Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

Disusun oleh:

Harsya Parma Phastika/01073190007

Dibimbing oleh:

dr. Pricilla Yani Gunawan, Sp.S

Kepaniteraan Klinik Ilmu Neurologi

Siloam Hospital Lippo Village – Rumah Sakit Umum Siloam

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

Periode Desember 2019 - Januari 2020

Tangerang
LAPORAN KASUS

1.1 Identitas pasien


Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 75 tahun
Status perkawinan : Sudah menikah
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pedagang

Tanggal masuk RS : 13 Desember 2019 pukul 06.28 WIB


Tanggal pemeriksaan : 19 Desember 2019 pukul 07.36 WIB

1.2 Anamnesis
Dilakukan secara alloanamnesis dengan pasien di bangsal Rumah Sakit Umum Siloam
pada tanggal 19 Desember 2019 pukul 07.36 WIB

1.2.1 Keluhan utama


Bicara pelo dan kelemahan anggota gerak kanan secara tiba-tiba sejak 10 menit
sebelum di konsul ke bagian neurologi pada tanggal 18 Desember 2019.

1.2.2 Riwayat penyakit sekarang


Pasien dikonsulkan ke bagian neurologi karena bicara pelo tiba-tiba sejak 10 menit
sebelumnya. Pada pukul 12.50 WIB bicara pasien mendadak pelo. Pasien tidak dapat
berbicara dan hanya mampu mengerang dan tidak mampu mengucapkan satu kata pun.
Anggota gerak pasien yang sebelah kanan juga tiba-tiba mengalami kelemahan. Pada
jam 13.00 WIB pasien di konsulkan ke bagian neurologi dan disarankan dilakukan CT-
Scan kepala non kontras. Pukul 13.15 WIB pasien di setujui untuk dilakukan CT-Scan
kepala non-kontras. Pada pukul 14.00 WIB hasil CT-Scan keluar. Setelah hasil
dilaporkan ke bagian neurologi, pasien akhirnya disetujui untuk dipindahkan ke stroke
corner Rumah Sakit Umum Siloam Karawaci pada pukul 16.55 WIB.
1.2.3 Riwayat penyakit dahulu
Pasien sebelumnya dirawat di bangsal Rumah Sakit Umum Siloam karena infark
miokard non-ST elevasi dan telah dilakukan tindakan Primary PCI pada tanggal 13
Desember 2019.
Pasien memiliki riwayat diabetes melitus yang terkontrol
Pasien memiliki riwayat penyakit jantung kongestif

1.2.4 Riwayat penyakit keluarga


Di keluarga pasien tidak ada keluhan serupa
Di keluarga pasien tidak ada riwayat hipertensi

1.2.5 Riwayat sosial/kebiasaan/pola hidup


Pasien merupakan perokok berat. Biasanya pasien merokok __ batang/bungkus sehari

1.3 Pemeriksaan fisik


1.3.1 Status generalis
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4M6Vafasia)
Tekanan darah : 119/77
Nadi : 100x/menit
Pernapasan : 18x/menit
Suhu : 36,7
Kepala : Normosefali
Mata : pupil bulat, isokor, 3mm/3mm
THT : sekret (-), darah (-), penurunan pendengaran (-)
Leher : pembesaran kgb (-)
Paru : VBS +/+, rhonchi (+/+), Wheezing (-/-)
Dada : simetris
Jantung : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : supel, bising usus (+), NT (-)

1.3.2 Status neurologis


i. GCS : 15 (E4M6Vafasia)
ii. Tanda rangsang meningeal
a. Kaku kuduk :-
b. Lasegue : >70/>70
c. Kernig : >135/>135
d. Brudzinski I :-
e. Brudzinski II :-
iii. Saraf Kranialis

Saraf Kranial Kanan Kiri

Nervus I Tidak dilakukan

Nervus II

Visus Tidak dilakukan Tidak dapat dilakukan

Lapang pandang Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Nervus III, IV, VI

