Anda di halaman 1dari 26

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERMATA HATI

NOMOR: 301/SK/RSIA-PH/III/2018

TENTANG PEMBERLAKUAN PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mendukung terbentuknya komunikasi yang


efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan yang dipahami oleh
penerima untuk menghasilkan peningkatan keselamatan pasien, maka
perlu dibuat kebijakan tentang peningkatan komunikasi efektif dirumah
sakit
b. Bahwa ada beberapa pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Hati yang
tidak dapat diterapkan, karena masalah fasilitas atau standar tertentu.

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ;


2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
3. Undang-Undang Nomor 36Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Np.290/Menkes/PER/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 009 Tahun 2012
Tentang Organisasi dan tata Kerja Rumah Sakit Ibu Dan Anak Permata Hati
Makassar;
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.332/MENKES/SK/VII/2012 tanggal 28
Agustus 2012 tentang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian dalam
dan dari jabatan Struktural di Lingkungan Kemenkes Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERMATA HATI MAKASSAR
TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF PADA RSIA PERMATA
HATI MAKASSAR

KESATU : Panduan Komunikasi efektif Pasien ini sebagaimana tercantum dalam


lampiran Surat Keputusan ini.
KEDUA : Pandua komunikasi efektif sebagaimana dimaksud dalam diktum kesatu agar
digunakan sebagai acuan di dalam melakukan tindakan terhadap pasien
dilingkungan RSIA Permata Hati Makassar

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan ditetapkan dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan akan diadakan perbaikan
dan penyesuaian sebagaimana mestinya

Ditetapkan di: M a k a s s a r

Pada Tanggal : 24 / 03 / 2018

DIREKTUR

RSIA PERMATA HATI

dr. Armanto Makmun, M.Kes

NIK : 201111022700
BAB I

DEFENISI

A. Definisi Komunikasi Efektif


Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut
mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”.
(Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).
Sedangkan komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, jelas, dan
mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan
(kesalahpahaman).
Komunikasi ada dua macam yaitu lisan dan telepon. Komunikasi antar perawat,
antara perawat dan dokter dan antar petugas kesehatan. Petugas kesehatan yang
dimaksud adalah semua petugas kesehatan yang berhubungan dengan pelayan dan
keselamatna pasien. Semua petugas kesehatan harus mempunyai tehnik yang sama dalam
komunikasi dan secara konsisten harus melaksanakannya dalam pelayanan sehingga akan
terwujud keselamatan pasien dan kepuasan pasien.
Komunikasi dengan pasien saat memberi informasi dan edukasi adalah komunikasi
yang menyangkut keselamatan pasien. Cara penyampaian informasi yang salah akan
menyebabkan penerimaan informasi dan intepretasi yang salah juga. Oleh sebab itu
komunikasi efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh kedua belah
pihak harus dimengerti oleh petugas kesehatan di rumah sakit.

B. Proses Komunikasi
Komunikasi dapat efektif apabila pesan di terima dan di mengerti sebagaimana yang
di maksud oleh pengirim pesan, pesan ditindak lanjuti dengan suatu perbuatan oleh
penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal tersebut.
C. Unsur Komunikasi
1. Sumber/komunikator (yang menyampaikan informasi) adalah orang yang
menyampaikan isi pernyataannya kepada penerima. Hal-hal yang menjradi
tanggungjawab pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media
yang sesuai, dan meminta kejelasan pesan tersebut sudah diterima dengan baik.
Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,
pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang disampaikan, berbicara
jelas dan menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh sipenerima pesan
(komunikan)
2. Isi pesan (perihal yang disampaikan)
Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi,
media, penyampaian, pnerimanya.
3. Media/saluran ( electronic, lisan dan tulisan )
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang isi pernyataan yang disampaikan
pengirima atau umpanbalik yang disampaikan penerima.Berita dapat berupa berita
lisan, tertulis atau keduanya sekaligus. Media yang dapat digunakan: Melalui
telepon, menggunakan lembar balik, brosur, vcd, peragadll.
4. Penerimaan/komunikan
Penerima berfungsi sebagai penerima berita.Dalam komunikasi, peran pengirim dan
penerima bergantian sepanjang pembicaraan.Tanggung jawab penerima adalah
berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik
kepada pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunikasi
berlangsung dua arah.

