Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

VERTIGO

Pembimbing:
dr. Hexanto Muhartomo, Sp.S(K)., M.Kes
 
Penyusun:
Mega Rebeka 112021211

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


RS PANTI WILASA DR CIPTO SEMARANG 
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 18 April- 21 Mei 2022
Identitas Pasien

Nama Ny. BP Pendidikan SMA

Umur 26 Pekerjaan Ibu rumah tangga

Jenis Kelamin Perempuan Alamat Karang Geneng Utara 178


Semarang
Status Perkawinan Menikah

Anamnesis
Diambil dari autoanamnesis tanggal 23 april 2022, jam 19:45 WIB di IGD RS PWDC

Keluhan utama
Pusing berputar sejak 1 hari SMRS
Riwayat penyakit sekarang

Keluhan pusing berputar yang dirasakan sejak 1 hari SMRS dan dirasakan semakin memberat sejak pagi. Keluhan datang
tiba-tiba saat pasien sedang bekerja dirumah,dirasakan terus menerus hingga pasien tidak bisa tidur. Pasien merasa lingkungan
di sekitarnya berputar.
Keluhan pasien tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi kepala, namun pasien merasa lebih enak jika ia memejamkan
mata.
Keluhan juga disertai dengan mual dan muntah sebanyak 5x. Muntah setiap kali serangan hilang ,berwarna jernih, ampas
(-), darah (-), dan volume sekitar 1/3 gelas aqua.
Selain itu, pasien merasakan telinga sedikit berdenging disebelah kanan, sehingga merasakan adanya gangguan
pendengaran pada telinga sebelah kanan, sedangkan untuk telinga kiri normal.
Keluhan lainnya seperti lemah anggota gerak badan disangkal, penurunan kesadaran disangkal, demam tidak ada, kejang
tidak ada, pandangan kabur tidak ada, sulit menelan tidak ada, keluhan BAK dan BAB disangkal. Selama terjadi keluhan pasien
belum mengonsumsi obat apapun, merokok (-), alkohol (-) serta riwayat alergi makanan dan obat-obatan (-).
•Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat operasi : Tidak ada
• Riwayat hipertensi : Tidak ada
• Riwayat diabetes melitus : Tidak ada
• Riwayat penyakit jantung : Tidak ada 
• Riwayat penyakit stroke : Tidak ada
• Riwayat penyakit paru : Tidak ada
• Riwayat penyakit hati : Tidak ada 
• Riwayat penyakit ginjal : Tidak ada
• 
•Riwayat penyakit keluarga
• Keluarga pasien tidak ada yang menderita hal yang sama seperti pasien. 
• Riwayat operasi : Tidak ada
• Riwayat hipertensi : Tidak ada
• Riwayat diabetes melitus : Tidak ada
• Riwayat penyakit jantung : Tidak ada 
• Riwayat penyakit stroke : Tidak ada
• Riwayat penyakit paru : Tidak ada
• Riwayat penyakit hati : Tidak ada 
• Riwayat penyakit ginjal : Tidak ada
Pemeriksaan fisik dan Status Neurologis
Pemeriksaan fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis / E4M5V6= 15
• Tekanan Darah : 110/80mmHg
• Suhu : 35,6˚C
• Pernapasan : 20x/menit
• Nadi : 95x/menit
• SpO2 : 98%
• Kepala : Normocephali
• Mata : Pupil isokor kanan dan kiri, refleks pupil +
• Leher : Tidak tampak kelainan
• Dada : Simetris saat statis dan dinamis
• Jantung : BJ I-II murni reguler, gallop (-), murmur (-)
• Paru : Suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
• Perut :Cembung, bising usus (+) normoperistaltik, nyeri tekan (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
• Alat kelamin : tidak dilakukan
• Ekstremitas : Edema -/-, akral hangat +/+
Status Mental c. Rangsang meningeal
• Cara berpikir : Baik  Kaku Kuduk : (-)
• Perasaan hati : Eutim
• Tingkah laku : Wajar  Brudzinski : (-)
• Ingatan : Baik  Laseque Sign : (-)
• Orientasi verbal : Baik
 Kernig Sign : (-)
Status Neurologi  
a. Kepala  
• Bentuk : Normocephali  
• Nyeri tekan : Tidak terdapat nyeri tekan
• Simetris : Simetris  

b. Leher
• Sikap : Normal
• Pergerakan : ROM normal
Pemeriksaan saraf kranial
Saraf Kranial Kanan Kiri

N I. (Olfaktorius)

Subjektif Normal Normal

Dengan bahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N II. (Optikus)

Tajam penglihatan Normal Normal

Lapangan penglihatan Normal Normal

Melihat warna Normal Normal

Fundus okuli Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N III. (Okulomotorius)

