Anda di halaman 1dari 18

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH

SAKIT UMUM DAERAH


GAMBIRAN KOTA KEDIRI
NOMOR : 445/ 105 / 419.0/2017
TANGGAL : 01 Agustus 2017

BAB I
DEFINISI

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan org lain dan dunia sekitarnya.
Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan
suatu pesan dengan cara yang udah sehingga orang lain dapat mengerti dan
menerima maksud dan tujuan pemberi pesan. Komunikasi dilingkungan rumah sakit
diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan
ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal inijuga menyangkut dua
sisi yaitu konsumen internal dan konsumen external.
Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang
bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan secara
vertikal. Hubungan yang terjalin antar tim multidisiplin termasuk keperawatan, unsu
penunjang lainnya, unsur administrasi sebagai provider merupakan gambaran dari
sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen Eksternal lebih mengarah pada sisi
menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga
maupun masyarakat yang ada di rumah sakit. Seringkali hubungn buruk yang
terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem
komunikasi antar individu yang terlibat dalam sistem tersebut. Rumah sakit sebagai
suatu organisasi tidak akan efektif apabila interaksi diantara orang-orang yang
tergabung di dalamnya tidak pernah ada komunikasi. Komunikasi menjadi sangat
penting karena merupakan aktifitas tempat pimpinan mencurahkan waktunya untuk
menginformasikan sesuatu dengan cara tertentu kepada staf atau unit-unti
dibawahnya.
Dengan komunikasi maka fungsi menejerial yang berawal dari fungsi
perencanaan, nimplementasi dan pengawasan dapat dicapai. Komunikasi sangat
tergantung pada persepsi dan sebaliknya persepsi juga tergantung pada
komunikasi. Persepsi meliputi semua prosesyang dilakukan seseorang dalam
memahami informasi mengenai lingkungannya. Baik buruknya proses komunikasi
sangat tergantung pada persepsi msing-masing staf yang terlibat didalamnya.

1
Ketidaksamaan pengertian antara penerima dan pengirim informasi akan
menimbulkan kegagalan dalam berkomunikasi.

B. PRINSIP KOMUNIKASI
Adapun prinsip-prinsip komunikasi menurut Carl Rogers yaitu :
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, percaya, dan
menghargai
3. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh pasien
4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien, baik fisik maupun
mental
5. Perawat harus dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi
pasien
6. Kejujuran dan terbuka
7. Mampu sebagai role model
8. Altruisme
9. Bertanggung jawab

C. KOMPONEN-KOMPONEN KOMUNIKASI
1. Sender (pemberi pesan) : individu yang bertugas mengirimkan pesan
2. Receiver (penerima pesan) : seseorang yang menerima pesan.
Bisa berbentuk pesan yang diterima maupun pesam yang sudah
diinterpretasikan.
3. Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan. Pesan
akan efektif bila jelas terorganisir yang diekpresikan oleh si pengirim pesan.
4. Media : metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dengan cara
ditulis, diucapkan, diraba, dicium. Contoh : catatan atau sura adalah kata, bau
badan atau cium parfum adalah penciuman (dicium), dan lain-lain.
5. Umpan balik : penerima pesan memberikan informasi/pesan kembali kepada
pengirim pesan dalam bentuk komunikasi yang efektif. Umpan balik merupakan
proses yang kontinue karena memberikan respons pesan dan mengirimkan
pesan berupa stimulus yang baru kepada pengirim pesan.

2
D. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
Beberapa faktor komunikasi yang berperan dalam menciptakan dan
memelihara otoritas yang obyektif dalam organisasi, menurut pendapat Barnard
(196, 175-181) adalah
1. Saluran komunikasi harus diketahui secar pasti
2. Harus ada saluran komunikasi formal pada setiap anggota organisasi
3. Jalur komunikasi seharusnya langsung dan sependek mungkin
4. Garis infromasi formal hendaknya dipergunakan secara normal
5. Orang-orng yang bekerja sebagai pusat pengatur komunikasi haruslah orang-
orang yang berkemampuan cakap
6. Setiap komunikasi haruslah disahkan
7. Situasi/suasana yang hiruk pikuk atau penuh kebisingan akan mempengaruhi
baik/tidaknya pesan diterima oleh komunikan, suara bising yang diterima
komunikan saat proses komunikasi berlangsung membuat pesan tidak jelas,
kabur, bahkan sulit diterima
8. Kejelasan pesan. Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi kefektifan
komunikasi. Pesan yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan
sehingga antara komunikan dan komunikator dapat berbeda persepsi tentang
pesan yang disampaikan.
Hal ini akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang
dijalankan. Oleh karena itu, komunikator harus memahami pesan sebelum
menyampaikan pada komunikan, dapat mengerti komunikan dan menggunakan
artikulasi dan kalimat yang jelas. Perilaku yang terjadi dalam suatu organisasi
adalah merupakan unsur pokok dalam proses komunikasi. Komunikasi sendiri
merupakan usaha untuk merubah perilaku.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI


Ruang lingkup manajemen komunikasi dan informasi yang efektif terdiri
dari :
1. Perencanaan komunikasi
2. Monukasi dengan masyarakat
3. Komunikasi dengan Pasien dan keluarga
4. Komunikasi dalam Organisasi
5. Rekam Medis

B. PERENCANAAN KOMUNIKASI
Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri dalam melaksanakan
komunikasi melalui beberapa alat yaitu :
1. Telepon
Fungsinya untuk komunikasi verbal antar masyarakat atau instansi yang terkait
dengan rumah sakit, antara dokter konsultan dengan dokter jaga dan antara
staf rumah sakit.
2. Rekam Medis
Merupakan alat komunikasi tertulis antar profesi dalam melakukan asuhan
keperawatan pasien dan antar profesi yang terkait. Semua profesi yang
melakukan asuhan keperawatan mencatat kegiatannya dalam rekam medis
sesuai dengan yang ditentukan oleh Undang-undang.
3. Internet
Merupakan media promosi dan dalam mencari karyawan sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan
4. Media Elektronik (Televisi, Radio)
Merupakan media promosi dengan masyarakat tentang jenis pelayanan yang
tersedia, waktu pelayanan serta kompetensi yang memberikan pelayanan.
5. Bunner, Baliho, Spanduk, Leaflet, Audiovisual dan website

C. KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT


1. Populasi masyarakat untuk daerah sasaran rumah sakit populasi yang ada
meliputi masyarakat umum tanpa mempunyai asuransi, masyarakat dengan
peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan,
yaitu peserta ex. Jamkesmas, Askes, Jamsostek, dan TNI/Polri), pasien

4
kecelakaan dengan menggunakan asuransi Jasa Raharja, dan pasien peserta
Asuransi kesehatan lain.
2. Strategi Komunikasi dilakukan melalui radio, banner, spanduk dan komunuikasi
langsung ke masyarakat dan perusahaan-perusahaan
3. Informasi yang disampaikan meliputi jenis pelayanan yang terdapat di rumah
sakit, jam pelayanan, akses pelayanan dari masyarakat ke rumah sakit dan
kualitas pelayanan yang diberikan serta iformasi lainnya.

D. KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN KELUARGA


1. Cara Komunikasi antar staf rumah sakit dengan pasien dan keluarga harus
dilakukan secara efektif.
Komunikasi efektif merupakan komunikasi yang mampu menghasilkan
perubahan sikap (attidute change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi efektif yang dilakukan di rumah sakit dapat berupa :
a. Komunikasi verbal efektif
1) Komunikasi yang dilakukan dengan jelas dan ringkas.
Dapat melalui contoh untuk membuat penjelasan lebih mudah dipahami
oleh penerima informasi/perintah/pesan, mengulang bagian yang
penting sehingga penerima pesan mengetahui apa, siapa, mengapa,
kapan, dimana, dan bagiamana. Ide-ide disampaikan secara ringkas
dengan menggunakan kata-kata sehingga dapat mengekpresikan ide
secara sederhana.
2) Perbendaharaan kata
Menyampaikan pesan dan informasi serta istilah-istilah yang mudah
dimengerti pasien sesuai dengan tingkat pendidikan, budaya dan format
sehingga pesan menjadi efektif
3) Intonasi dan kecepatan berbicara
Intonasi dan kecepatan berbicara juga disesaikan dengan tingkat
pendidikan dan budaya masyarakat stempat sehingga apa yang
disampaikan menjadi jelas dan dapat merubah perilaku penerima pesan
4) Komunikasi disampaikan dengan ramah, sopan santun dan
mengutamakan etika yang baik.

