Anda di halaman 1dari 47

Space Occupying

Lesion
Elmon Patadungan
11 2017 185
 Nama : Tn. J
 Umur :-
 Jenis kelamin : Laki-Laki
 Status perkawinan : Menikah
Identitas  Pekerjaan : Pegawai Negeri
Pasien  Alamat :-
 No RM :-
 Dirawat diruang : RS POLRI Kramat Jati
 Tanggal masuk :-
 Tanggal keluar :-
 KU: Pusing Berputar yg terus memberat

1 bulan SMRS
• Pusing berputar
• Seperti ada yg dorong
Anamnesis • Masih dpt jln sndiri

1 minggu SMRS
• Keluhan memberat
• Tiap mau jln rasa ingin
jatuh.
• Tidak sanggup berjalan
• Mual dan muntah-
muntah.
 RPK : penyakit yang sama (-) hipertensi (-), DM (-),
vertigo (-), Keganasan (-)
 RPD : tidak pernah mengalami keluhan seperti ini
sebelumnya (-) , hipertensi (-)
Anamnesis
 Riwayat sosial ekonomi :
 Status ekonomi pasien menengah keatas baik.
 Tidak minum alkohol
 Konsumsi obat-obatan (-)
 Keadaan Umum : Tampak sakit berat
 Kesadaran : Compos mentis, GCS: E4M6V5=15
 Tekanan darah : dalam batas normal
Status Pasien
 Nadi : dalam batas normal
 Suhu : dalam batas normal
 Pernapasan : dalam batas normal
 Kepala : Normocephal, hematom (-), edema (-)
 Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid
(-)
 Dada : Simetris, retraksi (-)
Status Pasien  Jantung : BJ I-II murni reguler, gallop (-), murmur -
 Paru : Suara napas vesikuler, rhonki (-/-),
wheezing (-/-)
 Perut : Bising usus (+)
 Alat kelamin : Tidak dilakukan pemriksaan
 Cara berpikir : Sesuai usia
 Perasaan hati : Normotim
 Tingkah laku : Wajar, pasien sadar
Status psikikus
 Ingatan : Amnesia (–)
 Kecerdasan : Baik
Kepala
 Bentuk : Normocephali
 Nyeri tekan : tidak ada
 Simetris : kanan sama dengan kiri
Status  Pergerakan : Normal, tidak terbatas
Neurologis Leher
 Sikap : Normal
 Pergerakan : tidak ada hambatan
pergerakan
 Kaku kuduk : negatif (-)
Tanda  Tanda rangsang meningeal
 Kaku kuduk (-)
Rangsang  Brudzinski I (-)/(-)
Meningeal  Brudzinski II (-)/(-)
Kanan Kiri
N I. (Olfaktorius)
Subjektif Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Dengan bahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan


N II. (Optikus)
Tajam pengelihatan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Nervus Lapangan penglihatan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Kranialis Melihat warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Fundus okuli Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks terhadap Sinar + +
Pupil
Besar pupil 2 mm 2 mm
Bentuk pupil Isokor Isokor
N III. (Okulomotorius)

Celah mata Ptosis (-) Ptosis (-)


Nervus Pergerakan bola mata Baik Baik
Kranialis
Strabismus - -
Nistagmus + +
Diplopia (-) (-)
N IV. (Troklearis)

Pergerakan mata (+) (+)


( kebawah-dalam )

Sikap bulbus Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan


Diplopia (-) (-)
Nervus N V. (Trigeminus)
Kranialis Membuka mulut Normal Normal

Mengunyah Normal Normal


Menggigit Normal Normal
Reflex kornea Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Sensibilitas Normal Normal


N VI. (Abduscens)

Pergerakan mata ke + +
lateral
Sikap bulbus Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Diplopia (-) (-)
N VII. (Fascialis)
Nervus
Mengerutkan dahi + +
Kranialis
Menutup mata + (bisa menahan) + (bisa menahan)

Memperlihatkan gigi Simetris Simetris

Menggembungkan pipi + (Simetris) + (Simetris)

