Anda di halaman 1dari 29

Disusun oleh :

Firky Ditha Saputri

Pendamping :
dr. Nofa Itawarni, M.Kes
dr. Sonjaya
 Nama : Ny. W
 Usia : 42 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Alamat : Kampung Rumbut
 Tanggal MRS : 8 Januari 2018
 Keluhan utama : muntah

 Riwayat perjalanan penyakit :

Pasien perempuan usia 42 tahun datang ke IGD RS Bhayangkara Brimob


dengan keluhan muntah 5 kali sejak 6 jam sebelum datang ke RS. Muntah isi air
dan makanan, dan muntah tidak didahului rasa mual.

Pasien juga mengeluhkan kepala terasa pusing berputar sejak 1 bulan yang
lalu. Pusing terasa hilang timbul, dan semakin berat dalam 3 hari belakangan.

Tidak ada keluhan nyeri perut atau nyeri ulu hati. Tidak ada keluhan saat BAK
atau BAB.
 Riwayat alergi obat disangkal orangtua pasien.

 Pasien pernah mengalami hal serupa sebelumnya, dan biasanya membaik setelah
meminum obat yang dibeli di warung.

 Pasien tidak memilii riwayat penyakit darah tinggi, diabetes, atau penyakit kronis
lainnya.

 Tidak ada keluhan yang serupa pada keluarga.

 Pasien tidak sedang mengonsumsi obat-obatan saat ini.

 Pasien sudah mencoba meminum obat sakit kepala yang dibeli di warung sejak
keluhan pusing muncul, tapi tidak ada perubahan.
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : composmentis
 Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 90 x/menit, reguler, equal, isi cukup
 Respirasi : 21 x/menit
 Suhu : 36,7ºC
 Kepala
 Mata : CA -/-, SI -/-,
 Leher : KGB tidak teraba
 Thorax : bentuk dan gerak simetris, VBS +/+
 Pulmo : wh -/-, rh -/-
 Cor : BJ I-II reguler, murmur (-)
 Abdomen : supel, distensi (-), BU (+) normal
 Hepar dan lien tidak teraba

 Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik


 Pemeriksaan umum :
 Kepala : tidak ditemukan laserasi
 Collumna vertebrae : tidak ditemukan deformitas

 Rangsang meningens
 Kaku kuduk : (–)
 Brudzinski I, II, III, IV : –/–/–/–

 Cranial nerves
 CN III, IV, VI : ptosis –/– ; pupil bulat isokor ø 3 mm ODS, refleks cahaya –/– ; posisi mata di
tengah ; gerak bola mata normal ; nystagmus –/–
 CN V :
 Sensorik : oftalmikus normal ; maksilaris normal
 Refleks : kornea +/+ ; rahang +/+
 Motorik : normal
 CN VII :
 Sensorik : normal
 Refleks : gag reflex +
 Motorik : normal ; gerakan wajah simetris
 CN X :
 Suara/bicara : normal
 Menelan : normal
 Kontraksi palatum : soft palate terangkat simetris, tidak ada deviasi uvula
 CN XI :
 Motorik : normal
 CN XII :
 Atrofi : (–)
 Tremor : (–)
 Fasikulasi : (–)
 Gerak lidah : tidak ada deviasi
Tanggal pemeriksaan : 8 Januari 2018
Pemeriksaan Hasil
Hemoglobin 8,4 g/dl
Leukosit 10.000/mm3
Hematokrit 30%
Trombosit 375.000/mm3
Telah diperiksa seorang perempuan usia 42 tahun dengan keluhan :
 Muntah 5 kali.
 Pusing berputar yang semakin memberat.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
 Tanda-tanda vital : dbn
 Kepala : dbn
 Leher : dbn
 Thorax : dbn
 Abdomen : NTE (+), NT suprapubis (+)
 Ekstremitas : dbn
 Pemeriksaan neurologis : dbn

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan :


 Anemia, dll dbn.
 Vomitus e.c. vertigo + anemia dd/ anemia defisiensi besi
 Vomitus e.c. gastritis + anemia dd/anemia defisiensi besi
 Vomitus e.c. vertigo + anemia dd/ anemia defisiensi besi
 IVFL Asering 500 cc / 12 jam
 Ranitidin 2 x 50 mg iv
 Ondansetron 3 x 4 mg iv
 Betahistin 3 x 2 tab po
 Kapsul racik 3 x 1 caps po
 Paracetamol 300 mg
 Ibuprofen 200 mg
 Diazepam 1 mg

 Stugeron 1 x 1 tab po
 Neurodex 2 x 1 tab po
 Tablet tambah darah 3 x 1 tab po
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad functionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : ad bonam
 S/
Keluhan muntah tidak ada. Keluhan kepala pusing mulai berkurang.
 O/
Keadaan umum sakit sedang, CM
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,3ºC
Status Generalis
dbn
 A/
Vomitus e.c. vertigo + anemia dd/ anemia defisiensi besi
 P/
Pasien BLPL dengan terapi oral :
 Betahistin 3 x 2 tab po
 Kapsul racik 3 x 1 caps po
 Stugeron 1 x 1 tab po
 Neurodex 2 x 1 tab po
 Tablet tambah darah 3 x 1 tab po
 Vertigo ditandai dengan pusing terasa seperti berputar / kepala bergerak.