b. Komunikasi Non verbal


1) Penampilan fisik
2) Sikap tubuh dan cara berjalan
3) Ekspresi wajah dan kontak mata
4) Empati (kasih sayang, dukungan emosional dan perhatian diberikan
melalui kepedulian dan sesuai dengan norma sosial)

5
2. Jenis Informasi yang perlu disampaikan dari staf medis dan keperawatan
kepada pasien meliputi :
a. Jenis dan akses pelayanan di rumah sakit
b. Biaya perawatan dan tindakan
c. Informasi diagnosa, pemeriksaan yang dilakukan dan akan dilakukan, terapi
serta rencana tindakan inform consent
d. Asuhan keperawatan, pendidikan pasien dan keluarga

3. Pemberi informasi
Semua informasi disampaikan sesuai denga kewenangan staf rumah sakit yaitu
front office, kasir, tenaga kesehatan (dokter UGD dan DPJP, perawat, gizi,
bidang sanitarian, dan tenaga kesehatan lainnya) dan tenaga non medis.

E. REKAM MEDIS
Rekam Medis adalah semua keterangan baik yang tertulis maupun yang
terekam tentang identitas pasien, anamnese, pemeriksaan, penunjang, diagnosa
sampai dengan segala penyelesaian dan tindakan medik yang diberikan kepada
pasien dan pengobatan baik yag dirawat inap, rawat jalan maupun yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat. Jadi rekam medis merupakan alat
komunikasi antar pemberi pelyanan pasien dan menyimpan informasi penting
tentang kesehatan pasien.

F. HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI


1. Hambatan Fisik Merupakan jenis hambatan berupa fisik, misalnya cacat
pendengaran (tuna rungu), tuna netra, tuna wicara atau pasien sudah lanjut usia
(lansia)
2. Hambatan Sematik adalah hambatan mengenai bahasa, baik bahasa yang
digunakan oleh komunikator, maupun komunikan
3. Hambatan Psikologis merupakan hambatan-hambatan karena adanya unsur-
unsur dari kegiatan psikis manusia

BAB III
TATA LAKSANA KOMUNIKASI

6
A. KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT
1. Komunikasi dengan menggunakan media
a. Spanduk
1) Spanduk himbauan kesehatan yang berkaitan dengan peringatan hari-
hari besar nasional dan internasional, seperti : Peringatan hari kesehatan,
hari anak nasional, HIV AIDS sedunia dll
2) Spanduk pelayanan rumah sakit
3) Spanduk kegiatan sosial
b. Standing Banner himbauan kesehatan
c. Baliho tentang pelayanan rumah sakit
d. Sign Box dan Neon Box
1) Pelayanan UGD 24 Jam
2) Jadwal Poli Spesialis
3) Neon Box pelayanan rumah sakit
e. Iklan di Radio mengenai pelayanan rumah sakit
f. Brosur dan Flayer
1) Brosur tentang pelayanan rumah sakit
2) Flayer Medical Ceck Up (MCU)
3) Flayer Gizi
4) Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit

2. Komunikasi Langsung
a. Talkshow dokter umum di Radio
b. Penyuluhan kesehatan dalam safari kesehatan ke desa-desa/perusahaan
c. Kegiatan edukasi penyakit dalam kegiatan senam lansia
d. Seminar kesehatan

B. KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN KELUARGA


1) Dokter UGD dengan Pasien dan Keluarga
a. Setelah dilakukan pemeriksaan (Anamnese, fisik) kemudian dokter
menjelaskan diagnose atau perkiraan diagnosa pasien, serta pemeriksaan
penunjang yang akan dilakukan
b. Dokter menjelaskan tujuan pemeriksaan, hasil yang diharapkan dari
pemeriksaan penunjang tersebut untuk menegakkan diagnosa
c. Untuk besarnya biaya pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan, pasien
atau keluarga diminta ke FO untuk mendapatkan informasi

7
d. Apabila keluarga dan pasien tidak setuju maka pemeriksaan tidak dilakukan
dan keluarga menandatangani surat penolakan
e. Setelah hasil pemeriksaan penunjang (Radiologi, Lab, EKG, USG) sudah
selesei kemudian dokter menjelaskan ke keluarga pasien

