Anda di halaman 1dari 90

Konsulen Pembimbing :

dr. Adre Mayza, Sp.S

Siti Mulyati
2008730038

Kepaniteraan Klinik Stase Saraf


Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
FKK UMJ 2012
Nama : Tn. S
Usia : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Penjaga Keamanan
Alamat : Jakarta Pusat
OS datang diantar oleh Istrinya ke IGD RSIJ
Cempaka Putih dengan keluhan pusing yang
terasa berputar yang dirasakan sejak 4 jam
SMRS. OS merasa sekelilingnya terasa
berputar, saat keluhan itu timbul OS
langsung duduk dan berbaring. Saat
keluhan itu timbul, disertai mual dan OS
sampai muntah sebanyak 4 kali.
OS sempat minum obat sakit kepala namun
keluhan itu tidak menghilang, dan OS
sempat berobat ke dokter umum tapi
keluhan itu tetap tidak mereda. Lalu OS
berobat ke IGD RSIJ, keluhan tersebut masih
tetap dirasakan dan OS muntah sebanyak 2
kali. OS mengaku keluhan ini baru
dirasakan sejak beberapa tahun terakhir
Pendengaran OS tidak menurun, telinga OS
tidak berdenging, pandangan OS tidak
ganda, kepala OS tidak sakit, tidak demam,
lengan & tungkai OS tidak terasa lemas
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat darah tinggi disangkal
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat trauma kepala disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yg memiliki
riwayat keluhan seperti OS
Riwayat darah tinggi OS tidak tahu
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat Pengobatan :
Jika keluhan itu sedang timbul,OS biasa
minum obat sakit kepala yg dibeli di warung
Riwayat Alergi :

Alergi obat dan makanan diangkal


Riwayat Psikososial :
Riwayat merokok 15 tahun, tapi OS sudah
berhenti merokok sejak 5 tahun yang lalu
Sistem serebrospinal : Kepala terasa
berputar
Sistem kardiovaskuler : tidak ada keluhan
Sistem respirasi : tidak ada keluhan
Sistem gastrointestinal : mual dan muntah
> 5 kali
Sistem musculoskeletal : tidak ada keluhan
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis

Tanda Vital :
Suhu : 36,8C
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 16x/menit
Kepala : Normochepal
Rambut : Hitam, tidak rontok
Alis : Hitam, tidak rontok
Mata :
Konjungtiva : anemis (-)/(-)
Sklera : ikterik (-)/(-)
Hidung : Normotia, deviasi septum (-),
sekret (-)/(-)
Telinga : Normotia, serumen (-)/(-)
Leher : JVP=5-2 cmH2O, pembesaran
KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Dada : Normochest
Pulmo :
Inspeksi : Simetris, retraksi (-)/(-)
Palpasi : Vokal Fremitus kiri & kanan
normal
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler di kedua lapang
paru
ronkhi (-)/(-), wheezing (-)/(-),
stridor (-)/(-)
Cor :
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V linea
midclavicularis sinistra
Perkusi : Batas kanan jantung di linea midsternalis
dextra
Batas kiri jantung di linea midclavicularis
sinistra
Batas pinggang jantung di linea
parasternalis sinistra setinggi ICS III
Auskultasi : Bunyi Jantung I & II murni, mur-mur (-),
gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : Datar, distensi abdomen (-),
scar (-),
spider navi (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan abdomen (-),
hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+)
Tes asites : Shifting dullness : (-)
Ekstremitas Atas :
Akral : Hangat
Edema : (-)/(-)
RCT : < 2 detik
Ekstremitas Bawah :
Akral : Hangat
Edema : (-)/(-)
RCT : < 2 detik
Inguinal : pembesaran kelenjar Inguinal (-)
Genitalia : laki-laki
Kesadaran : Composmentis
Kualitatif : GCS =15 (4,5,6)
Kuantitatif : Tingkah laku aktif
Orientasi : Tempat : baik; orang :
baik;
waktu : baik; sekitar ; baik
Jalan pikiran : Baik
Daya ingat : kejadian baru : baik; kejadian
lama : baik
Kemampuan bicara : baik
N.I (OLFAKTORIUS) Kanan Kiri

Daya pembau Baik __ __baik

N.II (OPTIKUS) Kana Kana


Kiri Kiri
n n
Daya penglihatan N Fundus okuli Tidak
N dilakukan
Pengenalan warna N Papil Tidak
dilakukan
Medan penglihatan N Retina Tidak
N dilakukan
Refleks cahaya N Arteri/vena Tidak
N perdarahan dilakukan
N.III Kanan Kiri Kan Kiri
(OKULOMOTORIU an
S)
N.IV
(TROKHLEARIS)
N.VI (ABDUSEN)
Ptosis Tidak ada Refleks cahaya (+) (+)
langsung
(med N N Refleks cahaya (+) (+)
ial) konsensuil
(atas N N Refleks baik
) akomodatif
(baw N N Strabismus (-)
Gerak ah) divergen
mata ke - (late N N Strabismus (-)
ral konvergen
baw
ah)
(Late N N Bentuk pupil isokor
ral)
N.V Kanan Kiri Kan Kiri
(TRIGEMINUS) an
Menggigit Baik Refleks (+) (+)
kornea
Membuka Baik Refleks Tidak
mulut bersin dikakukan
(atas) N N Refleks Tidak
Sensi maseter dilakukan
bilita (bawa N N Refleks Tidak
s h) zigomatikus dilakukan
muka (tenga N N Trismus (-)
h)
N.VII (FASIALIS) Kanan Kiri Kana Kiri
n
Kerutan kulit Norm Normal Tiks fasial (-) (-)
dahi al
Kedipan mata + Lakrimasi Tidak
+ dilakukan
Lipatan naso- Norm Normal Daya kecap lidah Tidak
labial al 2/3 depan dilakukan
Sudut mulut Norm Normal Refleks visuo- Tidak
al palpebral dilakukan
Mengerutkan Norm Normal Refleks glabella Tidak
dahi al dilakukan
Mengerutkan Norm Normal Refleks aurikulo- Tida Tida
alis al palpebral k k
dilak dilak
ukan ukan
Menutup mata Norm Normal

al
Meringis Norm Normal Tanda Chovstek (-)
al
N.VIII (AKUSTIKUS) Kana Kiri Kanan Kiri
n
Mendengar suara + Tes schwabah Tidak
berbisik + dilakukan
Mendengar detik + Tes Weber Tidak
arloji + dilakukan
Tes Rinne Tidak
dilakukan

N.IX Kana Kiri Kana Kiri


(GLOSSOFARINGEUS) n n

N.X (VAGUS)
Arkus farings Normal Sengau Tidak
ditemukan
Daya kecap lidah 1/3 Tidak Tersedak Tidak
belakang dilakukan ditemukan
Refleks muntah Sulit dinilai Menelan Baik
Nadi Reguler Bersuara N
N.XI (AKSESORIUS) Kana Kiri Kana Kiri
n n
Memalingkan normal Mengangkat bahu N
kepala normal N

Sikap bahu Normal Trofi otot bahu Eutropi

N.XII Kan Kiri Kana Kiri


(HIPOGLOSUS) an n
Sikap lidah N Kekuatan lidah Baik
N
Tremor lidah Tidak Trofi otot lidah Sulit dinilai
ditemukan
Menjulurkan lidah N

N
Trofi otot punggung Eutropi Trofi otot dada Eutropi
Nyeri Negatif Palpasi Supel
membungkukkan dinding perut
badan
Kolumna vertebralis, Normal Gerakan Tidak
bentuk terbatas
Negatif

nyeri tekan
Sensibilitas normal
Refleks dinding Positif kiri Positif
perut; kanan
Refleks kremaster Tidak Alat kelamin Tidak
dilakukan dilakukan
Kan Kiri Kanan Kiri
an
Drophand Negatif Clawhand negatif
Pitchershand Negatif Kontraktur Negatif
Inspeksi
Warnakulit Sawo
matang

Lengan Lengan tangan jari


atas bwh
Ka Ki Ka Ki Ka Ki Ka Ki
Gerakan N N N N N N N N
Kekuatan 4 4 4 4 4 4 4 4
Tonus N N N N N N N N
Trofi Eu Eu Eu Eu Eu Eu Eu Eu
Sensibilitas:
Nyeri N N N N N N N N
Termis T.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l

Taktil N N N N N N N N
Diskriminasi T.d.l T.d. T.d. T.d. T.d.l T.d.l T.d.l T.d.l
l l l
Posisi N N N N N N N N
Vibrasi t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l