Sikap bola mata orthophoria orthophoria

Pupil Isokor, bulat 3 mm Isokor, bulat 3 mm

RCL + +

RCTL + +

Nystagmus - -

Pergerakan bola mata normal normal

Doll’s Eye (+) (+)


Nervus V

Motorik

Inspeksi Tidak dapat dilakukan Tidak dapat dilakukan

Palpasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Membuka mulut Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Gerakan rahang Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Sensorik

Sensibilitasi V1 Tidak dapat dilakukan Tidak dapat dilakukan

Sensibilitas V2 Tidak dapat dilakukan Tidak dapat dilakukan

Sensibilitas V3 Tidak dapat dilakukan Tidak dapat dilakukan

Reflek Kornea Normal Normal

Nervus VII

Sikap mulut istirahat Asimetris, jatuh ke kanan

Angkat alis, kerut dahi, normal


tutup mata
dengan kuat
normal
Kembung pipi
normal
Menyeringai
normal
Rasa kecap 2/3 anterior
lidah
Nervus VIII

Nervus koklearis

Rinne Tidak dapat dilakukan

Weber Tidak dapat dilakukan

Schwabach Tidak dapat dilakukan

Nervus vestibularis

Nystagmus -/-

Romberg test Tidak dapat dilakukan

Romberg dipertajam Tidak dapat dilakukan

Tandem gait Tidak dapat dilakukan

Nervus IX, X

Arkus faring simetris

Uvula deviasi (-)

Disfoni -

Disfagi -

Reflex faring +

Nervus XI

Sternocleidomastoid Tidak dapat dilakukan

Trapezius Tidak dapat dilakukan


Nervus XII

Deviasi + ke kanan

Atrofi -

Fasikulasi -

Tremor -

iv. Motorik
Ekstremitas atas

Kanan Kiri

Atrofi - -

Fasikulasi - -

Tonus Normotonus Normotonus

Gerakan involunter - -

Ekstremitas bawah

Kanan Kiri

Atrofi - -

Fasikulasi - -

Tonus Normotonus Normotonus

Gerakan involunter - -
Kekuatan motorik

1111 5555

1111 5555

v. Refleks fisiologis

Kanan Kiri

Biceps ++ ++

Triceps ++ ++

Patellar ++ ++

Achilles ++ ++

vi. Refleks patologis

Kanan Kiri

Babinski - -

Chaddock - -

Oppenheim - -

Gordon - -

Schaffer - -
vii. Sensorik

Kanan Kiri

Raba normal normal

Nyeri Normal normal

Suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukan

viii. Koordinasi
● Tes tunjuk-hidung : tidak dapat dilakukan
● Tes tumit-lutut : tidak dapat dilakukan
● Disdiadokokinesis : tidak dapat dilakukan
ix. Otonom
● Miksi : dalam batas normal
● Defekasi : dalam batas normal
● Sekresi keringat : dalam batas normal

x. Fungsi luhur MMSE : tidak dapat dilakukan

1.4 Saran pemeriksaan


- CT-Scan kepala non-kontras
- Pemeriksaan darah lengkap, fungsi liver (SGOT, SGOT), fungsi ginjal (Ureum,
Creatinine), GDS, Elektrolit, Analisa Gas Darah, Lipid Profile

1.5 Pemeriksaan penunjang


CT-Scan kepala non-kontras (18/12)
- Infark akut pada lobus parieto-temporal kiri
- Infark awal subakut pada kapsula eksterna, insula kiri
Laboratorium (18/12)
Hematology

