02
RUMAH SAKIT TINGKAT.IV 01.07.03
SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : SK/56/V/2019
TENTANG
PEMBERLAKUAN
PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF DI RUMAH SAKIT TK- IV 01.07.03
PADANGSIDIMPUAN
KEPALA RUMAH SAKIT TK- IV 01.07.03 PADANGSIDIMPUAN
Menimbang :
b. Bahwa sehubungan dengan huruf a diatas, maka telah disusun pedoman komunikasi
efektif di Rumah Sakit Tk-IV 01.07.03 Padangsidimpuan;
Mengingat :
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
BAB I
DEFENISI
A. Pengertian komunikasi
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia
sekitarnya.komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan
menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapat
mengerti dan menerima maksud dan tujuan pemberi pesan.
Komunikasi di lingkungan rumah sakit di yakini sebagai modal utama untuk
meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada
konsumenya.konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen
internal dan konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan
antar individu yang bekerja di rumah sakit,baik hubungan secara horizontal ataupun
hubungan secara vertical.hubungan yang terjalin antar tim multi disiplin termasuk
keperawatan,unsur penunjang lainya,unsur administrasi sebagai provider merupakan
gambaran dari sisi konsumen internal.sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah
pada sisi menerima jasa pelayanan,yaitu klien baik secara
individual,kelompok,keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah sakit.sering kali
hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit,diprediksi penyebabnya adalah
buruknya system komunikasi antar individu yang terlibat dalam system tersebut.
Rumah sakit sebagai suatu organisasi tidak akan efektif apabila interaksi di antara
orang-orang yang tergabung di dalamnya tidak pernah ada komunikasi.komunikasi
menjadi sangat penting karena merupakan aktifitas tempat pimpinan mencurahkan
waktunya untuk menginformasikan sesuatu dengan cara tertentu kepada staf atau unit-
unit dibawahnya dengan komunikasi maka fungsi menejerial yang berawal dari fungsi
perencanaan,implementasi dan pengawasan dapat di capai.komunikasi sangat
tergantung pada persepsi dan sebaliknya persepsi juga tergantung pada
komunikasi.persepsi meliputi semua proses yang di lakukan seseorang dalam
memahami informasi mengenai lingkunganya.baik buruknya proses komunikasi
sangat tergantung pada persepsi masing-masing staf yang terlibat di
dalamnya.ketidaksamaan pengertian antara penerima dan pengirim informasi akan
menimbulkan kegagalan dalam berkomunikasi
B. Prinsip-prinsip komunikasi
Adapun prinsip-prinsip komunikasi menurut Carl Rogers yaitu :
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima,percaya dan
menghargai
3. Perawat harus memahami,menghayati nilai yang di anut oleh pasien
4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien,baik fisik maupun
mental
5. Perawat harus dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi pasien
6. Kejujuran dan terbuka
7. Mampu sebagai role model
8. Altruism
9. Bertanggung jawab
C. Komponen-komponen komunikasi
1. Sender (pemberi pesan) : individu yang bertugas mengirimkan pesan
2. Receiver (penerima pesan) : seseorang yang menerima pesan.bisa berbentuk
pesan yang diterima maupun pesan yang sudah di interprestasikan
3. Pesan : informasi yang diterima,bisa berupa kata,ide atau perasaan.pesan akan
efektif bila jelas dan teroganisir yang di ekspresikan oleh sipengirim pesan
4. Media : metode yang di gunakan dalm pesan yaitu kata,bisa dengan cara
ditulis,di ucapkan,di raba,di cium, contoh : catatan atau surat adalah kata ; bau
badan atau cium parfum adalah penciuman (di cium) dll
5. Umpan balik : penerima pesan memberikan informasi / pesan kembali kepada
pengirim pesan dalam bentuk komunikasi yang efektif.umpan balik
merupakan proses yang kontinyu karena memberikan respon pesan dan
mengirimkan pesan berupa stimulus yang baru kepada pengirim pesan
Pesan yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga antara
komunikan dan komunikator dapat berbeda persepsi tentang pesan yang disampaikan. Hal ini
akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh karena itu,
komunikator harus memahami pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat
dimengerti komunikan dan menggunakan artikulasi dan kalimat yang jelas. Perilaku yang
terjadi dalam suatu organisasi adalah merupakan unsur pokok dalam proses komunikasi.
Komunikasi sendiri merupakan usaha untuk mengubah perilaku.
BAB II
RUANG LINGKUP
2. Jenis informasi
Informasi yang perlu disampaikan dari staf medis dan keperawatan kepada
pasien meliputi:
a. Jenis dan akses pelayanan di rumah sakit
b. Biaya perawatan dan tindakan
c. Informasi diagnose, pemerikasaan yang dilakukan dan akan dilakukan, terapi
serta rencana tindakan, inform consent.
d. Asuhan keperawatan, pendidikan pasien dan keluarga
3. Pemberi informasi
Semua informasi disampaikan sesuai dengan kewenangan staf rumah sakit yaitu
front office, kasir, staf klinik (dokter UGD dan DPJP, perawat) dan non klinik.
d. Jika Pasien tidak setuju dengan informasi biaya, Petugas Pendaftaran akan
menginformasikan kepada Dokter yang merawat dan Dokter akan memberikan
solusi apakah akan memberikan keringanan biaya atau disarankan ke rumah sakit
pemerintah.
e. Jika terjadi perubahan kriteria tindakan dari ruang tindakan akan
menginfomasikan kepada keluarga pasien.
2. Konsul Alih Rawat Dilakukan apabila suatu kasus yang awalnya dirawa oleh
suatu SMF dan ternyata sudah tidak perlu mendapatkan perawatan dari SMF
tersebut, sedangkan lebih tepat dirawat oleh SMF lain.
5) Konsul Rawat Bersama Apabila terdapat kasus yang bersifat komplek dan harus
mendapat penanganan lebih dari satu bidang ilmu/SMF dengan DPJP Utama adalah
bidang SMF yang tingkat kegawatannya paling tinggi.
6) Segala bentuk transformasi antar DPJP dituangkan dalam form konsul yang tersedia
dan diletakan dalam les pasien.
7) Segala perihal keperluan konsul antar DPJP harus dijelaskan kepada pasien
mengenai maksud dan tujuannya.