2) Informasi dokter DPJP dengan Pasien dan Keluarga


a. DPJP wajib memberikan pendidikan kepada pasien tentang kewajibannya
terhadap rumah sakit antara lain :
1. Memberi informasi yang benar, jelas dan jujur
2. Mengetahui kewajibannya dan tanggung jawab pasien dan keluarga
3. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
4. Memahami konsukuensi pelayanan
5. Mematuhi intruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
6. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa

b. Memenuhi kewajiban financial yang disepakati


Pendidikan tersebut disampaikan secara lisan dan dicatat dalam lembar
Penunjukan DPJP Utama dan bukti pelaksanaan penjelasan DPJP yang
dilengkapi tanda tangan pasien, dan DPJP

c. DPJP wajib membuat rencana pelayanan


1. Menuliskan rencana pelayanan
1) Dokter menuliskan rencana kerja atau permasalahan medis yang akan
ditangani
2) Dokter menulis rencana tindakan yang akan dilaksanakan, dapat
berupa rencana pemeriksaan penunjang, konsul dan lain-lain
3) Dokter menyusun rencana terapi atau intervensi guna menangani
masalah
4) Dokter membubuhkan tanda tangan dan waktu penulisan

2. Menginformasikan rencana pelayanan kepada pasien/keluarga


1) Dokter sudah menyampaikan pada pasien bahwa pasien diperiksa dan
dibuat diagnosa kerja
2) Dokter menyampaikan pada pasien pemeriksaan/tindakan apa yang
akan dilaksanakan
3) Dokter menyampaikan kemungkinan manfaat dan resikonya terhadap
tindakan
4) Dokter memastikan apakah pasien sudah paham

8
5) Dokter mempersilahkan kepada pasien untuk menanyakan sesuatu
apabila belum jelas.
Dokter menuliskan pada dokumen rekam medis bahwa telah
menginfromasikan rencana pelayanan dan membubuhkan paraf

3) Infromasi Front Office dengan Pasien


a. Pendaftaran Pasien
1) Petugas pendaftaran memberikan salam hangat kepada pasien/keluarga
pasien yang datang ke bagian pendaftaran
2) Petugas pendaftaran mewawancarai pasien atau keluarga pasien
terhadap identitas pasien
3) Untuk data nama pasien dilakukan eja huruf oleh pasien/keluarga pasien
atau diulang oleh petugas pendaftaran dengan mengeja huruf sehingga
tidak terjadi kesalahan nama nama pasien
4) Untuk data tanggal lahir/umur, petugas mengulang menanyakan
kebenaran data dan apabila masih diragukan maka pengecekan
langsung ke UGD untuk memastikan kesesuaian antara umur dengan
fisik pasien

b. Pendaftaran Pasien Rawat Inap


1) Pasien/Keluarga pasien datang ke bagian pendaftaran untuk melakukan
pendaftaran rawat inap
2) Petugas pendaftaran memberikan informasi tentang :
a. Hak dan kewajibanPasien
b. Identifikasi Pasien
c. Jenis pelayanan
d. Fasilitas Ruangan/pelayanan
e. Tarif Ruangan
f. Tarif Tindakan
3) Petugas menuliskan terhadap isi penjelasan dari point 2 pada dokumen
rekam medis dan apabila hal-hal yang dijelaskan sudah dimengerti dan
disetujui oleh pasien/keluarga pasien maka dokumen rekam medis
ditandatangani oleh pasien/keluarga pasien dan petugas pendaftaran
yang memberikan informasi. Data rekam medis dimasukkan ke list pasien
c. Setelah pasien setuju dengan informasi biaya dan tindakan medis, petugas
pendaftaran menginformasikan ke unit terkait
d. Jika terjadi perubahan kriteria tindakan dari ruang tindakan akan
menginformasikan kepada keluarga pasien

9
4) Informasi antara perawat dengan pasien dan keluarga
1. Memberi salam pada pasien dan keluarga
2. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang fasilitas yang ada di ruang
perawatan dan prosedur penggunaannya
3. Menjelaskan tata tertib di Rumah Sakit
4. Menjelaskan hak dan kewajiban pasien
5. Memberikan penjelasan dokter/petugas yang merawat
6. Informasi waktu konsultasi
7. Informasi catatan perkembangan kondisi pasien dan rencana asuhan
keperawatan
8. Informasi tentang persiapan pulang
9. Setiap selesai melaknakan orientasi harus tercatat pada checklist dan
ditanda tangani oleh kedua belah pihak

