagai bahan pemeriksaan. Akan terlihat hifa panjang
bersekat.
• Pemeriksaan sediaan dengan KOH:
– 10% untuk rambut
– 20% untuk kulit dan kuku
• Tatalaksana: Griseofulvin 500mg-1 gram untuk orang dewasa
dibagi 4 dosis

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI


Tinea Kapitis - Klasifikasi
• Grey patch ringworm
• Black dot ringworm
• Kerion
• Berdasarkan pembahasan diatas, penyebab
keluhan pasien adalah

C. Dermatophyta
136
Tn.Ruben usia 33 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
luka pada leher sejak 3 bulan yang lalu. Luka tidak disertai
nyeri, tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Awal keluhan
berupa benjolan di leher dan 1 bulan yang lalu benjolan
pecah, terdapat nanah dan darah. Pada PF, didapatkan ulkus
irregular, dengan dinding yang bergaung dan disekitarnya
berwarna merah kebiruan, ulkus tertutup pus seropurulen.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Skrofuloderma
B. Limfadenitis
C. Limfogranuloma venereum
D. Ulkus durum
E. Ulkus mole
137
Apakah terapi pada pasien di atas?
A. Obat anti tuberculosis
B. Antibiotik spectrum luas
C. Obat antivirus
D. Foto terapi
E. Kompres basah
136. A. Skrofuloderma
137. A. Obat anti tuberculosis
Keywords
• Tn.Ruben, 33 tahun
• Luka pada leher sejak 3 bulan yang lalu
• Luka tidak disertai nyeri, tidak ada riwayat trauma
• Awal keluhan berupa benjolan di leher dan 1 bulan yang
lalu benjolan pecah, terdapat nanah dan darah.
• PF: ulkus irregular, dengan dinding yang bergaung dan
disekitarnya berwarna merah kebiruan, ulkus tertutup pus
seropurulen

• Apakah diagnosis pada pasien di atas?


• Apakah terapi pada pasien di atas?
Skrofuloderma
• Akibat penjalaran per kontinuatum dari organ di bawah kulit yang
telah diserang penyakit TB, tersering berasal dari KGB, dapat berasal
dari sendi dan tulang.
• Porte d’entrée skrofuloderma di daerah leher: tonsil atau paru
• Mulai sebagai limfadenitis tuberkulosis berupa pembesaran KGB,
tanpa tanda radang akut
• Limfadenitis à abses à pecah membentuk fistel à meluas
menjadi ulkus à sifat khas: bentuknya memanjang dan tidak
teratur, di sekitarnya berwarna merah kebiruan (livid), dinding
bergaung.Diatas sikatriks terdapat jembatan kulit (skin bridge),
bentuknya seperti tali yang kedua ujungnya melekat pada sikatriks
hingga sonde dapat dimasukkan.

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI


Medikamentosa
Tahap Intensif (2 bulan)
• INH dewasa : 5 mg/kgBB/hari, oral, dosis tunggal
– Dosis anak: 10 mg/kgBB/hari, maks. 300 mg/hari
• Rifampisin : 10 mg/kgBB/hari, oral, dosis tunggal pada
saat lambung kosong (sebelum makan pagi)
– Dosis anak: 15 mg/kgBB/hari, maks. 600 mg
• Etambutol : 15-25 mg/kgBB/hari, oral, dosis tunggal
– Dosis anak: 20 mg/kgBB/hari
• Pirazinamid : 20-30 mg/kgBB/hari, oral, dosis terbagi
– Dosis anak: 35 mg/kgBB/hari
Medikamentosa
Tahap Lanjut (4 bulan berikut)
• INH dewasa : 5 mg/kgBB/hari, oral, dosis
tunggal
– Dosis anak 10 mg/kgBB/hari
• Rifampisin dewasa : 10 mg/kgBB/hari, oral,
dosis tunggal pada saat lambung kosong
(sebelum makan pagi)
– Dosis anak: 15 mg/kgBB/hari
138
Ny.Kumala, 29 tahun datang ke UGD RS dengan luka bakar derajat II
sampai III dengan luas luka 40%. TD 100/70 mmHg, HR 110x/menit,
RR 22x/menit. Berat badan 45 kg. Penatalaksaanaan terapi cairan yang
tepat pada pasien tersebut menurut rumus Baxter adalah...
A. 3200 cc (diberikan 1600 cc pada 8 jam pertama dan 1600 cc untuk
16 jam berikutnya)
B. 4000 cc (diberikan 2000 cc pada 8 jam pertama dan 2000 cc untuk
16 jam berikutnya)
C. 4500 cc (diberikan 2250 cc pada 8 jam pertama dan 2250 cc untuk
16 jam berikutnya)
D. 5000 cc (diberikan 2500 cc pada 8 jam pertama dan 2500 cc untuk
16 jam berikutnya)
E. 7200 cc (diberikan 3600 cc pada 8 jam pertama dan 3600 cc untuk
16 jam berikutnya)
138. E. 7200 cc (diberikan 3600 cc pada 8 jam pertama
dan 3600 cc untuk 16 jam berikutnya)

Keywords
• Ny.Kumala, 29 tahun
• Luka bakar derajat II-III dengan luas luka 40%
• Berat badan 45 kg

• Penatalaksaanaan terapi cairan yang tepat


pada pasien tersebut menurut rumus Baxter
adalah
Tatalaksana Luka Bakar
• Resusitasi cairan dengan rumus Parkland
– 4 cc x Luas luka bakar (dalam %) x Berat badan (dalam kg)
– Jumlah cairan yang diberikan dalam 24 jam
• ½ diberikan dalam 8 jam setelah kejadian, ½ diberikan dalam
16 jam kemudian
• Analgesik
• Nutrisi seimbang
• Monitoring dan pencegahan infeksi
– Jangan lupa berikan profilaksis tetanus
Pemberian cairan
• Kebutuhan cairan =
– 4 cc x luas luka bakar (dalam %) x berat badan (dalam kg)
– 4 cc x 40 x 45 = 7200 cc 3600cc iberikan 8 jam pertama

3600cc diberikan 16 jam kemudian

• Perlu monitoring balans cairan lewat jumlah urin


output.
• Berdasarkan pembahasan diatas, pemberian
cairan yang tepat adalah

E. 7200 cc (diberikan 3600 cc pada 8 jam


pertama dan 3600 cc untuk 16 jam berikutnya)
139
Tn.Juni usia 30 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan
memar dan nyeri pada lengan bawah kanan sampai
pergelangan tangan kanan karena kecelakaan lalu lintas 3 jam
yang lalu. Pada PF, didapatkan tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan rontgen lengan kanan tampak diskontinuitas
tulang os radius kanan 1/3 tengah disertai dislokasi ulna
bagian distal kanan. Apakah diagnosis pada kasus di atas?
A. Fraktur Monteggia
B. Fraktur Galeazzi
C. Fraktur Smith
D. Fraktur Colles
E. Fraktur Salter Harris
139. B. Fraktur Galeazzi
Keywords
• Tn.Juni, 30 tahun
• keluhan memar dan nyeri pada lengan bawah
kanan sampai pergelangan tangan kanan karena
kecelakaan lalu lintas
• Foto rontgen: discontinuitas tulang complete os
radius kanan 1/3 tengah disertai dislokasi ulna
bagian distal kanan

• Apakah diagnosis pada kasus di atas?


Pilihan lain
• Fraktur Colles: fraktur radius distal, angulasi dorsal.
Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok
makan (dinner fork deformity).
• Fraktur Smith: fraktur radius distal, angulasi ventral.
Sering disebut reverse Colles fracture.
• Fraktur Galeazzi: fraktur radius distal +dislokasi sendi
radius ulna distal.
• Fraktur Monteggia: fraktur ulna proksimal + dislokasi
sendi radius ulna proksimal.
Fraktur Monteggia:
Fraktur sepertiga proksimal ulna
dan dislokasi kepala radius
Fraktur Galeazzi:
Fraktur radius dengan
dislokasi sendi radioulnar
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien adalah

B. Fraktur Galeazzi
140
Tn. Rudi usia 27 tahun dibawa ke UGD RS karena mengeluarkan buih
dan darah dari mulut setelah kecelakaan lalu lintas. Dada pasien
terbentur stang motor. PF didapatkan luka memar di dada. Pada
palpasi dada tidak terdapat ketertinggalan gerak maupun tanda-tanda
krepitasi. Perkusi dada didapatkan suara redup pada bagian luka
memar. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 100/70 mmHg, HR
120x/menit, RR 30x/menit. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
A. Fraktur kosta
B. Kontusio muskulorum
C. Kontusio paru berat
D. Pneumothorax ventile
E. Tension pneumothorax
140. C. Kontusio paru berat
Keywords
• Tn. Rudi, 27 tahun
• mengeluarkan buih dan darah dari mulut setelah
kecelakaan lalu lintas
• Dada pasien terbentur stang motor
• Terdapat: luka memar di dada
• Palpasi paru: tidak terdapat ketertinggalan gerak maupun
tanda-tanda krepitasi
• Perkusi paru : suara redup pada bagian luka memar
• TD 100/70 mmHg, HR 120x/menit, RR 30x/menit

• Apakah diagnosis pada kasus tersebut?


Kontusio paru
• Kontusio paru adalah memar atau peradangan pada paru akibat cedera
tumpul
• Ditandai dengan hemoragi dan edema setempat
• Ringan : nyeri saja
• Sedang : sesak nafas, mucus dan darah tetapi tidak mengeluarkan sekret
• Berat : sesak nafas hebat, takipnea, takhikardi, sianosis, agitasi, batuk
produktif dan kontinyu, sekret berbusa, berdarah dan mukoid.
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien adalah

C. Kontusio paru berat


141
Ny.Irma berumur 35 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan
adanya gerakan yang aneh saat berjalan di bagian betis kanan, tanpa
disertai nyeri. Riwayat patah tulang 1 tahun yang lalu pada bagian
tersebut, tidak dibawa berobat secara benar. PF didapatkan keadaan
umum baik. TD 120/70 mmHg, HR 86x/menit, RR 16x/menit, suhu 36,7
C. Foto rontgen cruris dekstra diperoleh gambaran pseudoarthrosis.
Apakah yang paling mungkin terjadi pada tulang yang pernah
mengalami fraktur tersebut?
A. Non-union
B. Mal-union
C. Single union
D. Delayed union
E. Multiple union
141. A. Non-union
Keywords
• Ny.Irma,35 tahun
• gerakan yang aneh saat berjalan di bagian betis
kanan, tanpa disertai nyeri
• Riwayat patah tulang 1 tahun yang lalu
• Foto rontgen cruris dekstra diperoleh gambaran
pseudoarthrosis

• Apakah yang paling mungkin terjadi pada tulang


yang pernah mengalami fraktur tersebut?
Penyembuhan abnormal pada fraktur
• Malunion: keadaan dimana fraktur menyembuh
pada saatnya, tetapi terdapat deformitas yang
terbentuk angulasi, varus/valgus, rotasi.
• Delayed union: fraktur yang tidak sembuh setelah
selang waktu 3 -5 bulan (3 bulan untuk anggota
gerak atas dan 5 bulan untuk anggota gerak
bawah.
• Nonunion:fraktur tidak menyembuh antara 6 – 8
bulan dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga
didapat pseudoarthrosis (sendi palsu)
• Berdasarkan pembahasan diatas, yang paling
mungkin terjadi pada pasien adalah

A. Non-union
142
Nn. Siska usia 18 tahun ke UGD RS dengan
keluhan pergelangan tangan kirinya sakit
sejak 3 jam yang lalu disertai dengan
kemerahan dan sulit digerakkan dan
diekstensikan. Pasien adalah seorang
pesenam yang sedang berlatih untuk
kompetisi. Hasil PF didapatkan tanda vital
normal. Pemeriksaan pergelangan tangan
kiri sisi radial didapatkan edema, eritema,
dan krepitasi. Foto rontgen wrist PA,
didapatkan gambaran berikut:
Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus
di atas?
A. Contusio musculorum wrist sinistra
B. Fraktur os. scaphoid sinistra
C. Fraktur os. hamatum sinistra
D. Ruptur tendon wrist sinistra
E. Ruptur carpal tunnel sinistra
142. B. Fraktur os.scaphoid sinistra
Keywords
• Nn. Siska, 18 tahun
• pergelangan tangan kirinya sakit sejak 3 jam yang lalu,
• kemerahan dan sulit digerakkan dan diekstensikan
• PF pergelangan tangan kiri sisi radial didapatkan
edema, eritema, dan krepitasi
• Foto rontgen wrist PA, didapatkan gambaran berikut:

• Apakah diagnosis yang tepat?


• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien adalah

B. Fraktur os.scaphoid sinistra


143
Tn. Imam usia 35 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan nyeri pada
betis kanan setelah jatuh dari tangga. Pada PF keadaan umum baik.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg, HR
90x/menit, RR 18X/menit, suhu 37,4 C. Status lokalis region cruris
dekstra didapatkan adanya pembengkakan dan nyeri tekan.
Pemeriksaan rontgen cruris dekstra diperoleh gambaran hair line
fracture pada os tibia dekstra. Apakah penatalaksaan yang tepat pada
kasus diatas?
A. Pemasangan traksi
B. Pemasangan pen
C. Pemasangan plate and screw
D. Melakukan reposisi tertutup
E. Pemasangan gips spalk
143. E. Pemasangan gips spalk
Keywords
• Tn. Imam, 35 tahun
• nyeri pada betis kanan setelah jatuh dari tangga
• TTV normal
• Status lokalis region cruris dekstra: adanya
pembengkakan dan nyeri tekan
• Pemeriksaan rontgen cruris dekstra diperoleh
gambaran hair line fracture pada os tibia dekstra

• Apakah penatalaksaan yang tepat pada kasus diatas?


Gambaran hairline fracture/ stress fracture
• Berdasarkan pembahasan diatas,
penatalaksanaan yang tepat pada kasus ini
adalah

E. Pemasangan gips spalk


144
Tn. Amir usia 52 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan nyeri di jempol kaki kiri bengkak, kemerahan
sejak 2 hari yang lalu. Keluhan timbul tiba-tiba setelah
bangun tidur. PF didapatkan tanda vital normal, IMT
28kg/m2, terdapat tofus pada metatarsal phalang 1 kiri,
hiperemis, edema, dan nyeri tekan. PF fisik lain normal.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
A. Rheumatoid arthritis
B. Gout arthritis
C. Osteoarthritis
D. Arthritis septik
E. Reactive arthritis
144. B. Gout arthritis
Keywords
• Tn. Amir, 52 tahun
• nyeri di jempol kaki kiri bengkak, kemerahan sejak 2
hari yang lalu
• timbul tiba-tiba setelah bangun tidur
• IMT 28kg/m2
• terdapat tofus pada metatarsal phalang 1 kiri,
hyperemia, edema, dan nyeri tekan
• PF fisik lain normal

• Apakah diagnosis pada pasien ini?


Diagnosis Banding
OA RA Gout
Awitan Perlahan Perlahan Akut
Peradangan - + +
Patologi Degenerasi Pannus Tofus
Jumlah sendi Poli Poli Mono, kdg2 poli
Tipe sendi Kecil atau besar Kecil Kecil atau besar
Lokasi Pinggang, lutut, MCP, PIP, pergelangan MTP, kaki,
vertebra, CMC 1, DIP, tangan, kaki, pergelangan kaki, lutut
PIP pergelangan kaki

Temuan sendi khusus Nodus Bouchard, Deviasi ulnar, swan Kristal urat
nodus Heberden neck, boutonniere
Perubahan tulang Osteofit Osteopenia, erosi Erosi
Fitur ekstra-artikular Nodul SC, pulmonal, Tofus, bursitis
kardiak, splenomegali olecranon, batu ginjal

Lab Normal RF (+) Asam urat ↑


Arthrits gout akut
Faktor pencetus Pemeriksaan penunjang
• Trauma lokal • Aspirasi cairan sendi:
• Diet tinggi purin – menemukan kristal urat à
membedakan gout atau
• Kelelahan fisik pseudogout
• Stres – Sensitivitas 84%, spesifitas
• Tindakan operasi 100%

• Pemakaian obat diuretik,


seperti loop diuretik

Tehupeiory ES. Artritis pirai (artritis gout). Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien adalah

B. Gout arthritis
145
Ny. Ani usia 70 tahun datang ke puskesmas denga keluhan nyeri lutut
kiri sejak 1 bulan lalu. Keluhan dirasakan hilang timbul disertai bengkak
yang bertambah berat bila berjalan dan naik tangga. Pada PF,
didapatkan tanda vital normal. Pemeriksaan status lokalis di genu
sinistra didapatkan bengkak, kemerahan, dan nyeri tekan. Pada foto
rontgen genu sinistra diperoleh gambaran penyempitan celah sendi
dan adanya osteofit. Apakah struktur yang pertama kali mengalami
kerusakan pada kasus diatas?
A. Otot-otot
B. Rawan sendi
C. Kapsul fibrosa
D. Subchondral bone
E. Membran sinovial
145. B. Rawan sendi
Keywords
• Ny. Ani, 70 tahun
• nyeri lutut kiri sejak 1 bulan lalu
• bertambah berat bila berjalan dan naik tangga
• PF genu sinistra didapatkan bengkak, kemerahan, dan nyeri
tekan
• Foto rontgen genu sinistra: penyempitan celah sendi dan
adanya osteofit

• Diagnosis: osteoartritis
• Apakah struktur yang pertama kali mengalami kerusakan
pada kasus diatas?
• Berdasarkan pembahasan diatas, struktur
yang pertama kali mengalami kerusakan pada
kasus diatas adalah

B. Rawan sendi
146
Ny. Lusi usia 68 tahun datang ke dokter umum dengan
keluhan nyeri lutut kiri sejak 2 minggu lalu. Keluhan
dirasakan hilang timbul sejak 3 tahun terakhir terutama
jika dipakai beraktifitas. Pada PF didapatkan BB 78 kg, TB
156 cm, dan didapatkan krepitasi pada pemeriksaan lutut
kiri pasien. Apakah pemeriksaan penunjang yang
diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasien ini?
A. Foto genu AP dan lateral sinistra
B. Analisa cairan sendi genu
C. Kadar kolesterol
D. Kadar asam urat
E. USG genu sinistra
146. A. Foto genu AP dan lateral
sinistra
Keywords
• Ny. Lusi, 68 tahun
• nyeri lutut kiri sejak 2 minggu lalu
• BB 78 kg, TB 156 cm
• PF: didapatkan krepitasi pada lutut kiri

• Diagnosis: osteoartritis
• Apakah pemeriksaan penunjang yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis pasien ini?
Osteoartritis
Gejala:
• nyeri pada sendi, terutama sendi yang
menyangga berat tubuh (seperti sendi lutut
atau pinggang).
• timbul rasa kaku di sendi pada pagi hari
sesudah bangun tidur, berlangsung kurang
dari 30 menit
• Bila digerakkan bisa terdengar krepitus
• Gerak sendi terbatas karena nyeri

Faktor risiko
• Usia tua, riwayat keluarga dengan OA, berat
badan berlebih
Pemeriksaan penunjang: foto genu
• Berdasarkan pemeriksaan radiologi, Kellgren & Lawrence
menyusun gradasi OA lutut menjadi:

– Grade 0 : tidak ada OA


– Grade 1 : sendi dalam batas normal dengan osteofit
meragukan
– Grade 2 : terdapat osteofit yang jelas tetapi tepi celah
sendi baik dan tak nampak deformitas tulang.
– Grade 3 : terdapat osteofit dan deformitas ujung tulang
dan penyempitan celah sendi.
– Grade 4 : terdapat osteofit , deformitas lebih prominent ,
disertai hilangnya celah sendi (bisa ada ankylosing,
subluksasi)
• Berdasarkan pembahasan diatas, pemeriksaan
penunjang yang diperlukan untuk
menegakkan diagnosis pasien adalah

A. Foto genu AP dan lateral sinistra


147
Tn. Joko usia 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri
pada ibu jari kaki kiri sejak pagi hari tadi secara tiba-tiba disertai
bengkak dan kemerahan. Sehari sebelumnya pasien mengikuti acara
pesta bersama keluarganya dan banyak mengkonsumsi makanan
berlemak, jeroan, udang, kepiting, dan kacang-kacangan. Tanda vital
dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
pembengkakan, kemerahan, dan nyeri tekan pada digiti I pedis sinistra.
Apakah kemungkinan diagnosis pasien ini?
A. Gout arthritis
B. Arthritis septic
C. Arthritis rheumatoid
D. Osteporosis os.phalangial I
E. Osteoarthritis os.phalangial I
147. A. Gout arthritis
Keywords
• Tn. Joko, 40 tahun
• nyeri pada ibu jari kaki kiri sejak pagi hari tadi
secara tiba-tiba disertai bengkak dan kemerahan
• banyak mengkonsumsi makanan berlemak,
jeroan, udang, kepiting, dan kacang-kacangan
• PF: pembengkakan, kemerahan, dan nyeri tekan
pada digiti I pedis sinistra

• Apakah kemungkinan diagnosis pasien ini?


Diagnosis Banding
OA RA Gout
Awitan Perlahan Perlahan Akut
Peradangan - + +
Patologi Degenerasi Pannus Tofus
Jumlah sendi Poli Poli Mono, kdg2 poli
Tipe sendi Kecil atau besar Kecil Kecil atau besar
Lokasi Pinggang, lutut, MCP, PIP, pergelangan MTP, kaki,
vertebra, CMC 1, DIP, tangan, kaki, pergelangan kaki, lutut
PIP pergelangan kaki

Temuan sendi khusus Nodus Bouchard, Deviasi ulnar, swan Kristal urat
nodus Heberden neck, boutonniere
Perubahan tulang Osteofit Osteopenia, erosi Erosi
Fitur ekstra-artikular Nodul SC, pulmonal, Tofus, bursitis
kardiak, splenomegali olecranon, batu ginjal

Lab Normal RF (+) Asam urat ↑


Arthrits gout akut
Faktor pencetus Pemeriksaan penunjang
• Trauma lokal • Aspirasi cairan sendi:
• Diet tinggi purin – menemukan kristal urat à
membedakan gout atau
• Kelelahan fisik pseudogout
• Stres – Sensitivitas 84%, spesifitas
• Tindakan operasi 100%

• Pemakaian obat diuretik,


seperti loop diuretik

Tehupeiory ES. Artritis pirai (artritis gout). Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien adalah

A. Gout arthritis
148
Ny. Kusmini usia 48 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri pada kedua sendi tangan dan kaki sejak 6 bulan
lalu. Keluhan disertai kaku sendi pagi hari sekitar 1 jam. Pada
pemeriksaan didapatkan bengkak, kemerahan, dan nyeri pada
sendi interphalang proksimal II, III, dan IV dekstra serta sendi
metatarsophalangeal II dan III sinistra. Apakah pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosis pasien tersebut?
A. LED
B. ASTO
C. EKG
D. Thorak foto
E. Hitung jenis leukosit
148. A. LED
Keywords
• Ny. Kusmini, 48 tahun
• nyeri pada kedua sendi tangan dan kaki sejak 6 bulan lalu
• kaku sendi pagi hari sekitar 1 jam
• PF: bengkak, kemerahan, dan nyeri pada sendi interphalang
proksimal II, III, dan IV dekstra serta sendi
metatarsophalangeal II dan III sinistra

• Diagnosis: reumatoid artritis


• Apakah pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosis pasien tersebut?
Pemeriksaab lab untuk RA
• Laju Endap Darah (LED)
– Peningkatan LED menunjukkan adanya proses
peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Namun,
kurang sensitif.
• C-Reactive Protein (CRP)
– Peningkatan kadar CRP dalam darah juga
menunjukkan adanya proses peradangan (inflamasi)
• Rheumatoid Factor
– Faktor reumatoid merupakan suatu autoantibodi yang
dimiliki sebagian besar pasien RA
• Berdasarkan pembahasan diatas, pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosis
pasien adalah

A. LED
149
Tn. Fahmi usia 22 tahun datang ke dokter umum dengan keluhan nyeri
di lutut kanan sejak 2 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan rasa tidak
stabil ketika berjalan. Bila ditekuk, lutut tersebut berbunyi “plop”. Serta
lutut kaku dan sulit diluruskan. Pasien adalah seorang pemain sepak
bola. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kemerahan, bengkak, dan
hematom pada lutut kanan. Anterior drawer test posititf pada lutut
kanan. Apakah diagnosis yang mungkin pada kasus di atas?
A. Dislokasi patella
B. Lesi meniscus medialis
C. Ruptur ligament cruciatum anterior
D. Fraktur tertutup femur supracondylar
E. Osteoarthritis
149. C. Ruptur ligament cruciatum
anterior
Keywords
• Tn. Fahmi, 22 tahun
• nyeri di lutut kanan sejak 2 jam yang lalu
• rasa tidak stabil ketika berjalan
• Bila ditekuk, lutut tersebut berbunyi “plop”
• lutut kaku dan sulit diluruskan
• PF: kemerahan, bengkak, dan hematom pada lutut
kanan
• Anterior drawer test positif pada lutut kanan

• Apakah diagnosis pada kasus di atas?


• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien adalah

C. Ruptur ligament cruciatum anterior


150
Ny. Aminah usia 50 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri pada kedua sendi tangan dan kaki sejak 6
bulan dan kaku sendi pagi hari sekitar 1 jam. Pada
pemeriksaan didapatkan bengkak, kemeraha, dan nyeri
pada sendi interphalang proksimal II, III, dan IV dekstra
serta erosi marginal sendi metatarsophalangeal. Apakah
diagnosis pasien ini?
A. Gout arthritis
B. Giant cell arthritis
C. Demam rematik
D. Polimyalgia rematik
E. Arthritis reumatoid
150. E. Arthritis reumatoid
Keywords
• Ny.Aminah, 50 tahun
• nyeri pada kedua sendi tangan dan kaki sejak 6
bulan dan kaku sendi pagi hari sekitar 1 jam
• PF: bengkak, kemerahan, dan nyeri pada sendi
interphalang proksimal II, III, dan IV dekstra serta
erosi marginal sendi metatarsophalangeal

• Apakah diagnosis pasien ini?


Rheumatoid Artritis
• Kriteria diagnostik :
- Kaku pagi hari 1 jam
- Poliartritis (> 3 sendi)
- Artritis pada sendi tangan
- Artritis simetris
- Nodul rheumatoid
- Rheumatoid faktor (+)
- Gambaran radiologi à kerusakan kartilage oleh panus

KRITERIA 1-4 minimal 6 minggu.


Diagnosis Banding
OA RA Gout
Awitan Perlahan Perlahan Akut
Peradangan - + +
Patologi Degenerasi Pannus Tofus
Jumlah sendi Poli Poli Mono, kdg2 poli
Tipe sendi Kecil atau besar Kecil Kecil atau besar
Lokasi Pinggang, lutut, MCP, PIP, pergelangan MTP, kaki,
vertebra, CMC 1, DIP, tangan, kaki, pergelangan kaki, lutut
PIP pergelangan kaki

Temuan sendi khusus Nodus Bouchard, Deviasi ulnar, swan Kristal urat
nodus Heberden neck, boutonniere
Perubahan tulang Osteofit Osteopenia, erosi Erosi
Fitur ekstra-artikular Nodul SC, pulmonal, Tofus, bursitis
kardiak, splenomegali olecranon, batu ginjal

Lab Normal RF (+) Asam urat ↑


• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien adalah

E. Arthritis reumatoid
151
Ny. Komariah, usia 25 tahun datang dengan keluhan gatal
dan panas saat buang air kecil. Pasien merasa keluar
keputihan berbau busuk. Pemeriksaan tanda vital dan
fisik dalam batas normal. Pada pemeriksaan vagina
didapatkan serviks berwarna kemerahan dan berbusa.
Penyebab dari diagnosis pasien ialah
A. Candida albicans
B. Neisseria gonorrhea
C. Treponema pallidum
D. Gardnerella bacterialis
E. Trichomonas vaginalis
151. E. Trichomonas vaginalis
Keywords:
• Wanita usia 25 tahun gatal dan panas saat BAK
• Keputihan berbau busuk
• Pemeriksaan vagina: serviks kemerahan dan
berbusa
Etiologi?
Diagnosis: trikomniasis
Etiologi: T. vaginalis
Trikomoniasis

• Gambaran klinis:
– Duh tubuh banyak, bau, kehijauan, busa
– Dispareunia, perdarahan pascakoitus
• PF: strawberry cervix apperarance
• Diagnosis: ditemukan T. vaginalis pada sediaan
langsung
• Terapi:
– Metronidazol 3x500 mg 7 hari/ 2 gr dosis tunggal

Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi kelima. 2007.