Perasaan lidah bagian Tidak dilakukan Tidak dilakukan


2/3 depan
NVIII.
(Vestibulokoklear)
Suara berisik Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Suara detik jam Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Nervus
N IX. (Glossofaringeus)
Kranialis
Perasaan bagian lidah Tidak dilakukan
belakang
Sensibilitas Tidak dilakukan

Pharynx Uvula ditengah

Refleks Muntah (+)


N X. (Vagus)
Arcus pharynx Simetris Simetris
Bicara (+) (+)
Menelan Normal Normal
N XI. (Asesorius)

Mengangkat bahu (+) (+)


Nervus
Memalingkan kepala (+) (+)
Kranialis
N XII. (Hypoglossus)

Pergerakan lidah Deviasi (-)

Tremor lidah (-)


Artikulasi Jelas
 Respirasi : spontan, Torakoabdominal
 Duduk : dapat duduk
 Bentuk Kolumna Vertebralis : simetris (lordosis
-, kifosis -, skoliosis -
Pemeriksaan
Neurologis Refleks Kanan Kiri
Badan Kulit perut atas
Taktil + tidak dilakukan +

Kulit perut bawah


Nyeri + Tidak dilakukan+

Kulit perut tengah


Termi + Tidak dilakukan+

kremaster
Diskriminasi + Tidak dilakukan+

anus
Lokalisasi + Tidak dilakukan+
Motorik Kanan Kiri
Pergerakan Baik baik
Kekuatan 5555
Tonus Normotonus Normotonus
Atrofi Tidak ada Tidak ada

Pemeriksaan Sensorik Kanan Kiri

Neurologis Taktil Dalam batas normal Dalam batas normal


Nyeri Dalam batas normal Dalam batas normal
Anggota Gerak
Termi Dalam batas normal Dalam batas normal
Atas
Diskriminasi Dalam batas normal Dalam batas normal
Lokalisasi Dalam batas normal Dalam batas normal

Refleks Kanan Kiri


Biseps ++ ++
Triseps ++ ++
Motorik Kanan Kiri
Pergerakan + +
Kekuatan 5555
Tonus Normotonus Normotonus
Atrofi Tidak ada Tidak ada

Pemeriksaan Sensorik Kanan Kiri


Taktil Dalam batas normal Dalam batas normal
Neurologis
Nyeri Dalam batas normal Dalam batas normal
Anggota Gerak
Termi Dalam batas normal Dalam batas normal
Bawah
Diskriminasi Dalam batas normal Dalam batas normal
Lokalisasi Dalam batas normal Dalam batas normal

Refleks Kanan Kiri


KPR ++ ++
APR ++ ++
 Cara berjalan : cenderung terjatuh
 Test romberg : cenderung jatuh kearah kanan
 Disdiadokokinesia : past pointing test kiri terganggu.
-Koordinasi
gait dan Tremor : tidak ada
keseimbangan Miokloni : tidak ada
-Gerakan Chorea : tidak ada
Atetose : tidak ada
abnormal
-alat vegetativ Miksi : tidak ada gangguan berkemih
-Pemeriksaan Defekasi : tidak ada gangguan defekasi
Dix-Hallpike Dix-Hallpike Manuever : nistagmus +/+
Masa laten : tidak ada
Fatigue : tidak ada
Habituasi : tidak ada
Hasil CT-Scan
kepala
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pusing berputar, serasa
ada yg dorong dan ingin Pemeriksaan Penunjang
jatuh. Memberat dalam 1 Romberg test cenderung
jatuh kenan, past
Resume minggu ini dan tidak
sanggup berjalan. Mual pointng test kiri CT-Scan Kepala

dan muntah. bermasalah, dix-hallpike ditemukan massa di


terdapat nistagmus daerah cerebellum
tanpa masa laten,
fatigue, dan habituasi.
(gangguan koordinasi)
• pusing berputar, gangguan
keseimbangan (romberg test cenderung
Diagnosis jatuh ke kanan), vertigo vestibuler
Klinik central, nistagmus tanpa masa laten
dan tidak fatigue, tidak ada habituasi,
past pointing test kiri bermasalah.