D. Sifat Komunikasi
Komunikasi itu biasa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (pelayanan promosi).
a.) Komunikasi yang bersifat informasi asuhan di dalam rumah sakit adalah:
 Jam pelayanan
 Pelayanan yang tersedia
 Cara mendapatkan pelayanan
 Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumahsakit.
Akses informasi ini dapat diperoleh melalui customer service, admission, dan
website.
b.) Komunikasi yang bersifat edukasi (Pelayanan, Promosi)
 Edukasi tentang obat
 Edukasi tentang penyakit
 Edukasi pasien tentang apa yang harus dihindari.
 Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan kualitas
hidupnya pascarumah sakit.
 Edukasi tentang gizi.

Akses untuk mndapatkan edukasi ini biasa melalui medical information dan akan
menjadi sebuah unit PKRS (Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit).

E. Aspek Komunikasi
Aspek komunikasi efektif juga meliputi, yaitu:
a. Kejelasan (Clarity), pesan yang disampaikan
b. Konteks (Context), gaya bicara danpesan yang disampaikan dalam situasi yang
tepat.
c. Alur (Flow), urutan pesan atau sistematik penyampaian.
d. Budaya (Culture), sesuai dengan bahasa, gaya bicara, dan norma etika yang berlaku.
F. Teknik Komunikasi
Secara teknik, untuk mencapai komunikasi efektif, secara verbal komunikasi
“memainkan” teknik vocal, meliputi:
a. Speed/tempo, kecepatan bicara, variatif, jangan terlalu cepa tjangan pula terlalu
lambat.
b. Volume, Tinggi-rendah bicara, disesuaikan dengan karakter dan jumlah audiens
c. Artikulasi, kejelasan kata demi kata yang kita ucapkan
d. Projection, memproyeksikan (mengarahkan) sauara sampai kebagian paling
belakang ruangan tanpa harus berteriak.
e. Pronounciation (Pelafalan), pelafalan kata demi kata secara jelas dan benar.
f. Repetition, (Pengulangan), untuk mengulangi kata-kata penting dengan irama yang
bebeda.
g. Hindari gumaman (Intruding Sound) terlalu sering
h. Ringkas namun jelas, jangan bertele-tele.

Dalam berkomunikasi ada kalanya terdapat informasi misalnya nama obat, nama orang,
dll. Untuk menverifikasi dan mengklarifikasi, maka komunikasi sebaiknya mengeja huruf demi
huruf menggunakan alfabeth standart internasional sebagaimana table berikut:

A ALFA N NOVEMBER

B BETA O OSCAR

C CHARLY P PAPA

D DELTA Q QUEBEC

E ECHO R ROMEO

F FANTA S SIERRA
G GOLF T TANGGO

H HOTEL U ULTRA

I INDIA V VICTOR

J JULIET W WHISKEY

K KILO X XRAY

L LIMA Y YANKEE

M MIKE Z ZERO/ZULU
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan komunikasi efektif ini akan membahas mengenai komunikasi antara petugas
kesehatan dengan dokter. Petugas kesehatan yang dimaksud adalah semua petugas kesehatan
yang berkomunikasi dengan dokter baik secara langsung atau lisan maupun melalui telepon
atau dengan saluran komunikasi.Dan membahas mengenai serah terima pasien antar perawat
dan antara perawat dan dokter.
Beberapa petugas kesehatan yang berkomunikasi dengan dokter:
1. Perawat
2. Bidan
3. Fisioterapis
4. Ahli gizi
5. Apoteker dan Asisten apoteker

Panduan ini akan membahas lebih rinci mengenai cara dan tehnik komunikasi antar
petugas kesehatan dengan dokter, hal yang akan dibahas adalah;
a. Jenis komunikasi
b. Komunikasi efektif dengan menggunakan tehnik SBAR
c. Proses komunikasi
d. Tata laksana komunikasi lisan
e. Tata laksana pengisian formulir komunikasi melalui telepon
BAB II
TATA LAKSANA