Pergerakan bola mata Normal Normal

Strabismus (-) (-)

Nistagmus (-) (-)

Eksoftalmus (-) (-)

Pupil, ukuran (mm) dan bentuk pupil 3 mm, Bulat 3 mm, Bulat

Reflex terhadap sinar Langsung : (+) Langsung : (+)


Tidak langsung: (+) Tidak langsung: (+)

Diplopia (-) (-)


N. IV. (Troklearis)  
Pergerakan mata (bawah-medial) Normal Normal  
Strabismus (-) (-)  
N. V. (Trigeminus)  
Membuka mulut Normal  
Mengunyah Normal  
Menggigit Normal  
Reflex kornea Tidak dilakukan Tidak dilakukan  
Sensibilitas Normal Normal  
N. VI. (Abduscens)  
Pergerakan mata ke lateral Normal Normal  
 
Diplopia (-) (-)
N. VII. (Fascialis)
Mengerutkan dahi Normal Normal
Menutup mata Normal Normal
Memperlihatkan gigi Normal Normal
Menggembungkan pipi Normal Normal
Perasaan lidah 2/3 depan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N. VIII. (Vestibulokoklearis)
Suara berisik Terganggu Normal
Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Scwabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N. IX. (Glossofaringeus), N X.
(Vagus)
Perasaan bagian lidah belakang Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Arcus pharynx Normal, uvula ditengah Normal, uvula ditengah
Bicara Normal Normal
Menelan Normal Normal
N. XI. (Asesorius)
Mengangkat bahu Normal Normal
Memalingkan kepala Normal Normal
N. XII. (Hypoglossus)
Pergerakan lidah Normal Normal
Tremor lidah (-) (-)
Artikulasi Jelas Jelas
Badan dan Anggota Gerak

Badan
a. Motorik
• Respirasi : Spontan, Simetris dalam keadaan
statis dinamis
• Duduk : Normal
• Bentuk kolumna vertebralis : Normal
• Pergerakan kolumna vertebralis : Normal
b. Sensibilitas
• Taktil : Normal
• Nyeri : Normal
• Thermi : Tidak dilakukan
• Diskriminasi : Tidak dilakukan
• Lokalisasi : Tidak dilakukan
c. Refleks
• Refleks dinding perut : Tidak dilakukan
• Refleks kremaster : Tidak dilakukan
Cara berjalan Tidak dapat dilakukan

Koordinasi, gait
Tandem Gait Tidak dapat dilakukan
dan keseimbangan
Tes Romberg Tidak dapat dilakukan

Finger-Nose-Finger Test +/-


Tremor -  
Gerakan- Athetosis -
gerakan
abnormal Miokloni -
Khorea -
Alat Vegetatif
• Miksi : Dalam batas normal
• Defekasi : 1x/hari

Pemeriksaan Penunjang

Tidak diakukan
RESUME
Seorang pasien wanita berusia 26 tahun datang dengan keluhan pusing berputar yang dirasakan
sejak 1 hari SMRS dan dirasakan semakin memberat sejak pagi. Keluhan datang secara tiba-tiba saat
pasien sedang melakukan pekerjaan di rumah dan dirasakan terus menerus hingga pasien tidak bisa
tidur. Keluhan disertai dengan mual dan muntah sebanyak 5x. Muntah berwarna jernih, ampas (-),
darah (-), dan volume sekitar 1/3 gelas aqua. Selain itu, pasien juga merasakan telinga sedikit
berdenging dan adanya gangguan pendengaran pada telinga sebelah kanan.
Pada hasil pemeriksaan fisik menunjukkan pasien tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis
(GCS:15) dengan TTV dbn. Pemeriksaan status mental baik. Pada pemeriksaan neurologis tidak
didapatkan kelemahan pada ekstremitas ataupun wajah, tidak ada penurunan fungsi sensoris, serta
refleks patologis. Pada pemeriksaan koordinasi, ditemukan tangan kanan pasien tidak dapat melakukan
gerakan finger-nose-finger serta terdapat tinitus dan gangguan pendengaran pada telinga sebelah
kanan. 
Diagnosis
• Diagnosis klinis : Vertigo perifer
• Diagnosis topis : Sistem vestibular
• Diagnosis etiologis : Idiopatik
Tatalaksana
• Tirah baring
• Infus RL
• Betahistin tab 1
• Difenhidramin 1 amp iv
• Ondansetron amp iv

Medika Mentosa Rawat Jalan


• Mertigo 2x2
• Vometa 3x1
• Frego 1x1
Prognosis 
• Ad Vitam :dubia ad Bonam
• Ad Fungtionam : dubia ad Bonam 
• Ad Sanationam    : dubia ad Bonam
PEMBAHASAN

Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere  artinya memutar - merujuk pada
sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya
disebabkan oleh gangguan pada sistem keseimbangan.

