Neuroemergency
STATUS EPILEPTICUS
ET CAUSA TUBEROUS
SCLEROSIS
Disusun oleh :
Alvita Suci Edgina / 01073180008
Claudia Natasha Liman / 01073180049
Pembimbing :
dr. Evlyne Erlyana Suryawijaya, M.Biomed, Sp.S
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Nn. H
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Usia : 18 tahun
d. Status perkawinan : Belum menikah
e. Agama : Katolik
f. Pendidikan : SLB
g. No rekam medis : RSUS 00-69-93-37
h. Tanggal masuk rumah sakit : 31 Juli 2017
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis kepada ayah dan ibu pasien. Anamnesis
dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2020 bertempat di Bangsal Rumah Sakit Umum
Siloam.
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA : Kejang sejak 6 jam SMRS.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
● Kejang diawali dengan kedua mata berkedip keatas, kedua tangan kaku kemudian
kelojotan, berulang sekitar 1 menit, tidak terbangun diantara kejang
● Kejang dialami >20 kali, waktu antar kejang semakin lama semakin pendek
● Saat kejang mulut disumpal dengan kain
● Saat kejang pasien sedang tidur di kasur bersama orang tua
● Riwayat kejang serupa 5 tahun lalu
● 3 hari sebelum kejang pasien sulit tidur dan sekarang sedang menstruasi
● Pasca kejang pasien lemas dan tidur lama
● Riwayat demam sebelum kejang disangkal, riwayat trauma, infeksi telinga dan kejang
demam disangkal
● Sebelum kejang tidak ada perubahan perilaku, lethargi
● Saat kejang, pasien belum diberikan obat antikejang sebelum ke rumah sakit
ANAMNESIS : RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
RIWAYAT IMUNISASI
Riwayat imunisasi dasar lengkap
01 02 03
Keadaan umum: Kesadaran: Tekanan darah:
04 05 06
Nadi: Pernafasan: Suhu:
Nervus II
- Visus Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
- Lapang pandang Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
- Warna Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
- Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Nervus VII
Motorik
- Sikap mulut istirahat Plica nasolabialis normal Plica nasolabialis normal
- Angkat alis Normal Normal
- Kerut dahi Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
- Tutup mata dengan kuat Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
- Mencucurkan bibir Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
- Kembung pipi Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
- Menyeringai Normal Normal
Sensorik Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Nervus VIII
- Nistagmus -/-
- Romberg
Mata terbuka Tidak dapat dilakukan
Mata tertutup Tidak dapat dilakukan
- Romberg dipertajam Tidak dapat dilakukan
- Tandem gait Tidak dapat dilakukan
- Fukuda stepping test Tidak dapat dilakukan
Nervus IX, X
- Arkus faring Simetris
- Uvula Ditengah
- Disfonia Tidak dapat dinilai
- Disfagia -
- Refleks faring Tidak dilakukan
Nervus XI
- M. sternokleidomastoid Normal
- M. trapezius Normal
Nervus XII
Sikap lidah dalam mulut
- Deviasi -
- Atrofi -
- Fasikulasi -
- Tremor -
Menjulurkan lidah Tidak dapat dinilai
Kekuatan lidah Tidak dapat dinilai
Disartria Tidak dapat dinilai
Refleks Fisiologis
Kanan Kiri
Biceps +2 +2
Triceps +2 +2
Brakioradialis +2 +2
KPR +2 +2
APR +2 +2
Refleks Patologis
Kanan Kiri
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Rossolimo - -
Mendel Bechtrew - -
Hoffman Tromner - -
Refleks Primitif
Glabella -
Grasp -
Palmomental -
Snout -
Mencucu -
MOTORIK & SENSORIK
Eutrofi Eutrofi
Normotonus Normotonus
- Kesan lateralisasi: -
- Kekuatan motorik tidak dapat dinilai karena pasien tidak dapat memahami
perintah
- Sensorik tidak dapat dilakukan karena pasien tidak kooperatif
KOORDINASI
Hematology
PEMERIKSAAN Basophil
Eosinophil
0
1
%
%
0-1
1-3
PENUNJANG
Band neutrophil 3 % 2-6
Segment neutrophil 85 % 50-70
Lymphocyte 6 % 25-40
Monocyte 5 % 2-8
ESR 15 mm/hours 0 – 15
Biochemistry
Belum dilakukan
CT SCAN THORAX
Kesan :
● Pada CT scan kepala tanpa kontras
didapatkan multipel nodul hiperdens
terkalsifikasi pada dinding ventrikel
lateralis kiri (diameter ± 0,2-0,3 cm) →
curiga tuberous sclerosis.
● Struktur otak intrakranial lainnya dalam
batas normal.
● Tidak tampak infark akut maupun
pendarahan.
TATALAKSANA DI IGD : NONMEDIKAMENTOSA
Periksa tanda-tanda vital pasien (nadi 174, laju napas 40, suhu 38.2, tekanan darah 122/69
mmHg)
● Primary survey
○ Airway: clear
○ Breathing: spontan, reguler → diberikan oksigen 5 lpm melalui nasal canule untuk
memastikan saturasi oksigen pada pasien maksimal
○ Circulation:
■ Pasang akses IV untuk pemberian loading dose obat spesifik dan pemberian
cairan. Selain itu juga digunakan sebagai akses pengambilan sampel darah
untuk pemeriksaan laboratorium (full blood count, Ur, Cr, ESR, GDS, SGOT/SGPT,
elektrolit, analisa gas darah, anti NS1, procalcitonin).