1. Tata Laksana Komunikasi Efektif


a. Tehnik komunikasi efektif dengan SBAR
SBAR adalah standar komunikasi kesehatan untuk meningkatkan keselamatan
pasien. Dengan teknik SBAR maka komunikasi yang terjadi akan lebih efektif dan
akurat.
1) Introduction : individu yang terlibat dalam komunikasi memperkenalkan
diri, peran, tugas dan profesi
2) Situatiaon : komplain atau keluhan, diagnosis, rencana keperawatan,
keinginan dan kebutuhan pasien
3) Background : latar belakang dari keadaan yang akan dilaporkan tanda-
tanda vital, status mental daftar obat dan hasil laboratorium
4) Assessment : penilaian situasi saat ini oleh provider atau komunikator
5) Rekomendation : mengidentifikasi hasil laboratorium yang tertunda dan apa
yang perlu dilakukan selama beberapa jam berikutnya dan
rekomendasi lain untuk perawatan
6) Question dan answer : kesempatan bagi tanya jawab dalam proses komunikasi
b. Proses komunikasi efektif
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh
penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu.Komunikasi ada dua macam
yaitu lisan dan melalui telepon.
a. Komunikasi yang dilakukan secara lisan
Komunikasi lisan dilakukan secara berhadapan dan dengan tatap
muka.Komunikasi lisan bisa berlangsung secara dua arah ataupun lebih. Dalam
komunikasi lisan termasuk di dalamnya adalah komunikasi secara tertulis yaitu
saat serah terima jaga antar perawat dan antara perawat dengan dokter
b. Komunikasi yang dilakukan melalui telepon
Komunikasi dengan telepon dilakukan dengan menggunakan saluran yaitu alat
komunikasi dalam hal ini adalah telepon seluler. Dalam komunikasi ini diperlukan
perhatian lebih dan tehnik khusus dalam mendengar, karena dalam prosesnya
bisa terdapat gangguan, misalnya suara yang kurang jelas, gangguan pada
saluran, dll
1) Pemberi pesan secara lisan atau melalui telepon memberikan pesan, setelah itu
dituliskan secara lengkap isi pesan tersebut oleh penerima pesan (write back)
2) Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
3) Penerima pesan mengkonfirmasi atau mengulang isi pesan kepada pemberi
pesan(repeat back atau reconfirm)
4) Dalam menuliskan kalimat yang sulit, ,maka komunikan harus menjabarkan hurufnya
satu persatu dengan menggunakan alfabeth (terlampir)
Tiga hal diatas(write back, Read Back dan repeat back atau reconfirm) harus
dimengerti dan dilaksanakan secara konsisten oleh perawat saat menerima instruksi
dokter, kecuali pasien dalam keadaan gawat darurat, langkah terakhir yaitu repeat
atau reconfirm boleh tidak dilakukan misalnya di ruang ICU,ICCU,OK dan UGD.
Mengenai hal ini akan diatur dalam kebijakan khusus yang akan dibuat oleh RS Ibu dan
Anak Permata Hati

2. Tata laksana komunikasi lisan


a. Dokter saat kunjungan ke pasien harus menulis perkembangan pasien dengan
SOAP dan menuliskan secara lengkap hasil kolaborasi dan instruksi pada catatan
terintegrasi.
b. Jika dalam penulisan pada catatan terintegrasi ada instruksi atau hasil kolaborasi
yang belum ditulis tapi disampaikan secara lisan maka perawat wajib menulis hasil
kolaborasi atau instruksi secara lisan dalam catatan keperawatan.
c. Catatan dokter harus dibaca ulang oleh perawat pendamping dan dikonfirmasi
kembali sampai perawat mengerti hasil kolaborasi atau instruksi dokter.
d. Tulisan dokter yang kurang jelas boleh ditulis ulang pada catatan keperawatan
guna memudahkan perawat menyampaikan hasil kolaborasi dan instruksi saat
serah terima antar perawat atau laporan pada dokter jaga ruangan.