152
Ny. Djong usia 40 tahun dengan G3P2A0 hamil 34-35 minggu
datang dengan keluhan nyeri kepala, nyeri ulu hati hebat, dan
pandangan kabur. Tidak ada riwayat kejang pada pasien. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 170/110 mmHg, nadi 80
x/menit, pernapasan 24 x/menit, dan suhu 360 C. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan protein dipstick (+++).
Diagnosis yang tepat ialah
A. Hipertensi dalam kehamilan
B. Preeklamsia ringan
C. Preeklamsia berat (PEB)
D. Eklamsia
E. Impending eklampsia pada PEB
152. E. Impending eklamsia pada PEB
Keywords:
• Wanita G3P2A0 hamil 34-35 minggu
• Nyeri kepala, ulu hati, pandangan kabur
• PF: TD 170/110 mmHg
• Protein dipstick (+++)
Diagnosis? Impending eklamsia pada PEB
Hipertensi Dalam Kehamilan
• Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-
kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6
jam pada wanita yang sebelumnya normotensi.

• Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai


dengan proteinuria pada umur kehamilan lebih
dari 20 minggu atau seger setelah persalinan

• Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai kejang


tonik klonik disusul dengan koma

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Hipertensi kronik
– Tekanan darah ≥140/90 mmHg
– Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau
diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan
<20 minggu
– Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup
urin)
– Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti
mata, jantung, dan ginjal

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Preeklampsia Ringan
– Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan >
20 minggu
– Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>300 mg/24 jam

• Preeklampsia Berat
– Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan
>20 minggu
– Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >5
g/24 jam
– Atau disertai keterlibatan organ lain:
– Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis
mikroangiopati
– Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran
kanan atas
– Sakit kepala , skotoma penglihatan
– Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
– Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
– Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
• Pasien dengan riwayat hipertensi kronik
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau
trombosit <100.000 sel/uL pada usia kehamilan > 20
minggu

• Impending eklamsia à PEB disertai salah satu


gejala dari nyeri kepala hebat, gangguan visus,
muntah2, nyeri epigastrium, atau kenaikan tekanan
darah yang progresif

• Eklampsia
• Kejang umum dan/atau koma
• Tanda dan gejala preeklampsia
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya
epilepsi, perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
DOSIS PEMBERIAN
Dosis • Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan
awal MgSO4 40%) dan larutkan dengan 10 ml
4 g akuades
MgSO4 • Berikan larutan tersebut secara
perlahan IV selama 5-10 menit
• Jika akses intravena sulit, memberikan
masing-masing 5 g MgSO4 (12,5 ml
larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri
dan kanan

Dosis • Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4


rumatan 40%) dan larutkan dalam 500 ml larutan
6 g Ringer Laktat/ Ringer Asetat, lalu
MgSO4 berikan secara IV dengan kecepatan 28
tetes/menit selama 6 jam, dan diulang
hingga 24 jam setelah persalinan atau
kejang berakhir (bila eklampsia)
153
Ny. Susi 28 tahun dengan G1P0A0 usia kehamilan 10-11
minggu datang dengan keluhan mual dan muntah hebat. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah dengan
turgor kulit menurun. Pada pemeriksaan urin didapatkan hasil
keton (+). Dokter mendiagnosis hiperemesis gravidarum.
Apakah alasan diagnosis dokter tersebut?
A. Mual dan muntah terjadi pada trimester I
B. Mual dan muntah pada kehamilan pertama
C. Mual dan muntah berat disertai dengan kondisi klinis
pasien
D. Mual dan muntah pada usia muda
E. Mual dan muntah biasa
153. Mual dan muntah berat disertai
dengan menurunnya kondisi pasien
Keywords:
• Wanita G1P0A0 usia kehamilan 10-11 minggu
• Mual dan muntah hebat
• PF: lemah dan turgor kulit menurun
• Urin didapatkan keton (+)
• Diagnosis hiperemesis gravidarum
Alasan diagnosi? Mual dan muntah berat
disertai dengan menurunnya kondisi pasien
Mual Muntah pada Kehamilan
• Terjadi hingga usia 16 minggu; keadaan yang
berat dapat membuat dehidrasi, gangguan asam
basa dan elektrolit, ketosis à hiperemis
gravidarum
• Diagnosis hiperemesis gravidarum
– Mual dan muntah hebat
– BB turun >5% dari BB sebelum hamil
– Ketonuria
– Dehidrasi
– Ketidakseimbangan elektrolit

Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Kemenkes RI.
http://www.medscape.com/viewarticle/712662_8
Williams Obstetrics 24th ed
154
Ny. Lidia 28 tahun P1A0 datang ke puskesmas dengan
keluhan perdarahan sejak 1 jam lalu setelah melahirkan di
bidan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pucat, TD 90/60
mmHg, nadi 110 x/menit, pernapasan 20 x/menit. Pada
pemeriksaan bimanual didapatkan plasenta masih di
dalam rahim dengan uterus teraba setinggi pusat.
Diagnosis yang tepat pada kasus ini ialah
A. Atonia uteri
B. Retensio plasenta
C. Laserasi jalan lahir
D. Ruptur uteri
E. Gangguan koagulasi
154. B. Retensio plasenta
Keywords:
• Wanita P1A0 keluhan perdarahan 1 jam lalu
• PF: pucat, TD 90/60 mmHg, nadi 110 x/menit,
napas 20 x/menit
• Bimanuail: plasenta dalam rahim dengan
uterus setinggi pusat
Diagnosis? Retensio plasenta
Perdarahan Post Partum

Atonia
uteri
Robekan jalan
lahir
Retensio
placenta

Sisa
Placenta
Inversio
uteri
Ruptur
uteri

Sumber : Paket Pelatihan PONED (Depkes RI) 2008


Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
155
Anda adalah seorang dokter yang memeriksa
seorang ibu hamil. Berapakah anjuran suplementasi
besi dan asam folat pada ibu hamil berdasarkan
konsensus nasional?
A. 60 mg besi elemental dan 400 mcg asam folat
B. 60 mg besi elemental dan 4 mg asam folat
C. 120 mg besi elemental dan 400 mcg asam folat
D. 120 mg besi elemental dan 4 mg asam folat
E. 80 mg besi elemental dan 800 mcg asam folat
155. A. 60 mg besi elemental dan 400
mcg asam folat
Rekomendasi suplementasi besi dan asam folat
pada ibu hamil?

Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Kemenkes RI.
156
Ny. Handa 25 tahun dengan G1P0A0 mengeluh keluar air-
air dari jalan lahir. Salah satu cara yang paling sederhana
untuk membedakan air tersebut merupakan air ketuban
atau bukan ialah dengan...
A. Tes pakis dengan meneteskan cairan tersebut dan
dilihat di bawah mikroskop
B. Tes nitrazin dimana kertas lakmus merah berubah
menjadi biru
C. USG untuk melihat jumlah cairan amnion
D. Melakukan vaginal touché
E. Amniosintesis
156. B. Tes nitrazin dimana kertas
lakmus merah berubah menjadi biru
Keywords:
• G1P0A0 mengeluh keluar air-air dari jalan lahir
Cara membedakan ketiban dengan cairan lain?
Tes lakmus
Ketuban Pecah Dini
• KPD à pecah selaput ketuban sebelum
persalinan atau tanda inpartu
• Diagnosis:
– Anamnesis
– Pemeriksaan inspekulo
– Pemeriksaan dalam à sebaiknya tidak dilakukan
• Memastikan cairan amnion
– Bau cairan khas
– Tes nitrazin à lakmus berubah dari merah menjadi
biru à hati-hati semen, darah, dan infeksi dapat
membuat positif palsu
– Gambaran pakis di bawah mikroskop
http://www.edukia.org/web/kbibu/6-4-10-ketuban-pecah-dini/
Tatalaksana
• Tatalaksana Umum
– Berikan eritromisin 4×250 mg selama 10 hari.
– Rujuk ke fasilitas yang memadai.
• Tatalaksana Khusus
Di RS rujukan, lakukan tatalaksana sesuai dengan usia kehamilan:
– >34 minggu:
• Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi.
– 24-33 minggu:
• Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin, lakukan persalinan
segera.
• Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau betametason 12 mg IM
tiap 24 jam selama 48 jam.
• Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
• Bayi dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu, atau di usia kehamilan 32-33 minggu, bila
dapat dilakukan pemeriksaan kematangan paru dan hasil menunjukkan bahwa paru
sudah matang (komunikasikan dan sesuaikan dengan fasilitas perawatan bayi preterm).
– <24 minggu
• Pertimbangan dilakukan dengan melihat risiko ibu dan janin.
• Lakukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan.
• Jika terjadi infeksi (korioamnionitis), lakukan tatalaksana korioamnionitis

http://www.edukia.org/web/kbibu/6-4-10-ketuban-pecah-dini/
157
Ny. Asri 25 tahun datang dengan keluhan tidak haid
selama 3 bulan terakhir disertai mual dan muntah. HPHT
17 Oktober 2015 dengan siklus 26 hari. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TFU 2 cm di atas simfisis pubis dengan
tanda hegar positif. Kapan terjadi ovulasi pada pasien ini?
A. 27 Oktober 2015
B. 28 Oktober 2015
C. 29 Oktober 2015
D. 30 Oktober 2015
E. 31 Oktober 2015
157. C. 29 Oktober 2015
Keywords:
• HPHT 17 Oktober 2015
• Siklus 26 hari
• PF: TFU 2 cm di atas simfisis pubis dengan
tanda Hegar positif
Kapan terjadi ovulasi? 29 Oktober 2015
Fase luteal selalu sama yaitu 14 hari
Siklus 26 hari à ovulasi di hari ke-12 = HPHT 17 Oktober + 12 hari = 29 Oktober
158
Ny. Jesi 45 tahun datang dengan keluhan bercak darah
yang biasanya keluar setelah senggama Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg,
nadi 80 x/menit, napas 20 x/menit, suhu 36,70 C. Pada
pemeriksaan inspekulo didapatkan serviks seperti bunga
kol dengan bercak darah di sekitarnya. Pemeriksaan
penunjang yang sebaiknya dilakukan ialah
A. Tes IVA
B. Pap smear
C. Kolposkopi
D. Usap vagina
E. Cryoterapi
158. C. Kolposkopi
Keywords:
• Wanita 45 tahun dengan bercak darah setelah
senggama
• Pemeriksaan inspekulo: serviks seperti bunga
kol dengan bercak darah sekitarnya
Pemeriksaan penunjang? Kolposkopi
Kanker Serviks
• Definisi : keganansan pada leher rahim
• Etiologi : HPV
• Faktor Risiko :
• Menikah/ memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari
20 tahun).
• Berganti-ganti pasangan seksual
• Berhubungan seks dengan laki-laki yang sering berganti
pasangan
• Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul.
• Perempuan yang melahirkan banyak anak.
• Merokok aktif/pasif
• Pemeriksaan Penunjang
• IVA dan Pap Smear : untuk deteksi dini lesi pra kanker
• Biopsi

Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Leher Rahim (Depkes RI) 2013
Test Pap

• Alat skrining (deteksi dini) lesi


prakanker atau infeksi HPV
• Bukan merupakan diagnosis
adanya lesi serviks
• Diagnosis pasti dengan
histopatologi à kolposkopi

Feldman S, Goodman A, Goff B, Falk S. Tests for


screening for cervical cancer. 2009
159
Ny. Dini 36 tahun datang ke dokter untuk konsultasi
pemakaian KB. Riwayat menikah pada umur 32 tahun dan
saat ini memiliki 2 orang anak yang berusia 3 dan 1 tahun.
Pasien memiliki riwayat merokok dan tekanan darah
tinggi. Pasien memiliki rencana untuk memiliki anak lagi
dalam 3-4 tahun mendatang. Metode kontrasepsi yang
dianjurkan pada pasien ialah
A. AKDR
B. Pil kombinasi
C. Tubektomi
D. KB suntik
E. Implan
159. A. AKDR
Keywords:
• Wanita 36 tahun datang konsultasi pemakaian
KB
• Riwayat menikah usia 32 tahun
• Punya 2 anak usia 3 dan 1 tahun
• Riwayat
IUD/AKDR
Mekanisme Kerja Efektivitas Keuntunga Risiko Efek Alasan Alasan Beberapa
n Samping Beberapa Orang Tidak
Orang Menyukai
Menyukai
AKDR dimasukkan ke Kurang dari 1 Mengurang Menyebabkan Perubahan Efektif Prosedur pemasangan
dalam uterus. Tujuan diantara 100 ibu i risiko anemia bila pola haid mencegah dilakukan oleh
untuk menghambat dalam 1 tahun. kanker cadangan besi pada 3-6 kehamilan, tenaga kesehatan
kemampuan sperma Efektivitas dapat endometriu rendah bulan dapat digunakan terlatih
memasuki tuba falopi, bertahan lama hingga m sebelum pertama untuk waktu
mempengaruhi fertilisasi 12 tahun. pemasangan (haid lama, tidak
sebelum ovum mencapai dan AKDR memanjang memengaruhi
kavum uteri, mencegah menyebabkan , banyak, menyususi,
sperma bertemu ovum, haid lebih tidak dapat langsung
mencegah implantasi banyak. Dapat teratur, dan dipasang setelah
telur dalam uterus menyebabkan nyeri haid) melahirkan
penyakit
radang
panggul.

Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Kemenkes RI.
160
Ny. Mariska, 22 tahun dengan G1P0A0 usia kehamilan 38-39 minggu
datang dengan keluhan nyeri perut terus menerus sejak 1 jam lalu
disertai keluar lendir dan darah. Pada pemeriksaan Leopold didapatkan
TFU pertengahan pusat dengan proc. xyphoideus, punggung kanan,
kepala sudah masuk PAP, DJJ 140 x/menit. His didapatkan 3-4 kali
dalam 10 menit lama 20-40 detik. Dari pemeriksaan dalam didapatkan
pembukaan 5 cm. Pasien diobservasi selama 2 jam dan pembukaan
tetap 5 cm. Diagnosis yang tepat pada pasien ialah
A. False labor
B. Prolonged laten phase
C. Protractive active phase
D. Secondary arrest of dilatation
E. Arrest of descent
160. D. Secondary arrest of dilatation
Keywords:
• Wanita G1P0A0 uk 38-39 minggu
• Nyeri perut terus menerus 1 jam lalu dengan
lendir dan darah
• Pemeriksaan dalam pembukaan 5 cm. Pasien
diobservasi selama 2 jam dan pembukaan
tetap 5 cm
Diagnosis? Secondary arrest of dilatation
Gangguan Proses Persalinan
• Protracted disorders:
– Protracted active phase dilation à dilatasi serviks kurang dari laju
normal
– Protracted descent à keterlambatan turun kepala pada fase aktif
• Arrest disorders:
– Secondary arrest of dilation à tidak ada dilatasi serviks lebih sama
dengan 2 jam
– Arrest of descent à kepala tidak turun lebih dari 1 jam pada primipara
dan ½ jam pada multipara
– Failure of descent à tidak ada penurunan kepala
* Protracted active labor: less than 1.2 cm/hr.
* Active phase at rest: no dilation for 2 hours.
* Protracted descent: less than 1 cm/hr.
* Arrested descent: no descent for 1 hour.

http://www.birthsource.com/scripts/article.asp?articleid=120
http://www.birthsource.com/scripts/article.asp?articleid=120
161
Ny. Alma G3P2A0 hamil 39 minggu datang dengan
keluhan mulas sejak 6 jam lalu. Pada pemeriksaan
Leopold didapatkan presentasi bokong dan bagian tubuh
sudah masuk pintu atas panggul. Taksiran berat janin
2600 gram. Pemeriksaan dalam didapatkan dilatasi
serviks 7 cm dengan pendataran 75%. Tindakan yang
sebaiknya dilakukan ialah
A. Versi luar
B. Versi dalam
C. SC
D. Induksi
E. Persalinan pervaginam
161. E. Persalinan pervaginam
Keywords:
• Wanita G3P2A0 hamil 39 minggu keluhan
mulas 6 jam lalu
• Presentasi bokong dan sudah masuk PAP
• Pemeriksaan dalam: dilatasi serviks 7 cm
dengan pendataran 75%
Diagnosis: malpresentasi
Tindakan yang tepat? Persalinan pervaginam
Complete breech à
Kedua kaki terlipat
sempurna, pada
presentasi bokong.

Frank breech à kedua


kaki terjulur ke atas
pada presentasi
bokong.
Presentasi Bokong (Sungsang)
• Diagnosis:
– Gerakan janin teraba di bagian bawah abdomen
– Pemeriksaan abdomina: kepala di bagian atas, bokong
daerah pelvis
– Pemeriksaan vagina: teraba bokong atau kaki sering
disertai mekonium
• Tatalaksana
– Persalinan lama à indikasi SC
– SC lebih direkomendasikan pada presentasi bokong
primigravida, double footling breech, pelvis kecil, janin
besar, bekas SC, kepala hiperekstensi atau defleksi
– Presentasi kaki sebaiknya lahir SC

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
162
Nn. Titi 25 tahun datang dengan keluhan timbul benjolan
pada payudara kanan sejak 3 bulan lalu. Benjolan tidak
dipengaruhi oleh siklus menstruasi. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan benjolan pada payudara kanan kuadran
lateral bawah dengan ukuran 2 cm, batas tegas, licin,
mudah digerakkan, nyeri tekan (-). Diagnosis pada kasus
di atas ialah
A. FAM
B. Tumor phylloides
C. Mammary dysplasia
D. Ca mammae
E. Hiperplasia mammae
162. A. FAM
Keywords:
• Wanita 25 tahun dengan benjolan payudara kanan 3
bulan
• Tidak dipengaruhi siklus menstruasi
• PF: benjolan ukuran 2 cm, batas tegas, licin, mudah
digerakkan
Diagnosis? FAM

• FAM
– Massa payudara plg umum pd wanita <25 th
– Massa tunggal (10-15% multipel), padat, kenyal, licin,
mobil, nyeri (-), 1-5 cm (bs bertambah besar)
• Ca mammae = curiga bila massa
keras, ireguler, terfiksasi
– Disertai perubahan ukuran/bentuk
payudara (asimetri payudara),
perubahan kulit (bengkak, penebalan,
radang, edema/peau d’ orange),
abnormalitas puting (retraksi, inversi,
bloody discharge, ulserasi), massa
aksila
• Payudara fibrokistik = massa jinak
payudara, periodic swelling (bs nyeri)
berkaitan dg siklus mens
• Phyllodes tumor = nodul besar (rata2 5
cm), soliter, padat; terutama pd wanita 40-
50 th
– 10% ganas
• Papiloma duktus = tumor jinak duktus
payudara, biasanya dkt puting, discharge
jernih/bloody
– Papiloma multipel = risiko ca payudara >
163
Ny. Susi 26 tahun hamil 16 minggu datang dengan keluhan
badan terasa lemas dan lesu sejak 2 minggu yg lalu. Riwayat
anemia sebelumnya disangkal. Namun, terdapat riwayat
anemia di keluarga pasien. Pada pemeriksaan didapatkan
konjungiva pucat, Hb 10 mg/dL, konsentrasi feritin serum
meningkat, konsentrasi B12 serum normal. Pada pemeriksaan
apusan darah tepi didapatkan anemia makrositer. Terapi apa
yang paling penting d pada pasien di atas?
A. Cobalamin
B. Asam folat
C. Zat besi
D. Eritropoetin
E. Vitamin K
163. B. Asam folat
Keywords:
• Wanita 26 tahun hamil 16 minggu
• Badan lemas dan lesu 2 minggu
• PF: konjungtiva pucat, Hb 10 g/dL, konsentrasi feritin
serum meningkat, B12 normal
• ADT: anemia makrositer
Diagnosis? Anemia ec defisiensi asam folat
Terapi? Asam folat

Anemia makrositer à defisiensi asam folat atau B12


164
Nn. Sisil usia 25 tahun datang dengan keluhan tidak
menstruasi selama 1 tahun. Sebelumnya, pasien
mengalami haid setiap bulan. Pasien mengalami
menarche pada usia 10 tahun. Disebut apakah
kondisi pasien ini?
A. Amenorea primer
B. Amenorea sekunder
C. Metroragia
D. Polimenorea
E. Oligomenorea
164. B. Amenorea sekunder
Keywords:
• Wanita 25 tahun tidak mens 1 tahun
• Sebelumnya pasien mens setiap bulan
• Menarche usia 10 tahun
Kondisi ini disebut? Amenorea sekunder
Menstruasi
• Siklus menstruasi normal antara 21-35 hari dan berlangsung selama 3-7 hari
• Etiologi siklus haid tidak teratur
– Gangguan keseimbangan hormonal
– Gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
– Indeks massa tubuh (IMT) > 30
– Stres psikologis
– Atlit
– Kekurangan vitamin K
– Penggunaan obat tertentu
– Kelainan pembekuan darah
– Gangguan hormon tiroid
• Amenorea sekunder à
– Berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid tetapi berhenti
berturut-turut selama 3 bulan.
– Tidak haid selama 6 bulan pada wanita yang sebelumnya pernah
mengalamihaid teratur atau selama 12 bulan pada wanita yang
mempunyai haid tidak teratur
– Berhenti haid selama 6 bulan atau lebih pada wanita yang sudah pernah
mengalami haid dan bukan pada wanita yang
tidak hamil, menyusui atau menopause

http://www.lusa.web.id/amenore-sekunder-secondary-amenorrhea/
Pilihan Lain
A. Amenorea primer à belum menarche hingga
usia 16 tahun
C. Metroragia à perdarahan pervaginam antara
2 siklus haid
D. Polimenorea à mens yang sering karena
siklus pendek (<21 hari)
E. Oligomenorea à mens yang jarang karena
siklus panjang (>35 hari)
165
Nn. Tika 24 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan
keputihan selama satu bulan ini. Keputihan berwarna putih
kekuningan, kental, dan berbau amis. Pada pemeriksaan
venereologi didapatkan discharge mukoid pada introitus
vagina, tidak didapatkan eritema pada labia mayor, minor,
serta dinding vagina. Pada pemeriksaan pH dinding vagina
didapatkan hasil 8, pemeriksaan gram didapatkan clue cell.
Tatalaksana yang tepat pada pasien ialah...
A. Cefixime 2x500 mg selama 5 hari
B. Seftriaxone 2x150 mg IM single dose.
C. Mebendazol 3x500 mg selama 5 hari
D. Metronidazole 2x500mg selama 7 hari.
E. Ampicilin 2x500mg selama 7 hari
165. D. Metronidazole 2x500 mg
Keywords:
• Wanita 24 tahun keluhan keputihan satu
bulan
• Putih kuning, kental, berbau amis
• pH à 8
• Clue cells (+)
Diagnosis? Bakterial vaginosis
Terapi? Metronidazole 2x500 mg 7 hari
Bakterial Vaginosis
Diagnosis: • Agen penyebab:
• Keputihan Gardnerela vaginalis
• Bau amis • Tatalaksana:
• Ph > 4,5 • Metronidazole 2x500
selama 7 hari
• Ditemukan sel epitel • Klindamisin 2x300 mg
ditutupi banyak bakteri selama 7 hari
à clue cell
166
Ny. Lisa usia 25 tahun baru saja melahirkan 1 minggu lalu
dengan bayi meninggal dalam kandungan. Pasien datang ke
poliklinik dengan keluhan nyeri di payudara sejak 2 hari lalu
disertai demam. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70
mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, napas 22 x/menit, suhu
380C, payudara keras, permukaan rata, dan terasa nyeri saat
diraba. Tidak didapatkan kemerahan di sekitar payudara.
Diagnosis yang paling tepat pada kasus ini ialah...
A. Mastitis
B. Mastalgia
C. Abses mammae
D. Ca mammae
E. FAM
166. B. Mastalgia
Keywords:
• Wanita baru saja melahirkan 1 minggu lalu
dengan IUFD
• Nyeri payudara 2 hari
• Demam
• Payudara keras, permukaan rata, nyeri saat diraba
• Tidak ada gambaran kemerahan di sekitar
payudara
Diganosis? Mastalgia
Mastalgia
• Mastalgia (nyeri payudara)
– Lokalisir à kista atau infeksi
– Difus à fibrokistik akibat perubahan hormon
• Diagnosis
– Anamnesis: nyeri akut/ kronik, siklus menstruasi,
gejala mengarah pada kehmailan, pengunaan
estrogen dan progestin
– PF: perubahan kulit dan tanda infeksi
• Tatalaksana: NSAID/asetaminofen untuk
mengurangi nyeri
https://www.merckmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/breast-
disorders/mastalgia-(breast-pain)
Pilihan Lain
A. Mastitis à peradangan pada mammae biasa
akibat putting lecet karena proses menyusui
kurang tepat
C. Abses mammae à terdapat pendulasi dan
pus
D. Ca mammae à tidak nyeri, usia tua
E. FAM à terlokalisir, usia muda
167
Ny. Denisa 27 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan mules pada
perut bawah yang hilang timbul. Keluhan disertai perdarahan melalui
kemaluan yang berwarna coklat tua. Pasien terlambat haid 2 bulan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
90 x/menit, napas 24 x/menit. Pada pemeriksaan ginekologis
didapatkan fundus uteri tidak teraba, portio livide, OUE tertutup,
fluksus positif, darah tak aktif, dan kavum douglas tidak menonjol.
Diagnosis yang tepat ialah
A. Abortus iminens
B. Abortus insipiens
C. Abortus inkomplit
D. Abortus komplit
E. Kehamilan ektopik
167. A. Abortus iminens
Keywords:
• Wanita 27 tahun keluhan mules perut bawah
hilang timbul
• Perdarahan warna coklat tua
• Terlambat haid 2 bulan
• Pemeriksaan ginekologis: fundus uteri tidak
teraba, portio livide, OUE tertutup, fluksus positif,
darah tak aktif, dan kavum douglas tidak
menonjol
Diagnosis? Abortus iminens
Abortus
• Definisi : Ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan (kehamilan < 20 minggu atau berat
janin < 500 gram)
• Etiologi : Faktor genetik, kelainan kongenital
uterus, autoimun, defek fase luteal, infeksi,
kelainan hematologi, lingkungan
• Gejala klinis : amenorea, perdarahan
pervaginan, nyeri perut,

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)


Jenis – Jenis Abortus
Jenis Abortus Portio Jaringan Tatalaksana
Iminens Tertutup (-) Tirah baring
Insipiens Terbuka (-) Evakuasi jaringan + kuretase
Inkomplit Terbuka (+) Evakuasi jaringan + kuretase
Komplit Tertutup (+) Tidak ada tindakan khusus
Abortus lainnya
Abortus habitualis: telah terjadi abortus selama min 3 kali berturut-turut
Abortus septik: abortus yang diikuti dengan komplikasi dan tanda-tanda infeksi
Missed abortion : fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu
dan hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Penderita tidak merasakan
keluhan apa – apa (perdarahan, nyeri perut)

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)