Hasil Pemeriksaan Referensi

Haemoglobin 14.10 g/dL 11.7-15.5

Hematocrit 42.40 % 35-47


Erythrocyte 4.75 106/mL 3.6-5.2

White Blood Cell 8.40 103/mL 3.6 – 11.0

Basophil 0 0-1

Eosinophil 3 1-3

Band Neutrophil 3 2-6

Segment Neutrophil 55 50 - 70

Lymphocyte 31 25 - 40

Monocyte 8 2-8

Platelet Count 197 103/mL 150 - 440

ESR 7 mm/hours 0 - 15

MCV 89.30 fL 80 - 100

MCH 29.70 pg 26 - 34

MCHC 33.30 g/dL 32 - 36

Biochemistry

Hasil Pemeriksaan Referensi

SGOT 24 U/L 0 - 40

SGPT 31 U/L 0 - 41
Ureum 29 mg/dL <50

Creatinine 1.1 mg/dL 0.5 - 1.3

eGFR 81.8 mL/mnt/1,73 m2 >=60

CK-MB 15.7 u/L 7 - 25

Troponin T hs 98.8 pg/mL 0 – 14

Blood Random Glucose 101 mg/dL <200

Sodium 139 mmol/L 137 - 145

Potassium 3.8 mmol/L 3.6 - 5

Chloride 101 mmol/L 98 - 107

1.6 Resume
Pasien laki-laki usia 75 tahun dikonsulkan ke bagian neurologi dengan keluhan utama
bicara pelo dan kelemahan anggota gerak kanan yang muncul secara tiba-tiba. Pasien
sebelumnya sedang dirawat karena NSTEMI anterior dan telah menjalani tindakan primary
PCI. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus. Pasien merupakan
perokok berat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS pasien E4M6Vafasia. Status neurologis pasien
parese N. VII dextra sentral, parese N. XII sentral, afasia global, dan hemiplegia dextra.
Pada pemeriksaan CT-Scan kepala non-kontras (18/12) ditemukan infark akut pada
lobus parieto-temporal kiri dan infark awal subakut pada kapsula eksterna, insula kiri
1.7 Diagnosis
Klinis : Afasia global, emiplegi dextra, parese N.VII dextra sentral, parese N. XII
dextra
Topis : Kortikal hemisfer serebri sinistra
Etiologis : Vaskuler
Patologis : Infark

1.8 Diagnosis kerja


Stroke Iskemik

1.9 Diagnosis banding

1.10 Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

1.11 Terapi yang diberikan di rumah sakit


- Lasix 2x20 mg IV
- Atorvastatin 1x40 mg PO
- Clopidogrel 1x75 mg PO
- Ramipril 1x5mg PO
- Citicolin 1x500 mg IV
- Levofloxacin 1x500 mg PO
- Aldactone 1x25 mg PO
- Bicnat 2x50 mg PO
- Asetilsistein 2x600mg PO
- Simarc 1x2mg PO
- Novorapid 3x8 unit subkutan
- ISDN 5mg sublingual bila perlu
- Aspilet 1x80mg PO
- Cordaron 2x200mg PO
FOLLOW-UP

Tanggal Follow-Up

19 Desember 2019 SUBJECTIVE:


-

OBJECTIVE:
GCS: E4M5Vafasia
TD: 119/67
N: 100x/menit
P: 20x/menit
S: 36,2 oC

● Motorik: hemiplegi kanan, atas 1111/5555, bawah 1111/5555


● Parese CN VII dextra sentral
● Parese CN IX X
● Global afasia

ASSESSMENT:
1. CVDNH OH1
2. Diabtes melitus
3. CKD
4. CAD2VD
5. Bronchitis

TERAPI YANG DIBERIKAN:


- Lasix 2x20 mg IV
- Atorvastatin 1x40 mg PO
- Clopidogrel 1x75 mg PO
- Ramipril 1x5mg PO
- Citicolin 1x500 mg IV
- Levofloxacin 1x500 mg PO
- Aldactone 1x25 mg PO
- Bicnat 2x50 mg PO
- Asetilsistein 2x600mg PO
- Simarc 1x2mg PO
- Novorapid 3x8 unit subkutan
- ISDN 5mg sublingual bila perlu
- Aspilet 1x80mg PO
- Cordaron 2x200mg PO

