ISLAM
INDONESIA STATUS PASIEN UNTUK UJIAN
FAKULTAS KEDOKTERAN Untuk Dokter Muda
Nama Dokter Muda Dellarious Benefit Yubaidi Tanda Tangan
NIM 13711124
Tanggal Ujian 1 Oktober 2017
RSUD Soehadi Prijonegoro
Rumah sakit
Sragen
Gelombang Periode
IDENTITAS
Nama : S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jetak, Sragen
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiun
Masuk Rumah Sakit : 15/9/2017
Nomer CM : 147112
KELUHAN UTAMA :
2 minggu mulut merot ke kiri
RIWAYAT GIZI :
Gizi pasien baik, tidak terdapat pantangan makanan.
PEMERIKSAAN
I. STATUS PRESENS
Saraf Otak :
N.I (OLFAKTORIUS) daya pembau: (+)/(+)
Mampu membedakan bau dengan tepat (normosmia)
N.II (OPTIKUS) : kanan kiri
Daya penglihatan : Normal Normal
Pengenalan warna : Normal Normal
Medan penglihatan : Normal Normal
Fundus okuli : Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Papil : Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Retina : Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Arteri/vena : Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Perdarahan : Tidak ada Tidak ada
N. X (VAGUS)
Denyut nadi/menit : 88 x/menit
Arkus farings : Simetris
Bersuara : Normal
Menelan : Normal
N. XII (HIPOGLOSUS)
Sikap lidah : Normal
Artikulasi : Baik
Tremor lidah : Tidak ada
Menjulurkan lidah : Simetris
Kekuatan lidah : Normal
Trofi otot bahu : (-)
Fasikulasi lidah : (-)
BADAN
Trofi otot punggung : Tidak ada
Trofi otot dada : Tidak ada
Nyeri membungkuk badan : (-)
Palpasi dinding perut : Supel, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran organ
Kolumna vertabralis; bentuk : Tidak ada gibus, tidak ada massa, bentuk
normal
Gerakan : Normal
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
Sensibilitas (tentukan batas dan jenis kelainan pada gambar)
Reflek dinding perut : Normal
Reflek kremaster : Tidak diperiksa
Alat kelamin : Tidak diperiksa
Reflek Fisiologik :Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Perluasan reflek :(-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Reflek silang : Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Reflek patologik : kanan (-)/(-)
Kiri (-)/(-)
Patela Akhiles
Kanan kiri kanan kiri
Reflek Fisiologik : Normal Normal Normal Normal
Perluasan reflek :(-) (-) (-) (-)
Reflek silang : Normal Normal Normal Normal
Reflek patologik :(-) (-) (-) (-)
Kanan kiri kanan kiri
Babinski : (-) (-) (-) (-)
Chaddock : (-) (-) (-) (-)
Oppenheim : (-) (-) (-) (-)
Gardon : (-) (-) (-) (-)
Schaeffer : (-) (-) (-) (-)
Gonda : (-) (-) (-) (-)
Bing : (-) (-) (-) (-)
Rossolimo : (-) (-) (-) (-)
Mendel bechterew : (-) (-) (-) (-)
Kanan kiri kanan kiri
Tes Lasegue : (-) (-) (-) (-)
Tes O’Connel : (-) (-) (-) (-)
Tes Patrik : (-) (-) (-) (-)
Kontra Patrik : (-) (-) (-) (-)
Tes Gaenslen : (-) (-) (-) (-)
Tes Homan : (-) (-) (-) (-)
Tes Brudzinski II : (-) (-) (-) (-)
Tes Guillain : (-) (-) (-) (-)
Tes Kernig : (-) (-) (-) (-)
Klonus paha : (-) (-) (-) (-)
Klonus kaki : (-) (-) (-) (-)
Gerakan abnormal
Tremor : (-)
Khorea : (-)
Mioklanik : (-)
Atetose : (-)
Ballismus : (-)
Fungsi vegetatip
Miksi : Normal
Inkontinensia urine : (-)
Retensio urine : (-)
Anuria : (-)
Poliuria : (-)
Defekasi : Normal
Inkontinensia alvi : (-)
Retensio alvi : (-)
Ereksi : Normal
Tes pespirasi (lukisan pada gambar)
RINGKASAN ANAMNESIS :
Pasien datang dengan keluhan mulut merot ke kiri dan sejak 2 minggu yang
lalu. Keluhan mulai dirasakan ketika pasien kesulitan meminum air di pagi hari.
Keluhan disertai penurunan otot wajah sesisi. Bibir, pipi, alis, dan dahi kanan terasa
lebih jatuh tidak bisa ditarik dibanding sisi lainnya. Wajah sisi kanan juga terasa tebal
kebas. Mata kanan terasa perih, banyak berair serta kelopak mata kanan sulit untuk
ditutup. Mulut terasa mengeluarkan banyak air liur atau sering ngeces. Keluhan belum
ada perbaikan semenjak onset pertama. Tidak terdapat faktor memperingan dan
memperberat. Pasien sebelumnya sudah berobat ke dokter.
Pasien belum pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya. Pasien tidak
memiliki riwayat penyakit herpes, penyakit telinga, penyakit saluran napas, penyakit
jantung, stroke, diabetes melitus, sindrom tertentu, dan trauma. Terdapat riwayat
penyakit kanker prostat stadium 4 yang sudah pernah dilakukan perawatan medis.
