Disusun oleh :
Dosen Pembimbing:
DR. dr. Rizaldi Pinzon, M.Kes, Sp. S.
1
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. P
Usia : tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Yogyakarta
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
II. ANAMNESA
Anamnesis dilakukan pada hari Sabtu, 13 Januari 2018 di Ruang H, RS Bethesda
Yogyakarta.
A. Keluhan Utama
Nyeri pada kedua pinggang
Pada tanggal 12 Januari 2018, pasien merasakan nyeri pada kedua pinggang.
Awal mulanya pasien sedang mencuci baju dalam posisi jongkok, kemudian saat
akan berdiri pinggang pasien sangat sakit dan tidak dapat berjalan, sehingga di bawa
ke IGD RS Bethesda Yogyakarta. Sebelumnya pasien memiliki riwayat trauma
sekitar kurang lebih tiga bulan yang lalu jatuh di aspal dimana kaki kiri terluka.
2
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (-)
DM (-)
Penyakit autoimun (-)
E. Riwayat Pengobatan
Pasien tidak mengaku tidak memiliki obat yang diminum rutin.
F. Riwayat Alergi
-
1. Deskripsi umum
Keadaan umum : Baik
GCS : E4 V5 M6
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 78x/menit
Napas : 18x/menit
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Suhu : 36oC
3
2. Kepala
Normocephali, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), bibir kering (-)
3. Leher
Pembesaran kelenjar getah bening (-), Pembesaran kelenjar tiroid (-).
4. Thorax
Paru
Inspeksi : ketinggalan gerak napas (-), massa (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), fremitus (N), kembang dada (N)
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di linea midclavikularis sinistra SIC V
Perkusi : batas jantung di linea parasternalis dextra – linea midclavicularis
sinistra.
Auskultasi : suara S1-S2 normal, bising (-),S3 S4 (-), takikardi (-)
5. Abdomen
Inspeksi : distensi (-), massa (-)
Auskultasi : peristaltik usus (+) dalam batas normal.
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
6. Ekstremitas
Edem (-), CRT < 2 detik, akral hangat, kekuatan motorik :
555 555
555 555
4
7. Genitalia
Tidak dilakukan
8. Vertebra
Dilakukan
V. STATUS NEUROLOGIS
a. Kepala
Bentuk : normocephali
Nyeri tekan : -
b. Leher
Pergerakan : normal
Nyeri :-
Kaku kuduk :-
Brudzinski I :-
Brudzinski II : -
Brudzinski III : tidak dilakukan
Brudzinski IV : tidak dilakukan
Kernig sign :-
5
A. Pemeriksaan Nervus Kranialis
1. N. Olfaktorius
Kanan Kiri
2. N. Opticus
Kanan Kiri
3. N. Oculomotorius
Kanan Kiri
Ptosis - -
Pergerakan bulbus - -
Strabismus - -
Nistagmus - -
Eksoftalmus - -
Diplopia - -
6
4. N. Throclearis
Kanan Kiri
Diplopia - -
5. N. Trigeminus
Kanan Kiri
6. N. Abduscent
Kanan Kiri
Diplopia - -
7. N. Fascialis
Kanan Kiri
7
8. N. Vestibulokoklearis
Kanan Ki9iri
9. N. Glossofaringeus
Kanan Kiri
10. N. Vagus
Arkus faring Normal
Bicara Normal
Menelan Normal
Nadi Reguler
11. N. Accessorius
Kanan Kiri
8
12. N. Hypoglosus
Pergerakan lidah Normal
Tremor lidah -
Deviasi Lidah -
Atrofi -
Kekuatan
Brachii 5 5
Antebrachii 5 5
Carpal 5 5
Tonus + +
Sensibilitas taktil + +
Perasaan nyeri + +
Bisep + +
Trisep + +
Hofman – tromner - -
Kekuatan
9
Femoralis 5 5
Cruris 5 5
Tarsal 5 5
Tonus + +
Clonus - -
Sensibilitas taktil + +
Perasaan nyeri + +
Patella + +
Achiles + +
Babinski - -
Chaddok - -
Schaeffer - -
Gordon - -
Gonda - -
Bing - -
Rossolimo - -
Oppenheim - -
E. Pemeriksaan Vertebrae
Pemeriksaan Kanan Kiri
Laseque + +
Patrick (FABER) + +
10
F. Tes Koordinasi
Romberg test : Tidak dilakukan
Tes tandem walking (Gait) : Tidak dilakukan
Finger to nose : Tidak dilakukan
Heel to shin : tidak dilakukan
G. Gerakan abnormal
Tremor :-
Athetose :-
Myoclonik :-
Gerakan chorea :-
H. Alat Vegetatif
Miksi : normal
Defekasi : normal
11
+ +
Refleks Fisiologis
+ +
- -
- - Refleks Patologis
IX. Diagnosis
Diagnosis Klinis : Low Back Pain + Ischialgia
Diagnosis Topik : Radiks saraf L4-L5
Diagnosis Etiologi : Hernia Nucleus Pulposus
12
X. TERAPI
1. Farmakologi
- Antiplatelet
R/ Clopidogrel tab mg 75 No XIV
S.1dd.tab I
- Vitamin B12
R/ vitamin B12 tab mcg 100 No XXVIII
S.2dd tab I
2. Non-farmakologi
- Oksigen menggunakan nasal canul 4 ml/menit
- Tinggikan sandaran kepala 30 derajat.
XII. EDUKASI
- Kondisi istirahat total tidak secara terus menerus dianjurkan kecuali dalam
kondisi nyeri hebat.
- Posisi tidur terlentang untuk mengurangi gejala nyeri.
- Istirahat yang dimaksudkan untuk mengistirahatkan daerah nyeri dari hal – hal
yang memicu datangnya nyeri misalnya membungkuk, atau mengangkat
barang – barang berat.
- Jika nyeri menetap dalam 6 bulan dan ditemukan adanya kelainan pada MRI
yang berhubungan, operasi dapat merupakan sebuah pilihan terapi.
13
XIII. PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Funtionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Nyeri punggung bawah atau low back pain merupakan gejala berupa nyeri dan rasa tidak
nyaman di area belakang tubuh sampai tulang kosta hingga daerah bokong, daerah
lumbal, atau daerah lumbosacral dengan atau tanpa disertai nyeri radikular. Pada sebagian
besar nyeri punggung bawah tidak berbahaya, dan 85% disebabkan oleh kausa yang tidak
spesifik. Pada umumnya, penyebab terjadinya nyeri punggung bawah dibagi menjadi tiga,
yaitu akibat mekanik, non mekanik dan visceral.
II. Klasifikasi
Berdasarkan perjalanan klinisnya, low back pain terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Acute Low Back Pain
Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba –tiba dan
rentang waktu yang singkat, antara beberapa hari sampai beberpa minggu. Rasa nyeri
ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena luka
traumatik seperti kecelakaan mobil, atau terjatuh. Kejadian tersebut selain dapat
merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen, dan tendon. Pada kecelakaan yang
lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat sembuh sendiri.
14
Sampai saat ini penatalaksanaan awal nyeri pinggang akut terfokus pada istirahat dan
pemakainan obat analgesik.
2. Chronic Low Back Pain
Rasa nyeri pada chronic low back pain dapat terjadi lebih dari tiga bulan. Rasa nyeri
ini dapat berulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang
berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi
karena osteoartritis, rheumatoid artritis, proses degenerasi diskus intervertrebralis dan
tumor.
Klasifikasi low back pain berdasarkan penyebabnya yaitu:
1. Low back pain traumatik
a. Trauma pada unsur miofasial
b. Trauma pada komponen keras
2. Low back pain akibat proses degeneratif
a. Spondilosis
Perubahan degeneratif pada vertebra lumbo sakral dapat terjadi pada korpus
vertebra, arkus dan prosesus artikularis, serta ligamen yang menghubungkan bagian
– bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain. Pada proses spondilosis terjadi
rarefikasi korteks tulang belakang, penyempitan diskus dan osteofit-20 yang dapat
menimbulkan penyempitan dari foramina intervertebralis.
b. Hernia Nucleus Pulposus
Perubahan degenratif juga dapat mengenai annulus fibrosa diskus intervertebralis
dan bila terobek dapat disusul dengan protusio diskus intervertebralis yang
akhirnya menimbulkan hernia nucleus pulposus. HNP paling sering mengenai
diskus intervertebralis L5-S1 dan L4-L5.
c. Osteoartritis
Pada osteoartritis terjadi degenerasi akibat trauma kecil yang terjadi berulang
selama bertahun – tahun. Terbatasnta pergerakan sepanjang kolumna vertebralis
pada osteoartritis akan menyebabkan tarikan dan tekanan pada otot atau ligamen
pada setiap gerakan sehingga menimbulkan nyeri punggung bawah.
3. Low back pain akibat penyakit inflamasi
15
a. Reumatoid artritis
Reumatoid artritis merupakan penyakit autoimun yang menyerang persendian
tulang. Akibat radang pada sinovium yang menahun, akan terjadi kerusakan pada
tulang rawan, sendi, tendon, dan ligamen di sendi.
b. Spondilitis angilopoetika
4. Low back pain akibat gangguan metabolik
Osteoporosis merupakan suatu penyakit metabolik tulang yang ditandai oleh
menurunnya massa tulang oleh karena berkurangnya matriks dan mineral tulang disertai
dengan kerusakan mikroarsitektur dari jaringan tulang.
5. Low back pain akibat neoplasma
6. Low back pain sebagai referred pain
7. Low back pain psikogenik
III. Patofisiologi
Berbagai struktur yang peka terhadap nyeri seperti kapsula artikularis, otot,
ligamentum, 1/3 luar anulus fibrosus,memiliki nosisseptor yang peka terhadap stimulus.
Bila terdapat stimulus, diikuti keluarnya media inflamasi yang memicu terjadinya persepsi
nyeri. Selain persepsi nyeri, salah satu mekanisme untuk mengurangi kerusakan jaringan
adalah dengan spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot yang berlebihan dan
terus menerus menyebabkan iskemia dan inflamasi. Spasme otot yang terus menerus juga
membatasi pergerakan individu tersebut, sehingga ketika individu tersebut akan bergerak,
individu tersebut akan mengalami rasa nyeri khususnya daerah tulang belakang. Hal inilah
memiliki efek nyeri. Herniasi dan kompresi yang secara terus-menerus terjadi dapat
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri punggung bawah, yaitu:
16
a. Aktivitas fisik
b. Keganasan
c. Infeksi
d. Usia
e. Stress psikologis
Pemilihan terapi bagi pasien disesuaikan berdasarkan lama perjalanan penyakit dan
tingkat keparahan yang dirasakan oleh pasien. Pada rekomendasi pertama, pasien dengan
low back pain akut (<4 minggu) atau subakut (4-12 minggu) akan membaik tanpa adanya
terapi sehingga dokter akan memberikan terapi suportif nonfarmakologis sebagai upaya
yang dilakukan untuk mempertahankan kondisi yang sudah ada, baik yang memiliki
dampak penurunan rasa nyeri maupun tidak, seperti dengan perbaikan gaya hidup non-
belakang. Jika perawatan farmakologis diinginkan, dokter dan pasien harus memilih obat
Ada kalanya keluhan pasien low back pain kronik (>12 minggu) tidak membaik
dengan hanya menggunakan terapi suportif sehingga pilihan terapi rekomendasi dua dapat
diberikan berupa pemilihan obat golongan NSAID sebagai terapi lini pertama, atau
17
tramadol atau duloxetine sebagai terapi lini kedua. Dokter hanya boleh mempertimbangkan
opioid sebagai pilihan apabila terapi pasien gagal dalam perawatan yang di atas dan hanya
a. Analgetik
Obat anti inflamasi non steroid yang sering digunakan yaitu Na-Diklofenak dosis
50 mg per 8 jam sekali, Meloksikam dosis 7,5-15 mg per 24 jam sekali, dan
dexketoprofen dosis 12,5-25 mg per 4-8 jam. Selain itu dapat pula aspirin dosis
Contoh obat dari golongan ini celecoxib 200mg per hari dan etoricoxib dosis 60-90
mg per hari.
d. Relaksan otot
Contoh obat dari golongan ini adalah diazepam 2-10mg/hari, baclofen 5mg per 8
e. Analgetik adjuvan
Amitriptilin dosis 10-25 mg, dinaikan sampai 150mg per hari yang diberikan pada
18
malam hari merupakan antidepresan yang sering digunakan. Sedangkan
f. opioid
Pada kasus nyeri punggung bawah beberapa modalitas dapat digunakan untuk
Stimulation) untuk penanganan nyeri punggung dapat digunakan pada fase akut. Terapi
pemanasan juga biasa dilakukan sebelum melakukan latihan, pada fase sub akut. Infrared
meningkatkan suhu kulit sehingga terjadi peningkatan aliran darah yang menyebabkan
relaksasi pada otot yang spasme. Juga berefek analgesik karena terstimulasinya reseptor
nyeri di kulit. Peningkatan suhu ini diduga dapat menjadi media untuk perbaikan jaringan,
Terapi intervensi juga dapat dilakukan dalam mengatasi low back pain kronis
dengan intensitaf tinggi. Tindakan intervensi dalam mengatasi nyeri tulang belakang dapat
dibagi atas intervensi injeksi seperti facet block, foraminal block dan epidural block atau
dengan operasi dengan prosedur minimal invasif seperti mikrodisektomi dan endoskopi
tulang belakang, adapula pilihan untuk operasi dengan prosedur less invasif seperti
posterior lumbar interbody fusion (PLIF), hingga operasi terbuka seperti dekompresi dan
stabilisasi.
19
1. Penderita perlu mendapat edukasi mengenai Proper Body Mechanics, yaitu
yang tepat.
atau pilates.
3. Berolah raga secara teratur. Pilihlah jenis olah raga yang tidak memberikan
5. Menjaga berat badan agar tetap berada dalam range berat badan normal.
7. Biasakan untuk bergerak secara berkala bagi yang bekerja dalam posisi duduk
8. Khusus para wanita, pilihlah untuk menggunakan sepatu beralas datar sesering
10. Bagi anda yang bekerja menggunakan komputer dengan durasi waktu yang
lama, lakukanlah hal-hal sebagai berikut : Ubahlah posisi duduk secara berkala
saat bekerja, karena posisi duduk statis dalam waktu yang lama memudahkan
munculnya rasa lelah dan ketidaknyamanan . Lakukanlah olah raga ringan
untuk menghindari pegal-pegal dan nyeri mata dengan berjalan, berdiri atau
pemanasan (stretching) beberapa menit setiap jam. Istirahatkan mata dengan
20
menggunakan rumus 20/20/20, yaitu setiap 20 menit sekali melihat objek yang
berjarak + 20 kaki (6m) selama 20 detik.
DAFTAR PUSTAKA
American Pain Foundation. Spotlight on Back Pain. Life-style tips. Available at:
http://www.painfoundation.org/learn/programs/spotlight-on-back-
pain/lifestyletips.html.Accessed August 2010.
Anestherita Fitri. Terapi KFR Pada LBP. Current Updates for General Practitioner 2017. Jakarta.
May 2017.
Faiz, Omar; Simon Blackburn; David Moffet. 2010. Anatomy At a Gance third edition. Willey-
Blackwell: west Sussex, UK
Harisson. 2012. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam volume I Edisi 13. Jakarta : EGC
Patrick, N., Emanski, E. and Knaub, M. 2016. Acute and Chronic Low Back Pain. Medical Clinics,
98(4), pp.169-181.
Pinzon, Rizaldi Taslim. 2016. Nyeri Punggung Bawah. Yogyakarta : Betha Grafika Yogyakarta
Ropper,A., Adams, R, M. and Samuels, M. 2014. Adams and Victor’s Principles of Neurolog. 10th
ed. New York: McGraw- Hill Medical
21
22