Tanggal Follow-Up

20 Desember 2019 SUBJECTIVE:


-

OBJECTIVE:
GCS: E4M5V6
TD: 115/62
N: 96x/menit
P: 22x/menit
S: 36.5 oC

● Motorik: hemiplegi kanan, atas 1111/5555, bawah 1111/5555


● Parese CN VII dextra sentral
● Parese CN IX X
● Global afasia

ASSESSMENT:
1. CVDNH OH1
2. Diabtes melitus
3. CKD
4. CAD
5. Bronchitis

TERAPI YANG DIBERIKAN:


- Lasix 2x20 mg IV
- Atorvastatin 1x40 mg PO
- Clopidogrel 1x75 mg PO
- Ramipril 1x5mg PO
- Citicolin 1x500 mg IV
- Levofloxacin 1x500 mg PO
- Aldactone 1x25 mg PO
- Bicnat 2x50 mg PO
- Asetilsistein 2x600mg PO
- Simarc 1x2mg PO
- Novorapid 3x8 unit subkutan
- ISDN 5mg sublingual bila perlu
- Aspilet 1x80mg PO
- Cordaron 2x200mg PO

Tanggal Follow-Up

21 Desember 2019 SUBJECTIVE:


-

OBJECTIVE:
GCS: E4M5V6
TD: 105/61
N: 78x/menit
P: 17x/menit
S: 36.9 oC

● Motorik: hemiplegi kanan, atas 1111/5555, bawah 1111/5555


● Parese CN VII dextra sentral
● Parese CN IX X
● Global afasia

ASSESSMENT:
1. CVDNH OH1
2. Diabtes melitus
3. CKD
4. CAD
5. Bronchitis

TERAPI YANG DIBERIKAN:


- Atorvastatin 1x40 mg PO
- Clopidogrel 1x75 mg PO
- Bicnat 2x50 mg PO
- Asetilsistein 2x600mg PO
- Simarc 1x2mg PO
- ISDN 5mg sublingual bila perlu
- Aspilet 1x80mg PO

Tanggal Follow-Up

22 Desember 2019 SUBJECTIVE:


-

OBJECTIVE:
GCS: E4M5V6
TD: 120/80
N: 80x/menit
P: 20x/menit
S: 36.9 oC

● Motorik: hemiplegi kanan, atas 1111/5555, bawah 1111/5555


● Parese CN VII dextra sentral
● Parese CN IX X
● Global afasia

ASSESSMENT:
1. CVDNH OH1
2. Diabtes melitus
3. CKD
4. CAD
5. Bronchitis

TERAPI YANG DIBERIKAN:


- Atorvastatin 1x40 mg PO
- Clopidogrel 1x75 mg PO
- Bicnat 2x50 mg PO
- Asetilsistein 2x600mg PO
- Simarc 1x2mg PO
- ISDN 5mg sublingual bila perlu
- Aspilet 1x80mg PO

Tanggal Follow-Up

23 Desember 2019 SUBJECTIVE:


-

OBJECTIVE:
GCS: E4M5V6
TD: 120/80
N: 80x/menit
P: 20x/menit
S: 36.9 oC

● Motorik: hemiplegi kanan, atas 1111/5555, bawah 1111/5555


● Parese CN VII dextra sentral
● Parese CN IX X
● Global afasia

ASSESSMENT:
1. CVDNH OH1
2. Diabtes melitus
3. CKD
4. CAD
5. Bronchitis

TERAPI YANG DIBERIKAN:


- Atorvastatin 1x40 mg PO
- Clopidogrel 1x75 mg PO
- Bicnat 2x50 mg PO
- Asetilsistein 2x600mg PO
- Simarc 1x2mg PO
- ISDN 5mg sublingual bila perlu
- Aspilet 1x80mg PO