3. Tata laksana pengisian formulir komunikasi melalui telepon


Form komunikasi dengan telepon terdiri dari 4 kolom, di bawah ini akan dijelaskan cara
pengisian tiap kolom:
a) Tanggal dan jam
1) Diisi oleh perawat, bidan atau petugas kesehatan lain seperti fisioterapis yang
melakukan komunikasi dengan telepon
2) Diisi jam dan tanggal segera setelah komunikasi dengan telepon selesai
3) Diisi dengan menggunakan tinta berwarna hitam atau biru
4) Jika ada kesalahan penulisan, coret, tanda tangan dan perbaiki, tulis tanggal dan
jam yang benar
b) Instruksi atau isi perintah
1) Diisi oleh perawat, bidan atau petugas kesehatan lain seperti fisioterapis yang
melakukan komunikasi dengan telepon
2) Tulis situasi, background dan assessment pasien yang akan dilaporkan secara
ringkas, tulis isi perintah atau hasil kolaborasi secara lengkap, baca ulang isi
perintah, konfirmasi kembali dan lakukan pengejaan jika isi perintah merupakan
nama obat
3) Pelaporan hasil laboratorium atau pemeriksaan diagnostik seperti hasil
laboratorium hasil rontgen, CT Scan, MRI dan pemeriksaan penunjang lain, tulis
hasil yang menyimpang atau tidak normal saja catat hasil kolaborasi atau
instruksi dokter, baca ulang dan konfirmasi kembali
4) Jika isi pelaporan atau komunikasi adalah pemberitahuan terhadap dokter
bahwa pasien pindah ruangan, menanyakan jam kunjungan, atau dokter
dihubungi tidak bias, tidak perlu dituliskan dalam form tersebut melainkan
ditulis dalam buku menghubungi dokter yang telah disediakan di setiap ruangan
5) Diisi dengan menggunakan tinta berwarna hitam atau biru
6) Jika ada kesalahan penulisan, coret, tanda tangan dan perbaiki, tulis tanggal dan
jam yang benar
c) Tanda tangan dan nama dokter yang ditelepon
1) Tanda tangan dokter harus diisi sesegera mungkin setelah dokter datang atau
dalam waktu maksimal satu kali dua puluh empat jam setelah komunikasi
berlangsung oleh dokter yang dihubungi
d) Tanda tangan dan nama penelepon
1) Diisi nama jelas dan tanda tangan penelepon baik perawat maupun bidan
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi komunikasi pemberian informasi dan edukasi yang efektif dalam upaya
peningkatan pelayanan kesehatan:

1. Buku register komunikasi efektif via telepon antar dokter spesialis dengan dokter
umum / perawat.
2. SPO Komunikasi Efektif via Telepon antar Dokter Spesialis dengan DokterUmum /
Perawat.
TIMBANG TERIMA ANTAR SHIFT

RSIA Permata Hati


NO. DOKUMEN
JL. Tamalanrea Raya Blok NO. REVISI Halaman
301/SK/RSIA-PH/III
10M No.9-10 MAKASSAR 01 1 dan 2
/2018
Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur RSIA Permata Hati
OPERASIONAL (SPO) 24/03/2018
dr. Armanto Makmun
Kegiatan serah terima pasien dan sarana kesehatan secara tertulis
dan lisan meliputi kondisi pasien dan alat, tindakan yang sudah
PENGERTIAN dilakukan dan belum dilakukan serta perhatian khusus kepada
masing-masing pasien yang dilakukan setiap pergantian shift

