VERTIGO
Pembimbing:
dr. Hexanto Muhartomo, Sp.S(K)., M.Kes
Penyusun:
Mega Rebeka 112021211
Anamnesis
Diambil dari autoanamnesis tanggal 23 april 2022, jam 19:45 WIB di IGD RS PWDC
Keluhan utama
Pusing berputar sejak 1 hari SMRS
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan pusing berputar yang dirasakan sejak 1 hari SMRS dan dirasakan semakin memberat sejak pagi. Keluhan datang
tiba-tiba saat pasien sedang bekerja dirumah,dirasakan terus menerus hingga pasien tidak bisa tidur. Pasien merasa lingkungan
di sekitarnya berputar.
Keluhan pasien tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi kepala, namun pasien merasa lebih enak jika ia memejamkan
mata.
Keluhan juga disertai dengan mual dan muntah sebanyak 5x. Muntah setiap kali serangan hilang ,berwarna jernih, ampas
(-), darah (-), dan volume sekitar 1/3 gelas aqua.
Selain itu, pasien merasakan telinga sedikit berdenging disebelah kanan, sehingga merasakan adanya gangguan
pendengaran pada telinga sebelah kanan, sedangkan untuk telinga kiri normal.
Keluhan lainnya seperti lemah anggota gerak badan disangkal, penurunan kesadaran disangkal, demam tidak ada, kejang
tidak ada, pandangan kabur tidak ada, sulit menelan tidak ada, keluhan BAK dan BAB disangkal. Selama terjadi keluhan pasien
belum mengonsumsi obat apapun, merokok (-), alkohol (-) serta riwayat alergi makanan dan obat-obatan (-).
•Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat operasi : Tidak ada
• Riwayat hipertensi : Tidak ada
• Riwayat diabetes melitus : Tidak ada
• Riwayat penyakit jantung : Tidak ada
• Riwayat penyakit stroke : Tidak ada
• Riwayat penyakit paru : Tidak ada
• Riwayat penyakit hati : Tidak ada
• Riwayat penyakit ginjal : Tidak ada
•
•Riwayat penyakit keluarga
• Keluarga pasien tidak ada yang menderita hal yang sama seperti pasien.
• Riwayat operasi : Tidak ada
• Riwayat hipertensi : Tidak ada
• Riwayat diabetes melitus : Tidak ada
• Riwayat penyakit jantung : Tidak ada
• Riwayat penyakit stroke : Tidak ada
• Riwayat penyakit paru : Tidak ada
• Riwayat penyakit hati : Tidak ada
• Riwayat penyakit ginjal : Tidak ada
Pemeriksaan fisik dan Status Neurologis
Pemeriksaan fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis / E4M5V6= 15
• Tekanan Darah : 110/80mmHg
• Suhu : 35,6˚C
• Pernapasan : 20x/menit
• Nadi : 95x/menit
• SpO2 : 98%
• Kepala : Normocephali
• Mata : Pupil isokor kanan dan kiri, refleks pupil +
• Leher : Tidak tampak kelainan
• Dada : Simetris saat statis dan dinamis
• Jantung : BJ I-II murni reguler, gallop (-), murmur (-)
• Paru : Suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
• Perut :Cembung, bising usus (+) normoperistaltik, nyeri tekan (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
• Alat kelamin : tidak dilakukan
• Ekstremitas : Edema -/-, akral hangat +/+
Status Mental c. Rangsang meningeal
• Cara berpikir : Baik Kaku Kuduk : (-)
• Perasaan hati : Eutim
• Tingkah laku : Wajar Brudzinski : (-)
• Ingatan : Baik Laseque Sign : (-)
• Orientasi verbal : Baik
Kernig Sign : (-)
Status Neurologi
a. Kepala
• Bentuk : Normocephali
• Nyeri tekan : Tidak terdapat nyeri tekan
• Simetris : Simetris
b. Leher
• Sikap : Normal
• Pergerakan : ROM normal
Pemeriksaan saraf kranial
Saraf Kranial Kanan Kiri
N I. (Olfaktorius)
N II. (Optikus)
N III. (Okulomotorius)
Pupil, ukuran (mm) dan bentuk pupil 3 mm, Bulat 3 mm, Bulat
Badan
a. Motorik
• Respirasi : Spontan, Simetris dalam keadaan
statis dinamis
• Duduk : Normal
• Bentuk kolumna vertebralis : Normal
• Pergerakan kolumna vertebralis : Normal
b. Sensibilitas
• Taktil : Normal
• Nyeri : Normal
• Thermi : Tidak dilakukan
• Diskriminasi : Tidak dilakukan
• Lokalisasi : Tidak dilakukan
c. Refleks
• Refleks dinding perut : Tidak dilakukan
• Refleks kremaster : Tidak dilakukan
Cara berjalan Tidak dapat dilakukan
Koordinasi, gait
Tandem Gait Tidak dapat dilakukan
dan keseimbangan
Tes Romberg Tidak dapat dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Tidak diakukan
RESUME
Seorang pasien wanita berusia 26 tahun datang dengan keluhan pusing berputar yang dirasakan
sejak 1 hari SMRS dan dirasakan semakin memberat sejak pagi. Keluhan datang secara tiba-tiba saat
pasien sedang melakukan pekerjaan di rumah dan dirasakan terus menerus hingga pasien tidak bisa
tidur. Keluhan disertai dengan mual dan muntah sebanyak 5x. Muntah berwarna jernih, ampas (-),
darah (-), dan volume sekitar 1/3 gelas aqua. Selain itu, pasien juga merasakan telinga sedikit
berdenging dan adanya gangguan pendengaran pada telinga sebelah kanan.