Tanggal Follow-Up

24 Desember 2019 SUBJECTIVE:


-

OBJECTIVE:
GCS: E4M5V6
TD: 110/70
N: 80x/menit
P: 19x/menit
S: 36.6 oC

● Motorik: hemiplegi kanan, atas 1111/5555, bawah 1111/5555


● Parese CN VII dextra sentral
● Parese CN IX X
● Global afasia

ASSESSMENT:
1. CVDNH OH1
2. Diabtes melitus
3. CKD
4. CAD
5. Bronchitis
TERAPI YANG DIBERIKAN:
- Atorvastatin 1x40 mg PO
- Clopidogrel 1x75 mg PO
- Bicnat 2x50 mg PO
- Asetilsistein 2x600mg PO
- Simarc 1x2mg PO
- ISDN 5mg sublingual bila perlu
- Aspilet 1x80mg PO

Tanggal Follow-Up

25 Desember 2019 SUBJECTIVE:


-

OBJECTIVE:
GCS: E4M5V6
TD: 100/80
N: 78x/menit
P: 20x/menit
S: 37,2 oC

● Motorik: hemiplegi kanan, atas 1111/5555, bawah 1111/5555


● Parese CN VII dextra sentral
● Parese CN IX X
● Global afasia

ASSESSMENT:
1. CVDNH OH1
2. Diabtes melitus
3. CKD
4. CAD
5. Bronchitis

TERAPI YANG DIBERIKAN:


- Atorvastatin 1x40 mg PO
- Clopidogrel 1x75 mg PO
- Bicnat 2x50 mg PO
- Asetilsistein 2x600mg PO
- Simarc 1x2mg PO
- ISDN 5mg sublingual bila perlu
- Aspilet 1x80mg PO

Tanggal Follow-Up

26 Desember 2019 SUBJECTIVE:


-

OBJECTIVE:
GCS: E4M5V6
TD: 110/70
N: 72x/menit
P: 20x/menit
S: 36.9 oC

● Motorik: hemiplegi kanan, atas 1111/5555, bawah 1111/5555


● Parese CN VII dextra sentral
● Parese CN IX X
● Global afasia

ASSESSMENT:
1. CVDNH OH1
2. Diabtes melitus
3. CKD
4. CAD
5. Bronchitis

TERAPI YANG DIBERIKAN:


- Atorvastatin 1x40 mg PO
- Clopidogrel 1x75 mg PO
- Bicnat 2x50 mg PO
- Asetilsistein 2x600mg PO
- Simarc 1x2mg PO
- ISDN 5mg sublingual bila perlu
- Aspilet 1x80mg PO
ANALISA KASUS

Pasien laki-laki berumur 75 tahun di konsultasi ke bagian neurologi dengan keluhan


utama bicara mendadak pelo dan anggota gerak kanan tidak bisa bergerak secara tiba-tiba pada
pukul 13.50 WIB 18 Desember 2019. Pada pasien ini kejadian terjadi secara mendadak dan
bersifat akut. Etiologi dari keluhan pasien dapat berasal dari trauma, vaskuler, infeksi, atau
metabolik. Anamnesis dan pemeriksaan fisik diperlukan untuk menyingkirkan diagnosis
bandingnya. Pada pasien ini tidak ditemukan riwayat trauma, oleh karena itu penyebab dari
trauma disingkirkan. Pasien juga tidak demam, nyeri, dan tanda-tanda prodromal lainnya. Pada
pasien ini, etiologi infeksi dapat disingkirkan. Untuk gangguan pada metabolik, keluhan
kelemahan anggota badan biasanya disebabkan oleh hipoglikemia, hiperglikemia, gangguan
elektrolit, ensefalopati uremikam, atau ensefalopati hepatikum. Biasanya etiologi metabolik
memiliki gejala kelemahan yang bersifat generalisata. Pada pasien ini etiologi metabolik dapat
di singkirkan dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Oleh karena
itu, etiologi yang paling memungkinkan dari pasien ini adalah vaskular

Jika pasien mengeluhkan kelemahan anggota gerak, maka harus dicari distribusi dari
kelemahannya untuk mengetahui penyebabnya.

