Penurunan Kesadaraan et
causa ICH
Stroke merupakan penyakit kegawatdaruratan yang bersifat akut dan salah satu
penyebab kecacatan dan kematian tertinggi di beberapa negara di dunia. Pada
tahun 2013 terdapat sekitar 25,7 juta kasus stroke, dengan hampir separuh
kasus (10,3 juta kasus) merupakan stroke pertama. Sebanyak 6,5 juta pasien
mengalami kematian dan 11,3 juta pasien mengalami kecacatan.
02
Laporan Kasus
-------------------------
Identitas Pasien
Nama : Ny.S
Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Lingkungan III, Kel Pijoan, Kec Jambi Luar
Agama : Islam
Masuk Rumah sakit : 25/09/2022 (IGD)
26/09/2022 (Stroke Unit)
Riwayat Penyakit Sekarang
± 1 Jam SMRS pasien datang dengan keluhan nyeri kepala yang hebat yang
dirasakan diseluruh sisi kepala. Pasien saat itu sedang dalam perjalanan mau
ke pasar dan tiba-tiba pasien merasakan kelemahan dianggota geraknya,
keluhan disertai mual dan muntah. Pasien mulai mengalami penurunan
kesadaran saat diperjalanan menuju RSUD Raden Mattaher, kejang tidak ada,
demam tidak ada, bicara pelo, pandangan kabur tidak ada, telinga berdenging
tidak ada.
Diketahui bahwa pasien mempunyai riwayat darah tinggi sejak ± 8 tahun
yang lalu dan tidak rutin minum obat dan tidak rutin kontrol. Dan ± 2 tahun
yang lalu setelah pasien melahirkan didapati gula darah os tinggi >200 dan
pasien diberikan suntik insulin selama 2 minggu dan setelah itu pasien tidak
menggunakan insulin lagi ataupun obat penurun gula darah lainnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak diketahui
Keadaan Umum dan Tanda Vital
Nadi : 88 kali/menit
Suhu : 36,5°C
SpO2 : 98 %
Status Generalis
Sikap : Kooperatif
Perhatian : Ada
Melihat Kembar - -
N.V
Membuka mulut Normal Normal
Mengunyah Normal Normal
Menggigit Normal Normal
Oftalmikus (sensori) Normal Normal
Maksila (sensori) Normal Normal
Mandibula (sensori) Normal Normal
Refleks Kornea (sensori) Normal Normal
Status Neurologi/Nervus Cranialis
Pemeriksaan Hasil
Koordinasi, Gait, dan Keseimbangan
Cara berjalan Tidak dilakukan pemeriksaan
Test Romberg Tidak dilakukan pemeriksaan
Disdiadokinesis Tidak dilakukan pemeriksaan
Ataksia Tidak dilakukan pemeriksaan
Rebound phenomen Tidak dilakukan pemeriksaan
Dismetria Tidak dilakukan pemeriksaan
Alat Vegetatif
Miksi Tidak dilakukan pemeriksaan
Defekasi Tidak dilakukan pemeriksaan
Status Neurologi
Pemeriksaan Hasil
Gerakan Abnormal
Rigiditas (-)
Atetosis (-)
Miokloni (-)
Tremor (-)
Khorea (-)
Tes Tambahan
Tes Nafziger Tidak dilakukan pemeriksaan
Tes Valsava Tidak dilakukan pemeriksaan
Darah Rutin & Elektrolit Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hematologi Rutin
Satuan Keterangan
Profil lipid
Kolesterol total 167 <200 Mg/dl
Trigliserida 78 <150 Mg/dl
HDL kolesterol 74 >35 Mg/dl
LDL kolesterol 119 0 - 99 Mg/dl H
CT-Scan Kepala
Cor
Aorta : Normal
Paru :
baik.
Kesan :
C O R : Kardiomegali
Paru : Bronkopneumoni
Diagnosis
Tatalaksana
Follow Up
Tanggal S O A P
27/09/2022 Kelemahan anggota K/U tampak sakit berat -Post penurunan kesadaran. - IVFD NaCl 0,9% + ketorolac 1 amp
gerak sebelah kanan - Manitol 4x125
HR-2 GCS :15 (CM) -Hemiparese dekstra spastik. - Inj. Ceftriaxone 1x2 gr
- Inj. Lansoprazole 1x1
Onset hari ke-3 TD : 185/93 mmhg -Parese N.VII dekstra central
- Inj. As tranexamat 3x500
N: 89 x/menit -Parese N.XII dekstra central - Inj.Citicoline 2x500 mg
- Gabaxa 1 kolf/hari
SPO2 : 100 % - ICH - Po. Aspar K 2x1
- Po. Candasartan 1x16 gr
RR : 18 x/menit - Inj. Levorapid 1x10 iu
S ; 36,5 C
HbA1C : 11,9
Follow Up
Follow Up
Follow Up
03
Tinjauan Pustaka
Definisi
53
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin, kimia
klinik dan profil lipid untuk mencari faktor resiko lain yang kemungkinan terlibat
pada perjalanan penyakit stroke pada pasien ini. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan
penunjang CT Scan kepala yang merupakan Golden Diagnosis dalam penegakkan
diagnosis jenis stroke. Hasil CT Scan menunjukkan intracerebral hemorrhage,
volume lebih kurang 8,5 cc. Lesi pada hemisfer sinistra inilah yang menyebabkan
hemiparesis dekstra karena jalur saraf motorik yang berasal dari korteks ini
bersilangan di dekusasio piramidalis sehingga mempersarafi ekstremitas
kontralateralnya.
54
Penatalaksanaan pada pasien ini dengan diberikan manitol yang merupakan larutan
Hiperosmolar yang digunakan untuk terapi meningkatkan osmolalitas serum dimana cara
kerjanya sebagai Diuretic Osmotik (Manitol) ialah meningkatkan Osmolalitas Plasma dan
menarik cairan normal dari dalam sel otak yang osmolarnya rendah ke intravaskuler yang
osmolar tinggi, untuk menurunkan edema Otak. Kemudian lovarapid diberikan untuk
menurunkan gula darah pasien, cefitriaxone diberikan sebagai antibiotik, asam traneksamat
digunakan untuk profilaksis dan pengobatan pendarahan yang disebabkan fibrinolysis yang
berlebihan dan angioedema hereditas, citicolin berperan untuk perbaikan membran sel saraf
melalui peningkatan sintesis phosphatidylcholine dan perbaikan neuron kolinergik yang rusak
melalui potensiasi dari produksi asetilkolin. Citicoline juga menunjukkan kemampuan untuk
meningkatkan kemampuan kognitif, Citicoline diharapkan mampu membantu rehabilitasi
memori pada pasien dengan luka pada kepala dengan cara membantu dalam pemulihan darah
ke otak. Amlodipine merupakan antagonis kalsium golongan dihidropiridin (antagonis ion
kalsium) yang menghambat influks (masuknya) ion kalsium melalui membran ke dalam otot
polos vaskular dan otot jantung, sehingga mempengaruhi kontraksi otot polos vaskular dan otot 55
jantung. Amlodipine menghambat influks ion kalsium secara selektif, di mana sebagian besar
mempunyai efek pada sel otot polos vaskular dibandingkan sel otot jantung.
Diagnosis
Kesimpulan
Thanks!