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah timbang terima pasien


agar perawat mengetahui kondisi pasien dan alat secara
TUJUAN
komprehensif serta pasien mendapatkan perawatan yang
berkelanjutan sesuai dengan program terapi.
Surat Keputusan Direktur Nomor : 014/SK/RSIA–PH/II/ 2018
KEBIJAKAN tentang pemberlakuan panduan komunikasi efektif Rumah Sakit
Ibu Dan Anak Permata Hati
PROSEDUR Dilakukan di nurse station
1. Ucapkan salam kepada teman shift selanjutnya
2. Operkan jumlah pasien, pasien observasi, rencana kegiatan
keluar ruangan (rontgen,OK)
Dilakukan di depan pasien
1. Perawat mendengarkan apa yang menjadi keluhan dan
kebutuhan klien.
2. Perawat memberikan penjelasan yang realistik mengenai
perkembangan sementara
3. Perawat memberikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya
4. Perawat mengucapkan salam kepada pasien dan keluarganya
5. Perawat memanggil nama yang disenagi pasien dengan hormat
6. Perawat memperkenalkan diri kepada klien saat awal kontak
7. Perawat memberikan sentuhan ringan saat menanyakan
keluhan pasien
8. Perawat mengoperkan pasien kepada shif jaga berikutnya
dengan teknik SBAR dan ditulis pada catatan hand over dan
ditandatangani kedua belah pihak
9. Perawat mengakhiri tindakan dengan salam dan kontrak waktu

1. IGD
2. Ruang Rawat Inap Perawatan
Unit Terkait
3. OK
4. Unit Rawat Jalan
KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN SBAR DAN TBAK

NO. DOKUMEN
RSIA Permata Hati NO. REVISI Halaman
301/SK/RSIA-PH/III
JL. Tamalanrea Raya Blok 01 1 dan 2
/2018
10M No.9-10 MAKASSAR
Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur RSIA Permata Hati
OPERASIONAL (SPO) 24/03/2018
dr. Armanto Makmun
Penyampaian pesan dari satu orang ke orang lain baik secara
langsung atau tidak langsung (via telepon) secara jelas, singkat,
tidak membingungkan dengan menggunakan teknik SBAR dan
PENGERTIAN membaca ulang instruksi kembali dilanjutkan dengan memberi
stempel TBAK dan dokter yang memberi instruksi harus tanda
tangan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah teknik komunikasi efektif


pada saat melaporkan pasien kritis, pertukaran jaga dan
TUJUAN perpindahan pasien antar ruang untuk mencegah terjadinya
kesalahan komunikasi, kesalahan pemahaman informasi dan
kesalahan tindakan.
Surat Keputusan Direktur Nomor : 014/SK/RSIA–PH/II/ 2018
tentang pemberlakuan panduan komunikasi efektif Rumah Sakit Ibu
KEBIJAKAN
Dan Anak Permata Hati

PROSEDUR 1. Perawat memperkenalkan diri saat melaporkan keadaan pasien


via telepon.
2. Menyampaikan laporan situasi: nama pasien, diagnosa dan
keadaan pasien saat ini (S).
3. Menyampaikan data pendukung dan riwayat pendukung
berkaitan dengan kondisi pasien saat ini termasuk tindakan
yang sudah dilakukan (B).
4. Menyampaikan kemungkinan masalah yang sedang terjadi pada
pasien (A).
5. Mengusulkan alternatif tindakan yang mungkin dilakukan
(contoh: dokter segera datang untuk memeriksa kondisi pasien;
usul agar diberikan terapi medikasi tertentu, dll) (R).
6. Tulis dan readback atau baca ulang kembali program yang
diinstruksikan.
7. Bila program dokter berupa pemberian medikasi, maka
lakukanlah TBAK dan TEACH BACK dengan
a. Membaca ulang kembali nama obat, dilanjutkan dengan
mengeja nama obat tersebut huruf demi huruf untuk obat-
obatan yang ‘sound alike’ (nama hampir mirip dengan obat
lain)
b. Ulang kembali penyebutan dosis, cara pemberian dan waktu
pemberian.
8. Pastikan kembali pada dokter bahwa isi ‘TBAK sudah benar.
9. Tutup pembicaraan dengan mengingatkan dokter segera datang
untuk menandatangani program yang sudah diberikan.
10. Cap “ TBAK” pada program yang sudah ditulis pada catatan
perkembangan terintegrasi.
11. Bubuhi stiker ‘SIGN HERE’, untuk mengingatkan bahwa dokter
harus menandatangani program via teleponnya.