● Pemeriksaan pencitraan seperti CT Scan kepala dan toraks non kontras
● Konsultasi Sp.S
● Edukasi keluarga pasien resiko kejang berulang dan kemungkinan dibutuhkannya
intubasi dan rawat di HCU.
TATALAKSANA DI IGD : MEDIKAMENTOSA
● Diazepam 1x10 mg supp → diberikan di IGD karena pasien kejang 3 kali, dengan
durasi <5 menit, diantara kejang pasien tidak sadar
● Ranitidine 1x50 mg IV
● Fenitoin 1x700 mg IV drip dalam > 1 jam
● Paracetamol 1x1 g IV drip
● NaCl 0,9% 500 ml/8 jam
TATALAKSANA DI RUANGAN
● Fenitoin 1 x 100 mg IV (1 hari) → 3x100 mg PO
● Karbamazepine 2x300 mg PO
● Paracetamol 3x500 mg PO PRN
● Asetilsistein 3x200 mg PO
● Ventolin, Bisolvon, Fulmicort 1 tetes, TDS, nebu
● Betadine kumur
● Ringer lactate 500 ml/24 jam
PROGNOSIS
AD VITAM
Dubia ad bonam
AD FUNCTIONAM
Malam
AD SANACTIONAM
Malam
FOLLOW UP (04/08/2020)
S Belum dapat BAB, BAK normal A Epilepsi sekunder ec tuberous sclerosis
Sulit tidur Riwayat status epileptikus
Bebas kejang hari ke-4
● Fenitoin 3x100 mg PO
P
● Karbamazepine 2x300 mg PO
O KU : sakit ringan
● Paracetamol 3x500 mg PO PRN
Kesadaran : GCS E4M6Vaphasia ● Asetilsistein 3x200 mg PO
● Betadine kumur
TD : 110/80 mmHg, N: 78 x/m, RR: 20 x/m, S: 36.6°C, SpO2 : 97%
● Ringer lactate 500 ml/24 jam
Nervus kranialis: dalam batas normal
Kaku kuduk & kuduk kaku: -
Babinski (-)
Refleks fisiologis
● Bicep: 2+ / 2+
● Tricep: 2+ / 2+
● Brachiradialis: 2+ / 2+
● KPR: 2+ / 2+
● APR: 2+ / 2+
Motorik : kesan lateralisasi (-), kekuatan motorik tidak dapat
dinilai
Sensorik: tidak dapat dinilai
Pulmo: VBS +/+, Rh -/-, Wh -/-
ANALISA
KASUS
STATUS EPILEPTIKUS MENURUT ILAE 2015
Non-konvulsif =
Konvulsif =
perubahan
bangkitan durasi
kesadaran
> 5 menit atau
maupun perilaku
berulang 2x tanpa
tanpa manifestasi
pulih kesadaran
motorik namun
antara bangkitan
terlihat pada EEG
KELAINAN AUTOIMMUNE
STRUKTURAL
Malformasi korteks Diagnosis tuberous sclerosis
dan encephalopathy sudah terkonfirmasi saat
pasien datang, dan hal ini
GENETIK menjelaskan riwayat pasien
yang memiliki kejang
Juvenile myoclonic
berulang.
epilepsy
PATOFISIOLOGI TUBEROUS SCLEROSIS
01 02 03
Pengobatan di IGD :
● Pasien bebas kejang selama 24 jam
● Diazepam 1x10 mg supp → diberikan di
setelah pemberian midazolam, →
IGD karena pasien kejang 3 kali, dengan
diturunkan bertahap dengan kecepatan
durasi <5 menit, diantara kejang pasien
0.1 mg/jam dan → dihentikan setelah 48
tidak sadar
jam bebas kejang.
● Fenitoin 1x700 mg IV drip dalam > 1 jam
● Dosis rumatan fenitoin : 100 mg (PO/IV)
● Paracetamol 1x1 g IV drip
diberikan per 6-8 jam
Pengobatan di Ruangan :
● Saat terapi oral dimulai, dosis : 300
● Fenitoin 1 x 100 mg IV (1 hari) → 3x100 mg
mg/hari, tidak tergantung pada berat
PO
badan
● Karbamazepine 2x300 mg PO
● Phenobarbital : 100-300 mg/hari terbagi
● Paracetamol 3x500 mg PO PRN
menjadi 1-2 dosis
MAINTENANCE OAE
PRINSIP
TERAPI OAE
- Diagnosis epilepsi
- ≥ 2 bangkitan/tahun
- Bangkitan terjadi berulang
tanpa pencetus
- Mulai dengan monoterapi
- Dosis rendah dinaikkan
PERDOSSI
PROGNOSIS - Mortalitas SE fokal > umum
- Tergantung etiologi, usia
- Non konvulsif (88.89%)
- Epilepsi fokal (59.7%)
TSC - Epilepsi umum (31.1%)
SE
- Tergantung manifestasi
SSP, renal & pulmonal
- Angka kematian median
33 tahun