FAKULTAS KEDOKTERAN 3B
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LAPORAN KASUS
INFARK SEREBRI ( NHS )
Oleh:
Nabilah Biyanti
111 2018 2032
Pembimbing Supervisior :
Dr. dr. Susi Aulina, Sp.S(K)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
Identitas pasien
• Nama : Ny. AF
• Umur : 61Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Jl. Tidung
• Suku/Ras : Makassar
• Status : Kawin
• Agama : Islam
• Kamar : 708
• Tgl. Masuk RS : 15 Juni 2019
Anamnesis
• Keluhan utama : Lemah separuh badan sebelah kanan
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Lemah badan sebelah kanan yang dialami kurang lebih 2 jam sebelum masuk rumah sakit (15-06-
2019) disertai tidak bisa bicara tiba-tiba saat pasien bangun tidur, muntah(-),sakit kepala(-), demam
(+) 3 hari yang lalu namun membaik, riwayat trauma (-), kesadaran menurun(-).
• Exoftalmus - -
• Ptosis - -
Pupil
• RCL/RCTL + +
• Refleks akomodasi + +
Parese ke arah - -
Nistagmus - -
N.V (Trigeminus)
• Sensibilitas
N.VI : N/N
N.V2 : N/N
N.V3 : N/N
• Motorik
Inspeksi/palpasi (istirahat/menggigit) : N/N
Refleks kornea : Dalam batas normal
N. VII (Facialis)
• Motorik
m. Frontalis(mengerutkan dahi) : Menurun/N
m.Orbikularis okuli(memaksa membuka mata) : Menurun/N
Sudut mulut(tersenyum) :Sudut nasolabialis kanan tidak ada
Pengecap 2/3 lidah bagian depan : Tidak dilakukan
• N.VIII (Vestibulokoklearis):
Pendengaran : Menurun
TesRinne/weber : tidak dilakukan
Fungsi vestibularis : tidak dilakukan
• N. IX/X (Glossopharingeus/vagus):
Posisi arkus pharinks : Di tengah
Reflex telan/muntah : Tidak dilakukan
Pengecap 1/3 lidah : Tidak dilakukan
• N. XI (Accecorius) : Kanan Kiri
Memalingkan kepala : Normal Normal
Angkat bahu : Normal Normal
• N. XII (Hypoglosus):
Deviasi lidah : Sulit Dinilai
Fasciculasi : Tidak Ada
Atrofi : Tidak Ada
Tremor : Tidak Ada
Ataxia : -
Fungsi motorik dan otonom
Fungsi motorik
P N K 3 5 T N N Rf +2 +2 R - -
p - -
N 3 5 N N +2 +2
2. Waktu Serangan
- Sedang bergiat 6,5
- Tidak sedang bergiat 1
3. Sakit Kepala
- Sangat hebat 10
- Hebat 7,5
- Ringan 1
- Tidak ada 0
4. Kesadaran Menurun
- Langsung, beberapa menit s/d 1 jam setelah onset 10
- 1 jam s/d 24 jam setelah onset 7,5
- Sesaat tapi pulih kembali 6
- ≥ 24 jam setelah onset 1
- Tidak ada 0
5. Muntah Proyektil
- Langsung, beberapa menit s/d 1 jam setelah onset 10
- 1 jam s/d < 24 jam setelah onset 7,5
- ≥ 24 jam setelah onset 1
- Tidak ada 0
Resume
• Pasien, perempuan, usia 61 tahun datang ke UGD dengan keluhan
lemah separuh badan sebelah kanan, dialami sejak 2 jam yang lalu
secara tiba-tiba saat bangun tidur. Tidak ada demam. Tidak ada
nyeri kepala. Tidak ada mual dan muntah. Pemeriksaan neurologis
kesadaran compos mentis, pemeriksaan nervus cranialis dalam
batas normal, pemeriksaan motorik, sensorik, dan refleks fisiologis
dalam batas normal, refleks patologis tidak ditemukan.