Diagnosis
• cerebellum
Diagnosis Topik

Diagnosa
• Neoplasma (tumor otak)
Etiologik

Diagnosis • Space Occupying Lession (lesi desak


Patologi ruang) di otak
 Non medikamentosa:
 Pro Konsul Bedah Saraf
Penatalaksana
 Elevasi kepala 30’
an
 Bed rest total
 Medikamentosa:
 Terapi Medikamentosa
 Dramanine 2 x 1 PO
Penatalaksana  Betahistine 3 x 12 mg PO
an  Flunarizine 2 x 10 mg PO
 Dexamethasone 4 x 1 ampul IV
 Ranitidine 2 x 1 ampul IV
 Ad vitam : dubia ad malam
 Ad fungsionam : dubia ad malam
Prognosis
 Ad santionam : dubia ad malam
Tinjauan Pustaka
Space Occupying Lesion
Space occupying lesion  (-) keganasan
Space Occupying Lesion (-) patologi lain seperti abses atau
hematoma.
 SOL ialah suatu lesi yang meluas atau
memenuhi ruang dalam otak, menimbulkan lesi bersifat lokalkerusakan otak yang
kompresi dan infiltrasi pada jaringan serta bersifat fokalgambaran
menyebabkan gejala seperti peningkatan TIK, klinisletaknya lesi namun bukan
kejang dan defisit neurologis. etiologinya.

SOL (+)menginfiltrasi dan merusak


struktur-struktur penting (+)
Tumor mengobstruksi aliran LCShidrosefalus

otak Abses Vaskular (+) angiogenesis dan memecahkan


blood-brain barrier mengakibatkan
edema.
1. Tumor Otak • Meningioma, astrositoma dan neurofibroma
anggota-anggota sekeluarga.
 tipe histologi dari tumor • Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-
otak memiliki perbedaan Bawaan (Genetik) Weberfaktor familial yang jelas.
dalam faktor etiologinya
yang dipengaruhi oleh
usia dan lokasi serta
histologi dari tumor
tersebut. • Perkembangan abnormalbangunan
embrionalmenjadi ganasbertumbuh terus dan
Degenerasi atau merusak bangunan sekitarnya.
 Proses neoplasmatik atau perubahan • kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
proses malignitas di neoplasmatik
susunan saraf mencakup
neoplasma saraf primer
dan non saraf atau
metastasisNeoplasma
saraf primer cenderung • merangsang pertumbuhan sel mesenkimalfaktor
berkembang di tempat- etiologik neoplasma saraf.
tempat tertentu Radiasi & substansi • misalnya methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea
karsinogenik
• astrositoma
Tumor otak • Oligodendroglioma
primerbermula dari • Ependymoma
jaringan • Meningioma
• Schwannoma
otakdikalsifikasikan
• Craniopharingioma
berdasarkan jenis • Germ cell tumor
jaringan. • Tumor pineal
Tumor Otak
Primer dan
Sekunder • 40% pasien kanker otak sekunder,
kanker awal ditemukan pada paru-paru
Tumor otak dan 20% lainnya kanker berawal dari
kanker payudara.
sekunderakibat • Metastase ke cerebellum terjadi pada
metastasis tumor dari 10-15% dan pada batang otak 3-5%.
organ yang lain • Manifestasi klinis dari tumor otak
metastase sangat mirip dengan tumor
otak primer
• Proses desak ruang
Gangguan kesadaran • Tekanan intrakranial yang meningkat secara
akibat TTIK progresif menimbulkan gangguan kesadaran
dan manifestasi disfungsi batang otak

Gejala-gejala umum • Nyeri kepalagejala dini tumor intrakranial


• Muntah sifat khasproyektil & tidak didahului oleh mual.
akibat tekanan
• Kejang umummanifestasi tekanan intrakranial yang
intrakranial yang melonjak secara cepat.
Manifestasi meninggi • enteng di kepala”, ”pusing” atau tujuh keliling.