Setelah distribusi dari kelemahan di ketahui, sifat dari lesi juga harus dicari. Apakah
lesi berasal dari UMN atau LMN.
Pada pasien ini ditemukan kesan hemiparesis di saraf kranialis dan motorik. Pada pasien
juga ditemukan afasia global. Pasien memiliki lesi UMN yang mengarah ke lesi di sistem saraf
pusat. Pada pasien ini, lesi berasal dari otak karena ada keterlibatan saraf kranialis dan pusat
bahasa. Diagnosis banding lesi pada batang otak dapat disingkirkan karena tidak ada lesi
alternans.

Stroke adalah suatu defisit neurologis yang menetap >24 jam dan dapat menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke sendiri dibagi menjadi
2, tipe sumbatan atau iskemik dan tipe pendarahan atau hemoragik. Tipe iskemik dapat dibagi
lagi menjadi dua subtype, yaitu yang disebabkan oleh emboli atau yang disebabkan oleh
thrombus/thrombosis. Membedakan ketiga tipe stroke ini secara objektif dibantu dengan
pemeriksaan radiologi. Namun kecurigaan seseorang menderita stroke iskemik atau
pendarahan dapat diarahkan dengan anamnesis. Perlu diingat bahwa segala jenis stroke karena
etiologinya yang berasal dari vaskular, maka manifestasi yang timbul juga harus bersifat akut
atau mendadak. Pada pasien ini, stroke yang dialami pasien dapat dicurigai diakibatkan oleh
kardioemboli stroke, paradoxical stroke, hypercoagulable state. Pasien juga memiliki riwayat
tindakan PCI yang dimana tindakan ini bisa memiliki komplikasi berupa stroke.

Pada pasien ini struktur anatomis yang terlibat adalah regio dari Middle Cerebral
Artery. Middle Cerebral Artery memperdarahi bagian lateral frontal, parietal, occipital dan
temporal. Gyrus sentralis memiliki regio precentral untuk fungsi motorik dan post central untuk
fungsi somatosensorik. Pada pemetaan di gambar bawah, regio somatosensorik berada pada
daerah post sentral (warna biru) dan regio motorik berada pada daerah pre sentral (warna pink).
Gambar berikutnya juga menjelaskan perjalanan dari traktus piramidalis.
Vaskularisasi otak terbagi atas sirkulasi anterior dan posterior. Untuk sistem anterior,
sumber perdarahan bermula dari arteri karotis interna yang akan melewati sinus transversus
untuk menjadi arteri serebri media. Arteri cerebri media membentuk banyak cabang
memperdarahi lobus frontal, parietal, dan temporal yang luas. kemudian arteri cerebri media
bercabang menjadi arteri cerebri anterior yang secara paralel berjalan ke arah media dan rostral,
memperdarahi perifer otak. Sementara pada posterior, arteri vertebralis akan menembus
setinggi foramen magnum kemudian akan melingkar bersatu dengan kontra lateralnya
membentuk Basilar artery. Sebelum bertemu dengan kontra lateralnya, arteri vertebralis akan
bercabang menjadi arteri Posterior Inferior Cerebellar (PICA) dan arteri anterior spinal. Basilar
arteri akan bercabang memberikan perdarahan pada cerebellum bagian anterior inferior,
sehingga diberikan nama anterior inferior cerebellar artery. Arteri basilar juga
memvaskularisasi batang otak dan sekelilingnya dengan cabang-cabang kecil daripada arteri
Basilar (pontine artery). Basilar artery juga akan berecabang menjadi arteri superior cerebellar
dan arteri posterior cerebral untuk memperdarahi cerebellum dan cerebrum bagian posterior.
Arteri posterior cerebral akan anastomosis dengan karotid interna menggunakan posterior
communicating artery guna untuk memberikan vaskularisasi ke anterior sewaktu-waktu bagian
anterior mengalami penurunan perfusi.
Tatalaksana fase akut adalah awalnya kita perlu memantau status neurologis dan tanda-
tanda vital (TD, nadi, suhu tubuh, sturasi oksigen), elevasikan kepala 30o, pastikan jalan nafas
bebas dan berikan oksigen. Pantau tekanan darah pasien, dalam beberapa hari pertama tekanan
darah pasien biasanya tinggi. Namun penurunan tekanan darah yang terlalu cepat akan
menyebabkan berkurangnya perfusi ke daerah penumbra, sebaliknya jika tekanan darah terlalu
tinggi akan menyebabkan terjadinya edema serebri dan transformasi hemoragik setelah
terjadinya rekanalisai. Hindari juga terjadinya hipotensi. Tekanan darah sebaiknya
dipertahankan optimal dengan skema sebagai berikut:
TD >220/120mmHg Tekanan darah diturunkan dengan hati- hati
sekitar 20%