IGD
Ruang Rawat Inap Perawatan
Unit Terkait
OK
Unit Rawat Jalan
PROSEDUR KOMUNIKASI VIA TELEPON ANTAR PARA PEMBERI
LAYANAN (PERAWAT & PETUGAS LAB)
RSIA Permata Hati
JL. Tamalanrea Raya Blok
No. Dokumen
10M No.9-10 MAKASSAR No. Revisi Halaman
301/SK/RSIA-PH/
01 1 dan 2
III / 2018
Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR
Tanggal Terbit Direktur RSIA Permata Hati
OPERASIONAL
24/03/2018
(SPO)
dr. Armanto Makmun , M.Kes
Komunikasi efektif melalui telepon yang dilakukan oleh perawat
untuk menanyakan hasil pemeriksaan laboratorium pada petugas
PENGERTIAN
laboratorium dan dicatat oleh perawat secara lengkap, akurat dan
jelas.
1. Sebagai acuan untuk melaporkan hasil pemeriksaan
laboratorium klinis.
2. Terjalinnya kelancaran komunikasi antar perwata dan
petugas laboratorium.
TUJUAN 3. Mengurangi kesalahan/kekeliruan dalam pemberi terapi.
4. Meningkatkan keselamatan pasien.
5. Terpeliharanya mutu pelayanan.
6. Mengurangi kesalahan/kekeliruan hasil pelaporan
pemeriksaan laboratorium.
Surat Keputusan Direktur Nomor : 014/SK/RSIA–PH/II/ 2018
KEBIJAKAN tentang pemberlakuan panduan komunikasi efektif Rumah Sakit
Ibu Dan Anak Permata Hati
PROSEDUR 1. Identifikasi pasien sebelum menelepon ruang laboratorium
dengan mencocokkan kebenaran identitas pasien.
2. Tanya nama pasien atau keluarga pasien, lihat gelang,
identifikasi siapkan status pasien.
3. Bila antara pertanyaan gelang identifikasi dan status pasien
sudah sesuai, hubungi no. unit laboratorium.
4. Tekan nomor ekstensi ruang laboratorium.
5. Setelah terdengar nada sambung, ucapkan salam.
6. Sebutkan identitas diri/ruang perawatan.
7. Siapkan lembar status pasien.
8. Sebutkan nama/nomor rekam medis/alamat pasien yang
dimaksud.
9. Catat hasil pelaporan dari petugas laboratorium pada
status pasien.
10. Bacakan kembali hasil pelaporan secara lengkap, akurat,
dan jelas pada petugas laboratorium.
11. Cantumkan nama lengkap dan tanda tangan pelapor pada
form yang disediakan.
12. Cantumkan tanda tangan saksi yang mendengarkan saat
menanyakan hasil laboratorium (keluarga pasien, pasien
atau perawat jaga, dokter jaga, dokter yang merawat).
13. Ucapkan terima kasih.
1. IGD
2. Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit Terkait 3. Unit Rawat Jalan
4. Unit Laboratorium
5. OK
PROSEDUR KOMUNIKASI VIA TELEPON ANTAR PARA PEMBERI
LAYANAN (DOKTER & PERAWAT)

RSIA Permata Hati NO. DOKUMEN


NO. REVISI Halaman
JL. Tamalanrea Raya Blok 301/SK/RSIA-PH/
01 1 dan 3
10M No.9-10 MAKASSAR III/ 2018
Ditetapkan,
Direktur RSIA Permata Hati
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL (SPO) 24/03/2018

dr. Armanto Makmun, M.Kes


Komunikasi efektif melalui telepon yang dilakukan perawat untuk
melaporkan segala bentuk keluhan, keadaan dan permasalahan
PENGERTIAN
pasien kepada dokter yang merawat secara tepat waktu, lengkap,
akurat, jelas, dan dipahami oleh kedua belah pihak.