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi :


1. Petugas harus bersikap lembut dan sopan
2. Petugas lebih memaksimalkan volume khususnya untuk pasien yang
mempunyai hambatan fisik dan lansia
3. Apabila pasien atau keluarga pasien kurang memahami apabila menggunakan
bahasa Indonesia maka petugas menyampaikan informasi dengan
menggunakan bahasa daerah
4. Mengoptimalkan panca inderanya (misal : gerakan tangan, gerakan mulut)
5. Untuk pasien tuna wicara biasanya membawa rekan untuk menerjemahkan
ucapan yang disampaikan petugas rumah sakit
6. Melakukan upaya :
a) Mengecek arti atau maksud yang disampaikan. Bertanya lebih lanjut
kepada pasien/keluarga pasien apakah ia sudah mengerti apa yang
dibicarakan, Contoh : Petugas pendaftaran/perawat bertanya pada pasien
apakah sudah mengerti Pak / Bu ?
b) Meminta penjelasan lebih lnjut petugas lebih aktif berbicara untuk
memastikan apakah ada hal lain yang perlu ditanyakan lagi, contoh : apa
ada hal lain yang kurang jelas Bu/Pak ?
c) Mengecek umpan balik atau hasil petugas memancing kembali dengan
mengajukan pertanyaan mengenai hal atau pesan yang telah disampaikan
kepada pasien / keluarga pasien, contoh : Tadi obatnya sudah diminum, Pak
/ Bu ?
d) Dokter atau perawat lebih mendekatkan diri dengan berbincang mengenai
hal-hal yang menyangkut keluarga, keadaanya saat ini (keluhan tentang
penyakitnya)

10
e) Membuat pesan secara singkat, jelas dan tepat. Petugas menyampaikan
hanya hal-hal yang berhubungan dengan pasien ( atau yang ditanyakan
pasien) sehingga lebih efisien dan tidak membuang-buang waktu

7. Hambatan bahasa untuk pasien asing


a) Apabila pasien membawa penerjemah, maka informasi diberikan /
ditanyakan melalui penerjemah/guide
b) Apabila pasien tidak membawa penerjemah, petugas memanggil karyawan
lain yang mempunyai kemampuan bahasa asing

C. KOMUNIKASI ANTAR PETUGAS RUMAH SAKIT


1. Rapat Direktur Rumah Sakit dengan Kabag dan Ka.Ru
Rapat mingguan
1) Kepala Rumah Sakit mengeluarkan surat edaran rapat mingguan
a) Hari pelaksanaan : Selasa
b) Waktu : 07.30 WIB
c) Tempat : Ruang Pertemuan Rumah Sakit

2) Rapat membahas evaluasi kinerja dan koordinasi mingguan


3) Kabag dan Karu menyampaikan segala permasalahan dan pemecahan
yang telah dilaksanakan serta rencana solusi kedepannya
4) Direktur membuat rekomendasi pemecahannya
5) Rapat dilengkapi dengan notulen dan daftar hadir

2. Rapat Ka.bag / Koordinator dengan staf


Rapat Harian / Morning Report
1) Rapat dipimpin oleh manajemen yang sudah dibuatkan jadwal piket
memimpin Morning Report oleh Sub. Bagian Kepegawaian
2) Morning Report diikuti oleh seluruh karyawan
3) Rapat membahas kinerja harian dan permasalahan selama operasional
satu hari, kecuali pada hari Senin dibahas kinerja harian selama tiga hari
(dari hari Jum’at s/d Minggu)
4) Rapat dilengkapi dengan Notulen dan daftar hadir
5) Manajemen melaporkan hasil rapat kepada direktur
6) Apabila ada permasalahan yang harus segera dibahas solusinya, maka
direktur akan melaksanakan rapat isidentil dengan seluruh manajemen
atau manajemen terkait

11
3. Rapat Kepala Bagian dengan staf masing-masing unit
1) Kabag/Koordinator mengajukan rapat dengan staf per unit kepada
direktur rumah sakit untuk disetujui
2) Kabag/Koordinator mengeluarkan/membuat undangan rapat
3) Pelaksanaan harus dilengkapi dengan daftar hadir dan notulen
4) Kabag / koordinator melaporkan hasil rapat kepada direktur
5) Kabag/koordinator melakukan monitoring terhadp tindak lanjut hasil rapat
oleh pelaksan di masing-masing unit

4. Supervisi dan Ronde Keperawatan


1) Kepala bagian atau koordinator keperawatan / kepala ruangan keliling
ke unit-unit menjadi tanggungjawabnya
2) Menanyakan dan melihat situasi jalannya pelayanan

5. Komunikasi antar Staf


a. Pelaksanaan operan antar shift Jaga per masing-masing unit
b. Operan dilakukan langsung di unit kerja kecuali untuk perawat rawat inap,
operan langsung dilakukan ke masing-masing ruangn pasin
c. Operan meliputi hal-hal yang sudah dikerjakn dan yang akan dilanjutkan oleh
shift pengganti, tembusan kebijakan/program yang diberikan oleh
manajemen dll

6. Komunikasi antar Pemberi Pelayanan di Rumah Sakit


Dalam memberikan pelaYanan di RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI,
antar pemberi layanan melakukan komunikasi dengan teknik SBAR. SBAR
merupakan suatu tekknik komunikasi yang dipergunakan dalam melakukan
identifikasi terhadap pasien sehingga mampu meningkatkan kemampuan
komunikasi antara perawat dengan dokter. Dengan komunikasi SBAR ini maka
perawat dapat memberikan laporan mengenai kondisi pasien Iebih informatif
dan terstruktur.
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien
yang memerlukan perhatian dan tindakan segera. Teknik SBAR terdiri atas
unsur Situation, Background, Assessment, Recommendation. Pada prinsipnya,
SBAR merupakan komunikasi standar yang ingin menjawab pertanyaan, yaitu
apa yang terjadi, apa yang dtharapkan oleh perawat dan dokter yang dihubungi
dan kapan dokter harus mengambil tindakan.

4 (Empat) unsur SBAR:


a. Situation

12
Menjelaskan kondisi terkini dan keluhan yang terjadi pada pasien.
Msalnya : penurunan tekanan darah, gangguan irama jantung, sesak nafas,
dll.
b. Background
Menggali informasi mengenai latar belakang klinis yang menyebabkan
timbulnya keluhan klinis.
Misalnya Riwayat alergi obat-obatan, hasil pemeriksaan laboratorium yang
sudah diberikan, hasil pemeriksaan penunjang, dll.
c. Assessment
Merupakan usulan sebagai tindak lanjut, apa yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien saat ini.
Misalnya menghubungi dokter, mengarahkan pasien untuk melakukan
pemeriksaan penunjang, dll.
d. Recommendation
Penilaian/pemeriksaan terhadap kondisi pasien terkini sehingga perlu
diantisipasi agar kondisi pasien tidak memburuk,

Contoh laporan perawat ke dokter dengan menggnnakan SBAR (Haig, K.M.,


dkk., 2006):
Situation (S) 1. Sebutkan nama anda dan unit
2. Sebutkan identitas pasien dan nomor kamar pasien
3. Sebutkan masalah pasien tersebut (misalnya sesak
nafas, nyeri dada, dsb)
Background (B) 1. Sebutkan diagnosis dan data klinis pasien sesuai
kebutuhan :
2. Status kardiovaskular (nyeri dada, tekanan darah, EKG,
dsb)
3. Status gastro-intestinal (nyeri perut, muntah, perdarahan,
dsb).
4. Neurologis (GCS, pupil, kesadaran, dsb.)
5. Hasil laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya.
Assesment (A) Sebutkan problem pasien tersebut :
1. Problem kardiologi (syok kardiogenik, aritmia maligna,
dsb.)
2. Problem gastro-intestinal (perdarahan massif dan syok)
Recomendation (R) Rekomendasi (pilih sesuai kebutuhan) :
1. Saya meminta dokter untuk :
 Memindahkan pasien ke ICU

13
 Segera datang melihat pasien
 Mewakilkan dokter lain untuk datang
 Konsultasi ke dokter lain
2. Pemeriksaan atau teraphy apa yang diperlukan
 Foto Rotgen
 Pemeriksaan analisa gas darah
 Pemeriksaan EKG
 Pemberian Oksigenasi
 Beta 2 agonis nabulizer