Vertigo halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar mengelilingi pasien


atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar. Vertigo tidak selalu
sama dengan dizziness.

Dizziness  istilah non spesifik yang dapat dikategorikan kedalam 4 subtipe


tergantung gejala yang digambarkan oleh pasien: vertigo, presinkop (perasaan
lemas disebabkan oleh berkurangnya perfusi cerebral), light-headness,
disequilibrium (perasaan goyang atau tidak seimbang ketika berdiri).
Epidemiologi 

 Vertigo merupakan gejala yang sering didapatkan pada individu dengan prevalensi sebesar 7%.
 Dizziness telah ditemukan menjadi keluhan yang paling sering diutarakan oleh pasien, yaitu sebesar
20-30% dari populasi umum.
 Dari keempat jenis dizziness, vertigo merupakan yang paling sering yaitu sekitar 54%.
 Vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding pria (2:1), sekitar 88% pasien mengalami
episode rekuren.
ETIOLOGI:

Kelainan Neurologis :
Kelainan telinga : Kelainan sirkularis :
Tumor otak, tumor
endapan kalsium Gangguan fungsi otak
Infeksi telinga bagian yang menekan saraf
pada salah satu sementara karena
dalam karena bakteri, vestibularis, sklerosis
Keadaan lingkungan : kanalis semisirkularis berkurangnya aliran
Obat-obatan : labirintis, penyakit multipel, dan patah
mabuk darat, mabuk di dalam telinga darah ke salah satu
alkohol, gentamisin.  maniere, peradangan tulang otak yang
laut.  bagian dalam yang bagian otak (transient
saraf vestibuler, disertai cedera pada
menyebabkan benign ischemic attack) pada
herpes zoster.  labirin,
paroxysmal arteri vertebral dan
persyarafannya atau
positional  arteri basiler.
keduanya. 
KLASIFIKA
SI
Vertigo dapat berasal dari
kelainan di sentral (batang
otak, serebelum atau otak)
atau di perifer (telinga –
dalam, atau saraf
vestibular). 
Patofisiologis

terdapat gangguan alat keseimbangan


Susunan aferen yang terpenting adalah
tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan
susunan vestibuler atau keseimbangan,
Vertigo antara posisi tubuh (informasi aferen) yang
yang secara terus menerus menyampaikan
sebenarnya dengan apa yang dipersepsi
impulsnya ke pusat keseimbangan.
oleh susunan saraf pusat (pusat kesadaran).

Susunan lain yang berperan : sistem optik


dan proprioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan
Reseptor vestibuler memberikan kontribusi
nuklei N.III, IV dan VI, susunan
paling besar, yaitu > 50% disusul kemudian
vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
reseptor visual dan yang paling kecil
Informasi yang berguna untuk
kontribusinya adalah proprioseptik
keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh
reseptor vestibuler, visual, dan
proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, Jika fungsi alat keseimbangan tubuh
Respons yang muncul berupa
informasi yang tiba di pusat integrasi di perifer atau sentral dalam kondisi
penyesuaian otot-otot mata dan
alat keseimbangan tubuh berasal dari tidak normal/tidak fisiologis, atau ada
penggerak tubuh dalam keadaan
reseptor vestibuler, visual dan rangsang gerakan yang aneh atau
bergerak. Di samping itu orang
proprioseptik kanan dan kiri akan berlebihan, maka proses pengolahan
menyadari posisi kepala dan
diperbandingkan, jika semuanya informasi akan terganggu, akibatnya
tubuhnya terhadap lingkungan
dalam keadaan sinkron dan wajar, muncul gejala vertigo dan gejala
sekitar.
akan diproses lebih lanjut. otonom.

Di samping itu, respons penyesuaian


otot menjadi tidak adekuat sehingga
muncul gerakan abnormal yang
dapat berupa nistagmus,
unsteadiness, ataksia saat berdiri/
berjalan dan gejala lainnya.
Primer: vertigo, impulsion, oscilopsia,
ataxia, gejala pendengaran

MANIFESTASI Sekunder: mual, gejala otonom,


kelelahan, sakit kepala, dan
KLINIS sensitivitas visual

Non spesifik: giddiness dan light


headness
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sekitar 20-40% pasien dapat didiagnosis segera setelah anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Diagnosis juga dapat ditentukan berdasarkan komplek gejala yang terdapat pada pasien.