Tangan Kaki
Kanan Kiri Kanan Kiri

Refleks ++ ++ ++ ++
fisiologik
Refleks Ka: - Ki: -
patologik ;
Kana Kiri Kana Kiri
n n

Inspe Drop Negatif Kontraktu Negatif


ksi ; foot r

Palpa Edem Negatif Warna Sawo


si ; a kulit matang
Tungkai Tungkai bwh Kaki Jari
atas
Ka Ki Ka Ki Ka Ki Ka Ki
Gerakan N N N N N N N N
Kekuatan N N N N N N N N
Tonus N N N N N N N N
Trofi Eu Eu Eu Eu Eau Eu Eu Eu
Sensibilitas :
Nyeri N N N N N N N N
Termis t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l

Taktil N N N N N N N N
Diskriminasi t.dl t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l

Posisi N N N N N N N N
Vibrasi t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l t.d.l

Patela Achilles

Kan Kiri Kan Kiri


an an
Refleks fisiologik ++ ++ ++ ++
Perluasan refleks - - - -

Refleks silang - - - -
Refleks patologik Kana Kiri Kana Kiri
n n
- - Gonda - -
Babinski

Chaddocck - - Rossolimo - -

Oppenheim - - Mendel- - -
Bechterew
Gordon - -

Schaeffer - -

Kana Kiri Kana Kiri
n n
Tes Laseque - Tes (-) (-)
- Brudzinski II
Tes Kernig - Klonus paha (-) (-)
-
Tes Hofman- - - Klonus kaki (-) (-)
Traumer
Cara berjalan Baik Tes +
Romber
g
Ataksia Tidak Disdiado Normal
ditem khokines
ukan is
Rebound Tidak Nistagm -
fenomen dilaku us
kan
Dismetri ; Tes + Tes telunjuk-telunjuk +
telunj
uk-
hidun
g
Tremor (-) Khorea (-)

Atetose (-) Balismus (-)

Mioklonik (-)

Miksi Defekasi
Inkontinensia urin Tidak Inkontinensia alvi Tidak
ditemuka ditemukan
n
Retensio urine Tidak Retensio alvi Tidak
ditemuka ditemukan
n
Anuria Tidak Keringat Sulit
ditemuka dinilai
n
Poliuria Tidak Ereksi Tidak
ditemuka ditemukan
n
Berdasarkan anamnesis :
Pusing terasa berputar sejak 4 jam SMRS
Mual
Muntah > 5 kali
Keluhan ini baru berlangsung beberapa
tahun terakhir ini
Dari hasil pemeriksaan fisik tanda vital
dalam batas normal. Status general pasien
dalam batas normal. Pada pemeriksaan
neurologi didapatkan kesadaran pasien
compos mentis dengan GCS 15 (E4V5M6).
Dari pemeriksaan tenaga dan tropik pada
ekstrimitas kanan dan kiri didapatkan hasil
normal. Terdapat gangguan keseimbangan,
tes romberg positif
Diagnosis Klinis :
Vertigo tipe perifer
Diagnosis Banding :