Klinis • Kelumpuhan saraf otak


Tanda-tanda
• Refleks patologik yang positif pada kedua sisi
lokalisatorik yang • Gangguan mental
menyesatkan • Gangguan endokrin

Tanda –tanda • defisit serebral tertentu sebelum manifestasi


lokalisatorik yang hipertensi intrakranial menjadi nyata
benar atau simptom • defisit serebral itu ialah monoparesis, hemiparesis,
fokal hemianopia, afasia, anosmia dan seterusnya.
LOKASI TUMOR MANIFESTASI KLINIS

Lobus frontalis  Kelemahan lengan dan tungkai kontralateral


 Apraksia, afasia
 Refleks primitif
 Perubahan kepribadian: disinhibisi, abulia, kehilangan inisiatif,
penurunan tingkat intelektual (misalnya, demensia, terutama jika
korpus kalosum terlibat)

Lobus temporalis  Kejang (umum atau parsial)


 Afasia
 Gangguan memori atau ingatan
 Gangguan lapangan pandang (upper homonymous quadrantanopia)

Lobus parietalis  Gangguan sensorik (lokalisasi sentuh, diskriminasi dua titik, gerakan
pasif, astereognosis) kontralateral
 Afasia
 Hemineglect

Lobus oksipitalis  Gangguan lapangan pandang (hemianopsia homonim)


Ventrikel tiga  Hidrosefalus
 Disfungsi hipotalamus
 Gangguan memori
Regio pinealis  Hidrosefalus
 Sindrom Perinaud
Batang otak  Hemiplegia, paresis
 Kelainan gerakan bola mata
 Abnormalitas pupil
 Vertigo
 Mual muntah
 Hidrosefalus
Serebelum  Ataksia berjalan
 Tremor intensional
 Dismetria
 Disartria
 Nistagmus
Secara fungsional, serebelum terbagi
menjadi tiga komponen :
Vestibuloserebelum
Spinoserebelum
Serebroserebelum

Adanya lesi serebelum akan


bermanifestasi secara klinis
Serebelum berupa gangguan pergerakan dan
keseimbangan.

Serebelum adalah organ sentral


untuk kontrol motorik halus.
Vestibuloserebelum Spinoserebelum Serebroserebelum

• membawa • mengontrol tonus • regulasi semua


informasi otot dan gerakan terarah
mengenai posisi mengkoordinasi secara halus dan
dan gerakan kerja kelompok- tepat.
Fungsional kepala. kelompok otot. • kerusakan berat
serebelum • memastikan • berpartisipasi pada eksekusi
stabilisasi postur, pada postur dan gerakan volunter.
gaya berjalan, dan gaya berjalan.
posisi mata dan • ataksia cara
memungkinkan berdiri dan gaya
fiksasi tatapan berjalan
1. Gejala tekanan intrakranial yang meningkat:
 Sakit kepala kronik, tidak berkurang dengan obat
analgesik
 Muntah tanpa penyebab gastrointestinal
 Papil edema (choked disc)
 Kesadaran menurun/berubah
Kriteria 2. Gejala fokal
diagnosis  True location sign
 False location sign
 Neighbouring sign
3. Tidak ada tanda-tanda radang sebelumnya
4. Pemeriksaan neuroimaging terdapat kelainan yang
menunjukkan adanya massa (SOL)
Modalitas penanganan terhadap tumor otak mencakup
tindakan terapi operatif, terapi konservatif, radioterapi,
kemoterapi, immunoterapi.

Tindakan operatif pada tumor otak khususnya tumor otak


ganas bertujuan untuk mendapatkan diagnosa pasti dan
Penatalaksana dekompresi internal

an &
komplikasi Radioterapi untuk tumor susunan saraf pusat kebanyakan
menggunakan sinar X dan sinar Gamma di samping juga radiasi
lainnya seperti proton, partikel alfa, neutron, dan pimeson

Komplikasi yang dapat terjadi pada tumor otak intrakranial


adalah herniasi otak, perdarahan pada tumor, dan
hidrosefalus.
 Stadium abses otak terbagi atas:
2. Abses Otak early cerebritis
late cerebritis
early capsule formation
Abses otak late capsule formation
merupakan No. Sumber Infeksi Lokasi Abses Patogen Utama
penumpukan
material piogenik 1. Sinus Paranasal Lobus Frontalis Streptococci, Staphylococcus aureus,

yang terlokalisir Haemophilus sp, Bacteroides sp

di dalam/di 2. Infeksi otogenik Lobus temporal, Streptococci, Bacteroides sp,

antara parenkim serebelum Enterobacterial (Proteus Sp), Pseudomonas


sp, Haemophilus sp.
otak.
3. Infeksi Lobus frontal Sterptococci, Staphilococci, Bacteroides,
odontogenik Actinobacilus sp
4. Endokarditis Bakterial Biasanya abses multiple, bisa di lobus Staphylococcus aureus, Streptococcus
mana saja viridans

5. Infeksi pulmonal (abses, empiem, bronkiektasis) Biasanya abses multipel, bisa di lobus mana Streptococci, Staphilococci, Bacteroides,
saja Actinobacilus sp

6. Shunt kanan ke kiri (penyakit jantung sianotik, AVM Biasanya abses multipel, lobus mana saja Streptococci, Staphilococci,
paru) dapat terkena Peptostreptococcus sp.

7. Trauma penetrasi atau Tergantung lokasi Staphylococcus aureus, Staphylococcus


pascaoperasi epidermidis, Streptococcus, Enterobacter,
Clostridium sp.
8. Pasien dengan imunosupresi Sering abses multipel, berbagai Aspergilus sp, Peptostreptococcus sp, Bacteroides
lobus dapat terkena sp, Haemophilus sp, Staphylococcus
9. Pasien AIDS Sering abses multipel, berbagai Toxoplasma gondii, Criptococcus neoforman,
lobus dapat terkena Listeria, Mycobacterium sp, Candida, Aspergilus
 Secara umum pemilihan rejimen antibiotika empirik sebagai
pengobatan first line abses serebri didasarkan atas sumber
infeksi:
Perluasan lansung dari sinus, gigi, telinga tengah: Penicilin G
+ Metronidazole +sefalosporin gen III
Penyebaran via hematogen atau trauma penetrasi kepala:
Nafcilin + Metronidazole + sefalosporin gen III
Post operasi : Vancomisin (untuk MRSA) + Seftasidim atau
Tatalaksana & sefepim (Pseudomonas)
komplikasi Tidak dijumpai faktor predisposisi : Metronidazole
+vancomisin + sefalosporin gen III
Komplikasi abses serebri terbanyak berupa:
• Herniasi unkal atau tonsilar akibat kenaikan TIK
• Abses ruptur ke dalam ventrikel atau lapisan subarachnoid
• Sekuele neurologis jangka lama seperti hemiparesis, kejang yang mencapai
50%
• Abses berulang
• Kejang, perlu diberikan terapi profilaksis kadang dalam periode lama
3. Perdarahan
Intrakranial
Subarachnoid hematomsekuel trauma
kapitis yang paling sering
dijumpaimenghalangi reabsorpsi CSF
peningkatan TIK.

Epidural hematomperdarahan yang


terjadi di antara dura dan tulang
tengkorakarteri meningeal media

Subdural hematomlaserasi parenkimal atau


dari robekan pada permukaan pembuluh darah
akibat terjadinya akselerasi-deselerasi
4. Peningkatan TIK

Brain
Blood

CSF
Hukum
Monroe Kelly

Intracranial Pressure

Cerebral Blood Flow = Cerebral Perfusion Pressure ( systemic


BP- ICP)
Cerebral Vascular Resistance
5. Edema Serebri
Edema serebri
dapat berlaku
akibat daripada
kerusakan
jaringan otak
diakibatkan oleh
lesi intrakranial
seperti tumor,
abses, atau bisa
juga karena
trauma dan
keadaan iskemik
6. Herniasi Otak
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien memenuhi gejala lesi desak massa berupa
tumor intakranial yaitu meliputi:

Gejala peningkatan TIK Defisit Neurologis


Rasa pusing berputar yang hilang Gangguan koordinasi dismetria
timbul terutama saat lelah dan yang didapati pemeriksaan past Tidak ada tanda-tanda
berganti posisi pointing test terganggu radang sebelumnya dan
trauma kepala

Lesi pada serebelum


Pada pemeriksaan CT Scan menyebabkan terganggunya
memperlihatkan adanya sistem fungsional serebelum
adanya massa tumor yaitu vestibuloserebelaris,
cerebellum spinoserebelaris, dan
serebroserebelum.

Anda mungkin juga menyukai