1.1
Definisi
Tumor atau dalam istilah medis disebut sebagai neoplasma, secara harfiah berarti pertumbuhan
baru. Neoplasma merupakan massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak
terkoordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus demikian, walaupun rangsangan
yang memicu perubahan tersebut telah berhenti. Tumor dapat dibedakan menjadi tumor jinak dan
tumor ganas atau lebih sering dikenal dengan sebutan kanker. Suatu tumor dikatakan jinak apabila
masih berdiferensiasi baik (secara morfologis dan fungsional masih mirip dengan sel asal), tumbuh
perlahan, tidak menginfiltrasi jaringan sekitar serta tidak bermetastasis ke organ lain.
1.2
Anamnesis
1. Memiliki riwayat herediter
2. Terdapat benjolan pada payudara dapat terasa nyeri maupun tidak
3. Benjolan tidak menghilang meskipun tidak dalam masa menstruasi
4. Tidak ada perubahan disekitar kulit, areola
1.3
Pemeriksaan Fisik
1. Teraba benjolan
2. Batas tegas
3. Mobile
4. Lunak
5. Dspat ditemukan nyeri tekan
1.4
Kriteria Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
1.5
Diagnosis Kerja
Tumor Jinak Payudara (Fibroadenoma mammae)
1.6
Diagnosis Banding
1. Lipoma
2. Mastitis
3. Kista payudara
1.7
Pemeriksaan Penunjang
USG
Mammografi
MRI
1.8
Tatalakasana
Non-Operatif
Pada kasus FAM yang bersifat asimtomatik, tidak membesar dengan cepat, dan tidak menyebabkan
deformitas secara kosmetik, penanganan konservatif dengan observasi payudara secara berkala
dapat menjadi pilihan.
Pasien harus diedukasi mengenai keamanan observasi FAM dan diberitahukan bahwa sekitar 10–
40% kasus FAM akan mengalami regresi spontan. Bila pasien merasa tidak nyaman dan khawatir
lesi FAM akan berubah menjadi keganasan, maka perlu dilakukan pembedahan.
Operatif
Disertai kelainan genetik atau penyakit lain yang berisiko tinggi untuk keganasan payudara
Pembedahan Eksisi
Panduan Praktik Klinis Rumah Sakit Siloam Yogyakarta
Prosedur ini merupakan pilihan utama pada FAM, termasuk pada giant fibroadenoma yang
menyebabkan distorsi jaringan payudara. Tujuan utama bedah eksisi adalah enukleasi secara total
dari FAM serta jaringan sehat sekitar tanpa menyebabkan deformitas iatrogenik pada payudara.
1.9
Edukasi
Setelah bedah, pasien sebaiknya disarankan untuk menghindari aktivitas berlebihan selama 6–8
minggu dan menggunakan pakaian yang memiliki efek kompresi selama 4–6 minggu untuk
mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Pasien diminta kontrol kembali setelah 4–8 minggu pascaoperasi, setiap 3 bulan pada tahun
pertama, setiap 6 bulan pada tahun kedua, dan setiap tahun pada tahun ketiga. Pada saat kontrol,
observasi ada tidaknya komplikasi dan rekurensi.
1.10
Perawatan
Rawat inap
1.11
Kriteria Kepulangan
Keluhan berkurang, tanda-tanda vital stabil, tidak ada tanda infeksi, mobilisasi
baik.
1.12
Tenaga Standard
Spesialis Bedah
1.13
Konsultasi
Spesialis Anestesi
1.14
Lama Perawatan
<7 hari
1.15
Masa Pemulihan
<7 hari
1.16
Prognosis
Baik
Komplikasi: infeksi luka operasi
1.17
Penelaah Kritis
Tim Dokter Spesialis Bedah
1.18
Panduan Praktik Klinis Rumah Sakit Siloam Yogyakarta
Patologi Anatomi
Dibutuhkan
1.19
Kegawatdaruratan
Elektif
1.20
Daftar Pustaka
1 Lee M, Soltanian HT. Breast Fibroadenomas in Adolescent: Current Perspectives. Adolesc Health
Med Ther. 2015;6:159-63. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4562655/
2. Cerrato F, Labow BI. Diagnosis and Management of Fibroadenomas in Adolescent Breast.
Semin Plast Surg. 2013;27(1):23-5. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3706050/
3. ruthi S, Jones KN. Non Surgical Management of Fibroadenoma and Virginal Breast
Hypertrophy. Semin Plast Surg. 2013;27(1):62-6.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3706058/