1. Untuk menjalin kerjasama dokter & perawat


TUJUAN 2. Mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien
3. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Surat Keputusan Direktur Nomor : 014/SK/RSIA–PH/II/ 2018


KEBIJAKAN tentang pemberlakuan panduan komunikasi efektif Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Permata Hati

PROSEDUR 1. Identifikasi pasien secara langsung dengan tanya nama


pasien atau keluarga bila pasien tidak sadar melihat gelang
identifikasi dan siapkan status pasien.
2. Verifikasi identifikasi pasien sesuai antara gelang pasien,
status pasien dan nama pasien, siapkan lembar konsul
pertelpon.
3. Tekan nomor ekstensi dokter yang merawat pasien.
4. Setelah terdengar nada sambung ucapkan salam.
5. Laporkan identitas pasien meliputi nama, jenis kelamin,
umur, keluhan, hasil pemeriksaan dan pengamatan serta
obat-obatan bila ada.
6. Tanyakan tindak lanjut pengobatan kepada dokter yang
merawat.
7. Catat secara lengkap perintah dari dokter yang merawat
pada form yang telah disediakan.
8. Konfirmasi apa yang sudah dituliskan dan dibacakan ulang
kepada pemberi perintah (dokter).
9. Eja ulang obat-obat yang diberikan secara perlahan-lahan
terutama untuk obat-obat yang termasuk dalam golongan
NORUM (nama obat rupa obat mirip) untuk konsultasi
pertelpon yang nama obat mirip, blangko terlampir untuk
obat-obat yang nama mirip.
10. Cantumkan tanda cawang pada kolom membaca ulang isi.
11. Telepon ulang pemberi perintah bila laporan belum
dibacakan ulang, dan konfirmasikan ulang isi perintah.
12. Cantumkan nama lengkap dan tanda tangan pelapor pada
form yang telah disediakan
13. Cantumkan tanda tangan saksi yang ikut mendengarkan aat
menelepon dokter (bisa keluarga pasien, perawat jaga,
pasien sendiri, dokter jaga, dokter yang merawat
sebelumnya)
14. Ucapkan terima kasih, salam.
15. Mintakan tanda tangan saat dokter visite.

1. IGD
Unit Terkait 2. Ruang Rawat Inap Perawatan
3. OK
4. Unit Rawat Jalan
KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN SBAR DAN TBAK

NO. DOKUMEN
RSIA PermataHati NO. REVISI Halaman
301/SK/RSIA-PH/III
JL. Tamalanrea Raya Blok 01 1 dan2
/2018
10M No.9-10 MAKASSAR
Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR TanggalTerbit Direktur RSIA PermataHati
OPERASIONAL (SPO) 24/03/2018
dr. ArmantoMakmun
Penyampaian pesan dari satu orang ke orang lain baik secara
langsung atau tidak langsung (via telepon) secara jelas, singkat,
tidak membingungkan dengan menggunakan teknik SBAR dan
PENGERTIAN membaca ulang instruksi kembali dilanjutkan dengan memberi
stempel TBAKdan dokter yang memberi instruksi harus tanda
tangan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah teknik komunikasi efektif


pada saat melaporkan pasien kritis, pertukaran jaga dan
TUJUAN perpindahan pasien antar ruang untuk mencegah terjadinya
kesalahan komunikasi, kesalahan pemahaman informasi dan
kesalahan tindakan.
Surat Keputusan Direktur Nomor : 014/SK/RSIA–PH/II/ 2018
KEBIJAKAN tentang pemberlakuan panduan komunikasi efektif
Sakit Ibu Dan Anak Permata Hati
PROSEDUR 1. Perawat memperkenalkan diri saat melaporkan keadaan pasien
via telepon.
2. Menyampaikan laporan situasi: nama pasien, diagnosa dan
PROSEDUR KOMUNIKASI VIA TELEPON ANTAR PARA PEMBERI
LAYANAN (PERAWAT & PETUGAS LAB)
RSIA Permata Hati
JL. Tamalanrea Raya Blok
No. Dokumen
10M No.9-10 MAKASSAR No. Revisi Halaman
301/SK/RSIA-PH/
01 1 dan 2
III / 2018
Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR
Tanggal Terbit Direktur RSIA Permata Hati
OPERASIONAL
24/03/2018
(SPO)
dr. Armanto Makmun , M.Kes
Komunikasi efektif melalui telepon yang dilakukan oleh perawat
untuk menanyakan hasil pemeriksaan laboratorium pada petugas
PENGERTIAN
laboratorium dan dicatat oleh perawat secara lengkap, akurat dan
jelas.
1. Sebagai acuan untuk melaporkan hasil pemeriksaan
laboratorium klinis.
2. Terjalinnya kelancaran komunikasi antar perwata dan
petugas laboratorium.
TUJUAN 3. Mengurangi kesalahan/kekeliruan dalam pemberi terapi.
4. Meningkatkan keselamatan pasien.
5. Terpeliharanya mutu pelayanan.
6. Mengurangi kesalahan/kekeliruan hasil pelaporan
pemeriksaan laboratorium.
Surat Keputusan Direktur Nomor : 014/SK/RSIA–PH/II/
KEBIJAKAN 2018tentang pemberlakuan panduan komunikasi efektif
Rumah Sakit Ibu Dan Anak Permata Hati
PROSEDUR KOMUNIKASI VIA TELEPON ANTAR PARA PEMBERI LAYA
PERAWAT)