TD 180-220/105-120 mmHg Dimulai obat- obatan oral penurun tekanan


darah
TD 140-180/80-105 mmHg Tunda pemberian obat - obat penurun
tekanan darah
TD <140/80 mmHg Stop obat hipertensi

Selain itu kita juga perlu memperhatikan suhu tubuh pasien, pertahankan agar tetap
normotermi. Pasien diberikan cairan isotonis dna hindari pemberian cairan yang hipotonis.
Koreksi elektrolit dan gangguan asam basa. Pasang nasogastric tube (NGT) dikarenakan pada
pasien ini adanya gangguan menelan. Penanganan pada kasus stroke iskemik akut dengan onset
kurang dari 3- 4.5 jam menggunakan recombinant tissue Plasminogen Activator (rtPA)
(Alteplase) akan memberikan outcome yang baik. Namun pada pasien ini tidak dilakukan rtPA.
Sehingga untuk pencegahan sekunder dengan memberikan antikoagulan atau antiplatelet, dan
penatalaksanaan faktor resiko. Pada pasien ini diberikan antikoagulan dan di berikan
antihipertensi untuk mengontrol tekanan darahnya, untuk faktor resiko SLE pasien ini
diberikan obat golongan steroid yaitu methylprednisolon, untuk mengatasi hiperkolestrolemia
akibat sindroma nefrotik pasien ini diberikan atorvastatin.
DAFTAR PUSTAKA

1. Baehr M, Frotscher M, Duus P. Duus' topical diagnosis in neurology: anatomy,


physiology, signs, symptoms. Thieme; 2005.

2. Brainin, M. & Heiss, W. D., 2010. Textbook of Stroke Medicine. New York:
Cambridge University Press

3. Hauser, S. L., 2013. Harrison’s Neurology in Clinical Medicine. 3rd ed. New York:
McGraw-Hill Education.
4. Kwok CS, Kontopantelis E, Myint PK, Zaman A, Berry C, Keavney B, Nolan J,
Ludman PF, de Belder MA, Buchan I, Mamas MA. Stroke following percutaneous
coronary intervention: type-specific incidence, outcomes and determinants seen by the
British Cardiovascular Intervention Society 2007–12. European heart journal. 2015 Apr
20;36(25):1618-28.
5. [Guideline] Broderick J, Connolly S, Feldmann E, Hanley D, Kase C, Krieger D, et al.
Guidelines for the management of spontaneous intracerebral hemorrhage in adults:
2007 update: a guideline from the American Heart Association/American Stroke
Association Stroke Council, High Blood Pressure Research Council, and the Quality of
Care and Outcomes in Research Interdisciplinary Working Group. Circulation. 2007
Oct 16. 116(16):e391-413

Anda mungkin juga menyukai