Vertigo tipe sentral


Rencana penunjang :
Pemeriksaan laboratorium :
darah rutin, kimia darah
Pemeriksaan radiologi :
- Ro. Kepala AP/Lat
- CT scan kepala
Tatalaksana
Bed Rest
Mertigo 3x1
Unalium 2 x 1
Inj. Narfoz 2 x 1
Neurobion 1 x 1
Omeprazol 1 x 1
Quo Ad vitam : Bonam
Quo Ad functionam : Bonam
Quo Ad canantionam : Bonam
Perasaan abnormal & menganggu bahwa
seseorang seakan-akan bergerak terhadap
lingkungannya (vertigo subyektif) atau
lingkungannya seakan-akan bergerak
padahal sebenarnya tidak (vertigo obyektif),
biasanya disertai mual, muntah, kehilangan
keseimbangan
Juga dapat mengalami Osilopsia: ilusi visual
berupa obyek yg terlihat seakan-akan
bergerak maju mundur
Terdiri dari Labirin, n. Vestibularis (bagian dari N.VIII)
dan
nuklei vestibularis di batang otak dgn koneksi
sentralnya
1. Labirin
- Terletak di dalam bagian petrosus os temporalis
- Utrikulus, Sakulus & 3 kanalis semisirkularis
- Labirin membran terpisah dari labirin tulang oleh
rongga
kecil yg terisi Perilimf; organ membranosa berisi
Endolimf
- Utrikulus, sakulus & bagian kanalis semisirkularis yg
melebar (ampula) mengandung organ reseptor yg
berfungsi utk mempertahankan keseimbangan
Lateral, terletak di bidang horizontal
Dua kanalis semisirkularis lainnya tegak lurus
dengannya & satu sama lain
KSS posterior sejajar dgn aksis os petrosus
sedangkan KSS anterior tegak lurus dgn KSS
posterior
Masing-masing KSS berhubungan dgn
Utrikulus
Setiap KSS melebar pada salahsatu ujungnya
membentuk Ampula, yg berisi reseptor
vestibularis yg disebut Krista ampularis
Rambut sensorik Krista tertanam pada salah satu
ujung massa gelatinosa yg memanjang, disebut
Kupula, yg tidak mengandung Otolit
Pergerakan Endolimf di KSS menstimulasi rambut
sensorik Krista, merupakan reseptor kinetik
Utrikulus & Sakulus mengandung makula
Utrikularis & makula Sakularis
Sel-sel rambut makula tertanam di membran
gelatinosa yg mengandung kalsium karbonat
disebut Stasolit.
Reseptor ini menghantarkan impuls Statik, yg
menunjukkan posisi kepala terhadap ruangan, ke
batang otak
Impuls yg berasal dari reseptor labirin
membentuk bagian aferen lengkung refleks
yg berfungsi mengkoordinasikan otot ekstra-
okuler, leher & tubuh sehingga
keseimbangan tetap terjaga pada setiap
posisi & setiap jenis pergerakan kepala
Ganglion vestibulare terletak di kanalis
auditorius internus; mengandung sel-sel bipolar,
prosesus perifernya menerima input dari sel
reseptor di organ vestibular; prosesus sentral
membentuk nervus vestibularis.
Bergabung dgn n.Kokhlearis melintasi kanalis
auditorius internus, menembus ruang
subarachnoid di Cerebellopontine angle &
masuk ke batang otak di Pontomedularis
junction
Serabutnya melanjutkan ke nukleus Vestibularis
yg terletak di dasar Ventrikel keempat
Kompleks nuklear Vestibularis terbentuk
oleh :
Nukleus vestibularis superior (Bekhterev)
Nukleus vestibularis lateralis (Deiters)
Nukleus vestibularis medialis (Scwalbe)
Nukelus vestibularis inferior (Roller)
Organ otolit dari utrikulus dan sakulus diatur
sedemikian rupa agar dapat merasakan
pergerakan linear.
Makula dari utrikulus terletak dalam posisi

horisontal ketika kepala berada dalam posisi


tegak normal. Ketika kepala digerakkan
kebelakang gravitasi menyebabkan otolit di
substansi gelatin bergeser ke belakang.
Hal ini mengakibatkan silia dari sel rambut

membelok dan melepaskan signal


Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh
akan menimbulkan perpindahan cairan
endolimfa di labirin, lalu silia sel rambut akan
menekuk
Tekukan silia menyebabkan permeabilitas
membran sel berubah, sehingga ion kalsium
masuk ke dalam sel yg menyebabkan
terjadinya proses depolarisasi & merangsang
pelepasan neurotransmiter eksitator yg
selanjutnya akan meneruskan impuls
sensorik melalui saraf aferen ke pusat
keseimbangan otak. Saat silia terdorong ke
arah berlawanan, terjadi hiperpolarisasi
Organ vestibuler berfungsi sebagai
transduser yg mengubah energi mekanik
akibat rangsangan otolit dan gerakan
endolimfa di dalam kanalis semisirkularis
menjadi energi biolistrik, sehingga dapat
memberi informasi mengenai perubahan
posisi tubuh akibat percepatan linier atau
percepatan sudut
Dengan demikian dapat memberi informasi
mengenai semua gerak tubuh yg sedang
berlangsung.
Ketika kepala berputar tulang tengkorak
dan dinding membran ikut
berputar,sedangkan cairan di dalam labirin
tidak dapat mengikuti disebabkan oleh
karena inertia dari cairan tersebut, di dalam
ampula dari apparatus vestibular tarikan
dari cairan endolimfe menarik kupula dan
sel rambutnya ke arah yang berlawanan
dari arah kepala berputar
Disebabkan oleh kelainan di dalam telinga,
di dalam saraf yang menghubungkan
telinga dengan otak & didalam otak
Bisa juga disebabkan karena
kecelakaan,stres, gangguan pada telinga
bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit
atau banyak aliran darah ke otak
Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
Obat-obatan

alkohol, gentamisin
Kelainan sirkulasi

Transient Ischemic Attack pada arteri


vertebral & arteri basiler
Kelainan telinga

o Endapan kalsium di kanalis semisirkularis di


telinga dalam yg sebabkan Benign Paroxysmal
Positional Vertigo
o Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
o Herpes zoster
o Labirintitis
o Peradangan saraf vestibuler
o Penyakit Meniere
Kelainan neurologis

Sklerosis multipel
Patah tulang tengkorak disertai cedera labirin,
persarafannya atau keduanya
Tumor otak
Tumor yg menekan saraf vestibularis
Penyebab vertigo dapat berasal dari
perifer, dari organ vestibuler sampai ke
inti nervus VIII

Kelainan sentral dari inti nervus VIII sampai ke


korteks
a. Labirin, telinga dalam
vertigo posisional paroksisimal benigna
pasca trauma
penyakit Meniere
labirinitis
toksik (aminoglikosid, streptomisin, gentamisin)
oklusi peredaran darah di labirin
fistula labirin
b. Saraf otak ke VIII
Neuritis iskemik (misal pada DM)
Infeksi, inflamasi (Sifilis, Herpes zoster)
Neuritis vestibular
Neuroma akustikus
Tumor lain di sudut serebelo-pontin
c. Sentral
1. Supratentorial
Trauma-
Epilepsi

2. Infratentorial
Insufisiensi vertebrobasiler
Yang dapat menyebabkan vertigo disertai
tinitus & hilangnya pendengaran yaitu
aminoglikosid, diuretik, anti-inflamasi non-
steroid
Streptomisin & gentamisin lebih bersifat
vestibulotoksik
Kanamisin, amikasin & netilmisin lebih
bersifat ototoksik
Antimikroba yg dikaitkan dengan gejala
vestibuler yaitu sulfonamid, asam nalidiksat,
metronidazol & minosiklin
Timbul jika ada gangguan alat keseimbangan yg
mengakibatkan ketidakseimbangan antara posisi
tubuh (informasi aferen) dengan apa yang
dipersepsi oleh SSP (pusat kesadaran)
Susunan aferen yg terpenting dalam sistem ini
adalah susunan vestibuler
Susunan lain yg berperan ialah sistem optik &
proprioseptik, jaras yg menghubungkan nuklei
vestibularis dengan nukleus N. III, IV dan VI,
susunan vestibuloretikularis & vestibulospinalis
Penyebab sebagian besar kasus Vertigo
dianggap adalah ketidakseimbangan impuls
sensorik yang berhubungan dengan
pergerakan yg mencapai otak melalui tiga
sistem persepsi yg berbeda diantaranya
visual, vestibular dan somatosensorik
(proprioseptif).
Hal ini dikenal sebagai hipotesis konflik
sensorik atau Polysensory mismatch
Vertigo diklasifikasikan menjadi 4 klasifikasi,
yaitu :
Berdasar penyebab terjadinya
Berdasar pola serangan
Berdasar bentuk serangan
Berdasar hubungan dengan posisi atau