Keluarga pasien juga tidak pernah mengalami hal serupa.
Terapi :
Non Farmakologis
Terdapat empat kategori terapi yang dirancang sesuai keparahan penyakit, meliputi
kategori inisiasi, fasilitasi, kontrol gerakan, dan relaksasi
1. Inisiasi
Ditujukan pada pasien dengan asimetri wajah sedang-berat saat istirahat dan
tidak dapat memulai gerakan pada sisi yang lumpuh. Masase pada otot yang lemah
secara halus dengan mengangkat waah keatas dan membuat gerakan melingkar.
Dilakukan sebanyak 10 kali dengan 1-2 set perhari.
2. Fasilitasi
Ditujukan pada pasien dengan asimetri wajah ringan-sedang saat istirahat,
mampu menginisiasi sedikit gerakan dan tidak terdapat sinkesis. Mobilisasi jaringan
lunak otot wajah yang lebih agresif dan feedback visual didepan kaca dengan
melakukan gerakan ekspresi wajah yang lambat, terkontrol, dan bertahap. Latihan ini
dilakukan sebanyak minimal 20-40 kali dengan 2-4 set perhari.
3. Kontrol gerakan
Ditujukan pada pasien dengan simetri wajah ringan sedang saat istirahat, masih
mampu menginisiasi sedikit gerakan, dan terdapat sinkinesis. Mobilisasi jaringan lunak
dalam otot wajah dengan agresif dan feedback visual didepan kaca seperti kategori
fasilitasi, namun secara simultan mengontrol gerakan sinkinesis pada bagian wajah
lainnya.
4. Relaksasi
Ditujukan pada pasien dengan kekencangan seluruh wajah yang parah karena
sinkinesis dan hipertonisitas. Mobilisasi jaringan lunak dalam otot wajah dengan
agresif, serta feedback visual 1-2 kali perhari. Bila setelah jalani 16 minggu latihan
tidak terdapat perbaika pada otot, diperlukan kemodenervasi untuk perbaiki kualitas
hidupnya.
Farmakologis
1. Kortikosteroid
Prednison dimulai dalam 72 jam dari onset. Dosis maksimal prednison 40-60
mg/hari dan prednisolon 1 mg/kgBB/hari (maksimal 70 mg) peroral selama 6 hari
diikuti 4 hari tappering off. Dosis metilprednisolon 4-48 mg/ hari. Metilprednisolon Efek
samping pada penggunaan steroid jangka panjang (>2 minggu) adalah retensi cairan,
hipertensi, diabetes, osteoporosis, supresi kekebalan tubuh, dan sindrom cushing.
2. Vitamin B12
Vitamin B12 atau meccobalamin berperan dalam pembentukan darah serta
menjaga fungsi sistem saraf dan otak. Meccobalamin berfungsi dalam proses
pembentukan myelin sistem saraf. Pada pasien Bells Palsy dapat diberikan
meccobalamin 500 mcg 3x1.
3. Neuroprotektan
Terdapat beberapa jenis neuroprotektan yaitu citicholine, piracetam, nicergoline,
nimodipine, dan lain sebagainya. Citicholine bekerja pada level neuronal dan level
vaskular. Pada level neuronal meningkatkan pembentukan choline dan menghambat
perusakan phospatydilcholine (menghambat phospholipase), meningkatkan ambilan
glukosa serta menurunkan pembentukan asam laktat, merangsang pembentukan
glutation yang merupakan antioksidan endogen otak, serta mengurangi peroksidasi
lipid. Pada level vaskular meningkatkan aliran darah otak, meningkatkan konsumsi
oksigen, meingkatkan resistensi vaskular. Dosis yang digunakan 2x500 mg. Sedangkan
piracetam pada level neuronal berkaitan dengan kepala phospolipid memberan,
memperbaiki fluiditas membran sel, dan memperbaiki neurotransmisi. Pada level
vaskular meningkatkan aliran darah ke otak, kurangi hiperagregasi platelet, dan
perbaiki mikrosirkulasi. Dosis awal yang digunakan 3x800 mg, kemudian pemeliharaan
3x400 mg.
Perawatan pendukung
Perlunya perlindungan pada mata karena kelopak mata tidak dapat menutup
sempurna. Sehingga memungkinkan mata terpapar debu, angin, cahaya secara terus
menerus. Pasien sebaiknya menggunakan kacamata atau eye patch.
Prognosis :
Untuk keluhan utama pasien yaitu mulut merot ke kiri memiliki prognosis Dubia ad
bonam. Namun bervariasi, ada yang perbaikan komplit maupun memiliki sekuele
permanen. 80-90% pasien sembuh total dalam 6 bulan dengan 50%nya membaik
dalam 3 minggu. 10% mengalami asimetri muskulus fasialis secara permanen.
Indikator prognosis buruk:
palsy komplit
riwayat rekurensi
diabetes
adanya nyeri hebat post aurikular
gangguan pengecapan
refleks stapedius
sedang hamil
tidak ada perbaikan dalam 3 minggu
usia >60 tahun
Ramsay Hunt Syndrome (herpes zooster virus)
Degenerasi berat dari N VII yang ditunjukkan dengan hasil elektrofisiologi
Indikator prognosis baik:
paralisis parsial inkomplit pada fase akut
pemberian kortikosteroid dini
penyembuhan awal dan atau perbaikan fungsi pengecapan di minggu pertama