Anamnesis
 Karekteristik dizziness  
Menanyakan sensasi yang dirasakan pasien apakah sensasi berputar / non spesifik seperti giddiness /liht headness / hanya suatu perasaan yang berbeda
(kebingungan). 
 Keparahan 
misalnya: pada acute vestibular neuritis, gejala awal biasanya parah namun berkurang dalam beberapa hari kedepan. Pada Ménière’s disease, pada
awalnya keparahan biasanya meningkat dan kemudian berkurang setelahnya. Sedangakan pasien mengeluh vertigo yang menetap dan konstan mungkin
memilki penyebab psikologis.
 Onset dan durasi vertigo  
Durasi tiap episode memiliki nilai diagnostic yang signifikan, semakin lama durasi vertigo maka kemungkinan kearah vertigo sentral menjadi lebih besar.
Vertigo perifer memilki onset akut dibandingkan vertigo sentral kecuali pada cerebrovascular attack.
 Faktor pencetus,
 Gejala penyerta
 Riwayat keluarga
 Riwayat pengobatan
Pemeriksaan fisik

• Pemeriksaan Neurologik
• Romberg’s sign
• Unterberger's stepping test
• Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)
• Dix-Hallpike Manuever 
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan laboratorium rutin (Urin dan Darah), dan pemeriksaan lain


sesuai indikasi
• Foto rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pd neuroma akustik)
• Neurofisiologi elektroensefalografi (EEG)
• Electromiografi (EMG)
• Brainstem audiotory evoked potensial (BAEP)
• CT SCAN, MRI, Arteriografi
TATALAKSANA
Medika mentosa

 Antihistamin (Betahistin Mesylate (Merislon), Betahistin di Hcl (Betaserc))


 Antagonis Kalsium Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine (Sibelium)  
 Fenotiazine : Khlorpromazine (Largactil) dan Prokhlorperazine (Stemetil)
 Obat Simpatomimetik : efedrin
 Obat Penenang Minor (Lorazepam, Diazepam) 
 Obat Anti Kholinergik (Skopolamin)
Non-Medikamentosa

• Pemberian terapi manuver


reposisi partikel (PRM):
efektif untuk menghilangkan
vertigo pada BPPV.
• Meningkatkan kualitas hidup
• Mengurangi risiko jatuh pada
pasien
• Latihan Brand-Darrof 
• Manuver semont
MANUEVER EPLEY
• menolehkan kepala ke sisi yang sakit sebesar
450,
• Pasien berbaring dengan kepala tergantung
dan dipertahankan 1-2 menit.
• Lalu kepala ditolehkan 900 ke sisi sebaliknya,
dan posisi supinasi berubah menjadi lateral
dekubitus dan dipertahan 30-60 detik.
• Setelah itu pasien mengistirahatkan dagu pada
pundaknya dan kembali ke posisi duduk secara
perlahan
MANUVER SEMONT

• Pasien diminta duduk tegak, lalu kepala


dimiringkan 450 ke sisi yang sehat,
• Lalu secara cepat bergerak ke posisi
berbaring dan dipertahankan selama 1-3
menit.
• Ada nistagmus dan vertigo dapat
diobservasi. Setelah itu pasien pindah ke
posisi berbaring di sisi yang berlawanan
tanpa kembali ke posisi duduk lagi
Latihan
Brandt-Daroff
• Latihan Brandt-Daroff:
dapat dikerjakan sendiri
oleh pasien apabila gejala
tidak membaik dengan
manuever Epley
• Latihan dilakukan 3 set/
hari, masing-masing 5
siklus ke kiri dan ke kanan
selama 2 minggu.
EDUKASI •Tirah baring
•Hindari perubahan posisi kepala mendadak
•Konsul Sp THT
•Diet rendah garam, menghindari alkohol, kafein
dan rokok
•Makan secara teratur, tidak berlebihan atau
kekurangan dan mengandung gizi yang lengkap
•Mengurangi beban pikiran (stress psikis) &
istirahat yang cukup
•Waspada terhadap aktifitas yang berisiko
Kesimpulan

• Vertigo diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu vertigo sentral dan vertigo perifer. Vertigo Sentral
diakibatkan oleh kelainan pada batang batang otak atau cerebellum, sedangkan vertigo
perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau nervus cranialis vestibulocochlear.
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sekitar 20 sampai 40% pasien
dapat didiagnosis segera setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat
dilakukan meliputi pemeriksaan neurologis, pemeriksaan kepala dan leher serta sistem
cardiovascular untuk menegakkan diagnosa dan mengetahui letak lesi atau penyebab vertigo.
Pemeriksaan dan pengobatan vertigo harus sesuai dengan keadaan serta keluhan pasien.
Pilihan terapi dapat menggunakan pengobatan simptomatik dan dapat pula ditambah dengan
terapi fisik dengan lama pengobatan yang bervariasi.

Anda mungkin juga menyukai