gerakan
kepala
Vertigo periferal
Vertigo sentral
Vertigo Perifer Vertigo Sentral
Ciri-ciri Sistem vestibuler Sistem
vestibulobasiler & gg.
Vaskular (otak,
batang otak,
serebellum)
Penyebab Benigne Paroxysmal Iskemi batang otak,
Positional Vertigo, vertebrobasiler
peny. Meniere, insufisiensi,
neuronitis vestibuler, neoplasma,
labirinitis, neuroma migren basiler
akustik
Gejala pada SSP Tidak ada Diplopia, parestesi,
gg. Sensibilitas,
fungsi motorik,
disartria, gg.
serebellar
Masa laten 3 40 detik Tidak ada
Habituasi Ya Tidak
Terjadi jika terdapat gangguan di kanalis
semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah
yang bertugas mengontrol keseimbangan
Penyakit yg berhubungan dengan vertigo
periferal seperti Benign Paroxysmal
Positional Vertigo, penyakit Meniere,
vestibuler neuritis, labirintitis, infark labirin,
oklusi arteri auditiva interna
Serangan yg berlangsung beberapa detik
paling sering disebabkan BPPV
dicetuskan oleh perubahan posisi kepala
berlangsung beberapa detik, kemudian mereda
dapat juga diakibatkan trauma kepala,
pembedahan telinga, neuronitis vestibular
prognosis baik, gejala menghilang spontan
Serangan yg berlangsung beberapa menit atau
jam
Pada penyakit meniere atau vestibulopati
berulang
Serangan yg berlangsung beberapa hari -
minggu
Neuronitis vestibular. Pada penyakit ini,
mulainya vertigo, mual serta muntah yg
menyertainya sifatnya mendadak, gejala ini
dapat berlangsung beberapa hari sampai
minggu. Fungsi pendengaran tidak terganggu.
Pada PF mungkin dijumpai nistagmus
Disebabkan gangguan pada sistem
vestibuler sentral diantaranya migrain
vertebrobasiler, insufisiensi vertebrobasiler,
multiple sklerosis, penyakit Lues, tumor &
impressi a. basiler
Kita dapat membedakan vertigo sentral &
perifer berdasarkan Nistagmus
Gerakan bola mata sifatnya involunter,
bolakbalik, ritmis, dgn frekuensi tertentu.
Merupakan bentuk reaksi dari refleks
vestibulo-okuler terhadap aksi tertentu
Bisa bersifat fisiologis atau patologis, muncul
spontan atau dgn rangsangan alat bantu
seperti tes kalori, kursi berputar, tes
posisional atau gerakan kepala
Nistagmus Vertigo sentral Vertigo Perifer

Arah Berubah-ubah Horizontal, horizontal


rotatoar

Sifat Unilateral/bilateral Bilateral

Tes posisional
-Latensi Singkat Lebih lama
- Durasi Lama Singkat
- Intensitas Sedang Sedang
- Sifat Susah ditimbulkan Mudah ditimbulkan
- Tes dgn rangsang Jarang ditemukan Sering ditemukan

Fiksasi mata Tidak terpengaruh Terhambat


Vertigo yg disebabkan karena kelainan
refraksi, endokrin, polineuropatia,
hipoksia/iskemik otak difus, sindrom
hiperventilasi
1. Paroksismal
disebabkan karena epilepsi, migren, BPPV,
Meniere sindrom, multipel sklerosis
2. Kronis
Kontusio serebri, tumor serebelo-pontin,
kelainan endokrin, arteriosklerosis, multiple
sklerosis, impresi basiler
3. Akut
Labirinitis akut, herpeszooster otikus,
trauma labirin, infark serebellum
Rotasional
disebabkan karena Transient Iskemik
Attack, perdarahan serebelum
Non rotasional

dizziness, gangguan keseimbangan,


perasaan mau pingsan
Gerakan kepala
BPPV
Posisi kepala tertentu

Hipotensi ortostatik, Spondilosis servikalis


Anamnesis khusus dengan vertigonya
Kekhususan sifat vertigo, keparahan
vertigonya
Intensitas timbulnya vertigo
Bagaimana timbul & bagaimana
berakhirnya
Pengaruh lingkungan atau situasi
Keluhan lain seperti telinga berdenging,
mual, muntah
Anamnesis keluhan lain seperti:
gangguan penglihatan, disartria, disfonia,
gangguanpergerakanjika keluhan ini ada,
perlu dicurigai kelainan serebrovaskuler
Penggunaan obat-obatan seperti
streptomisin, kanamisin, salisilat,
antimalaria yg diketahui
ototoksik/vestibulotoksik
adanya penyakit sistemik: anemi, penyakit
jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit
paru, juga kemungkinan trauma akustik
Pemeriksaan fisik generalis
Pemeriksaan mata : strabismus, diplopia,
nistagmus
Pemeriksaan neurologi rutin
Pemeriksaan vestibulospinal
fungsi ekstremitas superior : standing tes, past
pointing test, writing vertical test
fungsi ekstremitas inferior : walking tes, stepping
test
Pemeriksaan lainnya : finger to finger test, finger
to nose test, diadokinesis
Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah
dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai
indikasi.
Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers
(pada neurinoma akustik)
Neurofisiologi :

Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi


(EMG), Brainstem Auditory Evoked
Pontential (BAEP)
Terapi kausal
Sebagian besar kausa vertigo tidak
diketahui penyebabnya, sehingga terapi
biasanya bersifat simtomatik
Terapi kausal disesuaikan dengan faktor
penyebabnya
Merupakan penyebab tersering vertigo;
umumnya hilang sendiri (self limiting)
dalam 4 sampai 6 minggu
Dikaitkan dengan kondisi Otoconia (butir
kalsium di dalam kanalis semisirkularis)
yang tidak stabil
Terapi fisik dan manuver Brandt-Daroff
dianggap lebih efektif daripada
medikamentosa
Disebabkan pelebaran & ruptur periodik
kompartemen endolimfatik di telinga dalam;
biasanya disertai tinitus & gangguan
pendengaran
Belum ada terapi yg terbukti efektif; terapi
profilaktik juga belum memuaskan; 60-80 %
akan remisi spontan
Dapat dicoba pengggunaan vasodilator,
diuretik ringan bersama diet rendah garam;
terkadang dilakukan tindakan operatif berupa
dekompresi ruangan endolimfatik &
pemotongan N. vestibularis
Pada kasus berat atau jika sudah tuli berat,
dapat dilakukan labirintektomi atau merusak
saraf dengan instilasi aminoglikosid ke
telinga dalam (ototoksik lokal)
Pencegahan antara lain dapat dicoba
dengan menghindari kafein, berhenti
merokok, membatasi asupan garam
Obat diuretik ringan atau antagonis kalsium
dapat meringankan gejala
Simtomatik dapat diberi obat supresan
vestibuler
Self limiting disease, diduga disebabkan
infeksi virus; jika disertai gangguan
pendengaran disebut Labirintitis
Sekitar 50% pasien akan sembuh dalam 2

bulan
Di awal sakit, pasien dianjurkan istirahat di

tempat tidur, diberi obat supresan


vestibuler & anti-emetik Mobilisasi dini
dianjurkan untuk merangsang mekanisme
kompensasi sentral
Terapi berupa penghentian obat
bersangkutan dan terapi fisik
Penggunaan obat supresan vestibuler tidak
dianjurkan karena justru menghambat
pemulihan fungsi vestibuler
Obat penyekat alfa adrenergik, vasodilator
dan antiparkinson dapat menimbulkan
keluhan rasa melayang yang dapat
dikacaukan dengan vertigo
Ditujukan utk 2 gejala utama yaitu rasa
berputar & gejala otonomnya
Pemilihan obat-obat anti vertigo tergantung
pada efek obat bersangkutan, berat ringan
vertigo & fasenya
Misalnya pada fase akut dapat diberikan
obat penenang untuk menghilangkan rasa
cemas, disamping anti vertigo lainnya
Contoh obat untuk meredakan vertigo :
Dimenhidrinat 50 mg (antimo, dramamine,
dramasine)
Prometazin 25 mg (avopreg)
Sinarizin 25 mg (perifas, vertizine )
Betahistin 8 mg (merislon, mertigo)
Untuk memperbaiki ketidak seimbangan
vestibuler melalui modulasi transmisi saraf;
umumnya digunakan obat yg bersifat
antikolinergik :
Dimenhydrinate, lama kerja 4 6 jam,dosis

dewasa 25-50 mg 4 dd
Diphenhydramine, lama kerja 4 - 6 jam,

dosis dewasa 25-50 mg 4 dd


Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur dengan
tungkai tergantung
Tutup kedua mata dan berbaring dengan cepat ke
salah satu sisi tubuh, tahan selama 30 detik, lalu
duduk tegak kembali
Setelah 30 detik baringkan tubuh dengan cara
yang sama ke sisi lain, tahan selama 30 detik,
lalu duduk tegak kembali
Latihan ini dilakukan berulang (lima kali berturut-
turut) pada pagi & petang hari sampai tidak
timbul vertigo lagi
Latihan lain yang dapat dicoba ialah latihan
visual-vestibular; berupa gerakan mata
melirik ke atas, bawah, kiri dan kanan
mengikuti gerak obyek yg makin lama
makin cepat, lalu diikuti dengan gerakan
fleksiekstensi kepala berulang dengan
mata tertutup, yang makin lama makin
cepat
Pada pasien dengan vertigo vestibular tipe
perifer umumnya baik, dapat terjadi remisi
sempurna.
Pada pasien dengan vertigo vestibular tipe
sentral, prognosis tergantung dari penyakit
yang mendasarinnya

Anda mungkin juga menyukai