 Vertigo dapat disebabkan oleh fisiologis (setelah gerakan kepala berputar dalam

waktu tertentu), atau patologis (disfungsi vestibular).

 Benign paroxysmal positional vertigo merupakan salah satu penyebab utama

vertigo berulang, dan biasanya dipengaruhi oleh posisi relatif terhadap gravitasi,
seperti berbaring, berguling, perubahan posisi dari berbaring ke berdiri, dan
menengadahkan kepala.
 NYSTAGMUS  pada perifer, biasanya ke satu arah, ditandai dengan gerakan

cepat menjauhi arah telinga yang mengalami gangguan.


 Nystagmus yang berubah arah dapat menandakan adanya lesi sentral.

 Transient mixed vertical-torsional nystagmus biasanya terjadi di BPPV, dan pure

torsional nystagmus biasanya pada vertigo sentral.

 Nystagmus pada lesi perifer biasanya dapat dihambat oleh fiksasi visual, tapi tidak

pada vertigo sentral.

 Gangguan pendengarah unilateral biasanya terjadi pada lesi perifer. Sedangkan,

pada lesi sentral biasanya disertai dengan diplopia, dysarthria, dan limb ataxia.
 Antihistamine

 Meclizine (25-50 mg 3 kali sehari)

 Dimenhidrinate (50 mg 1-2 kali sehari)

 Promethazine (25 mg 2-3 kali sehari)

 Benzodiazepines

 Diazepam (2,5 mg 1-3 kali sehari)

 Clonazepam (0,25 mg 1-3 kali sehari)

 Anticholinergic

 Scopolamine (transdermal)

 Terapi fisik : maneuver reposisi, rehabilitasi vestibular

 Lain-lain

 Methylprednisolone (100 mg di hari 1-3 ; 80mg di hari 4-6 ; 60 mg di hari 7-9 ; 40 mg di hari 10-12 ; 20 mg di hari 13-15 ; 10
mg di hari 16-18, 20 dan 22)
 Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan jumlah total sel darah

merah atau hemoglobin dalam darah.

 Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan

 Ringan

 Sedang : Hb 10-13 g/dL

 Berat : Hb 7–8 g/dL


 Transfusi sel darah merah : diberikan pada pasien dengan gejala anemia,

instabilitas kardiovaskular, dan pendarahan lanjut/berlebihan dan membutuhkan


intervensi segera.

 Terapi zat besi oral : biasanya diberikan pada pasien anemia tanpa gejala.

 Terapi zat besi parenteral : biasanya diberikan pada pasien yang tidak dapat

diberikan terapi oral, butuh cepat, atau membutuhkan pengganti zat besi dalam
jangka waktu tertentu (seperti pada pasien pendarahan gastrointestinal)
Rumus menentukan jumlah zat besi yang perlu diberikan

Berat badan (kg) x 2,3 x (15 – Hb pasien, g/dL)


+ 500 atau 1000 mg (untuk penyimpanan)
Nama Generik Tablet (kandungan zat besi), Elixir (kandungan zat besi),
mg mg dalam 5 mL
Ferrous sulfate 325 (65) 300 (60)
195 (39) 90 (18)
Extended release 525 (105)
Ferrous fumarate 325 (107)
195 (64)
Ferrous gluconate 325 (39) 300 (35)
Polysaccharide iron 150 (150) 100 (100)
50 (50)
 Betahistin termasuk dalam golongan H3 receptor antagonists kuat dan H1 receptor

agonists lemah.

 Betahistin memiliki 2 mekanisme aksi :

 Agonis reseptor H1 pada pembuluh darah di telinga dalam  meningkatkan vasodilasi

dan permeabilitas  melawan masalah endolimfatik

 Antagonis reseptor H3  meningkatkan level histamin, asetilkolin, norepinefrin,

serotonin, dan GABA pada ujung saraf

 Waktu paruh : 3–4 jam

 Diekskresikan via urin dalam 24 jam.


 Cinnarizine merupakan obat golongan antihistamin dan calcium channel blocker (grup
Difenilmetilpiperazin).

 Cinnirizine merupakan antagonis selektif pada T-type voltage-operated calcium ion


channels pada sel-sel rambut di telinga dalam.

 Cinnirizine memiliki efek antihistaminik, antiserotoninergik, dan antidopaminergik.

 Target kerja Cinnirizine

 Calcium ion channel antagonist  T-type calcium channels

 Antihistaminic  H1 receptors

 Antiserotoninergic  5-HT2 receptors


 Antidopaminergic  D2 receptors
 Tablet tambah darah yang umum tersedia berupa Ferrous sulfate dan Ferrous

fumarate.

Anda mungkin juga menyukai