RSIA PermataHati
JL. Tamalanrea NO. DOKUMEN
NO. REVISI Halaman
Raya Blok 10M 302/SK/RSIA-
01 1 dan3
No.9-10 PH/III/ 2018

MAKASSAR
Ditetapkan,
STANDAR Direktur RSIA PermataHati
PROSEDUR TanggalTerbit
OPERASIONAL 24/03/2018
(SPO)
dr. ArmantoMakmun, M.Kes
Komunikasi efektif melalui telepon yang dilakukan perawat untuk mel
PENGERTIAN keluhan, keadaan dan permasalahan pasien kepada dokter yang meraw
lengkap, akurat, jelas, dan dipahami oleh kedua belah pihak.

1. Untuk menjalin kerjasama dokter & perawat


TUJUAN
2. Mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamata
3. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Nomor : 014/SK/RSIA–PH/II/ 2018 t


panduan komunikasi efektif Rumah Sakit Ibu Dan Anak Permata Ha
PROSEDUR 1. Identifikasi pasien secara langsung dengan Tanya nama pasien at
tidak sadar melihat gelang identifikasi dan siapkan status pasien.
2. Verifikasi identifikasi pasien sesuai antara gelang pasien, status pa
PENYAMPAIAN NILAI KRITIS HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

RSIA Permata Hati NO. DOKUMEN


NO. REVISI Halaman
JL. Tamalanrea Raya Blok 301/SK/RSIA-PH/
01 1 dan 3
10M No.9-10 MAKASSAR III/2018

Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur RSIA Permata Hati
OPERASIONAL (SPO) 24/03/2018
dr. Armanto Makmun, M.Kes
1. Suatu proses memberitahukan hasil laboratorium yang bernilai
kritis kepada dokter penanggungjawab pasien
PENGERTIAN 2. Nilai kritis hasil laboratorium adalah suatu hasil tes laboratorium
yang membutuhkan intervensi klinis segera (disebut juga
AUTOMATIC CALL BACK VALUES).

Supaya klinis dapat segera mengetahui hasil/nilai pemeriksaan


TUJUAN laboratorium untuk segera melakukan tindakan/intervensi terhadap
pasien dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.

Surat Keputusan Direktur Nomor : 014/SK/RSIA–PH/II/ 2018


KEBIJAKAN tentang pemberlakuan panduan komunikasi efektif Rumah Sakit
Dan Anak Permata Hati
PROSEDUR Analis Laboratorium
1. Laporkan hasil kritis segera setelah analisa laboratorium
selesai dengan cara menelpon ruangan tempat pasien
dirawat.
2. Laporkan kepada dokter penanggungjawab pasien bila ada
diruangan atau perawat penanggungjawab pasien bila
dokter tidak ada diruangan perawatan.
3. Sebutkan parameter dan hasil/nilai analisa laboratoriumnya.
4. Minta perawat mengulanginya setelah hasil dibacakan.
5. Cetak hasil di formulir hasil laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai