KOMUNIKASI EFEKTIF
Segala puji hanyalah bagi Allah SWT beserta alam yang telah memberikan Ridho dan Petunjuk ʹ
Nya. Setelah 2 tahun diberlakukan Panduan Komunikasi Efektif ini telah direview dan telah
dilakukan revisi atau perubahan seperlunya untuk terus dapat digunakan sebagai panduan
diRumah Sakit Prima TErnate
Panduan ini dibuat untuk menjadi panduan kerja bagi semua staf dalam memberikan
informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga di Rumah Sakit Prima TErnate
Penyusun
Pokja HPK
M E M U T U S KA N
Ditetapkan di : Ternate
Pada Tanggal :
Direktur,
B. RUANG LINGKUP
Panduan ini berlaku untuk semua staf dan semua bagian yang melakukan kegiatan dalam lingkup:
1. Komunikasi dengan masyarakat.
2. Komunikasi dengan pasien dan keluarga.
3. Komunikasi antar staf klinis / Profesoanal Pemberi Asuhan.
4. Informasi yang harus disampaikan secara akurat dan tepat waktu.
C. TATA LAKSANA.
1. Komunikasi dengan masyarakat.
Komunikasi dengan masyarakat dilakukan untuk memberikan pelayanan
informasi
2
b) Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
informasi, ada hambatan emotional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah
dengan tanyakan kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi
edukasi yang diberikan dan pahami. Prosesnya pertanyaan ini bisa via telepon
atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang atau edukasi di berikan
kepada keluarga.
3. Komunikasi antar staf klinis / Profesional Pemberi Asuhan. a. Pesan secara
verbal atau verbal lewat telpon.
Setiap pesan yang diberikan secara verbal atau lewat telpon maka
dilakukan TBaK.
1) Penerima instruksi akan mencatat instruksi tersebut (Tulis)
2) Penerima instruksi akan memBaca ulang instruksi tersebut kepada yang memberi
instruksi
3) Pemberi instruksi akan melakukan Konfirmasi bahwa instruksi yang diberikan telah
diterima dan dicatat dengan tepat atau melakukan klarifikasi sehingga pembacaan
ulang harus dilakukan kembali
4) Penerima instruksi kemudian mencatat di Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT).
b. Penyampaian hasil pemeriksaan diagnostic kritikal.
Pemeriksaan diagnostic kritis termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
1) Pemeriksaan laboratorium
2) Pemeriksaan radiologi
3) Pemeriksaan kedokteran nuklir
4) Prosedur ultrasonografi
5) Magnetic Resonance Imaging
6) Diagnostik jantung
7) Pemeriksaan diagnostic yang dilakukan ditempat tidur pasien seperti hasil tanda tanda
vital, portable radiograph, bedside ultrasound, schocardiograms.
Proses penyampaian hasil pemeriksaan diagnostic kritis:
1) Semua bagian yang menghasilkan hasil test yang kritikal akan menyampaikan
kepada bagian yang memberi instruksi semua hasil test yang jauh diatas nilai normal
yang menunjukkan indikasi yang berbahaya bagi kondisi pasien sehingga
memerlukan perhatian
segera dari dokter hasil test yang kritikal selalu dilaporkan melalui telepon.
2) Individu yang menerima hasil test yang kritikal akan mencatat (TULis)
hasil tersebut kedalam catatan medic.
3) Individu yang menerima hasil tersebut akan melakukan pemBAcaan ulang kepada
individu yang menyampaikan hasil tersebut
4) Pelapor akan melakukan KONfirmasi bahwa penerima laporan telah menerima dan
mencatat hasil dengan tepat atau pelapor akan melakukan klarifikasi dalam hal ini
proses pembacaan ulang harus diulang kembali.
c. Komunikasi serah terima pasien (hand over)
Serah terima asuhan pasien (hand over) di dalam rumah sakit terjadi
1) Antar-PPA seperti antara staf medis dan staf medis, antara staf medis dan staf
keperawatan atau dengan staf klinis lainnya, atau antara PPA dan PPA lainnya pada saat
pertukaran shift;
2) Antar berbagai tingkat layanan di dalam rumah sakit yang sama seperti jika pasien
dipindah dari unit intensif ke unit perawatan atau dari unit darurat ke kamar operasi; dan
3) Dari unit rawat inap ke unit layanan diagnostik atau unit tindakan seperti radiologi
atau unit terapi fisik.
d. Komunikasi efektif antar Profesional pemberi Asuhan (PPA).
Komunikasi efektif antar PPA diselenggarakan melalui rapat pertemuan antar komite
profesi.
1. Komunikasi efektif antar unit / instalasi pelayanan.
Komunikasi efektif antar unit / instalasi pelayanan diselenggarakan melalui pertemuan
antar unit kerja.
2.Informasi yang harus disampaikan secara akurat dan tepat waktu meliputi:
a. Pemberian informasi hasil kritis.
1) Bagian yang menghasilkan hasil test yang kritikal memberikan informasi mengenai
hasil test tersebut kepada bagian yang memberi instruksitest atau pemeriksaan tersebut
melalui telpon dalam waktu
15 menit dan hasil test segera dikirimkan dengan menggunakan
pneumatic tube dan system informasi RS
2) Staf bagian yang menerima hasil test yang kritikal melakukan pengecekan hasil
test yang dikirim melalui pneumatic tube dan system informasi RS, untuk
selanjutnya segera melaporkan kepada DPJP dalam waktu 15 menit
D. DOKUMENTASI.
1. Seluruh proses komunikasi terkait dengan asuhan pasien ditulis secara lengkap didalam rekam
medis pasien dalam format SOAP didalam catatan perkembangan terintegrasi.
2. Dilarang menggunakan singkatan - singkatan yang tidak masuk dalam daftar singkatan baku .
3. Verifikasi dokumentasi komunikasi oleh dokter penanggung jawab layanan /
DPJP selambat - lambatnya dilakukan 1 x 24 jam.