Diagnosis
• DIAGNOSIS KERJA
• Diagnosa Klinis : Hemiparese Dextra, Parese N.VII dan N.XII
• Diagnosa Topis : Hemisfer serebri sinistra
• Diagnosa Etiologia : Non-Hemoragik Stroke
• DIAGNOSIS BANDING
Stroke Hemoragik
Penatalaksanaan
• Citicolin 500 mg/12 jam/iv
• Ranitidin 50 mg /12jam/oral
• Aspilet 85mg/hari/1-0-0/oral
Prognosis
• Qua Ad Vitam : dubia et Bonam
• Qua Ad Sanationam : dubia et Bonam
Follow up Pasien
Tgl/Jam` Profesi S,O,A,P Implementasi
Motorik : 3 5 N N
K T
3 5 N N
N +2 +2 - -
P RF Rp
N +2 +2 - -
Sensorik : Normal
Autonom : BAB belum keluar; BAK Normal
A:
- Hemiparese dextra ecausa cerebral infarction
Follow up Pasien
Tgl/Jam` Profesi S,O,A,P Implementasi
Motorik :
4 5 N N
K T
4 5 N N
N +2 +2 - -
P RF Rp
N +2 +2 - -
Sensorik : Normal
Autonom : BAB belum keluar; BAK Normal
A:
- Hemiparese dextra ecausa cerebral infarction
Follow up Pasien
Tgl/Jam Profesi S,O,A,P Implementasi
Motorik : 4 5 N N
K T
4 5 N N
N +2 +2 - -
P RF Rp
N +2 +2 - -
Sensorik : Normal
Autonom : BAB belum keluar; BAK Normal
A:
- Hemiparese dextra ecausa cerebral infarction
Pembahasan
Definisi
Trombosis Embolisme
Klasifikasi
Usia Hipertensi
Jenis Hiperlipidemi
kelamin a
Tidak dapat
Dapat diubah
diubah
Ras Obesitas
Genetik Diabetes
Patofisiologi
Manifestasi klinis
ALUR DIAGNOSIS
Gambaran
Anamnesis Klinis
Kesadaran
Kaku kuduk
Pemeriksaan
Nervus Neurologi
cranialis
Kerning’s sign
Pemeriksaan
Motorik
Neurologis
Sensorik
Keseimbangan
Skor Hasanuddin
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto CT-Scan
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan EKG
PENATALAKSANAAN
Terapi medikamentosa:
- Anti agregasi platelet (Aspirin,
klopidogrel,cilostazol)
Terapi non - Trombolitik : rt-PA Terapi faktor
medikamentosa (recombinant tissue
plasminogen activator) risiko
- Antikoagulan (heparin)
- Neuroprotektan(Citicoline)
Diagnosis Infark Cerebri pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien adalah seorang pria berumur 53 tahun yang
dibawa oleh keluarganya kerumah sakit dengan keluhan lemah separuh badan sebelah kiri. Keluhan ini dialami
secara tiba tiba dimana pada saat pagi hari pasien telah ditemukan oleh keluarganya dikamar mandi dalam
keadaan lemah separuh badan sebelah kiri. Dari hasil anamnesis juga diketahui bahwa pasien memiliki riwayat
penyakit hipertensi serta diabetes mellitus, pasien juga diketahui pernah mengalami stroke pada tahun 2015 lalu.
Dari hasil pemeriksaan saat ini pasien masih dalam keadaan kesadaran menurun serta didapatkan penurunan pada
reflex fisiologis pasien dan didapatkan adanya reflex patologis seperti tanda Hoffman tromner dan
Babinski,didapatkan pula rangsang menings negatif pada pasien dengan pemeriksaan kaku kuduk, saat ini
didapatkan juga pasien belum dapat berbicara namun mengerti dengan apa yang diperintahkan.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa tanda dan gejala pasien stroke adalah gangguan
gangguan global dalam hal ini penurunan kesadaran. Penurunan gangguan kesadaran dapat diakibatkan
karena adanya gangguan vascular yang khas pada stroke disertai dengan defisit neurologis, selain itu adanya
riwayat hipertensi, diabetes mellitus yang mengakibatkan adanya toksin metabolik endogen dan juga
ketidakseimbangan aktivitas metabolic pada neuron di korteks serebral dan nucleus sentral, serta adanya
riwayat stroke sebelumnya. Hal ini juga menjadi faktor risiko terjadinya serangan stroke yang kedua bagi
pasien karena diketahui bahwa hipertensi dan diabetes mellitus dapat menyebabkan perubahan patologik
pada dinding arteri pembuluh darah otak menyebabkan trombosis yang diawali oleh proses arteriosklerosis
di daerah tersebut.
• Pembuluh darah otak yang menyuplai bagian otak yang mengalami masalah adalah A. Serebri anterior dan A.cerebri
media. Untuk mengindentifikasi bagian pada otak yang bermasalah dapat digunakan pemeriksaan penunjang berupa
CT Scan tanpa kontras untuk mendeteksi letak iskemik pada otak, yang dilakukan 3-6 jam setelah timbulnya gejala
(hiperakut). pasien saat ini masih tidak dapat bicara diduga erat kaitannya dengan afasia broca tetapi lesi yang diderita
pasien terletak pada lobus frontalis hemisferium dextra dimana sekitar 96-99% lateralisasi berbahasa berada di
hemisfer sinistra dan sisanya berada di hemisfer dextra. Tatalaksana yang diberikan kepada pasien yaitu secara
medikamentosa yaitu Anti Platelet (aspirin dan clopidogrel). Digunakan untuk mencegah aggregasi dari platelet
sebagai salah satu patofisiologi penyebab terjadinya stroke iskemik,pemberian neuroprotektor dan neurotropin untuk
menjaga dan memperbaiki bagian otak yang rusak akibat cedera dan pemberian ranitidine untuk mengantisipasi efek