168
Ny. Sarah datang dengan keluhan nyeri perut bawah sejak
2 hari ini. Pasien mengaku terlambat haid 2 bulan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 100 x/menit, konjungtiva pucat, tes
kehamilan positif, dan hasil USG tidak tampak kantong
hamil intrauterin, tampak cairan bebas pada cavum
douglas. Diagnosis paling mungkin pada pasien ialah...
A. Plasenta previa
B. Mola hidatidosa
C. Kehamilan ektopik terganggu
D. Abortus komplit
E. Abortus inkomplit
168. C. Kehamilan ektopik terganggu
Keywords:
• Wanita keluhan nyeri perut bawah 2 hari
• PF: konjungtiva pucat, tes kehamilan positif
• USG: tidak tampak kantong hamil intrauterin,
cairan bebas (+) pada kavum Douglas
Diagnosis? Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan Ektopik
• Pertumbuhan sel telur yang telah
dibuahi tidak menempel pada
dinding endometrium kavum uteri
(> 95% berada pada tuba falopii)
• Gambaran klinis : amenorea, nyeri
perut bagian bawah yang biasanya
tidak terlalu dihiraukan
• Pemeriksaan Penunjang : tes
plano, USG

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan FKUI (Sarwono Prawirohardjo) 2010


Kehamilan Ektopik Terganggu
• Terjadi apabila terjadi rupture pada tuba atau
tempat lokasi nidasi kehamilan
• Gejala : amenorea, nyeri perut bawah mendadak,
perdarahan hingga sampai syok dan pingsan.
• Pemeriksaan fisis : nyeri goyang (+), kavum
douglasi menonjol
• Pemeriksaan penunjang : tes plano, USG, pungsi
kavum douglasi (kuldosentesis)
• Tatalaksana : laparotomi

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan FKUI (Sarwono Prawirohardjo) 2010


169
Ny. Amila 28 tahun datang dengan keluhan terdapat
benjolan pada daerah kemaluan. Pasien mengeluh
keputihan sejak 1 bulan lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital dalam batas normal, terdapat
benjolan pada dinding dalam labia mayora dengan ukuran
2x3 cm, kistik, hiperemis, mobile, dengan permukaan rata
dan licin. Diagnosis yang tepat pada pasien ialah...
A. Endometriosis
B. Myoma uteri
C. Kista ovarium
D. Kista gartner
E. Kista bartholini
169. E. Kista bartholini
Keywords:
• Wanita 28 tahun dengan benolan pada
kemaluan
• Keputihan 1 bulan lalu
• PF: benjolan dinding dalam labia mayora
ukuran 2x3 cm, kistik, hiperemis, mobile,
permukaan rata dan licin
Diagnosis? Kista bartholini
Kista Bartholin
• Kelenjar bartholin berbentuk seperti kacang
polong 2 buah terletak pada posisi jam 5 dan
7, normalnya tidak teraba
• Infeksi terjadi karena sumbatan pada saluran
kelenjar, bakteri penyebab infeksi: chlamidya,
gonorea, E.coli, dll
• Dapat disertai demam, nyeri saat
berhubungan seksual, tanda radang (+), dapat
dijumpai pus & fluktuasi pada abses bartholin
• Th/ jaga hygiene, insisi drainase abses atau
pun eksisi langsung, antibiotik broad-
spectrum: ceftriaxone; ciprofloksasin;
doksisiklin & azitromisin (untuk clamidya)
170
Ny. Surti 24 tahun datang ke poli dengan keluhan keluar
discharge dan spotting darah per-vaginam di antara 2 periode
haid. Pasien mengeluh nyeri senggama dan nyeri punggung
belakang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital
dalam batas normal, nyeri tekan suprapubik. Pada
pemeriksaan ginekologi didapatkan discharge vagina yang
abnormal dan nyeri goyang serviks. Diagnosis pada pasien di
atas ialah
A. Vulvovaginitis
B. Salpingitis
C. Apendisitis kronis
D. Abses tubo ovarial
E. Polip endometrium
170. B. Salpingitis
Keywords:
• Wanita 24 tahun dengan keluar discharge dan
spotting darah pervaginam
• Nyeri senggama dan nyeri punggung belakang
• PF: nyeri tekan suprapubik
• Pemeriksaan ginekologi: nyeri goyang serviks
Diagnosis? Salpingitis
Penyakit Radang Panggul
• Penyakit radang panggul/ • Etiologi
salpingitis/ Pelvic – N. gonorrea (tersering)
Inflammatory Disease – Staphylococcus
(PID) à infeksi organ – Streptococcus
pada panggul wanita – M. tuberculosis
(uterus, tuba falopi,
indung telur, leher rahim
• Faktor risiko
– PMS tidak diobati
– Pasangan lebih dari 1
– Riwayat PID sebelumnya
– Douche
– Menggunakan IUD

http://mediskus.com/penyakit/radang-panggul
Penyakit Radang Panggul
• Gejala:
– Nyeri perut bagian bawah
– Demam
– Cairan keputihan dengan bau tak sedap
– Nyeri saat senggama
– Sensasi terbakar saat BAK
– Perdarahan diantara menstruasi
• Pengobatan
– Antibiotik
– Obati pasangan
– Abstinence

http://mediskus.com/penyakit/radang-panggul
171
Ny. Wanti 30 tahun dengan G1P0A0 datang ke
poliklinik untuk pemeriksaan ANC. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan TFU
pertengahan antara pusat dan simfisis. Berapa
minggukah perkiraan umur kehamilan?
A. 8 minggu
B. 16 minggu
C. 24 minggu
D. 28 minggu
E. 32 minggu
171. B. 16 minggu
Keywords:
• TFU pertengahan pusat dan simfisis
Usia kehamilan?

Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Kemenkes RI.
172
Ny. Bibliana usia 36 tahun dengan G5P4A0 hamil 38
minggu datang ke UGD RS dengan keluhan keluar darah
banyak pervaginam sejak 6 jam lalu. Pasien pernah
mengalami perdarahan serupa 3 bulan lalu. Pada
pemeriksaan palpasi abdomen didapatkan kepala belum
masuk pintu atas panggul. Diagnosis yang paling tepat
pada pasien ialah
A. Solusio plasenta
B. Plasenta previa
C. Vasa previa
D. Ketuban pecah dini
E. Vasa previa
172. B. Plasenta previa
Keywords:
• Wanita G5P4A0 hamil 38 minggu
• Keluhan keluar darah banyak pervaginam 6
jam lalu
• Perdarahan serupa 3 bln lalu
• Kepala belum masuk PAP
Diagnosis? Plasenta previa
Perdarahan Antepartum
• Terdapat perbedaan definisi dalam
menentukanrtum batasan usia gestasi
perdarahan ante
• Perdarahan yang terjadi >24 minggu
kehamilan sampai sebelum kelahiran bayi
(menurut RCOG)
• Ada juga yang mendefinisikan >20 minggu

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan FKUI (Sarwono Prawirohardjo) 2010


Perdarahan Antepartum
Solutio Plasenta
• Darah warna
gelap/kecokelatan
• Perdarahan banyak namun
tidak bisa keluar
• Ibu tampak sangat sakit
perut dan pucat
• DJJ janin dapat tidak
ada/distress, tidak teraba
bagian janin
• Tatalaksana : SC CITO!

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan FKUI (Sarwono Prawirohardjo) 2010


Perdarahan Antepartum

Plasenta Previa
• Darah warna merah segar,
tidak nyeri, janin tidak
distress (DJJ baik).
Perdarahan 100 cc yg keluar
darahnya 100cc. Ibu tidak
kesakitan. Sering terjadi
pada hamil muda (30%)
• Prinsip: tunggu sampai anak
bisa hidup diluar, atau ada
indikasi mutlak SC
• Pemeriksaan: USG. Jika
perdarahan tidak boleh VT,
inspekulo terlebih dahulu
• Tatalaksana : SC

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan FKUI (Sarwono Prawirohardjo) 2010


Perdarahan Antepartum
Vasa
Previa
• Pembuluh darah janin berada
dalam selaput ketuban dan
mekewati ostium uteri
internum yang kemudian
sampai ke dalam insersinya di
tali pusat
• Gejala keluar air – air yang
diikuti dengan darah, nyeri
perut minimal
• Angka kematian janin tinggi
• Bila dapat dideteksi sebelum
persalinan à sectio caesarea

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan FKUI (Sarwono Prawirohardjo) 2010


173
Ny. Lusia usia 35 tahun dengan P5A0 datang ke UGD dengan
keluhan perdarahan dari jalan lahir sejak 6 jam lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 70/50 mmHg,
nadi 120 x/menit, napas 28 x/menit, suhu 36,80 C, palpasi
uterus setinggi pusat dengan kontraksi lemah. Pada
pemeriksaan dalam tampak perdarahan aktif dengan plasenta
yang baru terlepas sebagian. Tindakan pertama yang perlu
dilakukan ialah
A. Melakukan manual plasenta
B. Memasukkan misoprostol 800 mcg
C. Mengambil darah untuk memeriksa Hb
D. Melakukan suntikan metilergometrin IM
E. Memasang infus 2 jalur dan melakukan resusitasi cairan
173. E. Memasang infus 2 jalur dan
melakukan resusitasi cairan
Keywords:
• Wanita P5A0 dengan perdarahan dari jalan lahir 6
jam lalu
• PF: TD 70/50 mmHg, nadi 120 x/menit, napas 28
x/menit
• Palpasi uterus setinggi pusat dengan kontralsi
lemah
• Pemeriksaan dalam plasenta baru terlepas
sebagian
Diagnosis? Sisa plasenta
Tatalaksana awal? Resuistasi cairan
Perdarahan Post Partum

Atonia
uteri
Robekan jalan
lahir
Retensio
placenta

Sisa
Placenta
Inversio
uteri
Ruptur
uteri

Sumber : Paket Pelatihan PONED (Depkes RI) 2008


Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
174
Ny. Selvi 30 tahun P4A0 dibawa ke UGD dengan keluhan perdarahan
dari jalan lahir yang tidak berhenti setelah melahirkan bayi dan
plasenta di sebuah klinik bersalin. Darah keluar menghabiskan sekitar
10 pembalut sejak 2 jam lalu. Pasien mengatakan bayi lahir lama
sehingga bidan melakukan dorong-dorong perut untuk membantu
pengeluaran bayi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
90/50 mmHg, nadi 130 x/menit, napas 24 x/menit, fundus uteri
lembek tidak teraba. Kemungkinan penyebab kasus ini ialah
A. Anemia
B. Ruptur uteri
C. Laserasi jalan lahir
D. Solusio plasenta
E. Distosia bahu
174. B. Ruptur uteri
Keywords:
• Wanita P4A0 keluhan perdarahan dari jalan
lahir setelah melahirkan plasenta
• Riwayat dorong-dorong perut
• PF: TD 90/50 mmHg, nadi 130 x/menit, napas
24 x/menit, fundus uteri lembek tidak teraba
Etiologi? Ruptur uteri
Perdarahan Post Partum

Atonia
uteri
Robekan jalan
lahir
Retensio
placenta

Sisa
Placenta
Inversio
uteri
Ruptur
uteri

Sumber : Paket Pelatihan PONED (Depkes RI) 2008


175
Ny. Livi 38 tahun dengan G7P4A2 hamil 37 minggu belum inpartu
datang ke UGD RS dengan keluhan keluar perdarahan dari kemaluan,
perdarahan tiba-tiba muncul saat bangun pagi, banyaknya 2 kali ganti
celana dalam, berwarna merah kehitaman. Pasien juga mengeluh nyeri
pada perut dan perut menegang seperti kontraksi terus menerus. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 98
x/menit, napas 20 x/menit. Diagnosis yang tepat pada pasien ialah
A. Vasa previa
B. Solusio plasenta
C. Plasenta previa totalis
D. Plasenta previa subtotalis
E. Plasenta previa marginalis
175. B. Solusio plasenta
Keywords:
• Wanita G7P4A2 hamil 37 minggu
• Keluar perdarahan warna merah hitam
• Nyeri pada perut dan perut tegang
Diagnosis? Solusio plasenta
Perdarahan Antepartum
• Terdapat perbedaan definisi dalam
menentukanrtum batasan usia gestasi
perdarahan ante
• Perdarahan yang terjadi >24 minggu
kehamilan sampai sebelum kelahiran bayi
(menurut RCOG)
• Ada juga yang mendefinisikan >20 minggu

Sumber: Buku Ajar Kebidanan


FKUI, 2010
Perdarahan Antepartum
Solutio Plasenta
• Darah warna
gelap/kecokelatan
• Perdarahan banyak namun
tidak bisa keluar
• Ibu tampak sangat sakit
perut dan pucat
• DJJ janin dapat tidak
ada/distress, tidak teraba
bagian janin
• Tx/Harus SC cito
Sumber: Buku Ajar Kebidanan
FKUI, 2010
Perdarahan Antepartum

Plasenta Previa
• Darah warna merah segar,
tidak nyeri, janin tidak
distress (DJJ baik).
Perdarahan 100 cc yg keluar
darahnya 100cc. Ibu tidak
kesakitan. Sering terjadi
pada hamil muda (30%)
• Prinsip: tunggu sampai anak
bisa hidup diluar, atau ada
indikasi mutlak SC
• Pemeriksaan: USG. Jika
perdarahan tidak boleh VT,
inspekulo terlebih dahulu
Sumber: Buku Ajar Kebidanan
• Tx/Sectio caesarea FKUI, 2010
Vasa Previa
• Pembuluh darah janin
berada dalam selaput
ketuban dan mekewati
ostium uteri internum
yang kemudian sampai ke
dalam insersinya di tali
pusat
• Angka kematian janin
tinggi
• Bila dapat dideteksi
sebelum persalinan à
sectio caesarea
Sumber: Buku Ajar Kebidanan
FKUI, 2010
176
Dalam pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS) terdapat masalah yaitu kurangnya kerjasama
antara lintas sektoral dengan pemerintah setempat.
Apakah strategi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut?
A. Komunikasi
B. Kemitraan
C. Advokasi
D. Promosi
E. Gerakan Masyarakat
176. B. Kemitraan
• Masalah dalam pelaksanaan PHBS à
kurangnya kerjasama antara lintas sektoral
dengan pemerintah setempat
• Strategi untuk mengatasi masalah tersebut?
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
• Adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok
atau masyarakat mampu menolong dirinya
sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat (Depkes, 1996)
• Terdapat 5 tatanan PHBS: tatanan rumah tangga,
institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum
dan fasilitas kesehatan

Sumber: Pedoman Pembinaan PHBS, Depkes 2007


Pembinaan PHBS
Strategi pembinaan PHBS 3. Advokasi à proses trategis
Indonesia: dan terencana untuk dapatan
1. Gerakan pemberdayaan komitmen dan dukungan
(empowerment) à proses pihak-pihak terkait (tokoh
pemberian informasi masyarakat, sbg opinion
kepada individu, keluarga leader/policy maker)
atau kelompok sasaran scr Poin (1), (2), (3) à dilandasi
berkesinambungan oleh semangat kemitraan
2. Bina Suasana (social
support) à menciptakan
lingkungan yang suportif
untuk mendorong
individu/masyarakat
melakukan PHBS

Sumber: Pedoman Pembinaan PHBS, Depkes 2007


Indikator keberhasilan pembinaan PHBS diukur pada tatanan rumah tangga à
10 Praktik PHBS
Sumber: Pedoman Pembinaan PHBS, Depkes 2007
Jadi, jawabanya adalah:
B. Kemitraan
177
Hasil surveilans kasus difteria pada tahun 2014-2016 di suatu
kabupaten tampak dalam table berikut:
Bagaimanakah jenis pola penyebaran kasus difteri berdasarkan
data d iatas?
A. Mixed
B. Propagated
C. Point-source
D. Intermittent common-source
E. Continuous common-source

Bulan dan Tahun Rata-rata Kasus per Kematian / Jumlah


Bulan Kasus per Tahun
Jan-Des 2014 5 kasus 6 kematian / 60 kasus
Jan-Des 2015 8.3 kasus 15 kematian / 100 kasus
Jan-Des 2016 15 kasus 10 kematian / 100 kasus
177. B. Propagated
Bulan dan Tahun Rata-rata Kasus Kematian /
per Bulan Jumlah Kasus
per Tahun
Jan-Des 2014 5 kasus 6 kematian / 60
kasus
Jan-Des 2015 8.3 kasus 15 kematian /
100 kasus
Jan-Des 2016 15 kasus 10 kematian /
100 kasus

Pola penyebaran kasus difteri diatas?
Propagated à transmisi penyakit dari satu orang ke orang lainnya. Kasus
penyakit terjadi melebihi durasi inkubasi penyakitnya.
Dalam kasus ini, difteri menyebar melalui transmisi airborne yang ditularkan
dari satu orang ke orang lainnya (baik melalui kontak dengan pederita atau
carrier)

Sumber: Epidemic Disease Occurrence (http://www.cdc.gov)


Pola Epidemi
• Common source à penyebaran dimana suatu kelompok orang semuanya
terekspos pada suatu sumber/agen infeksi yang sama (contoh: epidemi
leukemia di Hiroshima ec. Radiasi setelah bom atom). Terbagi lagi menjadi
3 jenis:
– Point (durasi epidemi berlangsung selama 1 periode inkubasi à singkat
– Continuous (durasi epidemi lebih dari 1 periode inkubasi, penderita terpapar
dalam jangka waktu yang panjang, kurva epidemi cenderung lebar dan lebih
datar)
– Intermitten (munculnya kasus hilang-timbul, terdapat periode tanpa kasus
diantara waktu inkubasi)
• Propagated
• Mixed à awalnya common source (suatu sumber yang sama), kemudian
tersebar meluas secara propagated. Contoh sekelompok orang mengalami
infesi shigella sp. pada suatu konser (common source), kemudian dalam
beberapa minggu banyak kasus shigellosis dilaporkan meningkat di
beberapa daerah, menyebar melalui person-to-person transmission.

Sumber: Epidemic Disease Occurrence (http://www.cdc.gov)


Jadi, jawabannya adalah:
B. Propagated
178
P.T. Suka Permen memiliki 250 orang karyawan, yang
mayoritas karyawannya merupakan wanita usia reproduksi.
Dokter Medika adalah dokter perusahaan tersebut yang
menganjurkan perusahaan agar karyawan melakukan aktivitas
fisik setiap sebelum mulai kerja, banyak mengonsumsi
makanan kaya kalsium dan pemberian suplementasi tablet
kalsium dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
osteoporosis dini. Upaya kesehatan okupasi apakah yang
sesuai dengan dokter perusahaan tersebut?
A. Promotive
B. Prompt treatment
C. Specific protection
D. Rehabilitation
E. Limitation of disability
178. C. Specific Protection
• Suatu perusahaan memiliki 250 orang karyawan
dengan mayoritas wanita usia reproduksi.
• Dokter perusahaan à menganjurkan karyawan
melakukan aktivitas fisik setiap sebelum mulai kerja,
memberi makan tinggi kalsium dan suplementasi
tablet kalsium à mencegah terjadinya osteoporosis
dini
Upaya kesehatan okupasi apakah yang sesuai dgn
dokter perusahaan tsb?
Pencegahan primer à karena dilakukan sebelum timbul
penyakit, berupa proteksi spesifik terhadap osteoporosis
dini
Level of Prevention
LEVEL OF PREVENTION

PRIMARY
• Pencegahan SEBELUM timbul penyakit
PREVENTION • Mengurangi insiden dan prevalen
• INTERVENSI: PROMOSI KESEHATAN & SPECIFIC PROTECTION

• Penyakit SUDAH TERJADI


SECONDARY
• NAMUN pasien belum tahu adanya penyakit
PREVENTION
• INTERVENSI: EARLY DIAGNOSIS & PROMPT TREATMENT

• Penyakit (+) dengan gejala


• TUJUAN:
TERTIARY • Menurunkan progresivitas penyakit
PREVENTION • Mencegah komplikasi
• Meningkatkan kualitas hidup
• INTERVENSI: DISABILITY LIMITATION + REHABILITATION
Jadi, jawabannya adalah:
C. Specific Protection
179
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di suatu
puskesmas masih rendah. Hal ini dilaterbelakangi oleh
budaya daerah tersebut. Apakah strategi yang paling
efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut?
A. Penyuluhan pentingnya persalinan ditolong tenaga
kesehatan setiap ANC
B. Pendekatan terhadap tokoh masyarakat
C. Pemberian beasiswa kuliah bidan untuk anak dukun
D. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
E. Advokasi kebijakan
179. B. Pendekatan terhadap tokoh
masyarakat
• Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan disuatu
puskesmas masih rendah à dilatarbelakangi oleh
budaya daerah tersebut

Strategi yang paling efektif untuk mengatasi


permasalahan tersebut?
Karena masalah yang disoroti pada kasus ini adalah
budaya setempat (yang tidak/kurang mendukung
program persalinan oleh tenaga kesehatan) à
pendekatan terhadap tokoh masyarakat (contoh sebagai
opinion leader) diharapkan dapat membantu mengubah
persepsi/budaya masyarakat setempat
Jadi, jawabannya adalah:
B. Pendekatan terhadap tokoh
masyarakat
180
Remaja yang sedang mencari identitas diri mudah sekali menerima informasi
berkaitan dengna masalah fungsi alat reproduksi sehingga cenderung menuju ke arah
pelaksanaan hubungan seksual yang semakin bebas. Hasil survei menyimpulkan
bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih rendah yaitu sebesar
58.2%, sedangkan 53% remaja mengira risiko tertularnya HIV hanya dapat terjadi jika
melakukan hubungan dengan pekerja seks komersial. Hal ini menyadarkan orang tua
pendidik dan masyarakat bahwa pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja
menjadi sangat penting. Apakah strategi nasional program kesehatan remaja yang
sesuai dengan kasus tersebut diatas?
A. Peningkatan peran aktif masyarakat dalam menanggulangi bencana di lingkungan
B. Peningkatan penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan kesehatan yang
berkualitas kepada remaja
C. Pengingkatan kemitraan antar institusi, lembaga organisasi dan sektor swasta dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan lansia
D. Peningkatan partisipasi orang tua dalam meningkatkan kesehatan dan lingkungan
tempat tinggalnya
E. Peningkatan kerjasama lintas sektor dalam penanggulangan narkotika dan obat
terlarang
180. B. Peningkatan penyediaan dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan kesehatan yang berkualitas
kepada remaja

• Hubungan seksual lebih bebas pada kalangan remaja


• Hasil survey à pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi masih rendah yaitu sebesar 58.2%, 53%
remaja mengira risiko tertularnya HIV hanya bisa
terjadi dija berhubungan dengan pekerja seks
komersial.
• Pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja menjadi
sangat penting.
Apakah strategi nasional program kesehatan remaja
yang sesuai dengan kasus tersebut diatas?
Pilihan Lainnya
• A. Peningkatan peran aktif masyarakat dalam
menanggulangi bencana di lingkungan
• C. Pengingkatan kemitraan antar institusi,
lembaga organisasi dan sektor swasta dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan lansia
• D. Peningkatan partisipasi orang tua dalam
meningkatkan kesehatan dan lingkungan tempat
tinggalnya
• E. Peningkatan kerjasama lintas sektor dalam
penanggulangan narkotika dan obat terlarang
à Tidak berkaitan!
Jadi, jawabannya adalah:
B. Peningkatan penyediaan dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan
kesehatan yang berkualitas kepada
remaja
181
Berdasarkan data rekam medis dari sebuah puskesmas menunjukkan
adanya peningkatan kasus anak kurang gizi jenis Kekurangan Energi
dan Protein (KEP) di sebuah desa di wilayah kerjanya. Dokter kepala
puskesmas ingin menerapan program primary prevention terhadap
penyakit KEP. Apakah program kegiatan puskesmas yang tepat untuk
kasus diatas?
A. Pengembangan fasilitas puskesmas pembantu di desa tersebut
B. Melakukan survey penemuan kasus KEP di desa lainnya
C. Memberikan makanan tambajan kepada anak-anak dengan KEP
D. Meningkatkan pengawasan tumbuh kembang anak dengan
menggunakan acuan KMS
E. Melaksanakan kegiatan perbaikan gizi pada balita dengan KEPA
181. D. Meningkatkan pengawasan
tumbuh kembang anak dengan acuan
KMS
• Data RM Puskesmas à peningkatan kasus anak dengan
Kekurangan Energi dan Protein (KEP) di sebuah desa.
• Dokter kepala puskesmas ingin menerapan program
primary prevention terhadap penyakit KEP
Apakah program kegiatan puskesmas yang tepat untuk
kasus diatas?
Meningkatkan pengawasan tumbuh kembang anak
dengan acuan Kartu Menuju Sehat à sehingga tumbuh
kembang anak terpantau dalam batas normal, dan segera
dapat terdeteksi apabila mendekati batas tidak normal,
dan ditatalaksana sebelum timbul KEP
Pilihan Lainnya
• A. Pengembangan fasilitas puskesmas pembantu
di desa tersebut à tidak spesifik terhadap upaya
pencegahan
• B. Melakukan survey penemuan kasus KEP di
desa lainnya
• C. Memberikan makanan tambahan kepada anak-
anak dengan KEP
• E. Melaksanakan kegiatan perbaikan gizi pada
balita dengan KEP
à Pilihan B,C,E tidak termasuk dapam upaya
pencegahan primer
Jadi, jawabannya adalah:
D. Meningkatkan pengawasan
tumbuh kembang anak dengan acuan
KMS
182
Seorang remaja perempuan berusia 14 tahun datang ke puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan setelah 3 bulan tidak menstruasi. Remaja
tersebut belum memahami pentingnya alat kontrasepsi, sehingga merasa
bersalah telah melakukan hubungan seks. Hasil pemeriksaan laboratorium
terbukti positif hamil, tetapi dia tidak menginginkan kehamilan tersebut.
Petugas konseling KIA berupaya melakukan pendekatan menggunakan
metode advokasi berupa penyuluhan dan bimbingan terkait kehamilan.
Apakah faktor penyebab terjadinya kasus pada remaja tersebut?
A. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya berkomunikasi dengan sesame
jenis
B. Kurangnya keharmonisan di lingkungan keluarga (kasus broken home)
C. Kurangnya pemahaman tentang metode pencegahan kehamilan
D. Kurangnya kemampuan konselor untuk melakukan edukasi dan bimbingan
terhadap orang tua
E. Kurangnya pembekalan ilmu pencegahan tindakan kekerasan akibat
penyakit menular
182. C. Kurangnya pemahaman
tentang metode pencegahan
kehamilan
• Remaja perempuan, 14 tahun, datang ke puskesmas
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setelah 3
bulan tidak menstruasi.
• Remaja tersebut belum memahami pentingnya alat
kontrasepsi
• Hasil pemeriksaan laboratorium à positif hamil, tetapi
dia tidak menginginkan kehamilan tersebut.
• Petugas konseling KIA berupaya melakukan pendekatan
menggunakan metode advokasi berupa penyuluhan
dan bimbingan terkait kehamilan.
Apakah faktor penyebab terjadinya kasus pada remaja
tersebut?
Pilihan Lainnya
• A. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya
berkomunikasi dengan sesama jenis
• B. Kurangnya keharmonisan di lingkungan
keluarga (broken home)
• D. Kurangnya kemampuan konselor untuk
melakukan edukasi dan bimbingan terhadap
orang tua
• E. Kurangnya pembekalan ilmu pencegahan
tindakan kekerasan akibat penyakit menular
à Tidak tepat sebagai faktor penyebab kehamilan
pada kasus
Jadi, jawabannya adalah:
C. Kurangnya pemahaman tentang
metode pencegahan kehamilan
183
Seorang laki-laki, 35 tahun, datang sendiri ke dokter dan diketahui
positif mengindap HIV. Dokter ingin mengadakan konseling untuk
pasien dan istrinya, agar istri pasien juga diperiksakan status HIV-nya,
serta memberitahukan kepada dinas kesehatan. Namun pasien tidak
setuju dan meminta dokter untuk tidak memberitahukan mengenai hal
ini kepada siapa-siapa. Bagaimana sikap professional seorang dokter
yang tepat dalam kasus ini?
A. Merencanakan pertemuan dengan istri tanpa izin suami
B. Memaksa pasien datang pertemuan selanjutnya dengan istri
C. Melaporkan ke dinas kesehatan untuk ditindaklanjuti
D. Menjelaskan kepada pasien pentingnya memberitahu istri pasien
E. Langsung menuruti permintaan pasien untuk tidak memberitahu
istri dan dinas kesehatan
183. D. Menjelaskan kepada pasien
pentingnya memberitahu istri
• Laki-laki, 35 tahun, datang sendiri ke dokter dan
diketahui positif mengindap HIV.
• Dokter ingin mengadakan konseling untuk pasien dan
istrinya dan memberi tahu dinkes
• Pasien tidak setuju à meminta dokter untuk tidak
memberitahukan mengenai hal ini kepada siapa-siapa.
Bagaimana sikap profesional seorang dokter yang tepat?
Menjelaskan kepada pasien pentingnya memberitahu istri
à agar pasien dapat mengerti alasan perlunya istrinya
diberitahu dan diperiksakan status HIVnya.
Jadi, jawabannya adalah:
D. Menjelaskan kepada pasien
pentingnya memberitahu istri
184
Seorang laki-laki dibawa ke IGD RS dengan penurunan kesadaran.
Pasien didiagnosa mengalami stroke hemoragik, dengan riwayat
keluhan serupa satu tahun yang lalu. Saat ini pasien dirawat di ICU
dengan menggunakan ventilator. Sudah 3 bulan ini pasien tidak
sadarkan diri dengan kondisi vegetatif. Suatu hari, istri pasien
mengatakan bahwa keluarga sudah tidak memiliki biaya lagi untuk
perawatan pasien dan meminta dokter melepaskan ventilatornya.
Dokter melakukan tindakan tersebut. Termasuk kaidah bioetika apakah
yang dokter lakukan?
A. Beneficence
B. Non-maleficence
C. Justice
D. Respect for autonomy
E. Respect for person
184. D. Respect for autonomy
• Laki-laki, 64 tahun, didiagnosa stroke hemoragik
• Saat ini dirawat di ICU dengan menggunakan
ventilator à sudah 3 bulan ini tidak sadarkan diri
dengan kondisi vegetatif.
• Istri pasien mengatakan keluarga sudah tidak
memiliki biaya lagi dan meminta dokter
melepaskan ventilatornya.
Dokter melakukan tindakan tersebut à Termasuk
kaidah bioetika apakah ?
Respect for autonomy à menghargai hak pasien
(dalam kasus ini karena pasien tidak kompeten
untuk menentukan sendiri, diwakilkan oleh
keluarganya)dalam menentukan keputusan
Jadi, jawabannya adalah:
D. Respect for autonomy
185
Ny. Elly, 65 tahun, diketahui menderita hipertensi pada saat berobat ke
puskesmas lima bulan yang lalu. Saat ini pasien datang ke puskesmas hanya
untuk memeriksa tekanan darahnya, namun tidak mau berobat di puskesmas
karena sedang mencoba pengobatan alternatif menggunakan obat-obatan
herbal yang menurutnya tampak lebih sehat. Tindakan yang sebaiknya dokter
lakukan?
A. Melarang pasien untuk melakukan pengobatan alternatif herbal tersebut
B. Memberi penjelasan lengkap mengenai obat modern dan obat herbal
C. Menasihati pasien bahwa pengobatan medis juga penting untuk juga
dilakukan bersamaan dengan pengobatan alternatif
D. Langsung membiarkan pasien melakukan apa yang rencana pengobatan
yang dikehendakinya
E. Tidak memperdulikan pasien dan tidak memeriksakan tekanan darahnya
karena tidak berobat di puskesmas
185. B. Memberi edukasi dan nasihat
untuk memilih salah satu pengobatan
• Wanita, 65 tahun, menderita hipertensi pada saat
berobat ke puskesmas lima bulan yang lalu.
• Pasien datang ke puskesmas hanya untuk memeriksa
TD à tidak mau berobat di puskesmas
• Sedang mencoba pengobatan alternatif menggunakan
obat-obatan herbal à menurut pasien lebih sehat
Tindakan yang sebaiknya dokter lakukan?
Memberi edukasi dan nasihat untuk memilih salah satu
pengobatan à sebaiknya juga sertakan penjelasan
evidence-based mengenai pilihan terapi
Jadi, jawabannya adalah:
B. Memberi edukasi dan nasihat
untuk memilih salah satu pengobatan
186
Pasien A didiagnosis mengalami tumor otak primer dan diindikasikan untuk
dilakukan operasi untuk mengangkat tumor tersebut. Pasien menyetujui
tindakan tersebut setelah diberikan informed consent oleh dokter, dan
dijadwalkan untuk melakukan operasi tersebut dua minggu yang akan datang.
Di lain pihak, ada pasien B yang datang setelah pasien A dan didiagnosis
dengan penyakit yang sama dan juga direncanakan untuk dilakukan tindakan
operasi yang sama. Pasien B setuju untuk dilakukan tindakan tersebut, namun
mendapat jadwal operasi lebih cepat, yakni 3 hari lagi, karena bersedia
membayar lebih agar dapat dioperasi secepatnya. Prinsip apa yang
dipertimbangkan oleh dokter yang merawat kedua pasien tersebut?
A. Beneficence
B. Non-maleficence
C. Autonomy
D. Justice
E. Prima facie
186. D. Justice
• Pasien A à di-dx tumor otak primer, diindikasikan
untuk dilakukan operasi untuk mengangkat tumor
tersebut. Pasien setuju, dan dijadwalkan untuk operasi
tersebut 2 minggu yang akan datang.
• Pasien B à datang setelah pasien A dengan penyakit
yang sama, akan direncanakan operasi yang sama.
Pasien setuju à mendapat jadwal operasi 3 hari lagi
karena bersedia membayar lebih agar dapat dioperasi
secepatnya.
Prinsip apa yang dilanggar oleh dokter yang merawat
kedua pasien tersebut? Justice
Kaidah Dasar Bioetik
KAIDAH DASAR BIOETIK DESKRIPSI
Beneficence • Setting: saat kondisi pasien wajar à dokter melakukan
pelayanan yang terbaik untuk pasien
• Dokter sudah menilai keuntungan/benefit untuk paien
>>>> risiko
Non-maleficence • Konteks gawat darurat à safe life!
• Tidak merugikan dari sudut pandang pasien
• Prinsip “Do no harm”
Autonomy • Konteks pasien berpendidikan , dewasa, pecari nafkah
• Mejaga rahasia pasien (privacy)
• Menghargai hak menetukan nasib sendiri
• Melaksanakan informed consent
Justice • Konteks membahas hak orang lain selain pasien, ada
unsur hak sosial (masyarakat atu komunitas)
• Semua pasien memiliki hak yang sama tanpa
memperhatikan status sosial
Jadi, jawabannya adalah:
B. Justice
187
Seorang anak perempuan, 5 tahun, dibawa ke IGD dengan perdarahan
hebat akibat kecelakaan. GCS 8, TD 80/50 mmHg, nadi 110 kali/menit,
pernapasan 30 kali/menit, suhu 37,9 0 Celcius. Dokter merencanakan
pemberian transfusi darah dan telah dilakukan tes crossmatch dari
keluarga pasien yang hadir, tidak ada yang cocok. Kedua orang tua
pasen sedang berada diluar kota dan dokter memutuskan tetap akan
memberikan transfusi darah yang berasal dari bank darah. Apakah
prinsip etika yang dijunjung dokter tersebut?
A. Beneficence
B. Non-maleficence
C. Justice
D. Autonomy
E. Prima facie
187. B. Non-maleficence
• Anak, 5 tahun, dibawa ke IGD dengan perdarahan
hebat akibat kecelakaan
• Dokter rencana transfusi darah à telah dilakukan tes
crossmatch dari keluarga pasien yang hadir, tidak ada
yang cocok
• Kedua orang tua pasien sedang berada diluar kota
• Dokter tetap akan memberikan transfusi darah yang
berasal dari bank darah à Prinsip etika yang
dijunjung dokter tersebut?
Non-maleficence à pada setting emergency, transfusi
darah tetap dilakukan atas indikasi medis yang bertujuan
life-saving
Jadi, jawabannya adalah:
B. Non-maleficence
188
Tn. Dony, 30 tahun, datang ke dokter praktek umum dengan keluhan
demam tinggi selama 3 hari berturut-turut. Pasien datang untuk
memeriksakan diri, namun dokter terebut mengatakan demam biasa
dan hanya memberikan obat antipiretik. Pasien merasa tidak puas
akan jawaban dan terapi dokter tersebut, kemudian memutuskan
untuk berpindah ke dokter lain untuk mendapatkan pelayanan yang
lebih memuaskan.
Apakah yang termasuk hak pasien pada kasus diatas?
A. Memberikan informasi selengkap-lengkapnya pada dokter
B. Memberikan imbalan jasa yang layak kepada dokter
C. Memperoleh perlindungan hukum terhadap profesinya
D. Mendapatkan pendapat dokter atau dokter lain
E. Mematuhi perintah dokter terkait terapi penyakitnya
188. A. Memberikan informasi
selengkap-lengkapnya pada dokter
• Laki-laki, 30 tahun, datang ke dokter praktek umum dengan
keluhan demam tinggi selama 3 hari berturut-turut.
• Pasien datang untuk memeriksakan diri, namun dokter
mengatakan demam biasa dan hanya memberikan obat
antipiretik.
• Pasien tidak puas akan jawaban dan terapi dokter tersebut
à memutuskan untuk ganti dokter untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih memuaskan
Apakah yang termasuk hak pasien pada kasus diatas?
Memberikan informasi selengkap-lengkapnya pada dokter à
terkait tujuannya untuk memeriksakan diri ke pasien
Jadi, jawabannya adalah:
A. Memberikan informasi selengkap-
lengkapnya pada dokter
189
Seorang laki-laki ditemukan dalam keadaan tidak
sadarkan diri dengan luka bakar dari kepala hingga lengan
kanan dalam kebakaran sebuah gedung. Pasien terkurung
di ruang tertutup dalam kebakaran tersebut. Tidak ada
respon pernapasan. Mekanisme yang paling mungkin
mendasari kematian pada pasien?
A. Edema laring
B. Laringomalasia
C. Asfiksia akibat keracunan CO
D. Syok hipovolemik akibat luka bakar ekstensif
E. Asfiksia
189. C. Keracunan CO
• Seorang laki-laki à keadaan tidak sadarkan diri dengan
luka bakar ekstensif dari kepala hingga lengan kanan
dalam kebakaran sebuah gedung
• Tidak ada respon pernapasan
Mekanisme yang mendasari?
• Luka bakar ekstensif pada daerah kepala dalam
kebakaran ruangan tertutup à trauma inhalasi yang
disebabkan oleh inhalan
• Pada kasus kebakaran à CO sbg inhalan, komponen
terbesar asap à toksisitas sistemik CO à Anoksia
anemik (terdapat O2 pada paru namun O2 tidak bisa
mencapai darah)
Jadi, jawabannya adalah:
C. Keracunan CO
190
Seorang wanita berteriak minta tolong ke tetangganya
karena menemukan suaminya gantung diri. Wanita
tersebut mengatakan suaminya sudah tidak dalam
keadaan bernyawa, dan dibawa ke ruang forensik.
Kemungkinan mekanisme kematiannya pasien ini
adalah...
A. Asfiksia
B. Dipukul
C. Terjatuh
D. Gantung diri
E. Penjeratan
190. A. Asfiksia
• Seorang wanita menemukan suaminya
gantung diri
• Suaminya sudah tidak dalam keadaan
bernyawa, dan dibawa ke ruang forensik
Kemungkinan mekanisme kematiannya ?
Asfiksia à asfiksia mekanik, mati lemas karena
udara pernapasan terhalang memasuki saluran
pernapasan akibat sebab mekanik, dalam hal ini
gantung diri

Sumber: Buku Ilmu Kedokteran Forensik, FKUI


Jadi, jawabannya adalah:
A. Asfiksia
191
Seorang laki-laki datang ke polisi untuk melaporkan
bahwa dirinya melihat di ruangan kerjanya ada
orang sudah mati dengan posisi tergantung dengan
tali. Mayat masih segar. Begitu diperiksa terdapat
luka jerat dengan posisi mendatar dibawah jakun.
Apa dugaan cara kematian korban ini?
A. Bunuh diri
B. Pembunuhan
C. Penjeratan
D. Gantung diri
E. Pencekikan
191. B. Pembunuhan
• Ditemukan orang sudah mati dengan posisi tergantung
dengan tali
• Mayat masih segar
• Begitu diperiksa terdapat luka jerat dengan posisi
mendatar dibawah jakun
Dugaan cara kematian korban ini?
Cara kematian à bagaimana penyebab kematian itu
datang: wajar, pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan atau
tidak dapat dijelaskan
Pembunuhan à mayat tergantung dengan tali, tetapi
luka jerat mendatar dibawah jakun

Sumber: Buku Ilmu Kedokteran Forensik, FKUI


PEMBUNUHAN BUNUH DIRI
ALAT PENJERAT
Simpul Simpul mati Hidup
Jumlah lilitan Satu Satu/lebih
Arah Datar Serong ke atas
Jarat titik tumpu- Dekat Jauh
simpul
KORBAN
Jejas jerat Datar Meninggi ke arah
Luka perlawanan + simpul
Luka-luka lain Ada -
Jarak dari lantai Jauh -
Dekat
TKP
Lokasi Variasi Sembunyi
Kondisi Tidak teratur Teratur
Pakaian Robek/tidak teratur Rapi dan baik
Alat Dari si pembunuh Berasal dari TKP
Surat peninggalan - +
Ruangan Tak teratur, terkunci Teratur, terkunci
dari luar dari dalam
Sumber: Buku Ilmu Kedokteran Forensik, FKUI
Jadi, jawabannya adalah:
B. Pembunuhan
192
Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar oleh polisi ke IGD RS
dengan luka tembak di dada. Polisi sudah membawa dan
menyerahkan surat permintaan Visum et Repertum. Setelah 3
hari dirawat, pria ini meninggal. Kemudian anakya datang
kepada dokter untuk meminta surat Visum et Repertum.
Apakah tindakan dokter pada kasus tersebut?
A. Memberikan kesimpulan Visum et Repertum
B. Memberikan hasil visum dengan alasan kerabat dekat
C. Meminta keluarga ke kantor polisi untuk meminta surat
permintaan visum
D. Memberitahukan sebab kematian
E. Menolak memberikan hasil visum dengan alasan
192. C. Menyuruh keluarga ke kantor
polisi untuk meminta surat visum
• Laki-laki, diantar oleh polisi ke IGD RS dengan luka
tembak di dada
• Polisi sudah membawa dan menyerahkan surat
permintaan VeR
• Setelah 3 hari dirawat, pria ini meninggal à anaknya
datang kepada dokter untuk meminta surat VeR
Apakah tindakan dokter pada kasus tersebut?
Menyuruh keluarga ke kantor polisi untuk meminta
surat visum à karena surat VeR dibuat oleh dokter atas
permintaan dari pihak penyidik yang berwenang

Sumber: Buku Ilmu Kedokteran Forensik, FKUI


Pilihan lainnya
• A. Memberikan kesimpulan Visum et Repertum
• B. Memberikan hasil visum dengan alasan kerabat dekat
• D. Memberitahukan sebab kematian
• E. Menolak memberikan hasil visum dengan alasan
kerahasiaan pasien
à Tidak tepat
à VeR dibuat atas kehendak undang-undang (Pasal 50 KUHP:
barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan
ketentuan UU, tidak dipidana, sepanjang VeR hanya diberikan
kepada instansi penyidik yang memintanya, untuk selanjutnya
digunakan dalam proses peradilan)

Sumber: Buku Ilmu Kedokteran Forensik, FKUI


Jadi, jawabannya adalah:
C. Menyuruh keluarga ke kantor polisi
untuk meminta surat visum
193
Tn. Yohan berusia 65 tahun diantar polisi ke puskesmas dan keadaan
meninggal. Menurut informasi, almarhum selama ini tinggal seorang
diri dan sudah menderita penyakit darah tinggi dan kencing manis
selama kurang lebih 10 tahun. Pada pemeriksaan luar jenazah
ditemukan lebam mayat yang luas dan berwarna merah gelap,
konjungtiva bulbi dan palpebra kongesti dan ptechia, bibir dan jari-jari
tangan sianosis. Pada pemeriksaan dalam ditemukan tebal bilik otot
jantung kiri 2 cm. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan gambaran
“wavy” pada miokardium. Apa penyebab kematian korban yang paling
mungkin dari kasus diatas?
A. Asfiksia
B. Infark miokard akut
C. Penyakit jantung hipertensi
D. Syok hipovolemik
E. Diabetes melitus
193. B. Infark Miokard Akut
• Laki-laki, berusia 65 tahun, diantar polisi ke puskesmas dan keadaan
meninggal.
• Selama ini tinggal seorang diri à HT (+) dan DM (+) selama kurang lebih
10 tahun
• PL: lebam mayat yang luas dan berwarna merah gelap, konjungtiva bulbi
dan palpebra kongesti dan ptechia, bibir dan jari-jari tangan sianosis
• PD: tebal bilik otot jantung kiri 2 cm (kesan hipertrofi ventrikel kiri ec.HT
kronik)
• Pemeriksaan histopatologi à gambaran “wavy” pada miokardium à
gambaran khas infark miokard akut
Apa penyebab kematian korban yang paling mungkin dari kasus diatas?
Infark miokard akut
Penyakit kardiovaskuler à penyebab kematian mendadak tersering
Pada pasien terdapat riwayat HT (dikonfirmasi oleh hasil PD) dan DM à
faktor risiko infark miokard akut (dikonfirmasi oleh hasil histoPA à khas:
gambaran bergelombang/wavy dan nekrosis koagulatif pada miokardium)
Jadi, jawabannya adalah:
B. Infark miokard akut
194
Seorang perempuan ditemukan terjatuh dari sebuah
gedung parkiran. Ia dibawa ke rumah sakit terdekat dan
tiba 15 menit kemudian. Pada saat datang, dokter yang
memeriksa mengatakan bahwa pasien telah meninggal
saat datang. Tanda kematian dini yang diharapkan
ditemukan adalah...
A. Pupil midriasis
B. Rigor mortis
C. Livor mortis
D. Algor mortis
E. Adiposera
194. A. Pupil midriasis
• Seorang perempuan à terjatuh dari sebuah
gedung parkiran.
• Dibawa ke rumah sakit terdekat, tiba 15 menit
kemudian.
• Pada saat datang, dokter yang memeriksa
mengatakan bahwa pasien telah meninggal
saat datang.
Tanda kematian dini yang diharapkan
ditemukan? Pupil midriasis
Perubahan dini pada tubuh mayat
• Kerja jantung dan perdarahan terhenti
• Pernapasan berhenti
• Refleks cahaya dan kornea menghilang
• Kulit pucat
• Relaksasi otot
Pilihan Lainnya
• B. Rigor mortis
• C. Livor mortis
• D. Algor mortis
• E. Adiposera
à Tanda pasti kematian

Jadi, jawabannya adalah:


A. Pupil Midriasis
195
Dokter Ketty yang bertugas di suatu rumah sakit ingin meneliti
apakah pemberian vaksinasi BCG pada bayi berpengaruh
terhadap kejadian tuberkulosis paru. Penelitian dilakukan di
poliklinik. Dikumpulkan pasien tersangka TB dengan BTA
positif dan tersangka TB dengan BTA negatif. Dari kedua
kelompok ini masing-masing dicatat mana yang mendapat
vaksinasi BCG pada masa bayi dan mana yang tidak. Apakah
desain penelitian yang cocok untuk penelitian tersebut?
A. Kohort prospektif
B. Kasus kontrol
C. Potong lintang
D. Uji Klinis
E. Kohort retrospektif
195. B. Kasus kontrol
• Penelitian: apakah pemberian vaksinasi BCG pada bayi
berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis paru
• Kelompok kasus à pasien tersangka TB dengan BTA positif
• Kelompok kontrol à tersangka TB dengan BTA negatif
• Dari kelompok kasus dan kontrol masing-masing dicatat
yang mendapat vaksinasi BCG pada masa bayi dan
beberapa yang tidak
Apakah desain penelitian yang cocok untuk penelitian
tersebut?
Kasus kontrol à karena penelitian dilakukan dengan
mengelompok subjek penelitian menjadi kelompok kasus
(pasien dengan penyakit) dan kontrol (pasien tanpa penyakit),
kemudian dilakukan penelusuran secara retrospektif
Jadi, jawabannya adalah:
B. Kasus Kontrol
196
Dokter Metta melakukan penelitian untuk mengevaluasi
program DOTS pada layanan pengobatan TB di puskesmas
yang dipimpinnya. Hasil yang didapatkan memberikan
gambaran mekanisme kerja dan berbagai kendala dalam
layanan DOTS pada puskesmas tersebut. Jenis desain
peneltiian tersebut adalah..
A. Kohort retrospektif
B. Potong lintang
C. Kasus control
D. Deskriptif
E. Analitik
196. D. Deskriptif
• Penelitian untuk mengevaluasi program DOTS
pada layanan pengobatan TB di suatu PKM
• Hasil yang didapatkan memberikan gambaran
mekanisme kerja dan berbagai kendala dalam
layanan DOTS pada puskesmas tersebut.
Jenis desain penelitian tersebut adalah?
Deskriptif à hasil penelitian berupa laporan /
gambaran program DOTS à tidak ada
perbandingan antar kelompok/variabel penelitian
à deskriptif
Desain Penelitian

DESIGN PENELITIAN
• LAPORAN KASUS
DESKRIPTIF
• CASE-SERIES
TIDAK ADA PERBANDINGAN
EKSPERIMENTAL OBSERVASIONAL ANTAR TIAP KELOMPOK
• KOHORT
ADA PERLAKUAN /INTERVENSI • CASE-CONTROL
ANALITIK / ETIOLOGI
• CROSS-
ADA PERBANDINGAN ANTAR SECTIONAL/POTONG
TIAP KELOMPOK LINTANG

• 2 jenis kohort: • 2 KELOMPOK: Kelompok kasus • Deskriptif, sewaktu


• Prospective cohort (sakit) dan kelompok kontrol (sehat) • HUBUNGAN ASOSIASI à TIDAK
• Retrospective/historical • Retrospektif, sewaktu KAUSALITAS
cohort • DAPAT melihat KAUSALITAS • CEPAT DAN MURAH
• Subjek diikuti untuk periode tertentu • Umum digunakan pada KASUS • Menghitung RELATIF RISK (RR)
• SANGAT BAIK menilai LANGKA
KAUSALITAS • Menghitung ODDS RATIO (OR)
• Relatif LAMA dan MAHAL
• Menghitung RELATIF RISK (RR)
Jadi, jawabannya adalah:
D. Deskriptif
197
Dr. Rayi ingin menguji alat baru untuk tes keracunan. Dilakukan uji
diagnostik dengan jumlah sampel sebanyak 600 orang. Didapatkan
hasil positif dengan alat baru dan keracunan (+) sebanyak 160 orang,
hasil positif dengan alat baru namun keracunan (-) sebanyak 40 orang.
Sedangkan didapatkan 40 orang dengan hasil negatif menggunakan
alat baru namun keracunan (+), serta 360 orang dengan hasil negatif
menggunakan alat baru dan tidak keracunan (-). Berapakah spesifitas
alat baru tersebut?
A. 160/200
B. 40/160
C. 40/400
D. 360/400
E. 360/600
197. D. 360/400
• Berapakah spesifitas alat baru tersebut?
Keracunan Tidak Total
Keracunan
Alat Uji (+) 160 (a) (b) 40 200
Baru (-) 40 (c) (d) 360 400
Total 200 400 600

SPESIFITAS = d/(b+d) à 360/400


Jadi, jawabannya adalah:
360/400
198
Pada suatu daerah, akan diadakan penelitian mengenai
angka kejadian hepatitis C disuatu daerah. Bagaimana
cara menghitung prevalensi penyakit hepatitis C
tersebut?
A. Kasus lama berbanding seluruh penduduk
B. Kasus baru dan kasus lama berbanding seluruh
penduduk
C. Kasus baru berbanding penduduk beresiko
D. Kasus baru berbanding seluruh penduduk
E. Kasus baru dan kasus lama berbanding penduduk
beresiko
198. B. Kasus baru dan kasus lama
berbanding seluruh penduduk
• Pada suatu daerah, akan diadakan penelitian
mengenai angka kejadian hepatitis C disuatu
daerah.
• Bagaimana cara menghitung prevalens
penyakit hepatitis C tersebut?
Prevalens à total kasus baru dan kasus lama,
pada seluruh individu dalam suatu populasi
Jadi, jawabannya adalah:
B. Kasus baru dan kasus lama
berbanding seluruh penduduk
199
Dokter Rizka yang bertugas di sebuah puskesmas mencatat
ditemukan 5 kasus baru penderita tuberkulosis paru di
wilayah kerjanya antara tanggal 1 Januari dan 30 Juni 2015.
Dari data didapatkan total 10 kasus lama pada hari terakhir
pengamatan (30 Juni). Jumlah populasi penduduk 30 Juni
pada tahun tersebut 200.000 jiwa.
Berapa angka insidens per 100.000 populasi dari tuberkulosis
pada periode tersebut?
A. 2.5 per 100.000 populasi
B. 5 per 100.000 populasi
C. 10 per 100.000 populasi
D. 15 per 100.000 populasi
E. 20 per 100.000 populasi
199. A. 2.5 per 100.000 populasi
• Seorang dokter mencatat à 5 kasus baru
penderita tuberkulosis paru di wilayah kerjanya
antara tanggal 1 Januari dan 30 Juni 2015
• Dari data didapatkan total 10 kasus lama pada
hari terakhir pengamatan (30 Juni)
• Jumlah populasi penduduk 30 Juni pada tahun
tersebut 200.000 jiwa
Berapa angka insidens per 100.000 populasi dari
tuberkulosis pada periode tersebut?
200
Tn. Totoro, 60 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan sering
buang air kecil namun tidak tuntas dan kesulitas untuk mulai buang air
kecil. Tidak didapatkan keluhan nyeri saat buang air keci dan tidak ada
demam. Pemeriksaan penunjang belum dilakukan. Dokter ingin
mengetahui probabilitas kebenaran diagnosis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisis dan pengalaman praktiknya. Apakah yang dilakukan
dokter tersebut jika ia mencari data prevalensi penyakit di wilayah
kerjanya?
A. Meta analysis
B. Post-test probability
C. Pre-test probability
D. Threshold analysis
E. Likelihood ratio
200. C. Pretest probability
• Seorang laki-laki, 60 tahun, keluhan sering BAK namun
tidak tuntas dan kesulitan untuk mulai BAK
• Nyeri saat BAK (-), demam (-)
• Pemeriksaan penunjang belum dilakukan
• Dokter ingin megetahui probabilitas kebenaran
diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis
dan pengalaman praktiknya
Apakah yang bisa dilakukan dokter tersebut?
Pretest probability à probabilitias seorang pasien untuk
memiliki target penyakit sebelum prosedur pemeriksaan
uji diagnostik (penunjang) dilakukan atau sebelum hasil
pemeriksaan diagnostik diketahui.
Sumber: Pretest Probability (www.ceebm.net)
Pilihan Lainnya
A. Meta analysis à teknik statistik untuk menghitung
estimasi efek terapi/hasil penelitian dari beberapa
penelitian, digunakan dalam systematic review
B. Posttest probability à probabilitias seorang pasien
untuk memiliki target penyakit sesudah prosedur
pemeriksaan uji diagnostik (penunjang) dilakukan atau
sebelum hasil pemeriksaan diagnostik diketahui
D. Threshold analysis à jenis analisis yang digunakan
dalam studi cost-effectiveness atau cost-utility
E. Likelihood ratio à estimasi besarnya kemungkinan
sebuah pemeriksaan/tes diagnostik dapat merubah
probabilitas terjadinya sebuah penyakit

Sumber: www.ceebm.net, www.medicine.ox.ac.uk,


Jadi, jawabannya adalah:
C. Pretest probability

Anda mungkin juga menyukai