Anda di halaman 1dari 23

Laporan Kasus

Bell’s Palsy

Pembimbing:
dr. Nurhaedah Andi Taliny S.

Oleh:
Asri Puji Astuti
Audy Pniel Manginte
Dian Aditya
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. A.M.
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 65 tahun
• Agama : Kristen Protestan
• Alamat : Paldam
• Pendidikan: SMA
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Pensiunan POLRI
Data Subjektif
• Keluhan Utama:
Pasien merasa wajahnya miring ke arah kanan
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan merasa wajahnya
miring ke arah kanan, terutama saat sedang berbicara.
Hal tersebut dirasakan sejak + 1 hari yang lalu.
Kelopak mata sebelah kanan tidak dapat menutup
sempurna. Tidak ada mual dan muntah. Sakit kepala
disangkal. Tidak ada sesak. BAB dan BAK normal.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien mengaku tidak mempunyai penyakit
seperti ini. Riwayat hipertensi sejak + 1 tahun yang lalu.
Penyakit jantung disangkal, stroke disangkal, diabetes
melitus disangkal.
• Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita hal
yang serupa seperti pasien.
• Riwayat Pengobatan
Pasien mengkonsumsi amlodipin bila sakit kepala
Data Objektif
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4V5M6
Tanda Vital : dalam batas normal

STATUS GENERALIS
• Kepala : normochepal
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Hidung : deviasi septum (-), sekret (-)
• Telinga : sekret (-)
• Mulut : bibir tampak miring ke kanan
• Leher : Pembesaran KGB(-/-), Pembesaran tiroid(-)
• Thoraks : pergerakan dada simetris
• Abdomen : abdomen datar
• Ekstremitas : edema (-), sianosis (-)
STATUS NEUROLOGIS
• Kepala : mesosefal
• Mata : pupil bulat, isokor, Ø 3 mm / 3 mm,
lagophalmus dextra (+)
• Rangsang meningeal : tidak dievaluasi
• Nervi Kraniales : parese N.VII sinistra perifer
Motorik : paralisis otot wajah sinistra
Sensorik : dalam batas normal
Sekretomotor : hiposekresi lacrimalis OS
Dextra Sinistra
Mengangkat alis + -
Kerutan dahi + -
Menutup mata + -
Menyeringai + -
• Sensibilitas : dalam batas normal
• Vegetatif
Miksi / defekasi : dbn
• Koordinasi, Gait dan Keseimbangan : dalam batas
normal

DIAGNOSA
• Diagnosa Klinis :
– Paralisis otot wajah dextra
– Lagoftalmus okuli dextra
– Hiposekresi lacrimalis dextra
• Diagnosa Topis : Nervus VII perifer
• Diagnosa Etiologis : Idiopatik
TERAPI:
• Prednison 2x 30 mg perhari (po)
• Vit. B comp 1x1 tab perhari (po)
• Artificial Tears 1-2 tetes 2-3x perhari (tetes
mata)

PROGNOSIS:
Pada umumnya baik kondisi terkendali dengan
pengobatan pemeliharaan.
PEMBAHASAN
Bell’s Palsy
→ kelumpuhan perifer pada
saraf wajah yang menyebabkan
kelemahan otot pada satu sisi
wajah, timbul selama satu
hingga tiga hari dengan
keterlibatan dahi dan tidak ada
kelainan neurologis lainnya.
USA → 23 kasus per 100.000
Indonesia → 19,55 % dari
seluruh kasus neuropati
Sir Charles Bell (1774-1842)
Patogenesis
• Belum ada persesuen pendapat tentang
patogenesis Bell’s Palsy namun proses akhir
yang bertanggung jawab atas gejala klinis
adalah proses edema yang menyebabkan
kompresi N VII
Diagnosa
• Pada kasus ini pasien merasa wajahnya miring ke arah kanan,
terutama saat sedang berbicara, sejak + 1 hari yang lalu.
• Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, GCS
15.
• Pada pemeriksaan N.VII: didapatkan lagoftalmus dextra.
Kerutan dahi kanan pasien menghilang. Pada saat pasien
diminta untuk menyeringai, terlihat mulut mencong ke kiri,
sudut mulut kanan menghilang. Saat pasien diminta
mengangkat kedua alis, alis kanan tidak terangkat.

• Pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan lainnya


dikarenakan tidak tersedianya alat dan bahan
DIAGNOSA
• Diagnosa Klinis :
– Paralisis otot wajah dextra
– Lagoftalmus okuli dextra
– Hiposekresi lacrimalis dextra
• Diagnosa Topis : Nervus VII perifer
• Diagnosa Etiologis : Idiopatik
Pemeriksaan Penunjang
• CBC (Complete Blood Count)
• Glukosa darah, HbA1c
• Salivary flow test
• CT-Scan, MRI CT-Scan
Diagnosis Banding
• Stroke Vertebrabasilaris
• Herpes zoster (Ramsay Hunt Syndrome)
• Otitis media akut atau kronik
• Facial diplegia
• Tumor Tumor yang menekan saraf facialis
• Facial Hemiatrophy (Parry-Romberg
Syndrome)
Tatalaksana
• Kortikostreoid Oral: Prednisone biasanya diberikan
dengan dosis 60-80 mg per hari selama 5 hari, dan di
tappering off 5 hari selanjutnya
• Antivirus: Valacyclovir (1000 mg per hari, diberikan
antara 5-7 hari) dan Acyclovir (400 mg 5 kali sehari,
diberikan 10 hari).
• Analgesik untuk meredakan nyeri, dan
methylcellulose eye drops untuk mencegah
kekeringan pada kornea

→ pada kasus ini : kortikosteroid oral yaitu


Prednison 2x30mg perhari selama 10 hari,
Artificial Tear diberikan 2-3x perhari sebanyak
1-2 tetes, Vitamin B Complex dengan dosis yaitu
1x1 tab selama 10 hari.
Prognosis
→ umumnya sangat baik.
Tingkat keparahan kerusakan syaraf menentukan
proses penyembuhan. Perbaikannya bertahap
dan durasi waktu yang dibutuhkan bervariasi.
Pada beberapa penderita gejala bisa lebih lama,
dan pada beberapa kasus, gangguan bisa muncul
kembali di tempat yang sama atau di sisi lain
wajah
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai