BAB I
DEFINISI
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan org lain dan dunia sekitarnya.
Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan
suatu pesan dengan cara yang udah sehingga orang lain dapat mengerti dan
menerima maksud dan tujuan pemberi pesan. Komunikasi dilingkungan rumah sakit
diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan
ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal inijuga menyangkut dua
sisi yaitu konsumen internal dan konsumen external.
Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang
bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan secara
vertikal. Hubungan yang terjalin antar tim multidisiplin termasuk keperawatan, unsu
penunjang lainnya, unsur administrasi sebagai provider merupakan gambaran dari
sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen Eksternal lebih mengarah pada sisi
menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga
maupun masyarakat yang ada di rumah sakit. Seringkali hubungn buruk yang
terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem
komunikasi antar individu yang terlibat dalam sistem tersebut. Rumah sakit sebagai
suatu organisasi tidak akan efektif apabila interaksi diantara orang-orang yang
tergabung di dalamnya tidak pernah ada komunikasi. Komunikasi menjadi sangat
penting karena merupakan aktifitas tempat pimpinan mencurahkan waktunya untuk
menginformasikan sesuatu dengan cara tertentu kepada staf atau unit-unti
dibawahnya.
Dengan komunikasi maka fungsi menejerial yang berawal dari fungsi
perencanaan, nimplementasi dan pengawasan dapat dicapai. Komunikasi sangat
tergantung pada persepsi dan sebaliknya persepsi juga tergantung pada
komunikasi. Persepsi meliputi semua prosesyang dilakukan seseorang dalam
memahami informasi mengenai lingkungannya. Baik buruknya proses komunikasi
sangat tergantung pada persepsi msing-masing staf yang terlibat didalamnya.
1
Ketidaksamaan pengertian antara penerima dan pengirim informasi akan
menimbulkan kegagalan dalam berkomunikasi.
B. PRINSIP KOMUNIKASI
Adapun prinsip-prinsip komunikasi menurut Carl Rogers yaitu :
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, percaya, dan
menghargai
3. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh pasien
4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien, baik fisik maupun
mental
5. Perawat harus dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi
pasien
6. Kejujuran dan terbuka
7. Mampu sebagai role model
8. Altruisme
9. Bertanggung jawab
C. KOMPONEN-KOMPONEN KOMUNIKASI
1. Sender (pemberi pesan) : individu yang bertugas mengirimkan pesan
2. Receiver (penerima pesan) : seseorang yang menerima pesan.
Bisa berbentuk pesan yang diterima maupun pesam yang sudah
diinterpretasikan.
3. Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan. Pesan
akan efektif bila jelas terorganisir yang diekpresikan oleh si pengirim pesan.
4. Media : metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dengan cara
ditulis, diucapkan, diraba, dicium. Contoh : catatan atau sura adalah kata, bau
badan atau cium parfum adalah penciuman (dicium), dan lain-lain.
5. Umpan balik : penerima pesan memberikan informasi/pesan kembali kepada
pengirim pesan dalam bentuk komunikasi yang efektif. Umpan balik merupakan
proses yang kontinue karena memberikan respons pesan dan mengirimkan
pesan berupa stimulus yang baru kepada pengirim pesan.
2
D. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
Beberapa faktor komunikasi yang berperan dalam menciptakan dan
memelihara otoritas yang obyektif dalam organisasi, menurut pendapat Barnard
(196, 175-181) adalah
1. Saluran komunikasi harus diketahui secar pasti
2. Harus ada saluran komunikasi formal pada setiap anggota organisasi
3. Jalur komunikasi seharusnya langsung dan sependek mungkin
4. Garis infromasi formal hendaknya dipergunakan secara normal
5. Orang-orng yang bekerja sebagai pusat pengatur komunikasi haruslah orang-
orang yang berkemampuan cakap
6. Setiap komunikasi haruslah disahkan
7. Situasi/suasana yang hiruk pikuk atau penuh kebisingan akan mempengaruhi
baik/tidaknya pesan diterima oleh komunikan, suara bising yang diterima
komunikan saat proses komunikasi berlangsung membuat pesan tidak jelas,
kabur, bahkan sulit diterima
8. Kejelasan pesan. Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi kefektifan
komunikasi. Pesan yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan
sehingga antara komunikan dan komunikator dapat berbeda persepsi tentang
pesan yang disampaikan.
Hal ini akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang
dijalankan. Oleh karena itu, komunikator harus memahami pesan sebelum
menyampaikan pada komunikan, dapat mengerti komunikan dan menggunakan
artikulasi dan kalimat yang jelas. Perilaku yang terjadi dalam suatu organisasi
adalah merupakan unsur pokok dalam proses komunikasi. Komunikasi sendiri
merupakan usaha untuk merubah perilaku.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
B. PERENCANAAN KOMUNIKASI
Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri dalam melaksanakan
komunikasi melalui beberapa alat yaitu :
1. Telepon
Fungsinya untuk komunikasi verbal antar masyarakat atau instansi yang terkait
dengan rumah sakit, antara dokter konsultan dengan dokter jaga dan antara
staf rumah sakit.
2. Rekam Medis
Merupakan alat komunikasi tertulis antar profesi dalam melakukan asuhan
keperawatan pasien dan antar profesi yang terkait. Semua profesi yang
melakukan asuhan keperawatan mencatat kegiatannya dalam rekam medis
sesuai dengan yang ditentukan oleh Undang-undang.
3. Internet
Merupakan media promosi dan dalam mencari karyawan sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan
4. Media Elektronik (Televisi, Radio)
Merupakan media promosi dengan masyarakat tentang jenis pelayanan yang
tersedia, waktu pelayanan serta kompetensi yang memberikan pelayanan.
5. Bunner, Baliho, Spanduk, Leaflet, Audiovisual dan website
4
kecelakaan dengan menggunakan asuransi Jasa Raharja, dan pasien peserta
Asuransi kesehatan lain.
2. Strategi Komunikasi dilakukan melalui radio, banner, spanduk dan komunuikasi
langsung ke masyarakat dan perusahaan-perusahaan
3. Informasi yang disampaikan meliputi jenis pelayanan yang terdapat di rumah
sakit, jam pelayanan, akses pelayanan dari masyarakat ke rumah sakit dan
kualitas pelayanan yang diberikan serta iformasi lainnya.
5
2. Jenis Informasi yang perlu disampaikan dari staf medis dan keperawatan
kepada pasien meliputi :
a. Jenis dan akses pelayanan di rumah sakit
b. Biaya perawatan dan tindakan
c. Informasi diagnosa, pemeriksaan yang dilakukan dan akan dilakukan, terapi
serta rencana tindakan inform consent
d. Asuhan keperawatan, pendidikan pasien dan keluarga
3. Pemberi informasi
Semua informasi disampaikan sesuai denga kewenangan staf rumah sakit yaitu
front office, kasir, tenaga kesehatan (dokter UGD dan DPJP, perawat, gizi,
bidang sanitarian, dan tenaga kesehatan lainnya) dan tenaga non medis.
E. REKAM MEDIS
Rekam Medis adalah semua keterangan baik yang tertulis maupun yang
terekam tentang identitas pasien, anamnese, pemeriksaan, penunjang, diagnosa
sampai dengan segala penyelesaian dan tindakan medik yang diberikan kepada
pasien dan pengobatan baik yag dirawat inap, rawat jalan maupun yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat. Jadi rekam medis merupakan alat
komunikasi antar pemberi pelyanan pasien dan menyimpan informasi penting
tentang kesehatan pasien.
BAB III
TATA LAKSANA KOMUNIKASI
6
A. KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT
1. Komunikasi dengan menggunakan media
a. Spanduk
1) Spanduk himbauan kesehatan yang berkaitan dengan peringatan hari-
hari besar nasional dan internasional, seperti : Peringatan hari kesehatan,
hari anak nasional, HIV AIDS sedunia dll
2) Spanduk pelayanan rumah sakit
3) Spanduk kegiatan sosial
b. Standing Banner himbauan kesehatan
c. Baliho tentang pelayanan rumah sakit
d. Sign Box dan Neon Box
1) Pelayanan UGD 24 Jam
2) Jadwal Poli Spesialis
3) Neon Box pelayanan rumah sakit
e. Iklan di Radio mengenai pelayanan rumah sakit
f. Brosur dan Flayer
1) Brosur tentang pelayanan rumah sakit
2) Flayer Medical Ceck Up (MCU)
3) Flayer Gizi
4) Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit
2. Komunikasi Langsung
a. Talkshow dokter umum di Radio
b. Penyuluhan kesehatan dalam safari kesehatan ke desa-desa/perusahaan
c. Kegiatan edukasi penyakit dalam kegiatan senam lansia
d. Seminar kesehatan
7
d. Apabila keluarga dan pasien tidak setuju maka pemeriksaan tidak dilakukan
dan keluarga menandatangani surat penolakan
e. Setelah hasil pemeriksaan penunjang (Radiologi, Lab, EKG, USG) sudah
selesei kemudian dokter menjelaskan ke keluarga pasien
8
5) Dokter mempersilahkan kepada pasien untuk menanyakan sesuatu
apabila belum jelas.
Dokter menuliskan pada dokumen rekam medis bahwa telah
menginfromasikan rencana pelayanan dan membubuhkan paraf
9
4) Informasi antara perawat dengan pasien dan keluarga
1. Memberi salam pada pasien dan keluarga
2. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang fasilitas yang ada di ruang
perawatan dan prosedur penggunaannya
3. Menjelaskan tata tertib di Rumah Sakit
4. Menjelaskan hak dan kewajiban pasien
5. Memberikan penjelasan dokter/petugas yang merawat
6. Informasi waktu konsultasi
7. Informasi catatan perkembangan kondisi pasien dan rencana asuhan
keperawatan
8. Informasi tentang persiapan pulang
9. Setiap selesai melaknakan orientasi harus tercatat pada checklist dan
ditanda tangani oleh kedua belah pihak
10
e) Membuat pesan secara singkat, jelas dan tepat. Petugas menyampaikan
hanya hal-hal yang berhubungan dengan pasien ( atau yang ditanyakan
pasien) sehingga lebih efisien dan tidak membuang-buang waktu
11
3. Rapat Kepala Bagian dengan staf masing-masing unit
1) Kabag/Koordinator mengajukan rapat dengan staf per unit kepada
direktur rumah sakit untuk disetujui
2) Kabag/Koordinator mengeluarkan/membuat undangan rapat
3) Pelaksanaan harus dilengkapi dengan daftar hadir dan notulen
4) Kabag / koordinator melaporkan hasil rapat kepada direktur
5) Kabag/koordinator melakukan monitoring terhadp tindak lanjut hasil rapat
oleh pelaksan di masing-masing unit
12
Menjelaskan kondisi terkini dan keluhan yang terjadi pada pasien.
Msalnya : penurunan tekanan darah, gangguan irama jantung, sesak nafas,
dll.
b. Background
Menggali informasi mengenai latar belakang klinis yang menyebabkan
timbulnya keluhan klinis.
Misalnya Riwayat alergi obat-obatan, hasil pemeriksaan laboratorium yang
sudah diberikan, hasil pemeriksaan penunjang, dll.
c. Assessment
Merupakan usulan sebagai tindak lanjut, apa yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien saat ini.
Misalnya menghubungi dokter, mengarahkan pasien untuk melakukan
pemeriksaan penunjang, dll.
d. Recommendation
Penilaian/pemeriksaan terhadap kondisi pasien terkini sehingga perlu
diantisipasi agar kondisi pasien tidak memburuk,
13
Segera datang melihat pasien
Mewakilkan dokter lain untuk datang
Konsultasi ke dokter lain
2. Pemeriksaan atau teraphy apa yang diperlukan
Foto Rotgen
Pemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan EKG
Pemberian Oksigenasi
Beta 2 agonis nabulizer
14
kepada dokter umum (sisten), sesuai dengan kompetensinya yang
ditentukan oleh dokter spesialis yang bersangkutan
4) Pada kasusu tertentu baik dari rawat jalan maupun rawat inap yang
memerlukan pengelolaan medis oleh lebih dari satu DPJP/bidang SMF
lain sesuai dengan kewenangan klinisnya, DPJP utama wajib melakukan
konsul dalam hal :
a) Konsul minta pendapat apabila hanya diperlukan untuk memperoleh
informasi dan pertimbangan dari SMF lain tanpa mendapat
penanganan lanjutan dari SMF tersebut
b) Konsul alih rawat dilakukan apabila suatu kasusu yang awalnya
dirawat oleh suatu SMF dan ternyata sudah tidak perlu mendapatkan
perawatan dari SMF tersebut, sedangkan lebih tepat dirawat oleh
SMF lain
c) Konsul rawat bersama apabila terdapat kasusu yang bersifat komplek
dan harus mendapat penanganan lebih dari satu bidang ilmu/SMF
dengan DPJP utama adalah bidang SMF yang tingkat kegawatannya
paling tinggi.
e. Antar DPJP
1) Pelayanan medis di RSUD Gambiran Kota Kediri dilaksanakan oleh
dokter spesialis dan dokter umum
2) Jika oleh karena suatu sebab dokter spesialis tidak dapat melaksanakan
tugasnya, maka yang bersangkutan wajib melapor kepada atasan dan
mendelegasikan tugas-tugas kepada dokter spesialis di suatu SMFnya
3) Apabila di suatu SMF hanya ada satu orang dokter spesialis atau jika
semua dokter spesialis disuatu SMF berhalangan hadir (tugas), maka
Kelapa SMF wajib mendelegasikan tugas-tugas pelayanan kesehatan
kepada dokter umum (asisten), sesuai dengan kompetensinya yang
ditentukan oleh dokter spesialis bersangkutan
4) Pada kasus tertentu baik dari rawat jalan maupun rawat inap yang
memerlukan pengelolaan medis oleh lebih dari satu DPJP/bidang SMF
lain sesuai dengan kewenangan klinisnya DPJP utama wajib melakukan :
15
a. Konsul minta pendapat apabila hanya diperlukan untuk memperoleh
informasi dan pertimbangan dari SMF lain tanpa mendapat
penangann lanjutan dari SMF tersebut
b. Konsul alih rawat dilakukan apabila suatu kasus yang awalnya dirawat
oleh suatu SMF dan ternyata sudah tidak perlu mendapatkan
perawatan dari SMF tersebut, sedangkan lebih tepat dirawat oleh
SMF lain
5) Konsul rawat bersama apabila terdapat kasus yang bersifat komplek dan
harus mendapat penanganan lebih dari satu bidang ilmu/SMF dengan
DPJP utama adalah bidang SMF yang tingkat kegawatannya paling tinggi
6) Segala bentuk transformasi antar DPJP dituangkan dalam form konsul
yang tersedia dan diletakkan dalam les pasien
7) Segala perihal keperluan konsul antar DPJP harus dijelaskan kepada
pasien mengenai maksud dan tujuannya.
D. REKAM MEDIS
1. Isi rekam medis
16
a. Ringkasan masuk dan keluar
b. Surat dokumen pengantar
c. Lembar anamnese dan pemeriksaan
d. Lembar intruksi
e. Lembar konsultasi
f. Grafik suhu, nadi dan pernafasan
g. Catatan perawat/bidan
h. Hasil laboratorium
i. Lembaran penunjang lainnya
j. Resume/laporan kematian
k. Laporan pengkajian keperawatan
17
c. Koding obat-obatan
d. Laboratorium
e. Radiologi
f. Dokter (pemberi pelayanan)
g. Alat-alat
5. Kerahasiaan Rekam Medis secara umum telah disadari bahwa informasi yang
didapat dari RM bersifat rahasia, hal ini menjelaskan hubungan yang khusus
antara pasien dan dokter yang wajib dilindungi dari kebocoran sesuai dengan
kode etik kedokteran dan perundang undangan yang berlaku.
6. Permintaan informasi mengenai data medis tertentu seorang pasien oleh pihak
ketiga, dapat diberikan kepada :
1. Asuransi
2. Perusahaan yang pegawainya mendapat tunjangan perawatan kesehatan
3. Riset dokter
4. Pengadilan
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI KOMUNIKASI EFEKTIF
18