Pada hasil pemeriksaan fisik menunjukkan pasien tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis
(GCS:15) dengan TTV dbn. Pemeriksaan status mental baik. Pada pemeriksaan neurologis tidak
didapatkan kelemahan pada ekstremitas ataupun wajah, tidak ada penurunan fungsi sensoris, serta
refleks patologis. Pada pemeriksaan koordinasi, ditemukan tangan kanan pasien tidak dapat melakukan
gerakan finger-nose-finger serta terdapat tinitus dan gangguan pendengaran pada telinga sebelah
kanan.
Diagnosis
• Diagnosis klinis : Vertigo perifer
• Diagnosis topis : Sistem vestibular
• Diagnosis etiologis : Idiopatik
Tatalaksana
• Tirah baring
• Infus RL
• Betahistin tab 1
• Difenhidramin 1 amp iv
• Ondansetron amp iv
Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere artinya memutar - merujuk pada
sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya
disebabkan oleh gangguan pada sistem keseimbangan.
Vertigo merupakan gejala yang sering didapatkan pada individu dengan prevalensi sebesar 7%.
Dizziness telah ditemukan menjadi keluhan yang paling sering diutarakan oleh pasien, yaitu sebesar
20-30% dari populasi umum.
Dari keempat jenis dizziness, vertigo merupakan yang paling sering yaitu sekitar 54%.
Vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding pria (2:1), sekitar 88% pasien mengalami
episode rekuren.
ETIOLOGI:
Kelainan Neurologis :
Kelainan telinga : Kelainan sirkularis :
Tumor otak, tumor
endapan kalsium Gangguan fungsi otak
Infeksi telinga bagian yang menekan saraf
pada salah satu sementara karena
dalam karena bakteri, vestibularis, sklerosis
Keadaan lingkungan : kanalis semisirkularis berkurangnya aliran
Obat-obatan : labirintis, penyakit multipel, dan patah
mabuk darat, mabuk di dalam telinga darah ke salah satu
alkohol, gentamisin. maniere, peradangan tulang otak yang
laut. bagian dalam yang bagian otak (transient
saraf vestibuler, disertai cedera pada
menyebabkan benign ischemic attack) pada
herpes zoster. labirin,
paroxysmal arteri vertebral dan
persyarafannya atau
positional arteri basiler.
keduanya.
KLASIFIKA
SI
Vertigo dapat berasal dari
kelainan di sentral (batang
otak, serebelum atau otak)
atau di perifer (telinga –
dalam, atau saraf
vestibular).
Patofisiologis
Anamnesis
Karekteristik dizziness
Menanyakan sensasi yang dirasakan pasien apakah sensasi berputar / non spesifik seperti giddiness /liht headness / hanya suatu perasaan yang berbeda
(kebingungan).
Keparahan
misalnya: pada acute vestibular neuritis, gejala awal biasanya parah namun berkurang dalam beberapa hari kedepan. Pada Ménière’s disease, pada
awalnya keparahan biasanya meningkat dan kemudian berkurang setelahnya. Sedangakan pasien mengeluh vertigo yang menetap dan konstan mungkin
memilki penyebab psikologis.
Onset dan durasi vertigo
Durasi tiap episode memiliki nilai diagnostic yang signifikan, semakin lama durasi vertigo maka kemungkinan kearah vertigo sentral menjadi lebih besar.
Vertigo perifer memilki onset akut dibandingkan vertigo sentral kecuali pada cerebrovascular attack.
Faktor pencetus,
Gejala penyerta
Riwayat keluarga
Riwayat pengobatan
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan Neurologik
• Romberg’s sign
• Unterberger's stepping test
• Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)
• Dix-Hallpike Manuever
Pemeriksaan Penunjang
• Vertigo diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu vertigo sentral dan vertigo perifer. Vertigo Sentral
diakibatkan oleh kelainan pada batang batang otak atau cerebellum, sedangkan vertigo
perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau nervus cranialis vestibulocochlear.
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sekitar 20 sampai 40% pasien
dapat didiagnosis segera setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat
dilakukan meliputi pemeriksaan neurologis, pemeriksaan kepala dan leher serta sistem
cardiovascular untuk menegakkan diagnosa dan mengetahui letak lesi atau penyebab vertigo.
Pemeriksaan dan pengobatan vertigo harus sesuai dengan keadaan serta keluhan pasien.
Pilihan terapi dapat menggunakan pengobatan simptomatik dan dapat pula ditambah dengan
terapi fisik dengan lama pengobatan yang bervariasi.