Tata cara Komunikasi antar Pemberi Pelayanan di Rumah Sakit :


a. Antar petugas medis dan non medis pelaksanaan komunikasi efektifnya
dapat dilakukan melalui morning report
b. Antar unit pelayanan di Rumah sakit (IGD ke RI/HCU, RI ke HCU dan HCU
ke RI) Pasien sering berpindah (transfer) pelayanan di Rumah sakit
Saat perpindahn pasien maka terjadi juga perpindahan tim pelayanan.
Perpindahan pasien dari satu tim pelayanan ke tim pelayanan yang lain
harus diikuti oleh perpindahan informasi kesehatan pasien. Alat komunikasi
pasien antar tim pelayanan adalah rekam medis atau ringkasannya.
Ringkasan transfer Rekam Medis sebagai sarana komunikasi transfer pasien
mengandung :
1) Alasan masuk rumah sakit
2) Temuan yang signifikan
3) Diagnose yang telah ditegakkan
4) Tindakan yang telah diberikan
5) Obat-obatan yang telah diberikan
6) Kondisi pasien saat dipindah
c. Antar shift pemberi pelayanan klinik (operan pertukaran shift jaga)
d. Antara DPJP dengan dokter umum
1) Pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Daerag Gambiran dilaksanakan
oleh dokter spesialis dan dokter umum
2) Jika oleh karena suatusebab dokter spesialis tidak dapat melaksanakan
tugasnya, maka yang bersangkutan wajib melapor kepada atasan dan
mendelegasikan tugas-tugas kepada dokter spesialis di lingkungan SMF
nya
3) Apabila di suatu SMF hanya ada satu orang dokter spesialis atau jika
semua dokter spesialis di suatu SMF berhalangan hadir (tugas), maka
Kepala SMF wajib mendelegasikan tugas-tugas pelayanan kesehatan

14
kepada dokter umum (sisten), sesuai dengan kompetensinya yang
ditentukan oleh dokter spesialis yang bersangkutan
4) Pada kasusu tertentu baik dari rawat jalan maupun rawat inap yang
memerlukan pengelolaan medis oleh lebih dari satu DPJP/bidang SMF
lain sesuai dengan kewenangan klinisnya, DPJP utama wajib melakukan
konsul dalam hal :
a) Konsul minta pendapat apabila hanya diperlukan untuk memperoleh
informasi dan pertimbangan dari SMF lain tanpa mendapat
penanganan lanjutan dari SMF tersebut
b) Konsul alih rawat dilakukan apabila suatu kasusu yang awalnya
dirawat oleh suatu SMF dan ternyata sudah tidak perlu mendapatkan
perawatan dari SMF tersebut, sedangkan lebih tepat dirawat oleh
SMF lain
c) Konsul rawat bersama apabila terdapat kasusu yang bersifat komplek
dan harus mendapat penanganan lebih dari satu bidang ilmu/SMF
dengan DPJP utama adalah bidang SMF yang tingkat kegawatannya
paling tinggi.

5) Segala bentuk transformasi antar DPJP dituangkan dalam form konsul


yang tersedia dan diletakkan dalam les pasien.
6) Segala perihal keperluan konsul antar DPJP harus dijelaskan kepada
pasien mengenai maksud dan tujuannya

e. Antar DPJP
1) Pelayanan medis di RSUD Gambiran Kota Kediri dilaksanakan oleh
dokter spesialis dan dokter umum
2) Jika oleh karena suatu sebab dokter spesialis tidak dapat melaksanakan
tugasnya, maka yang bersangkutan wajib melapor kepada atasan dan
mendelegasikan tugas-tugas kepada dokter spesialis di suatu SMFnya
3) Apabila di suatu SMF hanya ada satu orang dokter spesialis atau jika
semua dokter spesialis disuatu SMF berhalangan hadir (tugas), maka
Kelapa SMF wajib mendelegasikan tugas-tugas pelayanan kesehatan
kepada dokter umum (asisten), sesuai dengan kompetensinya yang
ditentukan oleh dokter spesialis bersangkutan
4) Pada kasus tertentu baik dari rawat jalan maupun rawat inap yang
memerlukan pengelolaan medis oleh lebih dari satu DPJP/bidang SMF
lain sesuai dengan kewenangan klinisnya DPJP utama wajib melakukan :

15
a. Konsul minta pendapat apabila hanya diperlukan untuk memperoleh
informasi dan pertimbangan dari SMF lain tanpa mendapat
penangann lanjutan dari SMF tersebut
b. Konsul alih rawat dilakukan apabila suatu kasus yang awalnya dirawat
oleh suatu SMF dan ternyata sudah tidak perlu mendapatkan
perawatan dari SMF tersebut, sedangkan lebih tepat dirawat oleh
SMF lain
5) Konsul rawat bersama apabila terdapat kasus yang bersifat komplek dan
harus mendapat penanganan lebih dari satu bidang ilmu/SMF dengan
DPJP utama adalah bidang SMF yang tingkat kegawatannya paling tinggi
6) Segala bentuk transformasi antar DPJP dituangkan dalam form konsul
yang tersedia dan diletakkan dalam les pasien
7) Segala perihal keperluan konsul antar DPJP harus dijelaskan kepada
pasien mengenai maksud dan tujuannya.

f. Antar DPJP dengan Perawat


1) Pelayanan medis di RSUD Gambiran Kota Kediri dilaksanakn oleh
dokter spesialis, dokter umum dan perawat
2) Perawat UGD, Poliklinik dan ruangan wajib melaksanakan intruksi dari
DPJP dalam pemberian pelayanan medis pasien yang ditulis form
perkembangan penyakit pasien
3) Segala tindakan yang dilakukan oleh perawat ats intruksi DPJP harus
tercatat dalam form tindakan keperawatan dan apabila terjadi sesuatu
pada pasien setelah diberikan tindakan segera dan perawat harus wajib
melaporkan ke DPJP yang merawat

g. Antar dokter jaga dan antar perawat jaga (shift jaga)


1) Diinformasikan jumlah pasien
2) Permasalahan yang ada
3) Keadaan pasien-pasien yang bermasalah

h. Antar Shift Front Office dan Shift Kasir


1) Sift sebelumnya menjelaskan keadaan secara umum
2) Menjelaskan permasalahan selama jaga
3) Intruksi yang terbaru dari atasannya

D. REKAM MEDIS
1. Isi rekam medis

16
a. Ringkasan masuk dan keluar
b. Surat dokumen pengantar
c. Lembar anamnese dan pemeriksaan
d. Lembar intruksi
e. Lembar konsultasi
f. Grafik suhu, nadi dan pernafasan
g. Catatan perawat/bidan
h. Hasil laboratorium
i. Lembaran penunjang lainnya
j. Resume/laporan kematian
k. Laporan pengkajian keperawatan

2. Yang dapat mengakses RM


a. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter spesialis gigi yang
melayani pasien
b. Dokter tamu yang merawat pasien di RS
c. Residen yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik
d. Tenaga para medis perawatan dan tenaga paramedis non perawatan yang
langsung terlihat didalamnya, seperti : perawat, perawat gigi, bidan, petugas
laboratorium, klinik gizi, anastesi, penata rontgen, dll

3. Ketentuan pengisian Rekam Medis


a. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien selambat-
lambatnya 1x24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam medis
b. Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter/tenaga kesehatan
lainnya sesuai dengan wewenangnya serta menulis nama dan tanggal
pengisian
c. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya
ditanda tangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat/dokter
pembimbingnya
d. Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan
melakukannya saat itu juga dengan dibubuhi paraf pada berkas yang
diperbaiki
e. Dilarang menghapus catatan bekas rekam medis dengan atip X dengan
yang lainnya

4. Kode diagnosa dan tindakan


a. Koding penyakit sesuai dengan ICD-10
b. Pembedahan / tindakan ICD-9

17
c. Koding obat-obatan
d. Laboratorium
e. Radiologi
f. Dokter (pemberi pelayanan)
g. Alat-alat

5. Kerahasiaan Rekam Medis secara umum telah disadari bahwa informasi yang
didapat dari RM bersifat rahasia, hal ini menjelaskan hubungan yang khusus
antara pasien dan dokter yang wajib dilindungi dari kebocoran sesuai dengan
kode etik kedokteran dan perundang undangan yang berlaku.

6. Permintaan informasi mengenai data medis tertentu seorang pasien oleh pihak
ketiga, dapat diberikan kepada :
1. Asuransi
2. Perusahaan yang pegawainya mendapat tunjangan perawatan kesehatan
3. Riset dokter
4. Pengadilan

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI KOMUNIKASI EFEKTIF

18

Anda mungkin juga menyukai